KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, October 31, 2011

Ibadah Kaum Muda Remaja, 29 Oktober 2011


Shalom!
Salam sejahtera. Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus
Kita bersyukur sore hari ini kita boleh beribadah kepada Tuhan, semua karena kemurahan Tuhan.

Firman nubuatan itu disampaikan oleh seorang nabi, tetapi terlebih dahulu melihat keberadaan Allah dan mendengarkan perkataan Allah.
Saudaraku, menyampaikan firman nubuatan, terlebih dahulu melihat keberadaan Allah, yaitu melihat Tabernakel, dimulai dari Pintu Gerbang sampai ke Ruangan Maha Suci.
·    Dimulai dari Pintu Gerbang untuk berada di daerah halaman, dimana terdapat 2 alat yaitu mezbah korban bakaran -> pertobatan dan kolam pembasuhan = baptisan air, mati bangkit bersama Yesus, menjadi manusia baru
·        Kemudian melalui Pintu Kemah untuk berada di Ruangan Suci. Di dalam Ruangan Suci terdapat 3 alat -> tergembala dalam 3 macam ibadah utama, yaitu Ibadah Pendalaman Alkitab, Ibadah Raya / Umum Minggu, dan Ibadah Doa Penyembahan.
·      Lanjut kepada Ruangan Maha Suci, tetapi terlebih dahulu melalui Tabir, yang sudah robek dari atas sampai bawah, maka dengan demikian Yesus sudah membuka jalan bagi kita untuk berada di dalam kerajaan sorga, dan tinggal kita untuk mau melangkah masuk atau tidak.
Oleh sebab itu, setialah dalam ibadah pelayanan, tetapi kita juga harus melepaskan diri dari keinginan daging sampai kita menjadi manusia rohani, yang terlepas dari daya tarik bumi sehingga kita melayang di udara, sehingga segala perkara lahiriah, semuanya terlihat kecil, asalkan kita semakin naik / semakin dewasa.
Tetapi manusia daging, tidak terlepas dari daya tarik bumi, maka yang ada di dunia terlihat besar sekali dan ibadah pelayanan terlihat kecil sekali / menganggap enteng.

Kita sudah berada di pintu tirai, sebab itu kembali kita membuka Keluaran 26
Keluaran 26: 32
(26:31) Haruslah kaubuat tabir dari kain ungu tua, dan kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya; haruslah dibuat dengan ada kerubnya, buatan ahli tenun.
(26:32) Haruslah engkau menggantungkannya pada empat tiang dari kayu penaga, yang disalut dengan emas, dengan ada kaitannya dari emas, berdasarkan empat alas perak.
(26:33) Haruslah tabir itu kaugantungkan pada kaitan penyambung tenda itu dan haruslah kaubawa tabut hukum ke sana, ke belakang tabir itu, sehingga tabir itu menjadi pemisah bagimu antara tempat kudus dan tempat maha kudus.

Saudaraku, pada pintu tirai / tabir Bait Suci Allah, terdapat 4 tiang, kemudian tabir / tirai itu sendiri, digantungkan pada 4 tiang tersebut.
Saudaraku, 4 tiang-> 4 pribadi yang sudah mengalami perobekan daging, dengan demikian maut telah dikalahkan, sehingga dengan tubuh kemuliaan mereka dibawa masuk ke dalam kerajaan sorga / berada di takhta Allah.
Jadi hanya 4 pribadi saja yang mengalami perobekan daging sehingga dengan tubuh kemuliaannya mereka dibawa masuk ke dalam kerajaan sorga, berada di takhta Allah, berarti maut telah dikalahkan.

1 Korintus 15: 54-58
(15:54) Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.
(15:55) Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
(15:56) Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.
(15:57) Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Saudaraku, kita bersyukur kepada Allah yang telah memberikan kemenangan lewat pribadi Yesus Kristus, yang telah mati di atas kayu salib, maut telah dikalahkan, sehingga mereka yang berkemenangan terhadap dosa dapat berkata “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?
·        Saudaraku, mati / kematian memiliki sengat, dan sengatnya maut adalah dosa.
Berarti kalau seseorang selalu hidup dalam dosa, dia sedang disengat oleh maut. Kalau membiarkan diri tetap disengat akan menyebabkan kematian / binasa.
·         Kuasa dosa adalah hukum taurat.
Kalau seseorang hidup dalam dosa, pasti dia hidup di bawah hukum taurat, yaitu kejahatan dibalas kejahatan.
Tetapi kita bersyukur kepada Allah, lewat pribadi Yesus yang disalibkan, kita beroleh kemenangan.

Saudaraku, tadi saya sudah katakan bahwa 4 tiang -> 4 pribadi yang sudah mengalami perobekan daging.
Adapun 4 pribadi tersebut adalah
I.        Henokh
II.    Musa
III.   Elia
IV.  Tuhan Yesus Kristus
4 pribadi ini tidak mengalami kematian, karena Allah mengangkat mereka hidup-hidup.

Keterangan:
II.    Musa
Saudaraku, Musa juga sudah mengalahkan kematian. Maut telah dikalahkan dan dia memperoleh kemenangan, sehingga dengan tubuh kemuliaanya, Musa dibawa masuk ke dalam kerajaan sorga.

Sebagai buktinya adalah
1)      Keluaran 32: 32
(32:32) Tetapi sekarang, kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu -- dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis."

Saudaraku, nama Musa tertulis di dalam kita kehidupan Anak Domba. Ini menunjukkan bahwa Musa sudah diakui di hadapan Allah Bapa dan di hadapan para malaikat di sorga.
Saudaraku, tidak satupun manusia di dalam Alkitab dinyatakan, bahwa nama dirinya sudah dituliskan di dalam kitab kehidupan Anak Domba, tetapi Allah sudah menyatakan bahwa nama Musa sudah dituliskan di dalam kitab kehidupan Anak Domba, meski Musa masih berada di bumi ketika memimpin bangsa Israel di padang gurun.

Wahyu 20: 12-15
(20:12) Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.
(20:13) Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya.
(20:14) Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api.
(20:15) Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.

Saudaraku, kalau nama tidak tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba, maka dilemparkan ke dalam lautan api neraka, yaitu kematian yang kedua = kebinasaan yang kekal
Berarti, kalau terlepas dari maut = berada di dalam kerajaan sorga = berada di dalam kemuliaan Allah.
Itu sebabnya tadi saya katakan, ini adalah salah satu bukti bahwa Musa berada di dalam kemuliaan Allah, karena Musa sudah terlepas dari maut.

Keluaran 32: 33
(32:33) Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: "Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku.

Jadi saudaraku, siapa yang berdosa, nama orang itulah yang dihapuskan dari kitab kehidupan.
Berarti kalau nama Musa dituliskan dalam kitab kehidupan, itu artinya Musa hidup dalam kebenaran.

Mari kita lihat kebenaran Musa
Ibrani 3: 2-6
(3:2) yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap rumah-Nya.
(3:3) Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya.
(3:4) Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah.
(3:5) Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian,
(3:6) tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.

Saudaraku, Musa setia di dalam segenap rumah Tuhan / setia melayani Tuhan, sehingga dengan demikian, Musa menjadi kesaksian. Kalau kita setia beribadah dan melayani Tuhan, kita menjadi saksi di tengah-tengah dunia ini, baik di rumah, di sekolah, di kampus, di tempat kerja, dan dimanapun komunitas kita masing-masing.
Kalau tidak setia dalam ibadah pelayanan, tidak mungkin bisa menjadi kesaksian, sebab itu biarlah setia beribadah melayani Tuhan.
Saya berulang kali mengatakan, melayani Tuhan berarti Tuhan menjadikan kita suatu kerajaan imam, yang memberikan suatu kedudukan yang sangat tinggi, yang tidak dapat diperoleh dari dunia.
Jangan sampai kita dipermalukan oleh Tuhan karena menomor satukan hal-hal yang ada di dunia ini.
Dahulu, sebelum mengikuti Tuhan, saya aktif dalam kegiatan pramuka. Dalam kegiatan itu, saya bisa ketawa ketiwi sana sini dengan sesama, tetapi ternyata sukacita itu semu.
Tetapi sukacita dari Allah, dikerjakan oleh Roh Kudus, dan sukacita Allah itu kekal.
Oleh sebab itu, perhatikan setiap perkataan Allah, dan setia dalam setiap ibadah pelayanan, sehingga gerak gerik, perbuatan, perkataan, bisa menjadi kesaksian.

Mari kita lihat setia
Filipi 2: 7-9
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
(2:9) Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

Saudaraku, setia itu berarti taat, bahkan taat sampai mati di kayu salib.
Yesus, sebagai anak Allah, mengerjakan pekerjaan Allah Bapa dengan setia.
Jadi, pekerjaan Allah yang dikerjakan oleh Yesus tidak setengah-setengah. Dia tidak hanya turun dari sorga ke bumi menjadi manusia, tetapi juga taat, bahkan taat sampai mati sampai hukum Allah tergenapi.
Pribadi yang taat berarti harus taat sampai menyelesaikan pekerjaan Allah, seperti Yesus yang taat sampai semuanya tergenapi di atas kayu salib.

Saudaraku, mari kita lihat contoh pribadi yang taat
1 Petrus 3: 4-6
(3:4) tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
(3:5) Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
(3:6) sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.

Sara adalah pribadi yang taat kepada suami, yaitu Abraham
Ciri-cirinya: memiliki perhiasan rohani yang sangat berharga di mata Tuhan, yaitu roh yang lemah lembut dan tenteram = tunduk kepada suami.
Suami -> Kristus sebagai kepala
Seseorang yang hidup dalam ketundukan, berarti memiliki perhiasan yang tersembunyi di dalam dirinya yaitu roh yang lemah lembut dan tenteram.
Jadi kalau seorang perempuan memiliki sifat yang keras dan kasar, menunjukkan seorang perempuan yang tidak taat tunduk kepada suami, Kristus sebagai kepala. Kalau seorang perempuan keras dan kasar, saya sarankan janganlah menikah, kalau tidak, maka hancurlah rumah tangga mu.

Jadi, seorang istri yang baik, taat kepada suaminya, seperti Sara yang memiliki perhiasan yang tersembunyi.
Kita samua adalah tubuh Kristus, gereja Tuhan, mempelai perempuan, harus taat kepada Yesus Kristus sebagai suami / kepala. Oleh sebab itu, milikilah perhiasan yang tersembunyi, yaitu roh yang lemah lembut dan tenteram, serta menghargai firman Tuhan yang kita dengar saat ini dan firman Tuhan yang lalu-lalu.

Penyebab nama tidak tertulis di dalam kitab kehidupan
1.      Keluaran 32: 33
(32:33) Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: "Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku.

Jadi yang menyebabkan nama tidak tertulis adalah DOSA.
Itu sebabnya Allah berfirman kepada Musa “siapa yang berdosa, nama itulah yang Ku hapuskan dari kitab kehidupan Anak Domba”, lalu siapa yang berdosa?
Saudaraku, dalam hal ini, yang berdosa adalah umat / bangsa Israel.

Mari kita lihat dosa umat Israel
Keluaran 32: 7-8
(32:7) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya.
(32:8) Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."

Saudaraku, bangsa Israel membuat anak lembu tuangan dan sujud menyembahnya.
Arti rohaninya adalah hidup di dalam penyembahan berhala.
Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan, dan banyak hal yang bisa melebihi dari Tuhan. Kalau menomor satukan sesuatu hal dari pada Tuhan, itu adalah berhala.
Contohnya: Laptop. Jangan gunakan laptop untuk memuaskan hawa nafsu daging.

Saudaraku, ciri-ciri hidup dalam penyembahan berhala
a.       Keluaran 32: 7
(32:7) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya.

Kalau hidup dalam penyembahan berhala, maka laku / kelakuannya telah rusak = tidak memiliki moral yang baik.
Kalau moral / kelakuakan rusak, ini sangat berbahaya sekali, seperti orang-orang yang ada di luar sana, yang cara berbicaranya sudah tidak beres.

b.      Keluaran 32: 8
(32:8) Segera juga mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka; mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan korban, sambil berkata: Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir."

Menyimpang dari jalan yang diperintahkan = menyimpang dari kebenaran firman Tuhan = tidak hidup menurut firman Tuhan
Apa yang enak untuk daging, itu yang dia lakukan meski menyakiti hati Tuhan.

Akibatnya:
Keluaran 32: 17-18
(32:17) Ketika Yosua mendengar suara bangsa itu bersorak, berkatalah ia kepada Musa: "Ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan."
(32:18) Tetapi jawab Musa: "Bukan bunyi nyanyian kemenangan, bukan bunyi nyanyian kekalahan -- bunyi orang menyanyi berbalas-balasan, itulah yang kudengar."

Saudaraku, pada saat penyembahan berhala, ada nyanyian bunyi berbalas-balasan.
Artinya: dikuasai oleh roh najis.
Saudaraku, roh najis memungkinkan seseorang jatuh dalam dosa perzinahan.

Yosua berkata kepada Musa “ada bunyi sorak peperangan kedengaran di perkemahan”. Kalau bunyi peperangan berarti ada yang kalah dan ada yang menang. Kalau kita menjadi prajurit sejati, kita pasti dimenangkan karena Allah berada di pihak kita. Seharusnya, kita ini menjadi prajurit Kristus di dalam peperangan supaya roh najis dikalahkan.
Tetapi kalau kita dikuasai roh najis, pasti yang terdengar adalah bunyi berbalas-balasan.
Inilah bahayanya dosa dari penyembahan berhala, yang di dalamnya terdapat roh najis, yang memungkinkan seseorang jatuh dalam perjinahan
Kalau kita memiliki hubungan intim dengan Tuhan dengan sungguh-sungguh, maka ada bunyi berbalas-balasan antara mempelai perempuan dan mempelai laki-laki, seperti dalam Kidung Agung, tidak ada yang kalah dan menang.

2.      Wahyu 3: 1, 5
(3:1) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!
(3:5) Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.

Penyebab yang kedua adalah dosa yang terjadi pada sidang jemaat di Sardis, yaitu engkau dikatakan hidup padahal engkau mati.

Roma 8: 6
(8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.

Daging itu mati tetapi Rohlah yang memberi hidup.
Berarti, dikatakan hidup padahal mati, artinya kelihatannya hidup dalam pimpinan Roh Kudus, tetapi kenyataanya hidup menurut keinginan daging.
Jadi, dosa yang menimpa sidang jemaat di Sardis adalah kelihatannya hidup dalam pimpinan Roh Kudus, tetapi kenyataannya hidup menurut keinginan daging.

Roma 8: 7
(8:7) Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.

Kalau hidup menurut daging, menjadi seteru Allah, sebab kalau hidup menurut keinginan daging, bertentangan dengan keinginan Roh.
Mengapa menjadi seteru Allah? Setiap orang yang hidup menurut keinginan daging, tidak takluk pada firman Nya= firman tidak menjadi daging.

Oleh sebab itu, biarlah kehidupan muda remaja mengalami perobekan daging, sama seperti yang dialami Musa, sehingga dia mengalami kemenangan atas maut.

2)      Ulangan 34: 5-8
(34:5) Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN.
(34:6) Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.
(34:7) Musa berumur seratus dua puluh tahun, ketika ia mati; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang.
(34:8) Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu.

Saudaraku, akhirnya Musa mati dan dikuburkan di suatu lembah di tanah Moab, tetapi kuburan dari pada Musa itu sendiri tidak satu orang pun mengetahuinya.
Ini menunjukkan bahwa Tuhan menyatakan kemuliaan Nya kepada Musa.
Kalau orang mengetahui kuburan orang yang mati, jelas sudah tahu siapa yang dikubur di situ, tetapi Musa dikubur dan tidak satupun orang mengetahui kuburannya, ini menunjukkan, bahwa Musa tidak berada di alam kubur / di alam maut.

Yudas 1: 9
(1:9) Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: "Kiranya Tuhan menghardik engkau!"

Saudaraku, Tuhan merampas mayat dari pada Musa, dari tangan iblis setan melalui malaikat Mikhael, ini membuktikan bahwa Musa dipermuliakan oleh Tuhan.
Kalau seseorang berada dalam kuasa si jahat = berada di alam maut, akan tetapi kalau terlepas dari cengkraman iblis setan = terlepas dari alam maut.
Jadi, kita tidak perlu ragu dengan pemberitaan malam hari ini. Kalau ada pemberitaan yang lain tentang kematian Musa, yang tidak sesuai, janganlah diterima.

Wahyu 11: 3
(11:3) Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

Saudaraku, 2 saksi Allah adalah Musa dan Elia yang akan turun ke bumi untuk memberi kesaksian, selama 1260 hari lamanya =  3,5 tahun, itulah masa aniaya antikris.

Matius 17: 1-3
(17:1) Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.
(17:2) Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
(17:3) Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia.

Kalau Musa turun di atas gunung berarti Musa sudah berada di kerajaan sorga, sudah dipermuliakan di kerajaan sorga.

3)      Musa berpuasa selama 40 hari 40 malam di gunung Horeb, saat menerima 2 loh batu
Berpuasa 40 hari 40 malam, ini bukti bahwa Musa berada di dalam kemuliaan Allah, karena tidak seorangpun manusia dapat berpuasa selama 40 hari 40 malam. (Keluaran 34: 28-29)


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Friday, October 28, 2011

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB , 28 OKTOBER 2011


Shalom
Selamat malam, Salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih Nya besar kita boleh beribadah pada malam hari ini

Kita kembali melihat Maleakhi 1: 8
Maleakhi 1: 8
(1:8) Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik? firman TUHAN semesta alam.

Saudaraku, imam-imam yang mengambil bagian dalam pelayanan di rumah Tuhan, berlaku jahat di mata Tuhan karena membawa seekor binatang yang bercacat cela untuk dipersembahkan kepada Tuhan, yaitu membawa binatang yang BUTA, TIMPANG, dan SAKIT sebagai korban persembahan kepada Tuhan, yaitu korban api-apian bagi Tuhan.
Ini adalah perbuatan jahat. Sebab itu dalam ibadah pelayanan, kalau masih sengaja menikmati dosa kejahatan, itu adalah perbuatan yang jahat di mata Tuhan, sehingga Allah menyatakan suatu perumpamaan “Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik?”, kalau dengan sesama, yang diwakili bupati, sebagai pemimpin dunia, tidak berkenan, apalagi kepada Tuhan.

Ulangan 17: 1
(17:1) Janganlah engkau mempersembahkan bagi TUHAN, Allahmu, lembu atau domba, yang ada cacatnya, atau sesuatu yang buruk; sebab yang demikian adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu."

Saudaraku, mempersembahkan binatang yang cacat sebagai korban persembahan kepada Tuhan, itu adalah kekejian bagi Tuhan.
Contoh kejahatan adalah berdusta, mencuri dan sebagainya, tetapi kekejian, melebihi dari kejahatan.

Ada 3 hal perbuatan / persembahan yang setara dengan KEKEJIAN bagi Tuhan
1.      Amsal 28: 9
(28:9) Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.
Tidak mendengarkan firman Tuhandoanya adalah kekejian bagi Tuhan.
Sebab itu, banyak sekali orang berdoa tetapi tidak mau mendengarkan firman Tuhan, doanya adalah kekejian bagi Tuhan. Berdoa tidak salah, tetapi lebih baik mendengarkan firman terlebih dahulu sebelum berdoa.

2.      Amsal 21: 27
(21:27) Korban orang fasik adalah kekejian, lebih-lebih kalau dipersembahkan dengan maksud jahat.

Korban orang fasik adalah kekejian.
Apa saja yang dipersembahkan orang fasik, merupakan kekejian.
Fasik = dosa sombong. Kalau beribadah melayani dengan kesombongan, itu adalah kekejian, apalagi melayani dengan motivasi-motivasi yang tidak berkenan / dengan maksud jahat.

3.      Amsal 11: 20
(11:20) Orang yang serong hatinya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang tak bercela, jalannya dikenan-Nya.

Serong hati adalah kekejian bagi Tuhan. Sebab itu, biarlah kita melayani dengan tulus-tulus saja, tidak perlu serong sana, serong sini.
Tetapi orang yang tanpa cacat cela, jalannya dikenan oleh Tuhan, apa saja yang dipersembahkannya, semua itu berkenan di hadapan Tuhan.

Imamat 22: 19-20
(22:19) maka supaya TUHAN berkenan akan kamu, haruslah persembahan itu tidak bercela dari lembu jantan, domba atau kambing.
(22:20) Segala yang bercacat badannya janganlah kamu persembahkan, karena dengan itu TUHAN tidak berkenan akan kamu.

Saudaraku, kembali ditegaskan dalam Imamat 22: 19-20 ini, supaya kita berkenan kepada Tuhan, jangan membawa seekor binatang, baik itu dari lembu jantan atau kambing domba, yang tidak bercacat cela.

Imamat 22: 21-22
(22:21) Juga apabila seseorang mempersembahkan kepada TUHAN korban keselamatan sebagai pembayar nazar khusus atau sebagai korban sukarela dari lembu atau kambing domba, maka korban itu haruslah yang tidak bercela, supaya TUHAN berkenan akan dia, janganlah badannya bercacat sedikit pun.
(22:22) Binatang yang buta atau yang patah tulang, yang luka atau yang berbisul, yang berkedal atau yangberkurap, semuanya itu janganlah kamu persembahkan kepada TUHAN dan binatang yang demikian janganlah kamu taruh sebagai korban api-apian bagi TUHAN ke atas mezbah.

Binatang yang bercacat cela, yaitu buta, timpang dan sakit, jangan dipersembahkan sebagai korban api-apian di atas mezbah bagi Tuhan.

Ada 7 hari raya orang Israel, dalam setiap merayakan hari raya itu, selalu disertai dengan mempersembahkan korban api-apian bagi Tuhan.
Mari kita lihat hari raya yang KETUJUH yang harus dirayakan sampai hari ini

‘HARI RAYA KETUJUH’ / HARI RAYA PONDOK DAUN
Imamat 23: 33-36
(23:34) "Katakanlah kepada orang Israel, begini: Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu ada hari raya Pondok Daun bagi TUHAN tujuh hari lamanya.
(23:35) Pada hari yang pertama haruslah ada pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.
(23:36) Tujuh hari lamanya kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN, dan pada hari yang kedelapan kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN. Itulah hari raya perkumpulan, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.

Hai raya yang ketujuh, itulah Hari Raya Pondok Daun, pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh, dirayakan selama tujuh hari.
Saat merayakan 7 hari raya bagi orang Israel, selalu disertai dengan mempersembahkan korban api-apian, dari binatang yang tidak bercacat cela bagi Tuhan, termasuk hari raya yang ketujuh, itulah Hari Raya Pondok Daun.
Tetapi dalam Imamat 23: 33-36, kita tidak menemukan seperti apa keadaan binatang yang dipersembahkan sebagai korban api-apian.

Bilangan 29: 12-13
(29:12) Pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu haruslah kamu mengadakan pertemuan yang kudus, maka tidak boleh kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat; haruslah kamu mengadakan perayaan bagi TUHAN, tujuh hari lamanya.
(29:13) Pada waktu itu haruslah kamu mempersembahkan sebagai korban bakaran, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHANtiga belas ekor lembu jantan mudadua ekor domba jantanempat belas ekor domba berumur setahun; haruslah tidak bercela semuanya itu;
(29:17) Pada hari yang kedua: dua belas ekor lembu jantan muda, dua ekor domba jantan, empat belas ekor domba berumur setahun yang tidak bercela,

Pada hari yang ke 15, bulan ke 7, adalah Hari Raya Pondok Daun.
Pada Hari Raya Pondok Daun harus mempersembahkan korban api-apian kepada Tuhan yang baunya menyenangkan Tuhan, yaitu 13 ekor lembu jantan muda, 2 ekor domba jantan, dan 14 ekor domba berumur setahun, dan semuanya itu dari binatang yang tidak bercacat cela.

Roma 12: 1
(12:1) Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidupyang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Oleh sebab itu, biarlah kita mempersembahkan tubuh kita ini seutuhnya kepada Tuhan, lewat ibadah pelayanan kepada Tuhan, yaitu sebagai korban persembahan yang HIDUP, KUDUS dan BERKENAN KEPADA TUHAN, sebab itulah ibadah yang sejati, ibadah yang hakiki.
Jadi dalam setiap ibadah dan melayani adalah suatu kesempatan bagi kita untuk mempersembahkan tubuh kita seutuhnya kepada Tuhan.

Kembali kita melihat Hari Raya Pondok Daun
Imamat 23: 39-42
(23:39) Akan tetapi pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu pada waktu mengumpulkan hasil tanahmu, kamu harus mengadakan perayaan bagi TUHAN tujuh hari lamanya; pada hari yang pertama haruslah ada perhentian penuh dan juga pada hari yang kedelapan harus ada perhentian penuh.
(23:40) Pada hari yang pertama kamu harus mengambil buah-buah dari pohon-pohon yang elokpelepah-pelepah pohon-pohon kormaranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun dan dari pohon-pohon gandarusa dan kamu harus bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, tujuh hari lamanya.
(23:41) Kamu harus merayakannya sebagai perayaan bagi TUHAN tujuh hari lamanya dalam setahun; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun. Dalam bulan yang ketujuh kamu harus merayakannya.
(23:42) Di dalam pondok-pondok daun kamu harus tinggal tujuh hari lamanya, setiap orang asli di Israel haruslah tinggal di dalam pondok-pondok daun,

Saudaraku, merayakan Hari Raya Pondok Daun itu pada hari yang kelima belas, bulan yang ketujuh, pada waktu pengumpulan hasil tanah.
Jadi, setelah selesai mengumpulkan hasil tanah, barulah Hari Raya Pondok Daun dirayakan.
Berarti Hari Raya Pondok Daun = hari raya pengumpulan hasil.

Lebih terperinci
Ulangan 16: 13
(16:13) Hari raya Pondok Daun haruslah kaurayakan tujuh hari lamanya, apabila engkau selesai mengumpulkan hasil tempat pengirikanmu dan tempat pemerasanmu.

Jelas sekali saudaraku, Hari Raya Pondok Daun dirayakan 7 hari lamanya, setelah selesai mengumpulkan hasil.

Ada 2 hasil yang harus dikumpulkan:
1.      Hasil pengirikan
2.      Hasil pemerasan

Keterangan:
A.  Mengumpulkan hasil pengirikan
Matius 3: 12
(3:12) Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
Saudaraku, mengumpulkan hasil pengirikan, bagaikan gandum yang dikumpulkan dalam lumbung, sedangkan debu abu dari jerami itu dibakar habis oleh api untuk selama-lamanya.
Jadi mengumpulkan hasil pengirikan yaitu mengumpulkan gandum di dalam lumbung, inilah hasil pengirikan.

Hari raya pondok daun adalah hari raya Tabernakel. Tabernakel adalah kemah Allah yang sejati, yaitu kerajaan sorga.
Gandum -> firman Tuhan.
Biarlah kehidupan kita semua penuh dengan firman Tuhan, hidup benar sesuai dengan firman Tuhan. Ketika ada pengirikan di akhir zaman, maka yang dikumpulkan adalah gandum di dalam lumbung.
Oleh sebab itu, yang masuk ke dalam kerajaan sorga adalah yang berisikan gandum, yaitu penuh dengan firman Tuhan.

Supaya dipenuhkan oleh firman Tuhan, harus melalui 2 proses
Yeremia 23: 28
(23:28) Nabi yang beroleh mimpi, biarlah menceritakan mimpinya itu, dan nabi yang beroleh firman-Ku, biarlah menceritakan firman-Ku itu dengan benar! Apakah sangkut-paut jerami dengan gandum? demikianlah firman TUHAN.
(23:29) Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?

Proses supaya dipenuhkan firman Tuhan:
  1. Firman Allah seperti api
1 Korintus 3: 12-16
(3:12) Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permatakayu, rumput kering atau jerami,
(3:13) sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
(3:14) Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah.
(3:15) Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
(3:16) Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?

Ada 2 jenis bangunan, sekali kelak bangunan ini dibakar / diuji oleh api:
-     Jenis bangunan yang PERTAMA diwakili oleh EMAS
Kalau emas dibakar oleh api, emas tetaplah emas, tidak akan pernah berubah menjadi yang lain = tahan uji.
Kalau pun diuji, dia hanya sementara mencair, tetapi emas tetaplah emas bahkan semakin diuji oleh api semakin murni.

-     Jenis bangunan yang KEDUA diwakili oleh JERAMI
Kalau jerami dibakar oleh api sebagai ujian, jerami akan berubah menjadi abu = tidak tahan uji.
Abu -> keadaan manusia yang hina karena dosa kejahatan, sedangkan abu adalah makanan dari ular.
Kalau kerohanian kita terbuat dari jerami, maka akan berubah dan menjadi abu, tidak tahan uji, tidak setia.

  1. Firman seperti palu
Artinya: menerima firman yang keras seperti pukulan palu
Kalau hanya firman yang lucu-lucu / dongeng-dongeng, tidak akan dipenuhkan oleh firman.
Tetapi kalau terbiasa dengan firman pengajaran yang keras, maka kita akan dipenuhkan oleh firman. Sebab semakin firman itu dibukakan, maka segala sesuatu yang terselubung dalam hati akan tersingkap.
Terimalah firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, sekalipun keras seperti palu.

Kalau mau dipenuhkan firman, lalui 2 proses itu, sebab tidak ada kaitannya antara gandum dan sekam.
Inilah hasil pengirikan, yang dikumpulkan adalah gandum, bukan sekam dari jerami.

B.  Mengumpulkan hasil pemerasan
Yoel 2: 24
(2:24) Tempat-tempat pengirikan menjadi penuh dengan gandum, dan tempat pemerasan kelimpahan anggur dan minyak.
Tempat pemerasan, setelah diperas, maka limpah dengan air anggur dan minyak.

PROSES PEMERASAN SUPAYA LIMPAH DENGAN AIR ANGGUR
Matius 27: 45-50
(27:45) Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga.
(27:46) Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
(27:47) Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: "Ia memanggil Elia."
(27:48) Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum.
(27:49) Tetapi orang-orang lain berkata: "Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia."
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.

Saudaraku, proses pemerasan air anggur terjadi ketika Yesus disalibkan di atas kayu salib.
Pada saat itu, Yesus harus meminum anggur asam.
Dalam Yesaya 5, anggur asam adalah segala dosa kejahatan, keonaran dan kelaliman, dan itu semua sudah Yesus tanggung di atas kayu salib.
Saat menaggung dosa kejahatan, keonaran dan kelaliman, Dia harus menanggung penderitaan itu seorang diri, sebab itu Yesus berkata “Eli, Eli, lama sabakhtani” .
Seringkali, ketika kita menanggung segala kelemahan, kita beberkan kepada orang lain, tetapi seharusnya kita harus terima anggur asam itu seorang diri, bagaikan Yesus ditinggalkan oleh Allah. Inilah prosesnya sehingga air anggur itu limpah.

Matius 27: 53
(27:53) Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.
(27:54) Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah."

Saudaraku, kepala pasukan menikmati hasil air anggur yang manis.
Kalau kita menanggung penderitaan seorang diri, nanti orang lain yang menikmati air anggur yang manis, tetapi harus terlebih dahulu mengalami proses, yaitu menanggung penderitaan seorang diri, bagaikan Yesus ditinggalkan oleh Allah.

Lukas 23: 46-49
(23:46) Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.
(23:47) Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"
(23:48) Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri.
(23:49) Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea, berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu.

-     Kepala pasukan limpah dengan air aggur yang manis.
-     Selain kepala pasukan, mereka sebagai Kristen penonton, pulang sambil memukul-mukul dada.
Artinya: menyadari diri sebagai orang yang berdosa.
-     Perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea berdiri jauh-jauh melihat semuanya itu
Melihat semuanya itu artinya: melihat Tabernakel mulai dari Pintu Gerbang, yaitu Mezbah Korban Bakaran, sampai Pintu Tirai terbelah dua, sehingga melihat Ruangan Maha Suci.

Ini air anggur yang manis, meski harus mengalami proses yang keras.

PROSES PEMERASAN SUPAYA LIMPAH DENGAN MINYAK
Keluaran 27: 20-21
(27:20) "Haruslah kauperintahkan kepada orang Israel, supaya mereka membawa kepadamu minyak zaitun tumbuk yang murni untuk lampu, supaya orang dapat memasang lampu agar tetap menyala.
(27:21) Di dalam Kemah Pertemuan di depan tabir yang menutupi tabut hukum, haruslah Harun dan anak-anaknya mengaturnya dari petang sampai pagi di hadapan TUHAN. Itulah suatu ketetapan yang berlaku untuk selama-lamanya bagi orang Israel turun-temurun."

Untuk menghasilkan minyak dengan limpah, proses pemerasannya adalah pohon zaitun terlebih dahulu ditumbuk sampai hancur.

Kita gambarkan pohon zaitun yang ditumbuk sampai hancur ini dalam Mazmur
Mazmur 51: 19
(51:19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancurhati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Jadi, pohon zaitun yang ditumbuk sampai hancur, digambarkan seperti
-          jiwa yang hancur
-          hati yang patah dan remuk

Seringkali jiwa kita ini hancur karena sesuatu hal dan seringkali hati kita ini patah sampai remuk, tetapi kalau itu semua diijinkan berlangsung dalam diri kita, berarti kita sedang diproses seperti pohom zaitun yang ditumbuk sampai hancur, maka dengan demikian, setelah pohon zaitun ditumbuk, pohon yang ditumbuk itu diperas dan akan menghasilkan minyak dengan limpah.

Yesaya 57: 15
(57:15) Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.

Disitulah urapan Roh Kudus menghibur, menguatkan kita, yaitu saat hati kita hancur dan remuk.

Ulangan 16: 13-15
(16:13) Hari raya Pondok Daun haruslah kaurayakan tujuh hari lamanya, apabila engkau selesai mengumpulkan hasil tempat pengirikanmu dan tempat pemerasanmu.
(16:14) Haruslah engkau bersukaria pada hari rayamu itu, engkau ini dan anakmu laki-laki serta anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi, orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu.
(16:15) Tujuh hari lamanya harus engkau mengadakan perayaan bagi TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih TUHAN; sebab TUHAN, Allahmu, akan memberkati engkau dalam segala hasil tanahmu dan dalam segala usahamu, sehingga engkau dapat bersukaria dengan sungguh-sungguh.

Inilah hasil yang harus dikumpulkan supaya masuk pada pondok-pondok daun yaitu hasil pengirikan dan hasil pemerasan.
Setiap orang harus merayakan hari raya pondok daun. Sebab itu, harus aktif dalam ibadah pelayanan, tidak boleh passif, sebab siapa saja harus merayakan hari raya pondok daun.

Kesimpulan: hasil yang dikumpulkan adalah:
1.   Gandum dalam lumbung
Berarti seseorang harus penuh dengan firman Tuhan
Gandum  -> firman Tuhan

2.   Air anggur
Berarti seseorang harus penuh dengan kasih Allah, sehingga ada sukacita

3.   Minyak zaitun
Berarti seseorang harus penuh dengan urapan Roh Kudus
Minyak -> urapan Roh Kudus

Ciri-ciri orang yang merayakan hari raya pondok daun
Ulangan 16: 16
(16:16) Tiga kali setahun setiap orang laki-laki di antaramu harus menghadap hadirat TUHAN, Allahmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya, yakni pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Janganlah ia menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa,

Cirinya: jangan menghadap Tuhan dengan tangan kosong
Artinya: melayani Tuhan dengan menghasilkan buah
Sebab itu, kita semua harus menghasilkan buah, sebab dengan demikian nama Tuhan dipermuliakan (Yohanes 15: 8).

Keluaran 23: 16
(23:16) Kaupeliharalah juga hari raya menuai, yakni menuai buah bungaran dari hasil usahamu menabur di ladang; demikian juga hari raya pengumpulan hasil pada akhir tahun, apabila engkau mengumpulkan hasil usahamu dari ladang.

Saudaraku, Hari Raya Pondok Daun, disebut juga pengumpulan hasil pada akhir tahun.
Untuk menghadap hadirat Tuhan, jangan dengan tangan kosong. Pada Hari Raya Pondok Daun, di akhir tahun harus ada buahnya. Secara lahiriah adalah setiap akhir tahun memberikan ucapan syukur karena sudah digembalakan oleh Tuhan selama satu tahun.

Keluaran 34: 22
(34:22) Hari raya Tujuh Minggu, yakni hari raya buah bungaran dari penuaian gandum, haruslah kaurayakan, juga hari raya pengumpulan hasil pada pergantian tahun.

Pergantian tahun = tahun baru / awal tahun, dan itupun harus dirayakan.
Pada awal tahun, ada persembahan sulung, itulah Hari Raya Pondok Daun.
Biarlah kita menghadapa Tuhan, tidak dengan tangan yang hampa, kita membawa jiwa pada Tuhan baik akhir tahun maupun awal tahun, dibawa masuk pada hari perhentian yang kekal di dalam Tabernakel yang sejati / kerajaan sorga, itulah HARI RAYA PONDOK DAUN.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI