KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, July 31, 2012

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 31 JULI 2012


mezbah dupa -> tekun dalam ibadah doa penyembahan = domba-domba bernafas. tekun ibadah doa penyembahan menghasilkan kasih.
IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 31 JULI 2012

Tema:  HAL BERDOA
           (seri 9)

Subtema: 

Shalom.
Selamat malam bagi kita semua. salam sejahtera, salah dalam kasih Kristus.

Kembali kita memperhatikan firman penggembalaan lewat ibadah doa penyembahan, pada injil Matius 6: 5-13. Namun kita fokus membaca ayat 5-6 saja.
(6:5) "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
(6:6) Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

Pertama-tama saya sampaikan bahwa berdoa itu penting, bahkan berdoa adalah suatu keharusan karena doa adalah nafas hidup.
Berarti, bila seseorang tidak hidup di dalam doa; tidak ada nafas kehidupan = mati = binasa.
Itu sebabnya dalam Wahyu 11: 1, bahwa yang diukur adalah Bait Suci dan mezbah.
Mezbah -> doa penyembahan.

Diukur berarti mendapat perlindungan, pemeliharaan, pertolongan dan pembelaan dari Tuhan, jauh dari mata ular, itulah iblis setan; roh jahat dan roh najis.
Sedangkan pelataran di sebelah luar diserahkan kepada antikris untuk diinjak-injak selama 42 bulan = selama 3,5 tahun.

Doa itu penting sekali.
Orang tua harus bertanggung jawab kepada anak-anaknya, sebab anak-anak adalah meterai keselamatan.
Orang tua sangat berperan untuk menjadikan anak-anak hidup dalam doa. Jadi, memang sebaiknya dari kecil anak-anak di bawa ke dalam rumah Tuhan dan menjadi rumah doa.
Dan kita lihat, sejak kecil, Yesus sudah berada di dalam Bait Suci, rumah Tuhan.
Berbeda dengan anak-anak yang tidak mendapat dukungan dari kedua orang tuanya, mereka sangat sukar untuk di bawa masuk dalam doa penyembahan, sehingga dampak negatifnya; pergaulannya buruk, menjad santapan dari iblis setan.

Saudaraku, kita perhatikan di sini, syarat berdoa adalah; masuklah ke dalam kamar dan tutuplah pintu”.
Artinya; melangsungkan doa secara tersembunyi.
Kalau melangsungkan doa secara tersembunyi, dikenan oleh Tuhan. Berbeda dengan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi; mereka berdoa dengan cara berdiri di dalam rumah ibadah dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Perlu kita ketahui, doa semacam ini tidak berkenan kepada Tuhan.

Ulangan 29: 29
(29:29) Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini."

Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi Tuhan Allah kita, sedangkan hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita, turun temurun sampai selama-lamanya.
Berarti, melangsungkan doa secara tersembunyi, adalah hal yang sangat menyenangkan bagi Tuhan.

Yesus, sebagai Anak Allah, juga melangsungkan doa secara tersembunyi.
Matius 14: 23.
(14:23) Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.

Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri = melangsungkan doa secara tersembunyi.
Ketika Yesus melangsungkan doa, Ia sendirian di situ, tidak ada seorangpun melihat.

Yesus melangsungkan doa secara tersembunyi;
-      Setelah memberi makan 5000 orang, dengan 5 ketul roti dan 2 ikan.
-      Sebelum berjalan di atas air.

PERTANYAAN KEDUA; MENGAPA YESUS BERDOA SENDIRIAN / MELANGSUNGKAN DOA SECARA TERSEMBUNYI, SEBELUM BERJALAN DI ATAS AIR ?

Markus 6: 46, 49-52
(6:46) Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa.
(6:49) Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak,
(6:50) sebab mereka semua melihat Dia dan mereka pun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"
(6:51) Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan angin pun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung,
(6:52) sebab sesudah peristiwa roti itu mereka belum juga mengerti, dan hati mereka tetap degil.

Sesudah peristiwa 5 roti dan 2 ikan, mereka (12 murid Yesus) belum juga mengerti dan hati mereka tetap degil.

Degil, artinya; keras hati = tidak mau berubah karena mempertahankan dosa kejahatan = menyukai dosa.
Orang yang mempertahankan dosa kejahatan, sudah pasti keras hati.

Oleh sebab itu, sebaiknya saya dan saudara mau mengakui segala kekurangan, sehingga dengan demikian kita dapat melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan, dapat melakukan firman Tuhan dengan baik. Sebab, kalau seseorang mempertahankan dosa karena kekerasan hati, ini menjadi penghambat untuk kemajuan rohani seseorang.

Ibrani 4: 7
(4:7) Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!"
Ibrani 3: 7-8, 15
(3:7) Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya,
(3:8) janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun,
(3:15) Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nyajanganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman",

Kalau kita mendengarkan suara Tuhan lewat firman Tuhan dan perantaraan Roh Kudus, jangan mengeraskan hati, seperti bangsa Israel mengeraskan hati dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun.
Jadi, mengeraskan hati, itu diumpamakan seperti bangsa Israel selama pencobaan di padang gurun, 40 tahun lamanya.
Saudaraku, saya mau tambahkan sedikit, kekerasan hati itu digambarkan seperti dalam kegeraman.

Mari kita lihat; Kekerasan hati bangsa Israel pada waktu pencobaan di padang gurun.
1 Korintus 10: 1-2
(10:1) Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.
(10:2) Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.

Bangsa Israel, sebagai pengikut Musa, telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.
-      Awan adalah baptisan Roh-El Kudus,
-      sedangkan laut adalah baptisan air.
Baptisan Roh Kudus dan baptisan air, merupakan perlindungan dari Tuhan.

1 Korintus 10: 3-4
(10:3) Mereka semua makan makanan rohani yang sama
(10:4) dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.

Setelah dibaptis dalam awan dan dalam laut, bangsa Israel;
-      Makan makanan rohani yang sama.
Makanan rohani itulah firman Tuhan, sedangkan firman Tuhan itu, sesuai dengan Mazmur 78: 23-25, dibagi menjadi 3 bagian.
·      Makanan rohani yang pertama, disebut manna -> firman yang memelihara tubuh.
·      Makanan rohani yang kedua, disebut gandum dari langit -> firman yang memelihara jiwa.
·     Makanan rohani yang ketiga, disebut roti malaikat -> firman penggembalaan yang memelihara roh manusia.

Jadi, firman Tuhan itu; memelihara tubuh, jiwa dan roh kita.

-      Minum minuman rohani yang sama.
Artinya; dipenuhkan sampai rasa dahaga dipuaskan oleh Roh-El Kudus.
Rasa dahaga yang dipuaskan oleh Roh Kudus, itu sama seperti air kehidupan; dari dalam hatinya, mengalir aliran-aliran air hidup, yang menjadi mata air, memancar sampai pada kehidupan yang kekal.

Saudaraku, minuman rohani tersebut keluar dari batu karang, itulah pribadi Yesus Kristus.

1 Korintus 10: 5
(10:5) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.

Namun saudaraku, sekalipun mereka telah dibaptis dalam awan dan dalam air, juga makan makanan rohani dan minum minuman rohani yang keluar dari batu karang, sungguhpun Allah tidak berkenan pada kumpulan yang besar tersebut, sehingga mayat mereka bergelimpangan di padang gurun = binasa.
Tidak satupun dari antara mereka yang berkenan di hadapan Tuhan, sehingga tidak satupun dari mereka tiba di tanah yang dijanjikan oleh Tuhan, itulah tanah Kanaan.

Mari kita lihat; Bukti-bukti kekerasan hati bangsa Israel, selama 40 tahun di padang gurun.
BUKTI KETIGA

1 Korintus 10: 8
(10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.

Bangsa Israel telah melakukan percabulan.

Mari kita buktikan hal itu di dalam kitab Bilangan 25.
Bilangan 25: 1
(25:1) Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab.

Bangsa Israel berzinah dengan perempuan-perempuan Moab.
Dosa yang sama pernah terjadi ketika bangsa Israel menyembah patung lembu emas tuangan, kemudian setelah berkemah di Sitim, dosa yang pernah terjadi terulang kembali, ini adalah kekerasan hati. Semoga hal ini dapat dipahami.
Jadi saudaraku, orang yang keras hati; ia mempertahankan dosa yang sama, sehingga dosa itu terus-menerus terulang.

Kita perhatikan mengenai perzinahan dalam Roma 7: 2-3
(7:2) Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu.
(7:3) Jadi selama suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain.

Seorang isteri terikat dengan hukum apabila suaminya masih hidup, sehingga, bila ia menjadi isteri laki-laki lain, ia dikatakan berzinah.
Berzinah = melangsungkan hubungan yang tidak sah.

Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, Allah yang hidup, Dialah kepada gereja / suami kita. Berarti; kita masih terikat oleh hukum.

Bangsa Israel mempunyai Allah yang hidup, tetapi di sini kita perhatikan, bangsa Israel berzinah dengan perempuan-perempuan Moab; mereka menduakan hati Tuhan, meninggalkan Tuhan.

Hosea 9: 1
(9:1) Janganlah bersukacita, hai Israel! Janganlah bersorak-sorak seperti bangsa-bangsa! Sebab engkau telah berzinah dengan meninggalkan Allahmu, engkau telah mencintai upah sundal di segala tempat pengirikan gandum.

Jadi, berzinah = meninggalkan Tuhan = menduakan hati Tuhan = meninggalkan kasih yang semula, seperti jemaat di Efesus (Wahyu 2: 1-4).

Ketika seseorang meninggalkan kasih yang semula, di situlah terjadi perzinahan-perzinahan; melangsungkan hubungan yang tidak sah.
Contohnya;
-      merokok,
-      minum minuman keras,
-      mencari uang dengan cara yang tidak halal atau menggandakan uang, dan lain sebagainya.
Seorang rentenir adalah contoh orang yang berzinah di hadapan Tuhan.
Banyak kegiatan / pekerjaan yang bertentangan dengan firman Tuhan, bila itu tetap dilakukan, disebut perzinahan di hadapan Tuhan = hubungan yang tidak sah.

Kita bersyukur, Tuhan senantiasa memperhatikan kita, sehingga kita tidak terlanjur-lanjur dalam kesalahan. Sekalipun kita hidup sederhana, apa adanya, tetapi perhatian Tuhan, kita dapat rasakan.

Akibat melangsungkan hubungan yang tidak sah.
Bilangan 25: 2-3
(25:2) Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu.
(25:3) Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel;

Akibatnya; bangsa Israel menyembah berhala, yakni berpasangan dengan Baal-Peor, allah orang Moab.
Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi Tuhan = mengutamakan hal yang lain-lain dari pada Tuhan.

Hosea 9: 10
(9:10) Seperti buah-buah anggur di padang gurun Aku mendapati Israel dahulu; seperti buah sulung sebagai hasil pertama pohon ara Aku melihat nenek moyangmu. Tetapi mereka itu telah pergi kepada Baal-Peor dan telah membaktikan diri kepada dewa keaiban, sehingga mereka menjadi kejijikan sama seperti apa yang mereka cintai itu.

Arti rohani Baal-Peor adalah; dewa keaiban.
Berarti, kalau menyembah berhala / berpasangan dengan Baal-Peor, allah orang Moab, itu merupakan kejijikan di hadapan Tuhan.

Filipi 3: 18-19
(3:18) Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
(3:19) Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.

Dewa keaiban = mempertuhankan perut.
Sehingga kalau kita perhatikan di sini saudaraku, pikiran mereka semata-mata tertuju pada perkara duniawi saja. Inilah kebodohan bangsa Israel.

Kalau pikiran tertuju pada perkara dunia, berarti; pikiran ini tidak lagi memikirkan perkara di atas.
Memikirkan perkara duniawi = memikirkan perkara yang di bawah, hal-hal yang lahiriah.
Kalau pikiran tertuju pada perkara dunia, sedikitpun dia tidak akan terbeban terhadap ibadah pelayanan, seperti peribahasa orang dunia; jauh panggang dari api.

Ini perlu kita perhatikan dengan baik. Firman yang kita terima malam ini, cukup mendewasakan kita supaya menjadi dewasa rohani.

Yudas 1: 12-13
(1:12) Mereka inilah noda dalam perjamuan kasihmu, di mana mereka tidak malu-malu melahap dan hanya mementingkan dirinya sendiri; mereka bagaikan awan yang tak berair, yang berlalu ditiup angin; mereka bagaikan pohon-pohon yang dalam musim gugur tidak menghasilkan buah, pohon-pohon yang terbantun dengan akar-akarnya dan yang mati sama sekali.
(1:13) Mereka bagaikan ombak laut yang ganas, yang membuihkan keaiban mereka sendiri; mereka bagaikan bintang-bintang yang baginya telah tersedia tempat di dunia kekelaman untuk selama-lamanya.

Mempertuhankan perut, itulah dewa keaiban. Orang yang semacam ini menjadi noda dalam perjamuan kasih.

Malam hari ini kita boleh menikmati perjamuan kasih;
-      kita menikmati firman Tuhan sebagai makanan rohani,
-      dan minum minuman rohani, itulah Roh Kudus, yang merupakan kasih dari Allah.

Tetapi kalau mempertuhankan perut, ini adalah noda dalam ibadah pelayanan, karena mereka lebih mementingkan diri sendiri. Persis seperti apa yang tertulis dalam Filipi 3: 18-19, pikiran mereka semata-mata tertuju pada perkara di bawah / hal-hal yang lahiriah, tidak memikirkan hal yang di atas, hal yang rohani, itulah ibadah pelayanan.

Semakin lama, kita semakin didewasakan oleh firman pengajaran yang rahasianya dibukakan. Hanya orang-orang dewasa sajalah yang mengerti tentang kebenaran firman Tuhan.
Kalau mengerti kebenaran firman Tuhan, pasti mengerti bagaimana cara untuk menyukakan hati Tuhan. Tetapi kerohanian yang masih kanak-kanak, hanya mementingkan diri sendiri saja; bikin susah, bikin onar.

Kegiatan-kegiatan ketika menyembah Baal-Peor, berpasangan dengan allah orang Moab.
Bilangan 25: 2
(25:2) Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu.

Kegiatan-kegiatannya;
1.   Turut mempersembahkan korban sembelihan bagi Baal-Peor.
Korban sembelihan itu gambaran dari pengorbanan.
Kalau berkorban untuk Baal-Peor, yang disebut dewa keaiban, menurut saya itu adalah suatu kebodohan.
Kita berjuang hanya untuk perut, berkorban hanya untuk perut, bukankah itu adalah suatu kebodohan? Itu adalah kejijikan di hadapan Tuhan.

Jika kita mempersembahkan korban sembelihan, yaitu; jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk, biarlah hanya untuk Tuhan, lewat ibadah pelayanan kepada Tuhan, itu merupakan pengorbanan yang berkenan kepada Tuhan, bahkan idak dipandang hina oleh Tuhan (Mazmur 51: 19).

Dahulu, saya banyak berkorban hanya karena hal-hal yang sia-sia; minum, mabuk, merokok, duduk sampai larut malam untuk mencari kesenangan, itu merupakan kebodohan. Itulah yang terjadi dalam kehidupanku pada masa-masa yang lampau.

2.   Turut makan dari korban itu.
Saudaraku, makan makanan rohani, itulah firman Tuhan, sebagai kebenaran yang menguduskan saya dan saudara, tetapi kalau makan dari makanan yang dipersembahkan kepada Baal-Peor, itu adalah kebenaran yang datangnya dari perut manusia / kebenaran manusia.
Kalau kebenaran itu datangnya dari perut, segala sesuatu diatur oleh perut. Kalau perut mulai terasa lapar, apapun akan dikerjakan sampai akhirnya meninggalkan ibadah, itu adalah kebenaran dari perut. Banyak orang tidak menyadari kejadian semacam ini.

Dampak negatif menyembah Baal-Peor.
Bilangan 25: 9
(25:9) Orang yang mati karena tulah itu ada dua puluh empat ribu orang banyaknya.
1 Korintus 10: 8
(10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.

Telah tewas 23000 orang, dari bangsa Israel.

Ulangan 4: 3
(4:3) Matamu sendiri telah melihat apa yang diperbuat TUHAN mengenai Baal-Peor, sebab TUHAN, Allahmu, telah memunahkan dari tengah-tengahmu semua orang yang mengikuti Baal-Peor,

Tuhan memunahkan dari tengah-tengah bangsa Israel, semua orang yang mengikuti Baal-Peor.
Punah, berarti; tidak mendapat kesempatan untuk memperbaiki kesalahan = binasa.

Jalan keluarnya.
Ulangan 4: 4-5
(4:4) sedangkan kamu sekalian yang berpaut pada TUHAN, Allahmu, masih hidup pada hari ini.
(4:5) Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh TUHAN, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya.

Berpaut pada Tuhan, sehingga memperoleh hidup yang kekal.
Berpaut berarti; bergantung, berharap kepada Tuhan dan mengandalkan Tuhan dalam segala sesuatu.

Orang yang berpaut kepada Tuhan, berpegang terhadap perintah dan peraturan Tuhan.
Saudaraku, biarlah kita membawa diri kita rendah di bawah kaki Tuhan, menyembah Tuhan, karena kita sudah dikoreksi, disucikan oleh kebenaran firman Tuhan.

Ulangan 4: 6
(4:6) Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi.

Berakal budi dan bijaksana kalau melakukan ketetapan Tuhan (firman Tuhan) dengan setia.
Firman Tuhan adalah makanan rohani, sebagai kebenaran yang mendewasakan seseorang, tetapi makan makanan yang telah dipersembahkan kepada Baal-Peor, menyebabkan seseorang bodoh, dengan kata lain; tidak berakal budi, tidak bijaksanan karena kebenaran datangnya dari perut.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang

Monday, July 30, 2012

IBADAH RAYA MINGGU, 29 JULI 2012


pelita emas -> tekun dalam ibadah raya minggu, disertai dengan kesaksian = domba-domba diberi minum. tekun ibadah raya minggu, menghasilkan pengharapan.
IBADAH RAYA MINGGU, 29 JULI 2012

Tema:  BELAS KASIHAN YESUS TERHADAP ORANG BANYAK
           (seri 9)

Subtema: TETAP TINGGAL DALAM RUMAH TUHAN / JANGAN BERPINDAH-PINDAH RUMAH

Shalom
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Kita patut bersyukur, oleh karena kemurahan-Nya kita dapat beribadah malam hari ini, kita berada dalam satu kandang, satu penggembalaan tidak berpindah-pindah tempat, sehingga kita semua mendapat pemeliharaan dari Gembala Agung.

Kembali kita melanjutkan Matius 9: 35-38, tetapi terlebih dahulu kita membaca ayat 37 saja.
(9:37) Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.

Kata Yesus kepada murid-murid-Nya “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit”.
Kalau tuaian lebih banyak dari pada pekerja, berarti ini adalah keadaan yang tidak seimbang, sehingga hasil dari pekerjaan tidak akan maksimal, dengan demikian, keadaan tidak menjadi kondusif / keadaan tidak menjadi lebih baik.

Biarlah kiranya Tuhan mengirimkan pekerja-pekerja di kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan kepada kita.

2 Tawarikh 29: 32-33
(29:32) Jumlah korban bakaran yang dibawa jemaah ialah: lembu tujuh puluh ekordomba jantan seratus ekor dan domba muda dua ratus ekor. Semuanya sebagai korban bakaran bagi TUHAN.
(29:33) Persembahan-persembahan kudus terdiri dari: lembu sapi enam ratus ekor dan kambing domba tiga ribu ekor.

Korban bakaran yang dipersembahkan kepada Tuhan, terdiri dari;
-      Lembu 70 ekor
-      Domba jantan 100 ekor
-      Domba muda 200 ekor

Persembahan-persembahan kudus kepada Tuhan, terdiri dari;
-      Lembu sapi 600 ekor
-      Kambing domba 3000 ekor

Jumlah keseluruhan korban bakaran yang dipersembahkan kepada Tuhan adalah 3970 ekor, dan ini adalah jumlah yang banyak.
Saya pernah memperhatikan, untuk memotong seekor lembu sapi, dibutuhkan 3-4 tenaga kerja. Berarti, untuk mengerjakan 3970 ekor korban bakaran, dibutuhkan pekerja yang ± 12000 orang.

2 Tawarikh 29: 34
(29:34) Tetapi jumlah imam terlalu sedikit, sehingga mereka tidak sanggup menguliti semua korban bakaran. Oleh sebab itu saudara-saudara mereka, orang-orang Lewi, membantu mereka sampai pekerjaan itu selesai dan sampai para imam menguduskan dirinya. Sebab orang-orang Lewi itu lebih bersungguh-sungguh menguduskan dirinya dari pada para imam.

Kalau kita perhatikan di sini saudaraku, jumlah imam terlalu sedikit untuk menguliti korban bakaran yang akan dipersembahkan kepada Tuhan, sehingga mereka tidak sanggup menguliti seluruh korban bakaran tersebut.
Itu sebabnya tadi saya katakan, jika jumlah yang dikerjakan lebih banyak dari pekerja, ini adalah keadaan yang tidak seimbang.

Pengertian jumlah yang sedikit, arti rohaninya untuk kita sekarang adalah;
-      Tidak sungguh-sungguh menguduskan diri di hadapan Tuhan.
-      Tidak sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada Tuhan.
-      Tidak sepenuh hati melayani Tuhan.

Saudaraku, kita telah mengerjakan pekerjaan Allah, bahkan pekerjaan yang terakhir ini lebih banyak dari pekerjaan yang pertama. Tetapi apa arti pekerjaan yang banyak ini, kalau kita tidak sungguh-sungguh menguduskan diri di hadapan Tuhan, tidak sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada Tuhan dan tidak sepenuh hati beribadah melayani Tuhan.

Imamat 1: 6
(1:6) Kemudian haruslah ia menguliti korban bakaran itu dan memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu.

Korban bakaran itu memang harus dikuliti, selanjutnya potongan-potongan daging dari korban bakaran itu, dipersembahkan di atas Mezbah Korban Bakaran.
Jadi, korban bakaran tidak akan dipersembahkan kepada Tuhan sebelum dikuliti.
Sekali lagi saya katakan; korban bakaran itu memang harus dikuliti.

Kejadian 3: 21
(3:21) Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka.

Akhirnya Adam dan isterinya jatuh ke dalam dosa karena melanggar hukum Allah, dan menjadi telanjang di hadapan Tuhan; untuk itulah Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk menutupi ketelanjangan Adam dan isterinya.

Berarti, kalau imam-imam yang melayani di Tabernakel tidak sanggup menguliti seluruh korban bakaran; apa yang menjadi kerinduan Tuhan tidak tercapai.
Kerinduan Tuhan adalah supaya dosa ketelanjangan tertutupi, sebab Yesus sendiri telah dikuliti di atas kayu salib; Dia yang benar telah dijadikan dosa, supaya kita yang berdosa menjadi benar.
Itu sebabnya tadi saya katakan, kalau tuaian lebih banyak dari pekerja, ini adalah keadaan yang tidak seimbang, sehingga hasil pekerjaan tidak maksimal.

Jalan keluarnya supaya masalah ini dapat teratasi dengan baik.
Matius 9: 28
(9:38) Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."

Jalan keluarnya; mintalah pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
Saudaraku, tuan yang empunya tuaian itu adalah Tuhan Yesus Kristus.

Biarlah kita semua meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu, sehingga dengan demikian, ia akan mengirimkan pekerja-pekerja.
Dalam Matius 7: 7; mintalah maka ia akan memberikan. Tuhan akan memberikan apa yang kita minta, sesuai dengan janji firman Tuhan.

Namun saudaraku, untuk meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu, tidak sama seperti meminta sesuatu hal kepada seseorang.

Oleh sebab itu, mari kita lihat ayat yang sama, untuk mengetahui cara meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu.
Lukas 10: 2-3.
(10:2) Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
(10:3) Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.

Meminta pekerja-pekerja kepada tuan yang empunya tuaian itu dengan cara; memberi diri untuk diutus, seperti Yesus Kristus mengutus 70 murid-murid yang lain.

Semua sidang jemaat harus berpihak kepada Tuhan, pro-aktif dalam ibadah pelayanan, di dalam satu kandang, satu penggembalaan. Jangan pasif, jangan berdiam diri saja.

Sekarang, mari kita lihat; TINDAKAN DI TENGAH-TENGAH PENGUTUSAN.
Lukas 10: 7
(10:7) Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.

Tindakan di tengah-tengah pengutusan; tinggallah dalam rumah itu, janganlah berpindah-pindah rumah.
Mengapa? Sebab, seorang utusan akan membawa damai sejahtera.

Kalau berpindah-pindah rumah = mengembara dari tempat yang satu ke tempat yang lain = musafir.
Perjalanan bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun, itu merupakan perjalanan yang menyengsarakan, sebab mereka harus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain.
Oleh karena kebodohan dan kedegilan bangsa Israel, mereka harus berpindah-pindah tempat = mengembara dari tempat yang satu ke tempat yang lain.

Mari kita lihat; pengembara.
Amos 8: 11-12
(8:11) "Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.
(8:12) Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.

Orang-orang yang lapar dan haus akan firman Tuhan, mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman Tuhan.
-      Mengembara dari laut ke laut
Kalau mengembara dari laut ke laut, ini adalah perbuatan yang bodoh, sebab mengembara itu terjadi di darat / padang gurun, seperti bangsa Israel selama 40 tahun.
Mengembara dari laut ke laut, itu sama seperti kapal tanpa nakhoda = kehilangan haluan = kehilangan arah, tujuan hidup = arah tujuan hidup dikaburkan, dibuyarkan.

Oleh sebab itu, ada baiknya, sidang jemaat tergembala dengan baik dalam satu kandang, satu gembala. Kalau sidang jemaat mengembara / liar, maka arah tujuan dibuyarkan / hilang arah, sehingga perjalanan rohani sidang jemaat tidak sampai pada tujuan / tidak sampai pada perhentian yang kekal, yaitu Kerajaan Sorga = pelabuhan yang kekal.
Saudaraku, belajarlah setia dalam ibadah pelayanan, dalam satu kandang penggembalaan.
Sebaliknya, jikalau sidang jemaat tidak setia, apalagi berpindah-pindah tempat ibadah pelayanan, nanti arah tujuan hidup tidak jelas; hilang haluan.

-      Menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman Tuhan.
Ini juga adalah sikap yang salah, sikap yang bodoh, sebab untuk mencari firman Tuhan bukan ke sebelah utara. Kalau mencari firman ke sebelah utara, nanti pelayanan itu dikuasai roh najis, karena sebelah utara adalah takhtanya iblis setan, takhtanya Lucifer, tempatnya roh jahat roh najis.

Kalau kita menggunakan pola Tabernakel, yang benar adalah dari timur ke barat = dari pintu gerbang sampai ke Ruangan Maha Suci.
dari timur ke barat
Wahyu 16: 12-14
(16:12) Dan malaikat yang keenam menumpahkan cawannya ke atas sungai yang besar, sungai Efrat, lalu keringlah airnya, supaya siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur.
(16:13) Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak.
(16:14) Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.

Sungai Efrat adalah gambaran dari pemberitaan firman yang disertai dengan roh najis.
Kalau sungai Efrat kering, maka raja-raja dari timur akan berjalan sampai ke barat, setelah itu pintu kemurahan tertutup.
Suatu saat nanti, mereka yang berada di sebelah utara, akan merasa bosan, sehingga mereka akan datang mencari firman Tuhan ke sebelah timur. Tetapi pintu kemurahan sudah tertutup bagi mereka, sebab raja-raja dari timur sudah berjalan sampai ke barat.
Raja-raja  imam-imam yang melayani = imamat rajani.

Tuhan sedang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada kita semua, tetapi bagi mereka yang tidak menggunakan kesempatan itu, mereka akan menjelajah ke sebelah utara, artinya; di tengah-tengah ibadah pelayanan, mereka dikuasai roh najis.
Sehingga ketika terjadi kelaparan dan kehausan akan firman Tuhan, mereka yang mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman Tuhan, tidak akan mendapatkannya = pintu kemurahan sudah tertutup bagi mereka.
Oleh sebab itu, selagi Tuhan masih berkemurahan, gunakanlah kesempatan yang ada; jangan mencari firman Tuhan ke sebelah utara.

Saya bersyukur, kita mendapat perhatian / lawatan Tuhan, lewat pembukaan rahasia firman Tuhan, dalam setiap ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan, termasuk ibadah pada malam ini.
Tuhan mengerti, mengenal kita, Tuhan tahu apa yang sedang terjadi dalam kehidupan kita semua, Tuhan tahu apa yang menjadi pergumulan kita semua.

Apa arti ibadah pelayanan tetapi posisi kita berada di sebelah utara? Oleh sebab itu, sungguh-sungguhlah dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan, perhatikanlah nasihat firman.

Sebagai contoh, seorang utusan tinggal di dalam satu rumah, tidak berpindah-pindah.
2 Raja-raja 4: 8-11, 13
(4:8) Pada suatu hari Elisa pergi ke Sunem. Di sana tinggal seorang perempuan kaya yang mengundang dia makan. Dan seberapa kali ia dalam perjalanan, singgahlah ia ke sana untuk makan.
(4:9) Berkatalah perempuan itu kepada suaminya: "Sesungguhnya aku sudah tahu bahwa orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah yang kudus.
(4:10) Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding batu, dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur, sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah kandil, maka apabila ia datang kepada kita, ia boleh masuk ke sana."
(4:11) Pada suatu hari datanglah ia ke sana, lalu masuklah ia ke kamar atas itu dan tidur di situ.
(4:13) Elisa telah berkata kepada Gehazi: "Cobalah katakan kepadanya: Sesungguhnya engkau telah sangat bersusah-susah seperti ini untuk kami. Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Adakah yang dapat kubicarakan tentang engkau kepada raja atau kepala tentara?" Jawab perempuan itu: "Aku ini tinggal di tengah-tengah kaumku!"

Setiap kali Elisa berkunjung ke daerah Sunem, ia selalu tinggal di rumah perempuan kaya, ia tidak berpindah-pindah.
Berarti, di tengah-tengah pengutusan, dia selalu tinggal dalam satu rumah, yaitu di rumah seorang perempuan kaya di Sunem.

Jangan berpindah-pindah rumah, jangan mengembara, itu tidak baik; ini adalah pelajaran yang baik untuk kita perhatikan tentunya.
Rumah Tuhan adalah kandang penggembalaan bagi domba-domba, tetaplah setia dalam satu kandang satu gembala, di dalam kandang penggembalaan. Jangan liar, jangan berpindah-pindah dari gereja yang satu ke gereja yang lain, tetapi biarlah kita melayani di dalam dari satu rumah, dan menjadi kesaksian dari satu rumah itu.

Demikian juga guru-guru Sekolah Minggu, tetaplah melayani anak-anak Sekolah Minggu di tempat yang sudah ditentukan, jangan berpindah-pindah.

Dampak positif tinggal di dalam satu rumah, tidak berpindah-pindah.
2 Raja-raja 4: 14, 16-17
(4:14) Kemudian berkatalah Elisa: "Apakah yang dapat kuperbuat baginya?" Jawab Gehazi: "Ah, ia tidak mempunyai anak, dan suaminya sudah tua."
(4:16) Berkatalah Elisa: "Pada waktu seperti ini juga, tahun depan, engkau ini akan menggendong seorang anak laki-laki." Tetapi jawab perempuan itu: "Janganlah tuanku, ya abdi Allah, janganlah berdusta kepada hambamu ini!"
(4:17) Mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan seorang anak laki-laki pada waktu seperti itu juga, pada tahun berikutnya, seperti yang dikatakan Elisa kepadanya.

Dampak positifnya; segala kelemahan-kelemahan yang ada di tengah-tengah rumah perempuan Sunem, ditolong oleh Tuhan.
Tuhan mampu menolong segala kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangan yang ada di tengah-tengah rumah yang dimasuki oleh seorang utusan.

Apakah kelemahan dari perempuan kaya yang ada di Sunem?
Perempuan Sunem tidak mempunyai anak = buah kandungannya tertutup, itulah kelemahan dari pada perempuan Sunem.
Kelemahan perempuan Sunem ini sangat fatal sekali, sebab buah kandungan / anak dapat menyelamatkan keluarga dalam rumah tersebut.

1 Timotius 2: 13-15
(2:13) Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa.
(2:14) Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa.
(2:15) Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.

Kelemahan dari Hawa adalah dia tergoda oleh ular dan jatuh ke dalam dosa.
Tetapi seorang perempuan akan terselamatkan, jika ia melahirkan seorang anak. Berarti, anak yang dilahirkan adalah meterai keselamatan.

Saudaraku, perlu kita ketahui, bahwa; bila sidang jemaat tergembala dengan baik, disebut juga domba-domba yang tergembala di dalam satu kandang, satu gembala, dan selanjutnya domba-domba melahirkan domba, karena gembala tidak mungkin melahirkan domba.
Kalau gembala melahirkan domba, maka gembala tersebut akan mencuri domba-domba dari tiap-tiap kandang penggembalaan yang lain.

Ulangan 28: 18
(28:18) Terkutuklah buah kandunganmu, hasil bumimu, anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu.

Kalau buah kandungan tertutup, itu adalah kutuk dosa = tidak mendapat keselamatan.
Tetapi kita perhatikan tadi, karena seorang utusan tidak selalu berpindah-pindah rumah, maka apa yang menjadi kelemahan di tengah-tengah rumah itu, ditolong oleh Tuhan, sampai diselamatkan.

-      Kalau buah kandungan kambing domba tertutup, seseorang tidak akan bisa mempersembahkan korban kepada Tuhan, artinya; tidak bisa membuktikan bahwa ia mengasihi Tuhan.
Korban sembelihan kepada Tuhan adalah jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk, itu bisa kita persembahkan kepada Tuhan. Korban sembelihan = kasih Allah.
-     Kalau buah kandungan dari seorang perempuan tertutup, ia tidak akan bisa membawa anaknya mengasihi Tuhan.

Itu sebabnya, sekalipun Hawa jatuh dalam dosa, kalau ia melahirkan, ia akan diselamatkan.

Syarat untuk diselamatkan.
1 Timotius 2: 15
(2:15) Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.

Syaratnya; asal perempuan bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.

Keterangan:
-      Bertekun dalam iman.
Tekun dalam iman, kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel, terkena pada meja roti sajian.
Berarti; tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab. Ibadah Pendalaman Alkitab; menghasilkan iman.

Sidang jemaat yang belum tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, tingkatkan! Kalau terhalang oleh pekerjaan atau apapun, berdoalah kepada Tuhan. Jika ada kerinduan yang berapi-api, maka Tuhan akan buka jalan.
Kita tidak bisa mengatasi masalah dengan kekuatan kita, tetapi jika ada kerinduan yang berapi-api, Tuhan akan buka jalan.

-      Bertekun dalam kasih
Tekun dalam kasih, kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel, terkena pada mezbah dupa.
Berarti; tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Penyembahan yang benar ialah; hanyut dan tenggelam di dalam kasih Allah.

Juga yang belum tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan, ayo kita hanyut dan tenggelam dalam kasih Allah, sampai mencucurkan air mata.

-      Bertekun dalam pengudusan
1 Yohanes 3: 3
(3:3) Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Menguduskan diri = menaruh pengharapan kepada Tuhan.
Saudaraku, dalam pola Tabernakel, pengharapan terkena pada pelita emas.
Arti rohaninya untuk kita sekarang; tekun dalam Ibadah Raya Minggu.
Ibadah Raya Minggu; menghasilkan pengharapan.

1 Timotius 2: 15
(2:15) Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.

Biarlah kita tekun dalam iman, kasih dan pengudusan, dengan segala kesederhanaan.
Kalau Tuhan memberkati saya dan saudara dengan limpah, tetaplah dalam kesederhanaan, terlebih di tengah-tengah ibadah pelayanan.

Hasil tinggal di dalam satu rumah, tidak berpindah-pindah.
HASIL PERTAMA

2 Raja-Raja 4: 8
(4:8) Pada suatu hari Elisa pergi ke Sunem. Di sana tinggal seorang perempuan kaya yang mengundang dia makan. Dan seberapa kali ia dalam perjalanan, singgahlah ia ke sana untuk makan.

Hasilnya; diundang untuk makan, seperti perempuan Sunem mengundang Elisa untuk makan.

Kembali kita periksa Lukas.
Lukas 10: 7
(10:7) Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.

Diundang untuk makan dan minum, itu adalah upah bagi seorang utusan di tengah-tengah pengutusan, ketika ia tinggal di dalam rumah itu.
Diundang untuk makan, dapat diartikan; diundang dalam perjamuan kawin anak domba.

Matius 22: 4, 9-12
(22:4) Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini.
(22:9) Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu.
(22:10) Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu.
(22:11) Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta.
(22:12) Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.

Kalau diundang makan = diundang dalam perjamuan kawin anak domba.
Makanan telah terhidang, lembu-lembu sudah disembelih, itu gambaran dari pengorbanan Yesus di atas kayu salib, wujudnya; lewat perjamuan suci = makan daging Yesus dan minum darah Yesus (1 Korintus 11: 23-26).
Biarlah kita semua masuk dalam undangan; menjadi mempelai perempuan Tuhan.

Saudaraku, kita boleh menikmati makanan minuman yang terhidang, lewat ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, untuk membawa kita masuk dalam pesta nikah anak domba.

Ciri-ciri mereka yang diundang dalam pesta nikah anak domba; mengenakan pakaian pesta (Wahyu 19: 6-9).
Pakaian pesta -> golongan yang dipilih.
Pakaian pesta adalah pakaian yang dibaharui lewat firman Tuhan yang kita dengar; firman itu mengoreksi, memeriksa menyucikan dosa, sampai putih berkilau-kilauan, tidak ada lagi noda dosa.

Kalau kita diundang makan, itu adalah salah satu cara Tuhan untuk menguduskan kita, lewat firman Tuhan yang kita dengar.
Oleh sebab itu, dalam Yohanes 17: 17, kuduskanlah mereka dalam kebenaran, sebab firman-Mu adalah kebenaran.
Kalau tidak mengenakan pakaian pesta, akan dicampakkan dalam api neraka untuk selama-lamanya.
Masihkah saudara menolak untuk diundang makan? Itu adalah kerugian besar.

Hasil tinggal di dalam satu rumah, tidak berpindah-pindah.
HASIL KEDUA

2 Raja-Raja 4: 10
(4:10) Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding batu, dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur, sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah kandil, maka apabila ia datang kepada kita, ia boleh masuk ke sana."

Perempuan Sunem membuat sebuah kamar bagi Elisa.
Kamar bentuknya empat persegi, tidak ada kamar yang bentuknya sepuluh persegi ataupun segitiga.
Kamar yang ideal, bentuknya selalu empat persegi, itu adalah gambaran dari Yerusalem yang baru (Wahyu 21: 16).

Yerusalem yang baru adalah kota yang kudus, yang turun dari Allah, bagaikan pengantin perempuan yang berhias, berdandan untuk suaminya (Wahyu 21: 1-2).
Yerusalem baru hanya satu, tidak dua. Kalaupun ada satu lagi, itu adalah tempatnya Babel.
Itu sebabnya, perempuan Sunem hanya membuat sebuah kamar bagi Elisa, bukan dua, meskipun Elisa membawa seorang pengerja, yaitu Gehazi.

Sama seperti ruangan maha suci, bentuknya empat persegi = 10 hasta x 10 hasta

Ada 4 fasilitas yang tersedia dalam kamar, sebagai penunjang aktivitas di dalam kamar.
1.   Sebuah tempat tidur -> doa penyembahan.
Ini adalah hubungan nikah, hubungan kasih dengan Tuhan.
Oleh sebab itu, tempat tidur jangan dinodai; hormatilah nikah, baik nikah rohani, maupun nikah jasmani (hubungan antara tubuh dengan kepala).
Jaga kekudusan dengan penyembahan; sebab doa penyembahan adalah hubungan yang spesial dengan Tuhan.
2.   Sebuah meja.
Kalau kita kaitkan dalam pola Tabernakel, meja adalah tempat roti sajian.
Arti rohaninya adalah; firman Tuhan memperoleh tempat di dalam hati kita.
Meja -> hati.
Kalau firman Tuhan memperoleh tempat dalam hati kita, maka yang lain-lain, sesuatu yang tidak baik, yang tidak suci, tidak mendapat tempat dalam hati kita.
3.   Sebuah kursi.
Kursi -> kedudukan
Kedudukan kita di hadapan Tuhan, tidak boleh bergeser; tetap setia di hadapan Tuhan, jangan berubah. Kalau kedudukan berubah, menjadi sombong.
Itu sebabnya, kursi di dalam kamar itu hanya satu, tidak dua.
Biarlah kita tetap setia dalam posisi yang Tuhan tempatkan; tetap rendah hati di hadapan Tuhan.
4.   Sebuah kandil.
Kandil = pelita. Pelita = api yang bernyala-nyala.
Api yang bernyala-nyala = kobaran api Roh Kudus.
Jadi saudaraku, aktivitas yang keempat adalah; berkobar-kobar, bernyala-nyala dalam setiap ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.
Jangan padamkan api Roh Kudus, jangan mendukakan api Roh Kudus, karena akibatnya; akan mengalami kematian rohani.

Kesimpulannya:
1.    Sebuah tempat tidur -> doa penyembahan = KASIH.
2.    Sebuah meja -> FIRMAN TUHAN memperoleh tempat di dalam hati.
3.    Sebuah kandil -> pelita = api yang menyala -> ROH-EL KUDUS.
4.    Sebuah kursi -> kedudukan kita di hadapan Tuhan, harus rendah.

Berarti; hidup dalam kasih, hidup benar sesuai dengan firman Tuhan dan hidup dalam pimpinan Roh Kudus, sehingga kedudukan kita mantap, benar di hadapan Tuhan.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang