KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, November 29, 2013

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 26 NOVEMBER 2013

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 26 NOVEMBER 2013

Tema: HAL BERDOA (dari Matius 6: 5-13)
          (Seri 64)

Subtema: SEORANG HAMBA TAAT KEPADA TUANNYA

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Kita kembali memperhatikan Matius 6: 5-13.
Matius 6: 13
(6:13) dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]

Kita memperhatikan sebagian dari ayat 13, yaitu: “Engkaulah yang empunya ... kemuliaan sampai selama-lamanya”, untuk itu kita mengatakan: “Amin

Lebih jauh kita memperhatikan ...
1 Petrus 4: 7-11
(4:7) Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
(4:8) Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.
(4:9) Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut.
(4:10) Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.
(4:11) Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanyaAmin.

Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus, Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya, untuk itu kita mengatakan: “Amin.

SUPAYA ALLAH DIMULIAKAN DALAM SEGALA SESUATU, ADA BEBERAPA HAL YANG HARUS KITA PERHATIKAN;
YANG KEEMPAT (bagian C)
1 Petrus 4: 10
(4:10) Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.

Melayani Tuhan sesuai dengan karunia-karunia yang telah diperoleh sebagai seorang pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.
Kalau kita memperoleh karunia-karunia untuk pekerjaan pelayanan itu merupakan kasih karunia, dan biarlah itu kita kerjakan dengan baik, melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, supaya dengan demikian kita disebut pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.

1 Petrus 4: 11
(4:11) Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.

Ada dua hal yang harus kita perhatikan di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan:
-      YANG PERTAMA: “Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah”
-  YANG KEDUA: “Jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah

KETERANGAN (yang pertama):
JIKA ADA ORANG YANG BERBICARA, BAIKLAH IA BERBICARA SEBAGAI ORANG YANG MENYAMPAIKAN FIRMAN ALLAH”
Sebagai seorang imam, sebaiknya memperhatikan setiap perkataan-perkataan yang keluar dari mulut, supaya kita tidak menjadi sandungan terhadap orang lain di manapun kita berada.

Roma 12: 6
(12:6) Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.

Karunia-karunia yang dianugerahkan oleh Allah yang diterima oleh tiap-tiap orang berbeda-beda / berlain-lainan: oleh sebab itu,  jikalau karunia itu bernubuat, baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.
Bernubuat, berarti; membangun orang lain lewat perkataan-perkataan yang keluar dari mulut.

1 Korintus 14: 3
(14:3) Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur.

Siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia.
Kalau seseorang berbicara, biarlah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Tuhan = bernubuat.
Bernubuat, berarti; membangun, menasihati dan menghibur orang lain.
Biarlah kiranya perkataan-perkataan yang keluar dari mulut seorang imam membangun, menghibur dan menasihati supaya jangan menjadi batu sandungan.

1 Korintus 14: 4-5
(14:4) Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.
(14:5) Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun.

Bernubuat itu lebih berharga dari orang yang berkata-kata dengan bahasa lidah.
Jikalau seorang imam berbicara sesuai dengan firman Tuhan itu jauh lebih berharga dari pada bahasa lidah / bahasa Roh. tetapi saya tidak menghambat karunia bahasa Roh / bahasa lidah, kalau memang Tuhan mengaruniakan bahasa lidah / bahasa Roh, biarlah itu kita terima sebab itu adalah karunia dari Tuhan.

Syarat-syarat berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah (bernubuat).
Roma 12: 6
(12:6) Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita.

Syaratnya; MELAKUKAN SESUAI DENGAN IMAN kita.
Iman = firman Tuhan. Kalau melakukan sesuai dengan iman, berarti firman iman ada di mulut, firman iman ada di dalam hati.

Roma 10: 8-10
(10:8) Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan.
(10:9) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
(10:10) Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.

Firman iman itu ada di dalam mulut dan di dalam hati.

Sekarang kita memperhatikan; FIRMAN IMAN ADA DI DALAM MULUT.
Jikalau firman iman ada di dalam mulut, maka mulut mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan.
Artinya;
1.    Menjadi kesaksian
Kalau firman termeterai di dalam mulut, maka saya dan saudara menjadi kesaksian, sebab apa yang keluar dari mulut, berasal dari dalam hati.
2.    Terlepas dari penyembahan berhala.

Sekarang kita memperhatikan; FIRMAN IMAN ADA DI DALAM HATI.
Jikalau firman iman ada di dalam hati, maka percaya bahwa Yesus telah dibangkitkan dari antara orang mati = bersusanakan kebangkitan.

Roma 6: 3-7
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
(6:4) Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
(6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
(6:6) Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
(6:7) Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.

Suasana kebangkitan adalah hidup dalam hidup yang baru, berarti; yang lama telah berlalu.
Jikalau kita satu di dalam kematian Yesus Kristus, maka otomatis kita satu di dalam kebangkitan Yesus Kristus.
Siapa yang telah satu di dalam kematian Yesus Kristus, ia telah bebas dari dosa / tidak menghambakan diri terhadap dosa, itulah hidup dalam hidup yang baru.

1 Korintus 15: 12-17
(15:12) Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?
(15:13) Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.
(15:14) Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
(15:15) Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus -- padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan.
(15:16) Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.
(15:17) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.

Kalau Yesus tidak dibangkitkan dari antara orang mati, maka;
-      sia-sialah pemberitaan firman Tuhan.
-      sia-sialah kepercayaan kita kepada Tuhan.
Intinya; TETAP DI DALAM DOSA.
Tetapi kebenarannya adalah bahwa Allah telah membangkitan Yesus dari antara orang mati, Dia hidup bagi kita untuk selama-lamanya.

Roma 10: 10-11
(10:10) Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
(10:11) Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan."

Barangsiapa percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan, sebab dia telah memperoleh keselamatan yaitu hidup yang kekal.

KETERANGAN (yang kedua):
JIKA ADA ORANG YANG MELAYANI, BAIKLAH IA MELAKUKANNYA DENGAN KEKUATAN YANG DIANUGERAHKAN ALLAH
Roma 12: 7
(12:7) Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;

Melayani sesuai dengan kekuatan yang dianugerahkan oleh Allah, jangan melayani dengan kekuatan sendiri, kemampuan sendiri, kepintaran sendiri, dan lain sebagainya.

Ibrani 10: 24
(10:24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

Saling memperhatikan dan saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik, inilah kekuatan dari seorang pelayan yang dianugerahkan oleh Allah.
Kalau kita memiliki kasih Allah, maka kita mempunyai kekuatan untuk saling mendorong satu dengan yang lain di tengah-tengah ibadah pelayanan.
Kasih adalah kekuatan kita untuk melayani Tuhan, melayani sesama.

Efesus 6: 7
(6:7) dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia.

Rela menjalankan pelayanannya seperti orang yang melayani Tuhan, bukan melayani manusia, berarti; melayani tanpa kepentingan-kepentingan pribadi dan melayani bukan untuk menunjukkan kelebihan-kelebihan diri di hadapan manusia / orang lain.

Efesus 6: 5-6
(6:5) Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus,
(6:6) jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah,

Seorang hamba harus taat kepada tuannya. Kemudian, dengan tulus ikhlas mengerjakan pekerjaan bukan untuk dilihat orang lain.
Oleh sebab itu, pada ayat 6 dikatakan: “ ... jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang ...”, kemudian “... dengan segenap hati melakukan kehendak Allah

Efesus 6: 8
(6:8) Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan.

Kemudian, kalau kita melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, pasti kita memperoleh balasan dari Tuhan.
Biarlah kita mengharapkan balasan dari Tuhan saja, sebab kita melayani Tuhan, bukan melayani manusia.
Jauh lebih baik mengharap balasan dari Tuhan, dari pada mengharap balasan dari manusia, sebab kalau manusia memberi sanjungan, justru sanjungan itu bisa menjerumuskan saya dan saudara.
Tetapi kalau kita menerima upah balasan dari pekerjaan pelayanan yang kita kerjakan di hadapan Tuhan, maka upah itu otomatis membawa kepada hidup yang kekal, menolong saya dan saudara, dan karunia-karunia yang kita peroleh semakin dipertajam oleh Tuhan.

Roma 12: 4-5
(12:4) Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,
(12:5) demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.

Tiap-tiap orang memperoleh karunia-karunia yang berbeda-beda.
Jadi, setiap anggota tubuh mempunyai tugas yang tidak sama, tetapi sekalipun demikian setiap orang saling melengkapi tubuh Kristus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.
Biarlah kita melayani Tuhan dengan setia sampai Ia datang pada kali yang kedua.

Wahyu 7: 15
(7:15) Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.

Kalau kita setia melayani Tuhan siang dan malam, jaminannya adalah melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya, dengan kata lain pelayanan itu memberi jaminan hidup yang kekal, tetapi tentunya melayani sesuai dengan yang tertulis di dalam Efesus 6: 5-7, seorang hamba taat kepada tuannya, melakukan pekerjaan dengan tulus ikhlas / dengan segenap hati, tidak mencari muka, tidak untuk dilihat orang lain, melainkan benar-benar untuk menyenangkan hati Tuhan.
Kita semua adalah hamba-hamba Tuhan, hamba kebenaran, Yesus Kristus adalah Tuan kita, kepada-Nyalah kita mempertanggung-jawabkan segala sesuatunya.

Selanjutnya, dikatakan; “Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka
Tuhan akan membentangkan kemah bagi mereka yang melayani Tuhan siang dan malam, berarti; ada jaminan, baik jasmani maupun rohani, baik sekarang sampai selama-lamanya, Tuhan pelihara, Tuhan lindungi, Tuhan membela kita sekaliannya. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

Monday, November 25, 2013

IBADAH RAYA MINGGU, 24 NOVEMBER 2013

IBADAH RAYA MINGGU, 24 NOVEMBER 2013

Tema: JEMAAT DI TIATIRA (Wahyu 2: 18-29)
           (Seri 06)

Subtema: JANTUNG DAN GINJAL DIJAMAH OLEH TUHAN KARENA TUHAN YANG MENGUJI HATI DAN BATIN

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani kepada Tuhan, sekaligus mempersembahkan segala korban.
Kita harus mencapai kesatuan iman dari orang-orang yang dewasa rohani, sehingga tidak ada perpecahan, sampai nanti kepada tingkat kedewasaan penuh di dalam Kristus. Orang yang dewasa adalah orang yang mampu mengasihi Kristus sebagai Kepala, sebagai suami, tetapi orang yang kanak-kanak rohani, ia tidak mampu mengasihi, dan orang yang tidak mampu mengasihi, tidak mampu berbuat banyak kepada Tuhan.

Kita kembali memperhatikan sidang jemaat di Tiatira dari kitab Wahyu 2: 18-29.
Terlebih dahulu kita membaca ayat 18-20.
Wahyu 2: 18-20
(2:18) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira: Inilah firman Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga:
(2:19) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama.
(2:20) Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.

Kembali saya menyampaikan, bahwa; YESUS TAMPIL SEBAGAI ANAK ALLAH YANG MATA-NYA BAGAIKAN NYALA API untuk memeriksa, menyelidiki, sampai menyucikan dosa-dosa sidang jemaat di Tiatira.
Setelah diselidiki, maka terlihat jelaslah keberadaan dari sidang jemaat di Tiatira, mulai dari kelebihan-kelebihan sampai kekurangan-kekurangan mereka.

KELEBIHAN sidang jemaat di Tiatira:
Dua kali Tuhan berkata: “Aku tahu
Yang pertama: Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu.
Yang kedua: Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama
Inilah kelebihan dari sidang jemaat di Tiatira.

KEKURANGAN sidang jemaat di Tiatira:
Namun, terdapat juga kekurangan, itu sebabnya selanjutnya Tuhan berkata: “Aku mencela engkau
Mencela, berarti; terdapat cacat cela di sidang jemaat di Tiatira.
Adapun kelemahan / kekurangan, sebagai cacat cela sidang jemaat di Tiatira adalah MEMBIARKAN WANITA IZEBEL MENGAJAR dan MENYESATKAN.
Sesungguhnya dalam 1 Timotius 2: 12, dikatakan: “Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri."

Oleh karena membiarkan wanita Izebel mengajar dan menyesatkan, dua hal yang terjadi.
YANG PERTAMA: HAMBA-HAMBA TUHAN BERBUAT ZINAH.
Dan itu kita lihat, di mana Ahab dan 450 nabi-nabi Baal + 400 nabi-nabi Asyera berpaling dari Tuhan (1 Raja-raja 16:31-33), mereka sekaliannya menyembah Baal dan Asyera, itu merupakan perzinahan secara rohani di hadapan Tuhan, mereka menduakan hati Tuhan.
Apabila seseorang diduakan hatinya, tentu sakit rasanya. Kalau saja Tuhan ada dalam kehidupan kita sehari-hari, langsung bertatap muka dan berkomunikasi secara langsung, maka Allah pasti mengatakan: “Aku cemburu”, selanjutnya: “Aku sakit hati”.
Sebagaimana pernyataan Rasul Paulus kepada sidang jemaat di Korintus, di mana Ia cemburu karena berusaha mempertunangkan sidang jemaat di Korintus kepada satu laki-laki, yaitu Kristus, Dialah kepala, Dialah suami.
Oleh sebab itu, Rasul Paulus takut kalau-kalau pikiran mereka disesatkan dari kesetiaan mereka yang sejati kepada Kristus.
Ketakutan dari Rasul Paulus ini beralasan, sebab Adam dan Hawa saja telah diperdaya oleh karena kelicikan ular itu sendiri, itu baru satu nikah rumah tangga yang dihancurkan oleh ajaran Izebel / ajaran sesat.
Kemudian ular yang sama telah merasuki Firaun dan selanjutnya menghancurkan satu bangsa di negeri Mesir, mereka semua diperbudak dan mendapat kerja paksa sampai mengalami kepahitan.
Andaikata kita menderita dan merasakan rasa pahit oleh karena salib, berarti kita sedang makan roti tidak beragi beserta sayur pahit, itulah yang Tuhan kehendaki.
Tetapi di sini kita melihat, kepahitan itu oleh karena pekerjaan iblis setan dan tipu dayanya, dan hal itu akan terulang lagi nanti, bukan hanya satu bangsa, tetapi dari berbagai suku, kaum, bahasa dan bangsa-bangsa di dunia ini.

Kita harus hati-hati, waspada dengan ajaran sesat, dia masuk dengan cara-cara yang begitu sempurna, sekilas tidak terlihat kesalahan-kesalahan / kekurangan-kekurangan. Oleh sebab itu, berpeganglah kepada pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, dan pengajaran ini telah diterima oleh Musa di gunung Sinai, selanjutnya diterima Rasul Yohanes di pulau Patmos (Asia kecil).

Pengajaran mempelai adalah firman Allah yang begitu tajam untuk menyelidiki setiap hati saya dan saudara, sehingga tidak ada yang terselubung di dalamnya. Sesungguhnya, ini adalah kekuatan kita.
Kalau Tuhan berkenan kepada kita, menyatakan pengajaran mempelai, tentu itu karena kasih-Nya, bukan karena gagah hebat dan kuat kita, sekali lagi; itu semua karena kasih anugerah Tuhan bagi kita.
Setelah Yesus dibaptis, Roh Kudus turun atasnya, berupa burung merpati, lalu terdengarlah suara: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (matius 3:16-17) 
Kalau Tuhan berkenan memberi pengajaran mempelai kepada saya dan saudara, dan kalau Tuhan mempercayakan ibadah pelayanan dalam satu kandang penggembalaan, itu karena kasih Tuhan kepada saya dan saudara, bukan karena gagah perkasa saya dan saudara.

Oleh karena membiarkan wanita Izebel mengajar dan menyesatkan, dua hal yang terjadi.
YANG KEDUA: MEMBUAT HAMBA-HAMBA TUHAN MAKAN PERSEMBAHAN-PERSEMBAHAN BERHALA.
450 nabi-nabi Baal dan 400 nabi-nabi Asyera makan dari meja istana Izebel (1 Raja-raja 18:19), ini disebut makan persembahan berhala.
Makan persembahan berhala, berarti; menikmati kebenaran dari berhala.
Sesungguhnya, tidak ada kebenaran dari berhala. Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan; bisa saja itu pekerjaan, sekolah, dan sebagainya.
Banyak orang kristen ketika ditanya: “Mengapa tidak ibadah?”, lalu mereka beralasan: “Kalau saya tidak bekerja, saya tidak punya uang. Kalau saya tidak punya uang, bagaimana saya bayar uang sekolah, bayar listrik dan sebagainya”, itu adalah kebenaran yang berasal dari berhala.
Ciri-ciri orang yang menikmati kebenaran dari berhala: pintar mencari alasan / pintar berdalih.

Semuanya terlihat jelas di mata Tuhan; kelebihan maupun kekurangan mereka.
Kembali kita memperhatikan Wahyu 2 ...
Wahyu 2: 23
(2:23) Dan anak-anaknya akan Kumatikan dan semua jemaat akan mengetahui, bahwa Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya.

Tuhanlah yang menguji batin dan hati orang, selanjutnya Tuhan membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.

Mazmur 7: 10
(7:10) Biarlah berakhir kejahatan orang fasik, tetapi teguhkanlah orang yang benar, Engkau, yang menguji hati dan batin orang, ya Allah yang adil.

Tuhan menguji hati dan batin setiap orang, tidak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya, dan itu merupakan keadilan. Selanjutnya Tuhan akan membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatan-perbuatan mereka.
Kalau Tuhan tidak mampu menguji hati dan batin setiap orang, maka nanti tidak akan ada keadilan bagi setiap orang.

Yeremia 16: 17
(16:17) Sebab Aku mengamat-amati segala tingkah langkah mereka; semuanya itu tidak tersembunyi dari pandangan-Ku, dan kesalahan mereka pun tidak terlindung di depan mata-Ku.

Tuhan mengamat-amati setiap tingkah langkah manusia, tidak ada yang tersembunyi di pemandangan Tuhan.
Sepandai apapun seseorang menyembunyikan dosanya kepada sesamanya, tetapi ia tidak akan mampu menyembunyikan dosanya dihadapan Tuhan, sebab dengan jelas Tuhan berkata: “... semuanya itu tidak tersembunyi dari pandangan-Ku, dan kesalahan mereka pun tidak terlindung di depan mata-Ku
Oleh sebab itu, tidak ada artinya kita menutup-nutupi kesalahan-kesalahan, kejahatan-kejahatan terhadap sesama, sebab kesalahan / kejahatan tidak ada yang tersembunyi di hadapan Tuhan.
Kalau kita pandai menutupi kesalahan, nanti menjadi pribadi yang munafik.

Mari kita kembali memperhatikan HATI dan BATIN . Dalam bahasa gerika;
-         HATI = jantung.
Kalau kita menggunakan istilah sederhana, maka jantung adalah organ tubuh yang berkaitan dengan mencerna DARAH.
-         BATIN = ginjal.
Kalau kita menggunakan istilah sederhana, maka ginjal adalah organ tubuh yang berkaitan dengan mencerna AIR.

Pengertian darah dan air, bila kita pelajari dalam pola Tabernakel, maka;
-      DARAH terkena pada mezbah korban bakaran à PERTOBATAN.
-      AIR terkena pada kolam pembasuhan, itulah baptisan air = KELAHIRAN BARU.
Berarti, kalau Tuhan yang menguji hati dan batin seseorang, berarti saat ini Tuhan sedang memeriksa dua organ tubuh di dalam kehidupan kita.
Tuhan mau melihat pertobatan saya dan saudara, Tuhan juga mau melihat kelahiran baru dari kehidupan saya dan saudara.
Jadi, yang Tuhan lihat bukan lahiriahnya, tetapi dilihat dari rohaninya;
-   seperti apa pertobatan di dalam pengiringan / pengikutan kita kepada Tuhan. sebaiknya memang pertobatan berlangsung setiap hari, baik sidang jemaat, juga gembala sidang harus bertobat setiap hari?
-      Sudah sejauh mana pembaharuan demi pembaharuan (hidup baru) dalam hidup saya dan saudara?
Hari-hari ini Tuhan sedang memeriksa kondisi rohani saya dan saudara, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandangg, gerak-gerik. Hati, pikiran dan perasaan Tuhan periksa, tubuh, jiwa dan roh juga Tuhan periksa.

Pembaharuan terjadi bila seseorang memberi diri terus menerus disucikan oleh air firman Tuhan. Kalau seseorang tidak memberi diri disucikan oleh air firman Tuhan, maka pembaharuan demi pembaharuan tidak akan pernah terjadi, dan pertobatan itu terjadi, kalau ia menghargai korban Kristus. Sejauh mana ia menghargai korban Kristus, sejauh itu ia mengasihi Tuhan, dan sejauh itu pula ia menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.

Sekarang kita kaitkan; HAL PERTOBATAN DAN KELAHIRAN BARU dengan DUA PRIBADI MURID YESUS, itulah YUDAS ISKARIOT dan SIMON PETRUS.

Keterangan: YUDAS ISKARIOT.
Yudas Iskariot adalah salah satu dari 12 murid Yesus, dia memberi diri untuk dipelihara oleh Tuhan, dia juga berusaha untuk mengikuti Tuhan, tetapi pengikutannya berhenti hanya sebatas perjamuan malam.
Mengapa? Karena ternyata dia belum bertobat, belum terlihat pembaharuan (lahir baru) di dalam dirinya.

Yohanes 12: 3-6
(12:3) Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
(12:4) Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata:
(12:5) "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"
(12:6) Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.

Di dalam pengikutan / pengiringannya bersama-sama dengan Yesus, belum terlihat pertobatan, belum terlihat pembaharuan demi pembaharuan di dalam dirinya, itu artinya Yudas tidak memberikan dua organ tubuhnya dijamah oleh Tuhan, itulah jantung dan ginjalnya.
Sehingga kalau kita perhatikan di sini, seolah-olah ia memperhatikan nasib orang miskin, seolah-olah memperhatikan pelayanan, seolah-olah memperhatikan kekurangan-kekurangan orang lain, namun sesungguhnya tidak; dia terbiasa mencuri uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.
Kalau tidak memberi dua organ dijamah oleh Tuhan, maka hal inilah yang terjadi.

Saya kira, anak-anak Tuhan apabila tergembala dengan baik di dalam satu kandang penggembalaan dengan satu gembala dan apabila merasa jiwa dipelihara oleh Tuhan, kembalikan milik Tuhan, jangan berdosa karena uang.
Apa yang sepatutnya kita lakukan, lakukanlah untuk Tuhan, mulai dari buah sulung dan sepersepuluh.
-      Kalau seseorang sanggup memberikan buah sulung, itu tandanya ia memuliakan Tuhan (Amsal 3: 9)
-      Kalau seseorang sanggup memberikan sepersepuluh, itu tandanya ia mengasihi Tuhan (Maleakhi 2: 8-10)
Kalau dua perkara ini sanggup kita lakukan, maka seseorang akan sanggup memberikan korban / persembahan khusus untuk pembangunan tubuh Kristus / rumah Tuhan.

Markus 14: 10-11
(14:10) Lalu pergilah Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas murid itu, kepada imam-imam kepala dengan maksud untuk menyerahkan Yesus kepada mereka.
(14:11) Mereka sangat gembira waktu mendengarnya dan mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya. Kemudian ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.

Yudas Iskariot berusaha menyerahkan (menjual) Yesus kepada imam-imam kepala, hanya karena uang.

Dan itulah terakhir kalinya Yudas bersama-sama dengan Yesus, yaitu PADA WAKTU PERJAMUAN MALAM.
Yudas mengikuti Tuhan hanya sampai sebatas perjamuan malam, karena dia tidak memberikan dua organ tubuhnya (ginjal dan jantung) untuk disentuh, dijamah, diperbaiki oleh Tuhan.
Bahkan ia mencari kesempatan untuk menyerahkan Yesus.
Kita mengetahui, setan itu licik, mencari kesempatan-kesempatan, selalu mencari celah untuk menjatuhkan anak-anak Tuhan dalam berbagai-bagai dosa.
Ular adalah gambaran dari iblis setan, kemudian ular adalah binatang yang paling cerdik tetapi tidak tulus.
Cerdik tetapi tidak tulus = licik.
Dan sampai hari matinya, Yudas mati  belum bertobat, belum mengalami pembaharuan.

Bagaimana dengan kita, sampai kapan kita mengikuti Tuhan, sampai kapan kita memberi diri untuk digembalakan oleh pengajaran mempelai, sampai kapan kita disebut murid yang baik, taat, setia, dengar-dengaran, yang selalu memberi diri diajar, bukan mengajar?
Kalau malam hari ini saudara tidak memberi dua organ tubuh dijamah oleh Tuhan, maka saya ragu; apakah suatu saat saudara akan berhenti di tengah jalan di dalam pengikutan, pengiringan kepada Tuhan, seperti Yudas Iskaariot?.

Sekarang kita kaitkan; HAL PERTOBATAN DAN KELAHIRAN BARU dengan DUA PRIBADI MURID YESUS, itulah YUDAS ISKARIOT dan SIMON PETRUS.

Keterangan: SIMON PETRUS.
Simon Petrus juga salah satu dari 12 murid Yesus, dialah murid yang pertama, boleh dikatakan yang tertua.
Tetapi terkadang, sikapnya konyol, dia memang seorang pemberani, dia tidak memiliki gelar karena dia bukan anak sekolahan, dia hanyalah seorang nelayan.
Suatu hari Yesus melihat dia sedang menjala ikan, pada saat itulah dia dipanggil untuk dipakai; bukan lagi menjala ikan, melainkan sebagai penjala manusia, dialah murid pertama dan tertua.

Tetapi kita melihat, banyak terjadi kesalahan-kesalahan di tengah-tengah pengikutan dan pengiringannya bersama-sama dengan Yesus, mulai dari;
-      ketika melihat Yesus berjalan di atas air, dia takjub lalu berseru: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." Kata Yesus: "Datanglah!"
Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!" (Matius 14: 25-31).
Angin-angin pengajaran palsu membuat gereja Tuhan menjadi takut dan akhirnya bisa tenggelam.
Tetapi pada saat itu dua tangan Tuhan terulur mengangkat dia dari keterpurukan, sehingga terlepas dari angin-angin pengajaran palsu dan membuat dia kuat.
-      Tidak berhenti sampai di situ, Simon Petrus juga pernah memutuskan salah satu teliga dari prajurit yang hendak menangkap Yesus.
Secara manusiawi, sikap pemberani dari Simon Petrus ini terlihat baik, tetapi secara rohani tidak baik, sebab dengan sikap yang demikian itu menunjukkan bahwa ia masih berada di bawah hukum Taurat, di mana kejahatan dibalas dengan kejahatan.
Oleh sebab itu, terlihat sekali setelah Yesus memberitahukan bahwa Ia akan ditangkap dan dibunuh mati di atas kayu salib, Simon Petrus segera menarik Yesus dan berkata: “sekali-kali itu tidak akan menimpa Engkau”, dengan kata lain menolak pemberitaan firman tentang salib, ini adalah kekurangan.
Itu sebabnya terlihat sekali dengan jelas, Simon Petrus memutuskan telinga salah satu dari prajurit itu. Kalau kejahatan dibalas kejahatan membuat telinga orang lain putus, sehingga tidak datang untuk mendengar pengajaran mempelai.
Pedang yang kita punya hanya untuk kita gunakan menghabisi perbuatan-perbuatan dari daging, sebagaimana orang-orang Lewi berpihak kepada Tuhan, selanjutnya mereka menyandang pedang, dan membunuh semua, baik saudara, baik sahabat, baik tetangga, siapa saja, sebab manusia daging mempunyai kelemahannya.
-      Tidak berhenti sampai di situ, Simon Petrus juga adalah orang yang mudah sekali berkata-kata.
Seharusnya, sesuai dengan kitab Yakobus 1: 19, “... setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata ...”
Ketika Yesus berkata: "Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai.”
Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak."
Tetapi kenyataannya, setelah Yesus ditangkap untuk disalibkan, ia tiga kali menyangkal Yesus.

Mari kita lihat; PERTOBATAN dan KELAHIRAN BARU dari Simon Petrus.
Yohanes 21: 15-17
(21:15) Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
(21:16) Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
(21:17) Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

-        Pertanyaan Yesus yang pertama: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?"
Maksud pertanyaan Yesus adalah kasih Agape.
Lalu jawab Simon Petrus: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau."
Tetapi jawaban yang dimaksud Simon Petrus adalah kasih fileo (kasih sesama manusia / kasih persahabatan)
-        Pertanyaan Yesus yang kedua: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?"
Maksud pertanyaan Yesus adalah kasih Agape.
Lalu Simon Petrus menjawab: “Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau
Tetapi jawaban yang dimaksud Simon Petrus adalah kasih fileo.
-        Pertanyaan Yesus yang ketiga: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?"
Maksud pertanyaan Yesus adalah kasih fileo.
Lalu sedihlah hati Simon Petrus, karena untuk kasih persaudaraan / persahabatan saja ia tidak mampu, sebab ia pernah menyangkal Yesus sebanyak tiga kali. itu sebabnya dia (Petrus) berkata: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau

Sebetulnya, Simon Petrus hampir-hampir terhilang dan binasa, tetapi pada detik-detik terakhir, dia memberi dua organ tubuhnya (jantung dan ginjalnya) dijamah oleh Tuhan.
Malam ini Tuhan menyatakan kasih-Nya kepada saya dan saudara, lalu apakah saudara memberi dua organ tubuh tersebut dijamah oleh Tuhan?

Matius 27: 69-75
(26:69) Sementara itu Petrus duduk di luar di halaman. Maka datanglah seorang hamba perempuan kepadanya, katanya: "Engkau juga selalu bersama-sama dengan Yesus, orang Galilea itu."
(26:70) Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang, katanya: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud."
(26:71) Ketika ia pergi ke pintu gerbang, seorang hamba lain melihat dia dan berkata kepada orang-orang yang ada di situ: "Orang ini bersama-sama dengan Yesus, orang Nazaret itu."
(26:72) Dan ia menyangkalnya pula dengan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu."
(26:73) Tidak lama kemudian orang-orang yang ada di situ datang kepada Petrus dan berkata: "Pasti engkau juga salah seorang dari mereka, itu nyata dari bahasamu."
(26:74) Maka mulailah Petrus mengutuk dan bersumpah: "Aku tidak kenal orang itu." Dan pada saat itu berkokoklah ayam.
(26:75) Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.

Simon Petrus tiga kali menyangkal Yesus Kristus.
Jika dikaitkan dengan pola Tabernakel, pada penyangkalan yang pertama Simon Petrus berada di halaman. Kemudian, pada penyangkalan yang kedua dia sudah turun ke pintu gerbang, artinya; Simon Petrus hampir terhilang.

Tetapi pada detik-detik terakhir, dia menyesal, ini bukti bahwa dia memberi dua organ tubuhnya dijamah oleh Tuhan. Dia menangis dengan sedihnya, dia mengakui segala kekurangannya.
Orang yang hampir terhilang, Tuhan ambil, Tuhan selamatkan sampai nanti berada dalam Yerusalam yang baru, hidup dalam hidup yang baru, yang lama sudah berlalu; langit yang pertama dan bumi yang pertama tidak ada lagi, tidak ada ratap tangis dan perkabungan di sana.

Mazmur 26: 1-2
(26:1) Dari Daud. Berilah keadilan kepadaku, ya TUHAN, sebab aku telah hidup dalam ketulusan; kepada TUHAN aku percaya dengan tidak ragu-ragu.
(26:2) Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.

Kalau kita hidup dalam kebenaran firman, berarti tidak hidup dalam kebenaran diri sendiri / tidak hidup dalam kebenaran manusia, orang yang semacam ini berarti hati dan batinnya rela diuji, diselidiki oleh Tuhan.
Kita tidak perlu membenarkan diri di hadapan Tuhan, biarlah Tuhan yang membenarkan kita semua, sebagaimana Simon Petrus di akhir hidupnya.

Yohanes 21: 18-19
(21:18) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
(21:19) Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."

Setelah dua organ tubuh (jantung dan ginjal) Petrus dijamah oleh Tuhan, di hari terakhir masa hidupnya, dia mati disalib dengan kepala di bawah.
Sesuai dengan perkataan Yesus Kristus: “... jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.”
Perkataan Yesus ini dibagi menjadi dua:
-      “ ... jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu ...”
Setelah Simon Petrus menjadi tua, ia akan mengulurkan tangannya, berarti; ia tidak mampu berbuat apa-apa lagi, bahkan mengikat pinggangnya sendiri pun ia tidak mampu, selain mengulurkan dua tangan kepada Tuhan.
-      “ ... orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki”
= jalan salib.

Demikianlah akhir hidup dari Simon Petrus setelah dua organ tubuhnya (jantung dan ginjalnya) dijamah, diperbaiki oleh Tuhan.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang