KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, April 29, 2014

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 26 APRIL 2014



Tema:  STUDY YUSUF (Kejadian 37: 1-36)
(seri 73)                                         

Subtema: KEBERHASILAN YUSUF SEPERTI POHON YANG DITANAM DI TEPI ALIRAN AIR HIDUP

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita.
Oleh karena kemurahan-Nya, kita boleh berada di dalam rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan, sekaligus mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Kita patut bersyukur, sampai malam hari ini kita dapat menikmati pribadi Yusuf dari Kejadian 37, yang akan berlangsung sampai kepada Kejadian 39, ini adalah kemurahan Tuhan, dan kiranya kita memohon belas kasihan Tuhan, supaya Tuhan menyatakan kemurahan-Nya bagi kita pada Kejadian 39, biarlah kehendak Tuhan yang jadi.

Kita kembali memeriksa Kejadian 37.
Kejadian 37: 36
(37:36) Adapun Yusuf, ia dijual oleh orang Midian itu ke Mesirkepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja.

Setelah Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya kepada orang Ismael, saudagar-saudagar dari Midian, selanjutnya Yusuf dibawa ke Mesir dan akhirnya Yusuf dijual kepada Potifar, kepala pengawal raja.

Kita lihat kisah yang sama dalam ...
Kejadian 39: 1
(39:1) Adapun Yusuf telah dibawa ke Mesir; dan Potifar, seorang Mesir, pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja, membeli dia dari tangan orang Ismael yang telah membawa dia ke situ.

Potifar yang membeli Yusuf ini adalah seorang kepala pengawal raja Firaun, dan singkatnya; Yusuf tinggal di rumah Potifar.
Pada saat Yusuf dijual, ini merupakan gambaran dari perjalanan rohani kehidupan muda remaja yang begitu rumit dan berliku-liku, bahkan perjalanan dari pada Yusuf ini menunjukkan bahwa sepertinya Yusuf dipermain-mainkan karena ia diperjual-belikan, ini adalah perjalanan yang sangat menarik untuk disimak, karena dibalik semua peristiwa-peristiwa yang dialami Yusuf, Tuhan mau menyatakan kemuliaan-Nya.

Kejadian 39: 2
(39:2) Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.

Tuhan menyertai Yusuf dalam segala sesuatunya, sekalipun ia diperjual-belikan, dipermain-mainkan, dipimpong kian kemari, namun Tuhan tetap menyertai Yusuf.
Sesungguhnya, penyertaan Tuhan atas Yusuf ini telah terlihat dengan jelas dari Kejadian 37: 1-36, dengan bukti; Yakub lebih mengasihi Yusuf dari anak-anaknya yang lain, bahkan lebih dari pada itu Tuhan menyatakan suatu karunia yang besar, itulah karunia mimpi dan penglihatan = karunia nabi.
Dari sini kita melihat, bahwa; Tuhan menyertai Yusuf dalam segala hal yang terjadi dalam kehidupannya.

Kejadian 37: 31-33
(37:31) Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya.
(37:32) Jubah maha indah itu mereka suruh antarkan kepada ayah mereka dengan pesan: "Ini kami dapati. Silakanlah bapa periksa apakah jubah ini milik anak bapa atau tidak?"
(37:33) Ketika Yakub memeriksa jubah itu, ia berkata: "Ini jubah anakku; binatang buas telah memakannya; tentulah Yusuf telah diterkam."

Jubah Yusuf, jubah yang maha indah itu telah dicelup dalam darah.
Kalau saya dan saudara mengalami suatu perjalanan yang unik, yang tidak bisa diselami oleh akal manusia, sementara perjalanan itu terjadi atas seijin Tuhan, percayalah; darah Anak Domba menjadi taruhannya, darah Anak Domba menjadi jaminannya, asal kita sungguh-sungguh menyerahkan diri, sungguh-sungguh melayani Tuhan, sebab jubah adalah pakaian dari seorang imam besar.

Ibrani 5: 5-7
(5:5) Demikian pula Kristus tidak memuliakan diri-Nya sendiri dengan menjadi Imam Besar, tetapi dimuliakan oleh Dia yang berfirman kepada-Nya: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini",
(5:6) sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.

Yesus Kristus, Anak Allah, Ia adalah Imam Besar untuk selama-lamanya menurut peraturan Melkisedek.
Sebagai Imam Besar, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, dan oleh karena kesalehan-Nya, doa yang disertai ratap tangis itu didengar oleh Allah Bapa.
Yesus adalah Imam besar yang senantiasa berdoa kepada saya dan saudara di tengah-tengah pengikutan kita kepada Tuhan, dan di tengah-tengah perjalanan rohani kita saat mengikuti jejak Kristus yang ditinggalkan-Nya.
Ada Seorang Pribadi yang senantiasa berdoa untuk kita, dan itu adalah jaminan.

Ketika Yesus menaikkan doa yang disertai ratap tangis, doa itu didengar oleh Allah Bapa, buktinya; ketika Yesus mendoakan Simon Petrus.
Kalau saja Yesus Kristus tidak mendoakan Simon Petrus, mungkin saja Simon Petrus sudah terpuruk dan berujung pada kebinasaan.

Kesimpulannya; penyertaan Tuhan atas Yusuf lewat dua jaminan, yaitu:
-      Darah Anak Domba
-      Doa dari Imam Besar

Kejadian 39: 2
(39:2) Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.
Oleh karena penyertaan Tuhan terhadap Yusuf, maka ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya.

Kita lihat; GAMBARAN DARI ORANG YANG BERHASIL.
Mazmur 1: 3
(1:3) Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Yusuf persis seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, sehingga apa saja yang diperbuatnya selalu berhasil, demikianlah gambaran orang yang berhasil, seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air.
Saya merindukan hal ini terjadi bagi kehidupan kita semua; apa saja yang kita perbuat selalu berhasil supaya pengikutan kita tidak menjadi sia-sia, perjalanan yang kita lalui juga tidak menjadi sia-sia, segala perjuangan dan pengorbanan juga tidak menjadi sia-sia.

Ada dua perkara yang dapat kita lihat dari pohon yang ditanam di tepi aliran air.
1.    yang menghasilkan buahnya pada musimnya
2.    yang tidak layu daunnya

Lebih jauh kita melihat mengenai; POHON YANG DITANAM DI TEPI ALIRAN AIR.
Wahyu 22: 1-2
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
(22:2) Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.

Di seberang menyeberang sungai air kehidupan itu (aliran air), tumbuh pohon-pohon kehidupan, sehingga terlihat dengan jelas dua hal (seperti yang tertulis dalam Mazmur 1: 3), yaitu;
1.    berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali
Pada Mazmur dikatakan pohon yang ditanam di tepi aliran air menghasilkan buah, dan di sini diperjelas, bahwa pohon yang ditanam di tepi aliran air itu berbuah dua belas kali.
2.    daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa
di sini lebih diperjelas, bahwa daun yang hijau, yang tidak layu itu berguna untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.

Hal yang sama dapat kita temukan dalam ...
Yehezkiel 47: 12
(47:12) Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat."

Buah dari pohon yang ditanam di tepi aliran air menjadi makanan, sedangkan daunnya yang hijau itu digunakan menjadi obat untuk menyembuhkan bangsa-bangsa, termasuk kehidupan muda remaja.

Sekarang kita melihat keterangan:
BUAHNYA MENJADI MAKANAN.
Adapun buah dari pohon kehidupan itu berbuah 12 kali, tiap-tiap bulan sekali, berarti dalam satu tahun menghasilkan buah sebanyak 12 kali, dan buahnya itu menjadi makanan.
Berbuah 12 kali à pengajaran rasul-rasul.

Kisah Para Rasul 2: 41-42
(2:41) Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
(2:42) Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

Bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, berarti;
1.    bertekun dalam persekutuan
2.    bertekun dalam pemecahan roti
3.    bertekun dalam berdoa

Kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel, bertekun dalam pengajaran rasul-rasul terkena pada tiga macam alat yang ada di dalam ruangan suci, yaitu;
1.    Bertekun dalam persekutuan terkena pada pelita emas
Artinya; tekun dalam IBADAH RAYA MINGGU disertai dengan kesaksian-kesaksian.
Kesaksian-kesaksian merupakan pelayanan-pelayanan dari imam-imam, hamba-hamba Tuhan sesuai dengan karunia-karunia Roh yang diterima oleh tiap-tiap orang.
Dapat disimpulkan, kalau tekun dalam Ibadah Raya Minggu maka seseorang akan semakin mantap dan diteguhkan dalam karunia-karunia yang diterima oleh tiap-tiap orang, sebab karunia-karunia itu diterima dari Roh yang satu dan yang sama
2.    Bertekun dalam pemecahan roti terkena pada meja roti sajian.
Artinya; tekun dalam IBADAH PENDALAMAN ALKITAB disertai dengan perjamuan suci.
Ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab akan mendewasakan kehidupan muda remaja sampai akhirnya tingkat kedewasaan itu memuncak sampai menjadi tua-tua.
Sebagaimana 24 tua-tua yang duduk di atas 24 takhta-takhta di sekeliling takhta Anak Domba.
3.    Bertekun dalam berdoa terkena pada mezbah dupa.
Artinya; tekun dalam IBADAH DOA PENYEMBAHAN.
Kalau kita lihat dalam ruangan suci, posisi mezbah dupa lebih maju dari dua alat yang lain, lebih dekat dengan tirai/tabir, pemisah antara ruangan suci dengan ruangan maha suci, artinya; doa penyembahan itu dekat sekali dengan perobekan daging, dan kalau terjadi perobekan daging itu sama artinya jalan yang baru terbuka menuju ke tempat yang kudus (ruangan maha kudus).
Memang kalau anak-anak Tuhan sungguh-sungguh dalam doa penyembahan, pasti mengalami perobekan daging, tidak bisa tidak. Perobekan daging itu seperti yang dialami oleh Yesus Kristus, ketika Ia menyerahkan diri-Nya di atas kayu salib.

Biarlah kiranya kita boleh menikmati buah dari pohon yang ditanam di tepi aliran air, dan itu merupakan makanan yang harus kita nikmati sebagaimana pribadi Yesus.

Yohanes 4: 33-34
(4:33) Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?"
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia ... dan menyelesaikan pekerjaan-Nya
Makanan ini tidak sama dengan makanan yang dinikmati oleh manusia. Itu sebabnya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal.”
Barangkali orang hanya mengenal makanan berupa makanan yang bisa dimakan setiap hari, tetapi yang dimaksud oleh Tuhan bukanlah itu.

Kemudian, makanan Yesus adalah makanan yang sangat Dia nikmati.
Oleh sebab itu, ketika Dia menyatakan makanan-Nya kepada 12 murid, dengan jelas Dia berkata: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya

Yohanes 4: 35
(4:35) Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.
Sebagai orang yang menikmati buah pohon kehidupan, senantiasa memandang di sekeliling/di sekitar, memandang ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.
Memandang, berarti; membuka mata dan melihat.
Seorang pelayan Tuhan harus membuka mata dan melihat, harus memperhatikan di sekeliling, sehingga mengerjakan apa yang bisa dikerjakan, oleh sebab itu, tidak boleh tutup mata.
Orang yang tutup mata sama halnya dengan orang yang tahu, tetapi pura-pura tidak tahu, intinya; lepas tangan, tidak menyelesaikan pekerjaan yang Tuhan percayakan.
Apa yang saudara lihat, kerjakan itu untuk kemuliaan Tuhan, sebab ladang sudah menguning, berarti matang, siap untuk dituai.

Mari kita lihat; PADA SAAT GEREJA HUJAN AWAL MENIKMATI PENGAJARAN RASUL-RASUL.
Kisah Para Rasul 2: 43-44
(2:43) Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.
(2:44) Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,

Akhirnya gereja mula-mula bersatu, berarti; ada kesatuan tubuh Kristus.
Tanda adanya kesatuan tubuh Kristus, yaitu: kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama.
Itu sebabnya, setiap orang yang mempersembahkan korban sifatnya hangus, artinya; apa saja yang dikerjakan untuk kemuliaan Tuhan, itu adalah milik kepunyaan bersama.
Kalau seseorang mempersembahkan korban, kemudian apa yang dipersembahkannya tidak bisa diatur oleh gembala, berarti itu masih miliknya sendiri.
Tetapi kalau kita menikmati buah dari pohon kehidupan, menikmati pengajaran rasul-rasul, wujudnya; kepunyaan mereka menjadi kepunyaan bersama.

Kisah Para Rasul 2: 45
(2:45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
Selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya sesuai dengan keperluan masing-masing.

Kisah Para Rasul 2: 46
(2:46) Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
Gereja mula-mula melakukan itu setiap hari disertai dengan ketulusan hati, tidak ada kepentingan-kepentingan di dalamnya, tidak ada motivasi-motivasi, dan mereka melakukan itu dengan sukacita, bukan dengan keterpaksaan.

Kisah Para Rasul 2: 47
(2:47) sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
Akhirnya, mereka disukai oleh semua orang.
Kalau pribadi seseorang disukai, orang yang seperti ini mudah sekali mempengaruhi orang lain, sehingga Tuhan menambahkan jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Sekarang kita melihat keterangan:
DAUNNYA MENJADI OBAT.
Yehezkiel 47: 12
(47:12) Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat."

Daun dari pada pohon yang tumbuh di tepi aliran sungai air kehidupan itu; DAUNNYA TIDAK LAYU = tidak kering = daunnya tetap hijau.

Sekarang kita melihat; TIDAK KERING
Amsal 17: 22
(17:22) Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.

Hati yang gembira adalah obat yang manjur, gambaran dari pada daunnya yang tidak layu, tidak kering, dan tetap hijau.
Sebaliknya, semangat yang patah, mudah putus asa, mudah kecewa, itu sangat mengeringkan tulang, tidak memberi pengharapan.

Lebih jauh kita melihat ...
Amsal 16: 24
(16:24) Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang.

Daun yang tidak layu, tidak kering, perkataannya sangat menyenangkan, menyukakan hati orang.
Perkataan yang menyenangkan hati digambarkan seperti sarang madu, sehingga manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang.
Kalau tulang-tulang kering = tulang-tulang yang rapuh, lalu patah semangat, sehingga tidak dapat berbuat apa-apa.
Biarlah kita menjadi kehidupan yang berdampak di manapun kita berada, menjadi obat bagi tulang-tulang yang kering, itulah orang yang putus asa, dan kecewa.

Perkataan-perkataan yang tidak membangun = perkataan-perkataan yang tidak menyenangkan hati, sehingga tidak akan mampu membawa jiwa-jiwa yang tidak berdaya (tulang-tulang kering/rapuh)
Biarlah kehidupan muda remaja mampu membawa jiwa-jiwa, dengan syarat; memberi diri bertumbuh, ditanam di tepi sungai air kehidupan.
Bukankah kita berada di tepi sungai air kehidupan, menikmati injil kerajaan yang keluar dari takhta Anak Domba dan takhta Allah? Menjadi obat bagi orang lain (bagi tulang – tulang yang kering), seperti Kaleb dan Yosua membawa berita yang menyegarkan jiwa bagi bangsa Israel, sebaliknya 10 pengintai yang lain membawa kabar untuk mengeringkan tulang – tulang.
Biarlah perkataan yang keluar dari mulut menyenangkan hati Tuhan, menyenangkan sesama, karena sifatnya membangun, menghibur, menasihati, bukan mengeringkan tulang (mematahkan semangat orang lain untuk beribadah melayani Tuhan).

Saya tambahkan;
ORANG YANG BERHASIL ADA KAITANNYA DENGAN TANAH YANG BAIK, TANAH YANG SUBUR.
Yeremia 17: 7-8
(17:7) Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
(17:8) Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.

Pohon yang berada di seberang menyeberang sungai air kehidupan, akar-akarnya merambat ke tepi batang air.
Kalau pohon itu berakar, itu menandakan tanah itu subur, tanah itu baik, sebaliknya, kalau tanah itu tipis, berbatu-batu, maka pohon itu tidak akan pernah bisa tumbuh, bahkan menghasilkan buah dan daunnya tidak akan pernah hijau.

Matius 13: 3-8
(13:3) Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.
(13:4) Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
(13:5) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
(13:6) Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
(13:7) Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati.
(13:8) Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.

Tuhan memberi perumpamaan tentang seorang penabur benih dengan 4 macam tanah;
-      Jenis tanah yang pertama; tanah yang di pinggir jalan = kerohanian yang di pinggir jalan
-      Jenis tanah yang kedua; tanah yang berbatu-batu, tidak banyak tanahnya, sehingga benih yang ditabur tumbuh sebentar, namun ketika ada cobaan/aniaya karena firman, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
-      Jenis tanah yang ketiga; tanah yang ditumbuhi semak duri = jenis tanah yang dikuasai dengan kekuatiran
-      Jenis tanah yang keempat; jenis tanah yang baik, yang subur, sehingga benih yang ditaburkan, bertumbuh, berakar, menghasilkan buah dan daunnya hijau.

Biarlah kiranya saya dan saudara bertumbuh dan berakar di dalam Tuhan, karena kita senantiasa hidup oleh aliran sungai air kehidupan yang menjadikan tanah hati saya dan saudara subur, tidak berbatu-batu (keras hati), tidak ditumbuhi semak duri (kekuatiran).
Jadi, dapat kita simpulkan; keberhasilan dari Yusuf tidak terlepas dari hati, ia memiliki hati yang baik, gambaran dari tanah yang baik/subur.

Demikian halnya, Daud; Tuhan tidak melihat Daud yang masih muda.
Pada awalnya Samuel melihat dengan logika, tetapi Tuhan melihat hati, yaitu tanah hati yang terlepas dari berbatu-batu, tanah hati yang terlepas dari kekuatiran, itulah tanah hati yang baik, yang subur, sehingga pada saat benih itu ditaburkan; benih itu bertumbuh, berakar, dan berbuah, kemudian daunnya tetap hijau.

Tantangan dari tanah hati yang baik/subur.
Mazmur 1: 1-2
(1:1) Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
(1:2) tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

Tanah hati yang baik menghindari;
-      Tidak berjalan menurut nasihat orang fasik
Nasihat orang fasik berujung/menghasilkan yang tidak baik, sebab orang fasik adalah gambaran dari orang sombong, angkuh, tinggi hati, ia berbicara sambil menaikkan batang hidungnya.
-      Tidak berdiri di jalan orang berdosa
Berarti; berdiri di atas korban Kristus, sama seperti mempelai perempuan berdiri di atas bulan (Wahyu 12: 1)
Bulan adalah gambaran dari Allah Anak.
-      Tidak duduk dalam kumpulan pencemooh
Kalau tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, berarti kesukaannya adalah duduk sehidangan dalam perjamuan dengan Allah untuk menikmati hidangan yang telah disediakan (lembu telah disembelih), yaitu pemberitaan firman tentang salib Kristus, bukan firman yang disertai dongeng nenek-nenek tua, cerita-cerita isapan jempol, takhayul-takhayul (injil setengah).

Tanah hati yang baik: kesukaannya adalah Taurat Tuhan, dan merenungkan firman Tuhan siang dan malam, persis seperti lembu sapi, binatang yang memamahbiak dan berkuku belah dua, inilah binatang yang berkenan untuk dipersembahkan kepada Tuhan, binatang yang tidak najis.
Kuku berbelah dua menunjuk kepada hidup benar sesuai dengan firman Tuhan yang tertulis dalam perjanjian lama dan perjanjian baru.
Pada siang hari lembu sapi makan rumput, pada malam hari dia kembali memamah biak sampai memperoleh sari-sarinya, sampai firman itu mendarah daging.

Yusuf selalu berhasil dalam segala pekerjaannya karena Tuhan menyertai dia.
Kita juga membutuhkan penyertaan Tuhan, oleh sebab itu kalau kita perhatikan dalam ...
Yeremia 17: 5-7
(17:5) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
(17:6) Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
(17:7) Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
Orang yang mengandalkan Tuhan adalah orang yang menaruh pengharapan sepenuhnya kepada Tuhan.
Berbanding terbalik dengan orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, mereka itu adalah orang yang hatinya menjauh dari Tuhan, orang yang gagal, orang yang tidak diberkati, tidak berhasil, digambarkan seperti;
-      semak bulus di padang belantara = tidak mengalami datangnya keadaan baik
-      tinggal di tanah angus di padang gurun = kering-kering, tidak menghasilkan apa-apa
-      tinggal di negeri padang asin yang tidak berpenduduk = kehidupan yang tidak memiliki kasih, sebab orang yang memiliki kasih pasti mengasihi Tuhan dan sesama di manapun ia berada

Tetapi Yusuf menaruh pengharapan sepenuhnya kepada Tuhan, dan orang yang menaruh pengharapan menyucikan diri di hadapan Tuhan (1 Yohanes 3: 3).

Wahyu 22: 1
(22:1) Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.
Sungai air kehidupan yang mengalir dari takhta Allah dan takhta Anak Domba adalah gambaran dari injil kerajaan.
Kemudian, sungai air kehidupan itu jernih, berarti; tidak dikotori olah dosa kejahatan dan kenajisan, sehingga ia digambarkan seperti kristal, berarti transparan, tulus, tampil apa adanya di tengah-tengah ibadah dan pelayanan di hadapan Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang