KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, March 31, 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 29 MARET 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 29 MARET 2015

Tema:  JEMAAT DI LAODIKIA (dari Wahyu 3: 14-22)
            (Seri 02)

Subtema:  SAKSI YANG SETIA DAN BENAR

Shalom...
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang & kasih setia Tuhan yang abadi
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.

Kita kembali memperhatikan jemaat di Laodikia dari Wahyu 3:14-22, diawali...
Wahyu 3:14
(3:14) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah:

“Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia” artinya; Tuhan berbicara (menyatakan kasih-Nya) kepada jemaat di Laodikia dengan perantaraan malaikat jemaat yaitu gembala sidang, tangan kanan Tuhan.
Tangan kanan Tuhan disebut juga perpanjangan mulut / lidah Tuhan. Pada minggu lalu telah saya sampaikan.

Selanjutnya kita perhatikan bagian “b” dari ayat 14, yaitu;
Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah.
Amin (bahasa Ibrani), artinya; pasti, sungguh, benar.

Kita terlebih dahulu melihat kata PASTI.
Kisah Para Rasul 2: 35-36
(2:35) Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu.
(2:36) Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus."

Gereja Tuhan harus tahu dengan pasti bahwa Allah telah membuat Yesus yang telah disalibkan itu menjadi Tuhan & Kristus.
Mengapa ada pernyataan “menjadi Tuhan dan Kristus”? Artinya hanya kepada Dia saja kita beribadah, hanya Dia saja yang kita sembah, selanjutnya memberi diri dipimpin dalam seluruh kebenaran, sebab Kristus adalah kepala dari tiap-tiap gereja.

Efesus 5: 22-24
(5:22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
(5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
(5:24) Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.

Kristus adalah Kepala dari tiap-tiap gereja, Dialah yang menyelamatkan tubuh, sehingga gereja Tuhan harus tunduk kepada Kristus, Dialah kepala, Dialah suami.
Kristus adalah kepala = suami.
Jemaat (gereja Tuhan) adalah tubuh = isteri.

Kristus menyelamatkan tubuh dengan dua cara.
Efesus 5: 25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
(5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

Cara pertama: “menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman.
Disucikan dengan memandikannya dengan air dan firman, bila dikaitkan dengan pola Tabernakel, terkena pada KOLAM PEMBASUHAN menunjuk kepada baptisan air.
Baptisan Kristus; satu dalam kematian & kebangkitan Yesus Kristus (Roma 6:3-4).
Kuasa kematian: mengubur hidup yang lama.
Kuasa kebangkitan: hidup dalam hidup yang baru.
Dengan demikian Ia menempatkan jemaat dihadapan-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu = kudus tidak bercela.

Cara kedua:
-      Mengasuh = dididik.
Musa diasuh oleh puteri Firaun, ia dididik dengan segala hikmat orang Mesir, sehingga ia menjadi pribadi yang disiplin, mengetahui aturan-aturan dalam Kerajaan.
Seorang raja memang harus disiplin, supaya terlihat segala wibawa & kemuliaan seorang raja, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik, sebagaimana halnya raja-raja & imam-imam bagi Allah, imamat rajani / pelayan Tuhan semuanya teratur, tersusun dengan rapi.
-   Merawatinya, berarti memberi kesembuhan terhadap yang sakit, baik sakit jasmani maupun sakit rohani.
Sebagaimana seorang pemuda yang turun dari Yerusalem ke Yerikho, di tengah jalan ia dirampok, dirampas, dipukuli setengah mati, dan akhirnya ditemukan seorang Samaria, lalu dibawa ke penginapan untuk merawati, serta membalut luka-lukanya.
Banyak hal yang menimbulkan terjadinya luka-luka batin, tetapi puji Tuhan sampai saat ini Tuhan merawati dan memberi kesembuhan.
Sebelum membalut luka-luka, terlebih dahulu disiram dengan dua hal;
1.    Anggur
Air anggur diperoleh lewat pemerasan. Yesus telah mengalami pemerasan itu di atas kayu salib.
2.    Minyak zaitun.
Untuk menghasilkan minyak zaitun, diperoleh dengan cara penumbukan,  sehingga disebut dengan minyak zaitun tumbuk. Yesus Kristus telah mengalami penumbukan itu di atas kayu salib untuk menyembuhkan luka-luka batin (sakit hati) yang kita alami.
Manakala kita mengalami penderitaan, bahkan mengalami luka-luka batin, pandang saja salib Kristus. Kalau dalam keadaan menderita memandang hal-hal yang lain, yaitu kebenaran diri sendiri, memandang apa yang kita perbuat yaitu pengorbanan, justru semakin sakit dan perih, luka bertambah semakin luka, persis luka yang ditetesi air jeruk (asam) dan diolesi cabai (hal yang pedas).

Yesus yang disalibkan menjadi Tuhan, berarti kita hanya menyembah Dia, bukan allah asing. Allah asing antara lain pekerjaan, malas, perut, kekerasan hati, dan lain sebagainya.
Selain menjadi Tuhan, juga menjadi Kristus, berarti memimpin; Dialah kepala yang menyelamatkan tubuh-Nya.
Kita diasuh berarti menerima didikan, hikmat & pengertian dari sorga. Biarlah saya & saudara memperhatikan firman yang kita terima selanjutnya disimpan dalam hati, untuk memperoleh pengertian, sebab pengertian berasal dari firman yang ditempatkan dalam hati.

Kita sudah melihat bahwa Amin artinya pasti, sungguh & benar, itulah pribadi Yesus Kristus Dialah Saksi Yang Setia & Benar (Wahyu 3: 14).
Kebenaran seseorang dilihat dari kesetiaannya, sedangkan orang yang tidak benar, tidak mungkin setia.
Saya lihat ada beberapa di antara kita awalnya berapi-api melayani Tuhan, tetapi semakin lama tidak bertahan dalam kesetiaannya, ini bukanlah orang yang benar. Orang benar itu dilihat dari kesetiaanya. Itu sebabnya saya berani katakan orang yang tidak benar adalah orang yang tidak setia, percayalah.
Setialah dalam perkara kecil, setialah melayani, setialah beribadah kepada Tuhan.

Untuk sidang jemaat di Laodikia, Yesus tampil sebagai yang benar, dibuktikan dengan kesetiaan-Nya.
Filipi 2: 8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu Salib = Setia.
Di sini kita melihat, Yesus Kristus, sebagai Anak, telah menunjukkan kesetiaan-Nya kepada Allah Bapa.
Dan ini harus kita nikmati.

Persamaan dari ayat ini ...
Yohanes 4: 34
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

-      Melakukan kehendak Allah Bapa = menanggung penderitaan di atas kayu salib, sehingga kehendak Allah Bapa terlaksana.
-      Menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa = taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib.
Inilah yang menjadi makanan Yesus Kristus. Makanan untuk dinikmati, berarti ini juga harus menjadi bagian makanan dari anak-anak Tuhan & harus menikmatinya.
Melakukan kehendak Allah Bapa, nikmati saja. Melayani/menyelesaikan pekerjaan Allah Bapa sampai garis akhir, nikmati saja.
Saudaraku, biarlah kita belajar untuk setia, tunjukkan kesetiaan itu di hadapan Tuhan, sebab orang benar dilihat dari kesetiaan, dan itu adalah makanan untuk dinikmati.

Yohanes 4: 30-33
(4:30) Maka mereka pun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus.
( 4:31) Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: "Rabi, makanlah."
(4:32) Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal."
(4:33) Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?"

Murid-murid selalu mengikuti Yesus (selalu bersama-sama dengan Yesus), bersama-sama dengan Yesus, namun makanan Yesus masih asing bagi mereka.
Kalau menikmati makanan dari sorga datangnya lewat salib; memang tidak enak bagi daging (asing bagi daging), namun tetap harus dinikmati.
Sebaliknya, menikmati makanan yang bukan berasal dari sorga, itu lewat buaian/dusta, itulah yang membuat Adam & Hawa telanjang. Adam & Hawa dibuai supaya mereka menikmati makanan yang dilarang itu.

Sekarang kita lihat ...
Awal mula kesetiaan.
Filipi 2: 2-5
(2:2) karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
(2:3) dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
(2:4) dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

Yang pertama: sehati sepikir.
Kita adalah keluarga Kerajaan Allah, oleh sebab itu harus sehati sepikir. Mengerjakan segala perkara ditengah-tengah ibadah dan pelayanan harus dengan sehati sepikir.
Yang kedua: dalam satu kasih.
Yaitu kasih Allah yang dikerjakan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib, itulah kasih Allah.
Yang ketiga: satu jiwa.
Yang keempat: satu tujuan.
Tujuan kita adalah Yerusalem yang baru, masuk dalam Kerajaan Sorga.
Sasaran akhir dari firman pengajaran mempelai membawa kita masuk dalam pembentukan tubuh Kristus, menjadi mempelai wanita Tuhan.
Yang kelima: tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia.
Orang yang mencari kepentingan diri sendiri, pasti suka mencari puji-pujian. Oleh sebab itu, segala sesuatu yang ada dalam kandang penggembalaan, yang berkaitan dengan pelayanan, mari kita perhatikan dengan baik.
Yang keenam: dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.
Dalam Ibadah Doa Penyembahan, kita untuk sementara berada di rumah Pa Barita. Tetapi sekalipun demikian, jadilah tuan rumah yang baik, mendahului untuk memberi hormat saat beribadah.
Yang ketujuh: janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
Kalau saya mementingkan diri sendiri, kita tidak perlu mengikuti tiga macam ibadah, cukup satu macam ibadah saja.
Yang kedelapan: dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.

Inilah 8 langkah awal mula kesetiaan itu.

Sekarang kita lihat, ketika kita menaruh pikiran & perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus...
Filipi 2: 6-7
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Pikiran & perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus, antara lain;
Pertama: walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan = tidak mempertahankan hak-Nya sebagai milik yang harus dipertahankan. Dia harus meninggalkan Sorga dan segala apa yang ada di dalamnya dan turun ke bumi. Dia lepaskan segala milik-Nya.
Kedua: mengosongkan dirinya sendiri. Kosong = tidak merasa diri benar, tidak merasa diri mampu, tidak merasa diri hebat, tidak merasa diri bisa, tidak merasa dibutuhkan. Ada yang merasa dibutuhkan di sini? Kalau masih ada, akui saja. kalau saudara tidak mau mengakui, selamanya saudara tidak mau mengakui kesalahan.
Langkah selanjutnya: mengambil rupa seorang hamba. Ia tidak mengambil rupa seorang tuan, walaupun Yesus adalah tuan dari hamba-hamba Tuhan. Berarti, mau melayani Tuhan. Selama kita masih berada di bumi ini, kita adalah jongosnya Tuhan.
Dibuktikan dalam injil Lukas 22: 24-27
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.

Yesus tampil sebagai pelayan, melayani 12 murid, memberi makan & minum 12 murid, sebab Dia mengambil rupa seorang hamba.
Kalau mengambil rupa seorang tuan, hanya duduk makan saja, tidak melayani.
Yang belum mengambil bagian dalam pelayanan, segera untuk mengambil bagian dalam pelayanan, dimulai dari pelayanan yang kecil dan sederhana, apa yang bisa dikerjakan, kerjakan saja.
Dan jangan kaku.  Kalau ada kegiatan ibadah, ada pelayanan, apa yang bisa dikerjakan, kerjakanlah, tidak perlu menunggu perintah.

Sewaktu saya masih sekolah Alkitab, rekan-rekan sekolah Alkitab memandang saya begitu rendah sekali, karena saya masih mempertahankan harga diri (mengambil rupa seorang tuan).
Tetapi setelah saya diproses oleh Tuhan beberapa bulan lamanya, saya begitu fleksibel melayani Tuhan, tidak kaku lagi.

Sekarang kita lihat ...
Lukas 22: 24
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus, siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.

Terjadi pertengkaran di antara murid-murid Yesus, karena mereka ingin menjadi yang terbesar = mengambil rupa seorang tuan.
Jadi, jangan heran, mengapa terjadi perselisihan, pertengkaran satu dengan yang lain, penyebabnya karena tidak mengambil rupa seorang hamba, melainkan seorang tuan, sehingga tidak saling melayani satu dengan yang lain.
Jadi ternyata sangat penting untuk mengambil rupa seorang hamba.

Lihat ukuran dunia.
Lukas 22: 25
(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.

Untuk ukuran dunia;
- Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka.
- orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
Inilah pemimpin di dalam dunia. Jadi di dalam dunia itu berlomba-lomba untuk menjadi besar, berarti tidak mengambil rupa seorang hamba.
Dalam 1 Yohanes 2: 14-16, dalam dunia ini hanya ada 3 hal; keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan. Berlomba-lomba untuk menjadi besar = angkuh.

Tetapi di dalam Tuhan, tidaklah demikian ...
Lukas 22: 26
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.

Di dalam Tuhan;
Pertama: Yang terbesar hendaklah menjadi sebagai yang paling muda. Paling muda = minim pengalaman, mau diajar, mau dipimpin, mau dituntun.
Kedua: pemimpin sebagai pelayan. Yesus Kristus berada diantara 12 murid untuk memberi makan dan minum / melayani. Dalam hal ini menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah pemimpin, Dia telah mengambil rupa sebagai seorang hamba.

Selanjutnya setelah mengambil rupa seorang hamba..
Filipi 2: 7
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Kita sudah melihat ketika mengambil rupa seorang hamba, langkah berikutnya; menjadi sama dengan manusia.

Ketika menjadi sama/serupa dengan manusia ...
Filipi 2: 8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Biarlah kita satu dengan yang lain saling merendahkan diri, sebab Tuhan mendambakan hal yang demikian, supaya pembangunan tubuh Kristus terwujud.
Kalau kita merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat, maka tidak ada gejolak, sebaliknya kalau berlomba-lomba membesarkan/meninggikan diri,  pasti akan terjadi gejolak.
Seperti air dalam pipa, dengan daya yang tinggi, kalau ditekan / ditutup dengan tangan pasti terjadi gejolak.

Kita kembali memperhatikan SIDANG JEMAAT DI LAODIKIA.
Wahyu 3:14
(3:14) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah:

Dialah Permulaan dari ciptaan Allah, berarti; dari Dialah permulaan dari segala sesuatu, termasuk permulaan kebenaran.

Roma 3: 9-18
(3:9) Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa,
(3:10) seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.
(3:11) Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah.
(3:12) Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.
(3:13) Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa.
(3:14) Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah,
(3:15) kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah.
(3:16) Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka,
(3:17) dan jalan damai tidak mereka kenal;
(3:18) rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu."

Semua orang (Yahudi maupun Yunani) ada dibawah kuasa dosa, sebagai bukti;
1.      Tidak ada yang benar seorang pun tidak.
2.      Tidak ada seorang pun yang berakal budi.
3.      Tidak ada seorang pun yang mencari Allah.
4.      Semua orang telah menyeleweng.
5.      Mereka semua tidak berguna.
6.      Tidak ada yang berbuat baik.
7.      Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga.
8.      Lidah mereka merayu-rayu.
9.      Bibir mereka mengandung bisa.
10.   Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah.
11.   Kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah.
12.   Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka.
13.   Jalan damai tidak mereka kenal.
14.   Takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.

Tidak ada yang benar, hanya Tuhan yang benar, Dialah permulaan ciptaan Allah, berarti dari Dialah permulaan segala sesuatu, termasuk kebenaran.
Mulai dari zaman Adam sampai Abraham, zaman Abraham sampai Musa, zaman Musa sampai Daud, zaman Daud sampai kepada Yesus Kristus, tidak ada yang benar, termasuk pemuka, yaitu mereka yang menjadi penegak keadilan.

Yohanes 18: 28, 37-38
(18:28) Maka mereka membawa Yesus dari Kayafas ke gedung pengadilan. Ketika itu hari masih pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu, supaya jangan menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah.
(18:37) Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku."
(18:38) Kata Pilatus kepada-Nya: "Apakah kebenaran itu?"

Dari sejak zaman Pilatus, kebenaran itu telah dipelintir, orang tidak mengerti tentang kebenaran sampai sekarang.
Pilatus adalah pusat peradilan tertinggi pada saat itu, tetapi sekalipun demikian, ia tidak mampu memberi keadilan, sebab ia tidak tahu kebenaran, sesuai dengan pertanyaannya kepada Yesus Kristus. Sampai saat ini, tidak ada seorangpun yang benar, tidak ada yang berakal budi, semua telah menyeleweng. Kebenaran telah diselewengkan. Tetapi di sini kita melihat, Yesus tidak mau naik banding, Dia menerima keputusan dari Pilatus, untuk memberi kesaksian tentang kebenaran itu.
Dialah permulaan ciptaan Allah, berarti Dialah permulaan kebenaran itu.

Lalu pertanyaannya; SIAPA YANG BENAR?
Lukas 18: 18-19
(18:18) Ada seorang pemimpin bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru yang baik, apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
(18:19) Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja.

Tak seorang pun yang baik selain dari pada Allah saja.
Hanya Allah saja yang benar, dan permulaan kebenaran itu datangnya dari Yesus Kristus.
Bahkan Yesus sendiri berkata: “Mengapa kaukatakan Aku baik?”, sebab hanya Allah saja yang baik.

Lukas 18: 20-23
(18:20) Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu."
(18:21) Kata orang itu: "Semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."
(18:22) Mendengar itu Yesus berkata kepadanya: "Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan: juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
Matius 19: 21-23
(19:21) Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
(19:22) Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.
(19:23) Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Orang muda itu telah mengasihi sesama (ayat 20-21), namun apakah ia mampu mengasihi Tuhan?
Orang muda yang kaya ini hanya mampu mengasihi sesama, namun ia tidak mampu mengasihi Tuhan, sehingga ia tidak sempurna.
Tidak sempurna, berarti;
-      Masih banyak kekurangan-kekurangan di dalam dirinya.
-      Masih berada di bawah hukum Taurat.

Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu” = mengasihi sesama, namun tidak dapat mengasihi Tuhan = ibadah lahiriah, bibir (mulut) memuliakan Tuhan tetapi hati jauh dari Tuhan.
Tetapi kalau kita betul-betul mengasihi Tuhan dengan kasih Agape pastilah mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi & kekuatan.
Di sini kita melihat, bahwa manusia tidak ada yang sempurna, hanya Tuhan saja yang benar, dan permulaan kebenaran itu dimulai dari pribadi Yesus, Anak Allah.
Yesus tampil kepada sidang jemaat di Laodikia sebagai saksi yang setia & benar, permulaan dari ciptaan Allah.

Kuasa penampilan Yesus Kristus terhadap sidang jemaat di Laodikia.
Wahyu 3: 15
(3:15) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!

Setelah dikoreksi lewat penampilan Yesus Kristus, maka Yesus berkata: “Aku tahu segala pekerjaanmu” .
Tuhan mengetahui pekerjaan dari sidang jemaat di Laodikia, Tuhan juga mengetahui kualitas rohani jemaat di Laodikia, bahkan mengetahui kualitas rohani setiap orang.
Di antara kita ada yang sedang naik kerohaniannya, ada juga yang sedang menurun, tetapi juga ada yang stuck. Kalau kerohanian seseorang sedang turun, suatu saat nanti bisa kembali, tetapi kerohanian yang stuck, biasanya susah untuk berubah.

Pertanyaannya; Apa yang diketahui Tuhan tentang sidang jemaat di Laodikia?
Sidang jemaat di Laodikia; tidak dingin dan tidak panas berarti; suam-suam, pengikutan mereka tidak sepenuhnya melainkan setengah hati = stuck.
Dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun, tidak terlihat pertumbuhan rohani = stuck, inilah yang susah.
Barangkali ada di antara kita sudah mulai stuck, sukar untuk bertumbuh / pertumbuhan rohani berhenti sampai di situ saja, perhatikanlah firman Tuhan yang ajaib mampu dan berkuasa untuk menolong, Tuhan mengetahui keadaan kita saat ini.

Yang Tuhan inginkan dari sidang jemaat di Laodikia adalah: “dingin atau panas!”, sesuai dengan bunyi firman Tuhan yaitu; "alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas”.
Berarti; tidak suam-suam melainkan sungguh-sungguh, dengan kata lain benar-benar dingin atau benar-benar panas, penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan.

Dampak negatif suam-suam kuku.
Wahyu 3: 16
(3:16) Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.

Akhirnya jemaat di Laodikia dimuntahkan dari mulut Tuhan karena mereka suam-suam = tidak dingin tidak panas, pengikutan mereka tidak sepenuh hati.
Apa yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan (Matius 15:17-18). Apa yang masuk ke dalam mulut turun ke perut, lalu dibuang ke jamban, tetapi apa yang masuk ke mulut lalu keluar kembali, itulah yang menajiskan seseorang.
Berarti, sidang jemaat di Laodikia ini menjadi najis di hadapan Tuhan. Najis = haram.
Pengertian yang lain, dimuntahkan = keluar dari anggota tubuh Kristus & menjadi antikris.
Jadi, jangan main-main! Jangan anggap enteng terhadap nyawa. Jangan anggap enteng dengan jiwa saudara, jiwa keluarga saudara, termasuk saya.
Coba saudara bayangkan, bila mengikuti Tuhan bertahun-tahun tanpa pertumbuhan rohani / tidak dewasa rohani, maka akan mengalami kerugian dua kali lipat, segala pengorbanan menjadi sia-sia antara lain uang, tenaga, waktu, pikiran dan lain sebagainya menjadi sia-sia, kalau akhirnya dimuntahkan.
Kerugiannya dua kali lipat: rugi di bumi, kemudian tidak mendapat bagian di dalam Kerajaan Sorga.

Najis = haram.
Imamat 11: 4-7
(11:4) Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari yang memamah biak atau dari yang berkuku belah: unta, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
(11:5) Juga pelanduk, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu.
(11:6) Juga kelinci, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah, haram itu bagimu.
(11:7) Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu.

Ada 4 jenis binatang yang haram/najis yang tidak boleh dimakan, antara lain; unta, pelanduk, kelinci, babi hutan.

4 jenis binatang ini dibagi menjadi 2 bagian:
Bagian pertama: unta, pelanduk, kelinci.
Jenis binatang ini memang memamah biak tetapi tidak berkuku belah dan bersela panjang, itu haram/najis.
Memamah biak tetapi tidak berkuku belah dan bersela panjang, artinya; beribadah dan melayani Tuhan, tetapi tidak terbeban dengan pekerjaan Tuhan / tidak memperhatikan pekerjaan Tuhan, persis seperti ORANG FARISI.
Kalau hanya melayani, untuk dilihat orang, tetapi tidak terbeban (tidak memperhatikan pekerjaan Tuhan), menjadikan dirinya najis dihadapan Tuhan.
Ini adalah jenis makanan yang tidak boleh dinikmati, sedangkan makanan yang dapat dinikmati adalah makanan Yesus Kristus seperti yang kita perhatikan di atas tadi.

Binatang kedua: babi hutan.
Jenis binatang ini memang berkuku belah  & bersela panjang tetapi tidak memamah biak, itu haram/najis.
Berkuku belah & bersela panjang tetapi tidak memamah biak, artinya; mengerti firman Tuhan tetapi tidak menjadi pelaku, persis seperti AHLI TAURAT. Ini juga yang menyebabkan seseorang menjadi najis dihadapan Tuhan.

Kita akan melihat gambaran dari jenis binatang yang pertama dan kedua (binatang yang haram).
Matius 23:3-5
(923:3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
(23:4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.
(23:5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;

Ahli Taurat dan orang farisi, digambarkan seperti binatang yang haram, sebab;
-    mereka mengajar tentang kebenaran tetapi tidak melakukannya = berkuku belah dua dan bersela panjang, tetapi tidak memamah biak.
-    mereka melayani tetapi tidak terbeban, sebab pekerjaan yang mereka lakukan hanya untuk dilihat orang = memamah biak, tetapi tidak berkuku belah dan bersela panjang.   

Berkuku belah & bersela panjang à firman Allah yang tertulis dalam Alkitab, antara lain Perjanjian Lama & Perjanjian Baru.
Perjanjian Lama = firman yang ditulis oleh nabi / firman para nabi.
Tugas nabi adalah: bernubuat, berarti; membangun, menghibur, menasihati artinya; menunjuk-nunjuk dosa, menyingkapkan segala dosa yang terselubung dalam hati.
Perjanjian Baru, firman yang ditulis oleh hamba-hamba Tuhan yang diurapi / ditulis oleh rasul-rasul = firman Kristus, yaitu firman yang diurapi.
Kegunaan firman Kristus adalah; dalam Roma 10:17 dengan jelas dikatakan; “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”
Kemudian kalau berbicara tentang iman, sesuai dengan Ibrani 11:1;
-      Dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan = dasar kita untuk berharap.
-      Bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat = percaya walaupun tidak melihat.
Itu sebabnya firman Tuhan melarang untuk memakan binatang haram, yaitu binatang yang memamah biak tetapi tidak berkuku belah dan bersela panjang sebaliknya, berkukuh belah dua dan bersela panjang tetapi tidak memamah biak.

Inilah binatang yang haram yang tidak boleh dimakan, gambaran dari jemaat di Laodikia, dimuntahkan dari mulut Allah.
Dalam hal ini Tuhan menunjukkan kekurangan dari jemaat di Laodikia dengan gamblang. Kalau kekurangan / dosa ditunjukkan dengan gamblang, kita mudah sekali untuk intropeksi diri. Oleh sebab itu, kita justru bersyukur kepada Tuhan, ketika dosa dikoreksi lewat firman Tuhan yang kita dengar.
Seperti Tuhan mengoreksi jemaat di Laodikia, demikian juga Tuhan mengoreksi kita malam hari ini.

Jalan keluarnya:
Wahyu 3: 15
(3:15) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!

Inilah kerinduan Tuhan: Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! = tidak suam-suam.
Pengikutan kita jangan setengah hati, melainkan harus dengan sepenuh hati.

Matius 12: 28-30
(12:28) Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"
(12:29) Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
(12:30) Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu = mengasihi Tuhan dengan sepenuhnya (tidak suam-suam).
Pertanyaannya; mengapa harus mengasihi Tuhan dengan sepenuhnya? Jawabnya adalah; sebab Tuhan itu Esa (satu), tidak dua. Jadi, kalau kita tidak mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan, berarti separuh hati lagi mengasihi allah yang lain, berarti kalau suam-suam = menyembah dua Tuhan. Sekali lagi saya katakan mari kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan kekuatan. Amin.  

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang