KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, June 28, 2015

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 26 JUNI 2015

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 26 JUNI 2015

“DARI KITAB MALEAKHI”

Subtema: PERATURAN-PERATURAN DALAM IBADAH

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.

Kita kembali memperhatikan...
Maleakhi 3: 18
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Kita dapat melihat perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Orang benar = orang yang beribadah kepada Allah.
Orang fasik = orang yang tidak beribadah kepada Allah.

Saat ini kita tidak dapat menunjukkan bahwa ibadah yang kita jalankan adalah ibadah yang lebih benar dari pada ibadah-ibadah yang dijalankan orang lain, tetapi satu hal yang patut kita syukuri adalah, bahwasanya sejauh ini kita telah digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, yang disebut juga firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, untuk membangun, menghibur, menasihati kita masing-masing, menyelidiki segala sesuatu yang terselubung, pendeknya; untuk membawa kita masuk dalam pembentukan tubuh Kristus yang sempurna, menjadi pengantin perempuan, milik kesayangan-Nya, sesuai ayat 17: Mereka akan menjadi milik kesayangan Tuhan pada hari yang disiapkan-Nya.
Sampai hari ini Tuhan tidak berhenti bekerja, Ia tidak tertidur, Ia tidak terlelap, Ia sedang menyediakan/menyiapkan tempat sebanyak jiwa yang akan diselamatkan.

Kita tidak mungkin mengatakan bahwa ibadah kita lebih benar dari pada ibadah yang lain, sebab kalau kita mengatakan hal itu, berarti kita mengambil posisi Tuhan sebagai hakim, tetapi yang dapat kita lakukan adalah beribadah sesuai dengan peraturan-peraturan yang Tuhan kehendaki.

Ibrani 9: 1
(9:1) Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia.

Ketika kita menjalankan ibadah di hadapan Tuhan, ada peraturan-peraturan yang harus kita ikuti yang sudah ditetapkan oleh Tuhan.

AWAL MULA IBADAH.
Kejadian 2: 15
(2:15) TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

Tuhan menempatkan manusia (Adam) dan isterinya di taman Eden dengan satu tujuan; untuk mengusahakan dan memelihara taman itu = menjalankan ibadah di hadapan Tuhan.
Malam ini kita datang dan beribadah melayani Tuhan, kita berada di kebun anggur Allah untuk memelihara dan mengusahakannya dengan baik, bagaikan memelihara dan mengusahakan taman hati kita di hadapan Tuhan, sebab dari situlah terpancar kehidupan.
Jadi, kalau kita mengusahakan ibadah dan pelayanan dengan baik di hadapan Tuhan, itulah cerminan hidup.
Oleh sebab itu, tidak cukup seseorang berkata: Tuhan ada di hati saya, tetapi ia jauh dari ibadah-ibadah yang telah Tuhan percayakan.

Syarat-syarat untuk memelihara & mengusahakan taman Eden.
Kejadian 2: 16-17
(2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
(2:17) tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Syarat mengusahakan dan memelihara taman itu, harus mengikuti peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh Tuhan, supaya Adam dan isterinya tidak salah-salah pada saat mengusahakan taman Eden.
Demikian juga, ketika kita beribadah melayani Tuhan harus mengikuti peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh Tuhan supaya tidak terdapat kesalahan dan pelanggaran di hadapan Tuhan.

Adapun peraturan-peraturan itu:
YANG PERTAMA: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas.”
Kejadian 2: 8-9
(2:8) Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.
(2:9) Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

1.   Tuhan menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya, artinya; dengan bebas Roh Kudus berkarya dalam kehidupan seseorang.
2.    Makan buah pohon kehidupan dengan bebas, artinya; firman Allah dengan bebas berkuasa dalam hati pribadi lepas pribadi.

Adapun peraturan-peraturan itu:
YANG KEDUA: “pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya.”
Berarti, melarang makan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, artinya; mengerti tentang yang baik tetapi mengerti juga tentang yang jahat, sama seperti berada di bawah hukum Taurat; mengasihi sesama tetapi membenci musuh, berarti kasihnya tidak sempurna di hadapan Tuhan (Matius 5: 38, 43). Hal ini harus diperhatikan dengan baik.

Tetapi sayangnya pada Kejadian 3: 6-7, Adam dan isterinya jatuh dalam dosa karena mereka melanggar hukum Allah, peraturan yang dibuat oleh Allah, sehingga mereka menjadi telanjang.

Itulah peraturan-peraturan sebelum Allah memberikan kemah/Tabernakel untuk didirikan Musa.
Ketika Musa mendirikan Tabernakel sesuai dengan petunjuk yang Tuhan berikan di atas gunung Sinai, juga harus mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan Tuhan.

Kita kembali memperhatikan ...
Peraturan dalam kemah Tabernakel.
PERATURAN YANG PERTAMA.
Ibrani 9: 2
(9:2) Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus.

Dipersiapkan suatu kemah, yaitu BAGIAN YANG PALING DEPAN.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel à Ruangan Suci.
Sekarang kita melihat aturan yang ada, antara lain; di situ terdapat ...
1.    Meja roti sajian menunjuk ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Ibadah ini menghasilkan IMAN.
Tujuannya: Mendewasakan gereja Tuhan. Puncaknya; sama seperti 24 tua-tua yang duduk di atas 24 takhta itu.
= domba-domba diberi makan.
2.    Kaki dian (pelita emas) à ketekunan dalam Ibadah  Raya Minggu disertai kesaksian.
Ibadah ini menghasilkan PENGHARAPAN.
Tujuannya: Mempertajam karunia-karunia yang diperoleh tiap-tiap orang.
= domba-domba diberi minum (1 Korintus 12: 4-10, 13).
Oleh sebab itu, seseorang tidak boleh lalai mempergunakan karunia-karunia yang ia peroleh dari Tuhan.
Setelah kita setia tergembala dengan baik dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan, pada akhirnya memperoleh karunia-karunia, karena memberi diri digembalakan oleh firman pengajaran mempelai, tetapi jangan lalai mempergunakan karunia-karunia tersebut.

3.      Di dalam kemah bagian paling depan, kita tidak melihat ada MEZBAH DUPA, justru mezbah dupa itu ada di Ruangan Maha Suci. Tetapi kalau kita melihat pola Tabernakel yang didirikan Musa sesuai dengan petunjuk yang ia terima dari Tuhan di atas gunung Sinai, Mezbah Dupa ada di ruangan suci, maju lebih dekat dengan tabir ruangan Maha Suci.
Sesungguhnya, tidak ada masalah dalam hal ini, tidak ada perbedaan antara apa yang dilihat Rasul Paulus ketika ia diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga yang disebut juga dengan Firdaus dengan apa yang diterima oleh Musa di gunung Sinai, tetapi yang kita perhatikan di sini adalah arti rohaninya, yaitu; doa penyembahan membawa kita naik/dekat dengan Allah, membawa kita masuk ke hadirat Tuhan, bertemu dengan kasih-Nya.

Inilah peraturan-peraturan ketika beribadah pada kemah yang pertama yang harus kita perhatikan selama kita hidup di bumi.

Ibrani 10: 22-24
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
(10:23) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.
(10:24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

-       “... keyakinan iman ...” adalah hasil dari ketekunan dari Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
-       “...pengharapan kita...” adalah hasil dari ketekunan dari Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
-       “... kasih ...” adalah hasil dari ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.

Bandingkan dengan IBADAH GEREJA MULA-MULA (Gereja hujan awal).
Peraturan-peraturan ibadah yang dijalankan gereja mula-mula.
Kisah Para Rasul 2: 41-42
(2:41) Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
(2:42) Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

Setelah mereka dibaptis air dan menerima karunia Roh Kudus, selanjutnya mereka “bertekun dalam pengajaran rasul-rasul”, yaitu:
-      Tekun dalam persekutuan à tekun dalam Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
-      Tekun dalam pemecahan roti à tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
-      Tekun dalam doa à tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan.

Selanjutnya, ketika gereja mula-mula menjalankan ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok ...
Kisah Para Rasul 2: 44-47
(2:44) Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,
(2:45) dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.
(2:46) Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
(2:47) sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Setelah tekun dalam 3 macam ibadah pokok, mereka yang percaya tetap bersatu berarti terwujudnya kesatuan tubuh, sebagai bukti:
Bukti pertama:Segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama.”
Kita semua adalah anggota tubuh Kristus; ada kaki, tangan, mulut, hidung, dan telinga, berbeda-beda tetapi satu dalam Tuhan.
Bukti kesatuan tubuh Kristus: Setiap anggota tubuh saling membutuhkan, saling terkait, saling merasakan, selanjutnya, tidak mementingkan diri sendiri, terlepas dari roh egosentris.
Bukti kedua:Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul.”
Berarti, seiya, sekata, bergandengan tangan melayani Tuhan. kemudian, sambil memuji Allah, disukai semua orang.

Ibrani 10: 25-27
(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
(10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
(10:27) Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.

Oleh sebab itu, jangan menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah = jangan menjauhkan diri dari ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok, sesuai aturan pada kemah yang pertama.
Jika kita sudah mengerti tentang yang baik, terkhusus mengenai ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok tetapi dengan sengaja meninggalkannya, maka korban penghapus dosa tidak berlaku atasnya.
Inilah peraturan-peraturan pertama yang harus kita ikuti.

Ibrani 9:6
(9:6) Demikianlah caranya tempat yang kudus itu diatur. Maka imam-imam senantiasa masuk ke dalam kemah yang paling depan itu untuk melakukan ibadah mereka,

Demikianlah peraturan-peraturan ibadah pada kemah yang pertama. Kemudian, yang melayani pada kemah yang paling depan / pertama adalah imam-imam.
  
Peraturan dalam kemah Tabernakel.
PERATURAN IBADAH PADA KEMAH YANG KEDUA = IBADAH GEREJA HUJAN AKHIR.
Ibrani 9: 3-4
(9:3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus.
(9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,

“Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus (Ruangan Maha Suci).”
Adapun peraturan-peraturannya: Di dalam Ruangan Maha Suci terdapat tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas.

Tabut perjanjian terdiri dari 2 bagian:
BAGIAN PERTAMA: TABUT PERJANJIAN.
Tabut ini terbuat dari kayu penaga, gambaran dari manusia daging.
Ciri-ciri kayu penaga:
-      Keras à kekerasan hati manusia, dan itu adalah penyembahan berhala.
-      Berduri, artinya; suka menusuk dan menyakiti perasaan orang lain.
-      Berwarna hitam kecoklatan à warna dosa. Warna dosa adalah hitam.
Tetapi tabut perjanjian yang terbuat dari kayu penaga; seluruhnya telah disalut dengan emas, luar maupun dalam.
Emas à kesucian dari Roh Kudus = tabiat Ilahi, sehingga tabiat dari manusia daging tidak terlihat lagi. Terpujilah Tuhan kekal sampai selama-lamanya.

Di dalam tabut perjanjian tersimpan 3 hal.
Yang pertama: Buli buli emas berisi manna”.
Keluaran 16: 31-35
(16:31) Umat Israel menyebutkan namanya: manna; warnanya putih seperti ketumbar dan rasanya seperti rasa kue madu.
(16:32) Musa berkata: "Beginilah perintah TUHAN: Ambillah segomer penuh untuk disimpan turun-temurun, supaya keturunan mereka melihat roti yang Kuberi kamu makan di padang gurun, ketika Aku membawa kamu keluar dari tanah Mesir."
(16:33) Sebab itu Musa berkata kepada Harun: "Ambillah sebuah buli-buli, taruhlah manna di dalamnya segomer penuh, dan tempatkanlah itu di hadapan TUHAN untuk disimpan turun-temurun."
(16:34) Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, demikianlah buli-buli itu ditempatkan Harun di hadapan tabut hukum Allah untuk disimpan.
(16:35) Orang Israel makan manna empat puluh tahun lamanya, sampai mereka tiba di tanah yang didiami orang; mereka makan manna sampai tiba di perbatasan tanah Kanaan.

Buli-buli emas berisi manna ditempatkan dihadapan Tuhan untuk disimpan turun-temurun.
Buli buli emas berisi manna, artinya; anak-anak Tuhan berisi/penuh dengan kebenaran firman Allah yang sifatnya permanen, tidak berubah-ubah sampai turun-temurun.
Kalau kita penuh dengan kebenaran firman Allah itu adalah tanda bahwa Tuhan telah memelihara hidup kita sampai tapal batas yang Tuhan tetapkan.
Turun-temurun = sampai anak cucu = selama-lamanya.

Keluaran 16: 29-30
(16:29) Perhatikanlah, TUHAN telah memberikan sabat itu kepadamu; itulah sebabnya pada hari keenam Ia memberikan kepadamu roti untuk dua hari. Tinggallah kamu di tempatmu masing-masing, seorang pun tidak boleh keluar dari tempatnya pada hari ketujuh itu."
(16:30) Lalu beristirahatlah bangsa itu pada hari ketujuh.

Tuhan memberikan Sabat itu ada kaitannya dengan manna, itu sebabnya hari ke enam Tuhan memberikan roti / manna untuk dua hari. Sabat à hari ketujuh, hari perhentian bagi Tuhan Allah = ibadah pelayanan kepada Tuhan.
Oleh sebab itu, pada hari ketujuh seorang pun tidak boleh keluar dari kemah, berarti lewat ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok, di situlah kita boleh menikmati firman Allah. Memberikan roti untuk 2 hari, yaitu; untuk hari keenam dan hari ketujuh (Sabat).

Keluaran 16: 32
(16:32) Musa berkata: "Beginilah perintah TUHAN: Ambillah segomer penuh untuk disimpan turun-temurun, supaya keturunan mereka melihat roti yang Kuberi kamu makan di padang gurun, ketika Aku membawa kamu keluar dari tanah Mesir."

Keturunan dari bangsa Israel harus melihat bahwa mereka telah dipelihara oleh Tuhan selama di padang gurun.
Biarlah kiranya saudara-saudara kita melihat bahwa kita telah dipelihara oleh Tuhan. Firman Tuhan telah memelihara kita sampai pada malam ini.

Di dalam tabut perjanjian tersimpan 3 hal.
Yang kedua: tongkat Harun yang telah bertunas.
Bertunas, berarti berbuah.

Galatia 5: 22-23
(5:22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
(5:23) kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Ada 9 buah Roh Kudus yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Tidak ada hukum yang menentang 9 buah Roh Kudus. Hukum apapun yang ada di atas muka bumi ini, tidak mampu menentang 9 buah Roh Kudus.
1.    Kasih.
Adalah buah Roh Kudus yang pertama, artinya; menutupi banyak sekali dosa. Kalau kita mampu mengasihi sesama, berarti mampu menutupi dosa dan tidak mengingatnya, tidak ada hukum yang mampu menentang hal itu.
2.    Sukacita.
Sukacita yang dikerjakan Roh Kudus tidak sama dengan sukacita yang berasal dari dunia ini, sebab sukacita yang dikerjakan Roh Kudus; bersukacita karena kebenaran, bukan karena orang lain menanggung penderitaan.
Hukum apapun tidak ada yang dapat menentangnya.
3.    Damai sejahtera.
Damai sejahtera yang dikerjakan Roh Kudus. Kalau kita menjadi pendamaian, maka hukum apa pun tidak ada yang menentang hal ini.
4.    Kesabaran.
Sekalipun tertindas, tersakiti, tetap sabar, maka hukum apa pun tidak ada yang menentang hal ini
5.    Kemurahan.
Murah hati, berarti tidak menjadi orang yang susah. Bila tetap murah hati, maka hukum apa pun tidak ada yang menentang hal ini.
6.    Kebaikan.
Orang lain berbuat jahat, tetapi kita tetap berbuat baik, maka hukum apa pun tidak ada yang menentang hal ini.
7.    Kesetiaan.
Bila kita setia dengan pasangan, setia dengan apa yang Tuhan percayakan, setia, setia dan setia, maka hukum apa pun tidak ada yang menentang hal ini.
8.    Kelemahlembutan.
Hal ini indentik dengan rendah hati.
Hisop yang dicelupkan dalam darah, mampu menyerap darah sebanyak-banyaknya, karena hisop adalah rumput yang begitu lembut, sehingga ia mampu menyerap darah sebanyak-banyaknya.
Arti rohaninya; orang yang lemah lembut mampu menghargai korban Kristus = rela menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, maka hukum apa pun tidak ada yang menentang hal ini.
9.    Penguasaan diri.
Berarti, tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal yang tak suci, termasuk suap. Kalau kita tetap dalam penguasaan diri, baik di rumah, tempat bekerja, dalam ibadah pelayanan, dimanapun kita berada, maka hukum apa pun tidak ada yang menentang hal ini.

Persamaan memiliki 9 buah Roh Kudus.
Galatia
(5:24) Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Inilah orang-orang yang menjadi milik Kristus.

Galatia 5: 25-26
(5:25) Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
(5:26) dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.

Kalau kita memiliki 9 buah Roh, hidup dalam Roh dan memberi diri dipimpin oleh Roh, tidak lagi hidup menurut keinginan daging. Adapun keinginan daging, antaralain; gila hormat, saling menantang dan saling mendengki.

Bilangan 17: 1-5
(17:1) TUHAN berfirman kepada Musa:
(17:2) "Katakanlah kepada orang Israel dan suruhlah mereka memberikan kepadamu satu tongkat untuk setiap suku. Semua pemimpin mereka harus memberikannya, suku demi suku, seluruhnya dua belas tongkat. Lalu tuliskanlah nama setiap pemimpin pada tongkatnya.
(17:3) Pada tongkat Lewi harus kautuliskan nama Harun. Bagi setiap kepala suku harus ada satu tongkat.
(17:4) Kemudian haruslah kauletakkan semuanya itu di dalam Kemah Pertemuan di hadapan tabut hukum, tempat Aku biasa bertemu dengan kamu.
(17:5) Dan orang yang Kupilih, tongkat orang itulah akan bertunas; demikianlah Aku hendak meredakan sungut-sungut yang diucapkan mereka kepada kamu, sehingga tidak usah Kudengar lagi."

Tongkat Harun yang bertunas mampu meredakan sungut-sungut bangsa Israel pada waktu itu.
Hal ini terjadi pada saat Bani Korah memberontak terhadap Tuhan karena mereka menentang Musa dan mengatakan bahwa Musa meninggi-ninggikan diri, pendeknya; menganggap bahwa Musa tidak layak.
Tetapi Musa memohon keadilan dari Tuhan, sehingga pada saat itu Tuhan memberitahukan supaya Bani Korah termasuk semua isteri dan anak-anaknya, dan orang-orang yang berpihak kepada Bani Korah berkumpul, dan pada saat itu mereka ditelan oleh bumi. Ironisnya, isteri dan anak-anak yang tidak mengerti hal itu, juga turut ditelan bumi. Oleh sebab itu, jangan salah berdiri.
Tetapi keesokan harinya, bersungut-sungutlah segenap umat Israel kepada Musa, dan berkata: “Kamu telah membunuh umat Tuhan, bangsa Israel tidak tertarik lagi kepada Musa, lalu Musa kembali memohon kepada Tuhan, lewat setiap suku memberikan 1 tongkat dan setiap tongkat ditulis nama tiap-tiap suku, dan akhirnya, tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengeluarkan bunga, dan berbuahkan buah badam (Bilangan 17: 8).
Kalau kita memiliki 9 buah Roh Kudus sanggup menghentikan sungut-sungut = tidak ada yang mampu menentang hal itu.

Di dalam tabut perjanjian tersimpan 3 hal.
Yang ketiga: Dua loh batu yang bertuliskan perjanjian (10 hukum Allah).
Dalam Keluaran 20: 1-17 terdapat 10 hukum Allah, yang dibagi menjadi 2 bagian.
-      Bagian pertama: Hukum pertama-keempat ditulis pada loh batu pertama = KASIH kepada Tuhan.
-      Bagian kedua: Hukum kelima-kesepuluh ditulis pada loh batu kedua = KASIH kepada sesama.
Inti dari 10 hukum Allah hanya satu yaitu KASIH, berarti kasih kepada Tuhan dan sesama.

Selanjutnya, kita melihat bukti kasih Allah.
Keluaran 32: 19-20
(32:19) Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.
(32:20) Sesudah itu diambilnyalah anak lembu yang dibuat mereka itu, dibakarnya dengan api dan digilingnya sampai halus, kemudian ditaburkannya ke atas air dan disuruhnya diminum oleh orang Israel.

Musa melemparkan/memecahkan 2 loh batu karena dosa penyembahan berhala bangsa Israel, yaitu menyembah patung anak lembu emas tuangan.
Dua loh batu yang dipecahkan à korban Kristus, sebab Yesus Kristus yang adalah firman Allah menjadi daging yang telah dipecah-pecahkan di atas kayu salib.

Yohanes 3: 16
(3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Ketika Yesus disalibkan di atas kayu salib, dikorbankan sebagai korban penghapus dosa, itu menunjukkan kasih Allah kepada dunia, kepada saya dan saudara.

Ulangan 10: 1-5
(10:1) "Pada waktu itu berfirmanlah TUHAN kepadaku: Pahatlah dua loh batu yang serupa dengan yang mula-mula, naiklah kepada-Ku ke atas gunung, dan buatlah sebuah tabut dari kayu;
(10:2) maka Aku akan menuliskan pada loh itu firman-firman yang ada pada loh yang mula-mula yang telah kaupecahkan itu, kemudian letakkanlah kedua loh ke dalam tabut itu.
(10:3) Maka aku membuat sebuah tabut dari kayu penaga dan memahat dua loh batu yang serupa dengan yang mula-mula; kemudian aku mendaki gunung dengan kedua loh itu di tanganku.
(10:4) Dan pada loh itu Ia menuliskan, sama dengan tulisan yang mula-mula, Kesepuluh Firman yang telah diucapkan TUHAN kepadamu di atas gunung dari tengah-tengah api pada hari kamu berkumpul; sesudah itu TUHAN memberikannya kepadaku.
(10:5) Lalu aku turun kembali dari atas gunung, dan aku meletakkan loh-loh itu ke dalam tabut yang telah kubuat; dan di situlah tempatnya, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadaku.

Tuhan kembali membuat 2 loh batu dan menuliskan 10 hukum yang sama seperti 2 loh batu yang pertama.
2 loh batu yang kedua ini selanjutnya diletakkan ke dalam tabut perjanjian.
Perlu diketahui; 2 loh batu ini dipahat kembali oleh Musa. Ketika kita memperhatikan firman Allah di tengah-tengah ibadah dan pelayanan dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan, itu bagaikan memahat hati kita, membentuk hati kita, sehingga dengan demikian kita dapat merasakan kasih Allah yang sama seperti kasih Allah yang dinyatakan kepada bangsa Israel.

Tabut perjanjian terdiri dari 2 bagian:
BAGIAN KEDUA: TUTUP PENDAMAIAN.
Tutup pendamaian terbuat dari emas murni à pribadi Yesus Kristus sebagai kepala gereja.

Efesus 5: 22-24
(5:22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan,
(5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.
(5:24) Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.

Kristus adalah kepala Dialah yang menyelamatkan tubuh, yaitu gereja Tuhan, sedangkan jemaat adalah tubuh-Nya.
Itu sebabnya, pesan yang pertama adalah: “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan.
Gereja harus tunduk kepada Kristus, Dialah kepala. Tugas dari kepala: Menyelamatkan tubuh.

Sebagai prakteknya.
Efesus 5: 25-29
(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya
(5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,
(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.
(5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.
(5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

Bukti bahwa Kristus penyelamat tubuh: Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya di atas kayu salib.
Yesus Kristus rela berkorban bagi saya dan saudara, sehingga hasil dari pengorbanan-Nya:
-      Ia menguduskan kita, sesudah Ia memandikan kita dengan air dan firman = baptisan air à kuasa kematian dan kebangkitan Yesus kristus.
Kuasa kematian: Mengubur hidup yang lama.
Kuasa kebangkitan: Hidup dalam hidup yang baru.
-      Ia mengasuh dan merawat.
·    Mengasuh, berarti memberi didikan yang baik datangnya lewat pemberitaan firman tentang salib.
·         Merawat, berarti mengobati dan menyembuhkan segala sakit.

Ketundukan dari gereja Tuhan kepada Kristus sebagai kepala, dapat kita lihat dalam 1 Petrus 3: 3-5, “Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya.”

1 Petrus 3: 1-2
(3:1) Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,
(3:2) jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.

Ketundukan gereja Tuhan menjadikan mereka kesaksian bagi mereka yang tidak taat kepada Allah, sebab di dalam ketundukan ada ketaatan, kemurnian dan kesalehan.

Kemudian ...
Di atas tutup pendamaian ada 2 kerub.
-      Kerub pertama menunjuk Allah Bapa, tabiat-Nya kasih = Tuhan.
-      Kerub kedua menunjuk Allah Roh kudus = Kristus.
Tutup pendamaian dengan 2 kerub di atasnya à pribadi Allah Tri Tunggal, Tuhan Yesus Kristus.
Inilah peraturan dalam ibadah pada kemah yang kedua yang harus kita perhatikan.

Sekarang kita melihat ...
Cara memperhatikan ibadah pada kemah yang kedua (Ruangan Maha Suci).
Matius 18: 19-20
(18:19) Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.
(18:20) Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."

Dua tiga orang berkumpul dalam nama Yesus, di situ Ia ada = bertakhta, berhadirat.

2 Samuel 6: 2
(6:2) Kemudian bersiaplah Daud, lalu berjalan dari Baale-Yehuda dengan seluruh rakyat yang menyertainya, untuk mengangkut dari sana tabut Allah, yang disebut dengan nama TUHAN semesta alam yang bertakhta di atas kerubim.

Tabut perjanjian artinya, Allah bertakhta di atas kerubim.
Inilah yang harus dipikul oleh gereja hujah akhir di tengah-tengah ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan.
Ibadah dan pelayanan harus kita pikul bersama-bersama, memikul tanggung jawab yang Tuhan percayakan sampai Tuhan datang pada kali yang kedua.

Mari kita lihat; KETIKA BANGSA ISRAEL MEMIKUL TABUT PERJANJIAN.
Yosua 3: 2-4
(3:2) Setelah lewat tiga hari, para pengatur pasukan menjalani seluruh perkemahan,
(3:3) dan memberi perintah kepada bangsa itu, katanya: "Segera sesudah kamu melihat tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, yang diangkat para imam, yang memang suku Lewi, maka kamu harus juga berangkat dari tempatmu dan mengikutinya –
(3:4) hanya antara kamu dan tabut itu harus ada jarak kira-kira dua ribu hasta panjangnya, janganlah mendekatinya--maksudnya supaya kamu mengetahui jalan yang harus kamu tempuh, sebab jalan itu belum pernah kamu lalui dahulu."

Tabut perjanjian harus dipikul oleh imam-imam yang berasal dari suku Lewi, artinya; imam-imam harus bertanggung jawab atas tugas pelayanan yang dipercayakan kepadanya.
Saya dan saudara telah memikul tanggung jawab yang Tuhan percayakan di atas pundak kita masing-masing, biarlah kita pikul dengan baik di tengah-tengah ibadah pelayanan dalam kandang penggembalaan ini.

Kemudian, saat imam-imam memikul tabut perjanjian bangsa Israel harus tetap memandang tabut perjanjian yang diangkat para imam dan jarak antara mereka dengan tabut yang diangkat para imam ± 2000 hasta.
Maksudnya; supaya dapat mengetahui jalan yang harus ditempuh, karena jalan itu belum pernah dilalui.
Kita tidak pernah tahu seperti apa jalan ke sorga, tetapi kita dapat mengetahuinya, kalau kita terus memperhatikan tabut perjanjian yang dipikul oleh para imam = memandang perkara di atas, perkara rohani yaitu; ibadah dan pelayanan. Hal ini tidak boleh diabaikan oleh gereja Tuhan.

Kemudian, yang memikul tabut itu ada 4 orang, semuanya harus sama tinggi.
Berarti; tidak ada yang lebih tinggi, tidak ada yang lebih rendah.
-    Lebih tinggi, berarti merasa diri lebih bisa, lebih mampu dari pada orang lain = dosa kesombongan.
-    Lebih rendah, berarti merasa diri minder = dosa tidak percaya diri.

Matius 18: 19
(18:19) Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.

Kalau memikul tabut perjanjian dengan sama tinggi berarti ada kesepakatan.
Dengan kesepakatan inilah doa-doa kita dikabulkan dan kita dapat mengerjakan pekerjaan ini sampai selesai.
Kuasa memikul tabut / memikul tanggung jawab yang Tuhan percayakan.

Yosua 3: 8, 13-16
(3:8) Maka kauperintahkanlah kepada para imam pengangkat tabut perjanjian itu, demikian: Setelah kamu sampai ke tepi air sungai Yordan, haruslah kamu tetap berdiri di sungai Yordan itu."
(3:13) Segera sesudah kaki para imam pengangkat tabut TUHAN, Tuhan semesta bumi, berhenti di dalam air sungai Yordan, maka air sungai Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir menjadi bendungan."
(3:14) Ketika bangsa itu berangkat dari tempat perkemahan mereka untuk menyeberangi sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan di depan bangsa itu.
(3:15) Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu -- sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama musim menuai --
(3:16) maka berhentilah air itu mengalir. Air yang turun dari hulu melonjak menjadi bendungan, jauh sekali, di dekat Adam, kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba itu, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah bangsa itu, di tentangan Yerikho.

Ketika kaki para pengangkut tabut perjanjian itu sampai ke tepi sungai Yordan, maka;
“Air sungai Yordan itu terputus, air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir menjadi bendungan”,
selanjutnya “... air yang turun ke Laut Araba itu, yakni Laut Asin, terputus sama sekali”, artinya;
-  Dapat menghentikan arus dunia yang dapat menghanyutkan kerohanian anak-anak Tuhan sampai menuju kematian rohani.
-      Dosa turunan itu terputus, termasuk dosa kenajisan terputus.

Dengan apa kita membalas kebaikan Tuhan, betapa Tuhan begitu baik kepada kita, dosa turunan saja diputuskan.
Tetapi manusia duniawi yang tidak mengerti, mereka menganggap bahwa: orang yang terikat dengan pelayanan adalah suatu kebodohan, mereka justru menghendaki kebebasan dunia, sesungguhnya itu adalah jerat.
Bila seseorang menghendaki kebebasan dunia, arus dunia membawa seseorang pada kematian rohani.

Ibrani 9: 4-7
(9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,
(9:5) dan di atasnya kedua kerub kemuliaan yang menaungi tutup pendamaian. Tetapi hal ini tidak dapat kita bicarakan sekarang secara terperinci.
(9:6) Demikianlah caranya tempat yang kudus itu diatur. Maka imam-imam senantiasa masuk ke dalam kemah yang paling depan itu untuk melakukan ibadah mereka,
(9:7) tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh umatnya dengan tidak sadar.

Demikianlah caranya tempat yang kudus itu diatur:
-     Untuk bagian pertama: Imam-imam senantiasa masuk ke dalam kemah yang paling depan itu untuk melakukan ibadah mereka.
-  Untuk kemah yang kedua / ruangan maha kudus: Hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun.

Khusus untuk peraturan bagian yang kedua, itu adalah cara ibadah gereja hujan akhir, mereka harus memikul tabut perjanjian sampai akhirnya dibawa ke dalam kemuliaan, menjadi pengantin perempuan.

Wahyu 21: 9-11
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

Tabut perjanjian yang telah disalut dengan emas murni luar dan dalam = sama mulia dengan Allah, itulah kota yang kudus, Yerusalem baru, yang turun dari sorga, dari Allah = pengantin perempuan, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Permata yaspis adalah permata yang paling indah karena melayani Tuhan dengan ketulusan, kepolosan, transparan, seperti kristal.

Ibrani 8: 5
(8:5) Pelayanan mereka adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."

Ibadah pelayanan di bumi adalah gambaran dan bayangan dari apa yang ada di sorga.
Kita patut bersyukur kita digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam pola terang Tabernakel yang disebut juga dengan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan untuk menguduskan, menyucikan, dan menyempurnakan gereja Tuhan untuk menjadi milik kesayangan-Nya pada hari yang disiapkan-Nya. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Siidang; Pdt. Daniel U. Sitohang