KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, August 30, 2015

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 28 AGUSTUS 2015

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 28 AGUSTUS 2015

“DARI KITAB MALEAKHI”

Subtema: BERIBADAH OLEH ROH ALLAH

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekalian, salam dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci. Selamat berbahagia dalam menikmati sabda Allah.

Kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dalam KITAB MALEAKHI.
Maleakhi 3: 18
(3:18) Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.

Kita dapat melihat perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Orang benar = orang yang beribadah kepada Allah.
Orang fasik = orang yang tidak beribadah kepada Allah, sekalipun ia beribadah dan melayani di tengah-tengah ibadah tersebut.
Jadi, sekalipun beribadah bahkan melayani Tuhan, namun kalau masih tetap mempertahankan segala kefasikan itu sama saja dengan orang yang tidak beribadah kepada Allah.

Saat ini kita tidak dapat mengatakan, bahwa ibadah yang kita jalankan lebih benar dari ibadah yang dijalankan oleh orang-orang orang lain, tetapi kita patut bersyukur kepada Tuhan karena sejauh ini kita telah digembalakan oleh firman pengajaran mempelai dalam terang Tabernakel yang membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna untuk menjadi pengantin perempuan-Nya.
Itu sebabnya sampai hari ini Tuhan tidak berhenti bekerja, Tuhan masih bekerja sampai hari ini, Ia tidak tertidur, Ia tidak terlelap, Ia sedang menyediakan/menyiapkan tempat sebanyak jiwa yg akan diselamatkan.

Berkaitan dengan IBADAH, kita perhatikan ...
Filipi 3: 3
(3:3) karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.

Perhatikan kalimat yang mengatakan: “Beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus.

2 Korintus 12: 1-4
(12:1) Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan.
(12:2) Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau -- entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya -- orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.
(12:3) Aku juga tahu tentang orang itu, -- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya –
(12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.

Rasul Paulus diangkat ke tingkat yang ketiga dari Sorga, yang disebut juga dengan Firdaus.
Kemudian rasul Paulus menceritakan pengalamannya, dan berkata: “entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya” = beribadah oleh Roh Allah. Jadi, yang diangkat itu bukan tubuh jasmaninya, tetapi Roh dari Rasul Paulus, itu sebabnya ia berkata demikian.

Kita perhatikan, bahwa Rasul Paulus menceritakan ini semua kepada jemaat di Korintus setelah 14 tahun ia melayani Tuhan, dan tahun ini adalah tahun ke-14 pelayanan saya secara pribadi di Provinsi Banten, dan ini sangat berarti bagi saya. Karena saya rindu mengalami apa yang dialami oleh Rasul Paulus, saya juga rindu merasakan apa yang dirasakan Rasul Paulus, supaya kita juga merasakan apa yang dirasakan Rasul Paulus dan melihat apa yang dilihat Rasul Paulus kalau kita mau mengakui segala pemakaian Tuhan. Dari Tuhan, untuk Tuhan, oleh Tuhan.

Beribadah oleh Roh Allah, berarti:
YANG PERTAMA.
2 Korintus 4: 16
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
“Manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari.”
Ketika manusia batiniah dibaharui dari sehari ke sehari, maka secara otomatis manusia lahiriah akan semakin merosot, dengan kata lain tidak bermegah dalam hal-hal lahiriah.
Sebaliknya, kalau bermegah atas manusia lahiriah, maka manusia batiniah akan semakin merosot.

Rasul Paulus tidak tawar hati saat manusia lahiriahnya merosot, berarti ia tetap memberi rasa di tengah-tengah ibadah pealyanannya kepada Tuhan / menjadi garam.

Proses supaya terwujud pembaharuan manusia batiniah.
2 Korintus 4: 17
(4:17) Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

Prosesnya: lewat penderitaan, itulah sengsara salib; rela menanggung penderitaan ringan yang sekarang ini.
Satu-satunya cara supaya terwujud pembaharuan manusia batniah adalah lewat salib Kristus.

2 Timotius 3: 11-12
(3:11) Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia dan di Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari padanya.
(3:12) Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya,

Timotius yang masih muda ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang diderita oleh Rasul Paulus.
Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya = sengsara salib = menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

Bandingkan dengan orang yang berada di luar salib.
2 Timotius 3: 13
(3:13) sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan.
Orang yang berada di luar salib; yang jahat akan semakin jahat, dan mereka menyesatkan orang-orang yang dapat disesatkan, juga disesatkan oleh dosa itu sendiri = menyimpang dari kebenaran.

1 Petrus 2: 19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.

Menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung adalah kasih karunia di hadapan Allah.

Yohanes 1: 17
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Kasih karunia dan kebenaran datang lewat salib Kristus.
Kembali saya tandaskan; supaya terwujudnya pembaharuan manusia batiniah, prosesnya lewat penderitaan, sengsara, aniaya di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan.
Banyak tanggung jawab yang Tuhan percayakan di tengah-tengah ibadah pelayanan, jangan dilepaskan, sebab hanya itu satu-satunya cara supaya terwujudnya pembaharuan manusia batiniah.

Kita kembali membaca ...
2 Timotius 3: 14-16
(3:14) Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.
(3:15) Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.
(3:16) Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Menanggung penderitaan (sengsara/penganiayaan) tetapi juga harus tetap berpegang pada kebenaran yang telah diterima dan diyakini, yaitu firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, supaya dengan demikian terwujudnya pembaharuan manusia batiniah.
Kalau beribadah namun hanya mempersembahkan tubuh, tidak mempersembahkan manusia batiniah = ibadah lahiriah.
Firman Allah yang ditulis oleh ilham Roh Kudus, bermanfaat untuk:
1.     Mengajar.
Tujuannya: supaya setiap orang menjadi bijaksana, berarti tahu membedakan antara yang baik dan yang jahat.
2.     Bermanfaat untuk menyatakan kesalahan.
3.     Bermanfaat untuk memperbaiki kelakuan.
4.     Bermanfaat untuk mendidikan orang dalam kebenaran.

2 Timotius 3: 17
(3:17) Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.

Dengan demikian anak-anak Tuhan diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.

Beribadah oleh Roh Allah, berarti:
YANG KEDUA.
1 Petrus 3: 1-5
(3:1) Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,
(3:2) jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu.
(3:3) Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
(3:4) tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
(3:5) Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,

Mempunyai perhiasan rohani, yaitu manusia batiniah yang tersembunyi, itulah ketundukan seorang isteri kepada suaminya.
Jadi, ketundukan seorang isteri merupakan perhiasan rohani, yaitu manusia batiniah yang tersembunyi.

Kristus adalah kepala dari tiap-tiap gereja, Dialah suami, sedangkan gereja Tuhan adalah tubuh-Nya = isteri.
Jadi, perhiasan dari gereja Tuhan adalah manusia batiniah yang tersembunyi, yaitu tunduk kepada Kristus sebagai kepala. Ini adalah perhiasan yang tidak akan binasa = hidup kekal.

1 Petrus 3: 6
(3:6) sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.

Ketundukan isteri sama seperti Sara dalam 2 hal:
1.     Taat kepada Abraham.
Taat = patuh pada ajaran yang benar = dengar-dengaran.
Kalau gereja Tuhan/anak-anak Tuhan/sidang jemaat dengar-dengaran, maka tidak akan pernah mendahului apa yang menjadi kehendak Tuhan.

2.     Sara menyebut Abraham (suaminya) dengan sebutan tuan.
Menunjukkan jati dirinya sebagai seorang hamba.
Selama kita masih berada di kemah jasmani ini, di dunia ini, kita adalah jongosnya Allah, hamba Tuhan. nanti dalam kerajaan 1000 tahun damai, kita menjadi tuan, memerintah bersama dengan Kristus sebagai Raja.

Kolose 3: 22-24
(3:22) Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.
(3:23) Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
(3:24) Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.

Seorang hamba taat kepada tuannya dalam segala hal dan berusaha untuk menyenangkan hati tuannya dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.
Kalau seorang hamba mengerjakan pekerjaannya dengan tulus ikhlas, maka ia mengerjakannya seperti di hadapan Tuhan, berarti di depan dan belakang sama.
Inilah perhiasan rohani, manusia batiniah yang tersembunyi, itulah ketundukan gereja Tuhan kepada Kristus.

1 Petrus 3: 3
(3:3) Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,

Biarlah kita senantiasa memiliki perhiasan rohani, itulah manusia batiniah yang tersembunyi, karena Tuhan tidak menghendaki perhiasan manusia lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah.
Tuhan hanya menghendaki ketundukan gereja Tuhan kepada Kristus sebagai kepala dan suami.

Pertanyaannya; DARI MANA DATANGNYA PERHIASAN ROHANI (MANUSIA BATINIAH YANG TERSEMBUNYI) ?
1 Petrus 3: 4
(3:4) tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.

Perhiasan rohani yaitu manusia batiniah yang tersembunyi berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram.
Alangkah baiknya apabila seorang isteri memiliki hati yang lemah lembut dan tenteram.
Gereja Tuhan adalah isteri sedangkan Kristus adalah kepala = suami. Alangkah indahnya kelemahlembutan itu di hadapan Tuhan.
Kalau lemah lembut, berarti hati tidak keras, tidak berbatu-batu
Kalau tanah berbatu-batu, berarti tanahnya itu tipis. Pada saat benih ditaburkan, memang segera tumbuh, artinya dengan gembira menerima pemberitaan firman Tuhan, tetapi sayangnya tidak berakar, kehidupan yang seperti ini tidak memiliki kekuatan, rapuh. Kerugiannya; pada saat menghadapi ujian, aniaya karena firman, sengsara salib, orang yang demikian segera murtad. Murtad artinya mengundurkan diri dari segala aktivitas-aktivitas, pelayanan-pelayanan dalam ibadah.
Itu sebabnya saya kembali tandaskan; alangkah indahnya kalau seseorang memiliki hati yang lemah lembut + hidup dengan tenteram.
Tenteram berarti tertib, gambarannya sama seperti seorang imam yang melayani di tengah-tengah kandang penggembalaan, dengan segala penyerahan, berarti karunia nabi takluk kepada nabi-nabi.

Matius 11: 29-30
(11:29) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
(11:30) Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."

Tujuan memikul kuk: supaya seseorang menjadi lemah lembut dan rendah hati.
Kuk yang dipasang Tuhan = beban = tanggung jawab yang harus kita pikul di hadpaan Tuhan.

Itulah tentang kelemahlembutan.
Jadi kelemahlembutan ini menghasilkan perhiasan secara rohani, yaitu manusia batiniah yang tersembunyi, itulah ketundukan seorang isteri keapda suaminya. Dan kelemahlembutan ini bisa tercipta setelah seseorang memikul kuk yang dipasang oleh Tuhan, itulah tanggung jawab yang Tuhan percayakan.
Setiap orang yang beribadah dan melayani kepada Tuhan, harus memikul tanggung jawab di atas pundak sesuai dengan kadar pekerjaan yang dipercayakan Tuhan.

Kita kembali memperhatikan ...
1 Petrus 3: 5
(3:5) Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,

Demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus berdandan; mendandani diri dengan perhiasan rohani, yaitu manusia batiniah yang tersembunyi.
Ketika perempuan-perempuan kudus berdandan itu adalah tanda bahwa mereka menaruh pengharapannya kepada Allah = bergantung pada kemurahan hati Tuhan, tidak kepada yang lain.

Roma 8: 24-25
(8:24) Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya?
(8:25) Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.

Orang yang menaruh pengharapannya kepada Tuhan, berarti; “mengharapkan apa yang tidak kita lihat”  yaitu; Yerusalem baru, kota kudus.
Kemudian, untuk memperoleh apa yang kita harapkan, kita menantikannya dengan tekun.
Tiga macam ibadah pokok harus kita jalankan dengan segala ketekunan, sebab kita sudah mengetahui tentang ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Kalau kita tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok, berarti tahu yang baik tetapi tidak melakukannya, maka korban penghapus dosa tidak berlaku atas orang yang demikian (Ibrani 10:26).
Terlebih imam-imam; kalau sudah mengetahui tentang ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, lalu melepaskannya, maka korban penghapus dosa tidak berlaku atasnya.

Syarat beribadah oleh Roh.
Filipi 3: 3
(3:3) karena kitalah orang-orang bersunat, yang beribadah oleh Roh Allah, dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.

Beribadah oleh Roh Allah, bermegah dalam Kristus Yesus, dan tidak menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, inilah syarat mutlak.

Kita kembali memperhatikan Rasul Paulus.
2 Korintus 12: 1, 4-5
(12:1) Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan.
(12:4) ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.
(12:5) Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku.

Rasul Paulus diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. Ia berkata: “Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah
Jadi, kalau beribadah oleh Roh Allah; tidak bermegah pada perkara-perkara lahiriah, selain perkara-perkara yang rohani saja.
Bermegah = mengakui kelebihan-kelebihan pada diri sendiri.

Semakin kita menyerahkan diri kepada Tuhan, semakin kita mengerti tentang bermegah dengan benar. Mengapa saya berkata demikian? Itu adalah pengalaman saya. Awal pertama saya melayani Tuhan di provinsi Banten, tanpa saya sadari, saya sering bermegah. Tetapi semakin hari, semakin bertambah di dalam penyerahan kepada Tuhan, semakin sungguh-sungguh dalam Tuhan, maka pengertian tentang kebenaran itu semakin bertambah-tambah, dan akhirnya mengerti tentang bermegah dengan benar.

Alasan untuk bermegah ketika beribadah oleh Roh Allah.
YANG PERTAMA: Rasul Paulus menerima penglihatan-penglihatan.
Kita lihat peristiwa 14 tahun sebelum melayani Tuhan.
Kisah Para Rasul 9: 3-9
(9:3) Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia.
(9:4) Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?"
(9:5) Jawab Saulus: "Siapakah Engkau, Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang kauaniaya itu.
(9:6) Tetapi bangunlah dan pergilah ke dalam kota, di sana akan dikatakan kepadamu, apa yang harus kauperbuat."
(9:7) Maka termangu-mangulah teman-temannya seperjalanan, karena mereka memang mendengar suara itu, tetapi tidak melihat seorang juga pun.
(9:8) Saulus bangun dan berdiri, lalu membuka matanya, tetapi ia tidak dapat melihat apa-apa; mereka harus menuntun dia masuk ke Damsyik.
(9:9) Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.

Dari perjumpaan pertama Rasul Paulus dengan Allah = menerima penglihatan-penglihatan dari Allah, inilah yang disebut penglihatan-penglihatan yang diterima oleh Rasul Paulus.

Sekarang kita lihat bukti dari penglihatan-penglihatan yang diterima Rasul Paulus ketika ia diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.
Ibrani 9: 4
(9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,

Tingkat tiga dari sorga yang disebut Firadus, kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, terkena pada Ruangan Maha Suci.
Terlebih dahulu saya mengingatkan: apa yang dilihat Rasul Paulus bukan berarti bertolak belakang dengan tabernakel yang didirikan Musa, tetapi yang kita lihat di sini adalah arti rohaninya.
Yang dilihat Rasul Paulus pada tingkat ketiga adalah:
1.     Mezbah pembakaran ukupan dari emas.
Wahyu 8: 1-3
(8:1) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.
(8:2) Lalu aku melihat ketujuh malaikat, yang berdiri di hadapan Allah, dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.

Kemenyan yang dibakar kemudian asapnya bergumpal-gumpal naik di hadapan Tuhan, itulah yang disebut dupa yang berbau harum, artinya; doa penyembahan dari orang-orang kudus, dan lewat doa penyembahan inilah kita dapat bertemu dengan Allah dalam kasih-Nya.
Ketika kita menikmati persekutuan yang indah dalam doa penyembahan, di situ kita dapat meraskan tingkat yang ketiga dari sorga, disebut Firdaus, yaitu; kebahagiaan. Itulah kegiatan yang terdapat dalam Kerajaan Sorga, ketika Kerajaan Sorga menjadi sunyi senyap.
Jadilah penyembah-penyembah di dalam Roh dan kebenaran, menjadi rumah doa bagi segala suku, kaum, bahasa dan bangsa.

2.     Tabut Perjanjian.
Arti rohaninya;
-       Takhta Allah.
-       Hubungan nikah antara Kristus sebagai Mempelai Pria dengan sidang jemaat sebagai mempelai wanita-Nya berdasarkan KASIH.

Tabut perjanjian terdiri dari dua bagian:
Bagian pertama: tutup pendamaian dengan kedua kerub di atasnya.
Tutup pendamaian à pribadi Yesus = Anak Allah. Tutup pendamaian terbuat dari emas murni.
Kemurnian dari emas tercipta lewat proses, itulah yang disebut nyala api siksaan sebagai ujian untuk memurniakan iman seseorang di hadapan Tuhan. semakin kita menghadapi nyala api siksaan, akan semakin murni di hadapan Tuhan, sanga (dosa) yang lengket akan terpisah.

Jadi, tutup pendamaian itu terbuat dari emas murni. Kemurnian itu kita lihat dalam ...
1 Korintus 5: 5-7
(5:6) Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?
(5:7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
(5:8) Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

Roti yang tidak beragi, itulah kemurnian dan kebenaran à pribadi Yesus Kristus, Dialah Anak Domba paskah yang telah disembelih, tanpa ragi, berarti; tanpa dosa kejahatan dan tanpa dosa keburukan, Dia murni.

Kerubim pertama à Allah Bapa = Tuhan, tabiat-Nya: kasih. dalam Yohanes 3: 16, karena begitu besar kasih Allah, Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya beroleh selamat.

Matius 11: 25
(11:25) Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.

Kasih Allah dinyatakan kepada orang kecil itulah orang yang rendah hati, orang yang senantiasa memposisikan diri rendah, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik, semuanya membawa diri pada posisi yang rendah.
Tuhan tidak menyatakan kasih-Nya kepada orang yang pandai di dunia, kepada orang bijak di dunia, tetapi Tuhan menyatakan kasih-Nya kepada orang kecil / orang-orang yang senantiasa merendahkan dirinya dihadapan Tuhan.
Sebagaimana pernyataan Yohanes Pembaptis: biarlah Engkau semakin besar, aku semakin kecil. Engkau semakin bertambah-tambah, aku semakin berkurang-kurang.

Kerubim kedua à Allah Roh Kudus = Kristus = kepala.
1 Yohanes 2: 27
(2:27) Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu -- dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta -- dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia.
Roh Kudus mengajar kita dalam segala sesuatu, memimpin kita dalam kebenaran, dan ajarannya tidak salah, tidak dusta, sehingga kehidupan yang dipimpin Roh Kudus tidak perlu diajar oleh orang lain, persamaannya; naik, bukan turun, kepala bukan ekor.

Bagian kedua: peti/tabut perjanjian yang seluruhnya disalut dengan emas murni, bagian luar dan bagian dalam, arti rohaninya; tabiat daging telah ditutupi oleh tabiat ilahi.
Tabut perjanjian terbuat dari kayu penaga à manusia daging dengan segala tabiatnya.
Ciri-cirinya:
-       Keras à kekerasan hati.
-       Berduri, artinya; suka menusuk/menyakiti hati orang lain.
-       Warnanya hitam kecoklatan, adalah gambaran dosa.
Tetapi di sini kita melihat bahwa tabut perjanjian seluruhnya disalut dengan emas murni luar dan dalam.
Emas à kesucian Roh Kudus, itulah tabiat ilahi.
Kemudian, di dalam tabut perjanjian terdapat 3 hal. Itu berbicara tentang keadaan yang sifatnya permanen, bukan temporer, sebab segala sesuatu yang berada di dalam Kerajaan Sorga sifatnya kekal, antara lain;
-       Buli-buli emas berisi manna = penuh dengan firman pengajaran mempelai secara permanen.
-       2 loh batu = penuh dengan kasih Allah secara permanen.
-       Tongkat harun yang bertunas = penuh dengan Roh Allah secara permanen.

Inilah yang dilihat oleh Rasul Paulus, ketika ia diangkat ke tingakt yang ketiga dari sorga, yang disebu juga dengan firdaus.

Alasan untuk bermegah ketika beribadah oleh Roh Allah.
YANG KEDUA: Rasul Paulus memberitakan penyataan-penyataan.
Rasul Paulus bermegah, berarti memberitakan penyataan-penyataan yang ia terima dari Tuhan yaitu; mendengar kata-kata yang tak terkatakan yang tidak boleh diucapkan oleh manusia, ini berbicara tentang hubungan nikah = hubungan intim, sehingga orang lain tidak boleh tahu.
Hubungan antara tubuh dengan kepala adalah hubungan nikah, yang begitu intim sekali.
Kalau seseorang ingin mengetahui hubungan intim orang lain, berarti ia masih dikuasai roh najis = merusak hubungan nikah orang lain.

Yesaya 28: 11-12
(28:11) Sungguh, oleh orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara kepada bangsa ini
(28:12) Dia yang telah berfirman kepada mereka: "Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan!" Tetapi mereka tidak mau mendengarkan.

Berlogat ganjil = berbahasa asing = berhasa lidah = berbahasa Roh, itu adalah tempat perhentian, tempat peristirahatan bagi orang yang lelah.
Lelah à orang yang banyak menghadapi masalah, sampai mulut tidak mampu lagi untuk berkata-kata.
Pada saat itulah keluhan-keluhan yang tak terkatakan naik ke hadapan Tuhan lewat bahasa lidah, bahasa asing / berlogat ganjil.
Tuhan itu baik, Tuhan memberi tempat perhentian, tempat peristirahatan kepada yang lelah = hubungan intim pada orang-orang yang lelah, oleh sebab itu jangan putus asa ketika ditegor dan dihajar lewat nasihat firman Tuhan, tetaplah setia.

Roma 8: 26
(8:26) Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.

Pada saat kita tertindas, kita tidak mampu lagi untuk berkata-kata hanya bisa menangis, meneteskan air mata, tetapi Roh Kudus yang ada pada kita berdoa, menaikkan segala pergumulan-pergumulan yang kita alami.
Masalah yang pertama belum selesai, muncul masalah yang kedua, masalah yang kedua belum selesai, muncul masalah yang ketiga sampai kita merasa tertindas.

Tuhan menghitung sengsara dan menampung air mata dalam kirbat-Nya, itulah tanda bahwa Roh Tuhan yang ada pada kita menaikkan keluhan-keluhan yang tidak bisa diucapkan oleh manusia.

Roma 8: 27-28
(8:27) Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
(8:28) Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Mungkin mulut tidak bisa berkata-kata karena beratnya persoalan, tetapi Tuhan menyelidiki hati nurani, sebab Tuhan mengetahui maksud Roh itu.
Kesimpulannya; Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai rencana Allah.

Praktek bermegah di dalam Kristus Yesus.
2 Korintus 12:5
(12:5) Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku.

Rasul Paulus bermegah atas kelemahan-kelemahannya.

2 Korintus 12:7
(12:7) Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.

Atas seijin Tuhan, maka rasul Paulus diberi suatu duri di dalam dirinya, yaitu; seorang utusan, iblis menggocohnya.

2 Korintus 12:8
(12:8) Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.

Tentang duri dalam daging, rasul Paulus sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan iblis itu undur dari padanya, menunjukkan begitu hebatnya penderitaan yang dialami oleh rasul Paulus.

2 Korintus 12:9
(12:9) Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.

Sesungguhnya segala pergumulan hidup terjadi atas seijin Tuhan, supaya nyatalah kasih karunia Tuhan, sebab di dalam kelemahan / pergumulan hidup, kuasa Allah menjadi sempurna.
Namun pada akhirnya rasul Paulus menyadarinya, sehingga ia terlebih suka bermegah di dalam kelemahan suapaya kuasa Kristus turun menaunginya. Kuasa Kristus menjadi tempat perlindungan.

2 Korintus 12:10
(12:10) Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

Rasul Paulus senang dan rela di dalam kelehaman, siksaan, kesukaran, penganiayaan, kesesakkan, sebab ketika ia lemah, maka ia kuat.

Tujuan bermegah di dalam kelemahan; supaya rasul Paulus jangan meninggikan diri / sombong, karena penyataan-penyataan yang luar biasa yang telah ia terima dari Allah / karena pemakaian Tuhan yang luar biasa. Rasul Paulus tidak mau bermegah atas dirinya sendiri, karena itu merupakan suatu kebodohan.
Dalam hal ini rasul Paulus menahan diri, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadanya lebih dari pada yang mereka lihat = perkataan dan perbuatan sama.

Ciri-ciri beribadah oleh Roh Allah.
Kisah Para Rasul 9: 9
(9:9) Tiga hari lamanya ia tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan minum.

Yang pertama: Tiga hari tidak dapat melihat.
Artinya; kalau kita beribadah oleh Roh Allah, bukan karena keinginan daging, maka pandangan selalu tertuju, terarah kepada Tuhan, kepada perkara di atas, perkara rohani, dengan kata lain tidak tertarik memandang perkara lahiriah.

Kolose 3: 1-3
(3:1) Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
(3:2) Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
(3:3) Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.

Ada dua cara untuk memperhatikan perkara yang di atas:
Yang pertama: “Carilah perkara yang di atas” = mencari kerajaan sorga dan kebenarannya (Matius 6:33).
Adapun kebenarannya yaitu; Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.

Ibrani 1:3
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,

Kristus duduk disebelah kanan Allah, setelah Ia selesai mengadakan penyucia dosa.
Yesus mengadakan penyucian dosa lewat pengorbanan-Nya di atas kayu salib, Ia mati dan bangkit pada hari yang ketiga, kemudian Ia naik dan dipermuliakan dan duduk disebelah kanan Allah.
Yesus Kristus adalah Imam Besar, Dia telah menyucikan dosa manusia = menjadi pengantara antara Allah dan manusia.
Kuasa kematian Yesus = mengubur hidup lama.
Kuasa kebangkitan = hidup dalam hidup yang baru.

Yang kedua: ”Pikirkanlah perkara-perkara yang di atas, bukan yang di bumi” = terlepas dari daya tarik bumi, digambarkan seperti burung di udara.

Matius 6:26
(6:26) Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya.

Burung-burung di langit, tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung namun dipelihara oleh Tuhan.

Memikirkan perkara yang di atas artinya; memikirkan perkara rohani yaitu; ibadah dan pelayanan à kepada orang-orang yang tidak kuatir akan hidup akan apa yang hendak dimakan atau diminum.

Yang kedua: Tiga hari lamanya tidak makan dan tidak minum.
= tidak lapar dan tidak haus lagi.
Yohanes 6: 33-35
(6:33) Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."
(6:34) Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa."
(6:35) Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

Yesus Kristus adalah roti hidup, Dialah roti yang turun dari sorga, supaya orang yang percaya tidak lapar dan tidak haus lagi.
Yesus telah mempersembahkan tubuh-Nya di atas kayu salib, itulah roti yang dipecah-pecahkan, roti yang tidak beragi. Darah Yesus telah dicurahkan untuk mengampuni dan melepaskan kita dari segala ikatan dosa.
Pendeknya, tubuh Yesus benar-benar makanan dan darah Yesus benar-benar minuman (Yohanes 6:55).

Matius 4: 1-4
(4:1) Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.
(4:2) Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
(4:3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
(4:4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Manusia tidak hidup dari roti makanan tetapi dari setiap firman / perkataan-perkataan yang keluar dari mulut Allah. Inilah yang disebut orang yang beribadah kepada Allah, sedikitpun tidak memikirkan dan mencari perkara-perkara lahirah.

Ulangan 8:2-3
(8:2) Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
(8:3) Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.

Kesimpulan dari seluruh perjalanan bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun:
-     Untuk merendahkan hati orang-orang Israel.
-     Apakah berpegang pada perintah-perintah-Nya atau tidak.
Sebab manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan,  perkatan-perkataan yang keluar dari mulut Allah.

Tiga hari lamanya rasul Paulus tidak dapat melihat dan tiga hari lamanya ia tidak makan dan tidak minum.
Tiga hari à kuasa kematian dan kebangkitan.
Kesimpulannya; kematian dan kebangkitan Yesus Kristus berkuasa membawa kita berada ditingkat yang ketiga dari Sorga / dipermuliakan. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang