KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, October 30, 2015

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 27 OKTOBER 2015

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 27 OKTOBER 2015

“KITAB KOLOSE”
  (SERI 61)

Subtema : ARTI HIDUP

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus oleh karena kasih-Nya kita boleh beribadah pada malam ini.

Kita segera kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari...
Kolose 1:21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,

Kalimat yang mengatakan: “Kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah”, berarti menunjuk kepada...
-     Bangsa kafir = orang yang tidak bersunat.
-     Orang fasik dengan segala perbuatan fasik mereka.
Orang yang dahulu hidup jauh dari Allah, memusuhi Allah dalam hati dan pikiran, itu terlihat dari setiap perbuatan jahat. Pendeknya, setiap perbuatan jahat menandakan bahwa seseorang masih memusuhi Allah dalam hati dan pikiran.

Lebih jauh kita melihat mengenai yang dahulu hidup jauh.
Efesus 2:11-12
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah berarti: Tanpa Kristus, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia = binasa.

Efesus 2:1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

Ini menunjuk kepada orang-orang yang dahulu hidup jauh dari Allah sebab upah dosa adalah maut.

Efesus 2:2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

Penyebab-penyebab terjadi dosa:
-     “Mengikuti jalan dunia.”
-     “Mentaati penguasa kerajaan angkasa”, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Orang durhaka adalah orang yang memberontak terhadap Tuhan dan firman-Nya, terhadap penggembalaan dan gembala sidang.
-     “Hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.”

Keterangan: MEngikuti jalan dunia.
Di dunia ini ada banyak jalan; ada jalan berliku-liku, ada jalan yang naik ada jalan yang turun, ada jalan terjal dan berbatu-batu, ada curam dan  lain sebagainya. Terserah seseorang mau pilih jalan mana yang harus ditempuh Tuhan tidak memaksa.

Berkaitan dengan itu..
Matius 13:22
(13:22) Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.

Kalimat: “Lalu kekuatiran dunia ini” à di dunia ini ada jalan yang bernama kekuatiran.
Matius 6:31
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?

Setiap orang yang melewati jalan kekuatiran berkata; “Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?” = dikuasai oleh roh kekuatiran. Kuatir soal makan minum dan pakaian = kuatir soal-soal yang lahiriah.
Kalau seseorang kuatir hanya karena perkara lahiriah, ini adalah suatu kekeliruan yang paling besar. Kalau seseorang tidak mengerti firman, lalu dia kuatir tentang perkara lahiria, secara manusia masih masuk akal, sekalipun salah dihadapan Allah. Tetapi kalau sudah mengerti firman, tergembala dengan baik dalam satu kandang dengan satu gembala, tetapi kuatir hanya soal perkara-perkara lahiriah, ini adalah kekeliruan yang sangat besar sekali, dan kekeliruannya fatal, dia sudah sangat sesat sekali.

Matius 6:25
(6:25)"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

Kalau kuatir soal makan dan minum dan kuatir soal pakaian ada dua hal yang diabaikan;
Pertama: Mengabaikan hidup.
Kalau seseorang menyia-nyiakan hidupnya maka di mata Tuhanpun dia tidak berarti. Jangan sia-siakan hidup (masa muda), gunakan untuk mempermuliakan nama Tuhan, supaya berarti dihadapan Tuhan, sesungguhnya hidup lebih penting/berharga dari pada makan, minum.

Matius 4: 3-9
(4:3) Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
(4:4) Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."
(4:5) Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,
(4:6) lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."
(4:7) Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"
(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
(4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."

Perlu untuk diketahui:
-     Manusia hidup bukan karena roti makanan tetapi karena firman = hidup karena firman.
-     Manusia hidup karena kesucian.
-     Manusia hidup karena penyembahan kepada Tuhan.
Itulah arti hidup, jadi makanan dan minuman tidak lebih penting. Jangan sampai karena sepiring kacang merah, akhirnya seseorang meninggalkan ibadah dan pelayanan. Kalau sejauh ini / sementara waktu ada di antara kita meninggalkan ibadah karena memang aturan kerja yang begitu ketat, Tuhan masih maklumi, tetapi tetap berdoa supaya Tuhan buka jalan, tetapi kalau dengan sengajara meninggalkan ibadah / hanya karena sepiring kacang merah / sepiring nasi, lalu kita tinggalkan ibadah, ini bukanlah hidup, manusia hidup karena firman, kesucian dan penyembahan. Jadi jangan pikir, aku  hidup, ya hiduplah, itu bukan hidup walau bernyawa / hayat masih di kandung badan, itu hidupmu bukan hidup bagi Tuhan.

Keterangan; Hidup karena firman.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Meja Roti Sajian.
Berarti, tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, disertai perjamuan suci.
= domba-domba diberi makan.
Ibadah ini menghasilkan iman.
Berarti tujuan dari Ibadah Pendalaman Alkitab; kita hidup benar karena iman, bukan karena kekuatan.

Galatia 2:20
(2:20) namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

Hidup dalam iman, berarti; hidupku yang sekarang bukan aku lagi, melainkan Kritsus hidup di dalam aku = hidup benar berdasarkan iman, bukan hidup karena berdasarkan hukum Taurat, bukan hidup karena berdasarkan mengandalkan kekuatan sendiri, inilah arti hidup, jangan sia-siakan hidupmu.

Galatia 2:19
(2:19) Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus;

Kalau hidup untuk Allah, berarti; seseorang telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya hukum Taurat tidak lagi berkuasa atas hidupnya, sehingga ia boleh hidup, hidup untuk Allah.

Sedikit bicara tentang hukum Taurat.
Hukum Taurat berarti tangan ganti tangan mata ganti mata, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang bersalah tidak luput dari hukuman = pasti binasa.
Kemudian, hukum Taurat itu mengasihi sesama tetapi membenci musuh, jadi tidak sempurna dalam kasih. Lagi pula kalau seseorang berada di bawah hukum Taurat, persis seperti zaman hukum Taurat, para nabi; mereka mempersembahkan korban dari lembu jantan, dari kambing domba sebagai korban persembahan, itu sifatnya lahriah, menjalankan ibadah secara lahiriah, persamaannya; mulut memuliakan Tuhan, tetapi hati jauh dari Tuhan = tubuh dipersembahkan kepada Tuhan tetapi batinya tidak dipersembahkan kepada Tuhan, itu ibadah lahiriah dan ibadah seperti ini tidak berkenan kepada Tuhan.
Itu sebabnya dalam Ibrani dikatakan: Yesus datang dalam gulungan kitab dan mempersembahkan hidup-Nya untuk melakukan apa yang menjadi kehendak Allah Bapa.

Praktek hidup benar.
Disalibkan bersama dengan Kristus = mengalami sengsara salib = aniaya karena firman Tuhan.
Jadi kalau kita teraniaya itu karena firman, jangan teraniaya karena kebodohan, karena malas, najis dan lain sebagainya. Kalau engkau dibenci / tidak disuka karena malas dan egois jangan salahkan Tuhan, itu bukan penderitaan, itu karena kebodohan, tetapi kalau karena firman itulah sengsara salib.
Tidak sama penderitaan karena kebodohan dan karena salib, ini harus dimengerti.

1 Petrus 2:19-20
(2:19) Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.

Menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung itu adalah kasih karunia pada Allah.
Jadi salib Kristus itu kasih karunia, menderita karena firman itu kasih karunia, oleh karena banyaknya kegiatan di dalam kandang penggembalaan ini sampai kita mengorbankan waktu, tenaga, pikiran bahkan uang sekalipun itu adalah kasih karunia.
Kita bisa tahu ini kasih karunia atau tidak, ini dari Tuhan atau tidak; kita bisa tahu gembala ini dari Tuhan atau tidak, firman yang disampaikan ini dari Tuhan atau tidak dan kalau yang disampaikannya itu benar dan karena itu kita harus menanggung banyak penderitaan itulah kasih karunia. Tetapi kalau seorang hamba Tuhan itu menyampaikan firman, dan firmannya tidak tergenapi, jangan akui dia nabi, jangan pernah terima firman dari dia, kalau firman dipalsukan saudara menderita itu bukan kasih karunia.

Galatia 2:21
(2:21) Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.

Kebenaran karena iman adalah supaya kita beroleh kasih karunia, oleh sebab itu jangan tolak kasih karunia Allah. Kalaupun kita harus ditanggungkan banyak beban di dalam kandang penggembalaan, jangan tolak.

Keterangan: hidup karena kesucian.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Pelita Emas.
Berarti tekun dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.
= domba-domba diberi minum.
Ibadah ini menghasilkan pengharapan.

1 Yohanes 3:2-3
(3:2) Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
(3:3) Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Setiap orang yang menaruh harap kepada Tuhan, menyucikan dirinya, supaya menjadi sama seperti Dia yang adalah suci. Masakan kita menaruh harap kepada Dia tetapi tidak menyucikan diri? Kalau menaruh harap harus menyucian diri!

Kesucian itu bagaikan Yesus berada dibubungan bait Allah / tempat yang tinggi.
Jadi kesucian itu ibarat berada di tempat yang tinggi = menjadi kesaksian = menjadi terang.

Wahyu 5:6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.

Bermata tujuh, itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Mata adalah pelita = terang = kesaksian. Jadilah kesaksian hidup yang diutus ke seluruh bumi.
Di provinsi banten ini kitalah tujuh mata Allah, di daerah lain merekalah yang menjadi tujuh mata Allah, persis seperti tujuh pelita di atas kaki dian emas.
Jadilah biji mata Tuhan. Pengertian biji mata itu bukan hanya dilindungi, itu betul,  tetapi lebih dari itu, biji mata Tuhan adalah untuk menjadi kesaksian, dimanapun kita berada, itulah kehidupan yang diurapi.

Matius 5:14
(5:14) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

Terang dunia digambarkan seperti kota yang posisi / letaknya di atas gunung / tempat yang tinggi, semuanya terlihat, tidak ada lagi dosa yang disembunyikan sekecil apapun = transfaran.

Matius 5:15
(5:15) Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

Terang itu bukan menurut ukuran manusia, tetapi terang itu karena pekerjaan Roh kudus, tujuh mata Allah itulah tujuh Roh Allah.

Matius 5:16
(5:16) Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Terang adalah perbuatan yang baik, sehingga orang lain turut memuliakan Bapa di sorga.
Saya rindu supaya kita semua menjadi terang yang bercahaya, menjadi kesaksian, menjadi contoh teladan, bukan karena daging, tetapi karena kita adalah tujuh mata Allah, tujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.

Persamaan dari kota yang letaknya di atas bukit.
Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

Kota yang letaknya di atas gunung itu digambarkan gunung Sion, dari sanalah keluar pengajaran.
Panggilan dan pilihan seorang hamba Tuhan telah ditentukan dari sejak kandungan sehingga Tuhan menjadikan mulutnya sebagai pedang yang tajam supaya dari sana keluar pengajaran. Jadi hamba Tuhan disebut juga terang dunia, gunung Sion.
Kalau hamba Tuhan tetap di Yerusalem menjadi guru-guru kebenaran, menjadi contoh teladan dalam setiap pekataan dan perbuatan, sehingga dihari-hari terakhir banyak orang akan berduyun-duyun datang ke gunung Sion untuk mencari pengajaran. Pertahankan pengajaran ini, jadilah kesaksian, tujuh mata Allah karena kuasa Roh Kudus.

Keterangan: HIDUP DALAM PENYEMBAHAN.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Mezbah Dupa.
Berarti tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan.
= domba-domba diberi nafas hidup.
Ibadah ini menghasilkan kasih.
Pendeknya, kita dapat bertemu dengan Allah di dalam kasih-Nya lewat doa penyembahan.

Filipi 2:10-11
(2:10) supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
(2:11) dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

Berlutut disertai dengan lidah mengaku "Yesus Kristus adalah Tuhan" à doa penyembahan.
Saudaraku, kekuatan kita hanya terletak pada kedua lutut, ini kekuatan kita untuk menghadapi masa-masa yang sukar yang sudah mulai terjadi. Jadilah tenang supaya seseorang dapat berdoa, sebab segala sesuatunya berpangku pada kedua lutut ini.
Sekali lagi saya tandaskan: Doa penyembahan adalah kekuatan kita.

Matius 26:38
(26:38) lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."

Perhatikan: Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya” ini adalah keadaan Yesus saat menghadapi ujian / cobaan yang begitu berat. Orang yang berada di luar Tuhan, kalau tidak mampu lagi menghadapi ujian pasti mau bunuh diri, tetapi kalau kita ingat firman, kita kembali kepada kebenaran, yaitu hidup di dalam doa penyembahan.

Matius 26:39-44
(26:39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."
(26:40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
(26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
(26:43) Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat.
(26:44) Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga.

Doa penyembahan memberi kemampuan yang ajaib sehingga Yesus sanggup menghadapi ujian berat.
Ujian itu berat, itu sebabnya Ia berkata; “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!" à pencobaan yang berat, tetapi lewat doa penyembahan selama satu jam, Yesus diberi kemampuan yang ajaib = dikuatkan.
Berbeda dengan 12 murid, ketika Yesus ditangkap, mereka berhamburan kemana-mana, itu karena mereka tidak hidup dalam doa penyembahan.

Dampak positif sujud menyembah kepada Allah.
Yang pertama
Wahyu 8:3-6
(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.
(8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.
(8:5) Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.
(8:6) Dan ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala itu bersiap-siap untuk meniup sangkakala.

Doa penyembahan adalah jaminan hdup kita, apabila nanti bumi hancur, gonjang-ganjing, gunung terbakar, gempa bumi terjadi dimana-mana, terjadi halilintar dan lain sebagainya, doa penyembahan / lutut adalah kekuatan kita dan jaminan hidup.
Jadi kalau malas-malas menyembah Tuhan bagaimana mau selamat? Orang benar saja hampir tak selamat, bagaimana dengan yang tidak menyembah Tuhan.
Oleh sebab itu, sudah paling bersyukur kita ini, ukuran masuk surga itu ada rumusnya, maka kalau saya khotbah selalu dikaitkan dengan pola Tabernakel pasti tepat tidak pernah salah. Kalau saya tidak menggunakan rumus, susah mencari firman-Nya, karena logika yang akan main.

Jangan terpisah dari ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, itu jaminan kita, jangan anggap enteng itu Ibadah Doa Penyembahan. Orang tidak tahu itu, yang mereka tahu, doa ini dan itu, doa rumah tangga, doa family altar dan sebutan-sebutan yang lain, boleh dimana saja berdoa, tetapi tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan tidak sama dengan doa dengan pengertian sendiri.

Yang kedua
Wahyu 5:8-10
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

-     Lewat doa penyembahan terjadi pembukaan rahasia firman, sebab Anak Domba yang tersembelih itu berkuasa membuka kitab gulungan dan ketujuh meterainya.
Kalau terjadi pembukaan rahasia firman di tengah-tengah ibadah pelayanan, maka segala yang terselubung itu akan tersingkap, terjadi penyucian terhadap dosa, kita duduk di sebelah kanan Allah Bapa.
-     Tuhan menjadikan kita imam-imam dan raja-raja untuk memerintah di atas muka bumi ini; berkuasa terhadap dosa.
Itulah hidup, maka kita sudah memperoleh hidup yang kekal. Kalau hidup tetapi Kristus tidak tinggal di dalamnya, itu bukan hidup yang kekal.

Inilah artinya tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan dan tekun dalam tiga macam ibadah pokok supaya kita hidup. Tetapi orang-orang mengabaikan hidup, karena mereka mengikuti atau menempuh jalan kekuatiran, seolah-olah makan dan minum lebih berharga/penting dari hidup.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA DAN MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI.

Pemberita firman oleh;
Gembala sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang







Wednesday, October 28, 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 25 OKTOBER 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 25 OKTOBER 2015

Tema:   “JEMAAT DI LAODIKIA”
             (SERI 22)

Sumbtema: BARANGSIAPA MENANG

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi, kita semua dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian, semua karena kemurahan hati Tuhan tentunya.

Betapa kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, berarti waktu yang tersisa sangat singkat sekali, maka hendaknya yang mendengarkan firman Tuhan berjaga-jaga dan berdoa juga, berjaga-jaga dan sadar.
Sebab kedatangan Tuhan pada kali yang kedua, Alkitab mengatakan, seperti pencuri di tengah malam. Kalau tuan rumah tahu pada malam itu pencuri datang, maka dia tidak akan membiarkan rumahnya dicuri, ia akan tetap berjaga-jaga.
Tetapi kedatangan Tuhan betul-betul seperti pencuri di malam hari, hari, tanggal, bulan, tahun, tidak tertulis di  dalam Alkitab, dan memang firman Tuhan mengatakan kamu tidak perlu mengetahui waktunya. Yang Tuhan inginkan dari gereja Tuhan adalah supaya kita berjaga-jaga dan sadar, berjaga-jaga dan berdoa, itu saja.
Dan apa yang menjadi misi dari Tuhan adalah sesuatu yang positif, maka kita pun harus menerimanya dengan pemikiran yang positif, jangan lagi dengan pemikiran yang negatif, terhadap salib Kristus.
Berpikirlah positif, dewasa secara rohani dan bersikaplah seperti laki-laki, kuat dan teguh hati, tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan, supaya berhasil dan beruntung = mempunyai tujuan hidup.
Jangan teruskan perasaan yang bodoh; sebentar nangis, sebentar senang, sebentar bersungut-sungut bersikaplah seperti laki-laki; berarti kepala bukan ekor naik bukan turun.
Ini pengalaman saya; sewaktu saya mengikuti sekolah Alkitab, awalnya saya ingin pulang, karena tidak kuat menghadapi proses untuk masuk dalam pengalaman kematian, karena waktu itu saya belum mengerti kebenaran, firman Tuhan.

Kemudian, yang kedua; bagaimana hutan, gunung yang hijau menjadi gundul, gunung yang hijau hangus terbakar, akibatnya longsor dan menimbulkan banyak hal. Kemudian, segala binatang buas keluar semua, daging mulai bersuara di hari-hari terakhir ini karena laku manusia semakin rusak. Seiring laku manusia rusak, maka dunia/bumi juga menjadi rusak.
Dan binatang buas ini akan ditunggangi oleh perempuan kekejian, ibu dari wanita-wanita pelacur, itulah babel besar.
Maka waktu yang singkat ini, kita pergunakan sebaik mungkin, jangan pergunakan untuk berburu daging, seperti Esau; setelah ia di tolak, tidak ada lagi kesempatan untuk mencarinya. Ibadah pelayanan ini adalah hak kesulungan. Jangan karena sesuap nasi, sepiring sop kacang merah, lalu kita kehilangan hak kesulungan, ibadah dan pelayanan.
Jangan ada satu pun di antara kita yang sudah dipercayakan pelayanan, menganggap ringan pelayanan, hormati dan junjung tinggi korban Kristus. Jangan nanti menyesal tetapi sudah terlambat. Lebih baik sekarang kita menyesal karena perbuatan-perbuatan kita yang salah.
Pada saat firman Tuhan mengoreksi kehidupan kita, biarlah kita bercermin atas keberadaan kita sekalian. Jangan ganggu kehidupan kita ini dengan yang lain-lain, jangan recoki kehidupan ini dengan hal-hal yang lain, tetaplah fokus bercermin kepada firman Tuhan.
Air mengalir dari takhta Allah, takhta Anak Domba, itulah injil kerajaan, jernih seperti kristal, jangan recoki dengan hal-hal yang tidak baik, jangan dengar suara asing.

Kita telah memperhatikan ayat 20 untuk beberapa seri, dan kita telah menikmatinya dengan luar biasa, itu tanda bahwa Tuhan sangat memperhatikan saya dan kita sekaliannya, supaya kehidupan kita sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki, tidak suam-suam di tengah-tengah pengikutan kita kepada Tuhan, sehingga tidak dimuntahkan.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu mengenai SIDANG JEMAAT DI LAODIKIA dari Wahyu 3: 14-22.
Kita akan memperhatikan ayat 21.
Wahyu 3: 21
(3:21) Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.

Diawali dengan kalimat: “Barangsiapa menang.

Dalam hal ini, Tuhan ingin supaya kita menang dan hendak memberi suatu hadiah yang berharga, apabila anak-anak Tuhan berkemenangan.
Pertanyaannya: MENANG TERHADAP APA? Jawabnya: tentu menang terhadap dosa.
Kalau kita perhatikan keberadaan dari sidang jemaat di Laodikia, ternyata mereka kalah terhadap dosa.

Kelemahan yang paling mendasar dari jemaat di Laodikia:
Wahyu 3: 15-16
(3:15) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
(3:16) Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.

Pengikutan jemaat di Laodikia: “tidak dingin dan tidak panas” = suam-suam kuku.
Arti rohaninya; tidak sungguh-sungguh di dalam penyerahan diri kepada Tuhan = tidak sungguh-sungguh mengasihi Tuhan.
Inilah kelemahan dari sidang jemaat di Laodikia = kalah.

Dampak negatif tidak sungguh-sungguh dalam pengikutan kepada Tuhan.
Yang pertama: Akan dimuntahkan dari mulut Tuhan.

Dimuntahkan artinya;
Yang pertama
1 Yohanes 2: 18-19
(2:18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir.
(2:19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.

Antikris itu awalnya dari anak-anak Tuhan tetapi karena mereka tidak sungguh-sungguh mengikuti Tuhan, mereka menjadi bagian dari antikris = dimuntahkan dari mulut Allah.
Sekarang ini begitu banyak bermunculan antikris, itu adalah tanda bahwa sekarang ini adalah hari-hari terakhir.
Bayangkan kalau seorang hamba Tuhan mempersalahkan kotbah yang mengatakan: mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, akal budi dan kekuatan, adalah salah, alasannya: kita hidup dalam kasih karunia, saya berani berkata; hamba Tuhan tersebut adalah antikris.
Perlu untuk diketahui: Kalau firman yang disampaikan oleh seorang hamba Tuhan tidak tergenapi, jangan akui dia sebagai hamba Tuhan, jangan akui dia sebagai nabi yang bernubuat.

Untuk mengetahui roh antikris dan Roh Allah.
1 Yohanes 4: 1-6
(4:1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.
(4:2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah,
(4:3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.
(4:4) Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.
(4:5) Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.
(4:6) Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.

Roh antikris berasal dari dunia, oleh sebab itu jika seorang hamba Tuhan lebih fasih berbicara tentang perkara-perkara lahiriah, dari pada bicara salib = antikris karena dunia mendengarkan dia.
Kalau hamba Tuhan di tengah-tengah ibadahnya lebih mengutamakan perkara lahiriah, itulah antikris, dia berasal dari dunia, bukan berasal dari Allah.
Oleh sebab itu, kalau hamba Tuhan hanya berbicara berkat dan berkat, berbicara mujizat dan mujizat, saya tegaskan; itu adalah roh antikris.

Setiap hamba Tuhan yang tidak mengakui Yesus yang disalibkan, itu adalah roh antikris.
Ciri-ciri di tengah-tengah ibadah pelayanannya: menambahkan dan mengurangkan firman Tuhan.
Menambahkan, artinya; menyampaikan dua tiga ayat firman Tuhan disertai dengan cerita-cerita isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, takhayul-takhayul, silsilah-silsilah yang tidak ada putus-putusnya, filsafat-filsafat kosong.
Saya tidak satu dua kali melihat hamba Tuhan yang menyampaikan dua tiga ayat lalu ditambahkan dengan ilustrasi, seolah-olah ilustrasi ini adalah jawaban dan yang menguatkan firman yang disampaikan. Dalam ilustrasi itu menceritakan tentang buaya, kancil dan sebagainya.
Mengurangkan, artinya; firman tentang salib Kristus diganti dengan 2 hal.
1.   Teori kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin, harus kaya.
Ada seorang anak Tuhan, di Surabaya beribadah di salah satu gereja dengan jemaat besar, mengatakan kepada saya: pendeta harus kaya tidak boleh miskin, dan jemaatnya harus banyak.
Saudaraku, karunia-karunia yang dipercayakan oleh Tuhan kepada setiap hamba Tuhan berbeda-beda / tidak sama, demikian juga dengan apa yang dipercayakan tidak sama, termasuk jumlah jiwa yang digembalakan tidak sama ada yang banyak dan ada yang sedikit. Musa dipercayakan kurang lebih 2 juta jiwa, tetapi Elia hanya dua jiwa; 1 ibu dan 1 anak, lalu apakah Elia tidak diberkati Tuhan?
Kemudian orang tersebut berkata: semua hamba Tuhan harus kaya? Dengan dua orang jemaat 1 ibu dan 1 anak, sudah miskin, kere lagi, apakah itu cukup menjadikan Elia kaya raya? Oleh sebab itu, jangan gunakan logika untuk mengikuti Tuhan.
Ukuran untuk mengikuti Tuhan dalam ibadah dan pelayanan adalah penyerahan, bukan logika, bukan uang, bukan kekuatan diri sendiri = bukan perkara lahiriah.
2.   Mujizat-mujizat.
Kalau kita kaitkan dengan injil Matius 7, hamba-hamba Tuhan yang melayani hanya sebatas bernubuat, mengusir Setan, kemudian mengadakan mujizat demi nama Tuhan, tetapi apakah pelayanan yang demikian berarti bagi Tuhan?

Matius 7:21-23
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Nabi-nabi palsu bernubuat, mengusir Setan, mengadakan banyak mujizat, semuanya mereka lakukan demi nama Tuhan, namun pada akhirnya, Tuhan akan berterus terang kepada mereka dan berkata: “Aku tidak pernah mengenal kamu!”
Kalau hanya sebatas; bernubuat, mengusir Setan, mengadakan banyak mujizat, tetapi tidak mengakui bahwa Yesus datang sebagai manusia, adalah; Antikris ...(1 Yohanes 4:2-3). Mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia = mengaku bahwa Yesus Kristus telah mati di atas salib Kristus.
Kemudian, selain tidak dikenal, Tuhan berkata; “Enyahlah dari padaku, kamu sekalian pembuat kejahatan” = tidak berkenan = tidak layak masuk dalam kerajaan sorga.
Itu sebabnya Tuhan berkata: Bukan setiap orang yang berseru: Tuhan, Tuhan akan masuk ke dalam kerajaan sorga. Yang Tuhan inginkan adalah melakukan kehendak Bapa di sorga = minum cawan Allah, artinya; menanggung penderitaan karena salib = aniaya karena firman.

Di sinilah kita dapat melihat mana Roh Allah dan mana roh antikris. Jadi, kalau saya tegas dalam pemberitaan firman, itulah pemberitaan firman tentang salib. Sebaliknya, kalau saya lembut-lembut untuk mendapatkan sesuatu dari saudara, itulah roh antikris.
Saudaraku, jangan berharap supaya saya menjadi hamba Tuhan yang pandai melawak untuk memuaskan hati saudara. Berdoalah terus supaya saya dipakai oleh Tuhan untuk pembukaan rahasia firman-Nya.

Dampak negatif tidak sungguh-sungguh dalam pengikutan kepada Tuhan.
Yang kedua
Wahyu 3: 17
(3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

Jemaat di Laodikia berkata: “Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa” = bergantung kepada harta kekayaan, tidak lagi bergantung kepada kemurahan hati Tuhan.
Tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan Tuhan Allah kepada bangsa Israel,  bergunung-gunung dan berlembah-lembah yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit = bergantung kepada kemurahan hati Tuhan. Berbanding terbalik dengan tanah Mesir, setelah ditabur dengan benih, harus diairi dengan jerih payah = mengandalkan kekuatan.
Sejauh ini, kita tinggal di dalam Tuhan, tergembala dengan baik dalam kandang penggembalaan ini = bergantung kepada kemurahan hati Tuhan. Oleh sebab itu, belajarlah untuk taat, setia, dengar-dengaran, saya sendiri tidak mencari uang kemana-mana, walaupun saya dapat lakukan itu, namun saya tetap setia menggembalakan sidang jemaat dalam tiga macam ibadah pokok = memikul tanggung jawab yang sudah Tuhan percayakan, taat, setia, dengar-dengaran.

Jemaat Laodikia mengaku bahwa mereka kaya dan mereka memperkayakan diri, sampai tidak kekurangan apa-apa. Sebaliknya, di mata Tuhan, jemaat di Laodikia melarat, malang , miskin, buta dan telanjang.
Inilah resiko/kondisi jemaat di Laodikia karena pengikutan mereka tidak dingin, tidak panas = suam-suam kuku.

Wahyu 3: 18
(3:18) maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
Nasihat firman kepada jemaat di Laodikia:
1.   Supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api
Ini berbicara tentang kemurnian iman. Tuhan mau melihat kemurnian iman dari setiap sidang jemaat, baik dalam mengasihi Tuhan, baik dalam pengikutannya kepada Tuhan.
Kemudian, untuk memperoleh kemurnian iman ini, harus melalui peleburan api, itulah nyala api siksaan sebagai ujian.
Jadi, kemurnian tidak terlihat pada saat duduk dengar firman Tuhan, atau saat berada di atas mimbar, tetapi kemurnian terlihat pada saat menghadapi nyala api siksaan sebagai ujian.
Cinta akan rumah Tuhan menghanguskan aku. Segala yang dipersembahkan itu hangus.
Tujuannya: agar saya dan saudara menjadi kaya; kaya dalam kebajikan, kaya dalam kemurahan, kaya dalam berbagai-bagai perbuatan baik.

2.   “Membeli pakaian putih supaya mereka memakainya.”
Ini berbicara tentang kasih dari pada Allah.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” ...(Yohanes 3:16).
Segala kekayaan Allah dikaruniakan/diserahkan, itulah kasih Allah.
Tujuannya: supaya manusia dapat memperoleh hidup kekal.

Kolose 3:14
(3:14) Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

Kenakanlah kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa...(1 Petrus 4:8).

3.   “Membeli minyak untuk melumas mata.”
Mata adalah pelita tubuh. Firman adalah pelita. Berarti, supaya berada di dalam terang, mata itu harus dilumas dengan minyak. Minyak à urapan Roh Kudus.
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, itu terkena pada kaki dian/pelita emas.
Tujuannya: supaya dapat melihat = menjadi terang/kesaksian.
           
Kemudian, respon/tanggapan terhadap nasihat firman:
Wahyu 3: 19
(3:19) Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!

Menerima teguran dan hajaran Tuhan dengan segala kerelaan hati, tidak dengan terpaksa, sebab teguran dan hajaran yang dari Tuhan adalah tanda bahwa Ia mengasihi.

Ibrani 12:5-7
(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
(12:7) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?

-     Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya.
-     Ia menyesah orang yang diakui-Nya anak.

Syaratnya:
-     Jangan anggap enteng didikan Tuhan = jangan mengecilkan dan mengabaikan firman Tuhan yang disampaikan.
-     Jangan putus asa atas peringatan-peringatan-Nya.
Orang yang putus asa adalah orang yang mudah kecewa dan akhirnya meninggalkan Tuhan.

Setelah menerima teguran dan hajaran selanjutnya ditindaklanjuti dengan bertobat.
Bertobat artinya; berhenti berbuat dosa dan jangan mengulangi lagi. Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena pada Mezbah korban bakaran berarti; orang bertobat ada tanda darah.

Inilah tanggapannya, barulah selanjutnya ...
Wahyu 3: 20
(3:20) Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

Selanjutnya, di sini dikatakan: “Lihat”, berarti memandang dan memperhatikan dengan seksama, supaya kita dapat melakukan yang baik kepada Tuhan.
Pertanyaannya: Apa yang harus kita lihat? Yaitu pernyataan Tuhan kepada jemaat di Laodikia: “Aku berdiri di muka pintu dan mengetok.
Dalam Kidung Agung 5: 2-5, mempelai laki-laki berada di muka pintu dan mengetok, keadaan saat di muka pintu dan mengetok:
1.      Rambut/kepala berteteskan embun malam = Yesus menanggung kehinaan di atas kayu salib.
2.      Pada pegangan kancing pintu berteteskan cairan mur/getah damar à darah Yesus Kristus yang mengalir dari luka-luka-Nya.
Keadaan pertama = memandang korban Kristus. Keadaan kedua = memandang Yesus sebagai raja, sebab berbicara mur adalah berbicara urapan. Yesus adalah kepala, Dialah raja, Dialah yang diurapi. Inilah Keadaan Yesus yang harus kita lihat.
Tetapi sayangnya mempelai perempuan menunda-nunda untuk membuka pintu, sehingga tidak dapat melihat keadaan Yesus dalam 2 hal, kesimpulannya; binasa.

Inilah yang membuat jemaat di Laodikia jatuh dalam dosa = mengalami kekalahan, sehingga pada ayat 21 ini, ada himbauan: barangsiapa menang.
Dalam hal ini saya ulangi lagi, Tuhan ingin supaya saya dan saudara menang dalam Tuhan, juga mau memberi suatu hadiah yang berharga apabila anak Tuhan yang berkemenangan terhadap dosa.

Praktek untuk menang (sekaligus jalan keluar).
Kejadian 32: 24-28
(32:24) Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.
(32:25) Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu.
(32:26) Lalu kata orang itu: "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut Yakub: "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku."
(32:27) Bertanyalah orang itu kepadanya: "Siapakah namamu?" Sahutnya: "Yakub."
(32:28) Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang."

Yakub bergumul semalam-malaman sampai fajar menyingsing, melawan Allah dan manusia.
Bergumul melawan Allah dan manusia, itu à pribadi Yesus Kristus yang disalibkan.
Bergumul = memikul salib Kristus à kasih Allah.

Ayo bergumul, walaupun seorang diri, tidak perlu meminta bantuan advokat untuk membantu kita menghadapi pergumulan, tidak perlu meminta jalan dari sana sini, hadapi saja pergumulan dengan seorang diri, Tuhan pembela bagi kita.

1 Korintus 10: 9-13
(10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular.
(10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
(10:11) Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.
(10:12) Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!
(10:13) Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Segala pencobaan yang kita alami terjadi atas seijin Tuhan, dan pencobaan itu tidak melebihi kekuatan manusia. kemudian, Ia tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan kita masing-masing, sebab pada waktu dicobai, Tuhan memberi jalan keluar.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat menghadapi pencobaan.
1.   Jangan mencobai Tuhan.
Alasannya: karena Tuhan sendiri tidak pernah mencobai kita.
2.   Jangan bersungut-sungut.
Orang yang bersungut-sungut, tanda bahwa ia dikuasai roh pendurhakaan = pemberontak.
3.   Jangan merasa diri kuat.
Ketika kita lemah, kita kuat sebab didalam kelemahan, penderitaan, pergumulan kuasa Tuhan turun menaungi.
Itulah hal-hal yang harus diperhatikan pada saat bergulat atau bergumul terhadap segala ujian dan cobaan.
Segala pencobaan yang kita alami itu adalah pencobaan biasa, tidak melebihi kekuatan manusia.
Kemudian, jangan juga melebih-lebihkan, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa yang kita alami.

Syarat ketika bergumul:
Kejadian 32:24
(32:24) Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.

Yakub bergulat / bergumul semalam-malaman sampai fajar menyingsing, seorang diri.
Seorang diri artinya:
a.   Tidak mengandalkan orang lain/tidak berharap kepada manusia.
Orang yang mengandalkan manusia = menduakan kasih Tuhan, karena ragu atas kasih-Nya.
b.   Berdiam diri.
Yesaya 30:15
(30:15) Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,

- Dengan bertobat dan tinggal diam akan diselamatkan.
- Dalam tinggal tenang dan percaya, terletak kekuatan.

c.   Memisahkan diri dari pengaruh-pengaruh yang tidak baik.
-     Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri... (Yohanes 6:15) = bebas dari perkara-perkara lahiriah.
-     Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.... (Yohanes 8:9) = mengasihi Tuhan dan sesama.

Dampak positif bergumul  seorang diri.
Kejadian 32:24, 28
(2:24). Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.
(32:28) Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang."

Yakub seorang diri bergulat dengan seorang laki-laki sampai fajar menyingsing, ia bergumul melawan Allah dan manusia sampai ia menang = Yakub berkemenangan.

Roma 8:35-37
(8:35) Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
(8:36) Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan."
(8:37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Pergumulan rasul Paulus antara lain: Penindasan, kesesakan, penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan, bahaya, pedang = domba sembelihan.
Rasul Paulus lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Ibrani 5: 6-7
(5:6) sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek."
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.

Menurut peraturan Melkisidek, Yesus adalah imam, tetapi Dia juga adalah Anak.
Sebagai Anak, Ia telah mempertaruhkan segala hidup-Nya di atas kayu salib, Ia telah bergumul dengan segala pergumulan yang hebat. Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan akhirnya Ia sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, tanda bahwa Ia hidup dalam kesalehan.
Kalau kita mampu menghadapi segala pergumulan, sekalipun dengan segala pergumulan yang hebat, itu adalah tanda bahwa Ia adalah orang yang saleh.
Orang saleh itu tidak suka bersungut-sungut, ia menerima segala apa yang terjadi.
Ayub dikenal sebagai orang yang saleh, ia telah bergumul, ia bergulat menghadapi Allah dan manusia, dan ia menang.
Pergumulan pertama: Ayub kehilangan harta kekayaan. Ia tidak bersungut-sungut, tanda ia adalah orang saleh.
Pergumulan kedua: ia kehilangan semua anaknya. Ia juga tidak bersungut-sungut, tanda ia adalah orang saleh.
Pergumulan ketiga: Ayub ditimpaholeh barah berbau busuk dari batu kepala sampai ujung kaki, tetapi ia tidak bersungut-sungut, tanda bahwa ia adalah orang saleh. Justru isterinya yang tidak mendukung, yang sering menguji segala kesalehan Ayub. Seharusnya isteri-isteri menopang supaya mempertahankan kesalehan, kesucian, kebenaran.
Ayub bergumul seorang diri, dia tidak meminta advice dari isteri, tidak meminta advice dari sesamanya.

Ayub 1: 1
(1:1) Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.

Ayub adalah orang yang saleh dan jujur. Kemudian ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.
Jangan sampai terlihat seperti menjauhi kejahatan tetapi hati dan pikirannya masih tetap terseret dengan segala kejahatan dan kenajisan.
Ayub ini betul-betul orang yang saleh dan jujur, ia takut akan Allah dan membenci kejahatan.
Tadi, saya sudah sampaikan, bahwa Ayub juga bergulat, bergumul menghadapi Allah dan manusia, dia tetap memikul salib.
Dari semua penderitaan, pergumulan yang ia hadapi, Ayub tidak bersungut-sungut, tanda bahwa ia adalah orang yang saleh.

Respon Ayub terhadap pergumulan yang ia hadapi.
Ayub 1: 20-21
(1:20) Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah,
 (1:21) katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"

Ayub tidak bersungut-sungut terhadap rencana Allah yang telah menimpa hidupnya, dimana ia kehilangan hartanya dan kematian anak-anaknya, Ayub justru berkata: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!
Ayub tetap memuji nama Tuhan sekalipun menghadapi pergumulan yang pertama dan yang kedua.
Di tengah-tengah pergumulan, kita pasti menang, pertahankan kesalehan. Jangan suka bersungut-sungut. Ayub adalah seorang yang menyadari diri, itu terbukti dari perkataannya (ayat 21), dia menyadari diri bahwa semuanya dari Tuhan.
Kalau hanya karena persoalan sedikit lalu mengomel, bagaimana bisa berkata: terpujilah Tuhan.

Ayub 1: 22
(1:22) Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.

Ayub tidak berdosa karena ia tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Bagi dia, semua yang Tuhan lakukan adalah rencana yang indah bagi Ayub.

Sekarang kita lihat jawaban Ayub atas pergumulan yang ketiga.
Ayub 2: 7
(2:7) Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya.

Iblis menimpa Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya.

Ayub 2: 8
(2:8) Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.

Sikap Ayub:
-     Mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya.
Ayub tidak segera mengobati dirinya dan pergi ke rumah sakit, ia hanya mengambil sekeping beling sambil menggaruk-garuk badannya.
Sesungguhnya ayub dapat melakukan lebih dari pada itu untuk menyembuhkan barah pada tubuhnya, itu menunjukkan ayub adalah orang yang sederhana.

-   Kemudian, ayub duduk di tengah-tengah abu; menyadari bahwa manusia itu hina. Manusia itu berasal dari debu tanah.

Respon isteri Ayub terhadap pergumulan?
Ayub 2: 9
(2:9) Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"

Isteri Ayub berkata: “Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu?”, menunjukkan bahwa isteri Ayub tidak setuju atas apa yang sedang terjadi menimpa Ayub. Isteri Ayub menginginkan supaya Ayub bertindak dua hal yaitu;
-     Kutukilah Allahmu.”
Mengutuki adalah penyangkalan yang ketiga / yang terakhir dari Simon Petrus terhadap salib Kristus, sampai akhirnya dia berada di luar halaman bait Allah = di luar Tuhan.
-     “Matilah!” 
Ketika Ayub diberkati dengan segala harta kekayaan yang begitu banyak, isteri Ayub tidak bersungut-sungut, tidak ngomel dan tidak berkata “matilah” tetapi setelah Ayub mengalami pergumulan yang hebat isterinya berkata “matilah”, ini menunjukkan bahwa, isteri Ayub lebih mengutamakan yang lahiriah dari pada salib Kristus.
Yesus berkata kepada duabelas murid: “Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?”...Matius 16:26.

Tetapi apa jawab Ayub?
Ayub 2: 10
(2:10) Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.

Kalau bersungut-sungut terhadap rencana Allah: sama seperti orang gila.
Mengapa ada orang gila? Karena tidak terima terhadap pergumulan yang berat/tidak mau menerima kenyataan hidup yang pahit.
Seandainya seseorang senantiasa memandang salib Kristus, niscaya jiwanya disegarkan. Kalau dalam satu rumah ada orang yang bersungut-sungut, jangan ditambah-tambahi, hentikan dia, biar isteri, biar suami, biar anak, biar orangtua. Kalau saudara membiarkan keluarga bersungut-sungut, berarti saudara menginginkan dia menjadi orang gila.

Kemudian, Ayub berkata: “Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?
Ayub mau menerima segala sesuatu yang terjadi, dalam susah, dalam senang, Ayub tetap terima.
Dan dalam semuanya itu, Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya, karena Ayub tidak bersungut-sungut. Jadi, kesucian bibir akan terlihat apabila tidak ada persungutan. Jadi, bibir ini harus dipertahankan suci adanya.
Jangan sedikit-sedikit mengomel dan bersungut-sungut.

Selain berkata kutukilah Allahmu, isteri Ayub berkata: Matilah, namun saat Ayub diberkati: hiduplah.
Isteri Ayub adalah isteri yang tidak mendukung. Isteri harus bisa mendukung suami. Itulah pergumulan Ayub namun ia tetap dalam kesalehannya.
Kalau pun harus bergumul karena ekonomi, darah daging pikul saja, supaya kita menang, oleh Dia yang mengasihi kita.
Tuhan menginginkan supaya kita menang, sebab Tuhan ingin memberikan sesuatu yang berharga.
Barangsiapa menang mengandung makna ganda:
1.   Tuhan mengharapkan kita menang.
2.   Tuhan ingin memberikan sesuatu yang berharga.
Hadapi kenyataan, jangan lari dari kenyataan, jangan cari jalan keluar namun tidak berasal dari salib, jangan pintar-pintar, hadapi saja. selain saleh, Ayub sendiri adalah orang yang jujur.
Di minggu yang akan datang kita akan lanjutkan: apa yang ingin Tuhan berikan?

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang