KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, December 17, 2015

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 15 DESEMBER 2015

IBADAH DOA PENYEMBAHAN,  15 DESEMBER 2015


“KITAB KOLOSE”
 (SERI 68)

Subtema : BATAS DAERAH YANG TELAH DIPATOK OLEH TUHAN.

Shalom…!!!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.

Segera kita perhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat rasul Paulus yang dikirim kepada sidang jemaat di Kolose.
Kolose 1:21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,

Kalimat yang harus kita perhatikan pada ayat ini: “Kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah.”
Ini menunjuk kepada:
-     Bangsa kafir = orang-orang yang tidak bersunat.
-     Orang fasik dengan segala kefasikan mereka.
Mereka itu memusuhi Allah dalam hati dan pikiran dan itu terlihat dari setiap perbuatan yang jahat.
Pendeknya; setiap perbuatan jahat adalah tanda bahwa seseorang masih hidup jauh dari Allah.

Lebih jauh kita memperhatikan…
Efesus 2:11-13
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia,
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah berarti; “tanpa Kristus, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia” = binasa, berujung kepada kematian.

Efesus 2:1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

Orang-orang yang dahulu hidup jauh dari Allah, banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.

Efesus 2:2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

Penyebab-penyebab terjadinya dosa, antara lain;
-     Mengikuti jalan dunia ini.
-     Mentaati penguasa kerajaan angkasa.
-     Hidup dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.

Keterangan: “MENTAATI PENGUASA KERAJAAN ANGKASA.”
Pertanyaannya: Siapakah mereka itu (orang-orang yang mentaati penguasa kerajaan angkasa)?
Jawabnya: Mereka adalah orang-orang yang sedang dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Roh pendurhakaan = memberontak = melawan kepada Allah.

Kita lihat salah satu peristiwa ketika bangsa Israel memberontak kepada Allah...
Bilangan 21:4-5
(21:4) Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.
(21:5) Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."

Bangsa Israel berkata-kata melawan Allah dan Musa = memberontak = dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Penyebab bangsa Israel melawan Allah: “Tidak ada roti dan tidak ada air” = kuatir soal makanan dan minuman.

Matius 6:31-32
(6:31) Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
(6:32) Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

Orang yang kuatir soal makan dan minum adalah ciri-ciri bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Saudaraku, contoh bangsa yang tidak mengenal Allah adalah orang orang Samaria, perempuan Samaria dan bangsanya tidak mengenal Allah yang hidup, itu sebabnya mereka menyembah di atas gunung.
Kemudian perempuan Samaria ini jatuh dalam dosa kenajisan, sebab dia telah memiliki lima suami / laki laki (jatuh dalam dosa kenajisan), tetapi setelah dosa kenajisan itu dikoreksi / nyata dihadapan Tuhan, maka ia segera meninggalkan tempayannya dan sumur Yakub dan menjadi kesaksian bagi orang orang Samaria.
Sebelum mengenal Allah, ia datang ke sumur Yakub. Sumur Yakub à dunia dengan segala isinya. Di dalam dunia ini ada tiga perkara sesuai dengan 1 Yohanes 2:15-16, keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup.

Matius 6:25
(6:25) "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

Sesungguhnya seseorang tidak perlu kuatir soal makan dan minum, karena hidup itu lebih penting dari pada makanan dan minuman.
Kalau Allah saja memelihara burung di udara dan bunga bakung di ladang, lebih lagi manusia, ciptaan yang paling mulia dari segala ciptaan Tuhan, dengan syarat asal kita mencari kerajaan sorga dan kebenaran yang ada di dalamnya. Berarti berada di atas gunung Tuhan beribadah dan melayani Tuhan.
Ketika Abraham berada di gunung Tuhan untuk mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran, akhirnya Allah menggantikan Ishak dengan kambing domba yang tanduknya tersangkut dengan semak belukar. Artinya; di atas gunung Tuhan segalanya tersedia.
Asal kita sungguh-sungguh mencari kerajaan sorga tidak perlu kuatir, tetapi faktanya orang Kristen banyak memutar balik fakta, mereka jauh dari ibadah dan pelayanan hanya karena sepiring nasi.

Dampak negatif kuatir soal makan dan minum: Muak terhadap manna, roti yang turun dari sorga.
Terlebih dahulu kita memperhatikan..
Keluaran 16:11-12, 15
(16:11) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
(16:12) "Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu."
(16:15) Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada yang lain: "Apakah ini?" Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Inilah roti yang diberikan TUHAN kepadamu menjadi makananmu.

Allah memberikan manna yaitu roti yang turun dari sorga, karena Allah telah mendengar sungut-sungut mereka.
Pendeknya, pada awalnya bangsa Israel menginginkan roti manna namun pada akhirnya mereka muak = menjalankan ibadah sesuka hati, melayani Tuhan sesuka hati.
Menjalankan ibadah dan pelayanan ini harus mematuhi aturan aturan yang ada, sebagaimana Tuhan menciptakan taman Eden dan menempatkan Adam dan isterinya untuk mengusahakan dan memelihara taman itu, tetapi syaratnya; harus mematuhi aturan-aturan Tuhan.
Apa saja aturan Tuhan itu? Yaitu; "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Kalau anak-anak Tuhan teramat lebih imam-imam tidak mematuhi aturan yang ada dalam kandang penggembalaan, berarti tidak berada di dalam tahbisan yang benar.
Harun dan anak-anaknya ditahbiskan untuk menjadi imam-imam, Harun imam besar dan empat anaknya imam-imam untuk melayani di Tabernakel dan mereka harus mematuhi aturan yang ada, supaya mereka jangan mati.
Kalau kita memelihara dan mengusahakan ibadah ini dengan mematuhi aturan yang ada = memelihara taman hati kita masing-masing, sebab dari situlah terpancar kehidupan tiap-tiap orang, siapapun dia.
Kalau beribadah sesuka hati, melayani sesuka hati, tidak mematuhi aturan yang ada, siapapun dia tidak akan bisa tergembala dengan baik dalam satu kandang dengan satu gembala, ia akan mencari penggembalaan yang sesuai dengan keinginan hatinya bukan sesuai dengan keinginan hati Tuhan.

Mazmur 78:28-29
(78:28) Ia menjatuhkannya ke tengah perkemahan mereka, sekeliling tempat kediaman itu.
(78:29) Mereka makan dan menjadi sangat kenyang; Ia memberikan kepada mereka apa yang mereka inginkan.

Di sini lebih diperinci bahwa Allah memberi roti manna kepada mereka karena mereka sendiri yang menginginkannya, namun pada akhirnya mereka muak.

Pertanyaannya: Apa yang menyebabkan mereka muak terhadap manna?
Mazmur 78:30-31
(78:30) Mereka belum merasa puas, sedang makanan masih ada di mulut mereka;
(78:31) maka bangkitlah murka Allah terhadap mereka: Ia membunuh gembong-gembong mereka, dan menewaskan teruna-teruna Israel.

Mereka belum merasa puas, sedang makanan masih ada di mulut mereka = rakus = ambisi, sedangkan orang yang ambisi suka bermegah, suka menonjolkan diri.

Matius 23:25
(23:25) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.

Rakus = merampas = mengambil hak orang lain, salah satu dari pada tabiat daging.
Pendeknya, ambisi adalah salah satu dari tabiat daging.

Padahal kalau kita perhatikan syarat untuk makan roti manna itu adalah;
Keluaran 16:16-18
(16:16) Beginilah perintah TUHAN: Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa."
(16:17) Demikianlah diperbuat orang Israel; mereka mengumpulkan, ada yang banyak, ada yang sedikit.
(16:18) Ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan. Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya.

Sesungguhnya syarat untuk makan roti itu adalah “segomer untuk tiap tiap orang”, berarti mengumpulkan roti manna itu sesuai dengan jumlah jiwa.
-     Ada orang yang mengumpulkan sedikit tetapi tidak kekurangan.
-     Ada orang yang mengumpulkan banyak tetapi tidak berlebihan.

Kalau kita menikmati roti manna yang turun dari sorga dengan secukupnya akan mendatangkan keuntungan.
Keuntungan yang ada yaitu;
-     Tidak kekurangan, artinya; tidak terlihat kelemahan-kelemahan.
-     Tidak berkelebihan, artinya; kebenaran yang kita miliki tidak melebihi kebenaran firman / tidak suka mendahului firman.

2 Korintus 10:12
(10:12) Memang kami tidak berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka!

Orang-orang yang suka memuji dirinya sendiri = rakus = merampas hak orang lain yang bukan miliknya.
Ciri-cirinya;
-     “Suka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri.”
Mengukur dirinya dengan ukuran sendiri, berarti kebenaran diri sendiri, seharusnya mengukur diri itu kepada firman. Mengukur dirinya dengan ukuran sendiri = perbuatan bodoh. Dan biasanya orang seperti ini merasa diri benar, merasa diri mampu sehingga tidak butuh orang lain.
Kalau mengukur dengan ukuran sendiri kita tidak akan tahu seperti apa orang lain, tetapi kalau kita mengukur dengan firman pasti kita menyadari kalau kita banyak kekurangan dan di situlah kita akan belajar.
-     “Membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri.”
Kalau kita bandingkan dengan apa yang kita perbuat dan dengan apa yang Tuhan perbuat maka jaraknya sangat jauh, seperti langit dengan bumi, artinya tidak ada apa-apanya.
Tetapi karena mereka bodoh, mereka membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri, sehingga mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat itu sebetulnya tidak ada apa-apanya dihadapan Tuhan.

Bandingkan dengan pelayanan rasul Paulus dihadapan Tuhan.
2 Korintus 10:13-14
(10:13) Sebaliknya kami tidak mau bermegah melampaui batas, melainkan tetap di dalam batas-batas daerah kerja yang dipatok Allah bagi kami, yang meluas sampai kepada kamu juga.
(10:14) Sebab dalam memberitakan Injil Kristus kami telah sampai kepada kamu, sehingga kami tidak melewati batas daerah kerja kami, seolah-olah kami belum sampai kepada kamu.

Rasul paulus tidak mau bermegah melampaui batas, kalau kita perhatikan dalam 2 Korintus 12:1-6, rasul Paulus diangkat ke tingkat ketiga dari sorga, di situ ia mendapatkan penyataan-penyataan yang hebat dan penglihatan-penglihatan hebat dari Tuhan, tetapi sekalipun demikian ia berkata; “Atas orang itu aku hendak bermegah tetapi atas diriku aku tidak akan bermegah selain atas kelemahan-kelemahanku”  = bermegah dalam salib Kristus.
Tidak mau bermegah melampaui batas maksudnya; tetap berada di dalam batas-batas daerah kerja yang dipatok Allah bagi dia di tengah-tengah pemberitaan Injil, tidak mau ambisi dengan pelayanan orang lain = tidak rakus.

2 Korintus 10:15
(10:15) Kami tidak bermegah atas pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain di daerah kerja yang tidak dipatok untuk kami. Tetapi kami berharap, bahwa apabila imanmu makin bertumbuh, kami akan mendapat penghormatan lebih besar lagi di antara kamu, jika dibandingkan dengan daerah kerja yang dipatok untuk kami.

Rasul Paulus tidak bermegah terhadap daerah kerja yang tidak dipatok untuk dia = tidak ambisi = tidak rakus.

Keuntungan tidak bermegah terhadap daerah kerja yang tidak dipatok:
“Dapat menjangaku jiwa jiwa yang lebih luas lagi.”
Tetapi kalau rakus tidak dapat menjangkau jiwa-jiwa lebih luas lagi.
Setiap daerah sudah dipatok setiap hamba Tuhan dan melayani sesuai dengan karunia yang diperoleh.
Saya telah menerima jabatan gembala dan dikaruniakan untuk menyampaikan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan itulah daerah batas yang telah dipatok untuk saya.
Kalau ada orang lain dalam pelayanan penginjilan, saya tidak perlu bermegah, tidak perlu rakus dan tidak perlu ambisi.
Itu sebabnya rasul Paulus berkata; Sebab dalam memberitakan Injil Kristus kami telah sampai kepada kamu, sehingga kami tidak melewati batas daerah kerja kami, seolah-olah kami belum sampai kepada kamu.
Kalau merampas pelayanan orang lain berarti di situ saja, tidak dapat menjangkau jiwa-jiwa lebih luas dan lebih jauh lagi = jangkauan yang terbatas.
Biarlah kita melayani sesuai dengan karunia-karunia yang kita peroleh, tidak perlu merampas daerah kerja orang lain.

2 Korintus 10:16
(10:16) Ya, kami hidup, supaya kami dapat memberitakan Injil di daerah-daerah yang lebih jauh dari pada daerah kamu dan tidak bermegah atas hasil-hasil yang dicapai orang lain di daerah kerja yang dipatok untuk mereka.

Selanjutnya, rasul Paulus dapat menjangkau daerah-daerah yang lebih jauh lagi. Jadi, jangan rakus, dan ambisi supaya kita dapat menjangkau daerah orang lain.

Yesaya 54:2-3
(54:2) Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu!
(54:3) Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.

Di sini kita perhatikan: “Mengembang ke kanan dan ke kiri”, menjangkau bangsa-bangsa dan jiwa-jiwa dan kota-kota yang sunyi yang belum terjangkau, berarti dalam hal ini daerah yang dijangkau lebih luas lagi.
Demikian juga kita dalam melayani Tuhan tidak perlu rakus, tidak perlu merampas apa yang menjadi hak orang lain supaya kita dapat menjangkau kota-kota yang sunyi, lebih luas lagi. Kota – kota sunyi = daerah yang belum terjangkau.
Kalau kita bermegah atas diri sendiri saja, bagaimana kita dapat menjangkau jiwa lebih luas lagi? Itu sama seperti bangsa Israel, makanan masih dimulut mereka sudah menginginkan makanan yang lain, itu namanya rakus, merampas, sehingga tidak layak dihadapan Tuhan.

Syaratnya: Mengembang ke kanan dan ke kiri.
-     “Lapangkanlah tempat kemahmu dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya.”
Artinya: Menjadi kesaksian dalam perkataan dan perbuatan.
-     “Panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu!”
Tali-tali à kasih yang sifatnya mengikat, mempersatukan dan menyempurnakan.... Kolose 3:14.
Patok-patok à paku-paku yang dilantakkan pada kedua tangan dan dua kaki Yesus Kristus kalau itu dipatokkan dengan kokoh, daging ini tidak bebas lagi bersuara.

Yesaya 33:20
(33:20) Pandanglah Sion, kota pertemuan raya kita! Matamu akan melihat Yerusalem, tempat kediaman yang aman, kemah yang tidak berpindah-pindah, yang patoknya tidak dicabut untuk seterusnya, dan semua talinya tidak akan putus.

Menjadi gunung Sion, tempat kediaman yang tidak berpindah – pindah.
Kemah yang tidak berpindah – pindah = menjadi gunung sion.
Kenapa tidak berpindah-pindah:
-     “Patoknya tidak dicabut untuk seterusnya.”
Kalau daging sudah dipatokkan dalam Kristus dan salib-Nya, daging tidak bersuara lagi, kemah tidak berpindah-pindah lagi, tetap menjadi gunung Sion untuk selamanya.
-     “Talinya tidak akan putus.”
Kalau sudah dipersatukan dengan kasih tidak akan terpisah oleh apapun, sesuai dengan pernyataan rasul Paulus dalam Roma 8:35-38.

Mari kita lihat gunung Sion.
Wahyu 14:1
(14:1)  Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.

Di atas bukit Sion berdiri seratus empat puluh empat ribu orang.
Keadaan mereka: “...di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya” = tanda salib = ada huruf T di dahi à salib Kristus, korban Kristus adalah kasih Allah Bapa.
Itulah orang-orang yang berada di gunung Sion.

Yesaya 2:2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

Perhatikan kalimat: “Dari Sion akan keluar pengajaran dan firman Tuhan dari Yerusalem."
Firman Tuhan dari Yerusalem à guru-guru kebenaran, menjadi kesaksian, menjadi contoh teladan, itulah mereka yang melayani Tuhan di gunung Sion. Yerusalem adalah ibadah dan pelayanan.
Sehingga pada akhirnya orang akan berduyun-duyun mencari gunung Sion, karena dari sana keluar pengajaran biarlah kiranya kita mengembang ke kiri dan ke kanan , menjangkau jiwa-jiwa lebih luas lagi, asal tidak rakus dan merampas hak orang lain, tidak bermegah terhadap patok yang ditentukan pada orang lain.
Saya tetap berpegang teguh pada pengajaran mempelai ini sekali waktu orang akan berduyun-duyun mencarinya.

Yesaya 33:20-21
(33:20) Pandanglah Sion, kota pertemuan raya kita! Matamu akan melihat Yerusalem, tempat kediaman yang aman, kemah yang tidak berpindah-pindah, yang patoknya tidak dicabut untuk seterusnya, dan semua talinya tidak akan putus.
(33:21) Di situ kita akan melihat betapa mulia TUHAN kita: seperti tempat yang penuh sungai dan aliran yang lebar; perahu dayung tidak melaluinya, dan kapal besar tidak menyeberanginya.

Perhatikan: Gunung Sion akan terlihat kemuliaan Allah, terpancar dari sana, sebab gunung Sion tempat yang penuh dengan sungai dan aliran yang lebar seperti sungai air kehidupan... Wahyu 22:1, Yehezkiel 47:1,8-9.
Firman pengajaran mempelai ini aliran sungai yang lebar, dapat menjangkau jiwa lebih luas lagi, saya percaya itu, dan itulah sebabnya saya pertahankan Firman Pengajaran Mempelai ini dan apabila sidang jemaat membantu dalam kemajuan ini, ya saya bersyukur.

Kemuliaan Allah ada di atas gunung sion buktinya:
-     Perahu dayung tidak melaluinya”,  artinya; tidak terlihat perbuatan daging.
Perahu itu terbuat dari kayu.
-     Kapal besar tidak menyeberanginya”, artinya; tidak lagi terlihat keonaran dan kekerasan hati, kesombongan dan keangkuhan termasuk pertengkaran, sebab kapal yang besar ada kaitannya dengan kemudi...Yakobus 3:4.

Biarlah tabiat daging disalibkan, sehingga kita dapat menjangkau jiwa-jiwa, tidak perlu rakus, kerjakan apa yang bisa dikerjakan dihadapan Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman;

Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang