KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, May 29, 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 24 MEI 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 24 MEI 2015

Tema   : JEMAAT DI LAODIKIA (dari Wahyu 3: 14-22)
              (Seri 06)

Subtema: MISKIN, BUTA DAN TELANJANG

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus dengan kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi, kita boleh melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian, yang menghasilkan pengharapan, dan berguna untuk mempertajam karunia-karunia yang diperoleh tiap-tiap orang.
Biarlah kita tidak lalai mempergunakan karunia-karunia yang telah kita peroleh dari Tuhan.

Kita kembali memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari SIDANG JEMAAT DI LAODIKIA, pada Wahyu 3: 14-22.
Saat ini kita memperhatikan ayat 17-18
Wahyu 3: 17
(3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

Jemaat di Laodikia berkata: “Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa.
Di sini kita melihat, jemaat di Laodikia, bergantung pada harta dan kekayaannya karena jemaat di Laodikia mengumpulkan harta di bumi bagi mereka, memperkaya diri mereka sampai tidak kekurangan.

Saya tandaskan; tidak salah kalau anak-anak Tuhan kaya, tetapi jangan salah mengerti dengan harta, kekayaan yang diperoleh itu, bahwa kita hidup tidak tergantung pada kekayaan.
Pada minggu yang lalu telah saya sampaikan; mengenai orang kaya yang bodoh, dimana ia bergantung pada harta dan kekayaannya, sehingga kalau kita perhatikan orang kaya itu tidak mau lagi bertanya kepada Tuhan soal harta dan kekayaannya.
Kalau memperkaya diri, mengumpulkan harta di bumi, tidak mengumpulkan harta di sorga, orang semacam ini hatinya jauh dari Tuhan, ia tidak akan pernah bertanya kepada Tuhan soal penghidupannya.
Kita telah dipanggil dari kegelapan, selanjutnya dipilih untuk melayani Tuhan dan golongan yang dipilih adalah golongan yang berpakaian pesta, pakaian baru, hidup dalam hidup yang baru, yang lama sudah berlalu.

Sekarang kita melihat ...
1 Petrus 2: 9
(2:9) Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Dipanggil keluar dari kegelapan selanjutnya dipilih menjadi umat kesayangan Allah untuk memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah, bagaikan bangsa Israel dibebaskan dari Mesir, dari rumah perbudakan, dari api peleburan besi, selanjutnya dibawa ke tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan oleh Allah kepada nenek moyang bangsa Israel dengan tujuan menjadi harta kesayangan, menjadi milik kesayangan Allah untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari Allah / beribadah dan melayani Tuhan.

Tetapi kita melihat, bahwa jemaat di Laodikia betul-betul bergantung pada harta kekayaan, bergantung pada sesuatu yang tidak memberi jaminan hidup kekal.

Ulangan 11: 9-11
(11:9) dan supaya lanjut umurmu di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepada mereka dan kepada keturunan mereka, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
(11:10) Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur.
(11:11) Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit;

Tanah Kanaan itu bergunung-gunung dan berlembah-lembah yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit, artinya; bergantung pada kemurahan Tuhan (kasih karunia).
Bergunung-gunung dan berlembah-lembah menunjuk kuasa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus = kasih karunia / kemurahan Tuhan.
Orang yang masuk dalam pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, hanya bergantung pada kemurahan Tuhan saja, sama seperti bangsa Israel di tanah Kanaan; mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit.
Berbanding terbalik dengan mereka yang berada di Mesir, setelah ditabur dengan benih, harus diairi dengan jerih payah / harus mengandalkan kekuatan manusia. Pendeknya tanah Kanaan tidak sama dengan tanah Mesir.
Jadi, pengalaman kematian itu harus benar, supaya kebangkitannya juga benar. Kalau kebangkitannya benar, maka kemuliaannya benar. Sebab ada kebangkitan palsu.

Amsal 13: 7
(13:7) Ada orang yang berlagak kaya, tetapi tidak mempunyai apa-apa, ada pula yang berpura-pura miskin, tetapi hartanya banyak.

Ada orang yang berlagak kaya, tetapi tidak mempunyai apa-apa” = miskin. Mengapa? karena kematiannya tidak benar.
Sekali lagi saya katakan, kalau kematiannya benar, pasti kebangkitannya benar. Kalau kebangkitannya benar, pasti kemuliaannya benar.
Apa itu pengalaman kematian? Berarti daging tidak lagi bersuara, dan sebetulnya pengalaman kematian adalah kasih karunia. Kalau daging tidak lagi bersuara, pasti suatu kali kelak, kebangkitannya juga benar.

Itu sebabnya, dalam kandang penggembalaan ini kita diajar untuk masuk dalam pengalaman kematian untuk memperoleh kasih karunia.
Jangan lagi kita mengandalkan kekuatan dan pikiran kita, seperti orang-orang dunia, sebab kekuatan kita terbatas dan pikiran kita tidaklah mampu memikirkan segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini.

Kita kembali melihat ...
Wahyu 3: 17
(3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

Jemaat di Laodikia memperkaya diri dan tidak kekurangan apa-apa; itu menurut pemikiran mereka.
Tetapi tanpa disadari, di hadapan Tuhan, sesungguhnya mereka:
-      Yang pertama: melarat, dan malang, miskin.
-      Yang kedua: buta.
-      Yang ketiga: telanjang.

Sidang jemaat tidak perlu silau melihat harta kekayaan dan jangan minder melihat orang kaya, yaitu; mereka yang mengumpulkan harta di bumi tetapi tidak mengumpulkan harta di sorga.
Kalau masuk dalam pengalaman kematian berarti; hidup oleh karena kemurahan hati Tuhan, kaya rohani  dan berharga di mata Tuhan.
Bangsa Israel dibebaskan dari Mesir, dibawa masuk ke tanah Kanaan, selanjutnya mereka memperoleh negeri tanpa bersusah-susah kemudian mendiami kota yang tidak didirikan, selanjutnya menikmati buah pohon anggur dan buah pohon ara (Yosua 25:12-14).
Jadi, umat pilihan, yang beribadah dan melayani Tuhan; menikmati kasih karunia demi kasih karunia / bergantung kepada kemurahan hati Tuhan.

Saya datang ke provinsi Banten dengan tidak membawa apa-apa, hanya bermodalkan / membawa Alkitab. Tetapi apa yang tidak saya pikirkan, itu yang Tuhan berikan. Bahkan sampai hari ini kita dapat beribadah, tergembala di dalam kandang penggembalaan ini, itu semua karena kemurahan Tuhan, kasih karunia Tuhan dan lewat penggembalaan ini kita menerima kekayaan rohani / kekayaan sorgawi.
Jadi, tidak perlu minder melihat orang kaya, jangan terpengaruh dengan cara-cara dunia.

Sekarang kita akan melihat jemaat di Laodikia...
Yang pertama: melarat, dan malang, miskin.
Galatia 4: 8-9
(4:8) Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah.
(4:9) Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya?

Menghambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah yang hidup = menghambakan diri kepada roh-roh yang ada di dunia. Sementara roh-roh yang ada di dunia: LEMAH dan MISKIN.
Menghambakan diri kepada roh-roh yang ada di dunia, misalnya; pekerjaan, harta, uang, kekayaan, dan sebagainya, itu semua lemah dan miskin.
Lemah = tidak memberi kekuatan bagi hidup kita. Miskin = tidak memiliki apa-apa, tidak memiliki kekayaan rohani.

Galatia 4: 10-11
(4:10) Kamu dengan teliti memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun.
(4:11) Aku kuatir kalau-kalau susah payahku untuk kamu telah sia-sia.

Orang yang menghambakan diri kepada allah-allah, itulah roh-roh dunia: memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun. Bukankah ini adalah perbuatan yang sia-sia?
Menurut dia harinya bagus, barulah ia beribadah. Pendeknya, hidup ditentukan oleh; hari, bulan, masa dan tahun-tahun. Ini adalah perbuatan bodoh dan sia-sia.
Bukankah lebih baik memperhatikan firman dan diteliti dengan seksama sehingga hidup tidak ditentukan oleh hari-hari ?

Amsal 28: 19
(28:19) Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan.

Kalau menghambakan diri kepada roh-roh di dunia ini dan mengejar barang yang sia-sia; akan kenyang dengan kemiskinan. Sebaliknya, siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan.
Tanah à hati. Kalau hati kita terus digarap, dikerjakan oleh firman, maka hati kita akan dipuaskan, dikenyangkan oleh kebenaran firman Tuhan.

Saudaraku, jangan salah mengerti dari apa yang saya katakan, sekali lagi saya katakan: Bukan berarti saya dan saudara tidak boleh kaya. Tentu itu diperbolehkan, dan itu adalah kerinduan kita.
Tetapi biarlah kita mengerjakan tanah, supaya kita dikenyangkan oleh kebenaran, berikan hati dikerjakan, digarap oleh firman Tuhan.

Amsal 13: 18
(13:18) Kemiskinan dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan, tetapi siapa mengindahkan teguran, ia dihormati.

“... siapa mengindahkan teguran, ia dihormati.”, artinya; bila seseorang mengindahkan nasihat firman, maka ia dihormati.
Sebaliknya, kemiskinan dan cemooh menimpa orang yang mengabaikan didikan.

Ayat firman Tuhan mengatakan: lebih baik menjadi orang miskin tetapi berakal budi, dari pada kaya tetapi tidak berakal budi. Akal budi adalah hikmat. Hikmat adalah kekayaan, seperti hikmat Salomo adalah kekayaan baginya.
Kaya tetapi mengabaikan didikan, sehingga ia hidup sesuai kebenaran diri sendiri, tidak sesuai dengan kebenaran salib, maka akan mendatangkan kemiskinan dan cemooh.

Lebih jauh kita melihat ...
Amsal 6: 9-11
(6:9) Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu?
(6:10) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring" 
(6:11) maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.

Si pemalas itu; Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring.
Demikianlah hari-harinya tanpa ada kegiatan secara rohani.
Kegiatan rohani/pelayanan di tengah-tengah ibadah-ibadah dalam kandang penggembalaan adalah untuk memperoleh kekayaan sorgawi.
Setiap orang yang bekerja, akan memperoleh upah. Jadi, setiap orang tidak boleh malas, masing-masing harus menggarap dan mengerjakan tanah/ladang rohaninya, supaya ia akan kenyang dengan makanan.
Oleh sebab itu, janganlah kerajinan itu menjadi kendor, layanilah Tuhan dengan roh yang menyala-nyala. Semakin banyak kita bekerja untuk Tuhan, semakin banyak upah yang akan kita terima.

Oleh karena kemalasan (ayat 11), maka datanglah;
-      Kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu.
Ketika musuh menyerbu, apa yang kita perbuat? Tentu lari, sebab kalau kita mempertahankan diri, kita akan mati.
Orang yang lari meninggalkan Tuhan, tidak akan mendapat apa-apa, semuanya menjadi sia-sia. Apa yang dahulu ia miliki, ia tinggalkan, semua menjadi sia-sia.
-      Kekurangan seperti orang yang bersenjata.
-Kalau musuh datang membawa senjata, apa yang harus kita perbuat selain menyerah sesuai kehendak musuh = jatuh di tangan musuh. Maka, hidup seseorang tidak lagi berarti di hadapan Tuhan, sekalipun ia kaya dan memperkaya diri dan tidak kekurangan apa-apa.

Selain melarat, malang, miskin....
Yang kedua; BUTA.
Matius 6: 22-23
(6:22) Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
(6:23) jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.

Mata adalah pelita tubuh. Jika mata baik, teranglah seluruh tubuh. Sebaliknya, jika mata jahat, maka gelaplah seluruh tubuh.
Itulah yang dialami jemaat di Laodikia, mata mereka menjadi jahat, berarti buta rohani, maka gelaplah seluruh tubuh.

Dalam suratan 1 Yohanes 5: 19,Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.”
Mata jahat, berarti: pandangannya tidak baik = mata tertuju pada perkara lahiriah, perkara di bawah / dunia ini, sementara dunia ini berada di bawah kuasa si jahat.
Berarti mata yang baik; memiliki pandangan nubuatan, memandang jauh ke depan.
Tujuan akhir dari ibadah pelayanan di atas muka bumi ini adalah supaya kita menjadi pengantin perempuan, menjadi mempelai dari Anak Domba Allah, kelak masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba. Dan kalau hal itu tertanam dalam kehidupan kita, berarti dengan kata lain kita memiliki pandangan nubuatan, memandang jauh ke depan.
Orang yang memiliki pandangan nubuatan: tidak mudah tersandung dengan segala sandungan yang ada, tidak mudah digoyahkan oleh pengaruh-pengaruh yang tidak suci, demi akhir tujuan hidup, biarlah kita rindu menjadi pengantin perempuan, kelak masuk dalam pesta nikah Anak Domba, bersanding dengan Dia.

Betapa dalamnya jemaat di Laodikia dikuasai oleh kegelapan itu, karena mereka sudah menjadi buta, mereka tidak lagi memiliki pelita tubuh, itulah mata.

Yang ketiga: TELANJANG.
Telanjang berarti tidak berpakaian, sehingga terlihatlah segala kekurangan dan kesalahan yang memalukan.
Adam dan isterinya menjadi telanjang karena mereka melanggar hukum Allah. Pelanggaran hukum Allah adalah dosa, dan oleh karena dosa inilah yang menyebabkan Adam dan isterinya menjadi telanjang.
Pada saat mereka telanjang, mereka menjadi takut, malu dan menyembunyikan diri dibalik pepohonan di taman Eden = moralnya rusak dan tidak memiliki mental yang kuat (mental tempe).

Melarat, malang, miskin, kemudian buta, dan telanjang, ketiga perkara tersebut menimpa jemaat di Laodikia.
Ada orang melarat, malang, miskin, tetapi tidak buta. Sebaliknya, ada orang buta tetapi tidak telanjang.
Tetapi jemaat di Laodikia ini, selain melarat, malang, miskin juga buta dan telanjang, berarti, dapat kita simpulkan; betapa dalamnya mereka berada di dalam sumur penderitaan itu, tidak dapat dibayangkan lagi.
Itulah kondisi rohani dari sidang jemaat di Laodikia.
Harta apa yang saudara miliki? Jangan bergantung kepadanya, sebab itu yang membuat seseorang menjadi bodoh, hati jauh dari Tuhan.
Tragis sekali keadaan dari jemaat di Laodikia ini di hadapan Tuhan? Jangan sampai hal ini menimpa kita.

Saya bersyukur kepada Tuhan, seperti yang disampaikan oleh orang tua kami berkali-kali, lewat kesaksiannya. Dalam hal ini saya juga bersyukur karena sekalipun tidak memiliki harta kekayaan, seperti orang kaya di luaran sana, tetapi saya dipanggil dan dipilih untuk menjadi milik kesayangan-Nya, untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari Allah. Tetapi selanjutnya kita juga harus setia sampai mati, sampai Ia datang pada kali yang kedua.
Untuk apa seseorang memiliki harta kekayaan, bahkan dunia ini, kalau ia harus kehilangan nyawanya? Dengan apakah ia menggantikan nyawanya itu? Dapatkah nyawanya diganti dengan harta dan kekayaan?
Tetapi kalau kita harus kehilangan nyawa karena sangkal diri dan pikul salib di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, Tuhan yang menggantikannya, kita akan memperolehnya kembali, sebab ibadah ini mengandung janji.

1 Timotius 4:7-8
(4:7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
(4:8) Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

“Ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.”

Lukas 18:29-30
(18:29) Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, isterinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya,
(18:30) akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal."

Ibadah itu mengandung janji;
-    Pada masa ini akan menerima kembali berlipat-lipat ganda.
-    Pada zaman yang akan datang, ia akan menerima hidup yang kekal = bahagia bersama dengan Allah dalam hidup yang kekal.

Dengan syarat, dengan rela meninggalkan: Rumahnya, isterinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya = terlepas dari ikatan daging dan perkara-perkara lahiriah.

Ibrani 9:15
(9:15) Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.

Akan menerima berkat berlipat-lipat ganda untuk masa sekarang dan untuk masa yang akan datang bahagia bersama  dengan Allah di dalam kehidupan yang kekal, dengan syarat; terlepas dari ibadah Taurat = ibadah lahiriah.
Hukum Taurat; tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan, kemudian mengasihi sesama tetapi membenci musuh, pendeknya tidak sempurna dalam kasih.

Amsal 23:4
(23:4) Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini.

Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niat seperti itu = jangan ambisi untuk menjadi kaya tetapi hati jauh dari Tuhan

Amsal 23:5
(23:5) Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali.

Kekayaan itu tiba-tiba akan lenyap, sebab kekayaan itu bersayap, seperti itulah jadinya bila seseorang menginginkan kekayaan dan yang hatinya jauh dari Tuhan.

Wahyu 3: 18
(3:18) maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.

Nasihat firman Tuhan kepada jemaat di Laodikia, supaya membeli 3 hal dari Tuhan.
Yang pertama: Emas yang telah dimurnikan dalam api.
Tujuannya; agar jemaat di Laodikia menjadi kaya.
Yang kedua: Pakaian putih.
Tujuannya; supaya mereka memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjangan yang memalukan itu.
Yang ketiga: Minyak.
Tujuannya: untuk melumas mata, supaya jemaat di Laodikia dapat melihat, tidak lagi buta.

Minggu yang akan datang kita akan kembali memperhatikan Wahyu 3:17-18, secara khusus ayat 18 ini, supaya kita hidup di dalam kasih karunia demi kasih karunia.
Biarlah setiap orang mengerjakan tanahnya dengan baik supaya menjadi tanah yang subur, berarti mengijinkan hati kita digarap, dikerjakan oleh firman Tuhan, supaya benih yang ditaburkan itu bertumbuh, berakar dan menghasilkan buah yang baik.
Buah yang kita peroleh juga merupakan kekayaan rohani / harta sorgawi.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

Tuesday, May 26, 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 17 MEI 2015

IBADAH RAYA MINGGU, 17 MEI 2015

Tema:  JEMAAT DI LAODIKIA (dari Wahyu 3: 14-22)
            (Seri 05 )

Subtema: MENGUMPULKAN HARTA DI BUMI ATAU DI SORGA ???

Shalom, selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.

Kembali kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu 3:14-22, namun pembacaan ayat 17....
Wahyu 3:17
3:17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

Jemaat di Laodikia berkata; “Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa”, menunjukkan bahwa sidang jemaat di Laodikia bergantung kepada harta kekayaan dan harta benda, bergantung kepada sesuatu yang tidak pasti.

Lukas 12:13-15
12:13. Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku."
12:14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?"
12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."

Yesus berkata kepada orang banyak; “Walaupun seseorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung pada kekayaan itu.”
Yesus mengatakan hal ini karena seorang dari orang banyak itu menginginkan harta warisan, sehingga ia berharap supaya Yesus menjadi hakim dan pengantara bagi dia dan saudaranya tentang harta warisan, ini adalah suatu kekeliruan.

Bukti manusia tidak dapat tergantung pada harta kekayaan...
Lukas 12:18-21
12:18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
12:19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
12:20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
12:21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

Orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri/memperkaya diri sendiri pada akhirnya mati dengan sia-sia. Berarti benar-benar seseorang tidak dapat bergantung pada harta kekayaan itu.
Disini kita melihat orang kaya yang bodoh itu betul-betul bergantung pada kekayaan, dia memperkayakan dirinya, ia tidak kekurangan suatu apapun juga, ia berkecukupan seperti jemaat di Laodikia, kemudian ia membuat suatu rancangan dalam hatinya, tetapi pada saat itu juga, Tuhan mengambil jiwa dari padanya, binasa.
Selagi hayat masih dikandung badan, sungguh-sungguhlah melayani Tuhan, bergantunglah pada kemurahan Tuhan, jangan bergantung pada harta. Tidak salah kalau seseorang limpah dengan harta, itu boleh menjadi bagian kita, asal tidak bergantung pada kekayaan itu.

Matius 16:26
16:26 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

Saudaraku, jelas sekali dikatakan; “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia limpah harta kekayaan tetapi kehilangan nyawanya?” sementara harta yang banyak itu tidak dapat memelihara kehidupannya.
Itu sebabnya, belajarlah untuk selalu bergantung kepada kemurahan Tuhan.

14 tahun yang lalu, ketika memulai pelayanan di Provinsi Banten saya tidak bergantung kepada manusia, termasuk kepada saudara saya sendiri, sekalipun waktu saya memasuki kota Cilegon & Serang saya tidak membawa sesuatu apapun, tidak punya rumah, tidak punya apa-apa, hanya Alkitab saja.

Oleh sebab itu...
Matius 16:24-25
16:24. Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
16:25 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Syarat untuk mengikuti Tuhan; sangkal diri dan pikul salib berarti rela kehilangan nyawa. Kalau harus kehilangan nyawa karena ikut Tuhan / sangkal diri pikul salib,  suatu kali kelak kita akan memperolehnya kembali.
Saudaraku, sebagai orangtua tanamkan kepada anak-anak hal seperti ini, yaitu; jangan bergantung kepada siapa-siapa selain kepada Tuhan.
Kalau memang harus beribadah pada waktu libur jangan pergi-pergi kemana-mana harus tetap beribadah.

Sekarang kita melihat letak kebodohan orang kaya tersebut...
Lukas 12:17
12:17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.

Orang kaya tersebut bertanya dalam hatinya, berarti tidak mau bertanya kepada Tuhan = tidak mau mendengar nasihat firman, juga tidak mau mengikuti firman penggembalaan, dengan kata lain, hatinya jauh dari Tuhan, tidak tergembala dengan baik dalam satu kandang penggembalaan.

Orang kaya tersebut tidak mau bertanya kepada Tuhan soal harta kekayaannya yang banyak itu, karna ia mengumpulkannya untuk memperkaya dirinya sendiri.
Saudaraku, sampai hari ini kita belum memiliki gedung gereja. Sidang jemaat jangan hanya mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, belajar untuk memperhatikan pekerjaan Tuhan, belajar untuk selalu bertanya kepada Tuhan, supaya kita mengetahui apa yang harus kita perbuat, sehingga tidak salah dalam hal menggunakan harta yang kita miliki.

Wujud mengumpulkan harta bagi diri sendiri...
Lukas 12:18-19
12:18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
12:19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!

Pernyataan-pernyataan orang kaya yang bodoh:
1.   “Aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku” = membuat suatu rancangan yang bukan rancangan dari Tuhan.
2.   “Beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah” = memasuki suatu persekutuan yang bukan oleh dorongan Roh Kudus.

Yesaya 30:1-2
30:1. Celakalah anak-anak pemberontak, demikianlah firman TUHAN, yang melaksanakan suatu rancangan yang bukan dari pada-Ku, yang memasuki suatu persekutuan, yang bukan oleh dorongan Roh-Ku, sehingga dosa mereka bertambah-tambah,
30:2 yang berangkat ke Mesir dengan tidak meminta keputusan-Ku, untuk berlindung pada Firaun dan untuk berteduh di bawah naungan Mesir.

Orang yang bertanya kepada hati, tidak meminta keputusan dari Tuhan, inilah yang disebut orang-orang pemberontak, sehingga karena pemberontakan itu, dosa mereka bertambah-tambah dan akhirnya mendapat celaka / binasa.
Pemberontakan mereka adalah;
- yang melaksanakan suatu rancangan yang bukan dari pada Tuhan.
- yang memasuki suatu persekutuan, yang bukan oleh dorongan Roh Tuhan.
Pada akhirnya kehidupan mereka binasa, celaka.

Hari – hari ini saya gencar sekali mengingatkan kita semua bahwa hari-hari ini adalah hari terakhir dimana kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi dan kedatangan-Nya tidak ditunda-tunda lagi, jangan sibuk untuk mengumpulkan harta di bumi, sebaliknya sibuklah untuk mengumpulkan harta di sorga.

Mari kita perhatikan...
Matius 13:22
13:22 Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.

Kekuatiran dunia dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah, persis seperti orang kaya yang bodoh tadi, ia bertanya kepada hati, tidak bertanya kepada Tuhan.

Kembali kita memperhatikan orang yang kaya bodoh tadi...
Lukas 12:15
12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."

Perhatikan nasihat firman Tuhan “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan”.
Tamak = serakah, cinta akan uang.

Sedikit cerita...
Orang yang tamak, serakah, cinta akan uang, hatinya jauh dari Tuhan, ia tidak peduli dengan ibadah dan pelayanan, yang penting ia memiliki harta kekayaan, ini sama seperti orang yang berdukun (babi ngepet). Apa artinya ingin kaya tetapi jauh dari Tuhan. Dengarlah, perhatikan firman Tuhan, bertanyalah kepada Tuhan selalu, supaya jangan bergantung pada harta kekayaan.

1 Timotius 6:6-8
6:6. Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
6:7 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
6:8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.

Ibadah kalau disertai rasa cukup memberi keuntungan besar, asal ada makanan dan pakaian cukuplah.
-     Makanan adalah kebenaran yang menguduskan.
-     Pakaian adalah kasih yang menutupi banyak sekali dosa.

Perlu diketahui; kita datang ke dunia tidak membawa apa – apa (telanjang), kembali kepada Tuhan juga akan telanjang, tidak akan membawa apa-apa, sebab darah daging tidak mewarisi kerajaan sorga.

1 Timotius 6:9
6:9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

Orang yang ingin kaya, serakah / tamak, terjatuh ke dalam; pencobaan, jerat dan berbagai-bagai nafsu yang hampa yang bersifat mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
Hanya karena serakah, banyak orang yang jatuh dalam pencobaan, percayalah. Orang yang korupsi dia banyak menghadapi ujian sekalipun memiliki uang yang banyak. Jatuh dalam jerat; jatuh dalam dosa kejahatan dan dosa kenajisan. Jatuh dalam nafsu yang hampa.
Hidup akan menjadi indah  bila seseorang tergembala dengan baik/bergantung pada kemurahan Tuhan, ia tidak terjatuh dalam pencobaan, jerat dan berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan, sebab baginya asal ada makanan dan minuman cukuplah.
Jangan mencari uang dengan cara yang tidak halal, misalnya; dengan judi, togel dan lain sebagainya, itu tidak baik, sebab uang setan dimakan hantu.

1 Timotius 6:10
6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Akar segala kejahatan adalah cinta uang / loba / tamak dan serakah.
Cinta uang artinya; hati terikat dengan uang/hati menjadi tempatnya uang, berarti firman Allah tidak mendapat tempat di dalam hati, sehingga seseorang menyimpang dari iman.
Karena uang, suami isteri bisa bertengkar, sebab suaminya menjadi bang Toyib yang tidak pulang-pulang hanya karena mencari uang.

Akibat serakah / tamak (cinta uang);
-         Menyimpang dari iman berarti jauh dari kebenaran.
-         aMenyiksa diri dengan berbagai-bagai duka.
Lihat orang yang tamak, cinta akan uang, setiap hari bangun pagi dan pulang malam, menyiksa dirinya.
Persis seperti dalam kitab Mazmur 127: 2, “Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.”
Perhatikan, justru Tuhan memberikannya kepada yang dicinta-Nya pada waktu tidur. Tidur artinya; masuk dalam pengalaman kematian, berarti daging tidak bersuara lagi. Oleh sebab itu jadilah orang yang dicintai-Nya.

Saudaraku, ketika masuk dalam pengalaman kematian, memang tidak enak bagi daging, baunya minta ampun / tidak ada yang suka, saya sudah alami pada waktu membangun pelayanan ini. Tetapi setelah melewati pengalaman kematian itu, kehidupan dan kemuliaan diberikan untuk selama-lamanya.
Kalau Tuhan membawa kita masuk dalam pengalaman kematian, jangan dihindari, jangan pintar-pintar, jangan ambil jalan sendiri, berdiam diri saja walaupun bau dan sakit, nantikan waktunya Tuhan.
Tidak ada bau bangkai yang enak dicium, tetapi firman Tuhan berkata; dimana ada bangkai/pengalaman kematian disitu burung nazar berkerumun (janji-janji Allah digenapi).
Tuhan baik, sampai hari ini Tuhan tetap setia untuk menyatakan kebenaran walaupun kita tidak setia.

Praktek menyimpang dari iman.
Lukas 12:18-19
12:18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
12:19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!

Disini kita melihat, orang kaya yang bodoh itu berkata; “aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku” = sibuk mengumpulkan harta di bumi, tetapi tidak sibuk mengumpulkan harta di sorga = memperkaya diri sendiri.
Selanjutnya ditengah-tengah memperkaya diri, orang kaya yang bodoh berkata; “beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!”
= memasuki suatu rancangan yang bukan dorongan Roh Tuhan.
Pendeknya; menyimpang dari iman.

Bandingkan dengan orang yang memiliki harta di sorga.
dikaitkan dengan musa.
Yang pertama
Keluaran 3:1
3:1. Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.

Musa biasa menggembalakan kambing domba, Yitro, mertuanya. Yitro adalah seorang imam di Midan.
Saudaraku, Musa tidak tertarik tinggal di istana dan tidak tertarik disebut anak Firaun, sesuai dengan Kisah Para Rasul 7, sekalipun dengan segala fasilitas yang mewah, dia lebih suka menjadi pendatang dan menderita di Midian, lalu menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya.
Berarti, harta yang paling berharga bagi Musa adalah penggembalaan, dengan kata lain penggembalaan adalah harta yang mulia.
Biarlah kita juga menjadikan kandang penggembalaan ini sebagai harta yang mulia, lebih berharga dari yang lain.

Selanjutnya...
Keluaran 3:2-5
3:2 Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
3:3 Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
3:4 Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."
3:5 Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."

Firman Allah kepada Musa; "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus." Pendeknya; Musa berdiri di tempat kudus.
Sesungguhnya, tanah yang diinjak oleh Musa tidak ada bedanya dengan tanah-tanah di Timur tengah lainya, bahkan tanah yang ada disini, yang membedakannya adalah hadirat Allah.
Pada malam ini kita beribadah kepada Tuhan/menghadap takhta kasih karunia dan ditengah-tengah ibadah ini Allah berhadirat, bertakhta, sehingga kita memiliki harta itulah kesucian. Kesucian adalah harta rohani yang harus kita miliki, lewat ibadah & pelayanan dalam kandang penggembalaan.

Matius 5:8
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.”
Berarti; tanpa kesucian tidak seorangpun dapat melihat Allah.
Pada malam ini kita dapat melihat Allah, melihat kesucian Allah lewat pemberitaan firman Tuhan yang kita terima, itu karena kita berada di tempat kudus.
Mazmur Daud: “lebih baik satu hari dipelataran-Mu, dari pada seribu hari di tempat lain.” (Mazmur 84: 11) Sebagai seorang gembala saya lebih suka berada di rumah Tuhan dari pada berada di tempat lain, saya tidak suka jalan kesana-kesini sehingga menelantarkan kawanan domba dalam kandang penggembalaan.

Keluaran 3:1
3:1. Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.

Sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. Disinilah untuk yang pertama kali Musa berjumpa / melihat Allah.
Sekali lagi saya tandaskan; tanpa kesucian, tidak seorang pun dapat melihat Allah.

yang kedua
Keluaran 3:2-3
3:2 Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
3:3 Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"

Tampaklah semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api, artinya; berapi-api, bernyala-nyala dalam melayani Tuhan. Kalau kita melayani Tuhan dengan Roh yang bernyala-nyala maka tidak terlihat daging dengan tabiatnya.
Semak duri; pribadi yang suka menyakiti, menusuk hati orang lain, tabiat dari manusia daging. Berarti, kalau dipakai melayani Tuhan dengan roh yang bernyala-nyala, itu adalah suatu penglihatan yang hebat.

Roma 12:11
12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

Biarlah kita melayani Tuhan dengan roh yang menyala-nyala dengan syarat; janganlah hendaknya kerajinan dari tiap-tiap orang menjadi  kendor.

Keadaan Musa saat bertemu dengan Allah.
Keluaran 3:6
3:6 Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.

Musa menutupi mukanya sebab ia takut memandang Allah, Musa merasa tidak layak di hadapan Allah. Dimuka terdapat lima indera, yaitu; mata, mulut, hidung, telinga dan kulit.
Jadi, semakin kita memiliki harta rohani, akan semakin merasa diri tidak layak dihadapan Tuhan, bukan jusru merasa hebat, bisa dan mampu.

Sekali lagi saya katakan; “di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 6: 21)
Kita sudah melihat orang kaya yang bodoh tadi, memperkaya diri sendiri, mengumpulkan harta baginya di bumi berbanding terbalik dengan Musa sibuk mengumpulkan harta di surga.

Dampak negatif mengumpulkan harta di bumi:
Kita kembali memperhatikan, Matius 6:19; "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.”
Akibat mengumpulkan harta di bumi:
-    Di bumi ngengat dan karat merusakkannya.
-    Pencuri membongkar serta mencurinya.

Keterangan; ngengat dan karat.
Yakobus 5:2-3
5:2 Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat!
5:3 Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir.

Disini dikatakan; kekayaanmu sudah busuk, berarti orang yang memperkaya diri / mengumpulkan harta di bumi baginya, mengeluarkan bau tak sedap karena telah rusak lakunya di hadapan Allah.

Dengan bukti, yaitu:
YANG PERTAMA; Pakaianmu telah dimakan ngengat.
Berarti kondisi dari pakaian itu sudah lapuk dan tua.

Berkaitan dengan itu..
Matius 9:16
9:16 Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.

“Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya.”
Artinya; pakaian tua dan lapuk tidak dapat lagi diperbaiki, kehidupan semacam ini digambarkan seperti orang bebal dan dursila.

1 Samuel 25:25
25:25 Janganlah kiranya tuanku mengindahkan Nabal, orang yang dursila itu, sebab seperti namanya demikianlah ia: Nabal namanya dan bebal orangnya. Tetapi aku, hambamu ini, tidak melihat orang-orang yang tuanku suruh.

Yang Pertama: Nabal adalah orang yang dursila.
1 Samuel 25:17
25:17 Oleh sebab itu, pikirkanlah dan pertimbangkanlah apa yang harus kauperbuat, sebab telah diputuskan bahwa celaka akan didatangkan kepada tuan kita dan kepada seisi rumahnya, dan ia seorang yang dursila, sehingga orang tidak dapat berbicara dengan dia."
                       
“Sehingga orang tidak dapat berbicara dengan dia” artinya; tidak mau mendengar nasihat firman Tuhan = firman Tuhan tidak mendapat tempat di dalam hatinya.
 Orang dursila tidak suka mendengar firman Tuhan, biar dinasihati seperti apapun, ia tidak mau berubah.

Sehingga akibatnya...
1 Samuel 12:10-11
25:10 Tetapi Nabal menjawab anak buah Daud itu, katanya: "Siapakah Daud? Siapakah anak Isai itu? Pada waktu sekarang ini ada banyak hamba-hamba yang lari dari tuannya.
25:11 Masakan aku mengambil rotiku, air minumku dan hewan bantaian yang kubantai bagi orang-orang pengguntingku untuk memberikannya kepada orang-orang yang aku tidak tahu dari mana mereka datang?"

Nabal mengecilkan bahkan tidak segan-segan mempersalahkan Daud, seorang hamba Tuhan yang diurapi.

Yang Kedua: Nabal namanya, bebal orangnya.
Bebal = bodoh. Orang bodoh terus menerus mengulangi kesalahan yang sama. Persis seperti bangsa Israel sekalipun telah mengecap kebaikan dan kemurahan Tuhan, bangsa Israel terus menerus mengulangi kesalahan yang sama.
Ketika berada di gunung Sion, bangsa Israel mendirikan patung anak lembu emas tuangan, kemudian setelah berada di tanah perjanjian/Kanaan, kembali membuat dua patung anak lembu emas tuangan di Betel dan di Dan, kebebalan bangsa Israel menunjuk kekerasan hati mereka dua kali lipat.

Mari kita lihat persamaan orang bebal...
2 Petrus 2:20-22
2:20 Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula.
2:21 Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.
2:22 Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."

Oleh karena, pengenalan akan Tuhan, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, persis seperti;
-      Anjing kembali lagi ke muntahnya.
-      Babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.

Matius 7:6
7:6 "Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."

-      Sifat anjing; menginjak-injak barang yang kudus gambaran dari firman Allah.
-      Sifat babi; menginjak-injak mutiara.
Mutiara adalah barang yang berharga, gambaran dari kasih Allah.
Pendeknya; kehidupan yang digambarkan seperti anjing dan babi susah untuk ditolong, dan diperhatikan, bagaikan pakaian tua.

Sekarang kita perhatikan..
Yang kedua; emas dan perak sudah berkarat,
Artinya; kesucian dan kebenaran diri sendiri tidak akan bertahan lama, justru menimbulkan dosa, yaitu karat.

1 Korintus 15:56
15:56 Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.

Kuasa dosa ialah hukum Taurat.
Setahu saya, benda-benda logam seperti emas & perak tidak akan berkarat, sehingga dipergunakan pada Tabernakel.
Perak digunakan sebagai alas-alas pada tiang pintu kemah dan pintu tirai, juga alas pada papan-papan jenang pada sisi sebelah utara, selatan dan barat. Sementara alat yang ada di Ruangan suci dan Maha suci semua di lapisi oleh emas murni, mulai dari papan-papan jenang, pelita emas, meja roti sajian, mezbah dupa, tabut perjanjian dan tutup pendamaian, serta dua kerubium di atasnya.
Tetapi disini Allah berkata; emas dan perakmu telah berkarat. Kesucian dan kebenaran diri sendiri suatu saat akan terbongkar.

Kemudian dikatakan; karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api, ini sama seperti hidup di bawah hukum Taurat. Ahli Taurat mempersalahkan orang yang salah seperti perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari. Tetapi sebetulnya mereka itu sedang menjebak Yesus, dengan pertanyaan; “guru, orang yang kedapatan berzinah harus dilempari dengan batu, bagaimana menurut-Mu?”
Dengan segala hikmat Yesus menjawab pertanyaan ahli Taurat, dengan cara menulis dengan jari-Nya di tanah sebanyak dua kali, itu menunjuk kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama.
Sebaliknya, perempuan yang kedapatan berzinah (seorang pendosa), justru memperoleh kasih karunia, sebaliknya kebenaran diri sendiri tidak mampu menolong dan melepaskan orang lain dari dosa (Roma 3: 28). Dalam hal ini, benarlah apa yang dikatakan oleh Yesus: emas & perakmu sudah berkarat.
Hukum Taurat berarti, tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan, kemudian mengasihi sesama manusia tetapi membenci musuh (Matius 5:38, 43).

Keterangan; pencuri membongkar serta mencurinya.
Yohanes 10:9-10
10:9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.

Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan, itulah pekerjaan dari si serigala.

Yohanes 10:12-13
10:12 sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
10:13 Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu.

Pekerjaan serigala; menerkam dan mencerai-beraikan kawanan domba supaya domba-domba tidak tergembala, menjadi liar jauh dari Tuhan dan akhirnya berujung kepada kebinasaan.

Jalan keluarnya.
Yohanes 10:9
10:9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.

“Barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput”. Ketika domba-domba menemukan padang rumput menunjukkan bahwa Yesus adalah gembala yang baik.
Padang rumput = firman penggembalaan untuk memelihara kawanan domba, sesuai dengan Mazmur 23:1-2 = tidak kekurangan aku, kemudian diikuti dengan 2 hal yang lain, yaitu;
-      Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau
Artinya; memiliki keyakinan iman yang teguh, sehingga tidak sibuk dengan segala perkara lahiriah, persis seperti orang yang sedang berbaring. Rumput hijau à firman iman.
-      Ia membimbing aku ke air yang tenang.
Artinya; menjadi pribadi yang tenang karena dibimbing oleh Roh Kudus. Air à Roh Kudus.

Bukti bahwa Yesus adalah gembala yang baik
Yohanes 10:11
10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

Yesus memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, sehingga ada hidup dan ada masa depan, selaras dengan perkataan Yesus; ”Barangsiapa masuk melalui Aku, Ia akan selamat....” (Yohanes 10:9).
Jangan biarkan hati dicuri oleh si pencuri! Jangan tertipu lagi dengan segala tipu daya kekayaan.

Sejenak kita melihat pernyataan Yesus.
Yohanes 10:9
10:9 Akulah pintu; barasngsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.

Yesus berkata; “Akulah pintu”, sedangkan pada ayat 11 Yesus berkata; “Akulah gembala yang baik.
Kesimpulannya; supaya domba-domba tergembala dengan baik, harus melalui pintu.

Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, ada 3 pintu pada Tabernakel.
Yang Pertama: PINTU GERBANG, untuk berada di halaman itulah daerah pembenaran Allah.
Halaman = daerah pembenaran Allah.
Jadi setiap orang yang akan masuk dalam pembenaran harus melalu pintu gerbang.
Di halaman terdapat dua macam alat;
Yang pertama;
-      Mezbah korban bakaran, artinya; dibenarkan oleh darah Yesus Kristus.
-      Kolam pembasuhan, artinya; dibenarkan oleh kematian dan kebangkitan Yesus.
Kuasa kematian: mengubur hidup lama. Kuasa kebangkitan Yesus: hidup dalam hidup yang baru.

Yang Kedua: PINTU KEMAH, untuk berada di dalam ruangan suci.
Ruang suci adalah tempat pengudusan.
Di Ruangan Suci terdapat 3 macam alat, yaitu;
-      Meja roti sajian menunjuk ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab.
-      Pelita emas menunjuk ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu.
-      Mezbah dupa menunjuk ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.

Yang Ketiga: PINTU TIRAI, untuk berada di dalam Ruangan Maha Suci.
Ruangan Maha Suci adalah takhta Allah.
Dalam Ruangan Maha Suci terdapat satu alat, yaitu tabut perjanjian, alat yang paling utama.
Tabut perjanjian, artinya; takhta Allah/hadirat Allah.
Tabut perjanjian dibagi menjadi 2 bagian;
-      Tutup pendamaian, terbuat dari emas murni à pribadi Yesus Kristus sebagai kepala gereja.
Kemudian di atas tutup pendamaian terdapat 2 kerubium.
Kerubium yang pertama: Allah Bapa dengan tabiat-Nya, kasih.
Kerubium yang kedua: Allah Roh Kudus.
-      Tabut perjanjian terbuat dari kayu penaga, yang telah disalut dengan emas bagian luar dan dalam, sehingga tidak terlihat tabiat daging.

Kesimpulannya;
Pintu gerbang menunjuk pribadi Yesus = Allah Anak, tabiat-Nya hidup dalam kebenaran.
Pintu kemah menunjuk Kristus = Allah Roh Kudus.
Pintu tirai menunjukan Tuhan = Allah Bapa, tabiat-Nya kasih.

Firman Allah itulah kebenaran, Roh Allah yang memberi pertolongan dan kasih Allah adalah harta rohani, kekayaan sorgawi yang tak ternilai, sebab Ia kaya tetapi Ia rela miskin supaya kita yang miskin menjadi kaya.
Dalam injil Yohanes 1: 14, dikatakan: “Firman itu telah menjadi manusia ...” Berarti, berhadirat, bertabernakel, sebab Yesus Kristus adalah Tabernakel sejati (Ibrani 9: 11).

Yohanes 10:2-3
10:2 tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.
10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.

Suasana dalam kandang penggembalaan:
-      Dari pihak gembala: menuntun domba-domba dengan baik/menggembalakan kawanan domba dengan baik, tidak membiarkan domba-domba itu liar.
-      Kawanan domba:
·         Mendengar suara gembala = dengar-dengaran.
·         Mengikuti gembala.

Inilah suasana dalam kandang penggembalaan; Dimana seorang gembala menggembalakan kawanan domba itu dengan baik, tidak membiarkan domba-domba itu menjadi liar. Sedangkan kawanan domba itu, tidak mendengar suara lain, sehingga domba-domba mendengar suara gembala & mengikuti gembala.

Wahyu 3:17
3:17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

Kalau seseorang memperkayakan dirinya, memperkaya dirinya sendiri, justru dimata Tuhan melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, camkanlah firman ini!
Biarlah kita kaya karena mengumpulkan harta rohani, harta di surga, memiliki kekayaan rohani.

TUHAN YESUS KRISTUS, KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SURGA MEMBERKATI

Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang