KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, December 29, 2016

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 07 DESEMBER 2016

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 07 DESEMBER 2016

Tema: ORANG-ORANG MALAM.
(SERI:103)

Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh karena kemurahan-Nya, kita dapat kembali beribadah pada malam hari ini dalam Ibadah Doa Penyembahan.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari kitab Kolose.
Kolose 1: 21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,

Kita terlebih dahulu memperhatikan kalimat: “Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah
ini menunjuk kepada:
-       Bangsa kafir = orang yang tidak bersunat.
-       Orang fasik dengan segala perbuatan fasik mereka.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka, itu terlihat dari perbuatan-perbuatan jahat mereka.
Pendeknya; setiap orang yang berbuat jahat menunjukkan bahwa dia masih hidup jauh dari Allah sekalipun ia berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.

Lebih jauh kita melihat tentang YANG DAHULU HIDUP JAUH DARI ALLAH.
Efesus 2: 1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.
Kita bersyukur, dahulu kita jauh dari Tuhan dan banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan dosa kejahatan dan kenajisan, disengaja maupun tidak disengaja.
Dan sekarang kita dalam perhimpunan ini, ada di tengah-tengah ibadah pelayanan dalam kandang penggembalaan GPT Betania, semua karena kemurahan Tuhan, berarti ada dalam terangnya yang ajaib.

Efesus 2: 2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

Penyebab-penyebab terjadinya dosa:
1.     Mengikuti jalan dunia ini.
Dunia ini mempunyai arus yang sangat kuat sekali untuk menghanyutkan dan menenggelamkan sampai pada akhirnya rohani mengalami kematian.
2.     Mentaati penguasa kerajaan angkasa.
Siapakah mereka yang mentaati penguasa kerajaan angkasa? Yaitu orang-orang yang dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Mendurhaka = memberontak atau berani melawan Allah.
Tandanya; berani memberontak kepada gembala.
3.     Hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.
Perlu untuk diketahui;
-       Hidup menurut hawa nafsu daging, memikirkan hal-hal yang dari daging, berarti tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh, itulah perkara rohani, yaitu ibadah dan pelayanan, serta kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
-       Hidup menurut keinginan daging menunjukkan seseorang masih berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat; mata ganti mata, gigi ganti gigi, arti rohaninya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang berbuat salah tidak luput dari penghukuman, berarti mereka yang berada di bawah hukum Taurat; binasa, berujung pada kematian. Kemudian, mereka yang berada di bawah hukum Taurat tidak mengenal belas kasih, jauh dari kasih karunia Tuhan. Orang yang seperti ini sudah dekat dengan kebinasaan.

Efesus 2: 11-12
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah, berarti tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia, berarti; binasa, berujung pada kematian yang kekal.

Keterangan: TANPA PENGHARAPAN.
Tanpa pengharapan = putus asa -> orang-orang yang tidak mempunyai pendirian yang kuat, berlaku timpang di hadapan Tuhan.
Biasanya orang yang seperti ini suka bersungut-sungut, suka mengomel, menggerutu, dan sebagainya, bahkan suka mempersalahkan Tuhan, sesama, bahkan mempersalahkan ibadah dan pelayanan.

Tanpa pengharapan dikaitkan dengan PRIBADI AYUB.
Pada akhirnya, Ayub putus asa atau hidup tanpa pengharapan.
Penyebabnya adalah sahabat-sahabat Ayub tidak berkata benar tentang Tuhan (Ayub 42: 7-8), kemudian sahabat-sahabat Ayub merasa memiliki hikmat dan mengerti keadilan (Ayub 32: 9), sehingga dengan alasan itu, mereka leluasa berkata-kata kepada Ayub, bahkan mengecam Ayub (Ayub 32: 12).
Akibat perkataan dari tiga sahabat Ayub ini, maka Ayub menjadi putus asa atau hidup tanpa pengharapan, dan ia mengatakan itu sebanyak tujuh kali.
Kalau dikaitkan dengan pelita emas, maka;
-       pengakuan yang pertama, kedua, dan ketiga, itu berarti ada pada tiga cabang pada sisi yang satu,
-       kemudian pengakuan yang keempat terkena pada kandilnya, batangnya, yang ada di tengah-tengah itu, itu adalah pribadi Yesus adalah pokoknya, kita adalah carang-carangnya.
-       Pengakuan yang kelima, keenam, ketujuh, itu terkena pada tiga cabang pada sisi yang lainnya.

Kesimpulannya; pengakuan Ayub sebanyak tujuh kali berkata tanpa pengharapan, bila dikaitkan dengan pelita emas, berarti; dia hidup dalam kegelapan.

Ayub 3: 4, 10-11
(3:4) Biarlah hari itu menjadi kegelapan, janganlah kiranya Allah yang di atas menghiraukannya, dan janganlah cahaya terang menyinarinya.
(3:10) karena tidak ditutupnya pintu kandungan ibuku, dan tidak disembunyikannya kesusahan dari mataku.
(3:11) Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan?

Ayub lebih merindukan kegelapan daripada terang, sebab ia tidak membutuhkan cahaya terang, tidak membutuhkan perhatian daripada Tuhan, berarti menginginkan kematian daripada hidup dengan menanggung penderitaan, menanggung sengsara salib, teraniaya karena firman. Dia tidak menginginkan itu.

Kita lihat lebih jauh tentang ORANG YANG HIDUP DALAM KEGELAPAN.
1 Tesalonika 5: 5-7
(5:5) karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
(5:6) Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar.
(5:7) Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam.

Pekerjaan dari orang malam atau hidup dalam kegelapan adalah TIDUR dan MABUK.

Keterangan; TIDUR.
Amsal 24: 3-34
(24:30) Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi.
(24:31) Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.
(24:32) Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran.
(24:33) "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring,"

Tidur adalah pekerjaan dari seorang pemalas.
Pemalas berarti tidak memperhatikan ladangnya, sehingga ladang itu mengalami dua perkara:
1.     Ditumbuhi onak -> orang yang suka menusuk atau menyakiti orang lain, persis seperti imam-imam kepala, tua-tua sampai
Onak adalah pohon atau kayu yang berduri.
2.     Tanahnya tertutup dengan jeruju.
Jeruju adalah tumbuhan semak yang berduri.

Ditumbuhi onak dan juruju -> pribadi yang hanya menyakiti saja, seperti imam-imam kepala, tua-tua orang Yahudi dan ahli Taurat, menyalibkan Yesus Kristus.
Menyalibkan berarti menyakiti pibadi Yesus dari ujung kepala sampai ujung kaki Tuhan Yesus Kristus di atas kayu salib.
Orang-orang yang suka tidur menunjukkan bahwa ia seorang pemalas, tidak memperhatikan ladang hatinya, hanya bisa menyakiti/menusuk perasaan orang lain = tidak menghargai korban Kristus = tidak menghargai kasih dan kemurahan Tuhan,

Kita ini ada sebagaimana ada, itu karena kasih karunia, itu karena kemurahan Tuhan. Kita boleh berada dalam kandang penggembalaan ini untuk tekun dalam tiga macam ibadah pokok, lalu diberi kesempatan untuk melayani Tuhan lewat tiga macam ibadah pokok, itu adalah kemurahan Tuhan. Tetapi orang yang suka menyakiti hati Tuhan, tidak akan pernah menghargai kemurahan Tuhan.

Kemudian selain ladangnya ditumbuhi onak dan jeruju, “Temboknya sudah roboh.” Perkara yang sama, hal yang sama dalam Yesaya 5: 5.
Yesaya 5:5
(5:5) Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak;

Aku akan menebang pagar durinya, dan melanda temboknya,” menunjukkan tembokya sudah rubuh.
Ladang anggur itu tidak lagi dijaga sebab temmboknya sudah rubuh, sehingga kebun itu diinjak-injak, artinya;
a.     Tidak berharga dan tidak bernilai di mata Tuhan -> orang yang tidak bermartabat, tidak ada nilainya, tidak berharga di mata Tuhan.
b.     Hatinya dikuasai oleh binatang buas.
Kalau temboknya sudah rubuh, binatang buas bebas keluar masuk, itulah daging dan tabiat-tabiatnya.

Amsal 24: 34
(24:34) maka datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.

Sampai akhirnya menjadi miskin dan berkekurangan -> orang kikir, pelit, tidak mengerti pekerjaan Tuhan.
Kalau dia kaya, pasti kaya dalam kebajikan, kaya dalam kemurahan, mengerti pekerjaan Tuhan, mengerti soal korban. Kalau orang miskin dan kekurangan, tidak mampu berkorban, tidak mengerti pekerjaan Tuhan, hanya karena tidur saja.
Tidak mungkin orang yang suka tidur, orang yang malas menjadi kaya. Kalau seseorang kaya, mempunyai uang, harta, tetapi tidak mengerti pekerjaan Tuhan, disebut miskin rohani, merasa selalu kekurangan.
Inilah keadaan orang-orang yang suka tidur.

Keterangan: MABUK.
2 Petrus 2: 13
(2:13) dan akan mengalami nasib yang buruk sebagai upah kejahatan mereka. Berfoya-foya pada siang hari, mereka anggap kenikmatan. Mereka adalah kotoran dan noda, yang mabuk dalam hawa nafsu mereka kalau mereka duduk makan minum bersama-sama dengan kamu.
Mabuk di sini berarti mabuk dalam hawa nafsu berarti; berfoya-foya pada siang hari, dia menghabiskan hartanya pada siang hari = tidak menghargai karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan yang Tuhan percayakan sebagai harta yang indah.
Orang siang = anak-anak terang. Malam, berarti hidup dalam kegelapan.
Orang-orang siang (anak-anak terang) -> orang-orang yang melayani Tuhan sesuai dengan karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan tetapi karena pekerjaan mereka hanya mabuk oleh hawa nafsu = berfoya-foya pada siang hari, berarti tidak menghargai pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan yang Tuhan percayakan.
Itu namanya berfoya-foya/memboroskan hartanya, perhiasan rohani adalah harta yang indah dari orang-orang terang yang seharusnya dipergunakan untuk melayani Tuhan, tetapi justru berfoya-foya pada waktu siang hari. Itu terjadi karena mabuk hawa nafsu, dia boroskan hartanya pada siang hari.
Sebagai anak-anak terang, anak-anak siang, layani Tuhan. Jangan lewatkan siang hari begitu saja karena hawa nafsumu. Pada waktu siang seharusnya dipergunakan semaksimal mungkin untuk melayani Tuhan.

Ciri-ciri hidup dalam kegelapan/orang malam.
Amsal 24: 30
(24:30) Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi.

Cirinya; tidak berakal budi, berarti tidak bijaksana, tidak memiliki hikmat dan pengertian dari Tuhan, tidak memiliki roh hikmat dan wahyu dari Tuhan.
Sementara kegunaan dari roh hikmat adalah untuk dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat.
Hikmat itu datang dari firman Allah yang kita dengar. Lewat kebenaran firman Allah ini kita memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, sehingga dengan demikian kita memiliki hikmat, menjadi bijaksana, sehingga dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, tentu untuk menyenangkan hati Tuhan, tetapi orang malam ciri-cirinya tidak berakal budi, tidak memiliki hikmat, dan tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, apalagi dalam kegelapan, tidak dapat memilah-milah mana yang baik, mana yang jahat.

Ayub 31: 1-40 adalah ayat terakhir tentang percakapan antara Ayub dengan tiga sahabat-sahabat Ayub.
Sekali lagi Ayub mengaku tidak bersalah, itulah inti dari Ayub 31: 1-40.
Kalau mengaku tidak bersalah, berarti merasa diri benar.
Orang yang merasa diri benar, pada hakekatnya adalah orang yang tidak berakal budi. Hanya orang yang tidak berakal budi mengaku bahwa dirinya tidak bersalah (merasa diri benar).
Kalau dirinya tidak bersalah, berarti yang salah adalah Tuhan, yang salah adalah salib, yang salah adalah ibadah dan pelayanan, yang salah adalah pengorbanan ini dan itu.

Pada Ayub 31:1-40, sebanyak 23 kali Ayub merasa diri benar, berarti tidak merasa diri bersalah, menunjukkan Ayub tidak berakal budi, tidak memiliki hikmat, tidak lagi bijaksana.
Orang yang bijaksana pasti mengakui bahwa Tuhan yang benar, sebaliknya kita yang salah.
Kalau Ayub merasa diri benar, berarti ada yang salah, yaitu salib Tuhan. Ibadah, pelayanan, pengorbaan, itu yang salah. Tetapi kalau seseorang mempersalahkan Tuhan, salib Tuhan, ibadah, pelayanan, pengorbanan, menunjukkan bahwa dia tidak berakal budi = manusia antik.
Sampai begitu rupa kejatuhan Ayub.

Salahkah kita memikul salib? Salahkah kita melayani? Salahkah kita berkorban? Tentu tidak.
Tetapi kalau kita merasa tidak bersalah, berarti kita merasa diri benar, dengan kata lain, kita mempersalahkan salib, pelayanan, pengorbanan, mempersalahkan Tuhan dan sesama.

Ayub 40: 3
(40:3) Apakah engkau hendak meniadakan pengadilan-Ku, mempersalahkan Aku supaya engkau dapat membenarkan dirimu?

Tuhan mengetahui kondisi rohani Ayub yang merasa diri benar, tidak bersalah, Tuhan yang salah dan tidak benar.
Tuhan tahu, siapapun di antara kita, apabila merasa diri tidak bersalah, apabila merasa diri benar, walaupun itu hanya tersirat dalam hati dan pikiran.

Membenarkan diri berarti mempersalahkan Tuhan, tujuannya; untuk meniadakan pengadilan Tuhan.
Artinya; meniadakan salib Kristus.
Perlu untuk diketehui; kebenaran dan keadilan bersumber/berasal dari salib. Kebenaran dan keadilan tidak datang dari orang fasik.
Biasanya kalau orang membenarkan diri, tidak merasa salah, Tuhan yang salah, tujuannya hanyalah untuk mengelakkan diri dari salib.

Pengadilan yang datang dari Tuhan adalah kebenaran dan keadilan. Pengadilan itu untuk memberi kebenaran dan keadilan.
Tetapi kalau seseorang merasa diri benar, tidak bersalah, tujuannya hanya satu, tidak lain, tidak bukan, untuk meniadakan Salib, menghindarkan diri dari salib, melepaskan diri dari tanggung jawab yang dipercayakan oleh Tuhan. Itu saja, tidak lebih, tidak kurang.
Jadi, kalau orang biasa menolak salib, menghindari salib, sudah tahu tetapi pura-pura tidak tahu, sebetulnya itu adalah orang yang merasa diri benar, orang yang tidak merasa salah, sebab yang dia lakukan tujuannya hanya untuk menghindari Salib saja. Pelajaran ini untuk tidak dilupakan.

Yesaya 9: 6
(9:6) Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.

Dasar dari Kerajaan Sorga atau dasar kita untuk beribadah melayani kepada Tuhan adalah keadilan dan kebenaran -> Salib.
Keadilan dan kebenaran datangnya hanya dari Salib, tidak datang dari yang lain-lain. Di luar salib tidak ada lagi keadilan, tidak ada lagi kebenaran. Jangan sampai kita berharap keadilan dan kebenaran dari manusia, dari orang lain. Terkadang, suami isteri saja tidak bisa mengharapkan keadilan dan kebenaran dari pasangannya.
Jadi, keadilan dan kebenaran sumbernya dari Salib, dan itu adalah dasar kita untuk melayani Tuhan. Salib adalah dasar kita untuk beribadah kepada Tuhan. Salib adalah dasar kita untuk mengasihi Tuhan dan sesama.
Jadi jangan ada motiv-motiv lain untuk melayani Tuhan, itu bukan dasar dari Kerajaan Sorga.
Batu penjuru adalah dasar yang kokoh, itulah korban Kristus, itulah Salib, dasar kita untuk melayani Tuhan.

Sekarang kita akan melihat kembali ...
Ayub 40: 3
(40:3) Apakah engkau hendak meniadakan pengadilan-Ku, mempersalahkan Aku supaya engkau dapat membenarkan dirimu?
Kembali saya tandaskan, Ayub merasa diri benar, tidak bersalah, sebaliknya dia mempersalahkan Tuhan, tujuannya untuk meniadakan pengadilan Tuhan, meniadakan Salib.
Kalau salib ditidakan, di situ tidak terlihat keadilan dan kebenaran.
Kondisi ini telah menguasai kehidupan atau pribadi Ayub, tetapi Tuhan tetap tahu sekalipun itu hanya tersirat dalam hati dan pikiran, Tuhan tetap tahu, tidak ada yang tersembunyi, maka kita datang beribadah harus dengan tulus, hati yang murni, tidak boleh ada kepentingan lain, tidak boleh ada tujuan lain, tidak boleh ada motiv lain.
Kerajaan Sorga menjadi kokoh karena dasarnya adalah salib, yaitu keadilan dan kebenaran, dan dasar ini tidak boleh dirubah dengan dasar yang lain. Seperti pembangunan menara Babel; batu bata mereka jadikan batu, ini adalah kesalahan.
Dasar kita melayani adalah salib, korban Kristus, dari situ akan terlihat keadilan dan kebenaran, tidak boleh diganggu gugat, maka dilukiskan dengan dua hal;
Lukisan yang pertama adalah tentang KUDA NIL (Ayub 40: 10-19).
Sekilas kita ambil penggalan ayatnya ...
Ayub 40: 10-11
(40:10) "Perhatikanlah kuda Nil, yang telah Kubuat seperti juga engkau. Ia makan rumput seperti lembu.
(40:11) Perhatikanlah tenaga di pinggangnya, kekuatan pada urat-urat perutnya!

Tenaga terletak di pinggangnya dan kekuatan pada urat-urat perutnya, itulah sekilas tentang kuda nil.
Pinggang dan urat-urat, itu berbicara tentang pelayanan dan orang-orang yang melayani atau hamba-hamba Tuhan.

Ayub 40: 18
(40:18) Sesungguhnya, biarpun sungai sangat kuat arusnya, ia tidak gentar; ia tetap tenang, biarpun sungai Yordan meluap melanda mulutnya.

Dasar dari Kerajaan Sorga tidak boleh diganggu gugat oleh apapun.
Lukisannya seperti kuda nil; memiliki tenaga dan kekuatan yang luar biasa, sehingga tidak dapat dipengaruhi oleh arus sungai yang begitu hebat. Tidak boleh berubah-ubah. Dasar yang sudah Tuhan tentukan tidak boleh berubah-ubah.
Ingat firman malam ini, tidak untuk dirubah. Dasar kita melayani adalah salib, tidak boleh ada dasar yang lain.
Lukisan pertama adalah kuda nil; kuat dan memiliki tenaga yang luar biasa, sehingga arus sungai yang besar tidak dapat mempengaruhi. Jangan coba-coba pengaruhi Tuhan dengan pengertian sendiri.

Lukisan yang kedua adalah tentang BUAYA (Ayub 40: 20-28).
Ayub 40: 20-28
(40:20) "Dapatkah engkau menarik buaya dengan kail, atau mengimpit lidahnya dengan tali?
(40:21) Dapatkah engkau mengenakan tali rotan pada hidungnya, mencocok rahangnya dengan kaitan?
(40:22) Mungkinkah ia mengajukan banyak permohonan belas kasihan kepadamu, atau berbicara dengan lemah lembut kepadamu?
(40:23) Mungkinkah ia mengikat perjanjian dengan engkau, sehingga engkau mengambil dia menjadi hamba untuk selama-lamanya?
(40:24) Dapatkah engkau bermain-main dengan dia seperti dengan burung, dan mengikat dia untuk anak-anakmu perempuan?
(40:25) Mungkinkah kawan-kawan nelayan memperdagangkan dia, atau membagi-bagikan dia di antara pedagang-pedagang?
(40:26) Dapatkah engkau menusuki kulitnya dengan serampang, dan kepalanya dengan tempuling?
(40:27) Letakkan tanganmu ke atasnya! Ingatlah pertarungannya! -- Engkau takkan melakukannya lagi!
(40:28) Sesungguhnya, harapanmu hampa! Baru saja melihat dia, orang sudah terbanting.

Dasar kita melayani Tuhan tetap salib Kristus, tidak boleh diubah-ubah oleh dasar yang lain.
Ini dilukiskan tentang buaya yang memiliki kekuatan, kemudian tidak bisa diajak kompromi.
Jadi jangan coba-coba mengubah dasar kita melayani Tuhan dengan cara mengajak kompromi, Tuhan tidak akan mau. Tetap dasar kita melayani adalah Salib, tidak bisa dirubah, tidak bisa kompromi dengan Tuhan, itu dilukiskan tentang buaya.
Dan buaya tidak akan memohon belas kasih. Sekali untuk bertempur, hidup atau mati, dia harus tetap bertempur, dan dia tidak akan memohon belas kasih. Kalah atau mati, tetap bertempur.
Mulai malam ini ambil suatu komitmen di hadapan Tuhan dan berkata; “Malam ini saya mau melayani Tuhan dengan segala ketulusan dan kemurnian hatiku, ya Tuhan. Dasar saya melayani Engkau hanyalah korban-Mu, dan mulai detik ini, saya mau selalu memandang korban-Mu supaya aku kuat” jangan ubah itu. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

Monday, December 26, 2016

IBADAH RAYA MINGGU, 04 DESEMBER 2016

IBADAH RAYA MINGGU, 04 DESEMBER 2016
“WAHYU PASALENAM”
(Seri 06)

Subtema: MAHKOTA SEBAGAI TANDA KEMENANGAN.

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kasih-Nya kita dapat melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu 6.
Wahyu 6:1
(6:1). Maka aku melihat Anak Domba itu membuka yang pertama dari ketujuh meterai itu, dan aku mendengar yang pertama dari keempat makhluk itu berkata dengan suara bagaikan bunyi guruh: "Mari!"

Kembali saya mengingatkan kita semua tentang meterai yang pertama, yang telah dibuka oleh Anak Domba tersebut.
Pada saat pembukaan meterai yang pertama dibuka, maka Rasul Yohanes melihat ada seekor kuda putih, bukan yang lain-lain, misalnya, tempat-tempat hiburan seperti di dalam dunia ini yang sifatnya menyukakan daging, misalnya; mall, pantai, dan lain sebagainya. Rasul Yohanes hanya melihat kuda putih.
Kuda putih -> salah satu oknum dari Allah Trinitas, yaitu; Allah Roh Kudus dan kegiatannya .

Galatia 5:25
(5:25) Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,

Saat ini kita berada dalam kegiatan rohani (hidup di dalam roh). Kalau kita hidup di dalam roh, baiklah memberi diri dipimpin oleh roh itu sendiri. Jangan sampai kita hidup di dalam roh (berada di dalam kegiatan rohani) tetapi tidak memberi diri dipimpin oleh roh, ini kesalahan besar.

Roma 8:2
(8:2)Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.

Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kita dalam Kristus.
Dimerdekakan artinya; bebas dari hukum dosa dan hukum maut. Upah dosa adalah maut.
Saya bahagia dan saya bersyukur kepada Tuhan, kita berada di dalam  kegiatan roh, buktinya, kita tekun dalam mengikuti tiga macam ibadah pokok, tetapi baiklah kita juga memberi diri dipimpin oleh roh.

Roma 7:5
(7:5) Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut.

Ketika kita masih berada di dalam kegiatan kuda asing, yaitu: hidup di dalam hawa  nafsu daging, maka dosa yang dirangsang oleh hukum Taurat berkuasa dalam anggota-anggota tubuh kita, dari ujung kepala sampai ujung kaki, semua dikuasai oleh dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.

Roma 7:6
(7:6)Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat.

Hidup dalam roh baiklah memberi diri dipimpin oleh roh, bebas dari hukum Taurat, yaitu; ibadah yang dijalankan secara lahiriah.
Bebas dari hukum Taurat, sama dengan bebas dari hukum dosa dan hukum maut.

Galatia 5:18
(5:18) Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.

Jikalau kita memberi diri dipimpin oleh  roh, maka kita tidak akan hidup di bawah hukum Taurat. Bebas dan dimerdekakan dari hukum dosa dan hukum maut.

Hukum Taurat berarti; mata ganti mata dan gigi ganti gigi, arti rohaninya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang berbuat salah tidak luput dari penghukuman. Berarti, tidak mengenal kasih karunia, tidak mengenal belas kasih dan jauh dari dari kemurahan hati Tuhan. Sedangkan kemurahan = kasih karunia, anugerah Allah dan yang tidak layak menjadi layak.

Jadi bersyukurlah karena kemurahan Tuhan kita, melihat kegitaan roh dan kita ada di dalamnya. Sebab tidak ada istilah kebetulan di dalam Tuhan.
Juga anak saya Bunga, bukan suatu kebetulan, tetapi Tuhan yang membawa dia ke tempat ini, supaya bebas dari hukum Taurat, termasuk; kutuk nenek moyang.
Tuhan mau menyatakan kasih karunia-Nya, sebab Tuhan mau mengasihi dia. Mungkin dia tidak mendapat kasih dari orang lain, tetapi Tuhan mau menyatakan kemurahan-Nya.
Saya kebalikan dari si Bunga, saya tidak mendapat kasih sayang dari seorang Ayah, tetapi saya bersyukur sekarang ini karena saya limpah kasih karunia.
Jangan berkecil hati, yang tidak memiliki Ayah dan juga yang tidak meiliki Ibu, sebab kita semua sedang berada di dalam kegiatan roh, tetapi tentunya berilah diri dipimpin, dan jangan lagi berada di dalam kegiatan kuda asing, yaitu, daging, dimana dosa yang dirangsang hukum Taurat berkuasa.
Dan jika seseorang berada dalam hukum Taurat, maka ibadahnya juga Taurat, yaitu; ibadah lahiriah, mulut memuji Tuhan, tetapi hatinya jauh dari Tuhan = mempersembahkan tubuh jasmaninya, tetapi manusia batiniahnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan. Dan ini adalah ibadah yang tidak mengandung janji, sebab darah dan daging tidak mewarisi kerajaan sorga.
Pendeknya, kita ada di dalam kegiatan rohani untuk berkemenangan terhadap dosa dan hukum  maut.

Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat...Galatia 5:18.

Tanda kemenangan di dalam diri seseorang...
Wahyu 6:2
(6:2) Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.

Si penunggang kuda putih memegang sebuah anak panah, dan ini adalah tanda kemenangan. Panah ini  menjadi senjata bagi Si penunggang kuda putih. Panah, berarti ada busurnya dan anak-anak panahnya.

Habakuk 3:8-9
(3:8 )Terhadap sungai-sungaikah, ya TUHAN, terhadap sungai-sungaikah murka-Mu bangkit? Atau terhadap lautkah amarah-Mu sehingga Engkau mengendarai kuda dan kereta kemenangan-Mu?
(3:9) Busur-Mu telah Kaubuka, telah Kauisi dengan anak panah. Sela Engkau membelah bumi menjadi sungai-sungai;

Tuhan sendiri yang mengendarai kuda, sekaligus kereta kemenangan-Nya.
Selanjutnya kita perhatikan, ada busur dan diisi dengan anak panah.

Busur berbicara tentang firman Allah yang tertulis pada Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yaitu di mulai dari kitab Kejadian dan diakhiri dengan kitab Wahyu, seluruhnya berjumlah 66 kitab.

Lebih jauh kita melihat anak-anak panahnya.
Habakuk 3:11
(3:11) Matahari, bulan berhenti di tempat kediamannya, karena cahaya anak-anak panah-Mu yang melayang laju, karena kilauan tombak-Mu yang berkilat.

Kalimat: “Matahari, bulan berhenti di tempat kediamannya, karena cahaya anak-anak panah-Mu yang melayang laju,maka matahari, bulan berhenti di tempat kediamannya.
Berarti, kalau ayat-ayat firman ini disampaikan maka hati kita diterangi dan seluruh kehidupan kita tentunya akan bercahaya, tidak ada lagi kegelapan.
Kalau matahari dan bulan, sirkulasinya adalah siang dan malam, ada terang dan ada malam = tanpa kepastian.

Yang pasti, kalau ayat firman diterangkan, Dia akan menerangi hati kita, tentu hidup kita bercahaya di tengah-tengah dunia yang gelap ini.

2 Timotius 4:2
(4:2) Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

Baik, atau tidak baik waktunya, anak panah ini harus dilepaskan dari busurnya, melaju untuk menembusi seluruh sendi-sendi kehidupan kita semua, sehingga kesalahan itu dinyatakan.
Jadi, firman itu dinyatakan untuk menembusi dosa, dan saat dosa itu ditembusi sakit  bagi daging, tetapi perlu untuk diketahui, Dia yang melukai, Dia juga yang menyembuhkannya.
Ini persis seperti Urim dan Tumim, supaya nanti pada akhirnya kita betul-betul seperti kuda dan kereta kemenangan-Nya.
Kereta itu harta-Nya Tuhan, berarti; jantung hati-Nya Tuhan, seperti tutup dada seorang Imam Besar, di situ terdapat Urim dan Tumim. Imam Besar tugasnya untuk memperdamaikan dosa manusia menjadi pengantara, Allah dengan manusia.

Yesus adalah seorang Imam Besar Agung, Dia telah memperdamaikan dosa kita di atas kayu salib, Dia telah mempertaruhkan hidup-Nya bagi kita, supaya pada akhirnya kita menjadi jantung, hati Tuhan.

Zakharia 9:14
(9:14) TUHAN akan menampakkan diri kepada mereka, dan anak panah-Nya akan melayang keluar seperti kilat. Dan Tuhan ALLAH akan meniup sangkakala dan akan berjalan maju dalam angin badai dari selatan..

Dan anak panah-Nya akan melayang keluar seperti kilat,”  terang-Nya firman ini berkuasa untuk menerangi setiap hati, supaya kehidupan kita bercahaya dan kebenaran dari terang-Nya firman tidak bisa dibantahkan, seperti lajunya anak panah yang digambarkan seperti kilat.
Kalau kita sungguh-sungguh menerima firman Allah, dengan segala kerendahan hati, maka firman itu berkuasa menerangi hati kita, seperti anak panah yang melayang seperti kilat.

Sekarang kita akan memperhatikan mahkota.
Wahyu 6:2
(6:2 ) Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.

Di dalam Perjanjian Lama, ada banyak sebutan mahkota, namun di dalam Perjanjian Baru juga ada mahkota.
Secara khusus dalam Perjanjian Baru ada lima mahkota, yaitu:
1.     Mahkota kebenaran.
2.     Mahkota kehidupan.
3.     Mahkota kemuliaan.
4.     Mahkota kebanggan.
5.     Mahkota abadi.

Sekarang kita akan memperhatikan mahkota ini satu persatu...
Keterangan: Mahkota kebenaran.
2 Timotius 4:8
(4:8) Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Sangat jelas di sini kita melihat pengakuan dari Rasul Paulus, bagi dia telah tersedia mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadanya oleh Tuhan.
Ketika Rasul Paulus menerima mahkota, itu merupakan keadilan dari Tuhan kepada Rasul Paulus.

Buktinya:
2 Timotius 4:6-7
(4:6)  Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat.
(4:7) Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.

Sebab Rasul Paulus telah menyelesaikan pekerjaan itu sampai garis akhir.
Arti rohani garis akhir, yaitu:
1.     Sampai Tuhan datang untuk kali yang kedua.
2.     Sampai akhir hayat terlepas dari kandung badan (sampai mati).
Akhirilah pelayanan itu sampai garis akhir, dan itu sebabnya Tuhan mengaruniakan mahkota kebenaran, dan itu keadilan Tuhan. Bukan hanya kepada Rasul Paulus, tetapi juga kepada kita semua yang mau mengakhiri pertandingan/mengakhiri pelayanan sampai garis akhir.
Mengakhiri pertandingan sampai garis akhir, itu butuh pengorbanan, darahnya sudah dicurahkan. Bahkan di tengah ibadah dan pelayanan, dia disebut sebagai domba sembelihan, sebab ia tidak mau melepaskan dirinya dari kasih Allah, sekalipun menghadapi 7 perkara hebat...Roma 7:45.
Jadi, Tuhan adil, Tuhan memperhatikan sengsara kita di tengah ibadah dan pelayanan, nanti Tuhan karuniakan mahkota kebenaran itu.

Keterangan: Mahkota kehidupan.
Yakobus 1:12
(1:12) Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.

Dikaruniakan mahkota kehidupan, dijanjikan kepada orang yang betul-betul mengasihi Dia.
Buktinya adalah, bertahan dalam pencobaan. Jangan tinggalkan ibadah dan pelayananmu karena pencobaan.

Sekalipun harus menghadapi ujian/cobaan silih berganti, tetaplah bertahan, sampai pada akhirnya kita menerima mahkota kehidupan itu, yaitu; orang yang mengasihi-Nya, dengan bukti tetap bertahan di dalam Tuhan saat menghadapi ujan dan cobaan.

Wahyu 2:8-10
(2:8 )"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali:
(2:9 )Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
(2:10) Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

Tetaplah setia sampai mati, dan sampai akhirnya kita menerima mahkota kehidupan.
Jemaat di Smirna adalah jemaat yang banyak penderitaan, dia miskin, tetapi perhatian Tuhan tidak luput di jemaat Smirna. Mereka kaya dalam kemurahan, juga kaya dalam kebajikan, sekalipun mereka difitnah oleh jemaah Iblis.
Setia sampai mati, berarti, tetap bertahan sampai nanti Tuhan mengaruniakan mahkota kehiudupan.
Jangan berkecil hati karena kemiskinan dan kesusahan, karena Tuhan akan mengaruniakan mahkota kehidupan, Tuhan membela kita, sama seperti jemaat di Smirna.

Keterangan: Mahkota kemuliaan.
1 Petrus 5:2
(5:2)  Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.

Banyak cara seorang hamba Tuhan yang telah menerima jabatan gembala memaksa domba-dombanya, dengan air sebesar sungai, dengan firman yang ditambahkan dan dikurangkan dan banyak cara-cara lain, itu adalah bentuk pemaksaan.
Tetapi kalau salib disampaikan, bukan pemaksaan. Terima, puji Tuhan, tidak terima ya terserah, tanggung sendiri.
Seringkali kita salah mengerti tentang pemaksaan ini, sebab salib bukan pemaksaan, walaupun sakit bagi daging. Pemanis, rayuan, dan lain sebagainya, itulah bentuk pemaksaan.

1 Petrus 5:3-4
(5:3) Janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu.
(5:4) Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

Tuhan akan mengaruniakan mahkota kemuliaan, mahkota yang tidak layu.

Saudaraku, ini terkhusus bagi gembala-gembala, hamba-hamba Tuhan imam-imam yang sudah melayani Tuhan, yang betul-betul bertanggungjawab atas tugas yang dipercayakan oleh Tuhan kepada dia, yang mau memikul salibnya, sehingga menjadi teladan, kepadanya akan dikaruniakan mahkota kemuliaan yang tidak akan dapat layu.
Kemuliaan, itulah mahkota yang tidak pernah layu, persis seperti pohon kehidupan yang tumbuh di sungai air kehidupan, daun-daunnya tidak pernah layu, tetap hijau dan bahkan bisa menjadi obat bagi bangsa-bangsa.

Keterangan: Mahkota kemegahannya.
 1 Tesalonika 2:19
(2:19 ) Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu?

Rasul Paulus berkata: “Siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu?”
Jadi mahkota kemegahan di sini adalah kebanggaan dari seorang hamba Tuhan terhadap yang dilayani, kalau pada akhirnya mendapatkan keselamatan dari pada Tuhan.
Seorang hamba Tuhan hanya bisa merasakan mahkota kemegahan itu, apabila pelayanannya itu berhasil.
Tetapi ukuran keberhasilan bukan dilihat dari banyak uang, melainkan bertanggungjawab terhadap seluruh sidang jemaat yang dilayani, sampai akhirnya memperoleh keselamatan.
Kalau seandainya, seorang gembala betul-betul mempertanggungjawabkan sidang jemaatnya, sampai memperoleh keselamatan dan untuk itu ia mempertaruhkan hidupnya di hadapan Tuhan, maka sidang jemaat jangan tersinggung. Sebab hanya itu mahkota kemegahan dari seorang gembala.

Hanya satu kebanggaan yang dapat dimegahkan setiap gembala, yaitu; pada saat ia mempertanggungjawabkan sidang jemaat itu di hadapan Tuhan sampai berhasil, baik jasmani maupun rohani.

1 Tesalonika 2:20
(2:20) Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami.

Kebangaan seorang hamba Tuhan atau seorang gembala, yaitu, kalau sidang jemaat itu tergembala dengan baik, berarti dengar-dengaran dan terus ikuti suara firman penggembalaan, itulah kebanggaan dari seorang gembala. Dan itu dengan tegas dinyatakan kepada jemaat di Tesalonika.
Tetapi kalau sidang jemaat tidak sungguh-sungguh di dalam Tuhan, tidak dengar-dengaran, tidak tergembala dengan baik, tidak mengikuti geraknya Pengajaran Mempelai, itu merusak, menyakiti, dan memilukan hati seorang gembala, itu bukan kebanggaan, dan gembala tidak dapat bermegah.
Hal yang senada dilontarkan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi...Filipi 4:1.

Filipi 4:1
(4:1) Karena itu, saudara-saudara yang kukasihi dan yang kurindukan, sukacitaku dan mahkotaku, berdirilah juga dengan teguh dalam Tuhan, hai saudara-saudaraku yang kekasih!

Di sini lebih ditandaskan, bahwa betul-betul sidang jemaat yang dilayani oleh seorang gembala sidang adalah mahkota kemegahannya dan sukacitanya, tidak ada yang lain.
Berarti, kalau sidang jemaat memberontak, di mana lagi kemegahan seorang hamba Tuhan (gembala sidang)?
Maka saya pun harus mengikuti apa yang dinyatakan Rasul Paulus, hal yang senada harus disampaikan. Oleh sebab itu berdirilah juga di dalam Tuhan, jangan mudah digoyahkan oleh pengaruh-pengaruh yang tidak suci dan jangan mau digoyahkan oleh pengaruh-pengaruh yang sifatnya lahiriah.

Keterangan: Mahkota abadi.
1 Korintus 9:25-27
(9:25 )Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.
(9:26) Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
(9:27) Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

Rasul Paulus akhirnya juga menerima/memperoleh mahkota yang abadi.

Sebagai syaratnya.
1 Korintus 9:26-27
(9:26) Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.
(9:27) Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

Kita perhatikan kalimat:
1.     “Aku tidak berlari tanpa tujuan.”
2.     “Aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.”

Jadi, ibadah dan pelayanan Rasul Paulus ini tepat  pada sasarannya. Melayani Tuhan tidak boleh sembarangan. Kalau yang lahiriah saja menerima mahkota yang fana, maka untuk hal yang rohani akan menerima mahkota yang abadi.

Tetapi dua hal yang yang harus kita perhatikan, yaitu:
Tidak berlari tanpa tujuan.
Kalau berlari tanpa tujuan tidak ada habis-habisnya, dan tujuan dia berlari tidak jelas. Tetapi kalau ia berlari ke depan ada tujuan, karena dia berlari ke depan untuk memperoleh mahkota yang abadi.

Bukan petinju sembarangan:
Dan dia juga bukan petinju sembarangan memukul, berarti kalau memukul tepat pada sasarannya.
Kalau firman Tuhan itu disampaikan tepat pada sasarannya, maka dosa-dosa itu akan hancur.
Maka otomatis hamba Tuhan pun tidak boleh sembarangan, betul-betul dalam tahbisan yang benar, Tuhan memakai dia dalam pimpinan roh, dalam kebenaran dan kasih. Kalau pukulan itu telak, musuh pun roboh.
Pelayanan seperti inilah yang kita nantikan dari seorang hamba Tuhan, supaya dosa hancur dan sumber dosa pun hancur.

Kalau seorang petinju tidak mempunyai bobot pukulan maka tidak ada artinya, dan musuh tidak kalah.
Jika seorang hamba Tuhan berada dalam dua hal tersebut, berarti dia berada dalam penguasaan diri, ada dalam tahbisan yang benar, berdiri di atas korban Kristus, tidak berdiri di atas daging, tidak berdiri di atas dasar yang lain.
Tandanya: melatih tubuh dan menguasai diri.
Dalam ayat lain, ada istilah melatih tubuh walaupun kegunaannya terbatas. Dalam ibadah juga, harus melatih diri dalam ibadah.

Latihlah dirimu! Tubuhmu juga dilatih, hal yang rohani dalam ibadah juga dilatih.

1 Timotius 4:8
(4:8 )Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.

Juga latih diri dalam ibadah, karena  kalau kita terus melatih diri dalam ibadah, ibadah itu akan mengandung janji baik untuk masa sekarang ini, yaitu berkat-berkat pemeliharaan Tuhan terlihat (jasmani dan rohani), baik untuk hidup yang akan datang dan bahagia bersama Dia di kehidupan yang kekal. Itulah hasil kalau seseorang melatih diri dalam ibadah, mengandung janji.
Ibadah yang kita jalankan ini adalah ibadah yang mengandung janji, baik untuk:
-         Masa sekarang; dipelihara, dibela, diberkati.
-         Masa yang akan datang; bahagia bersama dengan Dia dalam kehidupan yang kekal. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang