KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, February 19, 2016

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 10 FEBRUARI 2016


IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 10 FEBRUARI 2016

“KITAB KOLOSE”
 (SERI 72)

Subtema : MENGGENAPI FIRMAN DENGAN MENCINCANG

Shalom…!!!
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya, salam dalam kasih Kristus, dengan kasih sayang dan kasih setia-Nya yang abadi kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan malam ini.

Sebelum kita merendahkan diri di bawah kaki salib kristus, terlebih dahulu kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan, dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1:21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,

Kalimat yang harus kita perhatikan pada ayat ini: “Kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah.”
Ini menunjuk kepada:
-     Bangsa kafir = orang-orang yang tidak bersunat.
-     Orang fasik dengan segala kefasikan mereka.
Perlu diketahui; orang yang dahulu hidup jauh dari Allah memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka dan  itu nyata dari setiap perbuatan yang jahat.
Pendeknya; setiap perbuatan yang jahat menunjukkan bahwa mereka itu adalah orang yang dahulu hidup jauh dari Allah.

Efesus 2:11-13
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia,
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu hidup "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah berarti:Tanpa Kristus, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia” = binasa, menuju kepada kematian kekal = berada dalam api neraka untuk selama-lamanya.

Efesus 2:1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

Di sini semakin diperjelas, orang-orang yang dahulu hidup jauh dari Allah, banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.

Efesus 2:2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

Penyebab-penyebab terjadinya dosa, antara lain;
-     Mengikuti jalan dunia ini.
-     Mentaati penguasa kerajaan angkasa.
-     Hidup dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.

Sekarang Kita masih memperhatikan....
Keterangan: MENTAATI PENGUASA KERAJAAN ANGKASA.”
Pertanyaannya: Siapakah mereka itu (orang-orang yang mentaati penguasa kerajaan angkasa)?
Jawabnya: Mereka adalah orang-orang yang dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Roh pendurhakaan = memberontak kepada Allah = berkata-kata melawan Allah dan hamba Tuhan.

Sekarang kita akan melihat: pemberontakkan Saul kepada Allah.
1 Samuel 15:18-21
(15:18) TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka.
(15:19) Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?"
(15:20) Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas.
(15:21) Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal."

Tuhan menyuruh Saul untuk menumpas habis orang Amalek baik raja dan seluruh rakyat sampai kepada binatang-binatangnya. Inilah firman Tuhan kepada Saul.
Jadi, sebelum saya lanjutkan pertama-tama saya sampaikan, firman Allah itu pertama-tama ditujukan kepada raja-raja / imam-imam, bukan rakyat / orang awam = orang-orang yang melayani Tuhan.

Tetapi kenyataannya, Saul tidak mendengarkan perintah Allah, sebab;
-       Saul menumpas Amalek tetapi membiarkan Agag raja orang Amalek hidup.
-       Membiarkan bangsa Israel mengambil kambing domba dan lembu-lembu yang tambun /  terbaik.
Kesimpulannya; Saul tidak mendengar perintah Allah. Ini adalah pemberontakan saul kepada Tuhan = dikuasai roh pendurhakaan.

Pertanyaannya; mengapa Saul membiarkan agag hidup dan mengambil kambing domba dan lembu yang tambun?
Jawabnya; Saul lebih menuruti pengertian sendiri = kebenaran diri sendiri= keliru tentang kebenaran.
Setiap orang yang hidup dalam kebenaran diri sendiri = keliru tentang kebenaran.
Dimana kekeliruan Saul? Saya ulangi kembali;
-       Menumpas habis orang Amalek tetapi membiarkan Agag (raja Amalek) hidup dengan demikian Saul merasa telah melakukan firman Tuhan. Ini adalah pengertian sendiri, sehingga keliru tentang kebenaran.
-       Saul menumpas seluruh binatang orang Amalek tetapi mengambil kambing domba, dan lembu-lembu yang tambun, dengan alasan untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Ini juga kekeliruan Saul karena pengertiannya salah.
Tadi, firman Tuhan kepada Saul tumpaslah seluruh Amalek sampai kepada seluruh binatangnya, jadi bukan hanya menumpas rakyat namun membiarkan Agag (raja Amalek) hidup, kemudian menumpas habis binatang mereka namun membiarkan hidup binatang yang tambun / terbaik.
Sehingga dengan demikian menurut Saul ini adalah kebenaran, sesungguhnya ini pengertian yang salah.

Saya berharap jangan sesekali kita menuruti pengertian sendiri, karena mungkin idenya lebih baik, lebih benar, sehingga tidak memperhitungkan gembala sidang.
Kalau domba-domba tergembala tidak seperti itu, mendengar jauh lebih baik, dari pada menuruti pengertian sendiri.

Amsal 3:5
(3:5) Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati, percayala kepada firman Tuhan yang didengar, syaratnya; janganlah bersandar kepada pengertiannya sendiri.

Ada kalanya jikakalau seseorang punya jabatan tinggi sukar sekali menerima pengertian dari kebenaran firman, seperti pribadi Saul.
Di luar sana, banyak orang lebih menuruti pengertiannya itu, karena kedudukan, jabatan dan kekayaannya, sampai pengertian itu dibawa masuk ke dalam gereja. Dan anehnya banyak hamba Tuhan yang mau menerima paham yang seperti ini, buktinya apa? Belum disucikan, diberi kepercayaan untuk melayani Tuhan.

Dulu waktu awal-awal pelayanan saya memang meleluasakan sidang jemaat, tetapi hari-hari ini tidak boleh lagi, harus kembali kepada kebenaran firman Tuhan, karena ini tanggung jawab saya kepada Tuhan.

Amsal 5:6-7
(3:6) Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
(3:7) Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;

Selanjutnya di sini ada dua kali pernyataan sebagai tindak lanjut dari ayat 5:
1.     Akuilah Dia dalam segala lakumu.”
Tindak lanjut dari; “percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati.”
Bila di satukan : “ percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu “, selanjutnya, “ Akuilah Dia dalam segala lakumu”. Pendeknya, percaya dengan segenap hati, kemudian mengakui Dia dengan segenap perbuatan-perbuatan, tindakan-tindakan nyata.
Tujuannya: Ia akan meluruskan jalanmu.
2.     Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak.”
Bila di satukan: “ janganlah bersandar pada perkataanmu sendiri”, selanjutnya : janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, tindak lanjut dari; “janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri.”
Tujuannya: supaya takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan.

Kalau itu kita lakukan maka dua hal akan terjadi
Amsal 5:8
(3:8) itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu.

-       “Itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu” = adanya pertumbuhan rohani yang sehat.
Kalau tidak ada pertumbuQhan rohani yang sehat, berarti rohaninya sedang sakit.
-       Menyegarkan tulang-tulangmu”, tanda adanya kegirangan dan sukacita sorga.

Hati yang gembira adalah obat, tetapi semangat yang patah; mengeringkan tulang.
Jadi yang membuat banyak orang susah adalah pengeritannya sendiri, sehingga tidak terjadi  pertumbuhan rohani yang sehat.

Kita kembali memperhatikan..
1 Samuel 15:22-23
(15:22) Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.
(15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."

Setelah mendengar pengertian-pengertian yang keliru dari Saul, Samuel meluruskan pengertian yang salah dari Saul.
Samuel meluruskan jalan yang salah sebanyak 2 kali.  
Yang pertama.
-       Mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan.”
Sekalipun seseorang mempersembahkan korban sembelihan kepada Tuhan, namun jika tidak mendengar dan melakukan firman Tuhan, korban sembelihan tidak ada artinya dihadapan Tuhan.
Hal ini juga yang membuat saya sedih, masih banyak diantara kita yang seperti itu, dalam ibadah seperti malaikat, tetapi sepulang ibadah daging kembali bersuara.

-       Memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan (yang dipersembahkan kepada Tuhan).”
Saya tandaskan malam ini, ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok di situ ada firman Tuhan, kiranya kita terus memperhatikan firman yang disampaikan, ayat demi ayat, pasal demi pasal.
Lemak-lemak arti rohaninya; memuji Tuhan dengan nyanyian sorak-sorak. Dan itu memang miliknya Tuhan tetapi jauh lebih baik memperhatikan firman Tuhan dari pada mempersembahkan lemak dari domba-domba jantan.
Pendeknya, mendengar dan memperhatikan firman Tuhan jauh lebih baik dari pada mempersembahkan korban bakaran dan korban sembelihan.

Kalau yang lebih utama adalah mempersembahkan korban = menjalankan ibadah secara lahiriah, sama seperti bangsa Israel pada zaman nabi-nabi untuk memperdamaikan dosa mereka, maka mereka juga harus mempersembahkan kambing domba, lembu sapi, burung tekukur / merpati. Seorang imam harus membawa darah itu sampai kepada ruangan maha suci = ibadah taurat / ibadah lahiriah, mulut memuji Tuhan tetapi hati jauh dari Tuhan.

Yang kedua.
-       “Pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung.”
Artinya; tidak mendengar suara Tuhan adalah pendurhakaan.
Pendurhakaan = memberontak kepada Allah = melawan Tuhan
Bertenung artinya : mencari petunjuk dari arwah-arwah.

Orang yang bertenung sangat sukar mencari petunjuk dari firman Tuhan itu terlihat dari sidang jemaat yang enggan / malu bertanya kepada gembala sidang dalam setiap perbuatan dan tindak-tandukknya, dia lebih suka bertanya kepada orang lain, kepada pengeritan sendiri, bertanya kepada hatinya dari pada kepada Tuhan.
Hati-hati, kalau seseorang lebih suka menuruti  petunjuk dan pengeritan manusia itu adalah dosa bertenung. Kenapa bisa terjadi? Karena orang tersebut masih dikuasai roh pendurhakaan.

-       Kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim.”
Kedegilan = keras hati, itu sama seperti menyembah berhala dan terafim.
Berhala adalah segala sesuatu yang melebihi dari Tuhan, pekerjaan, perut, uang, suami, isteri, anak bisa menjadi berhala, kalau itu yang menjadi nomor satu dari Tuhan dan dari ibadah dan pelayanan, sekalipun ia tidak mendirikan arca / terafim di rumah masing-masing.

Keras hati sama seperti tanah yang berbatu-batu, ketika benih ditaburkan ia tumbuh sebentar tetapi tidak berakar, sehingga ketika ada ujian ia tidak kuat, ia segera murtad = penyembahan berhala, firman tidak mendapat tempat.

Jadi saudara jangan keliru, keras hati juga disebut penyembahan berhala.
Semoga hal-hal seperti ini jangan terjadi, kenapa seseorang sudah diperingatkan tetapi kembali lagi mengulanginya? Karena kedegilan hati dan orang yang seperti ini pasti penyembahan berhalanya kuat. Sementara ketika kita menyembah berhala sedang mendukakan hati Tuhan.

1 Samuel 15:23
(15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."

Samuel telah meluruskan pengertian Saul yang salah dengan dua cara, tetapi: “Karena Saul telah menolak firman Tuhan, maka Dia menolak Saul sebagai raja."
Pendeknya, kalau seseorang dikuasai roh pendurhakaan dan hidup dalam kedegilan hati = menolak firman Tuhan.
Menolak firman Tuhan  tidak layak menjadi raja, (imamat rajani) sekalipun melayani dengan segala pengorbanan Kalau pengorbanan seseorang akan merasa berjasa, dan akhirnya gembala menjadi berhutang kepadamu, seperti yang sudah-sudah saudara tunjukkan kepada saya, sampai berkata; “engkau yang punya mobil tetapi saya yang bersusah-susah payah.”
Yang mengangkat saudara menjadi imam bukan saya tetapi Tuhan, saya seringkali berupaya mengangkat seseorang atau sebaliknya menurunkan seseorang, tetapi Tuhan tetap yang menentukannya. Jadi semata-mata bukan manusia yang menentukan tetapi Tuhan.
Hati-hati dalam hal ini, kalau kita sudah memiliki pengertian tentang kebenaran tetapi tetap mempertahankan kedegilan, suatu hari nanti keadilan Tuhan dinyatakan.
Kalau perkataan ini tidak benar jangan akui saya sebagai  pemberita firman para nabi, sebaliknya kalau ini benar, tunjukkan ketundukkanmu kepada Tuhan lebih lagi.

Sekarang kita lihat, setelah Samuel meluruskan pengertian yang salah dari Saul...
1 Samueul 15:24
(15:24) Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.

Tadi Saul merasa diri benar sekalipun ia di tegor oleh samuel... 1 Samuel 15:13-20, namun  setelah diluruskan oleh Samuel ia mengakui dosanya, inikan tidak benar.
Saul sadar bahwa sebenarnya dia itu salah, banyak diantara kita seperti itu, tidak jujur, dan tidak tulus melayani Tuhan, tidak suci hati dan pikirannya.
Tidak ada seorangpun yang dapat melihat Allah tanpa kekudusan.

Seharusnya dari sejak awal Saul mengakui kesalahannya, namun Saul tetap bertahan dengan kebenaran diri sendiri = pendurhakaan dan kedegilan hati itu betul-betul melekat dan tidak terpisahkan dari diri Saul.

Setelah Samuel meluruskan pengertian yang salah , Saul mengakui kesalahannya sebanyak 3 kali.
Pengakuan yang pertama.
1 Samuel 15:24
(15:24) Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.

Saul berkata; "Aku telah berdosa sebab kulangkahi titah Tuhan dan perkataan-Mu” = Saul mengakui dosanya.
Alasan melangkahi firman Tuhan: Saul takut kepada rakyatnya = tidak takut kepada Tuhan.
Memang benar orang yang takut kepada manusia maka ia tidak akan takut kepada Tuhan. Kalau seseorang lebih takut kepada suatu perkara, maka ia tidak akan takut kepada Tuhan misalnya: Bangsa-bangsa lain kuatir soal makan dan minum, kuatir soal pakaian, sehingga jauh dari kerajaan sorga = jauh dari kebenaran = tidak takut Tuhan.
Pendeknya, kalau pekerjaan nomor satu, maka Tuhan nomor dua. Sedangkan orang yang takut akan Tuhan, membenci kejahatan, kecongkakan dan lain sebagainya...Amsal 8:13.

PENGAKUAN KEDUA.
1 Samuel 15:25
(15:25) Maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku; kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN."

Saul berkata: “ ampunilah kiranya dosaku”, selanjutnya ia memohon supaya Samuel kembali kepadanya, sebagai syarat  sujud menyembah kepada Tuhan.
Jadi penyembahannya itu ditentukan manusia. Ini juga tidak benar, sekalipun dia mengakui dosa.
Saya berharap kita datang sujud menyembah malam ini bukan karena suami, isteri, adik, atau gembala sidang, tetapi harus dengan ketulusan dan kemurnian, jangan ada motiv-motiv / kepentingan lain.
Walaupun ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok adalah syarat mutlak, terlebih untuk imam-imam, tetapi jangan karena suatu aturan, tetapi penyembahan itu harus betul-betul dari ketulusan dan kemurnian tanpa embel-embel, kepentingan lain di dalamnya.
Saul keliru mengaku dosa, seharusnya kalau sudah mengaku dosa, ya  tuntaskan segalanya di hadapan Tuhan , tetapi di sini Saul masih keliru, penyembahannya masih di tentukan manusia.

Tanggapan Samuel...
1 Samuel 15:26
(15:26) Tetapi jawab Samuel kepada Saul: "Aku tidak akan kembali bersama-sama dengan engkau, sebab engkau telah menolak firman TUHAN; sebab itu TUHAN telah menolak engkau, sebagai raja atas Israel."

Samuel tetap menolak Saul karena Saul telah menolak firman Tuhan.
Jadi jangan salah, yang menjadikan kita raja bukan siapa-siapa, tetapi Tuhan dengan penyerahan diri.
Sejauh mana kita mendengar firman Tuhan sejauh itulah kelayakan seseorang untuk melayani Tuhan.

1 Samuel 15:27-28
(15:27) Ketika Samuel berpaling hendak pergi, maka Saul memegang punca jubah Samuel, tetapi terkoyak.
(15:28) Kemudian berkatalah Samuel kepadanya: "TUHAN telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah memberikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu.

Pada waktu itu Saul memegang punca jubah dari Samuel tetapi terkoyak. Ini adalah suatu tanda bahwa Tuhan mengoyakkan dari Saul jabatan raja atas Israel.
Punca jubah = ujung jubah, sedangkan pada ujung jubah imam besar terdiri dari 2 hal yaitu : giring-giring dan buah delima berselang- seling.
Kalau itu terkoyak berarti gereja Tuhan tidak ada lagi hubunganya dengan Tuhan dan tidak merasakan pelayanan dari Imam Besar.
Tanda hadirnya Imam Besar dalam setiap ibadah adalah adanya suara giring-giring. Giring-giring itu ada di ujung jubah Imam Besar itulah suara Roh Kudus.
Kalau gereja Tuhan tidak ada lagi hubungan dengan Tuhan, hidup tanpa pimpin Roh Kudus dan, tidak bergantung kepada kemurahan Tuhan, itu sudah tanda bahwa jabatan raja sudah terkoyak dari dia.
Jadi bukan suatu kebetulan ketika Saul itu mengoyakkan ujung/ puncak jubah Samuel.

1 Samuel 15:29
(15:29) Lagi Sang Mulia dari Israel tidak berdusta dan Ia tidak tahu menyesal; sebab Ia bukan manusia yang harus menyesal."

Tuhan tidak berdusta dan tidak menyesal ketika Dia mengoyakkan jabatan raja atas Israel dari Saul, sebab Allah itu bukan Allah yang selalu menyesal atas keputusan-keptusan-Nya.
Tuhan tidak menyesal mengangkat dan menurunkan seseorang, justru manusia yang suka menyesal.

PENGAKUAN Ketiga.
1 Samuel 15:30
(15:30) Tetapi kata Saul: "Aku telah berdosa; tetapi tunjukkanlah juga hormatmu kepadaku sekarang di depan para tua-tua bangsaku dan di depan orang Israel. Kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN, Allahmu."

Saul mengaku dosa untuk yang ketiga kalinya, namun dibalik pengakuan dosa, Saul meminta supaya Samuel menunjukkan rasa hormatnya kepada Saul dihadapan tua-tua bangsa Israel. Ini tidak benar.
Artinya; mengaku dosa tetapi masih suka meninggi-ninggikan diri. Hati-hati yang seperti ini.

Saudaraku, mungkin sampai hari ini masih ada penolakan terhadap firman, mungkin sampai hari ini masih ada kedegilan hati, karena kurang mendengar dan memperhatikan firman, karena lebih memperhatikan pengeritan diri sendiri, saatnya bagi kita malam ini untuk mendengar dan melakukan firman dengan sungguh-sungguh.

Jalan keluarnya supaya jangan ditolak menjadi raja dan imam-imam bagi Allah.
1 Samuel 15:31-33
(15:31) Sesudah itu kembalilah Samuel mengikuti Saul. Dan Saul sujud menyembah kepada TUHAN.
(15:32) Lalu berkatalah Samuel: "Bawa ke mari Agag, raja Amalek itu." Dengan gembira Agag pergi kepadanya, sebab pikirnya: "Sesungguhnya, kepahitan maut telah lewat."
(15:33) Tetapi kata Samuel: "Seperti pedangmu membuat perempuan-perempuan kehilangan anak, demikianlah ibumu akan kehilangan anak di antara perempuan-perempuan." Sesudah itu Samuel mencincang Agag di hadapan TUHAN di Gilgal.

Di sini kita melihat Samuel kembali kepada Saul, sehingga pada saat itulah Saul sujud menyembah kepada Allah.
Dalam hal ini, seolah-olah Samuel tidak konsekuen dengan perkataannya, sesungguhnya, kalau Samuel kembali, semata-mata bukan untuk Saul, melainkan untuk menggenapi firman Tuhan.

Baca kembali...
1 Samuel 15:32-33
(15:32) Lalu berkatalah Samuel: "Bawa ke mari Agag, raja Amalek itu." Dengan gembira Agag pergi kepadanya, sebab pikirnya: "Sesungguhnya, kepahitan maut telah lewat."
(15:33) Tetapi kata Samuel: "Seperti pedangmu membuat perempuan-perempuan kehilangan anak, demikianlah ibumu akan kehilangan anak di antara perempuan-perempuan." Sesudah itu Samuel mencincang Agag di hadapan TUHAN di Gilgal.

Saul telah menolak firman Tuhan, sehingga  Samuel menggenapi firman Tuhan dengan jalan mencincang-cincang Agag Raja Amalek dengan pedangnya.
Pedang Roh itulah firman Allah, lebih tajam dari pedang bermata dua manapun, dia hidup, kuat dan menusuk amat dalam sehingga sanggup memisahkan dosa dalam;
-       Jiwa dan roh.
-       Sumsum dan sendi-sendi.
-       Pertimbangan dan pikiran hati.

Dicincang-cincang artinya; tidak terlihat lagi wujudnya, bentuknya.
Sebetulnya, dengan memotong atau menggorok leher saja, Agag sudah mati, tetapi masih terlihat wujud, bentuknya.

Kita memang sudah terpisah dari dunia dan pengaruhnya dan memisahkan diri dari Iblis / Setan itulah roh jahat dan roh najis, juga berjuang melawan daging dengan segala tabiatnya, tetapi dari setiap perbuatan dan tindakan-tindakan masih terlihat wujudnya, maka Samuel harus mencincang-cincang dengan pedang.

Keluaran 17:8-13
(17:8) Lalu datanglah orang Amalek dan berperang melawan orang Israel di Rafidim.
(17:9) Musa berkata kepada Yosua: "Pilihlah orang-orang bagi kita, lalu keluarlah berperang melawan orang Amalek, besok aku akan berdiri di puncak bukit itu dengan memegang tongkat Allah di tanganku."
(17:10) Lalu Yosua melakukan seperti yang dikatakan Musa kepadanya dan berperang melawan orang Amalek; tetapi Musa, Harun dan Hur telah naik ke puncak bukit.
(17:11) Dan terjadilah, apabila Musa mengangkat tangannya, lebih kuatlah Israel, tetapi apabila ia menurunkan tangannya, lebih kuatlah Amalek.
(17:12) Maka penatlah tangan Musa, sebab itu mereka mengambil sebuah batu, diletakkanlah di bawahnya, supaya ia duduk di atasnya; Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisi yang lain, sehingga tangannya tidak bergerak sampai matahari terbenam.
(17:13) Demikianlah Yosua mengalahkan Amalek dan rakyatnya dengan mata pedang.

Yosua dan bangsa Israel mengalahkan Amalek dengan mata pedang.
Pedang Roh itulah firman Allah yang lebih tajam dari pedang bermata dua manapun.
Tetapi perlu diketahui; ketika kita mau berperang dengan pedang Roh dibutuhkan doa penyembahan = penyerahan diri.
Sebab itu sewaktu melayani hamba-hamba Tuhan di Sumatera (Binjai Langkat dan sekitarnya), saya minta jemaat Serang dan Cilegon menaikkan doa (penyembahan).
Dibutuhkan penyerahan diri lewat doa penyembahan, kalau tidak ada penyerahan maka yang lebih kuat adalah musuh yaitu; orang Amalek yang berupaya untuk menghalang-halangi jalan salib.

Supaya dua tangan ini bisa bertahan, maka disiasati dengan cara:
a.     Mengambil batu dan Musa duduk di atasnya.
Artinya; kekuatan kita dari korban Kristus.
b.     Dua tangan Musa ditopang oleh Harun dan Hur, artinya: menyembah Allah harus di dalam roh dan kebenaran
Harun à firman Allah.
Hur à Roh Kudus.
Yohanes 4:22-24
(4:22) Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
(4:23) Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
(4:24) Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."

Penyembah-penyembah yang benar menyembah Bapa dalam Roh dan kebenaran.
Perlu diketahui; Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya di dalam Roh dan kebenaran.

Berarti peperangan itu harus didukung dengan doa penyembahan, menyembah di dalam Roh dan kebenaran dan landasan kita menyembah adalah korban Kristus, dengan demikian kita pasti berkemenangan.

Setelah berkemenangan barulah..
Keluaran 17:14
(17:14) Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tuliskanlah semuanya ini dalam sebuah kitab sebagai tanda peringatan, dan ingatkanlah ke telinga Yosua, bahwa Aku akan menghapuskan sama sekali ingatan kepada Amalek dari kolong langit."

Allah berupaya menghapuskan sama sekali ingatan kepada Amalek dari kolong langit, itu sebabnya Agag raja Amalek itu dicincang-cincang dengan pedang.
Agag raja Amalek à Iblis setan itulah roh jahat dan roh najis.
Binatang à hawa nafsu dan keinginan daging.
Itu semua harus dihapuskan dari kolong langit ini, tidak boleh ada wujudnya, bentuknya dari setiap gerak-gerik kita.

Ulangan 25:17-19
(25:17) "Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir;
(25:18) bahwa engkau didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan Allah.
(25:19) Maka apabila TUHAN, Allahmu, sudah mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada segala musuhmu di sekeliling, di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dimiliki sebagai milik pusaka, maka haruslah engkau menghapuskan ingatan kepada Amalek dari kolong langit. Janganlah lupa!"

Setiap orang yang beribadah dan melayani Tuhan harus menghapuskan ingatan kepada Amalek dari kolong langit, karena Amalek adalah penghalang terhadap jalan salib.
Tanah kanaan = ibadah dan pelayanan = milik pusaka, haruslah menghapuskan ingatan kepada Amalek dari kolong langit, janganlah lupa. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman;

Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang