KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, June 28, 2016

IBADAH RAYA MINGGU 12 JUNI 2016

Ibadah raya minggu 12 JUNI 2016

wahyu pasal empat”
(SERI 25)

Subtema : MELAYANI DENGAN SISTIM KEKUDUSAN

Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kasih-Nya kita dapat melangsungkan ibadah raya Minggu disertai dengan kesaksian, semua karena kemurahan Tuhan.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan dari Wahyu pasal 4
Wahyu 4:6
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.

“Di tengah-tengah takhta itu dan sekelilingnya ada empat makhluk.”
Lalu empat makhluk tersebut: “penuh dengan mata.”

Mari kita lihat penuh dengan mata....
Bagian pertama: Dikaitkan dengan pakaian imam besar.
Keluaran 28:4
(28:4) Inilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup dada, baju efod, gamis, kemeja yang ada raginya, serban dan ikat pinggang. Demikianlah mereka harus membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan imam bagi-Ku.

Pakaian imam besar terdiri dari;
1.     Baju efod.
2.     Gamis.
3.     Kemeja yang ada raginya.

Mari kita lihat satu persatu....
-       Baju efod.
Keluaran 28:6
(28:6) Baju efod itu harus dibuat mereka dari emas, kain ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya: buatan seorang ahli.

Baju efod itu dibuat dari emas, kain ungu muda, kain ungu tua, kain kirmizi dan lenan halus yang dipintal benangnya à kematian Yesus Kristus.

-       Gamis.
Keluaran 28:31
(28:31) Haruslah kaubuat gamis baju efod dari kain ungu tua seluruhnya.

Gamis baju efod terbuat dari kain ungu tua seluruhnya à kebangkitan Yesus Kritsus.

-       Kemeja yang ada raginya.
Keluaran 28:39
(28:39) Haruslah engkau menenun kemeja dengan ada raginya, dari lenan halus, dan membuat serban dari lenan halus dan haruslah kaubuat ikat pinggang dari tenunan yang berwarna-warna.

Kemeja dengan ada raginya atau baju dalam berjala-jala / berlobang-lobang menyerupai mata à kemuliaan Yesus Kristus.

Pendeknya: Baju efod tanda di dalam kematian Yesus Kristus yang sudah ditanggalkan-Nya. Gamis tanda kebangkitan-Nya selama 40 hari di bumi sudah di tinggalkan-Nya. Yesus naik ke sorga sampai ke belakang tabir sekarang berada di dalam kemuliaan-Nya = kemeja yang ada raginya atau baju dalam berjala-jala.

Tadi kemeja dengan ada raginya atau baju dalam berjala-jala, berlobang-lobang, di sulam menyerupai mata à kemuliaan Yesus Kristus. Dan sekarang Dia ada di sorga, sedang mengamat-amati kita.


Pada hari raya pendamaian seorang imam besar masuk ke dalam ruangan maha suci membawa darah domba jantan dan anak lembu jantan muda dengan menggunakan pakaian dalam berjala-jala.
Pendeknya, baju Efod harus ditanggalkan dan baju gamis juga harus ditanggalkan... Imamat 16:2-4.

Zakharia 3:9
(3:9) Sebab sesungguhnya permata yang telah Kuserahkan kepada Yosua--satu permata yang bermata tujuh--sesungguhnya Aku akan mengukirkan ukiran di atasnya, demikianlah firman TUHAN semesta alam, dan Aku akan menghapuskan kesalahan negeri ini dalam satu hari saja.

Satu permata yang bermata tujuh, artinya; Kristus yang penuh dengan Roh Kudus.
Di dalam kerajaan sorga, Dia sedang mengamat-amati kita sedang memperhatikan tindak tanduk dari gereja Tuhan.
Jadi, kemeja beragi itu bersulam dalam bentuk bermata-mata (penuh dengan mata), di dalam kemuliaan-Nya, Ia mengamat-amati gereja Tuhan dalam segala tindak tanduk.
Barangkali mata manusia tidak dapat melihat dan menjangkau sikap dan perbuatan kita, tetapi Tuhan, Dia Imam Besar dalam kemuliaan-nya sedang mengamat-amati pergerakan gereja Tuhan.

Saya selalu menyampaikan dalam kesempatan ibadah yang lain; kalau berbuat sesuatu ingat Tuhan, Dia ada, barangkali saya tidak dapat melihat, orang lain tidak melihat, tetapi ingat; Tuhan ada, itu harus diingat, supaya kita tidak terlanjur-lanjur melakukan sesuatu yang tidak baik di hadapan Tuhan. Tuhan selalu mengamat-mati semuanya, mengamat-amati ibadah, mengamat-amati pelayanan, mengamat-amati segala sesuatu, tidak ada yang tersembunyi di mata Tuhan.

Yeremia 17:9-10
(17:9) Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?
(17:10) Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."

Tuhan yang menyelidiki hati dan Tuhan yang menguji setiap batin manusia.
Jadi, “Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, Tuhan mengetahuinya, mengamati-amatinya, tidak hanya di situ hatinya sudah membatu = keras hati, Tuhan juga mengamat-amatinya, Tuhan melihatnya. Terpaksa beribadah dan melayani Tuhan, Ia mengetahuinya, Tuhan melihatnya dan Tuhan akan membalaskan setimpal dengan perbuatannya. Ini harus dipahami.
Jadi jangan seenaknya kita melakukan segala sesuatu hanya berdasarkan kehendak diri sendiri, tetapi tidak memperdulikan isi hati Tuhan.

Sepandai-pandainya dan selicik-liciknya seseorang, Tuhan tetap lihat, betapa hatinya sudah membatu (keras hati) juga Tuhan lihat.
Ingat Tuhan membalaskan setimpal dengan kelicikan dan kekerasan hati seseorang dan saya sudah melihatnya dan sudah pernah merasakannya. Jadi jangan coba-coba keras hati, seperti kelihatan lembut padahal keras hati. Ingat, Tuhan balaskan setimpal dengan hati. Tuhan turut mengeraskan hati orang yang keras hati dan itu sudah dinyatakan dalam Roma 9:11.

Ibrani 4:13
(4:13) Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

Tidak ada yang tersembunyi di hadapan Tuhan, segala sesuatu terbuka di mata Tuhan, sebab itu setiap insan mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang diperbuatnya.
Sebab tadi sudah di singgung, Tuhan membalas setimpal dengan kekerasan hati, setimpal dengan kelicikan hati, maka kita juga harus gentlemen, mempertanggungjawabkan segala sesuatu, termasuk kelicikan dan kekerasan hati tadi.
Segala sesuatu Tuhan ijinkan terjadi, tetapi tidak terlepas dari konsekuensinya, semua tindakan ada konsekuensinya, jadi jangan berpikir seenaknya berbuat sesuatu hanya untuk memuaskan hawa nafsunya, jangan coba-coba berlaku licik dan keras hati, semua dipertanggungjawabkan.

Zakharia 3:9
(3:9) Sebab sesungguhnya permata yang telah Kuserahkan kepada Yosua--satu permata yang bermata tujuh--sesungguhnya Aku akan mengukirkan ukiran di atasnya, demikianlah firman TUHAN semesta alam, dan Aku akan menghapuskan kesalahan negeri ini dalam satu hari saja.

Satu permata = Kristus. Bermata tujuh = Roh Kudus dalam tujuh keadaannya.
Hati-hati jangan lagi seenaknya berbuat di suatu tempat yang tersembunyi, barangkali saya tidak lihat, tetapi ingat di dalam kemuliaan-Nya, Dia sendang mengamat-amati gereja Tuhan dalam setiap tingkah langkahnya, ingat kemeja beragi.
Kalau Tuhan membalaskan setimpal dengan perbuatan kita, malunya bukan main. Bukan hanya malunya, tetapi sakitnya juga. Sebab itu jangan main-main, berbuat sesuatu di tempat yang tersembunyi.

Wahyu 5:6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.

Bermata tujuh itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.
Artinya; kehidupan yang diurapi Roh Kudus menjadi terang dan kesaksian dimanapun kita diutus di atas muka bumi ini
Tuhan mengutus kita di provinsi Banten bukan suatu kebetulan, supaya kita menjadi terang dan menjadi kesaksian di bumi provinsi Banten ini.

Yehezkiel 1:13
(1:13) Di tengah makhluk-makhluk hidup itu kelihatan seperti bara api yang menyala, seperti suluh, yang bergerak kian ke mari di antara makhluk-makhluk hidup itu, dan api itu bersinar sedang dari api itu kilat sabung-menyabung.

Jadi kehidupan yang diurapi Roh Kudus semata-mata bukan hanya sebagai terang dan kesaksian, tetapi tindakannya begitu fleksibel, kian kemari, di mana saja dia berada dia diterima, sebab memang dia menjadi kesaksian. Begitu fleksibel, sefleksibel Roh Kudus. Inilah kehidupan yang penuh dengan pengharapan.

Bagian kedua:
Dikaitkan dengan...
Matius 6:22
(6:22) Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;

“Mata adalah pelita tubuh”, yang berfungsi untuk menerangi seluruh anggota tubuh, di mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki; kepala, mulut, telinga, hidung, dua tangan dan dua kaki seluruhnya diterangi = seluruh anggota tubuh berada di dalam terang.
Kesimpulannya; Penuh dengan mata artinya; hidup ada di dalam terang.

Kita kaitkan lagi dengan..
Mazmur 119:105
(119:105) Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.

Firman Allah itu adalah pelita bagi kaki setiap orang dan memberi terang bagi jalan-jalan yang harus kita tempuh sehingga sekalipun ada sandungan di depan, kita bisa lalui dan lewati.
Banyak sandungan bisa saja onak duri, yaitu sifatnya menusuk dan menyakiti perasaan hati manusia, bisa saja ada batu / kerikil à kekerasan hati, bisa saja ada ular di depan gambaran dari Iblis / Setan itulah roh jahat dan roh najis. Tetapi di sini jelas firman Allah; pelita bagi kaki dan fungsinya memberi terang bagi jalan-jalan yang harus kita lalui sehingga kalaupun ada sandungan di depan kita bisa lewati.

Tidak banyak orang mampu melewati sandungan, tetapi kalau firman itu menjadi pelita bagi kaki pasti memberi terang bagi jalan yang harus kita lewati, sehingga sekalipun ada sandungan, kita bisa lalui.
Sebab itu banyak orang yang stres, depresi, putus asa, kecewa dan tinggalkan Tuhan, semuanya jadi berantakan karena firman belum menjadi terang bagi kakinya dan belum memberi terang dalam setiap perjalanan hidup rohaninya, sehingga mana kala ada sandungan dia tersandung di situ.

Berkaitan dengan ini, sejenak kita melihat...
Yohanes 1:1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Kalimat yang pertama: “Pada mulanya adalah Firman” kalimat kedua; “Firman itu bersama-sama dengan Allah” kalimat ketiga; “Firman itu adalah Allah.”

Yohanes 1:2-3
(1:2) Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
(1:3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.

Segala sesuatu dijadikan oleh firman à di dalam firman Allah ada kuasa penciptaan.
Langit dan bumi dengan segala isinya tercipta oleh karena firman, itu sebabnya saya tandaskan malam ini kepada saudara; firman itu sanggup menjadikan segala sesuatu sebab di dalam firman Allah ada kuasa penciptaan.
Jadi firman itu bukan hanya semata-mata menjadi pelita pada kaki untuk menerangi perjalanan rohani tetapi firman itu menjadikan segala sesuatu, berarti; di dalam firman Allah ada kuasa penciptaan, yang tidak ada menjadi ada yang mati dihidupkan kembali.

Mari kita semua menerima firman Allah dengan segala kerelaan hati dengan segala kelapangan hati, karena firman berkuasa. Jadi jangan berharap terjadi pemulihan (restorasi) jikalau tidak mau mendengar firman / menolak firman.
Ini yang tidak banyak di mengerti oleh banyak orang Kristen, ingin di pulihkan, ingin diberkati, tetapi menolak firman, padahal di dalam firman ada kuasa penciptaan.

Yohanes 2:4
(1:4) Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.

Di dalam firman Allah ada hidup dan hidup yang dijadikan oleh firman Allah itu adalah terang manusia.
Jadi, firman Allah menciptakan tetapi tidak asal jadi saja, melainkan di dalam firman Allah ada hidup dan hidup itu menjadi terang manusia.
Kuasa penciptaan firman begitu luar biasa tidak hanya tercipta begitu saja, tetapi hidup yang dijadikan / diciptakan oleh firman menjadi terang manusia.
Sekali lagi saya tandaskan; jangan tolak firman, hidup yang dijadikan oleh firman ini harus menjadi terang manusia di manapun kita berada.
Kalau firman Allah membentuk dan menjadikan kita, maka kita menjadi terang manusia, kehidupan yang berarti, berharga dan mulia.

Yohanes 1:5
(1:5) Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

Terang manusia bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Berarti kalau ada firman Allah di dalam hati, maka tidak ada lagi dosa yang tersembunyi.

Kembali kita memperhatikan...
Wahyu 4:6
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.

Adapun 4 makhluk tersebut penuh dengan mata, disebelah muka dan disebelah belakang, arti rohaninya; perjalanan hidup ke depan ada di dalam terang, sebab dosa masa lalu / belakang telah diselesaikan, berarti telah diterangi.
Jadi, kalau perjalanan hidup rohani kita ke depan ada di dalam terang, itu karena dosa masa lalu sudah diterangi, sebelum dosa masa lalu diterangi perjalanan rohani ke depan tidak akan ada di dalam terang, sebab dosa masa lalu itu sama seperti si pendendam sebelum terbalaskan akan mengejar terus.
Kenapa saya harus pusing dengan dosa masa lalu dari sidang jemaat? Karena saya hamba Tuhan yang telah dipercayakan jabatan gembala, dan gembala harus melalui pintu tidak boleh lompat tembok, itulah gembala yang bertanggungjawab.
Bisa saja saya tidak perlu pusing dengan dosa masa lalu dari sidang jemaat, yang penting persepuluhan, kolekte dan persembahan lain sebagainya, tetapi Tuhan telah mempercayakan kepada saya jabatan gembala, untuk menjadi gembala tidak mudah, tetapi untuk menjadi pendeta mudah, dengan cara beli ijasah, tetapi hamba Tuhan yang telah dipercayakan jabatan gembala, itu tidak mudah, harus melalui pintu.
Jadi setiap gembala sebetulnya harus melewati pintu, tetapi banyak hamba Tuhan tidak melalui pintu, sekalipun dia melihat dosa, kesalahan, pelanggaran yang diperbuat sidang jemaat, dia tidak peduli, dia hanya peduli terhadap harta kekayaan, uang, sehingga menjadi tamak, loba, cinta akan uang, ciri-ciri hamba Tuhan seperti ini tidak berani menyampaikan firman para nabi dan firman Kristus selain firman yang ditambahkan dan dikurangkan.

Saudara sudah mengenal gembala saudara? Dan saya juga ingin mengenal kawanan domba, sidang jemaat. Tidak perlu sidang jemaat hormat kepada saya karena kenajisan, jangan coba-coba, hormatlah sesuai dengan firman. Jangan hormat kepada gembala karena ada kepentingan, jangan coba-coba, kalau tidak hormat tidak apa-apa.
Kita harus tegas dihari-hari ini kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi, dengan apa diganti nyawa? Saya sudah berkali-kali sampaikan; kalau 100 tahun saja di neraka saya nomor satu melakukan kejahatan, bahkan 1000 tahun saja saya nomor satu melakukan kejahatan. 1000 tahun walaupun itu jangka watu yang lama tetapi ada limitnya, tetap terlewati, tetapi di neraka bukan 1000 tahun 1 juta tahun, tetapi selama-lamanya. Kenapa tidak takut dengan hal itu? Kenapa saudara hanya memusingkan diri sendiri dan memuaskan hawa nafsu daging, saya sendiri bertanggungjawab, saudara tidak bertanggungjawab atas diri sendiri? Itu yang saya tidak habis pikir.

Kesimpulannya; firman Allah dan Roh Kudus adalah sepasang bola mata Tuhan yang menjadikan kita terang dunia.

Sekarang kita akan melihat, muka dari 4 makhluk hidup tersebut.
Wahyu 4:7
(4:7) Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang.

Empat makhluk ini dikaitkan dengan empat injil;
1.     Makhluk yang pertama sama seperti singa, terkena kepada Injil Matius yang berbicara tentang kewibawaan dan kemuliaan Yesus sebagai Raja.
Ciri penulisan Injil Matius;di mulai dari silsilah Yesus Kristus yang berasal dari garis keturunan raja Daud. Yesus disebut juga singa dari Yehuda.

2.     Sama seperti anak lembu terkena kepada Injil Markus, berbicara tentang kebangkitan Yesus sebagai hamba.
Ciri dari penulisan dari Injil markus, dimulai dari kisah pelayanan Yohanes pembaptis.
Kalau seorang hamba melayani Tuhan harus bersuanakan kebangkitan, berpakaian pesta (melayani dalam kesucian) itu sebabnya ketika para undangan itu sudah memenuhi ruangan, raja melihat ada seorang yang tidak berpakaian pesta, dia sudah dipanggil dan diundang, tetapi tidak berpakaian pesta, ini bukan golongan yang dipilih.
Umat pilihan disebut bangsa yang kudus tujuannya; memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang besar (melayani Tuhan)... 1 Petrus 2:9.
Imam-imam dipanggil untuk melayani dalam suasana kebangkitan; melayani dalam kesucian, sebab itu lembu dari lahir saja berfungsi; untuk mengerjakan / menggarap ladang atau sawah, kalau sudah tua disembelih dijadikan korban, itulah hidup dari seorang hamba.
Selama kita hidup di bumi ini kita adalah hamba, jongosnya Tuhan, jadi jangan pernah mengambil rupa sebagai seorang tuan nanti di dalam kerajaan 1000 tahun damai kita menjadi tuan, memerintah bersama dengan Dia. Layanilah Tuhan dalam kesucian, menunjuk pada kebangkitan Yesus sebagai hamba.

3.     Sama seperti muka manusia terkena kepada Injil Lukas.
Ciri penulisan Injil Lukas; menceritakan tentang sengsara dan penderitaan manusia, misalnya; seorang anak yang terhilang, seorang perempuan yang  terkenal berbuat dosa juga tentang Lazarus, yang tidak terdapat dalam tiga Injil-Injil lain.

4.     Sama seperti burung nazar yang sedang terbang terkena pada Injil Yohanes, berbicara tentang keadilan dan kebenaran Yesus sebagai Anak Allah.
Ciri penulisan dari Injil Yohanes bahwa firman itu adalah Allah (Yohanes 1:1), kemudian firman itu telah menjadi manusia (Yohanes 1:14) untuk menyatakan kemurahan-Nya bagi manusia di atas kayu salib, itulah keadilan dan kebenaran Allah.

Kesimpulannya; empat makhluk kalau dikaitkan dengan empat Injil berbicara tentang salib Kristus.
Injil Matius berbicara tentang raja, sedangkan Markus berbicara tentang hamba, kalau dibuat garis horizontalnya maka Injil Matius pada ujung yang satu sedangkan Injil Markus pada ujung yang lain itulah yang disebut dengan imamat rajani, raja-raja / imam-imam
Sedangkan vertikalnya; Injil Yohanes berbicara tentang Yesus sebagai Anak Allah yang turun ke bumi menjadi manusia dengan sengsara yang dialaminya, Injil Lukas.
Kalau garis horizontal dan vertikal ini disatukan maka menjadi salib Kristus dan inilah dasar dari kerajaan sorga dalam Yesaya 9; dasar dari kerajaan sorga adalah; korban Kristus, dasar kita melayani Tuhan adalah korban Kristus.


Wahyu 4:8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

“Keempat makhluk ini masing-masing bersayap enam sekelilingnya.”
Artinya; tidak terlihat lagi tabiat-tabiat daging = tidak hidup di dalam hawa nafsu daging dan tidak menuruti kehendak daging, sebab sayap-sayap itu menutupi sekelilingnya.
Kesimpulannya untuk menjadi manusia rohani (tidak hidup di dalam hawa nafsu daging), diawali dengan penyaliban terhadap daging.
Jadi ayat 7 berbicara tentang pengalaman salib, ayat 8 manusia daging tidak terlihat lagi = manusia rohani.

Kalau seseorang melepaskan diri dari salib / ibadah dan pelayanan hanya untuk menginginkan kebebasan dunia itu adalah kebodohan sebab kekuasaan dunia adalah jerat bagi dia, seharusnya melepaskan diri dari kebebasan dunia  dan menjadi tawanan Roh, terikat dengan ibadah pelayanan (pikul salib), itulah manusia rohani.
Saya melihat banyak orang Kristen menginginkan kebebasan dunia padahal itu jerat bagi dia.

Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Ada 15 tabiat daging yaitu: (1) Percabulan, (2) kecemaran, (3) hawa nafsu, (4) penyembahan berhala, (5) sihir, (6) perseteruan, (7) perselisihan, (8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan diri sendiri, (11) percideraan, (12) roh pemecah, (13) kedengkian, (14) kemabukan, (15) pesta pora.
Ini semua adalah tabiat-tabiat daging.

Rasul Paulus mengingatkan sidang jemaat di Korintus dengan tegas supaya mereka tidak hidup menurut 15 tabiat-tabiat daging, rasul Paulus punya alasan; sebab setiap orang yang hidup menurut keinginan daging tidak layak masuk sorga. Oleh sebab itu, mau tidak mau, daging harus mengalami penyaliban, supaya jangan bebas untuk memuaskan hawa nafsunya.
Sebab itu anak Tuhan harus bersyukur kalau dipercayakan suatu pelayanan, suatu imamat rajani, itu suatu kemurahan, supaya kita semua menjadi manusia rohani, sebab manusia rohani harus mengalami penyaliban terhadap daging. Jadi jangan pernah bersungut-sungut kalau dipercaya suatu pelayanan, apalagi membuat gembalamu mengemis dan memohon supaya mau melayani Tuhan.
Jangan belajar pada perasaan manusia daging yang bodoh itu. Kita ini banyak bodohnya buktinya; banyak salah, kalau tidak bodoh, tidak banyak salah. Jadi jangan pernah merasa diri bisa, mampu, hebat, jangan mengambil rupa sebagai seorang tuan, ayo mengambil rupa sebagai seorang hamba (pikul salib) melayani dalam suasana kebangkitan, berarti; hidup dalam kesucian.

Galatia 5:22-23
(5:22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
(5:23) kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Hidup dengan 9 buah Roh Kudus menujukkan bahwa dia adalah manusia rohani.
Perlu diketahui; tidak ada hukum yang menentang manusia rohani. Kenapa ada pertentangan? Karena dia bukan manusia rohani, tidak hidup menurut 9 buah Roh Kudus. Kenapa ada perselisihan di dalam nikah dan rumah tangga ada perseteruan satu dengan yang lain? Karena dia bukan manusia rohani. Andaikata dia manusia rohani, hidup dengan 9 buah Roh Kudus tidak ada satupun hukum yang menentang dia.

Galita 5:24
(5:24) Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.

Jadi manusia rohani itu telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya, sehingga sama seperti dua tangan yang terpaku dan dua kaki yang terpaku, tidak bisa berbuat apa-apa, daging tidak bersuara lagi.

Galatia 5:25
(5:25) Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,

Kalau mau menjadi manusia rohani, beri diri dipimpin oleh roh, jangan lagi beri diri dipimpin oleh daging untuk memuaskan nafsunya.
Itulah empat makhluk sungguh luar biasa.

Kita kembali memperhatikan empat makhluk tadi...
Wahyu 4:8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

Empat makhluk itu tidak henti-hentinya berseru siang dan malam untuk memuji dan memuliakan Tuhan meninggikan Tuhan di tempat yang tinggi itu pekerjaan, dari empat makhluk.
Jadi kalaupun di tempat pekerjaan, di sekolah dan di perkuliahan bahkan dimanapun kita berada baiknya memang senantiasa memuji Tuhan dan memuliakan Tuhan. Kalau kita senantiasa meninggikan Tuhan, menganggungkan Tuhan di tempat yang tinggi; tidak ada lagi kesempatan untuk memuliakan yang lain dengan kata lain daging dengan segala hawa nafsunya tidak lagi berkuasa, termasuk roh jahat dan roh najis tidak lagi berkuasa.

Beri diri dipimpin oleh Roh, kebenaran jangan dipengaruhi oleh situasi, kondisi, keadaan yang ada, kebenaran tetap kebenaran, tidak boleh dirubah dan diatur oleh situasi, kondisi dan keadaan. Kalau kita meninggikan, mengagungkan Dia di tempat yang tinggi, tidak ada lagi kesempatan untuk memuliakan yang lain. Saudaraku; tinggikan Dia, tinggikan selalu.
Cari nafkah jujur, jangan lagi rentenir, jangan mencuri, jangan gandakan uang lagi, di tempat pekerjaan harus dengan tulus ikhlas sesuai dengan yang diperintahkan atasan, itu juga disebut memuliakan Tuhan, teramat lebih mengerjakan pekerjaan Tuhan, segala kegiatan-kegiatan dalam kandang penggembalaan kita kerjakan dengan baik, tulus ikhlas dan dengan keyakinan iman yang teguh. Itu yang disebut memuliakan Tuhan siang dan malam.
Di rumah juga seperti itu; sebagai anak hormat kepada orang tua, suami juga memuliakan Tuhan mengasihi isteri dan anak, isteri juga harus memuliakan Tuhan; tunduk kepada suami dalam segala sesuatu, sekalipun suami itu bodoh, untuk menyelamatkan jiwanya. Muliakan Tuhan, tinggikan Tuhan dalam situasi kondisi apapun dan sebagai apapun kita di atas muka bumi in. Jangan pernah berhenti memuliakan Tuhan.

Mari kita lihat, seruan yang diserukan oleh empat makhluk; "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa.”
Mereka memuliakan Tuhan dan berseru dengan seruan ini menunjukkan bahwa kita memuliakan Tuhan oleh karena kekudusan-Nya.
Jadi jangan seperti cara-cara orang dunia; menyenangkan hati orang lain karena ada kepentingan di dalamnya, tetapi di sini memuliakan Tuhan dalam kekudusan dari pada Anak Domba yang duduk di atas takhta sampai selama-lamanya. Jangan karena ada kepentingan di dalamnya, tetapi karena Allah itu kudus adanya.

Kalau kita perhatikan dalam doa bapa kami...
Matius 6:6-9
(6:6) Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
(6:7) Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
(6:8) Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
(6:9) Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,

Kita berdoa menaikkan permohonan; karena kekudusan nama Tuhan bukan karena yang lain-lain.

Mari kita lihat, memuliakan Tuhan karena kekudusan...
Matius 6:10
(6:10) datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Kalau memuji Tuhan di dalam kekudusan, maka;
1.     Allah berhadirat, bertakhta, berkuasa, memerintah di dalam hati, supaya ada damai sejahtera.
2.     Jadilah kehendak-Mu, bukan lagi kehendak manusia yang jadi.
Itulah kalau kita memuliakan dengan sistem kekudusan Allah, ini harus diingat dan diketahui.
Kalau memuliakan dengan sistim yang lain bukan dengan sistim kekudusan, nanti yang memerintah yang lain kemudian kehendak kita yang jadi bukan kehendak Tuhan.

Muliakan Tuhan, layani Tuhan dengan sistem kekudusan, bukan lagi dengan cara-cara yang lain sistem-sistem yang lain dengan metode-metode yang lain, supaya Dia nanti berkuasa, bertakhta, memerintah di dalam hati supaya akhirnya nanti ada damai sejahtera, yang kedua; kehendak Allah yang jadi bukan kehendak kita.
Seringkali kita memaksa Tuhan untuk sesuatu hal, padahal belum tentu itu baik dan berguna bagi kita tetapi karena kita memuliakan Tuhan dengan sistem / cara yang lain, kita paksa Tuhan. Dalam doa kita meminta mobil, sedangkan rumah saja masih ngontrak, itu kehendak mu bukan kehendak Tuhan.
Hidup manusia dalam seruan, dalam doa, jadi bukan di dalam yang lain-lain, itulah hidup. Jadi jangan ngotot dalam hal yang lain-lain, ngototlah melayani Tuhan. Kalau kita berdoa tetapi seolah-olah belum terjawab, Tuhan jauh lebih tahu, tunggu waktu Tuhan, waktu manusia bukan waktunya Tuhan, tetapi waktu Tuhan seharusnya waktu manusia, dan waktu Tuhan tepat dan benar. Jadi jangan paksakan kehendak sendiri, jadilah kehendak Tuhan, yang terpenting layani Tuhan muliakan Tuhan, dengan sistem kekudusan

Dampak positif memuliakan Tuhan dalam sistem kekudusan.
Yesaya 6:2-3
(6:2) Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.
(6:3) Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"

Melayani Tuhan dengan sistem kekudusan nama Allah, maka seluruh bumi penuh dengan kemuliaan Allah.
Yesus Anak Tunggal Bapa, Dialah firman yang menjadi manusia, penuh kasih karunia dan kebenaran di situlah terlihat kemuliaan yang diberikan oleh Allah Bapa kepada Anak Tunggal Bapa.

Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Penuh dengan kemuliaan berarti ada di dalamnya;
penuh Kasih karunia = kemurahan = yang tidak layak menjadi layak.
Kita ini semua bangsa kafir digambarkan seperti anjing yang kembali menjilat muntahnya, yang selalu mengulangi kesalahan yang sama, jadi kalau kita dilayakkan untuk beribadah dan melayani, Raja di atas segala raja di tempat kudus-Nya itu karena kemurahan, karena kasih karunia, supaya seluruh bumi penuh dengan kemuliaan.

Perempuan yang terkenal karena dosa, telah merasakan kasih karunia Allah, karena dosa yang banyak itu telah dihapuskan maka dia banyak berbuat kasih.... Lukas 7:36-50.
Simon si kusta hidup menurut kebenaran diri sendiri, itu berhala = kekerasan hati, sehingga tidak banyak berbuat kasih, merasa diri benar. Beda dengan perempuan yang terkenal karena dosa, dia banyak berbuat kasih di luar kewajaran karena dosanya yang banyak itu telah diampuni.
Jadi kalau diukur menurut kasih karunia, perempuan yang berbuat dosa, limpah di dalam kasih karunia. Sedangkan Simon orang farisi jauh dari kasih karunia, walaupun dia melayani Tuhan.
Hati-hati jangan sampai yang terdahulu menjadi yang terkemudian, yang terkemudian menjadi yang terdahulu. Tuhan berkasih karunia kepada siapa Tuhan mau berkasih karunia, semata-mata bukan karena kehendak manusia, yang kita kejar adalah belas kasih, penyertaan Tuhan di dalam kelimpahan kasih karunia-Nya.

Juga perempuan yang kedapatan berzinah pada waktu pagi, ahli Taurat dan orang farisi membawanya kepada Yesus, menurut hukum Taurat orang yang seperti itu akan dilempari dengan batu sampai mati, tetapi oleh karena kasih karunia perempuan itu tertolong
Yesus menyatakan kasih-Nya dengan cara dua kali menulis di tanah. Tulisan pertama; kasih kepada Tuhan. Tulisan kedua; kasih kepada sesama.
Kasih menutupi banyak sekali dosa, lalu Yesus menjawab kepada orang banyak, (ahli Taurat dan orang farisi); barang siapa tidak berdosa dialah yang pertama-tama melempari sampai mati. Tetapi tidak ada orang yang tidak berdosa, bahkan hamba Tuhan sekaliber apapun, ada dosa apalagi hanyalah orang farisi dan ahli Taurat.
Karena mereka merasa diri orang berdosa mereka mundur satu persatu. Yesus bertanya; kemana mereka semua? Perempuan itu berkata; aku tidak tahu. Kalau begitu pulanglah dengan satu syarat; jangan ulangi lagi. Itu kasih karunia supaya bumi ini penuh dengan kemuliaan, kalau tanpa kasih karunia bumi tidak ada kemuliaan, satu dengan yang lain saling mempersalahkan, saling menyerang, menyudutkan tetapi oleh karena kasih karunia bumi penuh dengan kemuliaan Allah. Kalau pernah melakukan suatu kesalahan jangan ulangi lagi, kesalahan cukup sekali jangan ulangi lagi, supaya bumi penuh dengan kemuliaan Allah.

PENUH KEBENARAN
Kebenaran yang sejati terletak pada salib Kristus, di luar salib tidak ada lagi kebenaran, yang ada kebenaran diri sendiri dan hukum Taurat.
Oleh karena salib Kristus prajurit-prajurit romawi dibenarkan, bangsa kafir dibenarkan.
Kalau tidak ada salib, yang masuk sorga hanyalah bangsa Yahudi, jadi, empat luka; dua di tangan dan dua di kaki itu kebenaran pada orang Yahudi, pada saat itu Yesus masih hidup. Satu tusukan di lambung, itu berlaku bagi bangsa kafir, setelah lambung di tusuk segera melahirkan gereja Tuhan termasuk bangsa kafir
Kelebihan dari orang Yahudi; pertama-tama kepada mereka diberikan injil, Kedua; sunat. Sedangkan satu tusukan melahirkan gereja Tuhan termasuk bangsa kafir. Sama seperti anak yang baru lahir ditandai dengan darah dan air ketuban .

Kebenaran yang sejati menyelamatkan bangsa kafir. Kebenaran empat Injil berlaku untuk bangsa Yahudi tetapi untung ada satu tusukan, satu tombak; lahirnya gereja Tuhan. Lahirnya gereja Tuhan ini lewat salib (penyaliban terhadap daging).
Di mulai dari kitab Kejadian; Adam yang pertama, Tuhan membangun seorang perempuan dari tulang rusuknya melalui operasi. ini bukan sembarangan operasi, ini operasi besar-besaran, sehingga lewat operasi ini diambilah satu tulang rusuk untuk membangun gereja Tuhan.
Jadi kalau kita dibenarkan untuk dipersembahkan kepada Mempelai Laki-Laki, untuk Dia bukan untuk kita, supaya bumi penuh dengan kemuliaan Allah.
Jadi kalau kita sudah dibenarkan, itu untuk Tuhan supaya bumi penuh dengan kemuliaan.

Untung ada satu tusukan di atas kayu salib, satu tusukan itu terjadi setelah Yesus mati karena prajurit melihat Yesus telah mati langsung lambungnya ditombak, segera keluar darah dan air.
Demikian juga Adam terlebih dahulu tidur dengan nyenyak, barulah terjadi proses operasi besar-besaran, pedang bukan sembarang pedang, Allah menggunakan pedang roh yang lebih tajam, dan dari satu tulang rusuk dibangunkanlah seorang perempuan lalu diberikan kepada dia. Adam yang pertama, kebenaran itu untuk kepada Tuhan, Adam yang terakhir itulah Yesus Kristus, kebenaran ini untuk membawa kita pada pesta nikah Anak Domba.
Kemuliaan hanya bagi Dia ditempat yang kudus. Kebenaran dari salib lewat firman pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel membawa kita masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Ini yang kita syukuri kepada Tuhan Yesus, betul-betul bumi penuh dengan kemuliaan kalau kebenaran itu kepada Tuhan.
Empat makhluk memuliakan Tuhan dengan sistem kekudusan bukan yang lain-lain.

Wahyu 4:8
(4:8) Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."

Di sini ada suatu pengharapan ketika memuliakan Tuhan dengan sistem kekudusan, pernyataan; "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang."
Jadi memuliakan Tuhan di dalam sistim kekudusan, di dalamnya ada suatu pengharapan besar bahwa Dia akan datang kembali untuk kali yang kedua, Dia tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga supaya bumi penuh dengan kemuliaan Allah.

Wahyu 19:6-7
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

Dia tampil sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga dan mereka yang masuk dalam pesta nikah Anak Domba, jumlah yang sangat besar seperti desau air bah, jumlah yang banyak, berada dalam kebahagiaan yang kekal (sukacita mempelai) melebihi dari sukacita yang ada di dunia ini.
Bayangkan kalau dalam nikah setelah pertengkaran, kemudian bersatu, di situ sukacita mempelai luar biasa, yang tidak bisa ditandingi oleh sukacita dunia.

Ini adalah kebahagiaan yang tidak ada taranya, yang memahami ini adalah mereka yang sudah masuk dalam nikah. Kalau memang ada hubungan intim secara pribadi, ketika suatu hubungan itu ada restorasi (pemulihan) di situlah sukacita dan kebahagiaan yang tiada taranya.
Sesungguhnya Tuhan menginginkan supaya gereja Tuhan mengalami kebahagiaan, sukacita sorga, sukacita mempelai yang tidak ada tandingannya di atas muka bumi ini. Sukacita yang diberikan dunia ini sifatnya semu, seperti sumur Yakub, tetapi sukacita dari sorga seperti sungai air kehidupan menjadi mata air di dalam hati yang meluap sampai kepada kehidupan yang kekal.
Persoalannya; bagaimana dengan respon kita malam ini, masih tetap dengan kerasnya hati atau liciknya hati? Sekarang, mari kembali kepada Tuhan supaya kebenaran itu nanti kita bawa kepada Tuhan.
Satu tulang rusuk dibangun seorang perempuan untuk Adam yang pertama, gereja Tuhan dibangun untuk dibawa masuk pada pesta nikah Anak Domba (Adam yang kedua), supaya akhirnya kita mengalami sukacita sorga, kebahagiaan yang tiada taranya ini.
Memuliakan Tuhan dalam sistim kekudusan di dalamnya ada pengharapan bahwa Yesus tampil sebagai Raja dan Mempelai sorga. Nikah jasmani dan rohani yang hancur malam ini kita bawa kepada Tuhan supaya ada pemulihan, kita merasakan sukacita sorga yang tiada taranya ini. Amin.


Tuhan YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman oleh;

Gembala sidang; Pdt. Daniel u. Sitohang