KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, November 26, 2016

IBADAH PEMUDA REMAJA, 19 NOVEMBER 2016



IBADAH PEMUDA REMAJA, 19 NOVEMBER 2016
STUDY YUSUF
(SERI: 107)

Subtema: DILUKISKAN DI TELAPAK TANGAN TUHAN.

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pemuda Remaja sebagaimana biasanya.
Kita akan memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pemuda Remaja dari study Yusuf dari kitab Kejadian 41. Sekarang kita akan memperhatikan ayat yang pertama, biarlah kehidupan muda remaja turut berdoa supaya Tuhan tolong kita dalam pembukaan rahasia firman Tuhan di mulai dari ayat satu dan seterusnya, ayat demi ayat, supaya kehidupan kita semakin hari semakin sama mulia dengan Dia.

Kita perhatikan Kejadian 41: 1.
Kejadian 41: 1
(41:1) Setelah lewat dua tahun lamanya, bermimpilah Firaun, bahwa ia berdiri di tepi sungai Nil.

Terlebih dahulu kita perhatikan kalimat: “Setelah lewat dua tahun lamanya”, yaitu peristiwa Yusuf menceritakan mimpi juru minuman itu. Berarti, dua tahun juga Yusuf dilupakan juru minuman itu, sesuai dengan Kejadian 40:23, tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya. Berbicara dilupakan = ditinggalkan.

Sekarang kita akan memperhatikan sejenak kalimat DILUPAKAN;
YANG PERTAMA: BANGSA ISRAEL PERNAH DILUPAKAN ATAU PERNAH DITINGGALKAN UNTUK SESAAT LAMANYA.
Keluaran 2: 23-25
(2:23) Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah.
(2:24) Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub.
(2:25) Maka Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka.

Bangsa Israel diperbudak oleh bangsa Mesir selama 430 tahun lamanya, dan sampai memahitkan hati mereka.
Perlu untuk diketahui, kalau seseorang masih diperbudak dosa, tanpa hari perhentian, maka orang seperti ini akan mengalami sengsara dan derita sampai memahitkan hatinya. Jadi yang membuat seseorang sengsara, menderita, sampai memahitkan hatinya adalah perbudakan dosa.
Salib tidak pernah membuat kita menderita, kalau kita memahami apa yang menjadi rencana Tuhan dalam kehidupan kita masing—masing, pribadi lepas pribadi.

Keluaran 1:11-14
(1:11)  Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses.    
(1:12) Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu.
(1:13) Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja,
(1:14) dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.

Oleh karena kerja paksa dan perbudakan yang begitu berat ini sampai akhirnya memahitkan hati bangsa Israel.

Adapun pekerjaan berat yang dikerjakan bangsa Israel, yaitu: “Mengerjakan tanah liat dan batu bata.”
-         Tanah liat -> kehinaan karena dosa kejahatan dan kefasikan.
-         Batu bata ->  dosa-dosa karena keinginan daging.
Ada dua musuh utama yang menyebabkan seseorang jatuh ke dalam dosa yaitu:
1.     Daging dengan segala keinginannya.
2.     Iblis/Setan, itulah roh jahat dan roh najis.
Kalau dosa ini memperbudak seseorang, itu yang akan memahitkan hati seseorang tanpa hari perhentian.
Selama bangsa Israel diperbudak oleh bangsa Mesir, mereka tidak masuk pada hari perhentian, mereka tidak menguduskan hari sabat dan jauh dari pada ibadah dan pelayanan = untuk sesaat ditinggalkan/dibiarkan.
Jadi salib tidak pernah memahitkan hati kita. Kita beribadah pada malam ini karena darah salib, bukan untuk memahitkan hati kita, justru Tuhan memberikan jalan keluar untuk setiap masalah-masalah yang kita hadapi. Kemudian, Tuhan percayakan ibadah dan pelayanan, kita berada dalam kegiatan Roh kudus/rohani, untuk menyukakan hati Tuhan. Jadi jangan keliru dengan salib.
Kalau seseorang sibuk, terikat di dalam pekerjaan Tuhan, maka seseorang diminimalisir untuk berbuat dosa.

Sekarang kita akan memperhatikan sejenak kalimat DILUPAKAN;
YANG KEDUA: YEHUDA PERNAH JUGA DITINGGALKAN UNTUK BEBERAPA LAMA WAKTUNYA.
Ratapan 1: 1
(1:1) Ah, betapa terpencilnya kota itu, yang dahulu ramai! Laksana seorang jandalah ia,  yang dahulu agung di antara bangsa-bangsa. Yang dahulu ratu di antara kota-kota, sekarang menjadi jajahan.

Yerusalem menjadi kota yang terpencil, yang dahulu agung di antara bangsa-bangsa, dahulu ratu di antara kota-kota, sekarang menjadi jajahan. Jajahan berarti diperbudak.
Yerusalem adalah kota dari suku Yehuda. Hampir sama dengan Israel sama-sama diperbudak oleh dosa.

Gambaran Yerusalem setelah diperbudak: Laksana seorang jandalah ia. Berarti tidak mempunyai suami = tidak menempatkan Kristus sebagai Kepala.
Kalau tubuh tanpa kepala maka sangat mengerikan, kalau berjalan  tabrak sana, tabrak sini, dan orang yang melihatnya akan merasa aneh, karena tubuh berjalan tanpa kepala.

Ratapan 1:2
(1:2) Pada malam hari tersedu-sedu ia menangis, air matanya bercucuran di pipi; dari semua kekasihnya, tak ada seorang pun yang menghibur dia. Semua temannya mengkhianatinya, mereka menjadi seterunya.

Kondisi seorang janda: “Pada malam hari tersedu-sedu ia menangis, air matanya bercucuran di pipi; dari semua kekasihnya, tak ada seorang pun yang menghibur dia. Semua temannya mengkhianatinya, mereka menjadi seterunya” berarti, dia tinggal seorang diri.
Kalau seseorang menderita, biasanya orang seperti ini merasa seorang diri, tanpa seorang pun yang mengerti, airmata bercucuran di pipi, tidak bisa dibendung dan dia merasa bahwa Tuhan tidak berpihak kepada dia, padahal dia yang meninggalkan Tuhan.

Seperti saya dahulu (sebelum menjadi hamba Tuhan), saya menangis sambil melihat kaca, saya persalahkan Tuhan, padahal saya sendiri yang salah, saya jauh dari Tuhan, saya belum mengenal Tuhan waktu itu walaupun disebut orang kristen.

Ratapan 1:3
(1:3)  Yehuda telah ditinggalkan penduduknya karena sengsara dan karena perbudakan yang berat; ia tinggal di tengah-tengah bangsa-bangsa, namun tidak mendapat ketenteraman; siapa saja yang menyerang dapat memasukinya pada saat ia terdesak.

Selanjutnya, dia ditinggalkan oleh penduduknya dan akhirnya dia berada di tengah bangsa-bangsa, namun tidak mendapat ketenteraman. Selain tidak tenteram, siapa saja yang menyerang dapat memasukinya, berarti rapuh, lemah tak berdaya, inilah keadaan seseorang kalau diperbudak oleh dosa.

Ratapan 1:4
(1:4) Jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita, karena pengunjung-pengunjung perayaan tiada; sunyi senyaplah segala pintu gerbangnya, berkeluh kesahlah imam-imamnya; bersedih pedih dara-daranya; dan dia sendiri pilu hatinya.

Di sini kita melihat kalimat “Jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita”, tidak ada lagi gairah untuk berada di gunung Sion = tidak ada lagi gairah untuk beribadah dan melayani Tuhan. Dan itu kalau sudah dijajah, diperbudak oleh dosa.
Penyebab jalan-jalan ke Sion diliputi dukacita, ada dua hal yaitu:
1.     “Karena pengunjung-pengunjung perayaan tidak ada“ = tidak ada lagi orang yang beribadah di gunung Sion.
2.     “Sunyi senyaplah pintu gerbangnya” = tanpa kesaksian, sebab tidak ada lagi yag menceritakan perbuatan Allah yang ajaib... Mazmur 5:19.

Akibat dua hal di atas adalah:
1.     Berkeluh kesahlah imam-imamnya.”
Karena tidak ada lagi yang membawa korban dan persembahan. Perlu untuk diketahui; yang menjadi milik pusaka dari seorang imam adalah Tuhan, yaitu: ibadah dan pelayanan, serta sepersepuluh.
2.     “Bersedih, pedih dara-daranya dan dia sendiri pilu hatinya.”
Kesedihan hati, kepedihan hati,  bahkan hati yang pilu akan dialami oleh gereja-gereja Tuhan atau anak-anak Tuhan yang belum dewasa rohani bila tiada ibadah dan pelayanan.
Dara-dara di sini -> gereja Tuhan yang kerohaniannya masih belum dewasa.

Pertanyaannya; apa yang menyebabkan Yehuda ditinggalkan untuk sesaat?
Ratapan  1:5
(1:5) Lawan-lawan menguasainya, seteru-seterunya berbahagia. Sungguh, TUHAN membuatnya merana, karena banyak pelanggarannya; kanak-kanaknya berjalan di depan lawan sebagai tawanan.

Tuhan membuat mereka merana karena  banyak pelanggarannya dan yang sangat memilukan hati adalah “Kanak-kanaknya berjalan di depan lawan tetapi sebagai tawanan.”

Ratapan 1:8-9
(1:8 ) Yerusalem sangat berdosa, sehingga najis adanya; semua yang dahulu menghormatinya, sekarang menghinanya, karena melihat telanjangnya; dan dia sendiri berkeluh kesah, dan memalingkan mukanya.
(1:9 ) Kenajisannya melekat pada ujung kainnya; ia tak berpikir akan akhirnya, sangatlah dalam ia jatuh, tiada orang yang menghiburnya. "Ya, TUHAN, lihatlah sengsaraku, karena si seteru membesarkan dirinya!"

Pendeknya, yang menyebabkan mereka ditinggalkan oleh Tuhan karena dosa kenajisan mereka.
Ada di antara pemuda-pemudi yang tidak pacaran, mereka menjaga kekudusan karena tergembala dengan sungguh-sungguh. Sehingga pemuda-pemudi yang baru tergembala  terkejut ketika tahu mereka tidak pacaran.
Sebaliknya pemuda-pemudi yang tergembala dengan baik  terkejut ketika mendengar sudah pernah pacaran dengan ganti-ganti pacar/memiliki mantan yang banyak.
Pendeknya, Yehuda ditinggalkan karena dosa kenajisan mereka.

Kita lihat sejauh mana dosa kenajisan itu.
Ratapan 1:9
(1:9 ) Kenajisannya melekat pada ujung kainnya; ia tak berpikir akan akhirnya, sangatlah dalam ia jatuh, tiada orang yang menghiburnya. "Ya, TUHAN, lihatlah sengsaraku, karena si seteru membesarkan dirinya!"

“Kenajisannya melekat pada ujung kainnya” /ujung jubahnya.
Saudaraku, kenapa saya harus mengatakan ujung jubah, karena Yehuda dan Yerusalem = raja-raja dan imam-imam.
Kesimpulannya,  pelayanan mereka disertai dengan dosa kenajisan. Persis seperti anak imam Eli, tidak segan-segan menyakiti hati Tuhan di depan pintu kemah pertemuan terhadap perempuan-perempuan yang melayani.
Itulah kondisi Yerusalem pada waktu itu, akhirnya atas seijin Tuhan mereka diperbudak oleh bangsa-bangsa, dan ketika mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa, hati mereka tidak tenteram, hidup mereka pun tidak tenteram.
Kalau ada orang yang hidup dalam kenajisan dan berkata; aku damai sejahtera, itu bohong besar, itu tipu muslihat dari pada Iblis/ Setan.

Di ujung jubah imam besar tergantung dua hal, yaitu: giring-giring emas dan buah delima berselang–seling.
-         Giring-giring -> suara Roh Kudus.
-         Buah delima -> anggota tubuh yang dipersatukan di dalam Tuhan. Bisa terlihat dari ciri-ciri buah delima itu sendiri.
Buah delima terdiri dari banyak biji-biji -> sel-sel/anggota-anggota tubuh, lalu disekat  oleh kamar-kamar, semacam selaput halus, tapi disatukan oleh kasih Allah.
Di ujung jubah itulah melekat kenajisan dari Yerusalem dan Yehuda.
Dan inilah yang dirusak oleh roh najis, yaitu; persekutuan dengan Roh Kudus dan persekutuan di antara tubuh. Pendeknya, roh najis menghambat pembangunan tubuh Kristus.

Dan kalau seseorang jatuh dalam dosa kenajiisan, berarti kejatuhannya itu sangat dalam sekali-> orang-orang yang berpikir pendek.

Saya bersyukur, Tuhan panggil saya, dan Tuhan pakai saya untuk melayani Tuhan, kalau tidak, habislah saya oleh karena dosa kejahatan dan dosa kenajisan. Saya tahu kekuatan saya tidak seberapa, sehingga kalau saya tidak berada di dalam Tuhan, habislah saya dan ujung-ujungnya binasa.
Saudara yang sudah berada dalam kandang penggembalaan ini bukanlah suatu kebetulan, sehingga jangan anggap enteng ibadah dan pelayanan ini, justru harus bersyukur kepada Tuhan. Lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok + ibadah kaum muda, di situlah kita merasakan uluran dua tangan Tuhan yang kuat dan teracung, untuk memelihara, membela kehidupan kita.
Sehebat-hebatnya motivator, tidak akan bisa membuat dirinya suci, kalau jauh dari Tuhan dan tidak mengenal Tuhan Yesus.

Dampak negatif karena dosa kenajisan...
Ratapan 1:6
(1:6)  Lenyaplah dari puteri Sion segala kemuliaannya; pemimpin-pemimpinnya bagaikan rusa yang tidak menemukan padang rumput; mereka berjalan tanpa daya di depan yang mengejarnya.

Dampak negatif yang pertama, bila diperbudak dosa kenajisan: Lenyaplah dari puteri Sion segala kemuliaannya = tidak terlihat kemuliaan pada puteri Sion/gereja Tuhan.

TANDA-TANDA KEMULIAAN LENYAP, yaitu:
1.     “Pemimpin-pemimpinnya bagaikan rusa yang tidak menemukan padang rumput.”
Artinya, pemimpin di rumah Tuhan tidak mendapatkan pembukaan rahasia firman.
Rumput penggembalaan itu harus disediakan oleh seorang gembala atas domba-domba. Tetapi kalau kemuliaannya sudah lenyap maka tandanya, pemipin-pemimpinnya bagaikan rusa tidak menemukan padang rumput, tidak mendapatkan pembukaan rahasia firman.
Kalau kita mendapatkan pembukaan rahasia firman, maka segala rahasia yang terkandung di dalam hati tersingkap, segala yang terselubung tersingkap, dosa-dosa dibongkar tuntas, supaya terlihat kemuliaan. Tetapi kalau tidak ada pembukaan rahasia firman dosa tidak bisa tersingkap dan tidak terlihat lagi kemuliaan.
Kejujuran, kepolosan, akan memancarkan kemuliaan dan ketulusan hati yang akan terus memimpin orang jujur dan orang polos.
Sungai air kehidupan itu jernih bagaikan kristal, memancarkan kemuliaan tapi kalau tidak ada pembukaan rahasia firman sudah pasti tidak akan terlihat lagi kemuliaan.
2.     “Mereka berjalan tanpa daya di depan orang yang mengejarnya.”
Artinya, tidak berkuasa atas dosa yantg ditimbulkan oleh musuh abadi, seteru abadi, yaitu; daging dan Setan.
Itulah peristiwa Yehuda dibuang ke Babel selama 70 tahun lamanya. Babel adalah tempat roh jahat dan roh najis bersembunyi.
Apa yag dibenci oleh Tuhan itu juga yang harus kita benci, jangan menyukai apa yang dibenci oleh Tuhan, supaya kita jangan turut dibenci oleh Tuhan...Wahyu 18:2.
Hampir sama peristiwanya dengan bangsa Israel, sama-sama diperbudak. Tapi yang satu diperbudak oleh dosa kejahatan/kenajisan dan yang satu diperbudak dosa karena pengaruh dunia (Mesir).

Dampak negatif yang kedua.
Ratapan 1:11
(1:11)  Berkeluh kesah seluruh penduduknya, sedang mereka mencari roti; harta benda mereka berikan ganti makanan, untuk menyambung hidupnya. "Lihatlah, ya TUHAN, pandanglah, betapa hina aku ini!

Untuk mencari roti; “Harta benda mereka berikan gantikan dengan makanan. Jadi mereka harus mengorbankan harta benda mereka hanya untuk roti dan makanan mereka = mereka lebih mengorbankan ibadah dan pelayanan hanya untuk sesuap nasi.
Mereka mengorbankan karunia-karunia Roh Kudus, yang sangat berharga, buah-buah Roh Kudus, itulah harta kekayaan di dalam Tuhan.
Pendeknya, mengorbankan ibadah, pelayanan, nyawanya, hanya demi sesuap nasi untuk menyambung hidup -> orang-orang yang hina, segambar dan serupa dengan debu tanah.

2 Korintus 4:7-10
(4:7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.
(4:8 Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;
(4:9) kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.
(4:10) Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.

Harta di dalam bejana tanah liat, berarti membawa kematian Yesus di dalam tubuh kita, sehingga memperoleh kekuatan yang berlimpah-limpah, dengan bukti; “Ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.”
Manusia itu seperti bejana tanah liat, rapuh, seperti vas bunga di tangan dan begitu lepas maka hancur berkeping-keping, itulah keadaan manusia. Tapi kalau kita memiliki harta yang berasal dari Allah, kita memiliki kekuatan yang berlimpah-limpah.
Selain harta rohani dan jabatan dikorbankan, termasuk salib dikorbankan (padahal salib adalah harta dalam bejana tanah liat), mulai andalkan manusia, mulai andalkan kekuatannya, hanya untuk sesuap nasi.

Apa kelebihan Pengajaran Mempelai dari pengajaran yang lain? Yaitu; salib ditegakkan.
Tetapi jangan berkecil hati, saat tiada jalan Tuhan buka jalan kalau kita mau mengikuti jalan Tuhan.

Jalan keluarnya.
Ratapan 1:7-8
(1:7) Terkenanglah Yerusalem, pada hari-hari sengsara dan penderitaannya, akan segala harta benda yang dimilikinya dahulu kala; tatkala penduduknya jatuh ke tangan lawan, dan tak ada penolong baginya, para lawan memandangnya, dan tertawa karena keruntuhannya.
(1:8) Yerusalem sangat berdosa, sehingga najis adanya; semua yang dahulu menghormatinya, sekarang menghinanya, karena melihat telanjangnya; dan dia sendiri berkeluh kesah, dan memalingkan mukanya.

Terkenanglah Yerusalem pada hari-hari sengsara dan penderitaannya,  ia menyadari diri akan segala harta benda yang dia miliki dahulu kala, jatuh ke tangan lawan.
Malam ini kita menyadari diri atas segala kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi, sampai kita kehilangan harta rohani. Menyadari diri berarti, mengakui kesalahan- kesalahan kita.

1 Yohanes 1:8-10
(1:8) Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
(1:9) Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
(1:10) Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.

Kalau kita mengaku dosa maka Dia adalah setia dan adil. Maka Dia mengampuni segala dosa kita, bahkan menyucikan kita dari segala kejahatan dan kenajisan oleh darah Yesus Kristus. Tetapi sebaliknya, kalau seseorang  tidak mau mengakui dosa maka dia menjadikan Yesus pendusta dan firman Allah tidak ada pada diri orang tersebut.
Kemudian, jika kita tidak mengaku dosa, berarti kita menipu diri sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita, persamaannya; membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Tetapi kalau kita sungguh-sungguh mengakui segala dosa kejahatan dan kenajisan, Ia akan mengampuni kita, tidak hanya mengampuni kita bahkan juga menyucikan kita dari dosa kejahatan dan kenajisan oleh darah Anak Domba, supaya dijadikan alat kemuliaan, menjadi raja-raja, imam-imam, dan memerintah sebagai raja di bumi.

Ayo jangan lagi buat dirimu serendah dan sehina itu, supaya jangan menjadi tertawaan dari pada musuhmu. Semua seteru-seterunya menertawakan Yerusalem pada saat ia jatuh dalam kenajisan, dan sangat hina.
Apa yang membuat kita mulia? Yaitu, kesucian oleh darah Yesus Kristus.
Sebab orang yang mengakui dosa, dia akan disucikan oleh darah Yesus dan firman-Nya akan menyucikan hati nurani, membuat kita jujur, polos, tampil apa adanya, transparan dan nyatalah kemuliaan.

Di dalam kitab Ratapan, Yehuda tidak berpikir panjang, menganggap enteng, kenikmatan sesaat, tetapi merusak masa depan.
Kalau pernah pacaran itu beresiko tinggi, sehingga jika tidak lanjut ke jenjang pernikahan, dikemudian hari dosa itu  akan mengejar lagi, apalagi dalam pertemuan reuni.

Mazmur 30:6
(30:6) Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.

Lihatlah Tuhan Yesus sungguh luar biasa, sebab  Sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Dia murah hati.”
Syaratnya; kalau kita mau mengakui dosa.

“Sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.Kalau kita mau mengakui dosa.

Mungkin karena dosa kejahatan dan kenajisan, kita menangis sepanjang malam, tapi menjelang fajar menyingsing, ada sorak-sorai kemenangan. Syaratnya asal kita mengakui dosa kita.

Yesaya 54:4
(54:4 )Janganlah takut, sebab engkau tidak akan mendapat malu, dan janganlah merasa malu, sebab engkau tidak akan tersipu-sipu. Sebab engkau akan melupakan malu keremajaanmu, dan tidak akan mengingat lagi aib kejandaanmu.

Kalau kita mengakui dosa, Tuhan memberi suatu keyakinan bagi kita dengan pernyataan-Nya, yaitu: “Janganlah merasa malu, sebab engkau tidak akan tersipu-sipu. Sebab engkau akan melupakan malu keremajaanmu dan tidak akan mengingat lagi aib kejandaanmu.”
Pendeknya, tidak mengingat dosa lalu masa lalu, antara lain:
-         Akan melupakan malu keremajaan -> kesalahan karena belum dewasa = tidak mengasihi Tuhan.
-         Aib kejandaan -> tidak menempatkan Kristus sebagai Kepala.

Yesaya 54:5-6
(54:5) Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.
(54:6) Sebab seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati TUHAN memanggil engkau kembali; masakan isteri dari masa muda akan tetap ditolak? firman Allahmu.

Pendeknya, Tuhan tetap ingat kita dan tetap memanggil kita, ketika kita jauh dari Dia, Tuhan tak pernah melupakan kita. Sebagai gambarannya; diikat seperti hubungan suami isteri.
Jangan pernah mengatakan bahwa Tuhan meninggalkan kita, tetapi sesungguhnya kitalah yang meninggalkan Tuhan, karena dosa kejahatan dan dosa kenajisan.

Yesaya 54:7-8
(54:7) Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali.
(54:8) Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu.

Hanya sesaat lamanya Tuhan meninggalkan Israel dan Yehuda, namun akhirnya saat mereka mengakui dosa, Tuhan memanggil mereka kembali, dan itu semua oleh karena, yaitu:
1.     Kasih sayang Tuhan yang besar yaitu: berkat-berkat pemeliharaan Tuhan yang bersifat lahiriah/pemberian Tuhan.
2.     Kasih setia Tuhan, itulah pengampunan tanpa batas, disertai kemurahan hati Tuhan.
Kalau akhirnya kita berada di dalam Tuhan, itu karena kasih sayang dan kasih setia Tuhan.

Yesaya 62:1
(62:1) Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh.

Jadi Tuhan tidak akan berdiam diri dan tidak akan tinggal tenang sebelum Sion dan Yerusalem dipulihkan oleh Tuhan, tidak hanya dipulihkan tetapi juga sebelum kebenarannya bersifat seperti cahaya dan keselamatannya menyala seperti suluh.
Sampai hari ini Tuhan tidak terlelap dan Tuhan tidak tidur, Dia selalu bekerja sampai sekarang menolong saya dan saudara. Tuhan rindu supaya kita menjadi terang dan bercahaya untuk menyinari segala kegelapan dosa. Inilah wujud dari kasih sayang dan kasih setia Tuhan kepada Yerusalem, Yehuda dan Israel.

Yesaya 62: 2-3
(62:2) Maka bangsa-bangsa akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh TUHAN sendiri.
(62:3) Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan TUHAN dan serban kerajaan di tangan Allahmu.

Setelah Sion dipulihkan maka dua hal yang terjadi, yaitu:
1.     “Bangsa-bangsa akan melihat kebenaran.”
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, terkena pada Ruangan suci, di dalamnya terdapat tiga macam alat -> ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
2.     “Semua raja-raja akan melihat kemuliaan-nya.”
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena pada Ruangan Maha Suci. Di dalam Ruangan Maha Suci terdapat satu alat yang paling utama, yaitu: tabut perjanjian -> takhta Allah, hadirat Allah.
Kalau Allah bertakhta, berhadirat, di situ akan nyata kemuliaan-Nya. Sama seperti peti perjanjian dengan tutup pendamaian dan dua kerub di atasnya. Di antara dua kerub itu akan terlihat shekina glory (cahaya kemuliaan Allah). Jadi kemuliaan itu akan terlihat saat persekutuan kita dengan Tuhan sangat intim.
Prakteknya, melayani Tuhan, seperti orang-orang yang memikul tabut perjanjian.
Kesimpulannya:
Tekun dalam tiga macam ibadah pokok (beribadah) = kebenaran.
Melayani Tuhan (memikul tabut perjanjian) -> kemuliaan Allah.

Yesaya 62:4
(62:4)  Engkau tidak akan disebut lagi "yang ditinggalkan suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan dinamai "yang berkenan kepada-Ku" dan negerimu "yang bersuami", sebab TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami.

Kalau Tuhan memulihkan Yerusalem (Yehuda) dan Israel, maka akan diberi nama baru, yaitu:
1.     Yang berkenan = menjadi alat pendamaian.
Allah berkenan kepada Anak, itu sebabnya Anak menjadi alat pendamaian...Kolose 3:19-20.
2.     Yang bersuami. Menempatkan Kristus sebagai Kepala = tunduk dan taat.

Yesaya 62:5
(62:5) Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.

Pada ayat 5, Allah yang menjadikan kita, Dia akan menjadi Suami dan yang bergirang hati melihat keadaan kita.

Waktu Israel dan Yehuda ditinggalkan untuk sesaat lamanya, Yesus sudah tanggung di atas kayu salib. Dari jam 12 siang, sampai dengan jam  3 sore terjadi kegelapan, lalu Yesus berseru; "Eloi, Eloi, lama sabakhtani? , yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau  meninggalkan Aku?
Jadi untuk sesaat lamanya Dia ditinggalkan di atas kayu salib, berarti Yesus merasakan apa yang kita rasakan.

Yesaya 49:14-15
(49:14) Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku."
(49:15) Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.

Tuhan tidak pernah melupakan kita, sebab di atas kayu salib, Dia merasakan apa yang kita rasakan. Saat dalam penderitaan, kita sering berkata; Tuhan meninggalkanku dan melupakanku. Sesungguhnya, Tuhan tidak meninggalkan, dan melupakan kita.
Kalau saja ada seorang ibu bisa melupakan anaknya, tetapi Tuhan tidak pernah melupakan kita. Sampai hari ini kita masih diberi nafas hidup, diberi umur panjang, kita dapat beribadah dan melayani Tuhan, dilengkapi dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan.

Yesaya 49:16
(49:16) Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.

Justru Tuhan menyatakan dua hal, yaitu:
1.      Dia telah melukiskan kita di telapak tangan-Nya. Jadi gambaran dan wujud kita ada di kedua telapak tangan Tuhan yang terpaku.
Pada tangan kanan Tuhan ada umur panjang, dan tangan kiri Tuhan ada kekayaan dan kehormatan, sudah dilukiskan, asal kita berada dalam genggaman tangan Tuhan, menerima tangan Tuhan yang sudah terpaku -> ibadah dan pelayanan.
2.      Tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku.
Artinya, orang yang percaya kepada Tuhan menjadi biji mata Tuhan.
Berarti, dilindungi, dibela, dan dipelihara oleh Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang