KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Tuesday, January 31, 2017

IBADAH RAYA MINGGU, 22 JANUARI 2017



IBADAH RAYA MINGGU, 22 JANUARI 2017
WAHYU PASAL enam”
(Seri 8)

Subtema :  DAMAI SEJAHTERA DIAMBIL DARI ATAS BUMI.

Shalom saudaraku.
Salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita kembali dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.

Kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 6: 4.
Wahyu 6: 3-4
(6:3) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, aku mendengar makhluk yang kedua berkata: "Mari!"
(6:4) Dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar.

Mari” adalah pemberitahuan yang mengandung suatu perintah yaitu: keputusan untuk menjatuhkan hukuman, sehingga nanti lewat pembukaan meterai yang pertama sampai pembukaan meterai yang ketujuh, maka di situ kita bisa melihat penghukuman dari Anak Domba itu betapa adilnya, disertai dengan empat makhluk sebagai saksi-Nya.

Selanjutnya, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kedua, majulah seekor kuda merah padam.
Merah padam -> amarah yang sangat besar, sebagai buktinya; orang yang menungganginya dikaruniakan dua hal.

I. DIKARUNIAKAN KUASA UNTUK MENGAMBIL DAMAI SEJAHTERA DARI ATAS BUMI.
Terlebih dahulu kita melihat tentang damai sejahtera supaya nanti kita bisa melihat peristiwa ketika dikaruniakan kuasa kepada si penunggang kuda merah padam itu untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi.

Kita melihat; DAMAI SEJAHTERA.
Yohanes 14: 27
(14:27) Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.

Sebelum Yesus naik ke sorga, Ia meninggalkan damai sejahtera dan memberikan damai sejahtera kepada murid-murid.
Pendeknya; Yesus menjanjikan Roh Kudus kepada murid-murid sebagai sumber damai sejahtera.

Yohanes 14: 16-17, 26
(14:16) Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
(14:17) yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.
(14:26) tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Yohanes 16: 7-8, 13
(16:7) Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.
(16:8) Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;
(16:13) Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

Perhatikan, Roh Kudus adalah sumbernya damai sejahtera, berguna sebagai, antara lain: Penolong, menyertai, Penghibur, Pengajar, mengingatkan, menginsafkan, memimpin dalam seluruh kebenaran.
Itulah pekerjaan dari Roh Kudus, sehingga nanti memberi damai sejahtera. Jadi Roh Kudus adalah sumber damai sejahtera, sesuai dengan pernyataan Yesus kepada murid-murid sebelum naik ke sorga, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu.

Yohanes 16: 33
(16:33) Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."

Yesus menjanjikan Roh Kudus supaya murid-murid beroleh damai sejahtera dalam Dia.
Damai sejahtera semacam ini tidak datang dari dunia, namun sekalipun demikian, jangan gelisah, jangan gentar, Yesus telah menjanjikan. Dia tidak akan meninggalkan kita sebagai yatim piatu. Dia telah menjanjikan Roh Kudus dan Dia sudah memberikannya supaya tetap ada damai sejahtera, tidak perlu gelisah, tidak perlu gentar.

Roma 14: 17-18
(14:17) Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
(14:18) Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.

Berada dalam kegiatan Roh Kudus berarti melayani Tuhan dengan sistem Kerajaan Sorga, maka akan terlihat di dalamnya (1) kebenaran, (2) damai sejahtera, (3) sukacita oleh Roh Kudus.
Berbeda dengan sistemnya dunia; hanya memperhatikan soal makan minum, perkara lahiriah saja.
Oleh sebab itu, apa yang baik, yang sudah dimiliki, jangan biarkan difitnah, tetaplah ada dalam jalur perlombaan, tetaplah dalam kegiatan Roh Kudus, melayani Tuhan dengan sistem Kerajaan Sorga, jangan gunakan sistem dunia, hanya memikirkan soal makan, minum dan pakaian saja.
Sesuai motto dunia, menuntut ilmu sampai ke negeri Cina, ada juga motto dunia yang lain; gantungkanlah cita-citamu setinggi bintang di langit itu sistem dunia untuk mengejar soal makan dan minum, takut tidak makan, takut tidak minum, takut tidak punya ini dan itu.
Tetapi kalau dalam kegiatan Roh Kudus, melayani dengan sistem Kerajaan Sorga, di situ ada kebenaran, di situ ada damai sejahtera, di situ ada sukacita. Oleh sebab itu, apa yang baik, yang kita miliki, jangan biarkan difitnah. Tetap ada di dalam kegiatan Roh Kudus, tetap melayani Tuhan dengan sistem Kerajaan Sorga.

Roma 14: 19
(14:19) Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun.

“... marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera ...”, artinya; ada dalam kegiatan Roh Kudus atau melayani Tuhan dengan sistem kerajaan Sorga.
Tujuannya: berguna untuk saling membangun.
Jadi, kalau kita semua ada dalam kegiatan Roh Kudus ini, melayani Tuhan dengan sistem Kerajaan Sorga, bukan dengan sistem dunia, tujuannya untuk saling membangun satu dengan yang lain. Kalau satu dengan yang lain saling membangun, maka terciptalah damai sejahtera itu.
Yang masih muda tetap setia, ikuti saja, nanti lama-lama mengerti firman Allah.

Tetapi sayangnya, di atas tadi kita sudah melihat, kepada si penunggang kuda merah padam itu dikaruniakan untuk mengambil damai sejahtera dari atas muka bumi (Wahyu 6: 4).

Sebagai gambarannya;
Daniel 9: 7
(9:7) Ya Tuhan, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yehuda, penduduk kota Yerusalem dan segenap orang Israel, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri kemana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad terhadap Engkau.

Pada pertengahan tujuh masa (3,5 tahun), korban sehari-hari akan dihentikan.
Korban sehari-hari menunjuk kepada dua hal, yaitu;
1.     Korban sembelihan = ibadah dan pelayanan.
2.     Korban santapan = firman Allah sebagai makanan rohani.
Kedua hal ini, suatu kali kelak nanti akan diberhentikan.

Pendeknya, kalau korban sehari-hari dihentikan, maka damai sejahtera diambil dari bumi ini.
Karena kalau kita tadi berada dalam kegiatan Roh Kudus, melayani dengan sistem Kerajaan Sorga, saling membangun supaya tercipta damai sejahtera, tetapi kalau korban sehari-hari itu telah dihentikan, tidak ada lagi ibadah dan pelayanan, tidak ada lagi kebenaran yang harus kita nikmati (korban santapan) sehari-hari, maka damai sejahtera di bumi ini tidak terlihat lagi.
Jadi, perhatikanlah firman ini, tidak selamanya kita dapat mengadakan perhimpunan seperti pada malam ini. Jadi selagi ada kesempatan bagi kita untuk menjalankan tiga macam ibadah pokok + kaum muda dan ibadah yang lain, manfaatkan, itu panjang sabarnya Tuhan.
Tidak ada pelayanan, tidak ada lagi saling membangun antara satu dengan yang lain, berarti tidak ada lagi damai sejahtera. Jadi jangan terpaku dengan motto dunia; mengejar mimpi ke negeri Cina, menggantungkan cita-cita setinggi bintang di langit. Itu adalah pemikiran orang dunia, yang benar carilah dahulu Kerajaan Sorga dan kebenarannya, semuanya ditambahkan, nanti yang lain akan mengikuti.
Berbeda dengan sistem dunia; berusaha mengandalkan manusia dan kekuatannya. Saudaraku, seseorang jadi rentenir bisa, jadi koruptor pun bisa. Tetapi resiko tanggung sendiri. Bukan dihalangi jadi rentenir. Apapun pekerjaannya, silahkan, untuk menjadi kaya, tetapi resikonya, tanggung sendiri.

Korban sehari-hari dihentikan, maka tidak ada lagi ibadah pelayanan, tidak ada kebenaran sebagai makanan rohani, maka otomatis tidak saling membangun, tidak ada lagi damai sejahtera.
Itulah gambaran saat orang yang menunggangi kuda merah padam itu dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi.

Akibat menghentikan korban sehari-hari (damai sejahtera diambil di atas bumi):Penduduk bumi saling membunuh” (Wahyu 6: 4).
Bukan hanya saling menyakiti, tetapi juga saling membunuh. Ini harus dipahami, harus diketahui. Situasi sekarang ini seperti masih aman-aman, belum ada apa-apa, tetapi kelak nanti akibat dari korban sehari-hari dihentikan; penduduk bumi saling membunuh, bukan hanya saling menyakiti. Sekarang tanda-tanda itu sudah terlihat dengan jelas, pencuri, penodong dan perampok tidak segan-segan membunuh korbannya.

Matius 24: 6-7
(24:6) Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya.
(24:7) Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.

Kalimat: “Bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan”, berarti penduduk bumi saling membunuh, saling membinasakan, bukan lagi saling membangun, bukan lagi saling memperhatikan satu dengan yang lain.
Jadi keadaan bumi bukan semakin baik suatu kali kelak, nanti semakin hancur, maka kalau ada hamba Tuhan berkata: “Mari kita mendoakan negeri ini, bumi ini, supaya ada damai sejahtera.” Saya bilang: “Tidak akan ada damai sejahtera lagi.” Supaya firman Allah tergenapi.
Dunia ini bukan semakin baik, tetapi semakin menuju kepada kehancurannya, sebab suatu kali nanti damai sejahtera akan diambil dari atas muka bumi ini, oleh si penunggang kuda merah padam itu.

Dalam kesempatan Ibadah Kaum Muda sudah saya sampaikan; kita butuh nabi besar, kita butuh pembukaan rahasia yang besar, hamba Tuhan yang berjiwa besar. Untuk memberitahukan segala sesuatu yang akan terjadi.
Jadi, saya ulangi; bangsa akan bangkit melawan bangsa, kerajaan melawan kerajaan, berarti saling membunuh, saling membinasakan, tetapi di atas tadi Yesus mengatakan: jangan gelisah, jangan gentar, tidak usah takut walaupun harus mengalami aniaya.

Matius 24: 7
(24:7) Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.
Pada saat damai sejahtera diambil dari atas bumi ini, ditandai dengan dua hal:
1.     Kelaparan.
2.     Gempa bumi.

Keterangan: KELAPARAN.
Amos 8: 11
(8:11) "Sesungguhnya, waktu akan datang," demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan mendengarkan firman TUHAN.

Suatu kali nanti, akan terjadi kelaparan yang hebat, tetapi bukan kelaparan karena makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan lapar haus mendengarkan firman Tuhan.
Suatu kali nanti Tuhan akan mengirimkan hal ini ke atas bumi.

Amos 8: 12
(8:12) Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman TUHAN, tetapi tidak mendapatnya.

Pada saat kelaparan itu terjadi, mereka (penduduk bumi) bertindak dengan dua tindakan:
YANG PERTAMA: “Mengembara dari laut ke laut.”
Ini adalah suatu tindakan yang keliru. Saya punya alasan bahwa ini adalah tindakan yang keliru.

Mari segera kita memperhatikan...
Wahyu 13: 1-2
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
(13:2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.

Binatang yang keluar dari dalam laut -> antikris.
Naga merah padam itu memberikan kepadanya kekuatannya, takhtanya, kekuasaannya yang besar, maka otomatis binatang yang keluar dari dalam laut itu memiliki kekuatan, memiliki kuasa yang sama yang dimiliki oleh naga merah padam itu, sehingga nanti apa yang diperbuat oleh Tuhan, itu bisa mereka kerjakan juga.
Sebagaimana halnya waktu Musa diutus untuk membebaskan bangsa Israel, Musa mengadakan demonstrasi; tongkat dilemparkan berubah menjadi ular, tetapi ahli nujum atau tukang sihir di Mesir juga melakukan hal yang sama, melempar tongkat berubah menjadi ular, karena kepada binatang yang keluar dari dalam laut itu telah diberikan kekuatan, takhta, kuasa dari ular naga merah padam tua.

Sebagai buktinya...
Wahyu 13: 3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.

Satu dari tujuh kepalanya seperti kena luka, dan lukanya itu sangat mengancam nyawanya, tetapi luka yang membahayakan itu sembuh, lalu seluruh dunia heran dan mengikuti binatang yang keluar dari dalam laut itu.
Inilah mujizat yang terjadi, yang dikerjakan oleh binatang yang keluar dari dalam laut.
Luka yang membahayakan nyawa dapat sembuh, tentu seluruh bumi heran, lalu mengikuti dia/binatang itu.
Kalau kita mengikuti hamba Tuhan karena mujizat yang dibuatnya, ini adalah pengikutan yang keliru.
Antikris sanggup mengadakan mujizat, nabi palsu juga sanggup mengadakan mujizat. Jadi, tidak usah heran.
Kalau kita mengikuti seorang nabi atau seorang hamba Tuhan karena mujizat, maka saudara keliru. Saya anjurkan saudara lebih baik ikuti dukun saja. Dukun bisa menyembuhkan orang, dukun kuasanya dari naga merah padam itu juga. Tidak usah ikuti Tuhan, ikut dukun saja, kalau memang kita mengikuti Tuhan hanya menghendaki mujizat/tanda-tanda semata.
Itu sebabnya tadi saya katakan; penduduk bumi keliru mengikuti binatang yang keluar dari dalam laut hanya karena mujizat yang sedang terjadi tadi.

Lalu kita lihat ayat 4-6 ...
Wahyu 13: 4
(13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"

Pengikut-pengikuti antikris menjadi sombong, mereka menyembah naga itu, mereka menyembah binatang yang keluar dari dalam laut itu, dan mereka menjadi sombong, dilihat dari perkataannya.

Wahyu 13: 5-6
(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.
(13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.

Kalau akhirnya pengikut binatang (yang keluar dari dalam laut) itu berlaku sombong, itu karena binatang yang keluar dari dalam laut itu juga berlaku sombong, sebab kepadanya diberikan mulut yang penuh kesombongan.
Jadi, tergantung siapa yang menjadi pemimpin kita. Kalau Tuhan Yesus yang menjadi pemimpin kita, maka otomatis kita harus memikul salib (rendah hati dan lemah lembut).
Kalau seorang hamba Tuhan, seorang gembala sidang rendah hati, maka otomatis sidang jemaatnya akan rendah hati. Kalau gembalanya mempertahankan kesucian, lepas dari kenajisan, kejahatan, maka secara otomatis, jemaat juga akan lepas dari kenajisan dan kejahatan.
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, kalau jauh, ini dipertanyakan.

Itulah sedikit tentang mengembara dari laut ke laut, sebagai suatu kekeliruan. Karena mereka dalam keadaan lapar, akhirnya mengembara, tetapi mengembara dari laut ke laut, jadi salah. Pengembaraan yang salah.

Pada saat kelaparan itu terjadi, mereka (penduduk bumi) bertindak dengan dua tindakan:
YANG KEDUA: “Menjelajah dari utara ke timur.”
Kalau kita bandingkan dengan pembangunan Tabernakel atau pembangunan tubuh Kristus, itu di mulai dari Timur sampai ke Barat. Berarti, menjelajah dari Utara ke Timur juga suatu kekeliruan, kalau kita bandingkan dengan pembangunan Tabernakel (pembangunan tubuh Kristus).
Dari Timur sampai ke Barat, persamaannya dari PINTU GERBANG sampai RUANGAN MAHA SUCI.
Pintu gerbang, artinya; percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat.

Selanjutnya, berada di HALAMAN, dengan dua alat di dalamnya;
1.    Mezbah Korban Bakaran-> pertobatan.
Mezbah korban bakaran berbicara tentang salib. Yang menjadi korbannya (yang dipersembahkan di atasnya), itulah pribadi Yesus Kristus.
2.     Kolam Pembasuhan Tembaga -> kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Baptisan air itu berbicara tentang kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Yesus Kristus  telah mati di atas kayu salib, tiga hari kemudian Dia bangkit.
Kuasa kematian Yesus Kristus: mengubur hidup lama. Kuasa kebangkitan Yesus Kristus: hidup dalam hidup yang baru.
Selanjutnya melewati PINTU KEMAH untuk berada di RUANGAN SUCI, TEMPAT KUDUS.
Pintu kemah -> baptisan Roh Kudus atau dipercayakan karunia-karunia Roh Kudus.
Di dalam Ruangan Suci terdapat tiga macam alat;
1.     Meja Roti Sajian -> ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci = domba-domba menikmati firman penggembalaan.
2.     Pelita Emas -> ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian, berarti; dipercayakan karunia-karunia Roh Kudus. Kita melayani sesuai dengan karunia-karunia Roh Kudus, ada karunia membaca, ada karunia pemimpin pujian, ada karunia untuk menjadi singer, ada karunia untuk infokus, karunia multimedia, dan lain sebagainya, itu semua karunia-karunia yang dikerjakan oleh Roh Kudus, itu kegunaan dari Ibadah Raya Minggu, maka jangan tinggalkan Ibadah Raya Minggu.
3.     Mezbah Dupa -> ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Kegunaannya: domba-domba bernafas. Doa Penyembahan adalah nafas hidup (kita diberi nafas hidup).
Kemudian, setelah itu, meningkat lagi, harus melewati TABIR BAIT SUCI atau yang disebut juga TIRAI.
Ini berbicara tentang perobekan daging, penyaliban terhadap daging dari atas sampai ke bawah = dari kepala sampai kepada kaki terjadi perobekan daging, penyaliban terhadap seluruh anggota tubuh.
Ketika Yesus disalibkan, dua tangan dan dua kaki terpaku, tidak bisa lagi berbuat apa-apa, itulah penyaliban terhadap daging, daging tidak bersuara lagi, dari atas sampai ke bawah, dari kepala sampai kaki.

Setelah melewati perobekan daging, lalu berada di RUANGAN MAHA SUCI.
Ruangan maha suci -> kesempurnaan.
Jadi setelah percaya, kemudian berada dalam kesucian, sampai akhirnya berada dalam kesempurnaan. Berada dalam Ruangan Maha Suci = berada dalam kesempurnaan.
Di dalam Ruangan Maha Suci terdapat satu alat dan yang paling utama, yaitu Tabut Perjanjian.

Tabut perjanjian terdiri dari dua bagian:
1.     Peti dari tabut perjanjian -> gereja Tuhan yang sempurna. Tabut perjanjian terbuat dari kayu penaga. Kayu penaga -> daging dengan tabiat-tabiatnya, tetapi tabut perjanjian ini sudah dilapisi dengan emas luar dan dalam. Tabiat daging dilapisi dengan tabiat Ilahi bagian luar maupun dalamnya, sehingga sederajat dengan Yesus, Mempelai Laki-Laki Sorga.
Jadi, jangan sampai di antara kita menjadi pesimis, minder, apakah mungkin saya bisa menjadi pribadi yang sempurna, jangan sampai ada pemikiran seperti itu. Tetapi juga jangan merasa diri benar, supaya senantiasa terus berjuang untuk mempertahankan kebenaran dan kesucian itu, sampai nanti sempurna, sederajat dengan Mempelai Laki-Laki Sorga.
2.     Tutup pendamaian, seutuhnya terbuat dari emas murni -> pribadi Yesus Kristus sebagai kepala gereja dan Mempelai Pria Sorga. Emas murni berbicara tentang tabiat Ilahi, tidak ada lagi tabiat daging.
Kemudian, di atas tutup pendamaian terdapat dua kerub;
-       Yang di sebelah kanan -> Allah Bapa.
-       Yang di sebelah kiri -> Allah Roh Kudus.
Jadi tutup pendamaian dengan dua kerub di atasnya, itulah Tritunggal Allah; Anak, Bapa dan Roh Kudus.

Inilah proses tentang kesempurnaan, kalau kita menggunakan pola Tabernakel. Oleh sebab itu, orang-orang yang menjelajah dari Utara ke Timur, bukan dari percaya sampai sempurna, tetapi suatu kali nanti terjadi pelencengan yang sangat besar. Tidak mengarah lagi kepada pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, karena arahnya melenceng.
Kalau dari Timur sampai ke Barat, sasarannya tepat; Kristus sebagai kepala, berarti arahnya kepada kesempurnaan mempelai perempuan.

Matius 24: 27
(24:27) Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.

Pembangunan tubuh Kristus dengan menggunakan pola Tabernakel; sangat SISTEMATIS, seperti kilat memancar dari sebelah Timur dan melontarkan cahayanya sampai ke Barat.
Firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel, sangat sistematis, dalam rangka pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, berarti dengan mudahnya kita sampai kepada Ruangan Maha Suci, bertemu dengan pribadi Yesus Kristus sebagai kepala, tubuh dengan kepala akan menyatu. Pendeknya, tidak sulit untuk sampai kepada kesempurnaan.
Tetapi kalau pembangunannya seperti orang yang mengalami lapar dan haus tadi, menjelajah dari Utara ke Timur, tidak sistimatis, setengah mati mereka menjalankan ibadah itu dan arahnya tidak mengarah kepada sasaran yang tepat, alias melenceng.

Ayo, kita ambil jalur yang sistematis. Banyak orang yang mengikuti Tuhan hanya karena mujizat, cara seperti ini tidak sistematis, hidupnya lama untuk diperbaiki atau tidak sistematis di dalam pembangunan tubuh Kristus. Tadinya sudah percaya, bertobat, melayani, eehh, jatuh dalam kenajisan lagi, mulai lagi percaya, bertobat, tidak sistimatis, karena apa? Fokus hanya soal makan minum, yaitu, perkara lahiriah, sampai pada akhirnya ditunggangi perempuan kekejian, dosa kenajisan. Diragukan untuk masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Fakta atau kuasa dari Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel tidak bisa kita bantah, tidak bisa kita tolak lagi. Kita tidak boleh lagi seperti sistemnya atau cara-cara orang dunia; dan menggantungkan harapannya kepada yang lahiriah mengejar harapan ke negeri Cina, menggantungkan cita-cita setinggi bintang di langit, tidak lagi. Tetapi yang benar adalah : cari dahulu kerajaan Sorga dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan, inilah yang benar.

Matius 24: 25-26
(24:25) Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu.
(24:26) Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya.

Kalau dikatakan “Lihat, Ia ada di padang gurun ... Lihat, Ia ada di dalam bilik ...”, berarti pembangunan tubuh hanya terjadi pada satu kelompok atau satu tempat.
Sementara tubuh itu terdiri dari banyak anggota dan berada di 4 penjuru bumi (Timur, Barat, Utara dan Selatan). Supaya terwujud pembangunan tubuh Kristus atau kesempurnaan, maka anggota tubuh yang banyak itu harus bersatu, oleh kuasa firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel.

Tetapi di sini kita melihat, mereka berkata: “Lihat, Ia ada di padang gurun”, berarti anggota tubuh terpisah-pisah, pembangunan hanya di satu tempat tertentu, itu adalah suatu kekeliruan di dalam pembangunan tubuh.
Kemudian, “Ia ada di dalam bilik”, itu semacam mujizat juga.
Jadi persis seperti orang yang kelaparan tadi, mereka kelaparan akan firman, sehingga mereka menjelajah dari Utara ke Timur, terjadi kekeliruan-kekeliruan yang disengaja atau tidak disengaja.

Sekarang pertanyaannya; APA YANG TERJADI KALAU MENJELAJAH DARI UTARA KE TIMUR?
Yesaya 14: 12-13
(14:12) "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
(14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.

Jauh di sebelah Utara, itulah takhta Iblis (kerajaan dari Setan) -> kesombongan.
Sementara, kesombongan mendahului kejatuhan ke dalam berbagai-bagai jenis dosa.
Jangan lagi berlaku sombong di hadapan Tuhan. Andalkan Tuhan dalam segala perkara, jangan andalkan ilmumu dan keahlianmu.
Dalam kesempatan kaum muda tadi malam, Firaun saja membutuhkan seorang nabi besar, dia tidak butuh keahlian, dia tidak butuh ilmu-ilmu orang Mesir karena tidak memberi jaminan, Firaun hanya butuh nabi besar (nubuatan besar)...Kejadian 41:15,8 jangan sombong lagi kesombongan mendahului kejatuhan.

Itulah takhta Iblis berada di sebelah Utara yang berbicara tentang kesombongan, berarti menjelajah dari Utara ke Timur adalah pekerjaan yang keliru. Kesombongan dari bintang timur, putra fajar, adalah: berupaya ingin mengatasi bintang-bintang Allah.
Bintang-bintang Allah -> guru-guru atau pemimpin-pemimpin di dalam rumah Tuhan.

Yesaya 14: 16-17
(14:16) Orang-orang yang melihat engkau akan memperhatikan dan mengamat-amati engkau, katanya: Inikah dia yang telah membuat bumi gemetar, dan yang telah membuat kerajaan-kerajaan bergoncang,
(14:17) yang telah membuat dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan kota-kotanya, yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah?

Kesimpulannya, ajaran Setan, adalah kesombongan, berada di sebelah Utara sampai ke Timur, akan menimbulkan tiga perkara:
1.     Membuat dunia seperti padang gurun, berarti; tandus, kering-kering, tidak menghasilkan buah, ini menunjukkan bahwa dia jauh dari Tuhan, tidak ada persekutuan dengan Tuhan, seperti ranting tidak melekat pada pokok anggur, sehingga dia tidak berbuah, artinya tidak dapat berbuat apa-apa di hadapan Tuhan. Ini yang terjadi, yang pertama, dari ajaran Setan. Minta ampun kepada Tuhan, kalau seseorang mengerti firman dan menjadi sombong sampai akhirnya tidak dapat berbuat apa-apa oleh karena kesombongan, sadarilah bahwa itu adalah kemalangan.
2.     Menghancurkan kota-kotanya, berarti tanpa ibadah dan pelayanan.
Kalau tidak ada ibadah pelayanan, berarti tidak ada lagi keramaian kota. Hati-hati. Saya juga takut hal yang seperti ini; kalau Tuhan percayakan perkara besar, kedudukan yang sangat tinggi, itu biasanya terpaan angin atau guncangannya lebih hebat, inilah yang harus saya waspadai, juga bantu doa supaya kami tetap rendah hati walaupun kita dipercayakan suatu pekerjaan besar, Tuhan percayakan pembukaan rahasia firman, tetap rendah hati, jangan sombong. Kalau imam-imam melayani Tuhan karena kepentingan pribadi, ujung-ujungnya akan terlihat egosentris, termasuk kesombongan.
Ada kalanya kita mengambil pekerjaan Tuhan, melayani Tuhan, tetapi karena kepentingan pribadi. Juga ada orang di rumah menyibukkan diri, tetapi karena kepentingan pribadi, itu kesombongan. Orang yang sombong susah mengakui kelemahannya, sampai akhirnya menghancurkan kota-kotanya, tidak terlihat lagi ibadah pelayanan yang tulus murni kepada Tuhan.
3.     Tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah, berarti; tetap terikat, tetap terbelenggu oleh dosa, tidak terlepas dari dosa itu. Itu adalah akibat kesombongan, perhatikanlah hal ini.
Akibat dari kesombongan yang ketiga; tetap terikat, terbelenggu dalam kelemahan itu, sampai dia tidak berdaya, tidak dapat pulang ke rumah.
Coba cek, coba periksa kepada diri masing-masing, mengapa tidak bisa lepas dari kelemahan itu, tetap terbelenggu? Jawabnya tentu karena kesombongan.
Berbeda dengan orang yang rendah hati, lemah lembut; mudah sekali mengakui dosanya, berarti dengan mudah terlepas dari ikatan dosa, dari hati, pikiran, perasaan, dan dari tubuh, jiwa, roh.
Perhatikan dengan sungguh-sungguh, kalau ini benar, hati-hatilah.

Kesimpulannya; dari Utara ke Timur = turun atau kerohaniannya telah merosot tajam.
Seharusnya, meningkat, kalau  menggunakan pola Tabernakel; dari Timur sampai ke Barat, berarti meningkat.
Setelah percaya, dibenarkan oleh darah Yesus, lalu mati dan bangkit = halaman, kemudian melayani Tuhan, tekun yaitu: dalam tiga macam ibadah pokok = Ruangan Suci, sampai kepada kesempurnaan = Ruangan Maha Suci.
Di mulai dari iman, harap dan puncaknya adalah kasih, itu meningkat, tetapi kalau dari Utara sampai ke Timur, itu kemerosotan rohani/menurun.
-         Iman -> daerah halaman.
-         Harap -> ruangan suci.
-         Kasih -> ruangan maha suci.

Pada saat damai sejahtera diambil dari atas bumi ini, ditandai dengan dua hal:
Keterangan: GEMPA BUMI.
Wahyu 16: 18
(16:18) Maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, dan terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi. Begitu hebatnya gempa bumi itu.

Gempa bumi yang akan terjadi adalah gempa bumi yang begitu dahsyat, seperti yang belum pernah terjadi sejak manusia ada di atas bumi, begitulah hebatnya nanti gempa bumi itu terjadi, untuk mengguncang bumi.
Maka saya sudah awali tadi; kalau kita hanya mengembara dari laut ke laut, menjelajah dari Utara ke Timur, sasarannya tidak tepat, melenceng, tidak sistimatis, tidak masuk dalam pesta nikah Anak Domba, tubuh dengan kepala tidak menyatu. Pendeknya, tidak masuk sorga.
Kalau kita beribadah hanya mengejar mujizat, tidak akan sampai kepada kesempurnaan. Sementara yang akan kita hadapi ke depan adalah gembala bumi yang dahsyat mengguncang bumi, siapa yang sanggup menghadapi gempa bumi? Biar orang kaya, atau yang tadi sudah memiliki motto di dunia, kejarlah ilmu sampai ke negeri China, dan menggantungkan cita-cita setinggi bintang di langit, sekalipun semuanya itu tercapai siapapun tidak akan bisa mengatasi gempa bumi yang dahsyat bahkan dengan uang, tidak bisa mengatasi gempa bumi yang dahsyat.
Maka kalau Tuhan percayakan Pengajaran Mempelai sedemikian rupa, itu adalah kemurahan Tuhan bagi kita, panjang sabarnya Tuhan.
Saudara harus mengakui, kita butuh seorang nabi yang besar, kita butuh pembukaan rahasia firman yang besar, berarti hamba Tuhan itu harus memiliki jiwa yang besar, tidak boleh lagi kerdil, ciut, lemah terhadap yang tidak suci.  
Miliki jiwa besar karena kita memiliki firman yang besar, sebab tidak ada yang bisa menghadapi gempa bumi yang dahsyat ini tanpa kesucian.

Wahyu 16: 19-20
(16:19) Lalu terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian dan runtuhlah kota-kota bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Maka teringatlah Allah akan Babel yang besar itu untuk memberikan kepadanya cawan yang penuh dengan anggur kegeraman murka-Nya.
(16:20) Dan semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung.

Akibat gempa bumi yang dahsyat, dua hal terjadi:
a.     “Terbelahlah kota besar itu menjadi tiga bagian”, yaitu; (1) kota dari naga, (2) kota dari antikris, (3) kota dari nabi palsu.
Kalau menjadi tiga bagian, berarti  terpecah-pecah, maka Setan dengan tritunggalnya tidak lagi menyatu, sehingga tidak ada lagi kekuatan dari tritunggal Setan.
Jadi, kalau kita mengikuti cara-cara ajaran Setan, yaitu karena kelaparan tadi menjelajah dari Utara sampai ke Timur, seperti Ahli Taurat, maka inilah bagiannya, dia tidak akan mampu menghadapi kedahsyatan dari gempa bumi yang akan terjadi nanti, dia akan terpisah dari Tuhan, seperti tiga kota dari tritunggalnya Setan, tidak ada kekuatan mereka, seperti itulah gambarannya.
Saya ulangi, tritunggalnya Setan adalah naga, antikris, nabi palsu, kalau kita mengikuti tiga ajaran ini, terpisahlah dari Tuhan, akibat yang pertama dari gempa bumi.
-       Naga -> Setan, takhtanya di sebelah Utara = kesombongan.
-       Antikris -> roh jual beli = dikuasai oleh uang/mamon.
-       Nabi-nabi palsu -> menambahkan dan mengurangkan firman Tuhan/menyesatkan.
Ketiga ajaran tersebut, hanya mengutarakan hal-hal yang lahiriah, yaitu: uang, mujizat-mujizat, namun mengecilkan salib Kristus.
b.     Terlihat beberapa hal, antara lain;
1.     Semua pulau hilang lenyap, berarti; bumi yang lama tidak terlihat lagi.
Indonesia ini terdiri dari kepulauan, ada pulau Sumatera, pulau Jawa, pulau Sulawesi, pulau Kalimantan, pulau Irian Jaya, dan pulau-pulau kecil, itulah bumi Nusantara. Namun suatu kali nanti bumi Nusantara ini akan lenyap, bersama-sama dengan orang yang tidak sungguh-sungguh mengikut Tuhan, dia akan turut lenyap.
Kalau awalnya saja tritunggal setan yang kuat bersatu, tetapi pada saat gempa bumi terjadi mereka terpecah-pecah, apalagi kita. Tuhan baik, mengantisipasi kita semua, kita bisa melihat jauh ke depan.
Ini yang kita antisipasi, tidak ada kekuatan kalau tidak mengandalkan Tuhan.
2.     Tidak ditemukan lagi gunung-gunung, berarti tidak ada lagi tempat orang beribadah untuk mencari firman Tuhan.
Gunung-gunung itu tempat kita beribadah mencari firman. Saat ini kita berada di gunung Tuhan, gunung Sion. Dari gunung Sion keluar Pengajaran Mempelai, firman Tuhan dari Yerusalem...Yesaya 2:2-3.
Kita patut bersyukur, kita diperlengkapi saat ini. Tetapi suatu saat kelak, nanti gunung-gunung akan lenyap, tidak ada lagi tempat untuk beribadah, tempat untuk mencari firman. Bagi yang sudah siap sedia oleh Pengajaran Mempelai, tidak usah takut.
Sekarang kita ada di gunung Tuhan, gunung yang tinggi, disebutlah itu gunung Sion.
Inilah kesempatan emas, tetapi bukan hanya kesempatan emas, melainkan emas disertai dengan permata, dan berlian, kesempatan ini jangan disia-siakan.

Ini baru angka romawi pertama, dikaruniakan kepada si penunggang kuda merah padam untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, minggu depan kita akan melihat dikaruniakan sebilah pedang tajam. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang