KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, February 27, 2017

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 17 FEBRUARI 2017

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 17 FEBRUARI 2017

NASIHAT FIRMAN (PESAN BAPA GEMBALA)

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Firman Allah walaupun ternyata lanjutan dari minggu yang lalu, ternyata Tuhan kembali membukakan isi hati-Nya kepada kita semua. Saya bersyukur, supaya kita semua semakin melihat perbedaan pengurapan yang ditandai dengan daging dan pengurapan yang berasal dari salib atau kuasa kesaksian.
Memang sangat kontras sekali (kontradiksi), terjadi perbandingan yang sangat luar biasa antara pengurapan Daud dengan pengurapan Saul.

Namun tetap saya harus tandaskan malam ini; kita tetap bersungguh-sungguh dalam melayani Tuhan, sungguh-sungguh dalam menyerahkan diri kepada Tuhan.
Tadi saya ditelepon oleh orang tua (mamanya Rut) dari Sumatera mengakui bahwa hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, dimana banjir telah melanda dunia yaitu dosa kenajisan. Ceritanya ada seorang ibu, menikah berkali-kali, dosa kawin mengawikan. Sudah menikah dengan orang batak, kemudian tidak cocok, beralih lagi kepada laki-laki lain. Tidak cocok lagi, dicoba lagi dengan laki-laki lain yang beragama muslim. Kemudian cerai lagi karena tidak cocok. Semua laki-laki itu memberi anak dari dia. Akhirnya lewat kuasa kesaksian dia kembali kepada Tuhan, kembali kepada Gembala yang memelihara jiwa, pelan-pelan dia digiring untuk berada di kandang penggembalaan.

Kalau saya ambil suatu kesimpulan, roh najis itu juga bisa disebabkan oleh daging. Kalau daging mencari kepuasan, di dalam dunia tidak akan memberi kepuasan seperti perempuan Samaria.
Yesus berkata kepada perempuan Samaria: engkau akan haus kembali kalau minum dari sumur ini, tetapi kalau kau minum dari air yang Ku berikan, engkau tidak akan haus lagi, bahkan air itu akan memancar dalam hatimu sampai kepada kehidupan yang kekal. Setelah mendengar hal itu, ada gelora/kerinduan yang meluap untuk memperoleh air kehidupan. Setelah dia peroleh air kehidupan itu, barulah di situ dia mengakui, dan nyata bahwa Yesus adalah seorang nabi, yang berkuasa menyelidiki segala sesuatu yang terkandung di dalam hati, mengoreksi, memperbaiki nikah yang hancur, sampai akhirnya menjadi kesaksian. Dari satu orang Samaria/dari nikah yang hancur yang sudah diperbaiki menjadi kesaksian bagi seluruh orang Samaria.
Nikah yang hancur diperbaiki tandanya; dia meninggalkan tempayan yang lama, hidup yang lama. Tempayan atau buli-buli atau yang disebut dengan bejanan tanah liat, itu gambaran dari kehidupan manusia daging yang begitu lemah, rapuh. Ketika bejana ada di tangan dia aman, namun kalau bejana itu terlepas dan terjatuh, dia akan hancur berkeping-keping, seperti itulah manusia daging, tidak punya daya, tidak punya kekuatan untuk menghadapi situasi apapun adanya, terbatas. Tetapi kalau Tuhan sudah menolong kita lewat air kehidupan yang senantiasa mengoreksi seluruh sendi-sendi kehidupan kita, memperbaharui, memperbaiki hidup, ibadah pelayanan, nikah jasmani, nikah rohani diperbaiki, tidak ada yang mustahil, kita menjadi kesaksian, menjadi contoh teladan, seperti dua puluh empat tua-tua yang didewasakan oleh 12 ketul roti pertunjukkan yang dibagi 2 tumpukan, masing-masing 6 ketul roti, itulah firman Allah dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, didewasakan lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci sampai menjadi tua-tua, menjadi kesaksian, menjadi contoh teladan. Yang berhak menghakimi dosa adalah 24 tua-tua.

24 tua-tua, itulah 12 rasul hujan awal dan 12 rasul hujan akhir, dan mereka akan duduk di atas takhta itu untuk menghakimi 12 suku Israel.
Jadi, kehidupan rohani yang sudah didewasakan oleh firman Allah, lewat ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci; berkuasa atau sanggup menghakimi dosa. Maka penting sekali kita untuk mengikuti Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci untuk mendewasakan rohani kita sampai akhirya menjadi tua-tua.
Tua-tua, berarti dewasa rohani, duduk di atas takhtanya. Tugasnya; menghakimi dosa, baik dosa yang ditimbulkan oleh:
-       Dunia dengan arusnya. Dunia ini mempunyai arus, mempunyai pengaruh yang sangat kuat sampai membuat pikiran menjadi tumpul, tidak mampu berpikir secara rohani lagi.
-       Juga baik dosa yang dipengaruhi oleh roh jahat dan roh najis (Iblis/Setan).
-       Baik juga dosa yang ditimbulkan oleh daging dengan segala hawa nafsunya.

Tentu kita bersyukur, pemberitaan firman tentang kefasikan-kefasikan Saul, kita sudah melihat kefasikan yang pertama, kedua, ketiga A dan B, keempat A B C D, dan kefasikan yang kelima, yaitu dosa bertenung. Kita tentu bersyukur sekali. Saya berharap sebagai seorang gembala; kefasikan Saul yang ditunjukkan oleh Tuhan menjadi pelajaran yang indah, supaya kita semua terlepas dari kefasikan-kefasikan Saul. Jangan sampai kita ditolak oleh karena dosa kefasikan. Sampai matinya Samuel, tidak pernah melihat Saul. Dia tidak lagi bersama dengan firman para nabi yang menyelidiki seluruh, segala sesuatu yang terkandung dalam hati.

Lalu apa artinya kita beribadah tanpa koreksi terhadap dosa yang terselubung? Apa artinya kita hidup tanpa firman yang mengoreksi kehidupan kita?
1000 kali kita berkorban dan 1000 kali kita menunjukkan bahwa kita adalah orang yang betul-betul mengerti Pengajaran Mempelai, tetapi kalau tidak hidup di dalam-Nya, semua itu menjadi tidak berarti.
Maka Daud dengan pengakuannya; lebih baik satu kali di pelataran Bait Allah dari pada beribu-ribu kali di tempat yang lain. Beribu-ribu kali kita menunjukkan pengorbanan, tetapi kalau kita tidak menjadi rumah Tuhan yang disucikan oleh firman Tuhan, tidak ada artinya.
Tinggallah di dalam rumah Tuhan. Ijinkan tiga alat, atau tiga perabotan yang ada di dalam ruangan suci itu menguasai seluruh kehidupan kita masing-masing, pribadi lepas pribadi sebagai tri tunggalnya Allah.

Saya bersyukur kepada Tuhan karena berada dalam terang/ibadah dan pelayanan. Sebelum dipanggil, betul-betul berada dalam kegelapan dosa, penuh dengan kejahatan, kenajisan, pendeknya begitu hina.
Hina, maka diikuti dengan sikap yang murahan, urakan, tidak tahu etika, tidak tahu sopan santun, tidak bisa menghormati orang tua, tidak takut Tuhan, tidak benci kejahatan, hidup menurut kedagingan, penuh dengan kefasikan, tetapi darah Salib Kristus, menebus saya dari perbuatan yang sia-sia, yang diwariskan dari nenek moyang (dosa turunan), disucikan oleh darah salib. Setelah itu, berada dalam terang yang ajaib -> umat pilihan, bangsa yang kudus, melayani Tuhan, memberitakan perbuatan yang besar dari Dia. Dengan dua tangan yang kuat, membawa bangsa Israel dekat kepada Allah bukan karena berhala tetapi oleh karena dua tangan belas kasih Tuhan. Dua tangan menggendong kita sekarang, atau berada dalam dekapan kasih sayang, kasih setia Tuhan. Kita merasakan kehangatan dan kemurahan hati Tuhan saat ini lewat pembukaan rahasia firman.

Saya kira, siapapun kita malam ini, merasakan hal yang sama. Sehingga tidak ada kata-kata bahwa saya menyesal digembalakan oleh Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel dalam kandang penggembalaan GPT BETANIA, tidak ada kata-kata seperti itu. Sampai akhirnya karena kita sudah memperoleh pengertian yang benar, memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah. Kita tinggalkan semua yang di belakang. Apa yang dahulu kita banggakan, apa yang dulu kita rasakan sebagai kebanggan, termasuk keahlian dan semua ilmu yang kita miliki, termasuk segala kekuatan/kemampuan yang kita miliki di masa yang lalu, sekarang kita anggap semua itu menjadi sampah, tidak berarti, Yesus Kristus jauh lebih berarti dari semua bagi kehidupan kita masing-masing.

Seiring kita telah menerima kemurahan Tuhan dalam hal yang rohani, sesungguhnya kita menantikan penyataan-penyataan yang hebat lewat ibadah pelayanan ini, seiring itu juga Tuhan memberkati kita dengan berkat-berkat yang lahiriah. Tuhan pelihara, Tuhan lindungi, Tuhan bela kehidupan kita hingga sampai pada saat malam hari ini. Pendeknya; Tuhan angkat kita di tempat yang tinggi. Begitu  mulianya Tuhan angkat kehidupan kita masing-masing, tentu lewat proses yang sudah kita lewati, step by step, sampai pada tahap dimana Tuhan menempatkan kita di tempat yang tinggi. Semua karena kemurahan Tuhan.

Saudaraku, tadi pagi saya ditelepon juga oleh bapa pendeta Natan Sore, direktur sekolah Alkitab di GPT Saron Makassar/Sulawesi selatan. Beliau meminta secara khusus supaya saya mengajar sekolah Alkitab di sana, bulan 6 akan dibuka kembali angkatan yang ke 23. Saya diminta untuk mengajar kitab Kolose. Siapa kita ini?
Dulu ada kerinduan untuk mengajar, tetapi saya tidak memaksakan kehendak sendiri. Sekarang saya berdiam, justru Tuhan mempercayakan. Tuhan mempercayakan kepada seorang hamba Tuhan yang dapat dipercaya. Pendeknya pelayanan hanya karena kemurahan.

Saya tidak pernah secara khusus menentukan siapa yang mau melayani sebagai pemimpin pujian, pembaca firman, singer, kolekten, pemain musik, guru sekolah minggu, infokus. Secara khusus tidak, walaupun saya punya pengertian tentang kebenaran. Tetapi saudara melihat sendiri, saudara berada di tempat itu dan dipercayakan untuk mengerjakan itu sesuai dengan karunia yang kita peroleh dari Tuhan. Siapa menyangka kalau akhirnya kita bisa menerbitkan majalah? Saya tidak pernah suruh si Maria, dan sekarang yang mengetik si Rut, saya tidak pernah suruh dia mengetik. Mereka tidak pernah kursus tetapi bisa karena Tuhan yang karuniakan. Baik yang pimpin pujian, baik yang main musik, dipercayakan suatu pelayanan dan melayani sesuai dengan karunia-karunia yang dipercaya Tuhan.

Kevin dahulu begitu bodohnya, begitu liciknya, seperti saya begitu najisnya dulu, lalu Tuhan tolong, diangkat menjadi pemimpin pujian, terkadang pemain musik, tetapi dia tidak menghargai kemurahan Tuhan, dan akhirnya Tuhan yang turunkan, bukan saya. Karena keteledoran di masa lalu.
Tuhan sudah mengangkat Debora untuk multimedia tetapi rupanya dia tidak mau terima didikan. Mana ada anak yang tidak menerima ganjaran, semua anak harus menerima ganjaran, supaya diakui anak dan yang dikasihi. Dia turun, dia sendiri yang meminta.
Juga yang lain, Roma sekarang dipercayakan untuk multimedia, semoga bertahan terus. Yang membaca Alkitab pertahankan karunia-karunia dan jabatan yang Tuhan percayakan. Sekali waktu Tuhan bisa ambil.
Yohanes pernah berkata: dari batu-batu ini Tuhan bisa jadikan keturunan  Abraham, yang menjadi anak-anak Allah, Tuhan bisa jadikan kalau sudah tidak ada lagi yang dianggap layak untuk pekerjaan-Nya.
Juga si Lidia sudah mendapat kemurahan, tetapi dosa kesombongan, keangkuhan, kekerasan hati, akhirnya ditunggangi kenajisan, membuat dia turun. Juga pekerjaan yang dia dapat lepas begitu saja karena keangkuhan.
Saudarku, kesalahan bisa terjadi karena setiap orang pasti berbuat salah, setiap orang punya masa lalu. Namun kalau sudah Tuhan tebus dengan darah-Nya, jangan berkubang lagi di tempat yang sama.
Maria dulu pernah mengalami kesalahan, dia memberontak, dia keras hati, dia melawan walaupun tidak dari mulut, dengan sendirinya dia lepaskan pelayanan, tetapi ada suatu kerinduan yang mengandung karena penyesalan yang begitu dalam, tentu oleh karena darah salib, sehingga kembali kepada jabatan semula.
Tetapi kenajisan tidak bisa ditolerir, tidak bisa kompromi, ini harus dipahami dengan baik.
Ibu Panggabean juga dulu dipercaya untuk melayani Tuhan, tetapi bermain-main dalam kesucian, tidak meghormati nikah yang seharusnya memberi teladan, sehingga tanpa perkataan dapat memberi teladan dengan kemurnian dan kesalehan, akhirnya turun sendiri, tetapi Tuhan mulai mempercayakan pelayanan pelan-pelan, tetapi diuji dulu roh itu, sampai terlihat apakah bisa mempertanggung jawabkan pekerjaan yang sederhana supaya sampai nanti Tuhan mempercayakan dalam tanggung jawab yang lebih besar.
Yang lain, setelah melihat kondisi seperti ini, harus juga menjadi pengalaman, menjadi guru, supaya jangan terjebak oleh dosa-dosa yang ada di sekitar kita. Karena saya selalu tahu apapun yang terjadi, selalu tahu.
Bahkan ada di antara kita yang sudah mulai bosan mengajar sekolah minggu, tetapi tidak berani bicara kepada saya. Ada yang  mulai dagingnya bersuara. Merasa bahwa ketika dia mengajar sekolah minggu itu, mulai tersita waktunya. Itu pengertian yang saya dapat dari Tuhan.
Satu dua hari ini saya dapat pengertian. Waktu saya dapat pernyataan dari seseorang, saya tidak mau jawab arti itu, tetapi saya justru bertanya; benarkah itu Tuhan? Lalu besoknya Tuhan langsung beri tahu. Betul, sudah mulai bosan. Mengapa? Karena rohnya sudah tidak bernyala-nyala. Dari mana roh menyala-nyala? Apinya dari mezbah korban bakaran. Sudah tidak mau lagi pikul salib, tidak mau lagi menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, lebih mengutamakan yang lahiriah. Ini harus dipahami dengan baik.

Apa yang Tuhan sudah percayakan ini saya sampaikan kepada si Maria kemarin; apa yang sudah kita alami di luar dugaan kita semua, kumpulan/himpunan kecil ini tanpa kita sadari Tuhan sudah angkat setinggi-tingginya. Apa buktinya? Tuhan bukakan rahasia firman dengan luar biasa. Selalu baru dan baru dan baru selalu baru, sehingga Tuhan senantiasa menyukakan hati kita, menghibur kita lewat pembukaan rahasia firman. Tuhan angkat kita.
Bayangkan kalau ada dalam himpunan besar, dalam wadah yang besar, mewah, tetapi di situ tidak ada pembukaan rahasia firman. Wadah yang besar dan mewah itu bukan pengangkatan dari Tuhan.
Pengangkatan itu bukan dilihat dari hal yang lahiriah, tetapi dari sisi rohani. Kiranya dapat dipahami.

Hargai apa yang sudah Tuhan percayakan. Saya berharap kita semua berlaku tulus di hadapan Tuhan.
Orang yang jujur dan polos dipimpin oleh ketulusan hatinya supaya kita terus jujur dan polos.
Tampil apa adanya. Jangan terlalu banyak memikirkan yang lahiriah.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena kita dipelihara oleh Tuhan.

Saya masih ingat kesaksian Roma pada waktu lalu (sudah lama) dan berkata: waktu saya masih berada di gereja lama, saya memang rajin om. Setiap minggu saya bawa Alkitab, malah Alkitabnya saya tunjukkan kepada orang lain di sepanjang perjalanan menuju gereja. Tetapi saya tidak mengerti, mana teman, mana musuh. Saya pikir semua orang sama. Tetapi sekarang saya tahu, saya sudah tahu mana yang baik, mana yang jahat.
Dan sekarang, dia tahu dimana dia harus berada. Dahulu dia tidak tahu dimana dia harus berada, sehingga liar sekali. Kakinya panjang sekali, liar sekali, tidak terkendali. Di sana, sini dia ada, bahkan sampai menginap di rumah temannya. Anak Tuhan semacam ini tidak baik. Menginap di rumah orang yang tidak mengenal Tuhan Yesus, biarpun Kristen tetapi belum tentu mengenal Tuhan Yesus. Akhirnya terpengaruh pergaulan; sepatunya pakai sleting, pakai anting, pakai kalung. Tidak salah pakai anting, silahkan saja. Saya tidak pernah suruh tanggalkan itu semua, tetapi dengan sendirinya kuasa firman menyucikan dari perkara-perkara lahiriah.
Juga Bapak Barita, setengah mati saya untuk meminta supaya melepaskan diri dari ikatan rokok. Tetapi setelah saya berharap kepada pembukaan rahasia firman, dengan sendirinya dia lepaskan rokok, karena ketika saya paksa, ibu Panggabean turut melawan saya, sehingga pada saat makan di rumahnya kadang saya didiamkan seorang diri.

Saudara ingat, setiap kesalahan, Tuhan sudah tanggung semua. Akibatnya berimbas pada kandang penggembalaan. Jadi jangan saudara berpikir, “saya yang salah, apa kaitannya dengan bapa gembala”, ada imbasnya. Saya juga berharap kepada yang baru datang terus setia. Polma, Mitha, Rut, Lidia, Ibu Girsang, Pendi, Supri, sungguh-sungguh. Jangan terlalu berharap kepada perkara lahiriah. Terlebih dahulu cari Kerajaan Sorga di dalamnya ada kebenaran, nanti semuanya akan Tuhan tambahkan. Belajar dengar-dengaran, itu sudah menjadi pengalaman saya dan saudara.
Andaikata Debora tidak dengar-dengaran, dia terhilang, karena pada waktu itu dia dipaksa bekerja, sementara pekerjaan itu bertentangan dengan penggembalaan, tetapi dia lebih mendengar suara gembala, akhirnya dia mengerjakan pekerjaan yang menurut manusia hina, tetapi tidak bertentangan dengan firman, sebetulnya tidak menghasilkan. Dia datang ke pastori menunjukkan dagangannya, saya tahu dia tidak akan mendapat apa-apa, tetapi tetap saya support dia, kerjakan terus, nanti Tuhan yang tolong. Jadi bukan soal besar kecil untungnya (hasilnya yang akan dia peroleh), saya tahu tidak akan seberapa dia dapat di situ, tetapi ketekunan demi ketekunan akan menolong dia nanti. Dia tidak mencari pekerjaan, pekerjaan yang mengejar dia, itulah pekerjaan yang sekarang.
Juga Roma, lari kemana-mana. Dengan kekuatan doa, akhirnya dia bekerja. Seberapa pun gaji/upah yang diperoleh, kalau disertai rasa cukup, ibadah yang disertai dengan rasa cukup memberi keuntungan yang besar.
Bukan gaji yang memelihara hidup, tetapi Tuhan yang memelihara hidup. Banyak orang di luaran sana yang bergaji besar, tetapi yang menikmati adalah pembantu, karena dia sakit-sakitan, tidak bisa menikmati ini dan itu. Tetapi upah kecil, kalau diberkati, persis seperti lima roti dan dua ikan, sisa dua belas bakul. Itu yang saya rasakan sampai malam ini.
Kalau ukurannya adalah uang, tidak akan mungkin memiliki pastori dan kendaraan, tidak akan bisa menyekolahkan Isai David Sitohang di Mardi Yuana sekolah swasta yang menurut ukuran saya itu mahal.
Tetapi matematika saya bukan seperti matematika dunia. Matematika saya adalah SALIB. Yesus yang disalibkan, Rasul Paulus berkata kepada orang Yahudi, kamu harus tahu dengan pasti, Yesus yang kamu salibkan itu adalah Tuhan dan Juruselamat. Ada kepastian dengan salib, ada jaminan dengan salib.
Pekerjaan tidak bisa menjamin hidup seseorang siapapun dia.

Tinggikan korban Kristus, berdiri di atas korban Kristus, maka saya dan saudara sebagai Tabernakel rohani/rumah rohani akan kuat menghadapi tiga jenis ujian; baik ujian dari atas, yaitu tipu muslihat penghulu di udara, kemudian datanglah banjir yaitu: roh najis, dan angin melanda rumah, yaitu: ajaran palsu dari nabi-nabi palsu. Sampai Tuhan datang kita selamat.
Berdirilah di atas korban, tinggikan salib Kristus. Syarat ikut Tuhan: sangkal diri, pikul salib = rela kehilangan nyawa. Tetapi siapa yang rela kehilangan nyawa karena Dia akan memperolehnya kembali, tetapi sebaliknya barangsiapa mempertahankan nyawanya, dia akan kehilangan nyawanya.
Sangkal diri, pikul salib, sebagai syarat untuk mengikuti dan melayani Tuhan. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


Saturday, February 25, 2017

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 15 FEBRUARI 2017


IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 15 FEBRUARI 2017

KITAB KOLOSE

(Seri: 107)

Subtema: DARAH YANG MAHAL.

Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Oleh karena kemurahan hati Tuhan kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan.
Sebelum kita tersungkur di bawah kaki Tuhan terlebih dahulu kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.

Kolose 1: 21
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
Terlebih dahulu kita perhatikan kalimat: “Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah.
Ini menunjuk kepada:
-       Bangsa kafir = orang-orang yang tidak bersunat.
-       Orang fasik dengan segala perbuatan fasik mereka.
Yang dahulu hidup jauh dari Allah memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka, dan itu terlihat dari setiap perbuatan-perbuatan jahat yang mereka perbuat.
Pendeknya; orang yang masih berbuat kejahatan, kenajisan menunjukkan bahwa ia masih hidup jauh dari Allah sekalipun berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.

Efesus 2: 1
(2:1) Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah banyak melakukan pelanggaran dan banyak melakukan dosa, sedangkan upah dosa adalah maut.

Efesus 2: 2-3
(2:2) Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
(2:3) Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

Penyebab-penyebab terjadinya dosa/pelanggaran.
1.    Mengikuti jalan dunia ini.
Menunjukkan bahwa dunia ini mempunyai arus yang sangat kuat untuk mempengaruhi atau menghanyutkan dan menenggelamkan kerohanian dari pada anak-anak Tuhan sampai dibawa pada kematian rohani. Kalau anak Tuhan mengalami kematian rohani, ia tidak dapat berbuat apa-apa.
2.    Mentaati penguasa kerajaan angkasa.
Pertanyaannya; siapakah mereka yang mentaati penguasa kerajaan angkasa? Jawabnya: yaitu mereka yang dikuasai oleh roh pendurhakaan.
Mendurhaka = memberontak atau melawan Allah.
3.    Hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging.”
Perlu untuk diketahui;
-       Hidup menurut keinginan daging memikirkan hal-hal yang dari daging, berarti tidak memikirkan hal-hal yang dari Roh, yaitu perkara di atas atau perkara rohani, itulah ibadah dan pelayanan.
-       Hidup menurut keinginan daging menunjukkan bahwa ia berada di bawah hukum Taurat.
Hukum Taurat berarti mata ganti mata, gigi ganti gigi, arti rohaninya; kejahatan dibalas kejahatan.
Pendeknya; orang yang hidup menurut hukum Taurat tidak mengenal belas kasih atau jauh dari kasih karunia. Itu sebabnya mereka yang berada di bawah hukum Taurat berujung pada kebinasaan. Hukum Taurat itu tidak menyelamatkan tetapi membinasakan karena hukum Taurat itu merangsang dosa di dalam anggota-anggota tubuh kita masing-masing.
Kemudian, ibadah Taurat = ibadah lahiriah, berarti; mulut memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan = mempersembahkan tubuh jasmaninya kepada Tuhan tetapi manusia batinnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan.
Orang yang semacam ini adalah orang yang tidak memiliki hikmat dari Tuhan.

Lebih jauh atau lebih rinci tentang YANG HIDUP JAUH DARI ALLAH.
Efesus 2: 11-12
(2:11) Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu -- sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, --
(2:12) bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.

Yang dahulu hidup jauh dari Allah, berarti; “Tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.” Berarti BINASA atau berujung pada kematian yang kekal.
Itulah akhir hidup dari pada bangsa kafir atau yang dahulu hidup jauh dari Allah kalau ia tidak ditebus oleh darah Anak Domba.
Ingat; kita dipanggil dari kegelapan (dosa) dan dosa kita telah ditebus oleh darah Anak Domba, sekarang berada dalam terang yang ajaib, buktinya; kita menjalankan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok serta melayani Tuhan lewat tiga macam ibadah pokok.

Efesus 2: 13
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
Yang dahulu jauh sudah menjadi dekat oleh darah Kristus.
Kita yang dahulu hidup jauh dari Allah menjadi dekat karena darah Anak Domba, karena darah Yesus Kristus, bukan karena suatu kebetulan, bukan karena sesuatu hal.

1 Petrus 1: 18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
(1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Kita ditebus dari cara hidup yang sia-sia yaitu dosa turunan, bukan karena sesuatu, bukan dengan barang fana, bukan dengan perak atau emas, atau dengan yang lain-lain, melainkan kita ditebus dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus, sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Maka setiap kali kita berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan atau berada dalam kegiatan Roh, berarti ada di dalam tanda darah, di situ ada tanda darah, di situ ada percikan darah.
Jadi kita tidak perlu membuat suatu tanda darah dengan cara-cara ibadah Taurat; menyembelih lembu jantan atau domba jantan kemudian kehidupan kita diperciki, kemudian Alkitab ini diperciki, kemudian ruangan ini diperciki, itu tidak perlu. Asal kita berada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, ada di dalam kegiatan Roh Kudus, dengan demikian ada tanda darah. Kehidupan yang seperti ini menjadi mahal sekali, darah Yesus itu mahal. Kehidupan yang ada di tengah ibadah mahal. Saya sudah alami, saya sudah rasakan itu.
Jadi kita mahal bukan karena saudara punya uang, punya kedudukan dan jabatan tinggi, salah. Jadi mahal oleh karena darah yang mahal, yang menebus kehidupan kita masing-masing. Coba kalau tidak ada tanda darah, hidupnya murahan. Apa buktinya murahan? Tidak ada tanda penebusan atau tidak ada pertobatan. Kalau bicara asal bicara, kalau bertindak asal bertindak, tidak mahal, tidak ada tanda darah.

Di sini ada penyebutan DARAH YANG MAHAL, berarti darah Kristus itu benar-benar mahal.
Pertanyaannya; apa yang menyebabkan darah Kristus menjadi mahal?
Di sinilah nanti kita akan melihat jawabannya supaya kehidupan kita berharga, bernilai tinggi, menjadi mahal.

Apa yang menyebabkan darah Kristus menjadi mahal?
Bukankah darah yang mengalir dari tubuh Yesus sama dengan darah yang mengalir di dalam tubuh kita, yaitu sama-sama berwarna merah? Yesus itu adalah Allah yang menjadi manusia, berarti Dia 100% Allah, dan ketika menjadi manusia, Dia 100% menjadi manusia. Ketika darah-Nya tercurah untuk kita di atas kayu salib, betul-betul warna darah itu sama. Jadi darah yang mengalir dalam tubuh Yesus itu warnanya merah, sama dengan darah manusia. Lalu apa yang menyebabkan darah Yesus begitu mahal?

Perhatikan kalimat berikut ini:
1 Petrus 1: 19
(1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Disinilah yang membuat perbedaan antara darah manusia dengan darah Yesus Kristus.

Yesaya 53: 7
(53:7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Dia dianiaya tetapi Dia membiarkan diri ditindas dan pada saat tertindas tidak membuka mulut-Nya.
Berbeda dengan manusia daging, hidup menurut hawa nafsu dan keinginan daging, banyak kali bersungut-sungut, ngomel dan menggerutu, tidak puas hati, akhirnya sampai murahan, tidak berharga, tidak bernilai.
Coba lihat orang yang banyak bacot (banyak bicara), tidak mahal, murahan, karena bibirnya doeg atau doer, murahan, tidak mahal.

Digambarkan dengan dua hal, yaitu.
a.     “Seperti anak domba dibawa ke pembantaian.”
b.     “Seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya.”
Tetapi sekalipun dua hal ini menimpa Anak Domba Allah, “Ia tidak membuka mulutnya”, tidak bersungut-sungut, tidak ngomel, tidak membela diri, tidak mempersalahkan orang lain.
Bayangkan dibantai, berarti potongan daging yang dibantai dinikmati, kemudian bulu digunting, berarti keuntungan dirampas, tetapi mulut tetap tertutup, mulutnya tidak terbuka, tidak bersungut-sungut, tidak ngomel, dan tidak mempersalahkan yang salah dan tidak membenarkan diri dalam kebenaran.

Kita lihat;
Peristiwa pada saat Dia dianiaya namun memberi diri ditindas dan tidak membuka mulut.
YANG PERTAMA: “Ketika Yesus di hadapan Mahkamah Agama.”
Matius 26: 57-59
(26:57) Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua.
(26:58) Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu.
(26:59) Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati,

Ketika Yesus diadili di hadapan Mahkamah Agama, di situ tampil saksi palsu, tujuannya untuk memperoleh kesalahan dari diri Yesus supaya Yesus dihukum mati.

Matius 26: 60-63
(26:60) tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang,
(26:61) yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari."
(26:62) Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?"
(26:63) Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak."

Tetapi mereka tidak memperoleh kesalahan di dalam diri Yesus sampai akhirnya tampil dua saksi dusta.

Yesus tidak menjawab tuduhan-tuduhan dari saksi-saksi palsu. Yesus tetap berdiam diri, mulut-Nya tidak terbuka. Dia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan dan tidak membela diri di dalam kebenaran-Nya. Dia tetap berdiam diri.

Persoalan berdiam diri ini harus menjadi pelajaran penting bagi kita, supaya nanti kita menjadi mahal seperti mahalnya darah Yesus Kristus. Berdiam diri harus menjadi pelajaran bagi kita malam ini, tidak boleh terlewatkan begitu saja. Berdiam diri berarti, sekalipun ada saksi palsu, saksi dusta, tetap berdiam diri tidak membalas kejahatan dengan kejahatan dan tidak mempersalahkan yang salah, tidak membela diri, ini pelajaran yang bagus.
Malam ini kita mendapat pengertian, nanti dalam doa penyembahan kita minta kekuatan, supaya pelajaran ini  untuk kita praktekkan di tengah-tengah ibadah pelayanan kita kepada Tuhan.

Peristiwa pada saat Dia dianiaya namun memberi diri ditindas dan tidak membuka mulut.
YANG KEDUA: “Yesus di hadapan Pilatus.”
Matius 27: 11-14
(27:11) Lalu Yesus dihadapkan kepada wali negeri. Dan wali negeri bertanya kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau sendiri mengatakannya."
(27:12) Tetapi atas tuduhan yang diajukan imam-imam kepala dan tua-tua terhadap Dia, Ia tidak memberi jawab apa pun.
(27:13) Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?"
(27:14) Tetapi Ia tidak menjawab suatu kata pun, sehingga wali negeri itu sangat heran.

Saat di hadapan Pilatus sebagai wali negeri, di situ ada tuduhan-tuduhan dari imam-imam kepala dan tua-tua, tetapi Dia pun tidak menjawab tuduhan-tuduhan itu.
Logikanya, kalau ada orang bersaksi dusta tentang kehidupan kita, biasanya kita langsung dan reflek membela diri, tetapi di sini kita perhatikan banyaknya tuduhan dari saksi palsu itu, namun Dia tetap berdiam diri, tidak menjawab sepatah kata pun.
Berdiam diri, berarti; tidak membalas kejahatan dengan kejahatan dan tidak mempersalahkan yang salah, dan tidak membenarkan diri ketika benar.
Saudaraku, ada yang harus kita koreksi, yaitu, ketika kita salah, kita masih membela diri, lalu bagaimana ketika kita benar? Ayo, kita petik pelajaran tentang berdiam diri; berarti tidak mempersalahkan yang salah dan tidak membenarkan diri ketika benar (berdiam diri).

Kemudian, kelanjutan dari kisah ini...
Lukas 23: 4
(23:4) Kata Pilatus kepada imam-imam kepala dan seluruh orang banyak itu: "Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada orang ini."
Pilatus berkata kepada orang banyak bahwa dia tidak mendapatkan sesuatu kesalahan di dalam diri Yesus, namun tua-tua dan imam-imam kepala tetap memberi tuduhan-tuduhan yang tidak benar tentang Yesus Kristus.

Peristiwa pada saat Dia dianiaya namun memberi diri ditindas dan tidak membuka mulut.
YANG KETIGA: “Yesus di hadapan raja Herodes.”
Lukas 23: 14-15
(23:14) dan berkata kepada mereka: "Kamu telah membawa orang ini kepadaku sebagai seorang yang menyesatkan rakyat. Kamu lihat sendiri bahwa aku telah memeriksa-Nya, dan dari kesalahan-kesalahan yang kamu tuduhkan kepada-Nya tidak ada yang kudapati pada-Nya.
(23:15) Dan Herodes juga tidak, sebab ia mengirimkan Dia kembali kepada kami. Sesungguhnya tidak ada suatu apa pun yang dilakukan-Nya yang setimpal dengan hukuman mati.

Untuk yang kedua kali Pilatus mengaku bahwa tidak terdapat kesalahan dalam diri Yesus, setelah kembali dari Herodes. Pilatus berkata bahwa Herodes pun tidak melihat sesuatu yang salah dalam diri Yesus.
Bayangkan, musuh besar dari Herodes adalah Yesus, tetapi Herodes pun tidak melihat kesalahan di dalam diri Yesus.
Biasanya musuh gampang mencari kelemahan, tetapi Herodes tidak mendapatkan kesalahan di dalam diri Yesus.

Namun sekalipun demikian, Yesus tetap tidak membuka mulut.
Berarti dapat kita simpulkan, orang yang membuka mulut atau bersungut-sungut adalah orang yang banyak terdapat kesalahan. Ini adalah pelajaran berdiam diri.

Kesimpulan dari berdiam diri:
-       Yesus tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
-       Yesus tidak membenarkan diri-Nya sekalipun Dia benar = tidak membela diri.

Ibrani 9: 12-14
(9:12) dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
(9:13) Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,
(9:14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Kesimpulan dari berdiam diri, Yesus telah mempersembahkan diri-Nya kepada Allah sebagai persembahan yang tak bernoda dan tak bercacat.
Itulah yang menyebabkan sehingga darah Yesus Kristus sangat mahal dan begitu berarti.
Hanya oleh darah yang mahal saja yang sanggup dan berkuasa menyucikan hati nurani kita dari perbuatan yang sia-sia. Di sinilah letaknya sehingga darah Yesus menjadi sangat berharga.

Lihat, ketika ibadah itu ada di bawah hukum Taurat; yang dipersembahkan adalah darah domba jantan, darah lembu jantan, dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis sehingga mereka disucikan secara lahiriah. Betapa lebih mahalnya darah Yesus.
Kalau darah domba jantan, lembu jantan dan abu lembu muda menyucikan mereka yang najis secara lahiriah, apalagi darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat lebih berkuasa menyucikan hati nurani kita dari perbuatan yang sia-sia. Penyucian bukan bersifat lahiriah, tetapi menyucikan hati nurani atau batin manusia dari kejahatan dan dari perbuatan yang sia-sia.

Kalau darah Yesus Kristus tidak mahal, maka samalah dengan darah manusia yang masih berada di bawah hukum Taurat -> orang-orang yang menjalankan ibadah secara lahiriah.
Saya ulangi, kalau darah Yesus tidak mahal, berarti sama dengan merahnya darah domba jantan, merahnya darah lembu jantan -> orang-orang yang berada di bawah hukum Taurat.
Itulah sebabnya darah yang mahal itu berkuasa menyucikan hati nurani, manusia batin yang di dalamnya terkandung kejahatan, banyak perbuatan sia-sia.
Jadi yang membuat kita berharga/menjadi mahal bukan karena kedudukan, jabatan, uang, barang fana yang lain, bukan karena keahlian dan ilmu yang kita punya, bukan karena gagah hebat dan kuat, bukan karena kecakapan, tetapi oleh darah Anak Domba Allah. Jadi pelajaran untuk berdiam diri harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

Mari kita lihat kembali;
Tujuannya.
Ibrani 9: 14
(9:14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

Setelah hati nurani disucikan dari perbuatan yang sia-sia, tujuannya supaya kita dapat beribadah, dapat melayani kepada Allah yang hidup. Pendeknya; dapat menghadap takhta kasih karunia.
Beribadah kepada Allah yang hidup, berarti terlepas dari penyembahan berhala, tidak lagi beribadah kepada allah-allah asing.

Ibrani 9: 15
(9:15) Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.
Pengantara dari suatu perjanjian lama adalah lembu jantan, domba jantan. Ketika disembelih darahnya merah, sama dengan warna darah Yesus yang mengalir dari tubuh-Nya, tetapi nilainya dan kuasanya tidak sama.

Sehingga dengan demikian, Yesus layak menjadi pengantara dari suatu Perjanjian Baru, layak menjadi Imam Besar, untuk memperdamaikan dosa manusia.
Jadi, kita layak untuk melayani Tuhan, oleh darah salib Kristus, bukan karena keahlian, bukan karena ilmu, bukan karena sesuatu, bukan karena barang fana, bukan karena kelebihan, bukan karena kecakapan, melainkan  hanya oleh darah Yesus Kristus kita menjadi layak.
Manusia terdiri dari tubuh, jiwa, roh, kemudian hati, pikiran, perasaan, dan itu semua harus mahal.
Pendeknya, Dia menempatkan kita di tempat yang tinggi, menjadi imamat rajani untuk memerintah di atas muka bumi ini. Bukan diperintah tetapi memerintah, bukan diperbudak dosa tetapi berkuasa atas dosa.

Efesus 2: 13-15
(2:13) Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh", sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
(2:14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
(2:15) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,

Kafir dan Israel dipersatukan karena Ia telah merubuhkan tembok pemisah.
Apa tembok pemisah antara kafir dan Israel? Yaitu perseteruan.
Apa yang menjadi perseteruan kafir dan Israel? Yaitu hukum Taurat.
Apa kelebihan bangsa Israel? Adalah: hukum Taurat dan sunat. Inilah yang membuat mereka merasa suci. Tetapi apa artinya disucikan secara lahiriah, sehingga berkata; kamu kafir, saya ini Yahudi yang berhak mendapat ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, memiliki Kristus, memiliki pengharapan. Kesombongan itu menjadi perseteruan dengan orang lain. Tetapi oleh darah salib, yang jauh dan yang dekat dipersatukan oleh darah salib. Kafir dan Israel dipersatukan oleh darah salib. Oleh darah salib, tembok pemisah sudah dirubuhkan, yaitu perseteruan yang disebabkan oleh hukum Taurat.
Kelebihan bangsa Israel itu hukum Taurat dan sunat, sedangkan kafir itu tidak bersunat dan tidak memiliki hukum Taurat, lewat pelayanan Rasul Paulus bangsa kafir mendapat kemurahan.

Efesus 2: 16
(2:16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.

Sampai pada akhirnya bangsa Israel dan bangsa kafir diperdamaikan di dalam satu tubuh dengan Allah.
Yang dekat maupun yang jauh sudah menjadi satu tubuh untuk menghadap Allah. Dengan kesatuan ini, terciptalah damai sejahtera itu.
Seringkali saya mendengar dan melihat anak-anak Tuhan pindah dari satu gereja karena ada musuhnya di dalam gereja. Terlalu banyak saya mendengar cerita seperti itu. Maka saya dan saudara harus menyatu, hindari perseteruan yang disebabkan oleh apapun, hindari soal-soal yang dicari sehingga kalau ada selisih di antara sidang jemaat, saya panggil ke pastori. Ayo, buktikan kasih mesra itu, supaya ada damai sejahtera di tengah ibadah dan pelayanan.

Efesus 2: 17-18
(2:17) Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang "jauh" dan damai sejahtera kepada mereka yang "dekat",
(2:18) karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa.

Kesimpulannya; yang jauh dan dekat/kafir dan Israel bersatu, menunjukkan bahwa Ia datang memberitakan damai sejahtera. Dan oleh karena Dia, kafir dan Israel beroleh jalan masuk kepada Allah, kepada Bapa.

1 Korintus 6: 19-20
(6:19) Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
(6:20) Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

Setelah kita ditebus oleh darah Yesus, darah yang mahal, dari pihak kita; muliakanlah Allah dengan tubuh kita masing-masing, dengan kata lain; persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah, itulah ibadah yang sejati.

1 Korintus 7: 23-24
(7:23) Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia.
(7:24) Saudara-saudara, hendaklah tiap-tiap orang tinggal di hadapan Allah dalam keadaan seperti pada waktu ia dipanggil.
Masih dari pihak kita; jangan menjadi hamba manusia atau jangan lagi menjadi hamba daging, jangan hidup menurut keinginan-keinginan daging.

Amsal 3: 8-9
(3:8) itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu.
(3:9) Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu,

Memuliakan Tuhan bukan hanya dengan tubuh dan tidak menjadi hamba manusia, tetapi juga;
-       Memuliakan Tuhan dengan harta yang kita punya,
-       Kemudian memuliakan Tuhan dengan hasil pertama, itulah buah sulung.
Itu bagian kita.

Bagian Tuhan; kita sudah ditebus dengan darah yang mahal.
Bagian kita; muliakan Tuhan dengan tubuh, muliakan Tuhan dengan harta (rela berkorban), dan muliakanlah Tuhan dengan buah sulung. Yang pernah melewati ini, sengaja atau tidak sengaja, minta ampun kepada Tuhan, supaya tidak murahan lagi. Saya dan saudara sudah ditebus oleh darah Yesus, darah yang mahal tadi. Kita sudah melihat apa yang menyebabkan darah itu menjadi mahal dan ukuran mahalnya kita sudah melihat, sekarang bagian kita muliakan Tuhan dengan tubuh (jangan menjadi hamba manusia), muliakan Tuhan dengan harta, muliakan Tuhan dengan hasil pertama. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang