KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, April 29, 2017

IBADAH RAYA MINGGU, 23 APRIL 2017

IBADAH RAYA MINGGU, 23 APRIL 2017

“WAHYU PASAL ENAM
(Seri 19)                                              

Subtema : LAYAK BERJALAN DENGAN TUHAN.

                       
Shalom selamat malam salam sejahtera bagi kita semua dari tempat ini kami mengucapkan selamat berbahagia, selamat menikmati sabda Allah.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian dari Wahyu 6:9-11, itu merupakan meterai yang kelima. Kita akan melihat satu persatu ayat ini, di mulai dari ayat 9...
Wahyu 6:9
(6:9) Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang kelima, aku melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa mereka yang telah dibunuh oleh karena firman Allah dan oleh karena kesaksian yang mereka miliki.

Ketika Anak Domba membuka meterai yang kelima, rasul Yohanes melihat di bawah mezbah jiwa-jiwa yang telah dibunuh oleh karena firman dan kesaksian yang mereka miliki. Kematian semacam ini disebut mati syahid / martir.
Mati syahid / martir à orang-orang yang menyangkal diri dan pikul salib.

Matius 16:24
(16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

Syarat mengikut Tuhan: sangkal diri dan pikul salib. Kalau syarat ikut dunia beda, menuruti keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup.
-       Sangkal diri = tidak mengakui kelebihan – kelebihan dalam diri, termasuk kemampuan-kemampuan dalam diri, berarti tidak suka bermegah.
-       Pikul salib berarti memikul tanggungjawab yang Tuhan percayakan.
Tanggungjawab saya sebagai seorang gembala berarti harus memperhatikan kawanan domba, memberikan makan dan minum, hubungan saya dan saudara harus diikat oleh kasih Allah, tidak boleh diikat oleh aturan-aturan gerejawi. Kalau diikat oleh aturan gereja, pendeta hanya sebatas khotbah, sidang jemaat hanya sebatas datang beribadah, setelah selesai ibadah, pulang, tidak ada ikatan apa-apa.
Tanggungjawab saya sebagai seorang suami; mengasihi isteri dan anak-anak. Tanggungjawab seorang isteri tunduk kepada suami untuk mendukung suami dalam segala sesuatu. Tanggungjawab sebagai seorang anak; hormat kepada orang tua. Tanggungjawab dari pada seorang hamba; dengar-dengaran kepada tuannya. Sebagai seorang pekerja harus tunduk kepada atasannya, karena atasan itu berasal dari Tuhan sekalipun ia tidak mengenal Tuhan Yesus. Itu yang disebut memikul tanggungjawab.
Sebab syarat untuk mengikuti Tuhan; sangkal diri dan pikul salib masing-masing.

Matius 16:25
(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Barangsiapa kehilangan nyawa karena mau / rela menyangkal diri dan pikul salibnya, ia akan memperoleh nyawanya kembali.

Lebih jauh kita melihat...
Yohanes 12:25
(12:25) Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.

Rela kehilangan nyawa karena sangkal diri dan pikul salib sebetulnya ia sedang memelihara hidup yang kekal. Tetapi kalau untuk beribadah saja ia tidak mau bagaimana ia dapat memelihara nyawanya / memperoleh hidup kekal.
Hai suami perhatikan isterimu ajak ia ibadah, hai isteri perhatikan suamimu ajak ia beribadah, ajak keluarga masing-masing untuk ibadah.
Tidak mencintai nyawanya = menyangkal dirinya dan memikul salibnya, dengan demikian ia memelihara hidup yang kekal. Kalau kita memelihara hidup sementara, binasa, tetapi kalau kita memelihara nyawa, berarti sangkal diri dan pikul salib selama hidup di bumi. Memang kalau ikut Tuhan, saya tidak katakan mudah, walaupun saya seorang hamba Tuhan, tetapi saya harus berjuang, harus rela kehilangan segala-galanya termasuk harga diri.

Yohanes 12:26
(12:26) Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

 “Di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada.”
Melayani dengan cara sangkal diri dan pikul salib berarti, melayani dengan cara yang tepat dan benar, sehingga dimana Yesus berada di situ juga kita berada. Jadi jangan jauh dari Tuhan, jangan jauh dari ibadah dan pelayanan.

Pertanyaan: Kapan waktu yang tepat memikul salib?
Lukas 9:22-23
(9:22) Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga."
(9:23) Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.

Menyangkal dirinya dan memikul salibnya, setiap hari, jadi bukan setiap dua hari sekali. Kalau menyangkal diri dan memikul salibnya setiap hari berarti salib itu sudah mendarah daging dalam hidupnya. Memikul salib dan menyangkal dirinya hanya pada waktu / jam-jam tertentu, jam-jam ibadah, jam-jam doa saja berarti belum mendarah daging.
Jam-jam tertentu misalnya pertemuan, perkenalan dengan rekan bisnis, kita berbuat baik dan sopan seperti itu bukan disebut mendarah daging.

Kita sudah membaca ayat 9, sekarang kita perhatikan ayat 10...
Wahyu 6:10
(6:10) Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?"

Orang-orang yang mati syahid / martir berseru dengan suara nyaring kepada Tuhan, sementara dalam ayat 9 mereka sudah mati karena menyangkal diri dan memikul salib, kemudian pada ayat 10, mereka dapat berseru.

Mari kita lihat..
Kejadian 4:8-10
(4:8) Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.
(4:9) Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?"
(4:10) Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.

Darah Habel berteriak kepada Tuhan dari tanah, berarti kita dapat simpulkan di dalam darah manusia terdapat jiwa manusia dan kematian dari pada anak-anak Tuhan itu sangat berharga bagi Tuhan, jadi terjawablah kenapa bisa berseru.
Biarlah kita senantiasa menikmati tubuh dan darah Yesus karena tubuh Yesus benar-benar makanan itulah roti yang dipecah-pecahkan, firman Allah yang rahasianya dibukakan kemudian darah Yesus benar-benar minuman untuk menyucikan dosa kita. Sebab itu jangan makan babi disertai darah supaya jangan senyawa dengan babi, biarlah kita makan tubuh dan minum darah Yesus supaya kita senyawa dengan Yesus.

Adapun seruan dari orang-orang yang mati syahid / martir: Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?
Seruan ini menunjukkan bahwa mereka merindukan suatu kebangkitan / segera dibangkitkan dari maut. Ini juga kerinduan saya sebagai gembala dan tentu kita semua supaya kita berada dalam suasana kebangkitan, yang lama berlalu.

1 Korintus 15:14-17
(15:14) Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
(15:15) Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus--padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan.
(15:16) Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan.
(15:17) Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.

Andaikata Yesus tidak dibangkitkan maka terjadilah kesia-siaan yaitu;
1.     Sia-sialah orang menjalankan ibadah dan pelayanannya itulah orang yang menyampaikan firman Tuhan.
2.     Sia-sialah orang-orang yang percaya kepada Tuhan.
Termasuk orang-orang yang mati syahid / martir, sia-sialah kematian mereka andaikata Yesus Kristus tidak dibangkitkan. Tetapi dari seruan ini, jelas mereka tahu ada kuasa kebangkitan dan mereka merindukan suasana kebangkitan itu. Boleh punya uang, harta, yang banyak tetapi yang utama adalah: kerinduan untuk dibangkitkan.

1 Korintus 15:18
(15:18) Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.

Binasalah orang-orang yang mati dalam Kristus, binasalah orang-orang yang mati syahid / martir, sia-sialah semua pengorbanan di tengah ibadah dan pelayanan, andaikata Kristus tidak dibangkitkan.

1 Korintus 15:12
(15:12) Jadi, bilamana kami beritakan, bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?

Orang-orang yang mati syahid / martir sangat percaya bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, dilihat dari seruan mereka. Maka mereka tidak segan-segan berkorban untuk Tuhan, tidak segan-segan rela kehilangan nyawa karena sangkal diri dan pikul salib. Andaikata tidak ada kebangkitan sia-sia ibadah dan pelayanan kita, sia-sia pembukaan rahasia firman, tetapi yang benar Yesus telah dibangkitkan.

Bukti orang-orang yang mati syahid / martir percaya adanya kebangkitan.
Wahyu 6:10
(6:10) Dan mereka berseru dengan suara nyaring, katanya: "Berapa lamakah lagi, ya Penguasa yang kudus dan benar, Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?"

Mari kita kutip bagian dari perkataan orang-orang yang mati syahid / martir yaitu; “Engkau tidak menghakimi dan tidak membalaskan darah kami kepada mereka yang diam di bumi?"
Kesimpulannya; ada kata menghakimi (hukuman) dan kata pembalasan.
Saudaraku, anak-anak Tuhan kalau berbicara bukan suatu kebetulan, dia tahu apa yang dia ucapkannya, beda dengan orang-orang yang di luar Tuhan asal bicara saja, tahu-tahu sudah menyakiti hati sesama dan hati Tuhan.
Yang melayani Tuhan kalau bicara harus sesuai dengan kebenaran, jangan asal mengungkapkan kata-kata tetapi bicaralah apa adanya, maksudnya  kalau bicara sesuai dengan kebenaran yang kita peroleh.

1 Korintus 15:24
(15:24) Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.

Nanti tiba kesudahannya dimana Yesus Kristus sebagai Anak Tunggal Bapa akan menyerahkan kerajaan itu kepada Bapa tetapi setelah Ia mengerjakan pekerjaan Allah yaitu membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Jadi suatu saat nanti kerajaan Allah akan dipulihkan, harus yakin itu.
Saudaraku, saat ini kita masih di dalam banyak tekanan, di dalam penderitaan, di dalam sengsara / menderita karena pukulan / kesalahan itu tanda kerajaan Allah belum dipulihkan, ada raja-raja lain berkuasa sehingga menimbulkan dosa dan oleh karena dosa itu menimbulkan banyak penderitaan, itulah yang disebut penderitaan karena pukulan. Tetapi, suatu saat nanti kerajaan Allah itu akan dipulihkan, dengan syarat terlebih dahulu Yesus Kristus membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Inilah penghukuman dan pembalasan yang dimaksud oleh orang-orang yang mati syahid / martir, jadi mereka itu tidak asal bicara, ini yang ditunggu-tunggu oleh orang-orang yang mati syahid / martir; pembalasan dari Tuhan, oleh salib Kristus.

Saudaraku Iblis/Setan itu persis seperti bangsa-bangsa di bumi. Bangsa-bangsa di dalam suatu kenegaraan itu ada rakyat, ada pemimpin, ada tanah air dan ada pemerintahan, kekuasaan, kekuatan. Itulah yang disebut roh yang membuat jahat, roh yang membuat dusta, roh yang membuat menipu, munafik, menantang Tuhan (pendurhakaan), roh yang menimbulkan kenajisan di dalam diri seseorang. Itulah kekuatan dan kekuasaan bagian dari pemerintahan dari penghulu dunia yang gelap, yaitu roh-roh jahat di udara.
Sekali lagi, supaya kerajaan Allah dipulihkan, Anak Tunggal Bapa terlebih dahulu membinasakan segala pemerintahan termasuk kekuasaan dan kekuatannya.

1 Korintus 15:25
(15:25) Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.

Karena Yesus harus memegang pemerintahan sebagai Raja maka Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.

Ada dua musuh abadi, yaitu:
1.     Daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya, sebab itu jangan meninabobokkan daging. Daging itu musuh dalam selimut, daging tinggal bersama-sama dengan kita, daging jangan dimanjakan, kalau daging dimanjakan sekali waktu ia akan tampil seperti binatang buas/beringas, menghabisi hidup rohani kita termasuk harta rohani kita. Lihat orang yang pesta pora dan kemabukan itu, habislah harta rohaninya.
2.     Iblis/Setan itulah yang menimbulkan segala kejahatan termasuk kenajisan.

Jadi inilah yang terlebih dahulu dibinasakan.

1 Korintus 15:26
(15:26) Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.

Musuh yang terakhir yang dibinasakan adalah maut, supaya nanti terwujud kerinduan dari pada oran-orang yang mati martir tadi, terlebih dahulu ada penghakiman (hukuman) dan pembalasan, terhadap musuh termasuk musuh yang terakhir yaitu; maut.

1 Korintus 15:54
(15:54) Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan.

Oleh karena salib maut telah ditelan dalam kemenangan. Dia telah melucuti segala pemerintahan termasuk mengalahkan musuh yang terakhir yaitu: maut.

1 Korintus 15:55-56
(15:55) Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"
(15:56) Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.

Oleh karena kematian Yesus, di atas kayu salib kita berani berkata dan berseru dengan seruan yang nyaring; ”Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" seperti orang-orang yang mati syahid/martir tadi berseru dengan nyaring, yaitu seruan yang mengandung kepastian.
Perlu untuk diketahui:
-       Sengat maut ialah dosa.”
Jadi sebelum orang mati terlebih dahulu disengat, sengatnya adalah dosa, yaitu: berdusta, mencuri, menipu, dan lain sebagainya, selanjutnya upah dosa adalah maut.
-       Kuasa dosa ialah hukum Taurat”, artinya: setiap orang yang berdosa pasti ia berada di bawah hukum Taurat, jauh dari kasih karunia / belas kasih.
Hukum Taurat: “Mata ganti mata, gigi ganti gigi”, arti rohaninya; kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang berbuat salah tidak luput dari penghukuman. Kalau andaikata Yesus Tuhan tidak menyatakan kasih karunia-Nya kepada kita, maka kita ini adalah orang-orang yang harus dimurkai, karena hukum Taurat. Tetapi karena kasih karunia sekalipun kita telah berbuat dosa, saling sikut menyikut satu dengan yang lain kita masih diberi kesempatan untuk beribadah. Orang yang masih dikuasai dosa, pasti berada di bawah hukum Taurat, saling menunjuk-nunjuk dosa dan saling membela diri.

Tetapi puji Tuhan oleh karena pembalasan, penghukuman lewat kuasa salib, maut telah dikalahkan dan kuasa dosa telah dikalahkan, musuh abadi; daging dan Iblis/Setan telah dikalahkan.

1 Korintus 15:27
(15:27) Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa "segala sesuatu telah ditaklukkan", maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk di dalamnya.

Yesus telah meremukkan kepala ular dengan tumit-Nya 2017 tahun yang lalu di atas kayu salib.
Kesimpulannya; lewat kematian Yesus Kristus di atas kayu salib, dosa dan sumber dosa telah dikalahkan termasuk musuh yang terakhir; maut, setelah itu terjadilah kebangkitan. Kebangkitan tidak akan terjadi  kalau maut tidak dikalahkan terlebih dahulu.

Yohanes 12:23-24
(12:23) Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.
(12:24) Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

Jadi suasana kebangkitan itu terjadi lewat pengalaman kematian Yesus Kristus di atas kayu salib dan kitalah buah-buah kebangkitan itu sehingga kita boleh mendapat kesempatan beribadah dan melayani kepada Tuhan.

Pendeknya, mari kita lihat akhir episode dari orang-orang yang mati syahid / martir...
Wahyu 20:4
(20:4) Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.

Inilah akhir episode dari pada orang-orang yang mati syahid / martir: memerintah sebagai raja bersama – sama dengan Kristus untuk masa 1000 tahun damai.

Kalau kita sudah mengetahui akhir episode dari hidup orang-orang yang mati syahid / martir, maka penting kita mengetahui...
Matius 16:25-26
(16:25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
(16:26) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?

Tidak ada artinya menjadi orang kaya tetapi binasa, ubah cara pikir yang lama. Apalagi orang yang hanya memikirkan, uang, uang dan uang, kerajaan semacam ini harus dibinasakan terlebih dahulu, dan Tuhan Yesus sudah binasakan supaya uang jangan menjadi raja, Tuhan Yesus yang harus menjadi Raja.

Setelah kita berkaca kepada firman barulah kita mengenal hidup rohani kita seperti apa, dulu kita berkaca pada kebenaran diri sendiri, akhirnya orang lain yang salah. Tetapi kalau kita berkaca kepada firman kita tahu diri siapa kita ini di hadapan Tuhan.
Itulah akhir episode dari orang-orang yang mati syahid / martir; memperoleh hidup kembali (dibangkitkan kembali). Firman Tuhan itu ya dan amin, tidak perlu diragukan.

Tadi sudah berada di dalam suasana kebangkitan; menjadi raja dan memerintah sebagai raja.
Memerintah sebagai raja à orang-orang yang melayani Tuhan.

Wahyu 5:9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

Dosa manusia ditebus oleh darah salib Kristus selanjutnya dijadikan sebagai suatu kerajaan / imam-imam bagi Allah à orang-orang yang melayani Tuhan. Kalau melayani berarti memerintah sebagai raja di bumi, bukan diperintah oleh dosa lagi. Karena dosa kita telah ditebus oleh darah Yesus, maka ibadah kita harus meningkat sampai kepada pelayanan, artinya harus memerintah sebagai raja di bumi.

Ciri-ciri berada dalam suasana kebangkitan.
Wahyu 6:11
(6:11) Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka.

“Kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih.”
Jubah itu menjadi putih karena telah dibasuh di dalam darah Anak Domba, tadi kita sudah lihat itu; setelah ditebus dengan darah Anak Domba, selanjutnya dijadikan imam-imam, sebagai yang berhak memakai jubah putih.

Wahyu 7:9, 14
(7:9) Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.

Kesusahan yang besar (sengsara salib) adalah suatu kesempatan bagi anak-anak Tuhan untuk mencuci jubah sampai putih bersih dan berkilau-kilauan. Seberapa banyak saudara memiliki uang, tidak akan membuat saudara menjadi putih bersih, tetapi darah Yesus Kristus dapat membasuh dosa sampai dibuat putih bersih berkilau-kilauan.
Jadi, saya tandaskan malam ini suatu kesempatan kalau kita boleh mengalami sengsara salib supaya di dalam sengsara salib di situ kita boleh mencuci jubah sampai nanti putih bersih berkilau-kilauan.

Rasul Yohanes terheran-heran melihat kumpulan orang banyak, sehingga namun sebelum dia bertanya satu dari 24 tua-tua itu bertanya kepada Yohanes; “siapa mereka itu?”, Yohanes menjawab; “tuanku, tuan mengetahuinya”, lalu tua-tua itu memberitahukan, bahwa mereka adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. Jangan menderita karena pukulan tetapi menderita karena sangkal diri dan pikul salib. Sebab itu jangan bersungut-sungut saat menyangkal diri dan pikul salib, jangan suka menggerutu lagi, karena kesusahan adalah suatu kesempatan besar bagi kita untuk mencuci jubah sampai putih bersih berkilau-kilauan.

Mereka yang keluar dari kesusahan besar adalah himpunan besar / kumpulan orang banyak yang tidak terhitung banyaknya, dari tiap-tiap suku, kaum, bahasa dan bangsa, berarti datang dari empat penjuru bumi; Timur, Barat, Utara, Selatan, mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba.
Saat mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba:
1.     Mereka memegang daun-daun palem.
2.     Memakai jubah putih.
Artinya rohaninya bagi kita sekarang; orang yang layak untuk memegang jabatan imam / layak melayani Tuhan adalah orang yang mengenakan pakaian putih / jubah putih. Kita tidak akan layak berdiri di hadapan takhta Anak Domba bila tidak mengenakan pakaian putih, sebab itu tadi saya sampaikan; suatu kesempatan besar bagi kita untuk mencuci jubah sampai putih bersih lewat aniaya karena firman / sengsara karena salib, jangan bersungut-sungut lagi, karena kerinduan kita bukan hanya duduk, diam dengar firman, tetapi meningkat menjadi pilihan, melayani Tuhan menjadi suatu kerajaan. Banyak orang Kristen tidak paham hal seperti ini, dia berpikir cukup datang ke gereja itu sudah luar biasa, memang luar biasa bagi si pemalas di luaran sana.

Saat ini kita sedang berdiri di hadapan takhta Allah dan takhta Anak Domba, memegang daun-daun palem, melayani Tuhan. Jadi yang melayani Tuhan bukan gembala saja pada saat menyampaikan firman tetapi setiap yang mengambil bagian di dalam pelayanan, di mulai dari pemimpin pujian, pembaca firman, singer, pemain musik, kolektan, multimedia, bendahara, in focus dan lain sebagainya, itulah yang disebut orang-orang yang sedang berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba.
Itulah ciri kebangkitan; melayani Tuhan dalam kesucian dan mengerti pekerjaan Tuhan tanpa diperintah (tidak perlu disuruh-suruh).

Keluaran 28:4
(28:4) Inilah pakaian yang harus dibuat mereka: tutup dada, baju efod, gamis, kemeja yang ada raginya, serban dan ikat pinggang. Demikianlah mereka harus membuat pakaian kudus bagi Harun, abangmu, dan bagi anak-anaknya, supaya ia memegang jabatan imam bagi-Ku.

Pakaian dari imam besar terdiri dari tiga bagian:
1.     Baju efod à kematian Yesus.
2.     Gamis (biru laut) à kebangkitan Yesus Kristus.
3.     Kemeja yang ada raginya (pakaian putih berjala-jala dalam bentuk mata), itu berbicara tentang kemuliaan Yesus Kristus.

Jadi setelah Dia mati di atas kayu salib, tiga hari kemudian Dia bangkit, setelah Dia bangkit, Dia naik itu yang disebut dengan kemuliaan, sehingga kalau kita perhatikan dalam Imamat 16, setiap kali imam besar mengadakan pendamaian dosa setahun sekali dia membawa darah anak domba dan lembu jantan muda sampai ke ruangan maha suci. Dia tidak boleh sembarangan masuk sebab itu dia harus menanggalkan baju efod dan gamis warna biru tadi dan Yesus sekarang telah naik dan dipermuliakan, Dia telah melepaskan kematian (baju efod) dan gamis (kebangkitan) dan sekarang Dia berada di dalam kerajaan sorga dengan menggunakan pakaian putih berkilau-kilauan, itu sasaran Tuhan sehingga bagi kita adalah kesusahan besar adalah suatu kesempatan untuk mencuci jubah sampai putih bersih. Sebelum dipermuliakan terlebih dahulu melewati pengalaman kematian dan kebangkitan, bagaikan imam besar berada di dalam ruangan suci menanggalkan pakaian baju efod, gamis dan sekarang memakai lenan halus, putih bersih berkilau-kilauan, ini sasaran akhir dari rencana Allah yang besar dalam kehidupan kita. Semoga kita memahami ini.

Wahyu 3:4
(3:4) Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu.

Supaya layak berjalan bersama dengan Dia biarlah kita senantiasa memakai pakaian putih bersih berkilau-kilauan.
Jadi memakai pakaian putih menandakan bahwa kita layak mengiringi Tuhan, mendampingi Dia, berjalan bersama – sama dengan Dia.
Jadi pakaian putih inilah yang membuat kita layak berjalan bersama-sama dengan Tuhan, bukan ijazah, uang, dan lain sebagainya.

Dulu saya tidak tahu apa-apa di gereja lama, seseorang diangkat menjadi sintua (tua-tua sidang) di sektor A, B, C karena uangnya banyak, juga karena kedudukan dan jabatannya, sekarang semua diubah, oleh karena pemahaman yang baru. Kita juga harus mau diubahkan supaya kita layak mengiringi Dia. Jangan keras hati, sombong, angkuh, harus mau diubahkan, supaya kita layak untuk mengiringi Dia. Kalau saja kita melayani petinggi-petinggi di bumi; camat, lurah, bupati suatu kebanggaan apalagi raja di bumi, tetapi yang kita iringi di sini adalah raja di atas segala raja, King Of King.

Wahyu 3:18
(3:18) maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.

Dengan mengenakan pakaian putih bersih berkilau-kilauan ini tidak terlihat lagi ketelanjangan, itu sebabnya kita layak untuk mengiringi, mendampingi Raja di atas segala raja. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman oleh;



Gembala sidang : Pdt. Daniel U. Sitohang

Thursday, April 27, 2017

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 21 APRIL 2017

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 21 APRIL 2017

KITAB MALEAKHI

Subtema: DILEPASKAN DARI TANAH UTARA.

Shalom!
Salam di dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dapat menjalankan Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.

Segera kita memperhatikan firman penggembalaan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dari kitab Maleakhi.
Maleakhi 4: 2
(4:2) Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang.

Kesimpulan dari ayat ini adalah berbicara tentang kelepasan dan kemenangan dari orang-orang yang takut akan nama Tuhan.

Kita awali dulu untuk memperhatikan ...
Yeremia 23: 6
(23:6) Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN keadilan kita.
Keadaan Yehuda dan Israel apabila surya kebenaran atau matahari terbit:
-       Yehuda akan dibebaskan.
-       Israel akan hidup dengan tenteram.
Kesimpulannya, kelepasan yang dialami oleh Yehuda dan Israel.

Yeremia 23: 7-8
(23:7) Sebab itu, demikianlah firman TUHAN, sesungguhnya, waktunya akan datang, bahwa orang tidak lagi mengatakan: Demi TUHAN yang hidup yang menuntun orang Israel keluar dari tanah Mesir!,
(23:8) melainkan: Demi TUHAN yang hidup yang menuntun dan membawa pulang keturunan kaum Israel keluar dari tanah utara dan dari segala negeri ke mana Ia telah mencerai-beraikan mereka!, maka mereka akan tinggal di tanahnya sendiri."

Pendeknya; kelepasan, kebebasan dari orang-orang yang takut akan nama Tuhan terjadi karena Tuhan yang membawa bangsa Israel keluar dari tanah utara.

Kita sejenak melihat TANAH UTARA.
Yeremia 3: 6, 12
(3:6) TUHAN berfirman kepadaku dalam zaman raja Yosia: "Sudahkah engkau melihat apa yang dilakukan Israel, perempuan murtad itu, bagaimana dia naik ke atas setiap bukit yang menjulang dan pergi ke bawah setiap pohon yang rimbun untuk bersundal di sana?
(3:12) Pergilah menyerukan perkataan-perkataan ini ke utara, katakanlah: Kembalilah, hai Israel, perempuan murtad, demikianlah firman TUHAN. Muka-Ku tidak akan muram terhadap kamu, sebab Aku ini murah hati, demikianlah firman TUHAN, tidak akan murka untuk selama-lamanya.
Ketika Israel berada di tanah utara, mereka bersundal (berzinah). Persundalan mereka adalah:
I.     Naik ke atas setiap bukit yang menjulang.
II.    pergi ke bawah setiap pohon yang rimbun.

Sekarang kita akan melihat arti rohaninya dari persundalan Israel.
I.     DIA NAIK KE ATAS SETIAP BUKIT YANG MENJULANG.
Naik ke atas setiap bukit yang menjulang = berada di atas ketinggian, artinya; hidup (berada) dalam kesombongan atau ketinggian hati.
Jadi tinggi hati atau sombong, itu merupakan persundalan secara rohani.
Orang yang tinggi hati bisa dilihat dari;
-       Perkataannya selalu di atas, tidak pernah di bawah.
Perkataan selalu di atas identik dengan suka menggurui.
-       Tidak mau merendahkan diri (angkuh).
Orang yang seperti ini suka menentang, suka mendengki.

Kita lihat persundalan ini dalam ...
Yesaya 14: 12-14
(14:12) "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!
(14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
(14:14) Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!

Ketika Bintang Timur berada di sebelah utara, dibagi menjadi dua bagian:
BAGIAN PERTAMA: hendak naik ke langit, hendak mendirikan takhtanya sendiri.
Tujuannya; hendak mengatasi bintang-bintang Allah.
Mengatasi, berarti berada di atas, baik perkataan, baik perbuatannya -> dosa kesombongan.
Bintang-bintang Allah -> hamba-hamba Tuhan atau orang-orang bijaksana yang menuntun banyak orang kepada kebenaran.
BAGIAN KEDUA: hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
Tujuannya; hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, bahkan hendak menyamai Yang Mahatinggi.

Jadi kesimpulannya, dua bagian yang terlihat dari Bintang Timur Putera Fajar menunjuk kepada dosa kesombongannya, apapun yang dia perbuat selalu ingin mengatasi.
Sebetulnya ini suatu kekeliruan, sebab ketika dia menyombongkan diri, sebaliknya Tuhan menjatuhkan dia ke bumi, bahkan ke dunia orang mati.
Berarti kesombongan mendahului kejatuhan seseorang. Jadi orang sombong sekali waktu akan jatuh, tinggal tunggu waktunya. Cepat atau lambat akan terjatuh juga.
Hati-hati sebab ini merupakan suatu pelajaran bagi kita. Jangan selalu ingin mengatasi.
Dulu, seperti itulah tabiat saya, tetapi setelah memperoleh pengetahuan yang benar tentang Anak Allah ternyata karakter mengatasi ini bagi saya menjadi suatu kekeliruan.

Wahyu 13: 1-2
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat.
(13:2) Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.

Seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh. Kemudian, naga itu memberikan kepada binatang itu kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya.
Binatang yang keluar dari dalam laut -> antikris.

Kita sekarang lihat TABIAT DARI ANTIKRIS.
Wahyu 13: 3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Di sini kita melihat satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, namun luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh, maka seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Pendeknya; oleh karena mujizat kesembuhan, dunia heran lalu mengikuti antikris.

Wahyu 13: 4
(13:4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
Mereka menyembah naga itu dan menyembah binatang itu dan sambil berkata:
-       "Siapakah yang sama seperti binatang ini?
-       Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?"
Perkataan dari pengikut-pengikut binatang itu menunjukkan kesombongan mereka. Pendeknya, oleh karena mujizat kesembuhan itu, pengikut-pengikut binatang itu (antikris) menjadi sombong (lupa diri).
Bahkan bukan hanya karena karunia mengadakan mujizat, seorang pelayan Tuhan bisa menjadi sombong dan lupa diri karena dia dipercaya.
Oleh sebab itu, malam ini saya mau tandaskan; kalaupun Tuhan percayakan kita banyak hal, melayani Tuhan sesuai dengan karunia-karunia, jangan sombong. Karena pekerjaan ingin mengatasi itu adalah suatu kekeliruan.

Sekali lagi saya sampaikan, pengikut-pengikut binatang itu menjadi sombong dan lupa diri karena kuasa dan mujizat yang diadakan oleh binatang itu (antikris).

Wahyu 13: 5-6
(13:5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya.
(13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.

Kepada binatang itu (antikris) diberikan mulut yang penuh kesombongan dan hujat, sehingga ketika mulutnya terbuka, ia menghujat empat hal, yaitu;
1.     menghujat Allah;
2.     menghujat nama-Nya;
3.     menghujat kemah kediaman-Nya;
4.     menghujat semua mereka yang diam di sorga.

Yesaya 14: 16-17
(14:16) Orang-orang yang melihat engkau akan memperhatikan dan mengamat-amati engkau, katanya: Inikah dia yang telah membuat bumi gemetar, dan yang telah membuat kerajaan-kerajaan bergoncang,
(14:17) yang telah membuat dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan kota-kotanya, yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah?

Akibat kesombongan dari Bintang Timur Putera Fajar:
1.     Yang telah membuat bumi gemetar.
Berarti setiap suku, kaum, bahasa dan bangsa yang diam di bumi menjadi gemetar.
2.     Yang telah membuat kerajaan-kerajaan bergoncang.
Artinya; orang-orang yang melayani Tuhan menjadi tidak tenang, menjadi takut, menjadi kuatir, menjadi cemas, penyebabnya itu karena kesombongan dari Bintang Timur Putera Fajar.
Kerajaan-kerajaan = imamat rajani -> orang-orang yang melayani Tuhan.
Jadi kesombongan itu juga bisa membuat seseorang menjadi tidak tenang. Tidak tenang adalah tanda bahwa kekuatirannya besar, cemas, berarti ada kesombongan.
Kalau seseorang tidak sombong pasti tidak cemas, tidak kuatir, sebaliknya orang sombong pasti cemas, kuatir, tidak tenang. Tidak mungkin orang sombong bisa tenang. Kalau orang sombong berkata: “aku tenang”, saya tidak yakin.
3.      “Yang telah membuat dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan kota-kotanya.
-       Dunia seperti padang gurun, berarti; tandus, gersang dan kering-kering -> orang yang jauh dari Tuhan, tanpa persekutuan dengan Tuhan sehingga kerohanian menjadi kering-kering.
-       Menghancurkan kota-kotanya, berarti; tanpa ibadah dan pelayanan di hadapan Tuhan.
4.     Yang tidak melepaskan orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah.
Artinya; masih ada ikatan dengan dosa.

Sekarang kita akan melihat arti rohani dari persundalan Israel.
II.   PERGI KE BAWAH SETIAP POHON YANG RIMBUN.
Di sini kita melihat mereka justru pergi ke bawa setiap pohon yang rimbun untuk bersundal -> orang-orang yang berlindung sekaligus mencari kesenangan dan kenikmatan yang berasal dari daging = bersundal.

Hosea 2: 4
(2:4) Sebab ibu mereka telah menjadi sundal; dia yang mengandung mereka telah berlaku tidak senonoh. Sebab dia berkata: Aku mau mengikuti para kekasihku, yang memberi roti dan air minumku, bulu domba dan kain lenanku, minyak dan minumanku.

Seolah-olah persundalan itu memberi tiga hal yaitu;
1.    Roti dan air minuman.
Artinya; seolah-olah di dalam persundalan itu terdapat kebenaran, sekaligus memberi kepuasan.
2.    Bulu domba dan kain lenan.
Artinya; seolah-olah persundalan itu dapat menutupi dosa atau ketelanjangan.
3.    Minyak dan minuman.
Artinya; seolah-olah persundalan itu dapat menolong, mengajar, memimpin, memberi kekuatan dan menghibur, dan lain sebagainya.

Hosea 2: 7
(2:7) Tetapi dia tidak insaf bahwa Akulah yang memberi kepadanya gandum, anggur dan minyak, dan yang memperbanyak bagi dia perak dan emas yang dibuat mereka menjadi patung Baal.

Sesungguhnya Tuhanlah yang memberi tiga hal;
1.     Gandum -> firman Allah sebagai kebenaran yang memberi kepuasan, dahaga terhadap batin.
2.     Anggur -> kasih Allah yang berfungsi untuk menutupi banyak sekali dosa.
3.     Minyak -> Roh Allah yang berkuasa untuk menolong, mengajar, memimpin, menghibur, dan lain sebagainya.
Jadi saudara jangan mencari jalan keluar lewat kenikmatan, kesenangan yang berasal dari daging, itu adalah persundalan.

Persundalan karena menikmati dan mencari kesenangan yang berasal dari daging, itu adalah perbuatan yang tidak senonoh. Membuat orang tidak tertib, itu perbuatan yang tidak senonoh.
Sebetulnya Tuhan yang memberi gandum, anggur dan minyak.

Hosea 2: 8-10
(2:8) Sebab itu Aku akan mengambil kembali gandum-Ku pada masanya dan anggur-Ku pada musimnya, dan akan merampas kain bulu domba dan kain lenan-Ku yang harus menutupi auratnya.
(2:9) Dan sekarang, Aku akan menyingkapkan kemaluannya, di depan mata para kekasihnya, dan seorang pun tidak akan melepaskan dia dari tangan-Ku.
(2:10) Aku akan menghentikan segala kegirangannya, hari rayanya, bulan barunya dan hari Sabatnya dan segala perayaannya.

Akhirnya, oleh karena dosa persundalan itu Allah melakukan dua hal;
YANG PERTAMA:Mengambil kembali gandum-Ku pada masanya dan anggur-Ku pada musimnya, dan akan merampas kain bulu domba dan kain lenan-Ku yang harus menutupi auratnya.
Artinya; tanpa kebenaran, tanpa Roh Allah dan tanpa kasih Allah.
YANG KEDUA: Menghentikan segala kegirangannya, hari rayanya, bulan barunya dan hari Sabatnya dan segala perayaannya.
Artinya; tanpa ibadah dan pelayanan sebagai hari perhentian di hadapan Tuhan.
Perlu untuk diketahui; apabila seseorang diperbudak dosa tanpa ibadah dan pelayanan, tanpa hari perhentian, akan memahitkan hati dan hidup seseorang.
Inilah keadaan Israel ketika berada di tanah utara.

Kita kembali memperhatikan ...
Yeremia 3: 6
(3:6) TUHAN berfirman kepadaku dalam zaman raja Yosia: "Sudahkah engkau melihat apa yang dilakukan Israel, perempuan murtad itu, bagaimana dia naik ke atas setiap bukit yang menjulang dan pergi ke bawah setiap pohon yang rimbun untuk bersundal di sana?

Oleh karena persundalan Israel di tanah utara, maka dia mendapat julukan sebagai: PEREMPUAN MURTAD.
Murtad, artinya; tidak sungguh-sungguh ikut Tuhan / tidak sungguh-sungguh menyangkal diri dan pikul salibnya.
Murtad itu bukan saja beralih kepercayaan, tetapi murtad di sini juga disebut dengan tidak sungguh-sungguh mengikuti Tuhan atau tidak mau menyangkal diri dan memikul salibnya.

1 Yohanes 2: 18-19
(2:18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir.
(2:19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.

Menjadi antikris karena tidak sungguh-sungguh mengikuti Tuhan, berarti tidak menyangkal diri dan tidak memikul salibnya.
Kalau di dalam rumah Tuhan, di dalam ibadah pelayanan, salib tidak ditegakkan, lebih mengutamakan perkara lahiriah, maka itu adalah ajaran antikris.

Dampak negatif berada di tanah utara.
Yeremia 3: 7-8
(3:7) Pikir-Ku: Sesudah melakukan semuanya ini, ia akan kembali kepada-Ku, tetapi ia tidak kembali. Hal itu telah dilihat oleh Yehuda, saudaranya perempuan yang tidak setia.
(3:8) Dilihatnya, bahwa oleh karena zinahnya Aku telah menceraikan Israel, perempuan murtad itu, dan memberikan kepadanya surat cerai; namun Yehuda, saudaranya perempuan yang tidak setia itu tidak takut, melainkan ia juga pun pergi bersundal.

Tuhan menceraikan Israel, memberikan surat cerai kepada Israel.
Apa tandanya diberikan surat cerai? Tubuh dan kepala tidak menyatu = terpisah dari Tuhan.

Akibat berada di tanah utara: Yehuda, saudara perempuan Israel, turut bersundal dan mencemarkan negeri.
Negeri adalah tempat ibadah dan pelayanan yang Tuhan percayakan, seperti bangsa Israel berada di negeri perjanjian, yaitu tanah Kanaan, dengan satu tujuan supaya mereka dapat beribadah dan melayani Tuhan.
Kesimpulannya; ibadah dan pelayanan menjadi cemar oleh karena persundalan.

Ada dua persundalan Yehuda.
Yeremia 3:9
(3:9) Dengan sundalnya yang sembrono itu maka ia mencemarkan negeri dan berzinah dengan menyembah batu dan kayu.

Persundalan dari pada Yehuda, antara lain;
1.     Menyembah batu.
2.     Menyembah kayu.

Tentang: BATU
Batu menunjuk kepada dua hal, yaitu;
a.     Kekerasan hati.
Hati-hati, jangan keraskan hati teramat lebih dalam hal mendengar firman Tuhan. Dalam setiap tindakan, gerak-gerik, apapun itu, jangan keraskan hati.

1 Samuel 15: 23
(15:23) Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."

Kedegilan/kekerasan hati sama seperti penyembahan berhala dan terafim atau patung.
Jadi sekalipun kita tidak mendirikan patung atau arca, kekerasan hati itu sama seperti mendirikan patung atau penyembahan berhala.
Sebagai bukti kekerasan hati adalah penyembahan berhala: seperti Saul menolak firman Tuhan.

Matius 13: 5-6
(13:5) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
(13:6) Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.

Tanah yang berbatu-batu = tidak banyak tanahnya = tanahnya tipis.
Apabila benih ditaburkan di atas tanah yang berbatu-batu, dia segera tumbuh, tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering.

Arti rohaninya ...
Matius 13: 20-21
(13:20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.
(13:21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad.

Benih yang ditaburkan di atas tanah yang berbatu-batu, arti rohaninya; tumbuh sebentar tetapi tidak berakar.
Kerugiannya; apabila ada penindasan/aniaya karena firman/sengsara karena salib, ia akan menjadi murtad, karena tidak berakar di dalam Tuhan, tidak kuat terhadap ujian = murtad.
Orang yang murtad adalah orang yang tidak kuat terhadap ujian. Siapa itu? Yaitu orang yang keras hati, firman Tuhan tidak berakar di hatinya.

Batu menunjuk kepada dua hal, yaitu;
b.    Hukum Taurat.
Hukum Taurat, berarti; “Mata ganti mata, gigi ganti gigi”, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan, karena orang yang berada di bawah hukum Taurat hanya mampu mengasihi sesama tetapi membenci musuh, sehingga orang yang berbuat salah tidak luput dari penghukuman.
Kemudian, ibadah Taurat adalah ibadah yang dijalankan secara lahiriah, misalnya; bibir mulut memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan = mempersembahkan tubuh jasmaninya kepada Tuhan, tetapi manusia batiniahnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan, berarti manusia batiniahnya tidak mengalami keubahan, tidak mengalami pembaharuan. Mungkin secara lahiriah dia mengikuti aturan-aturan, tetapi batinnya tidak mengalami keubahan, batinnya tidak dibaharui. Itu ibadah Taurat.
Yang secara lahiriah mengikuti aturan-aturan, tetapi batiniahnya belum dibaharui, masih ada unek-unek, itulah batu yang kedua.

Contoh ibadah dan pelayanan di bawah hukum Taurat.
Yohanes 8: 2-6
(8:2) Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka.
(8:3) Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.
(8:4) Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah.
(8:5) Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"
(8:6) Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah.

Kalau menurut hukum Taurat, orang yang kedapatan berbuat zinah akan dilempari dengan batu sampai mati. Jadi hukum Taurat itu tidak memberi pengampunan = tanpa belas kasih.

Di sini kita melihat ahli Taurat dan orang Farisi menjalankan ibadah mereka menurut hukum Taurat, mereka tidak mengampuni orang yang berbuat dosa, yaitu perempuan yang kedapatan berzinah.
Kemudian, juga mereka mengajukan pertanyaan kepada Yesus dengan maksud supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan Yesus. Berarti orang yang berada di bawah hukum Taurat suka mencari kesalahan orang lain, menunjuk-nunjuk kesalahan orang lain, mengungkit-ungkit kesalahan orang lain, itu batu yang kedua.

Jadi kesimpulannya, orang yang berada di bawah hukum Taurat tidak mengenal belas kasih atau jauh dari kasih karunia.

Yohanes 1: 16-17
(1:16) Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
(1:17) sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.

Hukum Taurat diberikan oleh Musa tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
Manusia identik dengan kebenaran diri sendiri, tetapi kasih karunia datang dari Tuhan, dari Yesus Kristus, itulah tentang hukum Taurat atau batu.

Sekarang tentang: KAYU.
Kayu -> daging dengan segala tabiatnya.

Segala tabiat-tabiat daging kita temukan dalam ...
Galatia 5: 19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
(5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
(5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Ada 15 perbuatan atau tabiat-tabiat daging, yaitu: (1) percabulan, (2) kecemaran, (3) hawa nafsu, (4) penyembahan berhala, (5) sihir, (6) perseteruan, (7) perselisihan, (8) iri hati, (9) amarah, (10) kepentingan diri sendiri, (11) percideraan, (12) roh pemecah, (13) kedengkian, (14) kemabukan, (15) pesta pora.
Hidup menurut daging tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Dalam ayat yang lain, daging dan darah tidak mewarisi Kerajaan Sorga.

Roma 8: 5
(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.

Hidup menurut daging memikirkan hal-hal yang dari daging, berarti hidup menurut daging tidak memikirkan perkara-perkara di atas, perkara-perkara rohani, yaitu ibadah dan pelayanan dengan segala kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.
Itu orang yang hidup menurut daging; tidak memikirkan ibadah dan pelayanan, tidak memikirkan pekerjaan Tuhan, tidak memikirkan kegiatan Roh, selain memikirkan daging dan keinginannya.

Roma 8: 6-7
(8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
(8:7) Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.

Keinginan daging itu merupakan permusuhan/perseteruan terhadap Allah karena orang yang hidup menurut daging tidak takluk kepada hukum Allah. Pendeknya, keinginan daging adalah maut.

Roma 8: 3
(8:3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,

Di sini kita melihat, hukum Taurat tidak berdaya kalau seseorang masih hidup menurut daging.
Tidak ada artinya hukum Taurat kalau seseorang masih hidup menurut keinginan daging.

Dampak negatif berzinah kepada batu dan kayu.
Yeremia 3: 7
(3:7) Pikir-Ku: Sesudah melakukan semuanya ini, ia akan kembali kepada-Ku, tetapi ia tidak kembali. Hal itu telah dilihat oleh Yehuda, saudaranya perempuan yang tidak setia.

Oleh karena persundalan Yehuda kepada batu dan kayu, maka Yehuda mendapat julukan: PEREMPUAN YANG TIDAK SETIA.
Tidak setia, berarti di situ terdapat banyak kesalahan dan kelalaian.
Biarlah kita semua setia di hadapan Tuhan, sama seperti Yesus taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib = setia...Filipi 2:8.
Kalau seseorang setia, pasti tidak ada persundalan atau perbuatan yang tidak senonoh pada batu dan kayu.

Jadi, hampir sama tadi persundalan dari Israel dan Yehuda.
-       Tadi Israel bersundal ke atas bukit yang menjulang, berarti bukit batu.
Juga Yehuda bersundal kepada batu.
-       Kemudian pergi ke bawah setiap pohon yang rindang, sama seperti Yehuda bersundal kepada kayu.
Pohon = kayu. Hampir mirip.
Mengapa persundalan Yehuda hampir mirip dengan persundalan Israel? Karena Yehuda mengikuti teladan saudara tertuanya. Kiranya ini harus menjadi pelajaran penting bagi kita semua.
Saudaraku, banyak orang mengaku dirinya baik, tetapi yang setia siapa yang menemukannya? Artinya; untuk menjadi baik, berbuat baik, banyak orang bisa, memberi, berbagi, banyak orang bisa, tetapi masih untuk tetap setia, bersundal di hadapan Tuhan.
Banyak orang berjerih lelah, itu kan perbuatan baik. Banyak orang berkorban, itu perbuatan baik. Tetapi kalau dia tidak hidup di dalam kasih setia dan kasih sayang Tuhan, semuanya menjadi hambar, tidak ada rasa.
Kiranya dapat dipahami dengan baik. Jangan sampai pengorbanan kita menjadi sia-sia karena ketidaksetiaan kita.

Itulah kondisi Israel ketika berada di sebelah utara dan kondisi Yehuda karena contoh teladan yang tidak baik dari pada Israel. Yehuda memang tidak berada di tanah utara, tetapi justru Yehuda mencemari negeri, tempat beribadah melayani Tuhan.
Oleh sebab itu, kita akan melihat jalan keluarnya.

Jalan keluar.
Yeremia 23: 7-8
(23:7) Sebab itu, demikianlah firman TUHAN, sesungguhnya, waktunya akan datang, bahwa orang tidak lagi mengatakan: Demi TUHAN yang hidup yang menuntun orang Israel keluar dari tanah Mesir!,
(23:8) melainkan: Demi TUHAN yang hidup yang menuntun dan membawa pulang keturunan kaum Israel keluar dari tanah utara dan dari segala negeri ke mana Ia telah mencerai-beraikan mereka!, maka mereka akan tinggal di tanahnya sendiri."

Perhatikan kalimat: “Demi TUHAN yang hidup yang menuntun dan membawa pulang keturunan kaum Israel keluar dari tanah utara.

Saudaraku, menuntun dan membawa pulang keturunan kaum Israel keluar dari tanah utara, artinya; untuk melepaskan Israel dari tanah utara, maka Tuhan menggunakan sistim penggembalaan.
Tuhan menggunakan sistim penggembalaan, yaitu menuntun dan membawa pulang.

Mari kita lihat ....
Mazmur 23: 1-4
(23:1) Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
(23:2) Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
(23:3) Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
(23:4) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Bukti bahwa Yesus Kristus adalah Gembala Agung: “Ia menuntun di jalan yang benar.”
Dan Yesus menjadi gembala untuk menuntun di jalan yang benar, oleh karena nama-Nya.
Nama Yesus adalah nama yang ajaib. Nama Yesus adalah nama yang berkuasa.

Itu sebabnya ketika malaikat itu berkata di dalam mimpi kepada Maria ...
Matius 1: 21
(1:23) "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita.
Anak laki-laki yang dilahirkan oleh Maria itu diberi nama Yesus karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa, termasuk dosa karena persundalan.
Jadi Tuhan melepaskan kita dengan sistim penggembalaan oleh karena nama-Nya.

Yeremia 33: 12
(33:12) Beginilah firman TUHAN semesta alam: Di daerah ini, yang sudah menjadi reruntuhan, tanpa manusia dan tanpa hewan, dan di segala kotanya akan ada lagi padang rumput bagi gembala-gembala yang membaringkan kambing domba di situ.

Jadi untuk memulihkan bangsa Israel dari persundalan, maka Tuhan kirimkan rumput penggembalaan kepada gembala-gembala yang  menggembalakan kawanan domba.
Kalau Tuhan senantiasa membukakan rahasia firman Tuhan dan menyediakan firman penggembalaan kepada kita semua, tujuannya supaya Tuhan memulihkan keadaan kita semua, melepaskan kita dari persundalan, karena persundalan ini merugikan segala sesuatu, bagaikan padang-padang menjadi kering-kering, tidak dapat berbuat apa-apa di hadapan Tuhan, maka Tuhan menggunakan sistim penggembalaan untuk memulihkan keadaan Israel, nanti juga akan memulihkan Yehuda, maka Tuhan kirimkan rumput penggembalaan.
Jadi kalau Tuhan masih berkenan kepada kita lewat pembukaan rahasia firman, berarti Tuhan hendak memulihkan keadaan kita semua, maka jangan kecilkan firman penggembalaan, firman Pengajaran yang rahasia-Nya dibukakan untuk menggembalakan kita semua.

Yeremia 33: 13
(33:13) Di kota-kota Pegunungan, di kota-kota Daerah Bukit, di kota-kota Tanah Negeb, di daerah Benyamin, di sekitar Yerusalem dan di kota-kota Yehuda, kambing domba akan lewat lagi dari bawah tangan orang yang menghitungnya, demikianlah firman TUHAN."

Kambing domba akan lewat lagi dari bawah tangan orang yang menghitungnya”, artinya; domba-domba tergembala dengan baik, dengan benar di dalam satu kandang, dengan satu gembala.
Tangan orang yang menghitungnya -> gembala.

Kemudian, keuntungan kalau domba-domba tergembala: domba-domba dihitung oleh gembala, arti rohaninya; dikenal oleh gembala.
Kalau benar-benar kita semua tergembala di hadapan Tuhan, pasti Tuhan mengenal kita, lahir dan batin, luar dan dalam.

Tuhan menuntun Israel keluar dari tanah utara, berarti; Tuhan menggunakan sistim penggembalaan, Tuhan menyediakan rumput penggembalaan, maka domba-domba pasti tergembala dan dikenal.

Yohanes 10: 2
(10:2) tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba.

Saya mohon kepada sidang jemaat, doakan terus, supaya saya dapat melalui pintu, mulai dari pintu gerbang, pintu kemah sampai melewati tirai, tidak hanya percaya tetapi juga mengalami baptisan Roh Kudus yang terus dipertahankan, sampai terakhir lebih sempit lagi, penyaliban terhadap daging, tirai/tabir terbelah dua, perobekan terhadap daging, dengan demikian saya layak menjadi gembala. Doakan supaya saya juga dikenal Gembala Agung, jangan berlaku munafik di hadapan Tuhan, doakan terus supaya lahir batin tidak berlaku munafik. Saya tidak mau mengatakan kalau saya sudah dikenal, tetapi saya rindu untuk layak menerima jabatan gembala.
Tidak semua hamba Tuhan layak menerima jabatan gembala, sekalipun dia menggembalakan. Tetapi kita bersyukur, sistim penggembalaan ini kita syukuri, sistim ini harus kita hargai.

Yohanes 10: 3-4
(10:3) Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
(10:4) Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

Kalau domba-domba tergembala dengan baik, di dalam satu kandang dengan satu gembala, maka terlihat dua hal;
1.    Domba-domba mendengarkan suara gembala = dengar-dengaran.
Berarti tidak mendengar suara asing, yaitu (1) suara dari Iblis/Setan, itulah roh jahat dan roh najis, (2) suara daging dengan segala keinginan-keinginannya.
Keuntungan kalau dengar-dengaran:
KEUNTUNGAN PERTAMA: gembala memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya, berarti dihitung atau dikenal.
Dihitung atau dikenal artinya nama tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba = terdaftar di sorga.
Kalau nama tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba, maka diakui di hadapan Allah Bapa dan diakui di hadapan para malaikat, artinya; tinggal dalam kasih Allah dan mendapat perlindungan dan penjagaan lewat bala tentara sorgawi yang dipimpin langsung oleh malaikat Michael.
KEUNTUNGAN KEDUA: gembala menuntun domba-dombanya keluar, berarti dibawa kepada suatu persekutuan dengan anggota-anggota tubuh yang lain. Jadi tidak hanya di dalam saja.
Nanti bulan enam, kita akan keluar, Gembala Agung akan menuntun kita keluar lewat persekutuan yang akan diselenggarakan di Medan, di Paropo, di Tarutung, jikalau Tuhan izinkan, sehingga ada persekutuan dengan anggota tubuh yang lain.
Kalau kita hanya selalu ada di dalam saja, kapan ada persekutuan antar gereja? Kapan ada persekutuan antar denominasi gereja? Kapan ada persekutuan antara kafir dengan Israel, yang bersifat internasional?
Jadi inilah keuntungannya dan keuntungan seperti ini adalah merupakan kebanggaan tersendiri, ada kepuasan tersendiri, kalau kita di bawa keluar untuk melangsungkan persekutuan dengan hamba-hamba Tuhan yang lain.
Secara lahiriah kita harus banyak berkorban ketika dituntun keluar, tetapi secara batin ada kepuasan.
Cara Tuhan yang ajaib, tidak perlu diragukan, supaya kita terlepas dari dosa persundalan yang ada di sebelah utara.
Tuhan tolong dengan cara yang ajaib yaitu: menuntun kembali pulang dan membawa pulang.

Kalau domba-domba tergembala dengan baik, di dalam satu kandang dengan satu gembala, maka terlihat dua hal;
2.    Domba-domba mengikuti gembala.
Sejauh ini kita telah digembalakan oleh firman Pengajaran Mempelai dalam terang-Nya Tabernakel yang membawa kita masuk dalam pesta nikah Anak Domba sebagai sasaran akhir dari ibadah dan pelayanan kita di atas muka bumi ini, ikuti saja geraknya firman Pengajaran Mempelai, kemana saja kita dibawa. Jangan mengambil jalannya masing-masing, jangan liar.
Kalau domba-domba tidak mengikuti gembala maka akan tersesat di padang gurun. Kalau tersesat di padang gurun hanya bisa mengembek, mengembek, dan mengembek, tidak bisa pulang, karena di padang gurun tidak ada petunjuk jalan. Bahkan jejak-jejak, tapak-tapak kaki itu pun sudah tertutupi oleh tiupan angin.
Mengikuti gembala, berarti mengenal suara gembala, suara asing tidak dikenal, itulah firman yang ditambahkan dan firman yang dikurangkan.
                                     
Sekarang, kita kembali memperhatikan ...
Yeremia 23: 5-6
(23:5) Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri.
(23:6) Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya: TUHAN keadilan kita.

Sistim penggembalaan ini merupakan keadilan dan kebenaran Tuhan bagi kita semua.

Maleakhi 4: 2
(4:2) Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang.

Mereka yang takut akan nama Tuhan, bagi mereka akan terbit surya kebenaran.
Mereka yang takut akan nama Tuhan -> domba-domba yang tergembala, bagi mereka akan terbit surya kebenaran atau terbit matahari kebenaran. Itulah Tunas Daud yang memberi keadilan itu. Puji Tuhan, Haleluya.

Ayo tergembala dengan sungguh-sungguh, di situ kita akan menemukan salibnya, dan itu merupakan keadilan yang akan dialami oleh orang-orang yang takut akan Tuhan (orang-orang yang tergembala).
Dengan sungguh-sungguh di dalam sistim pengembalaan, maka dua hal akan terlihat: (1) mendengar suara gembala, (2) mengikuti gembala. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang