KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, September 30, 2017

IBADAH DOA PUASA SESI II, 21 SEPTEMBER 2017

IBADAH DOA PUASA SESI II, 21 SEPTEMBER 2017

Subtema : PUASA YANG BERKENAN

Shalom saudaraku, selamat sore salam sejahtera bagi kita semua, oleh karena kemurahan hati Tuhan kita boleh mengadakan suatu persekutuan yang indah kepada Tuhan, lewat ibadah doa puasa kita sepanjang hari ini. Hari libur / tanggal merah kita adakan untuk doa puasa, kita berpuasa mengingat pekerjaan besar sedang menantikan kita. Kita melayani bukan karena gagah, hebat, bukan karena keperkasaan, namun oleh karena Roh Tuhan yang menolong kita semua sehingga kita dimampukan untuk melayani Dia.

Kita kembali memperhatikan firman Tuhan pada sesi yang kedua ini dari ayat yang sama...
Matius 6:16-18
(6:16) "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
(6:17) Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
(6:18) supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Kita sudah memperhatikan sesi yang pertama, tentang berpuasa berarti; tidak makan dan minum, menahan lapar dan haus, tujuannya supaya merendahkan diri.
Tanda orang yang merendahkan diri di hadapan Tuhan; bergantung kepada firman, sampai kita memperoleh jaminan yaitu:
1.     Pakaian tidak buruk / baru terus / bersuasanakan pesta.
2.     Kaki tidak bengkak, walaupun hati terlukai tetapi tidak sakit, tidak timbul akar pahit, tidak timbul kebencian kepada orang lain, itu jaminannya.

Sesi yang kedua, sore hari ini kita akan memperhatikan, cara berpuasa yang baik.
Terlebih dahulu kita melihat cara berpuasa orang munafik: “Mengubah air mukanya dengan bermuka muram.”

Kita segera melihat, orang-orang yang munafik....
Ada tujuh kemunafikan dari orang-orang farisi dan ahli-ahli Taurat.
Yang pertama
Matius 23:13
(23:13) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.

Perhatikan kalimat : “Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.” Artinya; melayani tetapi tidak memberi contoh teladan kepada sesama = munafik.
Melayani Tuhan tetapi tidak memberi contoh yang baik = merintangi orang lain masuk sorga.

Matius 7:22
(7:22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

Mengusir Setan, bernubuat dan mengadakan mujizat demi nama Tuhan, sampai kita kagum. Saya juga pernah melihat itu di facebook, ada hamba Tuhan di luar negeri, hamba Tuhan ini mengadakan suatu ibadah, lalu di tengah ibadah itu, seorang anak kecil disuruh berbicara, setiap kali dia (anak kecil) berbicara, satu orang tumbang, kemudian dia bicara kembali orang lain tumbang, tumbang lagi. Pertanyaannya; untuk apa tumbang? Minggu depan ibadah yang sama, lalu tumbang, tumbang dan tumbang, untuk apa dia tumbang? Apakah dengan tumbang-tumbang orang semakin dekat kepada Tuhan? Justru ibadah terabaikan, hanya untuk mengadakan eksekusi tumbang, kemudian pemberitaan firman terabaikan, itu merupakan kesalahan besar.

Tetapi ini bukan hanya sebatas tumbang, tetapi mengadakan banyak mujizat kemudian bernubat, mengusir Setan, semua itu dilakukan demi nama Tuhan, tetapi sekalipun demikian....
Matius 7:23
(7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Sekalipun nabi-nabi palsu ini mengadakan tiga perkara ajaib tersebut, Tuhan berkata kepada mereka: “Aku tidak pernah mengenal kamu” kemudian Tuhan kembali berkata: “Enyahlah dari pada-Ku kamu sekalian pembuat kejahatan.”

Tentu Tuhan punya alasan mengatakan hal itu kepada nabi-nabi palsu.
Matius 7:21
(7:21) Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga

Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” Persamaannya, bukan karena nabi-nabi palsu telah bernubuat, mengusir setan, mengadakan banyak mujizat demi nama Tuhan lalu mereka masuk dalam kerajaan sorga, bukan itu ukurannya, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa di sorga, itu yang berhak masuk dalam kerajaan sorga = memberi contoh teladan.

Jadi, ukuran suatu ibadah dan pelayanan yang berkenan kepada Tuhan bukan dilihat dari mujizatnya, ukurannya adalah siapa yang melakukan kehendak Dia.
Seribu kali mujizat terjadi di depan mata, kalau orang yang melihat mujizat itu tidak melakukan kehendak Allah Bapa, dia tidak layak masuk dalam kerajaan sorga, di sini kuncinya.

YANG KEDUA
Matius 23: 14
(23:14) [Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.]

Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang tetapi menelan rumah janda-janda.
Janda-janda itu berarti perempuan yang tidak bersuami atau tubuh yang tidak mempunyai kepala = tidak menempatkan Kristus sebagai kepala.
Kesimpulannya, doa yang panjang-panjang tetapi menelan rumah janda-janda = munafik.

YANG KETIGA
Matius 23: 15
(23:15) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.

Menobatkan seseorang tetapi setelah bertobat pemikirannya digiring untuk menganut agama itu adalah suatu kejahatan dan kemunafikan.
Agama tidak menyelamatkan, yang menyelamatkan adalah Kristus sebagai Kepala.

Yang keempat
Matius 23:23
(23:23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.

Kemunafikan yang keempat ini adalah; “Mengembalikan sepersepuluh (milik Tuhan), tetapi mengabaikan yang terpenting dalam hukum Taurat yaitu; keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan.” Seharusnya, yang satu dilakukan yang lain jangan diabaikan. 

Perhatikan:
-     Kalau keadilan diabaikan maka yang lemah akan tertindas, kenapa?  Karena masih dalam kelemahan (dosa). Yang menyebabkan seseorang tertindas bukan salib melainkan dosa (kelemahan).
-       Kalau belas kasih diabaikan, berarti tidak memperhatikan kesusahan orang lain.
Puteri Firaun mengangkat Musa dari sungai Nil itu karena belas kasihan, kemudian Yesus memberi makan 5000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan itu karena belas kasihan, Yesus memberi makan 4000 orang itu juga karena belas kasihan. Berarti kalau belas kasih diabaikan; orang susah tidak tertolong.
-       Kalau kesetiaan diabaikan maka pekerjaan Tuhan akan tertunda.
Yang main musik, ada pemain drum, ada pemain keyboard, ada pemain gitar, ada pemain bass, namun  beberapa waktu lalu pemain bass tidak setia, akhirnya pelayanan terganggu, pekerjaan Tuhan tertunda.

Itulah kerugian kalau mengabaikan tiga hal. Sepersepuluh (milik Tuhan) dikembalikan kepada Tuhan tetapi tidak boleh mengabaikan keadilan, belas kasih dan kesetiaan.

YANG KELIMA.
Matius 23: 25
(23:25) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.

Cawan dan pinggan mereka bersihkan sebelah luarnya tetapi sebelah dalamnya penuh dengan rampasan dan kerakusan. Itu kemunafikan.
Aturan-aturan secara manusiawi kita pandai, kita tahu semua aturan-aturan sehingga bagian luarnya bersih tetapi dalamnya penuh dengan dua hal:
1.    Rampasan.
Hubungan saya dengan Tuhan tidak boleh dirampas oleh siapapun. Tetapi ahli Taurat dan orang Farisi penuh dengan rampasan.
2.    Kerakusan.
Apa rakus? Rakus itu tidak ada rasa puas. Seperti bangsa Israel di padang gurun, sekali waktu mereka dikuasai roh kerakusan sampai akhirnya mereka menginginkan untuk kembali lagi ke Mesir.
Mesir -> dunia, di dalamnya terdapat keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup...1 Yohanes 2:16.
Andaikata di dalamnya tidak penuh kerakusan, tidak akan pernah memikirkan Mesir. Saya kira pengertian ini tidak boleh diabaikan. Jangan diabaikan. Terimalah dengan rendah hati supaya kita tidak mati.

YANG KEENAM.
Matius 23: 27
(23:27) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.

Kemunafikan yang keenam ini digambarkan seperti kuburan yang dilabur atau dicat putih sehingga kelihatan bersih sebelah luarnya tetapi di dalamnya penuh dengan tulang belulang dan kejahatan dan kotoran. Ini kemunafikan.

Perencanaannya bagus bahkan indah, seindah kuburan yang dilabur putih. Tetapi tersirat di dalam hatinya suatu yang jahat. Itulah kotoran, tulang belulang.
Kalau tulang yang baik; dia akan tersusun dengan baik di dalam raga, itu sebabnya tulang-tulang Yesus tidak dipatah-patahkan supaya tetap tersusun dengan rapi.
Ketika Allah selesai mengadakan pengoperasian (mengambil dari rusuk Adam), dari tulang rusuk ini dibangunkan seorang perempuan, dibawa kepada manusia itu (Adam). Lalu Adam berkata: inilah tulang dari tulangku, daging dari dagingku (tersusun dengan rapi). Inilah kuasa salib. Sedangkan kemunafikan orang-orang Farisi dan ahli Taurat sudah menjadi tulang belulang, sudah menjadi kotoran.
Adakah kita pernah merenungkan karya salib untuk menyusun tulang-tulang-Nya tetap rapi tersusun? Adakah kita pernah merenungkan bahwa Tuhan baik sehingga kita tidak munafik seperti kuburan yang dilabur putih? Andaikata kita betul-betul merenungkan karya salib, kita tidak akan mungkin berlaku munafik dengan kemunafikan yang digambarkan seperti kuburan.

Kita hanya bisa menangis saat melihat gambar Yesus disalib. Hanya sebatas tangisan  tetapi tidak ada wujud keubahan, sama seperti tulang belulang (kotoran).

YANG KETUJUH
Matius 23: 29-31
(23:29) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh
(23:30) dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu.
(23:31) Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.

Kemunafikan yang ketujuh dari ahli Taurat dan orang Farisi adalah membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh, tetapi membunuh nabi-nabi.

Makamnya dibangun dan tugu-tugunya diperindah tetapi nabinya dibunuh, itu adalah kemunafikan. Seolah-olah mengasihi tetapi sebetulnya membenci, itu sama dengan membangun makam memperindah tugu.
Melayani dengan baik tetapi pada saat firman disampaikan, ditolak, itu adalah kemunafikan.

Tujuan kemunafikan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi...
Matius 6: 16
(6:16) "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Menjalankan ibadah puasa dengan kemunafikan tujuannya adalah supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa.
Jadi mereka beribadah melayani supaya dilihat oleh orang lain, bukan untuk Tuhan.

Bagaimana dengan kehadiran kita sekarang? Kita datang apakah supaya dilihat si A, si B? Tujuan kita beribadah untuk apa? Supaya dilihat orang atau dilihat Tuhan Yesus?

Matius 23: 2-4
(23:2) "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa.
(23:3) Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
(23:4) Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.

Ahli-ahli Taurat dan orang farisi melayani Tuhan hanya dimaksud supaya dilihat orang lain berarti, ibadahnya, pelayanannya bukan untuk Tuhan, tetapi mereka mengerjakan itu semua hanya supaya dilihat orang lain (kepentingan pribadi).

Praktek di tengah-tengah pelayanan.
Matius 23: 5-7
(23:5) Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
(23:6) mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
(23:7) mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.

Praktek kemunafikan ada tiga.
Yang Pertama.
a.     “Mereka memakai tali sembahyang yang lebar”, artinya; mereka ingin menunjukkan kepada orang banyak bahwa mereka terikat dalam kasih Allah (Ulangan 6:5-8).
Jadi tali sembahyang itu menandakan bahwa seorang imam betul-betul mengasihi Allah.
b.     “Mereka memakai jumbai yang panjang”, artinya; mereka ingin menunjukkan bahwa mereka mengingat firman yang harus dilakukan (Bilangan 15:38).

Yang Kedua.
a.     Dalam perjamuan makan mereka duduk di tempat terhormat.
b.     Di dalam rumah ibadah duduk di tempat terdepan.
Intinya dari dua perkara ini, mereka gila hormat, ingin dihargai.

Yang Ketiga.
a.     Suka menerima penghormatan di pasar.
b.     Suka dipanggil rabi.
Apa itu rabi?
Matius 23: 8-9
(23:8) Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara.
(23:9) Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.

Hanya satu Rabi yaitu Bapa di Sorga, hanya satu guru, yaitu Tuhan Yesus Kristus.

Matius 23: 9-11
(23:9) Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga.
(23:10) Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
(23:11) Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.

Kalau mau menjadi yang terbesar, ayo layani Tuhan. Yang terbesar, menjadi pelayan.
Sikap seorang pelayan Tuhan: merendahkan diri, artinya: tidak perlu gila hormat, sebab barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.

Matius 6: 16
(6:16) "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.” Dari mana? Dari orang-orang yang melihat mereka di bumi, tetapi sebaliknya, mereka tidak mendapat upah di sorga. Ingin yang mana? Upah di sorga atau di bumi?
Oleh sebab itu Tuhan mengecam kemunafikan orang-orang farisi dan ahli-ahli Taurat.

Akibat kemunafikan.
Matius 23: 16-18
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat.
(23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?
(23:18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.

Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi (orang-orang munafik) melayani tetapi terikat dengan perkara lahiriah, yaitu:
-         Terikat dengan emas yang ada di Bait Suci.
Kerugiannya: mengabaikan kesucian (hidup suci).
-         Terikat dengan persembahan yang di atas mezbah.
Kerugiannya: mengabaikan penyembahan (penyerahan diri).

Supaya ibadah puasa kita tidak sia-sia, cara yang benar dalam berpuasa...
Matius 6:17-18
(6:17) Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
(6:18) supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Cara berpuasa yang benar:
a.     “Minyakilah kepalamu.”
b.     “Cucilah mukamu.”

Keterangan: “Minyakilah kepalamu,” artinya: hidup di dalam pengurapan.
Imamat 21:12
(21:12) Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

Supaya tetap hidup dalam pengurapan, “Janganlah ia keluar dari tempat kudus.”
Dalam pengajaran Tabernakel tempat kudus itulah Ruangan suci, di dalamnya terdapat tiga macam alat à ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
-  Meja roti sajian à ibadah pendalaman alkitab disertai perjamuan suci.
-  Pelita emas à ibadah raya minggu disertai kesaksian.
-  Mezbah dupa à ketekunan dalam ibadah doa penyembahan.
Tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok (jangan keluar dari tempat kudus), supaya minyak urapan itu ada di atas kepala. Keuntungannya; tidak melanggar kekudusan tempat kudus Allah, berarti; tidak hidup di dalam dosa.

Yohanes 14:16-17, 26
(14:16) Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
(14:17) yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.
(14:26) tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Yohanes 16:8,13
(16:8) Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;
(16:13) Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.

Kegunaan Roh Kudus: (1) Menjadi penolong, (2) Menyertai, (3) Penghibur, (4) Mengajarkan, (5) Mengingatkan, (6) Menginsafkan, (7) Memimpin dalam seluruh kebenaran.

Itulah keuntungan kalau hidup di dalam pengurapan. Salah satu kegunaan Roh Kudus adalah mengajar.
Saya senang sekali kalau minyak urapan ada di atas kepala, sebab orang yang diurapi itu tidak akan susah di ajar.

1 Yohanes 2:27
(2:27) Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu--dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta--dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia

Kalau minyak urapan ada di atas kepala, maka dia akan di ajar dalam segala sesuatu dan tidak perlu di ajar oleh orang lain sebab Roh Kudus akan mengajar dia  tentang segala sesuatu, dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta. Di sinilah kita dapat mengenali dan memahami diri kita, sudah di dalam pengurapan atau belum, oleh sebab itu jangan merasa diri sudah benar, ukurannya firman. Saya berharap supaya kita berada di tempat kudus, dengan satu tujuannya; supaya minyak urapan ada di atas kepala.

Amsal 30:27
(30:27) belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur,

Belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur menunjuk kepada kehidupan yang dipimpin oleh Roh Kudus, sehingga baik perkataan, sikap, solah tingkah semuanya teratur. Kemudian, belalang adalah salah satu dari empat binatang yang terkecil;
1.     Semut.
2.     Pelanduk.
3.     Cicak.
4.     Belalang.

Amsal 30:24
(30:24) Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan:

Belalang adalah salah satu dari empat binatang yang terkecil, namun yang cekatan, mengapa cekatan? Karena dia hidup dalam pimpinan Roh Kudus.
Kesimpulannya; kecil, tidak berdaya tetapi cekatan, menjadi kesaksian di tengah-tengah dunia ini.

Wahyu 5:6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.

“Bermata tujuh itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi”, artinya; menjadi kesaksian karena hidup di dalam pengurapan Allah Roh Kudus. Bedakan dengan cara ibadah orang munafik tadi, mengubah air muka dengan bermuram durja, berarti, tidak menjadi kesaksian.

Zakharia 4:10-14
(4:10) Sebab siapa yang memandang hina hari peristiwa-peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria melihat batu pilihan di tangan Zerubabel. Yang tujuh ini adalah mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi."
(4:11) Lalu berbicaralah aku kepadanya: "Apakah arti kedua pohon zaitun yang di sebelah kanan dan di sebelah kiri kandil ini?"
(4:12) Untuk kedua kalinya berbicaralah aku kepadanya: "Apakah arti kedua dahan pohon zaitun yang di samping kedua pipa emas yang menyalurkan cairan emas dari atasnya itu?"
(4:13) Ia menjawab aku: "Tidakkah engkau tahu, apa arti semuanya ini?" Jawabku: "Tidak, tuanku!"
(4:14) Lalu ia berkata: "Inilah kedua orang yang diurapi yang berdiri di dekat Tuhan seluruh bumi!"

Kehidupan yang diurapi Roh Kudus berdiri di dekat Tuhan seluruh bumi. Berdiri di dekat Tuhan seluruh bumi berarti menjadi kesaksian di seluruh bumi.
Saat ini kita di hadapan takhta, berdiri dekat Tuhan di seluruh bumi, menjadi kesaksian di bumi, itulah kedua pohon zaitun yang terukir di sisi kanan dan kiri dari pada tempat minyak (pelita emas), itulah Musa dan Elia.

Keterangan: Cucilah mukamu.”  = mencuci panca indera, yaitu; mata, mulut, telinga, hidung, kulit pipi.

Tentang: Mata yang disucikan.
Tanda mata yang disucikan dikaitkan dengan pribadi Yohanes pembaptis.
Yang pertama:
-       Yohanes 1:29
(1:29) Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.”

"Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia”, artinya pandangan ini selalu diarahkan kepada korban Kristus, dampak positifnya kita kuat terhadap ujian. Tetapi sebaliknya, kalau pandangan ini diarahkan kepada perkara-perkara lahiriah / perkara di bumi, itu yang membuat kita menjadi lemah.
Pandangan kita selalu mengarah kepada salib, kita akan kuat, sebab tolak ukur dari segala sesuatu adalah salib Kristus, sehingga sekalipun banyak pergumulan, kita kuat. Hari ini mungkin kita susah dan menderita soal makan, minum, ekonomi atau keuangan, arahkanlah selalu pandangan kepada salib, maka kita tidak akan goyah. Sebab sentral dari ibadah dan pelayanan kita ada salib.

Tanda mata yang disucikan:
Yang kedua.
-       Yohanes 1:35
(1:35) Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya.
(1:36) Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!"

“Lihatlah Anak Domba Allah!” Artinya; senantiasa mengarahkan pandangan kepada Yesus Kristus yang adalah Raja dan Mempelai Pria sorga.
Kalau pandangan ini senantiasa kita arahkan kepada Dia sebagai Raja dan Mempelai Pria sorga maka otomatis kita akan mempersiapkan diri / menyongsong Dia sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.

Perhatikan orang yang menyongsong.
Matius 25:1
(25:1) "Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.

Tujuan dari sepuluh gadis mengambil pelita adalah untuk menyongsong Mempelai Laki-Laki Sorga, berarti, pandangan mereka selalu mengarah ke sana, tetapi di tengah perjalanan rohani mereka ada yang tertinggal, kemudian ada yang masuk.
-       Yang tertinggal -> lima gadis yang bodoh.
-       Yang masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba -> lima gadis yang bijaksana.

Tentang: Telinga yang disucikan.
Telinga yang disucikan à orang yang dengar-dengaran.

1 Samuel 15:22
(15:22) Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.

Mendengar jauh lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan jauh lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.
Tuhan berkenan kepada orang yang mendengar dan memperhatikan seruan-Nya = mendengar suara panggilan.

Tentang: Mulut yang disucikan.
Roma 10:9
(10:9) Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

Mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan, tidak ada lagi Tuhan selain Dia, berarti lepas dari penyembahan berhala.

Kisah para rasul 4:12
(4:12) Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

Tidak ada nama lain yang dapat menyelamatkan manusia selain nama Yesus.
Uang, harta, kedudukan, jabatan, tidak bisa menyelamatkan hanya Yesus yang dapat menyelamatkan, kenapa? Karena Yesus memiliki darah, oleh darah-Nya kita ditebus, disucikan. Jadi mulut perlu disucikan.

Tentang: Hidung disucikan.
Hidung disucikan à orang yang hidup dalam doa penyembahan.
Nafas hidup kita ini adalah doa penyembahan. Jadi hidung juga perlu disucikan sehingga kita hidup di dalam doa penyembahan. Standard doa penyembahan: berjaga-jaga selama satu jam.

Tentang: Kulit/pipi yang disucikan -> orang-orang yang hidup di dalam kasih Allah.
Kalau kita tinggal di dalam kasih Allah, maka kita akan senantiasa merasakan kebaikan dan kemurahan Tuhan.

Matius 16:17-18
(6:17) Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
(6:18) supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Semua itu kita perbuat hanya untuk Tuhan bukan untuk dilihat orang lain, maka bapa di sorga, bapa yang berada di tempat yang tersembunyi akan membalaskannya kepada kita semua.
Beda dengan cara ibadah puasa orang munafik, ia sudah mendapat upahnya (di bumi lewat puji-pujian manusia), tetapi tidak mendapat upah di sorga.
Itulah panca indera yang terlatih sehingga kita dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang