KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, December 21, 2017

IBADAH NATAL SEKOLAH MINGGU & PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK) 15 DESEMBER 2017

NATAL SEKOLAH MINGGU & PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK).
JUMAT, 15 DESEMBER 2017

Tema: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (Yohanes 1:1).

Mula pertama saya ucapkan selamat malam, Shalom....
Salam dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kemurahan hati Tuhan ibadah natal sekolah minggu dan PAK terselenggara dengan baik, bukan karena gagah hebat, bukan karena kemampuan kita sebagai manusia, tetapi karena kemurahan Tuhan dan oleh karena kemurahan Tuhan inilah kita di dorong untuk lebih menghargai segala pengorbanan, segala kebaikan dan uluran tangan Tuhan yang telah kita rasakan sekaliannya. Puncak dari pada ibadah adalah pemberitaan firman Tuhan, jadi bukan pada saat bernyanyi, bukan pada saat memuji Tuhan, tetapi firman, karena Allah itu firman.

Tema kita tahun ini adalah: Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”
Ini natal yang pertama, pada tahun ini, minggu depan natal Kaum Muda Remaja, kemudian minggu lusanya Ibadah Natal Persekutuan Pengajaran Tabernakel / persekutuan hamba-hamba Tuhan dengan tema yang sama.

Yohanes 1:1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Kalimat pertama; “Pada mulanya adalah Firman”, kalimat kedua; “Firman itu bersama-sama dengan Allah”, seolah-olah ada dua oknum, firman dan Allah, kalimat ketiga; “Dan Firman itu adalah Allah.” Sekilas kalau kita perhatikan ayat ini sangat membingungkan tetapi mari kita perhatikan.

Mari kita selidiki kalimat pertama: “Pada mulanya adalah Firman.” Selanjutnya mari kita perhatikan kalimat yang menyerupai dengan ayat ini.
Kejadian 1:1
(1:1) Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi”, kalimat pada Yohanes 1:1 dengan Kejadian 1:1, sama. Dulu sebelum saya terpanggil menjadi hamba Tuhan, saya bingung membaca ayat ini, apa maksudnya? Siapa yang pertama ini? Tetapi malam ini rasa bingung dijawab oleh Tuhan.

Mari kita lihat jawabannya, kembali dalam...
Yohanes 1:1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Sudah terjawab pada kalimat ketiga; “Firman itu adalah Allah.
Berarti, yang terlebih dahulu adalah firman, karena pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Berarti, yang terutama adalah firman bukan hasil karya (yang diciptakan). Tetapi di hari-hari ini orang tua mendesak anak-anaknya lebih mengutamakan karya dari pada firman, sehingga menjadi terbalik, ini adalah cara berpikir yang salah.

Dulu saya seperti itu, cari kerja sana-sini, ke Irian Jaya, NTB, kemana saja saya kerja, sekarang saya baru paham ternyata firman yang terutama / yang lebih dulu, barulah hasil karya. Yang menciptakan langit dan bumi adalah Allah, yang pertama-tama adalah firman. Jadi, siapa duluan? Jawabannya adalah firman. Tidak salah anak-anakku semua didesak oleh orang tua untuk sekolah, tetapi firman yang pertama dan yang terutama. Kalau mau berhasil dahulukan firman. Dulu saya ini paling bodoh sedunia, tidak bisa bicara, waktu orang tua saya menyuruh saya sekolah Alkitab di Makasar, saya berkata; saya tidak pandai bicara, adik saya saja sebab dia pandai bicara, dia saja yang sekolah Alkitab, tetapi orang tua berkata; tidak, kamu adalah anak sulung, akhirnya tiga tahun kemudian saya mengalah. Saya paling bodoh dan tidak bisa bicara, tetapi karena firman itu yang pertama-tama dalam hidup saya, sekarang Tuhan mampukan lidah ini untuk menjadi penyambung lidah Tuhan. Jadi, bukan karena kepintaran, nomor satu firman dulu, selalu itu saya ajarkan kepada anak-anak waktu saya masih mengajar sekolah minggu dan PAK. Sekarang Tuhan menjadikan yang tidak ada menjadi ada oleh kuasa firman, orang bodoh jadi pintar, yang tidak bisa bicara bisa bicara. Ternyata kemampuan manusia terbatas, sebaliknya kuasa firman tidak terbatas karena firman itu adalah Allah.

Yohanes 1:14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Yesus lahir dan menjadi manusia, atau firman mendarah daging itulah natal. Jadi, firman dulu nomor satu sampai terwujud natal, kemudian natal itu nanti akan menjadikan yang tidak ada menjadi ada. Jadi, proses firman menjadi manusia lewat kelahiran. Itulah yang disebut natal.

Mari kita lihat dulu bahwa Yesus Kristus adalah Imam Besar...
Ibrani 7:1-2
(7:1) Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia.
(7:2) Kepadanyapun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.

Menurut peraturan Melkisedek, Yesus Kristus adalah Imam Besar untuk selama-lamanya.
Arti nama Melkisedek adalah; pertama-tama raja kebenaran dan juga raja Salem yaitu; raja damai sejahtera. Salem / Shalom artinya; damai sejahtera.

Tadi berbicara tentang siapa yang duluan, firman atau hasil karya? Yesus adalah firman, Dialah Imam Besar menurut peraturan Melkisedek, Dialah pertama-tama raja kebenaran dan raja damai sejahtera. Jadi, kalau firman nomor satu / pertama-tama dari pada hasil karya, maka kebenaran menjadi bagian kita, kalau firman nomor satu maka ada damai sejahtera.

Ingat ini, tips yang baik; percuma orang menjadi kaya, memiliki harta yang banyak kalau tidak mengalami damai sejahtera, sebaliknya tidak damai sejahtera kalau tidak ada firman. Banyak orang cari harta di luaran sana, namun dia tidak mengalami damai sejahtera, sebaliknya sekarang sedang menunggu vonis dari hakim. Di dalam Tuhan enak, yaitu; digembalakan. Daud berkata; Yesus gembalaku, takkan kekurangan aku dalam hal apa? Secara lahiriah dicukupkan, uang kuliah, uang sekolah dicukupkan, dalam hal rohani, tidak ada dosa kejahatan sebagai kelemahan, dan kekurangan, karena firman yang pertama (pertama-tama raja kebenaran).

Dulu, sebelum saya tahu hal ini, saya kejar dulu cita-cita saya, pekerjaan saya, dulu saya berprinsip, kalau saya sudah punya rumah, uang, harta, ini dan itu, mobil, barulah saya ke gereja, menghargai orang tua saya. Ternyata semua nol, tidak tercapai, justru setelah di dalam Tuhan, firman Allah menjadikan yang tidak ada menjadi ada.  Saya kira kita sebagai orang tua bersikap bijaksana menyikapi firman ini demi masa depan anak-anak kita semua. Kalau hari ini anak masih bodoh, jangan berkata kepada anak; “Ah percuma kau ibadah”, jangan mengambil kesimpulan, tunggu waktu Tuhan. Ibadah nomor satu, soal kepintaran nanti Tuhan kasih.

Jadi, Yesus yang pertama, menurut peraturan Melkisedek, Dia Imam Besar, arti Melkisedek adalah; pertama-tama raja kebenaran, juga pertama-tama raja Salem / Shalom; damai sejahtera, itu dulu yang kita cari. Cari dahulu kerajaan sorga dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan, yaitu; kepintaran, biaya sekolah (kuliah), dan lain sebagainya akan ditambahkan, jangan diputar balik. Hari-hari ini banyak anak Tuhan terlebih dahulu mencari kerjaan lalu cari kerajaan sorga, artinya; maksudnya bukan hasil karya terlebih dahulu,  tetapi firman yang terlebih dahulu.
Saya berharap, baik yang sudah SLTA, SLTP, yang masih SD kalau sungguh-sungguh cari firman (firman nomor satu), firman didahulukan dari segala yang ada, tidak tertutup kemungkinan firman itu menjadikan yang tidak ada menjadi ada.

Saya kasih contoh....
Roma 4:17
(4:17) seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" --di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.

Firman Allah menjadikan yang tidak ada menjadi ada. Dulu saya bingung yang begini-begini, apa itu firman, setahu saya kalau saya bekerja dan berusaha baru ada, sedangkan di sini; firman itu menjadikan yang tidak ada menjadi ada, dalam ayat yang lain; tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.

Mari kita lihat firman itu menjadikan yang tidak ada menjadi ada.
Roma 4:18-19
(4:18) Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
(4:19) Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.

Waktu Allah memberikan janji itu kepada Abraham, tidak ada dasar untuk berharap pada janji itu. kenapa? Alasannya;
-       Abraham sudah berumur seratus tahun.
-       Sara isteri Abraham sudah mandul.
Jadi, tidak ada dasar untuk berharap kepada janji Allah, tidak mungkin, dan mustahil.
Orang mandul tidak bisa lagi melahirkan anak, tetapi Allah berfirman; nanti keturunanmu akan banyak seperti bintang di langit, dan seperti pasir di laut, sementara Abraham sebagai suami telah mati pucuk, istilah bahasa sehari-hari yaitu lemah syahwat, Sara isterinya mandul (rahim sudah tertutup), sehingga tidak masuk akal secara manusia.

Roma 4:20
(4:20) Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,

Tetapi Abraham tidak bimbang dan ragu karena ketidakpercayaan, justru diperkuat dengan imannya, jadilah seperti firman Allah. Akhirnya, Abraham punya anak satu itulah Ishak (anak janji), kemudian anak janji mempunyai dua anak, yaitu; Esau dan Yakub, Yakub berganti nama menjadi Israel, Israel punya anak 12, itulah nenek moyang bangsa Israel dan kita adalah Israel secara rohani. Jadi, kita ada karena kuasa firman, firman itu menjadikan yang tidak ada menjadi ada.

Dulu, om Daniel tidak punya anak tetapi sekarang sudah memiliki dua anak karena firman. Imannya Abraham turun ke kita, jadi yang pertama-tama adalah firman, bukan hasil karya. Persoalannya sekarang, apabila kita masih berupaya dengan kemampuan kita, dengan perasaan kita, terbatas, cape deh, pulang ke rumah bertengkar lagi, piring melayang, tetapi di sini tidak ada piring melayang ya, yang ada kasih sayang dan kasih setia Tuhan, karena firman yang pertama, bukan uang, dan kekuatan. Kalau ada damai sejahtera, di ruang tamu nonton bersama ada damai sejahtera, di kamar, di kamar mandi, dapur, ada damai sejahtera. Saya yakin sekali kalau anak-anakku semua masa depannya cerah, asalkan firman nomor satu, ada kebenaran dan ada damai sejahtera, jangan ada tipu menipu, sebab tidak akan ada damai sejahtera.

Mungkin papa dan mama tidak bisa mengkuliahkan, sementara anak-anakku ingin jadi dokter, jadi insinyur, ini dan itu, tidak usah takut, firman Allah menjadikan yang tidak ada menjadi ada. Om Daniel juga hanya yakin firman, berusaha untuk tidak minta-minta. Dulu waktu tidak ada beras, tidak ada apa-apa, tidak ada jemaat, tidak ada gereja, tidak minta-minta, sampai hari ini belum pernah ada terjadi proposal kemana saja, karena ada firman di sini. Kalau tidak makan saya menyembah, menangis terus di kaki Tuhan mencari jiwa jalan kaki dari Merak, Cilegon, Serang, keliling-keliling. Kadang-kadang saya lebih banyak jalan kaki dari pada naik becak, setiap hari air mata terus mengalir. Sekarang air mata ditampung di kirbat Tuhan, sengsaraku dihitung-hitung, firman Tuhan menjadikan yang tidak ada menjadi ada.

Stefanus ini (salah satu anak murid pendidikan agama Kristen), saya yang memberikan namanya pada saat ia lahir. Papanya bertanya kepada saya, kalau anak saya lahir namanya siapa om; saya beri nama Stefanus, akhirnya jadilah Stefanus. Hampir satu kali seminggu saya mampir di rumah dia, masih bayi umur satu tahun, karena saya tidak mau menumpang di mana-mana. Orang tua Stefanus selalu memberi tumpangan, tetapi ada juga orang yang tidak suka pada saya, mereka mengira saya seorang saksi Yehova, dan mereka menolak saya, tetapi bapa Stefanus memberi tumpangan.
Setiap hari saya bergumul, setiap fajar terbit, saya selalu bertanya kepada Tuhan; "Hari ini saya kemana Tuhan membawa firman ini?" hanya ini saja yang saya punya, saya tidak punya apa-apa lagi Tuhan, ini nafas hidup saya. Saya ke perumahan TCI, lalu jalan kaki ke Cilegon, ke panggungrawi. Lalu besoknya lagi, fajar terbit, kemana lagi Tuhan, jalan lagi ke perumahan BBS 2, BBS 3, besoknya lagi, ke perumahan PCI, Perumnas, jalan kaki blok A,B,C, setiap hari menangis, tetapi karena firman saya dahulukan. Ada yang memberi pada saya air aqua, ada yang menolak, ya puji Tuhan, tetapi saya bertahan karena firman Allah. Anak-anakku juga bertahan terhadap firman, jangan pertahankan sesuatu yang tidak baik, pertahankan firman saja. Ibu-ibu, kalau anak masih kurang, jangan dimarahin, jangan ditahan atau dilarang untuk mencari firman terlebih dahulu, nanti tunggu waktu Tuhan, tidak ada yang mustahil. Abraham sudah 100 tahun, Sara isterinya sudah mandul, tidak ada yang mustahil, firman Allah menjadikan yang tidak ada menjadi ada asal firman nomor satu. Semua Tuhan cukupkan sekarang, dulu separuh tempe tidak bisa saya makan, susah, bertahun-tahun saya susah, jarang sekali saya makan. Karena saya jarang sekali makan, itu yang disebut puasa terpaksa, akhirnya perut saya sakit, terluka, kemudian, kesaksian berikutnya, sekali waktu disediakan makanan di rumah pa Barita di kasih yang pedas-pedas, ibu Panggabean berkata; “Tidak apa-apa Amang”, ya sudah saya makan, tetapi pulang-pulang saya sakit, tetapi saya tidak persalahkan, memang itu dulu masanya, sabar, sampai firman itu memulihkan, jangan bersungut-sungut. Saya tidak mau persalahkan, siapa-siapa, tidak, sabar dulu karena ada masanya, sabar sampai firman itu tergenapi.

Dulu tidak memiliki alat-alat di gereja, tetapi sekarang sudah disediakan Tuhan sedikit demi sedikit, live streaming video dan internet, lima benua tiap-tiap negara sudah mengikuti pemberitaan firman dari kita, semua ada disediakan oleh Tuhan, karena apa? Karena firman, coba saya menyerah waktu itu, semua ini tidak ada, saya tidak bisa bertatap muka dengan anak-anakku semua. Dulu saya bingung, mana duluan, pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi atau pada mulanya adalah firman? Setelah terpanggil menjadi hamba Tuhan barulah saya tahu bahwa yang terlebih dahulu adalah firman, barulah pengetahuan, kemampuan, hasil karya dan semua. Firman menghidupi saya, mulai sekarang belajar pada mulanya adalah firman, kita hidup karena firman dan firman yang menghidupi kita. Yang dahulu tidak bergantung pada firman, hanya bergantung pada kemampuannya dan lain sebagainya, minta ampun malam ini, menangislah, akui dan katakan; “Saya menyesal Tuhan, karena saya terlalu bergantung pada kekuatan saya, padahal kekuatanku terbatas”, begitu ya anak-anakku semua. Perhatikan ya anak-anakku.

Sedikit saja firman yang saya sampaikan tetapi kiranya firman itu mendarah daging, berkuasa menjadikan yang tidak ada menjadi ada. Kita semua yang ada di sini, kita menyesal ya, selama ini terlebih dahulu hasil karya. Sekarang, genggamlah firman Tuhan Yesus, firman nomor satu, nanti lihatlah, tunggu masanya, sabar, sabar, sampai firman itu tergenapi, Tuhan jauh lebih tahu, masa dan waktunya, jangan paksakan dengan masa kita, rencana Tuhan jauh lebih indah dari rencana kita. Sekali lagi; yang dahulu / pertama-tama adalah firman baru hasil karya. Dua tangan Tuhan yang menciptakan langit bumi dan isinya, dua tangan Tuhan juga nanti yang menciptakan yang tidak ada menjadi ada kalau kita dahulukan firman. Ingat moto tadi / tips; tidak ada artinya harta kekayaan kalau tidak ada kebenaran, tidak ada artinya uang limpah, kalau tidak ada damai sejahtera. Biar hidup apa adanya kalau ada kebenaran, biar hidup pas-pasan, kalau ada damai sejahtera, lebih dari hidup, kemurahan Tuhan lebih dari segala-galanya. Amin.

Tuhan yesus KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGAWI memberkati

Pemberita firman oleh;

Gembala sidang; Pdt. Daniel u. Sitohang


















IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 13 DESEMBER 2017

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 13 DESEMBER 2017
(Seri 135)

Subtema: BAYAR HARGA.

Shalom saudaraku…
Selamat malam , salam sejahtera bagi kita semua, salam di dalam kasih-Nya yang besar, oleh karena kasih dan kemurahan-Nya yang besar kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan malam ini. Kiranya kasih karunia, damai sejahtera, menjadi bahagian kita malam ini dan seterusnya. Dan kiranya firman Allah membawa kita rendah di bawah kaki salib Tuhan, sujud menyembah kepada Allah yang hidup, menjadi penyembah-penyembah di dalam roh dan kebenaran, mengingat hari-hari ini adalah hari-hari terakhir dimana kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi. Kita harus menjadi mezbah dupa besar, hidup di dalam doa penyembahan yang besar, supaya mampu menghadapi situasi yang semakin sulit dan sukar.

Tuhan sudah semakin menunjukkan dan memperlihatkan tanda-tanda kedatangan-Nya yang sudah tidak lama lagi. Pak Trump dipakai Tuhan untuk menggenapi firman Tuhan. Seluruh bangsa Israel dari keturunan 12 suku Israel di seluruh dunia suatu saat nanti akan kembali ke Israel dan tanda-tanda ini sudah mulai terlihat, Israel dan Amerika telah dimusuhi oleh banyak negara dan kita harus kembali kepada Tuhan, Dialah milik pusaka kita. Ibadah dan pelayanan inilah jaminan hidup kita masing-masing. Jadi, jangan ada lagi terlena oleh karena perkara-perkara di bawah di bumi / hal-hal lahiriah. Harta kekayaan, uang, jabatan yang tinggi, ijazah, tidak menjamin hidup kita pribadi lepas pribadi, tetapi Yesus yang disalibkan Dialah jalan, kebenaran dan hidup. Dari Alfa untuk sampai kepada Omega jembatannya adalah salib. Kita sedang memikul salib di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini semua, oleh karena salib juga kita menjadi kuat tidak dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang tidak suci.

Segera saja kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 1:27
(1:27) Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!

Betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain (bangsa kafir) yaitu, Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan.
Pendeknya, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain / bangsa kafir, bangsa yang  tidak bersunat.

Wahyu 3:14-17
(3:14) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah:
(3:15) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
(3:16) Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
(3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

Jemaat di Laodikia berkata; “Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa.”
Dari pengakuan ini menunjukkan bahwa mereka bergantung pada harta dan kekayaan, mereka tidak bergantung kepada kasih karunia yang dianugerahkan oleh Tuhan sehingga bagi Tuhan mereka itu; melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, sebab Tuhan sendiri yang mengatakannya.
Akibatnya; kondisi rohani mereka menjadi tidak dingin dan tidak panas, berarti; suam-suam kuku à orang yang tidak sepenuhnya bergantung kepada Tuhan, tidak bergantung kepada kasih karunia yang dianugerahkan Tuhan kepada mereka.

Dampak negatif tidak dingin dan tidak panas.
Kita boleh lihat pernyataan Tuhan.
Wahyu 3:16
(3:16) Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.

Tuhan berkata; “Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.”
Sebetulnya, betapa kaya dan mulianya rahasia itu diantara bangsa-bangsa lain yaitu; Kristus ada di tengah-tengah mereka, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan tetapi sebaliknya jemaat di Laodikia memperkaya diri dengan harta / kekayaan di bumi sehingga bagi Tuhan mereka adalah jemaat yang melarat, malang, miskin, buta dan telanjang.

Imamat 18:24-25, 27-28
(18:24) Janganlah kamu menajiskan dirimu dengan semuanya itu, sebab dengan semuanya itu bangsa-bangsa yang akan Kuhalaukan dari depanmu telah menjadi najis.
(18:25) Negeri itu telah menjadi najis dan Aku telah membalaskan kesalahannya kepadanya, sehingga negeri itu memuntahkan penduduknya.
(18:27) --karena segala kekejian itu telah dilakukan oleh penghuni negeri yang sebelum kamu, sehingga negeri itu sudah menjadi najis--
(18:28) supaya kamu jangan dimuntahkan oleh negeri itu, apabila kamu menajiskannya, seperti telah dimuntahkannya bangsa yang sebelum kamu.

Tuhan menghalau tujuh penduduk negeri Kanaan karena mereka telah menajiskan negeri itu = dimuntahkan. Dimuntahkan dari mulut Allah berarti; najis.
Penduduk negeri Kanaan telah melakukan segala kekejian di hadapan Tuhan, itulah yang menajiskan mereka…Imamat 18:1-23.
Oleh sebab itu, sebelum dibawa masuk ke negeri Kanaan, terlebih dahulu Tuhan mengingatkan bangsa Israel supaya mereka juga jangan melakukan kekejian itu, sehingga tidak menjadi najis dan dihalau dari negeri Kanaan. Memang orang-orang Yehuda sempat dihalau, dibuang ke Babel selama 70 tahun lamanya oleh karena kenajisan mereka.

Matius 15:11
(15:11) "Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang."

Apa yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan seseorang.

Lebih rinci soal kenajisan...
Matius 15:17-19
(15:17) Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban?
(15:18) Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.
(15:19) Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.

Dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat itulah yang menajiskan seseorang. Sedangkan apa yang masuk ke dalam mulut turun ke perut lalu dibuang ke jamban tetapi apa yang keluar dari mulut itu yang menajiskan seseorang. Ketika tujuh penduduk negeri Kanaan menajiskan negeri itu, akhirnya mereka dihalau dari negeri itu (dimuntahkan), supaya kita memperhatikan ini dengan sungguh-sungguh.

Tuhan terlebih dahulu memperingatkan bangsa Israel sebelum memasuki negeri yang dijanjikan itu, supaya mereka juga nanti tidak turut dimuntahkan, namun ini juga menjadi peringatan yang baik bagi kita semua. Kita rindu untuk dibawa masuk ke tanah Kanaan sampai berada di gunung Sion. Saudara masih ingat? Waktu kita di luar Tuhan betul-betul kondisi rohani kita begitu najis, karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat = keadaan dimuntahkan.
Sekarang Tuhan telah mewariskan ibadah dan pelayanan ini kepada kita sebagai milik pusaka yang harus kita pertahankan supaya kalau kita mempertahankannya maka Tuhan tidak akan memuntahkan kehidupan kita semua.

Praktek ibadah dan kehidupan yang dimuntahkan.
Matius 15:8-9
(15:8) Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
(15:9) Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."

Bibir memuliakan Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan = ibadah lahiriah / Taurat, ibadah dari orang najis yang telah dimuntahkan dari mulut Tuhan = mempersembahkan tubuh jasmaninya kepada Tuhan tetapi manusia batiniahnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan, sehingga jangan heran, kalau seseorang masih di bawah hukum Taurat maka “Mata ganti mata gigi ganti gigi”, artinya; kejahatan dibalas dengan kejahatan, jauh dari kasih karunia, menjadi miskin rohani. Kalau kita bergantung pada kasih karunia yang dianugerahkan; menjadi kaya rohani.

Jalan keluar supaya tidak dimuntahkan dari mulut Allah.
Kolose 1:27
(1:27) Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!

Perhatikan kalimat berikut; “Kristus ada di tengah-tengah kamu.”
Inilah jalan keluarnya, itu sebabnya rasul Paulus berkata betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa, yaitu; Kristus ada di tengah-tengah manusia.

Kolose 1:20-22
(1:20) dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
(1:21) Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
(1:22) sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.

Dulu bangsa kafir jauh dari Allah / memusuhi Allah di dalam hati dan pikiran mereka, tetapi pada saat Kristus ada di tengah-tengah bangsa kafir, maka bangsa kafir diperdamaikan kepada Allah dan sesama, sehingga antara saya dan sesama itu ada damai sejahtera karena di tengah-tengahnya ada salib Kristus yang memperdamaikannya. Kalau saya bisa berdamai dengan isteri saya, di tengah-tengahnya ada salib Kristus, kalau saya bisa berdamai dengan sidang jemaat itu karena di tengah-tengahnya ada salib Kristus sehingga yang jauh menjadi dekat, yang memusuhi Allah dalam hati telah berdamai dengan Allah dan sesama.
Tidak hanya diperdamaikan, selanjutnya untuk menempatkan sidang jemaat / tubuh-Nya yang Kudus, tidak bercacat, tak bercela di hadapan-Nya pada saat Dia datang pada kali yang kedua sebagai Mempelai Pria sorga. Inilah kekayaan dan kemuliaan bangsa kafir, Kristus ada di tengah-tengah kita sehingga saya dan sesama ada damai sejahtera.

Sinkornisasi / persamaan dengan jemaat Laodikia.
Wahyu 3:17
(3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

Jemaat di Loadikia sebetulnya di hadapan Tuhan melarat, malang, miskin, buta dan telanjang. Jemaat di Laodikia jauh dari Allah dan memusuhi Allah dalam hati dan pikiran mereka. Oleh sebab itu Tuhan menasihatkan mereka untuk membeli tiga hal. Membeli artinya; mau bayar harga / rela berkorban. Kita mengikuti Tuhan tidak boleh gratisan. Membeli tiga hal tadi, yaitu;
-       Emas yang telah dimurnikan.
-       Pakaian putih.
-       Minyak untuk melumas mata.

Sekali lagi saya tandaskan, ikut Tuhan tidak boleh gratisan, ikut Tuhan harus mau bayar harga, rela berkorban, sangkal diri dan pikul salib supaya jangan melarat, malang, miskin, buta dan telanjang, dan nasihat ini perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh jangan diabaikan. Kalau seseorang tidak mau bayar harga untuk Tuhan, orang seperti ini kurang menghargai nasihat firman Tuhan. Sesuatu yang gratisan itu murahan, tidak bernilai di hadapan Tuhan. Jadi yang membuat kita bernilai tinggi di hadapan Tuhan adalah darah salib sesuai dengan 1 Petrus 1:18-19. Kita bernilai tinggi karena telah ditebus oleh darah salib, bukan karena perak dan emas, bukan karena kekayaan dan harta, melainkan oleh karena darah salib / bayar harga. Kita juga menjadi milik ketebusan Tuhan karena Dia telah bayar harga di atas kayu salib. Beda dengan orang di luaran sana, betul-betul kondisi rohani mereka dimuntahkan / najis, murahan. Sedangkan mereka yang telah ditebus bernilai tinggi, itu bisa dilihat dari perkataan, sikap, perbuatan, betul-betul bernilai tinggi, menjungjung tinggi korban Kristus, sikap dan perbuatan tidak murahan. Pendeknya, supaya kita bernilai tinggi, belajar untuk membayar harga, jangan suka yang gratisan.

Adapun tiga hal yang harus dibeli itu antara lain;
1.     Emas yang telah dimurnikan.
Dimurnikan berarti telah melewati dapur api peleburan, telah melewati ujian demi ujian / telah teruji, dan tidak mudah putus asa dan tidak mudah kecewa manakala menghadapi banyak ujian.
Tujuan membeli emas yang dimurnikan; supaya menjadi kaya.

1 Petrus 1:6-7
(1:6) Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
(1:7) Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

Iman itu perlu diuji, iman yang teruji ini jauh lebih tinggi nilainya dari emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api. Iman yang teruji ini memperoleh puji-pujian, kehormatan, pada hari Yesus menyatakan-Nya. Jangan lantas kecewa manakala harus menghadapi dapur api peleburan. Saya tidak mengatakan ujian itu enak bagi daging, tetapi bertahan saja. Kalau kita bertahan, iman yang semacam ini nilainya jauh lebih tinggi / bernilai tinggi di hadapan Tuhan.

2.     Membeli pakaian putih, supaya kita memakainya.
Tujuannya; jangan terlihat ketelanjangan yang memalukan.
Saudaraku, himpunan besar orang banyak, mereka itu keluar dari kesusahan yang besar, kemudian mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba, berarti untuk memiliki pakaian putih mereka telah membayar harganya, tujuannya; supaya tidak terlihat ketelanjangan yang memalukan itu. Yang sudah melayani Tuhan tetap setia melayani Tuhan, tetaplah memakai pakaian putih, pakaian kudus, disebut juga dengan pakaian pesta supaya jangan terlihat ketelanjangan-ketelanjangan dan itu sangat memalukan  sekali.

3.     Minyak untuk melumas mata.
Di dalam Matius 6, mata adalah pelita dari seluruh anggota tubuh. Kalau mata gelap, maka gelaplah seluruh anggota tubuh, tetapi kalau mata itu terang, maka teranglah seluruh anggota tubuh, maka kita perlu untuk membeli minyak, untuk melumas mata.
Kita melayani bukan karena gagah hebat dan kuat, namun oleh Roh Tuhan, kita menjadi kesaksian di tengah dunia ini bukan karena kepintaran, gagah hebat dan kuat, bukan karena kecakapan namun oleh Roh Tuhan, menjadi kesaksian, menjadi pelita, oleh karena Roh Tuhan.

Itulah keadaan jemaat di Laodikia, pada akhirnya mereka menjadi kaya. Namun dulu waktu mereka masih jauh dari Tuhan betul-betul, hati mereka memusuhi Allah karena mereka bergantung pada harta dan kekayaan. Mereka mengaku kaya dan memperkayakan diri sampai tidak kekurangan apa-apa, serba berkecukupan, tetapi bagi Tuhan mereka tetap melarat, malang, miskin. Maka supaya menjadi kaya, Tuhan menasihatkan supaya membeli emas yang dimurnikan di dalam api, kemudiaan yang kedua Tuhan nasihatkan supaya membeli minyak untuk melumas mata, supaya menjadi terang dan menjadi kesaksian, hidup di dalam pengurapan Roh.
Kemudian, supaya jangan terlihat ketelanjangan maka Tuhan nasihatkan supaya jemaat di Laodikia membeli pakaian putih, yang telah dicelup di dalam darah Anak Domba.

Kejadian 8:18-21
(8:18) Lalu keluarlah Nuh bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknya.
(8:19) Segala binatang liar, segala binatang melata dan segala burung, semuanya yang bergerak di bumi, masing-masing menurut jenisnya, keluarlah juga dari bahtera itu.
(8:20) Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu.
(8:21) Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan.

Pada zaman Nuh Tuhan memuntahkan manusia dengan air bah, sehingga membinasakan semua yang hidup.
Air bah -> dosa kenajisan.
Biarlah kita mendirikan mezbah bagi Tuhan dan senantiasa mempersembahkan korban bakaran di atasnya. Itu cara untuk mengambil hati Tuhan. Mungkin dulu hati kita ini jahat, dan najis dari kecilnya tetapi kalau kita memiliki kerinduan untuk mendirikan mezbah dan mempersembahkan korban bakaran di atasnya, maka hati Tuhan akan luluh / jauh dari penghukuman yang membinasakan.
Korban bakaran berarti; mempersembahkan potongan-potongan daging itu di atas mezbah korban bakaran semalam-malam sampai pagi berarti sampai hangus sampai daging tidak bersuara lagi, itu cara untuk menarik perhatian Tuhan, untuk meluluhkan hati Tuhan. Dirikan mezbah dan biarlah kita jadikan diri kita ini mezbah dan kita persembahkan hidup kita ini sebagai korban bakaran kepada Tuhan sampai hangus, daging tidak bersuara lagi, maka dengan demikian, hati Tuhan kembali lagi kepada kita. Mungkin dulu sudah jauh bahkan berbuat jahat dan najis dari sejak kecil tetapi sekarang kita ada di dalam Tuhan mendirikan mezbah dan mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah. Tetap bayar harga, maka hati Tuhan luluh.

Kejadian 8:22
(8:22) Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam."

Selama kita ada di bumi ini maka 4 hal terjadi/nyata di dalam hidup kita;
1.     Tidak berhenti musim menabur dan menuai.
2.     Tidak berhenti musim dingin dan panas.
3.     Tidak berhenti kemarau dan hujan.
4.     Tidak berhenti siang dan malam.
Kesimpulannya, duka diganti dengan suka, kita menabur yang baik maka kita akan menuai yang baik, kemudian juga tidak berhenti musim dingin dan panas. Kita belajar kepada semut, salah satu dari empat binatang yang terkecil, namun cekatan, ketika musim dingin semut tetap diam di tempat tetapi apabila tiba musim panas, semut akan mengumpulkan makanannya. Kemudian, ada musim kemarau tetapi juga ada musim hujan, kemarau mengakibatkan tanah menjadi gersang / tandus dan kering-kering, tetapi juga Tuhan berikan musim hujan (kelimpahan).
Kemudian, pada siang hari kita bekerja, tanpa kenal lelah tetapi ada juga malam untuk kita istirahat. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman oleh;


Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang