KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Thursday, March 29, 2018

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 14 MARET 2018




IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 14 MARET 2018

KITAB KOLOSE

(Seri 121)

Subtema: ORANG BENAR AKAN HIDUP OLEH IMAN.

Shalom saudaraku...
Selamat malam, salah sejahtera bagi kita, salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan-Nya kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Doa Penyembahan dan sebelumnya saya juga menyapa anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan di dalam dan di luar negeri yang senantiasa mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming atau video internet youtube maupun facebook dimanapun anda berada.

Sebelum kita berada di kaki salib Tuhan, terlebih dahulu kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.

Kolose 2:2
(2:2) supaya hati mereka terhibur dan mereka bersatu dalam kasih, sehingga mereka memperoleh segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus,

Rasul Paulus memperlihatkan perjuangan yang berat kepada sidang jemaat yang dilayani.

Tujuannya perjuangan yang berat:
YANG PERTAMA: Supaya hati mereka (sidang jemaat) terhibur.
Penghiburan semacam ini disebut penghiburan salib yang memberi kekuatan yang sifatnya permanen, tidak berubah-ubah, sekaligus memberikan keyakinan yang teguh dan pendirian yang teguh.

1 Korintus 1:8-9
(1:8) Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus.
(1:9) Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.

Sidang jemaat diteguhkan sampai kepada kesudahannya oleh salib Kristus.
Sidang jemaat, kita semua, diteguhkan sampai nanti kepada kesudahannya oleh salib Kristus.
Keuntungan kuat dan teguh hati: tidak bercacat sampai Tuhan datang kembali sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga.
Pendeknya; persekutuan kita dengan salib Kristus tidak sia-sia, sebab Dia itu setia, sebab Dia Anak Allah yang setia.

Tujuannya perjuangan yang berat:
YANG KEDUA: Supaya mereka (sidang jemaat) bersatu dalam kasih.
Kegunaan kasih:
-     Menutupi banyak sekali dosa = mengampuni orang yang bersalah (1 Petrus 4:8).
-     Sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan (Kolose 3:14).

Dampak positif sidang jemaat terhibur dan bersatu dalam kasih ada tiga:
1.   Sidang jemaat memperoleh segala kekayaan.
2.   Sidang jemaat memperoleh keyakinan pengertian.
3.   Sidang jemaat mengenal rahasia Allah.

Keterangan: SIDANG JEMAAT MEMPEROLEH KEYAKINAN PENGERTIAN.
Keyakinan pengertian berarti setelah memperoleh pengertian yang benar dari Tuhan kita semakin diyakinkan.

Sebagai contoh untuk kita perhatikan;
Roma 1:16
(1:16) Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
Rasul Paulus mempunyai keyakinan yang kokoh (teguh) dalam Injil dan hal itu ia saksikan pada jemaat di Roma.
Injil adalah kekuatan Allah dan yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, baik Yahudi maupun Yunani (bangsa kafir).

Roma 1:17
(1:17) Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."

“Di dalam Injil nyata kebenaran Allah yang bertolak dari iman dan yang memimpin kepada iman.”
Maksudnya di sini adalah orang benar akan hidup oleh iman tidak hidup karena yang lain-lain.

Habakuk 2:4
(2:4) Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.

“Orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.” = orang benar akan hidup oleh iman.
Tetapi orang yang membusungkan dada tidak lurus hatinya.
Membusungkan dada = mengandalkan kekuatan sendiri -> orang sombong.

Galatia 3:11
(3:11) Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: "Orang yang benar akan hidup oleh iman."
Jadi sudah jelas bahwa “Orang yang  benar akan hidup oleh iman.” Berarti, tidak hidup karena kekuatannya, tidak hidup karena membusungkan dada, tidak hidup karena yang lain-lain.

Galatia 3:10, 12
(3:10) Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat."
(3:12) Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.

Setiap orang yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat (berada di bawah hukum Taurat), berada di bawah kutuk. Berada di bawah kutuk, artinya; tidak putus dari dosa warisan (perbuatan sia-sia).
Sebab dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya = mengandalkan kekuatannya sendiri -> orang yang membusungkan dada = sombong = mengecilkan salib Kristus.

Orang yang menjalankan ibadah Taurat (ibadah lahiriah) itu orang yang sombong, itu tidak bisa dipungkiri.

Contoh hukum Taurat:
Roma 2:12, 15
(2:12) Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat.
(2:15) Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.
Semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat itu sendiri.
Contoh orang yang berada di bawah hukum Taurat; hati dan pikiran mereka saling menuduh dan saling membela.
Menuduh sekaligus mempersalahkan orang yang bersalah dan suka membela diri tanpa memberi pengampunan, itu adalah kesaksian dari orang-orang yang berada di bawah hukum Taurat.

Lebih rinci tentang KESAKSIAN DI BAWAH HUKUM TAURAT.
Habakuk 2:5
(2:5) Orang sombong dan khianat dia yang melagak, tetapi ia tidak akan tetap ada; ia mengangakan mulutnya seperti dunia orang mati dan tidak kenyang-kenyang seperti maut, sehingga segala suku bangsa dikumpulkannya dan segala bangsa dihimpunkannya."

Ayat 3, dan ayat 4, di situ kita bisa melihat dalam Kristus Yesus orang benar akan hidup oleh iman.
Tetapi pada ayat 5, semua orang yang berada di bawah hukum taurat atau hukum kutuk = orang yang mengandalkan kekuatannya.
Mereka itu adalah:
1.   Orang sombong = tinggi hati dan angkuh.
2.   Suka berkhianat. Siapa pengkhianat? Di depan baik, di belakang tidak.
3.   Berlagak tau, walaupun tidak tau.

Lebih jauh kita melihat KEHIDUPAN DI BAWAH HUKUM TAURAT.
Roma 3:9-10
(3:9) Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa,
(3:10) seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.

Jadi orang-orang yang berada di bawah hukum Taurat tidak ada yang benar, seorang pun tidak.
Berada di bawah hukum Taurat = berada di bawah kuasa dosa.
Seperti apa ibadah yang kita jalankan sekarang? Apakah masih berada di bawah hukum taurat? Ibadah lahiriah? Atau ibadah yang mengandung janji?
Pendeknya, orang-orang yang berada di bawah hukum Taurat: “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.”

Roma 3:11-18
(3:11) Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah.
(3:12) Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.
(3:13) Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa.
(3:14) Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah,
(3:15) kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah.
(3:16) Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka,
(3:17) dan jalan damai tidak mereka kenal;
(3:18) rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu."

Tanda-tanda berada di bawah hukum Taurat, yaitu:
-     Tidak ada seorang pun yang berakal budi.
-     Tidak ada seorang pun yang mencari Allah, dengan sungguh-sungguh.
-     Semua orang telah menyeleweng.
Kebenaran diselewengkan, kesucian diselewengkan, keselamatan diselewengkan, pelayanan diselewengkan, nikahnya diselewengkan, dan lain sebagainya.
-     Semua orang tidak berguna.
-     Tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.
Itulah tanda berada di bawah hukum taurat.

Kemudian, praktek perkataannya:
-     Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga.
-     Lidah mereka merayu-rayu.
Lidah yang merayu-rayu adalah lidah yang tidak ada kebenarannya, kata-kata palsu untuk menghanyutkan orang lain.
Jangan sampai seperti bercanda, seperti perkataannya benar, tapi lidahnya merayu-rayu untuk menghanyutkan hati orang lain, itu praktek perkataan di bawah hukum taurat.
-     Bibir mereka mengandung bisa.
-     Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah.
Berarti, tidak lain tidak bukan persis seperti nabi palsu dan antikris.
Nabi palsu adalah; binatang yang keluar dari dalam bumi bertanduk dua seperti anak domba tapi kalau berbicara seperti naga, penuh dengan racun, berbisa.
Itu praktek perkataan dari orang-orang yang berada di bawah hukum taurat.

Kemudian, praktek langkah-langkah setiap orang:
-     Kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah = suka mencari musuh, tidak mau mencari damai.
-     Keruntuhan dan kebinasaan mereka ditinggalkan di jalan mereka.
Jadi sudah pasti jalan-jalan mereka bukan jalan salib.
-     Jalan damai tidak mereka kenal -> orang yang tidak mau berdamai.
-     Rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu.
Berarti tidak memperdulikan kesucian, tidak memperdulikan salib Kristus. Itu orang yang tidak takut kepada Tuhan, tidak perduli kesucian, tidak menghargai korban Kristus, hanya untuk memuaskan hasratnya, pikirannya, perasaannya.
Itu praktek langkah-langkah dari orang-orang yang berada di bawah hukum Taurat.

Roma 3:20
(3:20) Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Tidak seorang pun dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, justru hukum Taurat itu merangsang dosa.
Dan kalau kita melihat di dalam Injil Matius 5, terlihat sekali perbedaan antara Yesus Kristus dengan hukum Taurat.
Keadaan HUKUM TAURAT: hanya mengasihi sesama yaitu orang yang mengasihi dia lalu musuhnya dia benci, juga perbuatan baiknya tidak sempurna. Pendeknya, tidak sempurna di dalam kasih dan tidak sempurna di dalam perbuatan baik, kemudian ibadah yang dijalankan hanya bersifat lahiriah, artinya berbuat/melakukan sesuatu berdasarkan peraturan manusia belaka.
Maka dalam Injil Matius 15:8-9... jelas di situ mulut memuji Tuhan tetapi hatinya jauh dari Tuhan = tubuh jasmaninya ada di rumah Tuhan tapi hatinya jauh dari kebenaran firman yang ia dengar = mempersembahkan tubuh jasmani tetapi manusia batinnya tidak dipersembahkan kepada Tuhan, ini ibadah yang tidak mengandung janji. Sebab darah daging tidak mewarisi kerajaan sorga, tubuh jasmani tidak dibawa masuk ke dalam kerajaan sorga.

Berkali-kali saya katakan Setan tidak akan pernah berubah menjadi suci, sama seperti orang-orang yang berada di bawah hukum Taurat tidak menghargai darah salib, orang seperti ini akan binasa.
Jadi orang yang berada di bawah hukum Taurat pasti binasa, orang yang menjalankan ibadah lahiriah pasti binasa, karena ibadah lahiriah tidak mengenal kasih karunia, yaitu; korban Kristus.

Kalau masih suka melihat kesalahan orang lain menjadi batu sandungan bagi orang lain, tetapi orang yang mau bertobat dengan sungguh-sungguh masa lalu tidak akan menjadi batu sandungan, karena firman menjadi jaminannya, berbeda dengan orang yang menuduh dan membela diri, sekalipun firman berkata engkau hidup tetapi kalau ia bergantung kepada kebenarannya dan ia berlaku curang, maka kebenaran yang ia perbuat itu tidak akan bisa membenarkan dia...Yohanes 32:12-16.

Oleh sebab itu supaya kita terlepas dari kutuk oleh karena hukum Taurat mari kita perhatikan jalan keluarnya.
Roma 1:16
(1:16) Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.

Saudaraku, mempunyai pengertian keyakinan bersumber dari Injil dan Injil itu sendiri yang menjadi kekuatan Allah.
Injil itu terdiri dari, antara lain: Matius, Markus, Lukas, Yohanes.

Mari kita lihat penjelasan berikut ini:
-     Injil Matius -> kewibawaan dan kemuliaan Yesus sebagai Raja.
-     Injil Markus -> kebangkitan Yesus sebagai hamba.
-     Injil Lukas -> sengsara yang dialami Yesus sebagai manusia.
-     Injil Yohanes -> keadilan dan kebenaran Yesus sebagai Anak Allah.
Kesimpulan dari empat Injil ini adalah: salib Kristus atau pemberitaan firman tentang salib Kristus.

Mari kita lihat salib dalam bentuk diagram horizontal dan vertikal:
-     Horizontal -> Injil Matius dan Injil Markus.
-     Vertikal -> Injil Yohanes dan Injil Lukas.
Kita lanjut kembali memperhatikan vertikal;
·       Injil Yohanes, berarti Anak Allah dari sorga turun ke bumi = kebenaran, keadilan.
·       Injil Lukas -> sengsara yang dialami Yesus sebagai manusia di bumi.
Sekarang horizontal:
·       Injil Matius -> Yesus Raja, berarti menjadikan kita raja-raja di bumi.
·       Injil Markus -> Yesus sebagai hamba, dengan demikian menjadikan kita imam-imam.

Mari kita lihat wujud dari salib dalam bentuk vertikal dan horizontal.
1 Korintus 1:22-24
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
(1:24) tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.

Di sini kita melihat Rasul Paulus memiliki sebuah pendirian yang kuat, dia tidak terpengaruh dengan pendirian orang Yahudi dan pendirian orang Yunani, dia tetap memberitakan pribadi Yesus yang disalibkan.
Padahal pemberitaan tentang salib bagi orang-orang Yahudi itu adalah suatu batu sandungan, sebab mereka datang kepada Tuhan hanya untuk mencari tanda-tanda heran, mujizat-mujizat, sehingga bagi mereka salib itu menjadi batu sandungan, mereka tersinggung kalau dosa dikoreksi.
Sedangkan bagi orang-orang Yunani (bangsa kafir), pemberitaan firman tentang salib adalah suatu kebodohan karena mereka hanya menghendaki hikmat (beribadah melayani kepada Tuhan hanya untuk sebatas mengerti firman bukan untuk dilakukan). Bagi orang seperti ini pemberitaan tentang salib adalah suatu kebodohan.
Persis seperti orang dunia melihat orang beribadah disertai dengan sangkal diri dan pikul salib adalah suatu kebodohan, karena menghabiskan waktu dan energi, yang terpenting bagi mereka cukup mengerti, cukup tau firman, tidak perlu melakukan, sebab yang terpenting bagi mereka adalah; berusaha, bekerja, mencari uang sebanyak-banyaknya = mengandalkan kekuatannya.

Lihat orang-orang di luar sana, mencari ilmu setinggi bintang di langit tapi lupa Tuhan, sehingga bagi mereka salib adalah suatu kebodohan.
Bagi orang Yahudi salib adalah suatu batu sandungan karena yang mereka kehendaki di tengah-tengah ibadah dan pelayanan hanyalah mujizat, tanda-tanda heran.
Tapi Rasul Paulus tidak terpengaruh akan semuanya itu, ia tetap memiliki pendirian yang kuat, ia tetap memberitakan pribadi Yesus yang disalibkan.
Jadi pelayanan Rasul Paulus ini tidak dipengaruhi oleh situasi, tidak dipengaruhi oleh keadaan, tidak dipengaruhi oleh kondisi. Akhir-akhir ini banyak hamba-hamba Tuhan dipengaruhi oleh situasi keadaan dan kondisi, dengan mengecilkan salib, yang terpenting jiwa bertambah banyak. Tapi Rasul Paulus tidak, ia tetap memiliki pendirian yang teguh, sebab orang benar hidup karena iman.

Inilah pengertian keyakinan, setelah kita memperoleh pengertian kebenaran kita diyakinkan oleh Injil, itulah salib, horizontal dan vertikal.

Kisah Para Rasul 4:8-12
(4:8) Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua,
(4:9) jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan,
(4:10) maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati -- bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu.
(4:11) Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan -- yaitu kamu sendiri --, namun ia telah menjadi batu penjuru.
(4:12) Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

Di sini dengan jelas kita perhatikan, Petrus menceritakan kepada orang Yahudi tentang Yesus yang disalibkan, Petrus tidak menceritakan tentang berkat-berkat secara lahiriah semata.
Dan perlu untuk diketahui, pemberitaan firman tentang salib berkuasa menyembuhkan orang yang sakit, terkhusus sakit rohani.

Ciri-ciri hamba Tuhan yang diurapi adalah dia memberitakan pribadi Yesus yang disalibkan.
Sedangkan ciri-ciri hamba Tuhan yang tidak diurapi adalah memberitakan tentang yang lain-lain, hanya sebatas menceritakan tanda-tanda heran, mujizat-mujizat, atau memberitakan firman hanya sebatas hikmat dan pengetahuan tetapi tidak mau memikul salib, tapi Rasul Petrus memiliki pendirian yang kuat tentang salib Kristus.

Jadi pengurapan itu sumbernya dari salib bukan dari minyak yang dijual di pasar, ibadah yang seperti itu adalah ibadah murahan.

Kisah Para Rasul 4:19-20
(4:19) Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.
(4:20) Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."

Sekalipun rasul Petrus dibatasi untuk memberitakan firman tentang salib tetapi ia tidak terpengaruh, ia tidak takut, ia taat kepada Tuhan, ia tidak taat pada perintah manusia.
Kalau kita menjunjung tinggi korban Kristus, tidak takut pada manusia, tidak takut soal tidak makan tidak minum, tidak takut soal perkara lahiriah. Asal sungguh-sungguh kita junjung tinggi korban Kristus.

Hati-hati orang yang pernah bernazar untuk suatu perkara, tetapi tidak ia tepati, perkara yang ia kerjakan itu tidak pernah berhasil, ingat apa yang saya sampaikan ini.
Sebab itu beribadah harus betul-betul menjunjung tinggi korban Kristus, ingat apa yang saya ucapkan ini.

Ibadah harus menjunjung tinggi korban Kristus, tidak perlu takut manusia, tidak perlu takut tidak makan dan tidak minum.
Kemudian, Simon Petrus dan rasul-rasul yang lain memberitakan tentang pribadi Yesus yang disalibkan,  berarti apa yang mereka dengar dan apa yang mereka lihat itu yang mereka sampaikan, ini hamba Tuhan yang benar.
Jadi kalau hamba Tuhan tidak memberitakan tentang Yesus yang disalibkan, hanya sibuk memberitakan soal-soal yang lahiriah, sibuk memberitakan firman soal tanda-tanda heran itu adalah pendusta, itu bukan hamba Tuhan yang diurapi.

Lebih rinci tentang rasul Petrus dan rasul-rasul yang lain.
Kisah Para Rasul 5:28
(5:28) katanya: "Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami."

Ajaran tentang pribadi Yesus yang disalibkan, itu yang harus dibawa masuk ke dalam Yerusalem yang baru.
Yerusalem adalah pusat kerajaan damai sejahtera itulah ibadah dan pelayanan, maka pemberitaan firman tentang salib ini yang harus dibawa masuk ke kota Yerusalem, tidak yang lain-lain.

Kisah Para Rasul 5:29-31
(5:29) Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.
(5:30) Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh.
(5:31) Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.

Pendeknya, Petrus dan rasul-rasul lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.
Jadi orang yang menjunjung tinggi korban Kristus di tengah ibadah pelayanan menunjukkan bahwa ia taat kepada Allah bukan kepada manusia.

Perlu untuk diketahui, pada ayat 31, Yesus telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya, sehingga Yesus yang disalibkan itu: “Menjadi pemimpin dan Juruselamat supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa.”
Jadi saudaraku, pertobatan dan pengampunan itu datang dari salib Kristus, tidak datang dari yang lain-lain.
Siapa yang disalibkan? Dialah Yesus yang menjadi pemimpin dan Juruselamat.
Memberitakan firman di luar salib tidak nyata pertobatan yang sungguh-sungguh, dan tidak akan menerima pengampunan yang sungguh-sungguh dari Tuhan.

Saya ulangi perbedaannya, di luar salib seseorang tidak akan bertobat sungguh-sungguh, dan orang seperti ini, tidak menerima pengampunan dari Tuhan.
Tanda seseorang tidak menerima pengampunan? Ia sendiri tidak mengampuni orang lain (mengingat-ingat kesalahan orang lain).

Roma 10:17
(10:17) Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

Iman itu timbul dari pemberitaan firman tentang salib Kristus, supaya orang benar hidup karena iman.

Roma 4:16
(4:16) Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, --
Jadi kebenaran berdasarkan iman, itu adalah kasih karunia.
Kalau orang berdosa dibenarkan oleh darah salib itu adalah kasih karunia.
Jadi pemberitaan firman tentang salib di Yerusalem (di tengah-tengah ibadah dan pelayanan), di kota Raja besar kota damai sejahtera itu adalah kasih karunia. Kalaupun dosa dikoreksi, dosa ditunjuk-tunjuk, dosa dibongkar dengan tuntas, daging memang sakit tapi itu merupakan kasih karunia.

Sekalipun kita bukan orang Yahudi, tetapi kalau orang benar hidup karena iman, kita tetap memperoleh kasih karunia, sehingga disebutlah kita keturunan Bapa Abraham, berarti janji itu juga menjadi bagian kita, bukan saja untuk orang Yahudi.
Saya rindu supaya kita betul-betul memperoleh pengertian tentang keyakinan dari Injil yaitu dari pemberitaan firman tentang salib dalam bentul horizontal dan vertikal.
Supaya nyatalah kemurahan itu bagian kita, Tuhan membawa kita dari kasih karunia yang satu kepada kasih karunia yang lain, sampai sempurna, sama mulia dengan Dia, kembali kepada wujud yang semula.
Kalau orang berada di bawah hukum taurat ibadahnya lahiriah, sikap perbuatannya menyakiti hati Tuhan, perkataannya menyakiti hati Tuhan, langkah-langkah perjalanan hidupnya juga tetap menyakiti hati Tuhan tidak sempurna dalam hidup, mengasihi tidak sempurna, perbuatan baiknya tidak sempurna, tapi orang benar akan hidup karena iman, Tuhan dipermuliakan dalam hidupnya, dan akan mendapat bagian dari janji-janji Tuhan, sesuai dengan kitab Efesus 2, yang jauh menjadi dekat.

Roma 4:17
(4:17) seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" -- di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.

Kuasa atau janji dari firman iman menyatakan yang tidak ada menjadi ada, yang mati dihidupkan kembali, apa yang tidak mungkin bagi manusia segalanya mungkin bagi Allah.
Itu kuasa dari firman iman, biarlah kita semua, memahami bahwa; orang benar hidup karena iman bukan lagi karena mengandalkan kekuatan manusia, bukan lagi membusungkan dada, tidak lagi berlaku sombong di hadapan Tuhan, maka dia akan menjadi bagian dari janji Allah seperti Dia memberikan janji-Nya kepada bangsa Israel.
Firman itu menyatakan yang tidak ada menjadi ada, yang mati dihidupkan kembali, kita lepas dari maut, itu kuasa firman iman.
Maka orang benar mau tidak mau harus hidup karena iman, tidak lagi mengandalkan kekuatannya supaya janji itu menjadi bagian kita. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang


Monday, March 26, 2018

IBADAH RAYA MINGGU, 11 MARET 2018


IBADAH RAYA MINGGU, 11 MARET 2018

KITAB WAHYU

(Seri 47 )

Subtema: HUKUMAN SANGKAKALA YANG KEDUA.

Shalom saudaraku...
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita sekaliannya. Salam di dalam kasih-Nya Tuhan kita, Yesus Kristus. oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita dimungkinkan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian. Biarlah kiranya Tuhan berkemurahan bagi kita, menolong kehidupan kita yang membutuhkan pertolongan lewat pembukaan rahasia firman.

Saya juga menyapa anak-anak Tuhan, umat Tuhan, hamba Tuhan, yang senantiasa mengikuti pemberitaan firman lewat live streaming video internet, baik di dalam maupun di luar negeri, Tuhan kiranya memberkati.

Kita manfaatkan kesempatan yang masih ada ini untuk mendapatkan pertolongan dari pada Tuhan sehingga segala sesuatu dipulihkan. Hidup, ibadah pelayanan, nikah atau hubungan intim secara jasmani (suami dan isteri­), atau nikah rohani dengan Tuhan, segala sesuatu dipulihkan sehingga kita boleh merasakan kedamaian dan ketenangan yang tidak bisa dilukiskan oleh kata-kata, sampai menghasilkan nyanyian baru, logat ganjil, bahasa lidah, bahasa Roh. Kedamaian sorga berarti terlepas dari penghukuman-penghukuman yang akan berlangsung, penghukuman dari tujuh meterai telah kita lihat, dan sekarang kita akan memperhatikan, penghukuman dari tujuh sangkakala, dan akan diakhiri dengan penghukuman dari tujuh cawan murka Allah. Itulah penghukuman tiga kali tujuh dari Allah Trinitas.
-     Penghukuman dari tujuh sangkakala, itulah penghukuman dari Anak Allah, Anak Domba Allah yang disembelih.
-     Penghukuman dari tujuh meterai itu penghukuman dari Allah Roh Kudus.
-     Penghukuman dari tujuh cawan murka Allah. Cawan emas di dalamnya ada kemenyan yang dibakar, asapnya akan naik itulah doa penyembahan, tetapi kalau tidak menghargai doa penyembahan, maka terjadi penghukuman dari tujuh cawan murka Allah, itulah penghukuman dari Allah Bapa, tabiat-Nya kasih.

Sekarang kita akan memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari kitab Wahyu 8.
Wahyu 8: 6-7
(8:6) Dan ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala itu bersiap-siap untuk meniup sangkakala.
(8:7) Lalu malaikat yang pertama meniup sangkakalanya dan terjadilah hujan es, dan api, bercampur darah; dan semuanya itu dilemparkan ke bumi; maka terbakarlah sepertiga dari bumi dan sepertiga dari pohon-pohon dan hanguslah seluruh rumput-rumputan hijau.
Minggu lalu telah disampaikan penghukuman dari sangkakala yang pertama. Kiranya yang memperhatikan baik sidang jemaat, baik yang memperhatikan via live streaming, setia memperhatikan penghukuman tujuh sangkakala ini. Jangan berhenti, supaya kita tahu nanti rencana Tuhan dalam kehidupan kita, dalam nikah, dalam ibadah dan pelayanan kita pribadi lepas pribadi.

Maka kita memperhatikan HUKUMAN KEDUA DARI SANGKAKALA YANG KEDUA.
Wahyu 8: 8-9
(8:8) Lalu malaikat yang kedua meniup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah,
(8:9) dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal.

Hukuman sangkakala yang kedua oleh malaikat yang kedua, di sini kita perhatikan; “Ada sesuatu seperti gunung besar yang menyala-nyala oleh api, kemudian dilemparkan ke dalam laut, maka sepertiga dari laut menjadi darah.”
Akibatnya:
-     Matilah sepertiga segala makhluk yang bernyawa di dalam laut (dalam air).
-     Binasalah sepertiga dari semua kapal.

Hukuman sangkakala yang pertama terjadi atas bumi sehingga menghanguskan segala rumput yang hijau, tidak ada lagi makanan bagi kawanan domba, sedangkan hukuman sangkakala yang kedua terjadi atas laut atau air, dan itu sangat mengerikan. Sebetulnya kita butuh air, setelah makan akan dilanjutkan, dengan minuman. Tetapi di sini kita melihat, hukuman yang kedua terjadi atas air atau laut.

Peristiwa yang sama pernah terjadi menimpa Mesir.
Keluaran 7: 17-21
(7:17) Sebab itu beginilah firman TUHAN: Dari hal yang berikut akan kauketahui, bahwa Akulah TUHAN. Lihat, dengan tongkat yang di tanganku ini akan kupukul air yang di sungai Nil dan air itu akan berubah menjadi darah,
(7:18) dan ikan yang dalam sungai Nil akan mati, sehingga sungai Nil akan berbau busuk; maka orang Mesir akan segan meminum air dari sungai Nil ini."
(7:19) TUHAN berfirman kepada Musa: "Katakanlah kepada Harun: Ambillah tongkatmu, ulurkanlah tanganmu ke atas segala air orang Mesir, ke atas sungai, selokan, kolam dan ke atas segala kumpulan air yang ada pada mereka, supaya semuanya menjadi darah, dan akan ada darah di seluruh tanah Mesir, bahkan dalam wadah kayu dan wadah batu."
(7:20) Demikianlah Musa dan Harun berbuat seperti yang difirmankan TUHAN; diangkatnya tongkat itu dan dipukulkannya kepada air yang di sungai Nil, di depan mata Firaun dan pegawai-pegawainya, maka seluruh air yang di sungai Nil berubah menjadi darah;
(7:21) matilah ikan di sungai Nil, sehingga sungai Nil itu berbau busuk dan orang Mesir tidak dapat meminum air dari sungai Nil; dan di seluruh tanah Mesir ada darah.

Tulah pertama di sini kita melihat; air berubah menjadi darah, maka matilah ikan-ikan yang ada di sungai Nil, sehingga sungai Nil berbau busuk, akibatnya: air tidak dapat digunakan dan tidak dapat diminum oleh orang-orang Mesir.

Tadi penghukuman sangkakala pertama ke bumi; hanguslah rumput-rumput hijau, sebetulnya itu makanan bagi kawanan domba.
Hukuman yang kedua; berlaku bagi seluruh air di tanah Mesir sehingga air berubah menjadi darah. Akibatnya; air tidak dapat digunakan dan tidak dapat diminum oleh orang-orang Mesir.

Proses terjadinya air berubah menjadi darah: Musa memukul sungai Nil dengan tongkat yang ada di tangannya itu sehingga air berubah menjadi darah.
Dan ini sangat tragis sekali; makhluk hidup terancam dengan makanan, itulah hukuman yang pertama dari sangkakala yang pertama. Kemudian terancam dengan minuman, hukuman sangkakala yang kedua. Sangat tragis sekali.

Kemudian, kalau berbicara tentang darah, maka akan mengingatkan kita dengan pengorbanan dan kematian Yesus Kristus di atas kayu salib. Sedangkan tongkat selalu terhubung dengan gembala atau pemimpin.
Berarti pimpinan dari sebuah ajaran yang sehat dan baik, cap meterainya adalah darah.
Pendeknya; pengajaran yang sehat, pengajaran yang baik dan benar adalah pengajaran yang berbicara tentang darah salib Kristus, bukan berbicara tentang hal-hal lahiriah, bukan berbicara tentang kesibukan dunia, bukan berbicara tentang kedudukan, jabatan, uang, harta, kekayaan, itu ajaran yang tidak sehat.
Kalau orang itu tidak bisa mengendalikan dirinya, maka segala perkara di bumi yang menyebabkan, sehingga dia jauh dari Tuhan.

Sebagai bukti, kita lihat TUJUH SIDANG JEMAAT DI ASIA KECIL semuanya ada di dalam jangkauan Tuhan sebab segala kelebihan dan kekurangan mereka terlihat jelas di mata Tuhan, secara khusus kita akan melihat sidang jemaat pertama dan terakhir.
Kita lihat ajaran yang sehat selalu ditandai dengan darah, bukan bicara soal perkara lahiriah.

Wahyu 2: 2-3
(2:2) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
(2:3) Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.

Tuhan melihat pekerjaan dari sidang jemaat di Efesus baik jerih lelah maupun ketekunan, dan sabar terhadap pendusta, bahkan rela menderita karena nama Tuhan dan mereka tidak mengenal lelah. Itu kelebihan dari sidang jemaat di Efesus, jemaat yang pertama yang dikoreksi oleh Tuhan.

Wahyu 2: 4
(2:4) Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.

Tetapi di sini kita melihat, sekalipun jemaat di Efesus memiliki segala kelebihan, Tuhan berkata: “Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
Pertama-tama kasih Allah itu dinyatakan di atas kayu salib, itu yang ditinggalkan oleh mereka (jemaat di Efesus). Tidak menghargai darah salib/korban Kristus, sehingga mereka kehilangan kasih yang semula.
Jadi tidak ada artinya kelebihan yang dimiliki jemaat di Efesus kalau tidak ada ajaran sehat dengan tanda darah. Justru mereka jauh dari Tuhan, kehilangan kasih yang semula.

Lihat, kesalahan yang seperti ini di mata Tuhan seperti apa?
Wahyu 2: 5
(2:5) Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

Kejatuhan karena tidak menghargai darah salib adalah kejatuhan yang amat dalam melebihi kejatuhan kejatuhan yang lain.
Jadi betul, ajaran sehat, ajaran baik, meterainya (tandanya) adalah darah salib, bukan soal perkara lahiriah, bukan mujizat, bukan tanda heran, bukan harta, kekayaan, uang, bukan. Sejuta kali mujizat terjadi di depan mata, kalau orang itu tidak mau memikul salib, orang itu akan terpisah jauh dari Tuhan.

Jadi karena meninggalkan ajaran sehat, tidak ada lagi tanda darah,Tuhan berkata: Ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh.”
Enam sidang jemaat yang lain tidak dikatakan kejatuhan mereka amat dalam, sekalipun terdapat kesalahan-kesalahan mereka, namun untuk sidang jemaat di Efesus ini, Tuhan katakan; kejatuhanmu amat dalam, karena mereka telah meninggalkan kasih yang semula.
Sidang jemaat yang pertama (jemaat di Efesus), tidak menghargai ajaran sehat = tidak menghargai darah salib.

Sidang jemaat yang terakhir yang dikoreksi oleh Tuhan ...
Wahyu 3: 14-16
(3:14) "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah:
(3:15) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
(3:16) Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.

Kondisi rohani dari sidang jemaat di Laodikia betul-betul ada dalam jangkauan Tuhan. Tuhan melihat keberadaan mereka. Pengikutan jemaat di Laodikia ini adalah suam-suam kuku; tidak dingin, tidak panas.
Yang Tuhan mau; dingin atau panas (dingin betul dan panas betul), artinya; mengikut Tuhan harus dengan sungguh-sungguh, tidak boleh setengah hati.

Sekarang pertanyaannya; APA YANG MENYEBABKAN MEREKA SUAM-SUAM KUKU.
Wahyu 3: 17
(3:17) Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,
Jemaat di Laodikia bergantung pada harta dan kekayaan, sehingga mereka menjadi suam-suam kuku di dalam mengikuti Tuhan.
Seandainya mereka tidak bergantung kepada harta, kekayaan, uang, tidak bergantung pada perkara lahiriah, mereka pasti sungguh-sungguh. Tetapi karena mereka bergantung kepada harta, bergantung pada kekayaan, sehingga hati mereka jauh dari Tuhan.
Inilah ajaran yang tidak sehat karena tidak ada tanda darahnya. Sedangkan pimpinan dari sebuah ajaran yang sehat, ajaran yang baik pasti ada dalam tanda darah.

Oleh sebab itu sidang jemaat jangan keliru mengikuti Tuhan, jangan enak-enak kalau gembala berkata; diberkati. Tiap minggu kotbah seperti itu.
Oleh sebab itu saya selalu mohon kepada Tuhan supaya sidang jemaat juga doakan saya supaya kita terus menikmati pembukaan rahasia firman. Kuasa Pembukaan rahasia firman; segala rahasia yang terkandung di dalam hati akan tersingkap (menyingkapkan segala yang terselubung), pendeknya; dosa dibongkar dengan tuntas. Berkat tidak bisa membongkar dosa. Harta dan kekayaan tidak bisa membongkar dosa.

Ajaran sehat, ajaran yang baik, selalu ditandai dengan darah (korban Kristus). Dalam hal itu Rasul Paulus memiliki pendirian yang kuat. Sekalipun orang Yahudi menghendaki tanda-tanda heran (mujizat-mujizat), sementara Yunani menghendaki hikmat, seperti ahli Taurat mengerti firman tetapi tidak melakukannya, namun Rasul Paulus tidak terpengaruh (tetap dengan pendiriannya), dia tetap memberitakan ajaran sehat yaitu; memberitakan pribadi Yesus yang disalibkan. Nanti kita bisa melihat maksud dari ajaran itu.

Oleh sebab itu, jangan lagi mempermain-mainkan darah salib Kristus, jangan lagi mempermain-mainkan pengorbanan-Nya. Apalagi imam-imam yang sudah melayani sesuai dengan karunia-karunia Roh Kudus, sesuai dengan jabatan-jabatan yang dipercayakan Tuhan, jangan lagi bermain-main dengan darah salib.

1 Petrus 1: 18-19
(1:18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
(1:19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Kita harus sadari bahwa kita ditebus dari perbuatan sia-sia (dosa warisan) itu bukan dengan barang yang fana, yaitu harta, kekayaan, uang yang banyak, dan bukan pula dengan perak dan emas, walaupun itu begitu menarik karena indah, tetapi sifatnya tidak kekal.
Kita ditebus oleh darah Anak Domba yang tak bernoda dan tak bercacat, sifatnya kekal, lebih indah dari perak dan emas, lebih indah dari barang fana. Penebusan oleh darah salib, lebih indah dari segala-galanya. Itu harus kita sadari, sebab itu jangan lagi bermain-main dengan dosa, jangan lagi bermain-main dengan korban Kristus.
Kita semua dipanggil dari kegelapan dosa oleh karena kemurahan (oleh karena darah salib), selanjutnya dipilih untuk melayani Dia (untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar dari Dia).
Orang yang melayani Tuhan disebut dengan: “Bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri...1 Petrus 2:9.
-       Bangsa yang terpilih = orang-orang yang dikhususkan.
-       Bangsa yang kudus = hidup di dalam kesucian.
-       Imamat rajani = memerintah sebagai raja di bumi = berkuasa atas dosa.
-       Umat kepunyaan Allah sendiri.

Hal itu harus disadari, mari kita hargai korban Kristus.
Bagi manusia duniawi, perak dan emas lebih indah dari pada darah salib tetapi bagi yang sudah mengerti nilai ketebusan, darah salib jauh lebih indah dari perak dan emas, bahkan lebih indah dari segala yang ada.
Perlu untuk diketahui; barangsiapa mengenal harga dari ketebusan, maka jiwanya tentu tidak akan bermain-main dengan dosa lagi.

Yohanes 7: 47
(7:47) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."
Perempuan yang terkenal berbuat dosa, banyak berbuat kasih karena dosanya yang banyak itu telah diampuni oleh Tuhan. Artinya; perempuan yang terkenal berbuat dosa mengenal arti ketebusan, setelah dia mengenal arti ketebusan, dia tidak bermain-main dengan darah salib, sebaliknya banyak berbuat kasih di hadapan Tuhan.

Ada tiga perkara yang tidak dilakukan oleh Simon si kusta.
-     Yang pertama; mengambil air dan membasuh kaki Yesus, itu hal yang lumrah.
-     Yang kedua; mencium pipi kanan dan pipi kiri Yesus.
-     Yang ketiga; meminyaki kepala Yesus.
Sebaliknya, perempuan yang terkenal berbuat dosa, melakukan tiga hal yang luar biasa;
-     Membasahi kaki Yesus dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya.
-     Tidak pernah berhenti mencium kaki Yesus.
-     Meminyaki kaki Yesus dengan minyak yang berharga.
Mengapa dia lakukan sesuatu yang besar? Karena dosanya yang besar, yang banyak itu telah diampuni. Itu sebabnya dia banyak berbuat kasih.
Pendeknya; perempuan yang terkenal berbuat dosa mengerti nilai ketebusan oleh darah salib, sehingga tidak lagi bermain-main dengan darah salib, tidak bermain-main lagi dengan dosa.

Lukas 7: 37
(7:37) Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi.
Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai orang berdosa.” Banyak orang berbuat dosa, tetapi belum tentu terkenal, berarti dosa yang diperbuatnya sudah kental dalam hidupnya, sehingga oleh karena dosa itu dia terkenal, tetapi setelah dia mengerti arti dari sebuah nilai ketebusan, dia tidak mau bermain-main dengan darah salib Kristus.

Sebaliknya, sedikit diampuni, sedikit berbuat kasih, tidak banyak. Hatinya juga sedikit diberikan untuk ibadah pelayanan kepada Tuhan.

Kita kembali memperhatikan HUKUMAN SANGKAKALA YANG KEDUA.
Wahyu 8: 8
(8:8) Lalu malaikat yang kedua meniup sangkakalanya dan ada sesuatu seperti gunung besar, yang menyala-nyala oleh api, dilemparkan ke dalam laut. Dan sepertiga dari laut itu menjadi darah,

Hukuman sangkakala yang kedua oleh malaikat yang kedua; “ADA SESUATU SEPERTI GUNUNG BESAR YANG MENYALA-NYALA OLEH API, KEMUDIAN DILEMPARKAN KE DALAM LAUT.”
Ini adalah penghukuman terhadap orang-orang yang tidak menghargai darah salib (korban Kristus), itu menunjuk kepada orang-orang yang bermain-main dengan dosa.

Gunung yang besar selalu terkait dengan gunung Golgota, tidak ada lagi gunung yang lebih besar dari gunung Golgota karena dari situlah darah salib tercurah.
Jadi orang yang tidak menghargai darah salib Kristus akan mengalami penghukuman dari sangkakala yang kedua.
Lebih rinci tentang penghukuman sangkakala yang kedua:
Matius 21: 18-20
(21:18) Pada pagi-pagi hari dalam perjalanan-Nya kembali ke kota, Yesus merasa lapar.
(21:19) Dekat jalan Ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. Kata-Nya kepada pohon itu: "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!" Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu.
(21:20) Melihat kejadian itu tercenganglah murid-murid-Nya, lalu berkata: "Bagaimana mungkin pohon ara itu sekonyong-konyong menjadi kering?"

Pohon ara menjadi kering setelah dikutuk oleh Tuhan, berarti orang semacam ini tidak lagi mendapat kesempatan untuk bertobat apalagi menghasilkan buah yang manis.

Matius 21: 21
(21:21) Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi.

Kalau hati kita terbuka untuk pekerjaan, kelepasan dari Tuhan oleh karena darah salib Kristus, maka kita mendapatkan ketebusan sampai ke akar-akarnya (sampai ke sumber dosa), sehingga seseorang tidak lagi mengulangi untuk berbuat dosa.

Gunung besar bernyala-nyala oleh api, itu -> kehangatan murka (amarah), terhadap orang-orang yang tidak menghargai korban Kristus.
Gunung besar tidak lain, tidak bukan sudah pasti gunung Golgota, karena di situ darah salib tercurah. Jadi jangan berkata aku sukar melepaskan diri dari dosa kenajisan ini, dosa kejahatan ini, kesombongan, dusta, dan lain sebagainya. Sebetulnya, kalau mau, pasti bisa, sebab bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.
Tuhan berkata dengan jelas; Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi yang lebih besar, yaitu jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi.

Asal kita mau membuka hati kepada kabar kelepasan oleh darah salib. Bukalah hati malam ini, jangan bertahan lagi, baik dengan dosa kenajisan, akui malam ini, tidak ada yang mustahil.
Jangan lagi dengar ajaran-ajaran yang tidak sehat. Yang hanya berbicara soal harta, uang, kekayaan dan lain sebagainya.

Jadi kesimpulannya, pohon ara = kebenaran diri sendiri = kebenaran Taurat = agama Yahudi.
Adam pernah juga hidup dalam kebenaran diri sendiri, ketika mereka jatuh dalam dosa, mereka menjadi telanjang. Sebelum mereka jatuh dalam dosa, walaupun tidak berpakaian, mereka tidak menyadari diri telanjang. Namun setelah mereka jatuh dalam dosa, mereka menyadari bahwa mereka sudah telanjang, akhirnya mereka menyemat daun pohon ara dan dibuat menjadi cawat. Ini kebenaran diri sendiri, kebenaran hukum Taurat, seperti pohon ara tadi; ajaran yang tidak sehat.

Malam ini kita akui semua kesalahan kita kalau mau terlepas dari penghukuman sangkakala yang kedua, tidak ada yang mustahil. Itu janji Tuhan; tidak ada yang mustahil, asal mau.
Jangan tutup hatimu untuk kabar ketebusan darah salib. Jangan. Bahaya.
Hati-hati, ada juga tandingan dari gunung yang besar (Golgota). Hati-hati dengan ajaran itu.

Yeremia 51: 25-26
(51:25) Sesungguhnya, Aku menjadi lawanmu, hai gunung pemusnah, demikianlah firman TUHAN, yang memusnahkan seluruh bumi! Aku akan mengacungkan tangan-Ku kepadamu, menggulingkan engkau dari bukit batu, dan membuat engkau menjadi gunung api yang telah padam.
(51:26) Orang tidak akan mengambil batu penjuru atau batu dasar dari padamu, tetapi engkau akan menjadi tempat tandus yang kekal, demikianlah firman TUHAN.

Kekuatan kita hanyalah gunung batu yang besar, bukit Golgota -> korban Kristus.
Jangan lagi tertipu dengan gunung-gunung yang lain hanya berbicara soal berkat-berkat, mujizat-mujizat. Gunung Golgota jauh lebih besar, darah salib, dasar kita untuk melayani Tuhan. Melayani Tuhan dengan dasar yang lahiriah (perkara lahiriah) menjadi sesat, jauh dari Tuhan. Jangan cari gunung yang seperti itu.

Beradalah di gunung yang besar, untuk menerima ajaran sehat dengan tanda darah salib; sehingga yang jauh menjadi dekat untuk mendatangkan damai sejahtera.
Kita belajar melangsungkan hubungan intim dengan Tuhan, hubungan, bukan dalam bentuk aturan manusiawi tetapi ada suatu kerinduan dan cinta yang luar biasa kepada Tuhan, nanti akan melahirkan anak laki-laki, itu yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi...Wahyu 12:5.

Pendeknya; ajaran yang keluar dari gunung-gunung yang lain, arahnya kepada antikris.
Roh antikris itu adalah roh jual dan beli, terikat dengan perkara lahiriah saja.

Saya tambahkan sedikit; darah Yesus Kristus selalu ada suaranya, itu diterangkan dalam Tabernakel, rumah Tuhan (Bait Allah).
Oleh sebab itu Tuhan memerintahkan Musa untuk membangun Tabernakel dalam kitab Keluaran 25. Tujuannya supaya Tuhan berdiam, bertakhta di tengah umat-Nya. Tetapi banyak orang Kristen hanya mengerti tentang dua loh batu. Lalu, tempatnya ada di mana?
Musa ada di gunung Sinai selama empat puluh hari empat puluh malam, persekutuan untuk mendapatkan ilham Roh Kudus di dalam rangka pembangunan Tabernakel/rumah Tuhan (tubuh Kristus yang sempurna). Dari situlah dia mendapat petunjuk untuk mendirikan Tabernakel (rumah Tuhan) dengan ukuran-ukurannya, serta segala perabotan-perabotan yang ada di dalamnya.

Tujuan membangun Tabernakel, supaya Tuhan berdiam dan bertakhta di antara umat-Nya. Kemudian, setelah Tabernakel dibangun selanjutnya diurapi dengan minyak dan diperciki dengan darah.

Keluaran 25: 21-22
(25:21) Haruslah kauletakkan tutup pendamaian itu di atas tabut dan dalam tabut itu engkau harus menaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu.
(25:22) Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel."

Tuhan memerintahkan Musa untuk membangun Tabernakel supaya Tuhan berhadirat, bertakhta dan memerintah di situ.
Di luar Tabernakel Tuhan tidak memerintah, di padang gurun Tuhan tidak memerintah. Jadi Tuhan berhadirat di Tabernakel, di rumah Tuhan.

Kemudian setelah rumah Tuhan dibangun, tadi saya sudah katakan;  selanjutnya rumah Tuhan diurapi dengan minyak urapan juga diperciki dengan darah. Jadi, darah Yesus betul-betul bersuara dan telah diterangkan dalam Tabernakel.

Kemudian kauambillah minyak urapan dan kauurapilah Kemah Suci dengan segala yang ada di dalamnya; demikianlah harus engkau menguduskannya, dengan segala perabotannya, sehingga menjadi kudus...Keluaran 40:9.
Setelah Tabernakel dibangun lalu diurapi dengan minyak urapan, tetapi tidak berhenti sampai di situ ...

Ibrani 9: 18-20
(9:18) Itulah sebabnya, maka perjanjian yang pertama tidak disahkan tanpa darah.
(9:19) Sebab sesudah Musa memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta air, dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat,
(9:20) sambil berkata: "Inilah darah perjanjian yang ditetapkan Allah bagi kamu."

Kemudian, Tabernakel diperciki dengan darah mulai dari HALAMAN dengan segala perabotan-perabotannya sampai ke RUANGAN MAHA SUCI.
Dari Mezbah Korban Bakaran ditemukan darah itu, lalu darah itu dibawa sampai ke dalam RUANG MAHA SUCI, di dalamnya ada TABUT PERJANJIAN, semuanya diperciki oleh darah.
Jadi betul-betul darah itu bersuara dan sudah diterangkan di dalam Tabernakel.

Pendeknya, sampai dimana derajat rohani kita, sampai di situ juga darah itu bersuara kepada kita semua.
Jadi, darah Yesus lebih hebat dari darah Habel sekalipun darah Habel juga bersuara dari tanah. Mari kita hargai darah Salib dengan sungguh-sungguh, lebih dari hari-hari yang lalu.

Wahyu 5: 9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."

Setelah ditebus oleh darah Yesus (dipanggil), kemudian dijadikan sebagai imamat rajani, suatu kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa. Sejauh mana derajat kerohanian kita, di situ darah Yesus tetap bersuara.
Darah Yesus berkuasa dan suara itu luar biasa menolong kehidupan kita semua sungguh heranlah darah Yesus, kuasa-Nya tidak berubah.

Doa dari pemimpin pujian telah diucapkan sesuai Wahyu 8: 1, waktu yang tersisa tinggal sedikit lagi, kira-kira setengah jam lamanya. Ketika Anak Domba membuka meterai yang ketujuh; sunyi senyaplah sorga kira-kira setengah jam lamanya, berarti waktu yang tersisa tinggal sedikit. Bukan dikatakan satu jam, tetapi kira-kira setengah jam lamanya.
Satu -> Allah Yang Maha Esa, tabiat-Nya; kasih. Berarti kasih dan kemurahan-Nya tinggal sedikit lagi (kira-kira setengah jam lamanya).
Mengapa ada kata “kira-kira” ? karena kita tidak tahu kapan Tuhan datang, entah lima tahun atau sepuluh tahun yang akan datang, kita tidak tahu. Tetapi yang pasti waktu yang tersisa tinggal sedikit lagi.
Lihat keadaan dunia sudah gonjang-ganjing, di mana-mana terjadi badai, halilintar, bunyi guruh terjadi longsor, gunung digeser, pulau ditutupi, banjir di mana-mana, kejahatan semakin merajalela, kenajisan dimana-mana, itu artinya kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.

Terimalah ajaran sehat, meterainya adalah darah salib. Jangan terima ajaran-ajaran yang tidak sehat yang memisahkan seseorang dari Tuhan, memisahkan suami dan isteri.
Hanya darah salib (Yesus) yang sanggup dan berkuasa mempersatukan yang jauh menjadi dekat, supaya terlepas dari penghukuman.

Malam ini kita menangis disertai dengan penyesalan yang mendalam/serta memohon belas kasih supaya terlepas dari hukuman sangkakala kedua oleh tiupan malaikat kedua ini, malam ini kita mendapat kesempatan untuk tersungkur di kaki salib. Sesali diri dari semua kesalaha-kesalahan yang pernah terjadi dengan sungguh-sungguh. Sebab kalau masih bermain-main dengan dosa = bermain-main dengan darah salib.
Di atas tadi Tuhan sudah berkata, engkau dapat berkata gunung yang besar beranjak dan tercampaklah ke dalam laut (itu bisa), asal kita mau membuka hati kepada Tuhan, membuka hati terhadap berita kelepasan oleh darah penebusan yang berkuasa melepaskan siapa saja dari dosa, bahkan sampai akar dosa, sumber dosa.

Saya terlewatkan satu ayat ...
Penghukuman sangkakala kedua ini ternyata terulang kembali kepada orang-orang yang menolak kasih Allah itulah cawan murka Allah, dalam Wahyu 16.
Tadi penghukuman sangkakala yang kedua ada sesuatu seperti gunung yang besar menyala-nyala dengan api dilemparkan ke dalam laut, sehingga sepertiga laut berubah menjadi darah, dan sepertiga kapal akan binasa.
Sepertiga dari laut, kemudian sepertiga dari kapal akan binasa. Sepertiga persamaannya dua per enam, berarti hampir separuh, berarti hampir separuh laut berubah menjadi darah dan hampir separuh kapal akan binasa.
Tuhan sedang berlayar sekarang, berlayar mengarungi lautan cinta-Nya. Dia berharap kita menjadi syahbandar, Tuhan mau berlabuh ke dalam hati kita dengan membawa segala kekayaan sorgawi.
Sepertiga laut menjadi darah, dan sepertiga kapal binasa, berarti pertolongan yang akan kita dapatkan dari Tuhan, semakin sedikit.

Kemudian, penghukuman sangkakala yang kedua ini terulang lagi pada Wahyu 16:3. Mengapa ada pengulangan? Berarti keras hatinya manusia luar biasa, sudah dengar berita kelepasan tetapi manusia tidak mau menghargai, akhirnya cawan murka Allah akan ditumpahkan.

Kalau tadi akibat penghukuman sangkakala yang kedua sepertiga dari laut berubah menjadi darah, lihat Wahyu 16: 3 .
Wahyu 16: 3
(16:3) Dan malaikat yang kedua menumpahkan cawannya ke atas laut; maka airnya menjadi darah, seperti darah orang mati dan matilah segala yang bernyawa, yang hidup di dalam laut.
Penghukuman dari cawan murka yang kedua ditumpahkan ke atas laut, maka airnya menjadi darah.
Bukan lagi sepertiga, tetapi semua laut sudah berubah menjadi darah. Apa kita tidak takut mendengar berita ini?
Masih sibuk dengan perkara lahiriah? Kita kejar uang, maka kita jauh dari Tuhan.
Saya ingatkan kembali; sebenarnya Tuhan mau supaya kita menjadi syahbandar-Nya Tuhan, sedang Tuhan turun dari sorga, sedang mengarungi lautan cinta-Nya untuk mencari pelabuhan hati kita semua. Kapal itu penuh dengan muatan-muatan dengan segala kekayaan sorgawi, untuk dilabuhkan ke dalam hati kita.

Wahyu 8: 9
(8:9) dan matilah sepertiga dari segala makhluk yang bernyawa di dalam laut dan binasalah sepertiga dari semua kapal.

Berarti pertolongan yang kita dapat semakin tipis, hampir separoh (dua per enam).
Lihat tanda-tanda zaman, dari sabang sampai Merauke sudah dilanda, Indonesia dilanda oleh banjir, dilanda dengan gunung meletus, dilanda dengan longsor. Apakah saudara bisa menahan longsor, gunung meletus, dengan harta, dengan kepandaian, dengan kedudukan dan jabatan yang tinggi, dan dengan uang.
Saya tidak pernah bangga dengan uang. Saya bangga dengan salib, berita kelepasan. Perhatikanlah firman Tuhan dengan sungguh-sungguh.

Saya dipelihara oleh darah salib Kristus sampai hari ini, sebab itu saya tidak mau merubah cara pelayanan saya. Orang-orang menggunakan banyak cara untuk menambah jumlah jemaat, dalam hal ini saya tidak terpengaruh. Biarlah saya bertahan dengan ajaran sehat, meterainya; darah, karena inilah yang melepaskan kita dari penghukuman sangkakala kedua.
Malam ini kita ada di gunung yang paling besar, gunung Sion, Tuhan mau menolong kita semua. Tunjukkan kecintaanmu dan kasihmu kepada Tuhan, menyerahlah kepada berita kelepasan, berita salib, maka kita akan alami damai di bumi, terlepas dari penghukuman sangkakala kedua nanti. Amin.

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang