KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, August 31, 2018

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 19 JULI 2018

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 19 JULI 2018

KITAB RUT
(Seri:21)

Subtema: KASIH (DIMANA ENGKAU MATI, AKUPUN MATI DISANA).


Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua, oleh karena kemurahan hati Tuhan kita diperkenankan untuk beribadah lewat Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci. Biarlah kiranya rahmat kasih dan kemurahan-Nya menjadi bagian kita lewat pembukaan rahasia firman malam hari ini sehingga ibadah dan pelayanan kita dipulihkan, nikah rumah tangga dipulihkan, sehingga berkat berkelimpahan menjadi bagian kita semua.
Kalau Tuhan yang menjadi raja dan berkuasa dan bertakhta dalam kehidupan kita maka disana ada kebenaran, disana ada damai sejahtera, disana ada sukacita.

Tidak lupa juga saya menyapa umat Tuhan, anak-anak Tuhan, maupun hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming atau video internet, Youtube maupun Facebook, di dalam negeri maupun di luar negeri dimanapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati kita.

Kita segera memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari Rut 1.
Rut 1:16-17
(1:16) Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;
(1:17) di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!"

Pengikutan Rut kepada Naomi dibuktikan dengan perkataannya, antara lain;
1.    Ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi.
2.    Di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam.
3.    Bangsamulah bangsaku. 
4.    Allahmulah Allahku
5.    Dimana engkau mati akupun mati di sana.
Keterangan; 1 dan 2 itu berbicara tentang IMAN.
Keterangan; 3 dan 4 itu berbicara tentang HARAP.
Keterangan; “5 ITU BERBICARA TENTANG KASIH.
Biarlah segenap hati dan pikiran perasaan kita, kita tujukan kepada Tuhan Dia Allah yang berkuasa yang kita sembah sampai selama-lamanya, supaya Tuhan memberi kita jalan kehidupan, jalan yang lurus.

Sekarang kita akan memperhatikan KETERANGAN 5 ITU BERBICARA TENTANG KASIH.
Di dalam Pelajaran Tabernakel terkena pada Ruangan Maha Suci = sempurna.
Kita awali dari Yohanes 3:16.
Yohanes 3:16
(3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang beroleh hidup kekal.
Kebesaran dari kasih Allah adalah hidup kekal = sempurna. Sedangkan upah dosa maut, kematian, atau tidak kekal.

Yohanes 3:17
(3:17) Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

Kasih itu bukan untuk menghakimi, bukan untuk mendakwa, melainkan untuk menyelamatkan manusia dari dosa atau maut.
Pendeknya; kasih itu sangat berkuasa untuk membebaskan manusia dari dosa.

Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.
Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita1 Yohanes 4 :9-20.

1 Yohanes 4:11
(4:11) Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.

Karena Allah begitu mengasihi kita maka kita juga harus saling mengasihi satu dengan yang lain dengan kasih yang sempurna jadi bukan untuk menghakimi, bukan untuk mendakwa, bukan menimbulkan dosa kejahatan dan kenajisan.

Kita akan melihat tentang kasih di dalam 1 Korintus 13  supaya  kita bisa mengetahui begitu dalamnya dan lebarnya dan tingginya kasih Allah. 1 Korintus 13:1-13 seluruhnya berbicara tentang kasih Allah yang sempurna.
Kita awali ayat 1-3 ...
1 Korintus 13:1-3
(13:1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
(13:2) Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
(13:3) Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.

Terjadi perbuatan-perbuatan yang besar tapi tanpa kasih yang sempurna, antaralain:
1.    Dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat.
Entah berapa banyak bahasa di atas muka bumi ini, di dunia ini, kalau dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia itu adalah suatu keterampilan.
Kemudian bahasa malaikat adalah bahasa rohani dari Allah turun dari sorga ke bumi untuk diucapkan untuk diperkatakan, tetapi jika tanpa kasih sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang bergemerincing.
Gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing hanya mengeluarkan satu nada berarti tidak bisa mengeluarkan bunyi suara, tinggi atau rendah, naik atau turun.
Irama kita di tengah ibadah dan pelayanan ini adalah pengalaman kematian dan kebangkitan, naik dan turun. Tidak dapat mengikuti irama naik turun (pengalaman kematian dan kebangkitan) = nol.
2.    Mempunyai karunia antara lain;
-                  - Bernubuat.
-                  - Mengetahui segala rahasia.
-                  -  Memiliki seluruh pengetahuan.
-                   - Memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung.
Saya ini hamba Tuhan yang sudah menerima jabatan gembala andai kata dipercaya untuk menyampaikan pengajaran firman yang rahasianya dibukakan, itu kemurahan. Tetapi jikalau saya melayani tanpa kasih itu tidak ada gunanya, baik juga hamba-hamba Tuhan, atau imam-imam yang melayani Tuhan sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang dipercayakan jikalau tanpa kasih tidak ada gunanya.
Walaupun memiliki karunia ini dan itu tetapi jika tanpa kasih tidak berguna di hadapan Tuhan.
3.    Membagi-bagikan segala miliknya bahkan menyerahkan tubuhnya untuk dibakar” tetapi jika tanpa kasih hidup seseorang tidak ada faedahnya, segala yang dia perbuat tidak ada faedahnya.

Sekarang kita akan lanjut membaca ...
1 Korintus 13:4-7
(13:4) Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
(13:5) Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
(13:6) Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
(13:7) Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Praktek hidup di dalam kasih ada empat belas, yaitu:
1.    Sabar.
Saya tau pekerjaan sabar adalah pekerjaan yang tidak mudah apalagi kalau perkara itu tidak sesuai dengan hati. Seorang hamba Tuhan juga menyampaikan firman dengan kesabaran dan pengajaran, melayani pemberitaan injil dengan kesabaran dan pengajaran.
2.    Murah hati.
Berarti tidak susah terkhusus dalam pekerjaan Tuhan, dan dalam saling tolong menolong.
3.    Tidak cemburu.
Yang dimaksud disini adalah cemburu ilahi supaya sidang jemaat itu tidak diperdayakan oleh ajaran palsu. Jadi cemburu disini bersifat prefentif yaitu pencegahan terhadap dosa baik dosa kejahatan baik dosa kenajisan.
4.    Tidak bermegah.
Orang yang tidak bermegah berarti orang yang tidak mengakui kelebihan-kelebihan yang ada di dalam dirinya, dalam bentuk apapun itu.
5.    Tidak sombong.
Berarti tidak tinggi hati, tidak angkuh dan tidak congkak.
6.    Tidak melakukan yang tidak sopan.
Baik perkataannya, baik perbuatannya baik gerak-geriknya semuanya sopan. Kita sopan bukan hanya untuk dilihat mata manusia tetapi yang terutama sopan juga di hadapan Tuhan.
7.    Tidak mencari keuntungan dirinya sendiri (tidak egois).
8.    Tidak pemarah.
Berarti tidak mudah panas hati dan tidak dikuasai oleh kegelapan.
9.    Tidak menyimpan kesalahan orang lain = tidak dendam.
10.  Tidak besukacita karena ketidak adilan tetapi bersukacita karena kebenaran.
Jangan berbahagia di atas penderitaan orang lain.
11.  Menutupi segala sesuatu.
12.  Percaya segala sesuatu.
13.  Mengharapkan segala sesuatu.
14.  Sabar menanggung segala sesuatu.
Itulah praktek hidup di dalam kasih seluruhnya ada empat belas.

1 Korintus 13:8-10
(13:8) Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap.
(13:9) Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna.
(13:10) Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.

Kasih tidak berkesudahan berarti sifatnya kekal, ini berbicara tentang kesempurnaan.
Saudaraku kalau dikaitkan dengan Pola Tabernakel itu terkena pada Ruangan Maha Suci.
Di dalam Ruangan Maha Suci terdapat satu alat yang terutama dari semua alat yang ada di dalam Tabernakel yaitu Tabut Perjanjian.
Tabut perjanjian itu terdiri dari:
1.    Tutup pendamaian.
2.    Peti dari tabut perjanjian itu sendiri.
Tabut (peti dari tabut perjanjian) itu dibuat dari kayu penaga yang disalut atau dilapisi dengan emas baik luar maupun bagian dalamnya.
Emas -> kemurnian, kesucian Roh El Kudus, ini adalah gambaran dari sidang yang sudah mencapai kesempurnaan dan kemuliaan-Nya sehingga sederajat dengan Mempelai Pria baik lahir maupun batin.

Kita lihat dahulu kesempurnaan dalam Wahyu 22:3-5.
Wahyu 22:3-5
(22:3) Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
(22:4) dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.
(22:5) Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.

Ada tujuh kesempurnaan di dalam kerajaan sorga (Ruangan Maha Suci) yaitu:
1.    Tidak ada lagi laknat atau tidak ada lagi kematian di dalamnya = KEADILAN YANG SEMPURNA.
Selama kita menumpang di dunia ini, mendiami kemah tubuh ini banyak mengalami penderitaan karena di dalam dunia ini tidak ada keadilan, itu sebabnya ada kematian baik kematian dalam bentuk umum baik juga kematian rohani, itu tanda bahwa keadilan tidak ada di dalam dunia ini.
2.    Takhta Allah dan takhta Anak Domba ada di dalamnya = KERAJAAN YANG SEMPURNA.
Setan telah membuat kerajaan, di membuat pemerintahannya sedemikian rupa di bumi ini sehingga roh-roh jahat, roh-roh najis supaya terjadi perbuatan dosa.
3.    Hamba-hambaNya akan beribadah kepada-Nya = PENYEMBAHAN YANG SEMPURNA.
Kita ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan ini karena yang kita sembah adalah Allah yang hidup, kita menyembah Dia dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan kekuatan kita.
4.    Mereka melihat wajah-Nya = muka bertemu muka = PERSEKUTUAN YANG SEMPURNA.
Saat ini kita melihat Dia masih samar-samar, tetapi sekali waktu kita akan melihat Dia seperti Dia melihat kita dan Dia mengenal kita, itu adalah persekutuan yang sempurna.
5.    Nama-Nya tertulis di dahi mereka = KESATUAN YANG SEMPURNA.
Puji Tuhan di dalam kerajaan sorga ada kesatuan yang sempurna, tandanya huruf T di dahi, seluruh alam pemikiran ini hanya memikirkan kasih dan kemurahan-Nya, tidak ada yang lain.
6.    Tuhan Allah menerangi mereka = TERANG YANG SEMPURNA.
Terang yang sempurna di dalamnya tidak ada kegelapan, sedangkan kegelapan adalah tempat yang paling efektif untuk menyembunyikan dosa.
Orang-orang yang tidak mau mengakui dosa adalah orang-orang yang tidak mau datang kepada terang supaya dosanya itu tidak terlihat, dia menolak terang. Satu sisi dia berada di tengah ibadah pelayanan tetapi jikalau masih ada dosa yang disembunyikan, belum mengakui dosanya dengan tuntas inilah yang disebut terang yang tidak sempurna, beribadah tetapi mneyembunyikan dosa itu terang yang tidak sempurna.
7.    Mereka memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya = PEMERINTAHAN YANG SEMPURNA.
Tuhan membuat kita menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah itu adalah suatu kedudukan yang sangat tinggi dan istimewa, jangan keluar dari sana tetaplah memerintah sampai selama-lamanya, sampai pada akhirnya berada pada pemerintahan yang sempurna.

Tadi kasih itu membawa kita sampai kepada kesempurnaan itulah Ruangan Maha Suci, di dalam Ruangan Maha Suci terdapat satu alat yang terutama dari semua alat yang ada pada Tabernakel itulah Tabut Perjanjian, telah diterangkan di atas tadi.

Sejenak kita bandingkan jika hidup tanpa kasih ...
1 Korintus 13:11
(13:11) Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.

Jika hidup tanpa praktek kasih akan menjadi sama seperti kanak-kanak.
Lihat sifat kanak-kanak, antaralain:
1.    Berkata-kata seperti kanak-kanak.
Perkataan kanak-kanak perkataan yang tidak dewasa, mudah sekali mengumbar kata-kata, mudah sekali mengucapkan kata-kata sesuai dengan selera.
2.    Merasa seperti kanak-kanak.
Perasaan kanak-kanak mudah menangis, mudah tertawa, mudah baik, tetapi mudah kecewa, itu perasaan kanak-kanak tidak memiliki ketetapan hati.
Kalau perasaanya senang dia akan umbar perasaan senang, tapi kalau perasaannya tidak senang maka dia akan tunjukkan rasa ketidaksenangan itu, kalau disitu hatinya dia mau berkorban tapi kalau tidak disitu hatinya dia tidak mau berkorban, ini perasaan kanak-kanak. Perasaan kanak-kanak tidak mampu menyukakan hati Tuhan.
3.    Berpikir seperti kanak-kanak.
Pemikiran kanak-kanak hanya sebatas apa yang dilihat mata manusia, artinya: tidak berfikir panjang ia tidak memahami kedalaman hati Tuhan ia tidak dapat menyukakan hati Tuhan.
Itulah kanak-kanak sebab belum dewasa, belum hidup dalam praktek kasih.

Ibrani 5:11-13
(5:11) Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.
(5:12) Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
(5:13) Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.

Perhatikan kanak-kanak rohani;
1.    Lamban mendengar -> orang yang sangat sukar untuk melakukan firman.
Sudah tau yang baik tapi ia tidak mau melakukan yang baik, sangat sukar sekali melakukan firman Tuhan.
2.    Ia masih memerlukan susu bukan makanan keras.
Susu = asas-asas pertama dari penyataan Allah.
Ibrani 6:1-2
(6:1) Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah,
(6:2) yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.

Asas-asas pertama yaitu percaya, kemudian bertobat, dan dibaptis inilah yang disebut asas-asas pertama dari penyataan Allah. Kalau dikaitkan dengan Pola Tabernakel terkena pada Halaman:
-  Percaya -> Pintu Gerbang.
-  Bertobat -> Mezbah Korban Bakaran.
-  Di baptis -> Kolam Pembasuhan.
Yang seharusnya beralih kepada perkembangannya yang penuh yaitu berada di dalam RUANGAN SUCI.
Kristen halaman lebih suka berbicara perkara-perkara lahiriah, tidak suka makanan keras, tidak suka untuk dikoreksi dan tidak mau mengakui dosanya karena dosa itu sifatnya mempermalukan diri sendiri. Jadi kalau hanya berbicara tentang asas-asas pertama dari penyataan Allah itu hanya berbicara soal perkara lahiriah, berkat-berkat lahiriah, tanda-tanda heran, mujizat-mujizat, tidak suka menerima makanan keras, tidak suka dikoreksi dan tidak mau mengakui dosanya.

Kanak-kanak lamban mendengar, karena ia masih memerlukan susu bukan makanan keras. Seharusnya beralih kepada perkembangan yang penuh berarti berada dalam Ruangan Suci (tempat pengudusan) yang disebut juga dengan kandang penggembalaan sehingga tubuh jiwa roh kita tergembala dengan baik.

Ibrani 5:13
(5:13) Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.

Barangsiapa masih memerlukan susu, yaitu: asas-asas pertama dari penyataan Allah ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, ia tidak memahami berita salib, ia tidak suka menerima berita penyucian.

1 Korintus 1:22-23
(1:22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,

Berita salib untuk orang-orang Yahudi adalah suatu batu sandungan, sedangkan untuk orang-orang Yunani itu adalah suatu kebodohan. Sebab pengikutan dari pada orang-orang Yahudi hanya menghendaki tanda-tanda heran atau mujizat-mujizat, hanya menghendaki berkat-berkat lahiriah.
Saudaraku sejuta kali terjadi mujizat di depan mata tidak ada artinya kalau seseorang tidak memikul salibnya.
Kemudian bagi orang-orang Yunani itu adalah suatu kebodohan, sebab yang mereka kehendaki adalah hikmat persis seperti ahli-ahli Taurat mengerti, memahami, menguasai Taurat tetapi tidak hidup di dalamnya karena mereka menganggap bahwa salib itu adalah kebodohan.
Seperti orang-orang dunia, bagi mereka ibadah dan pelayanan adalah suatu kebodohan dan menghabiskan waktu mereka, bagi mereka yang terpenting adalah menuntut ilmu setinggi-tingginya, sehingga ibadah dan pelayanan bagi mereka itu suatu kebodohan.

1 Korintus 1:23
(1:23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,

Namun Rasul Paulus memiliki penderitaan yang teguh ia tidak terpengaruh dengan kondisi rohani orang-orang Yunani dan kondisi rohani orang-orang Yahudi, dia tetap memberitakan salib Kristus.

Sekarang kita kembali membaca 1 Korintus 13 ...
1 Korintus 13:11
(13:11) Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.

Tadi kita sudah melihat perbandingan hidup di dalam kasih membawa sampai kepada kekalan itulah kesempurnaan berarti dewasa rohani, tetapi tadi sedikit kita melihat mereka yang tidak hidup di dalam praktek kasih keadaan mereka menjadi sama seperti kanak-kanak, perkataannya sama seperti kanak-kanak, perasaannya sama seperti kanak-kanak, pemikirannya sama seperti kanak-kanak, sampai pada satu titik seperti orang-orang Yahudi tersandung dengan salib, dan seperti orang-orang Yunani (bangsa kafir) menganggap bodoh berita salib, bukankah ini suatu kerugian.
Tetapi Rasul Paulus berkata; “Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.”
Jadi kasih yang sempurna lewat berita salib itulah yang mendewasakan hidup rohani kita.

Efesus 4:13
(4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,

Inti dari ayat ini berbicara tentang kedewasaan rohani. Tanda kedewasaan rohani salah satunya adalah mencapai kesatuan iman, berarti satu misi dan visi di tengah-tengah ibadah pelayanan ini, berarti satu pemikiran, satu hati, menjadi satu kesatuan di dalam Tuhan untuk mengerjakan segala pekerjaan Tuhan.
Kalau belum dewasa, kesatuan iman tidak terlihat, mengambil jalannya masing-masing.

Efesus 4:14-15
(4:14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
(4:15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

Tanda kedewasaan rohani tidak mudah diombang ambingkan angin-angin pengajaran palsu tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran.
Sekarang kita lihat dulu kebenaran yang dimaksud di sini ...
Yohanes 18:37
(18:37) Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Jadi Engkau adalah raja?" Jawab Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku."

Kebenaran yang sejati terletak pada salib, diluar salib tidak ada kebenaran, jadi untuk itulah Yesus lahir dan datang ke dalam dunia ini untuk memberi kesaksian tentang kebenaran yang sejati yaitu salib.
Itu sebabnya tadi saya katakan kalau dewasa secara rohani ia tetap teguh berpegang kepada kebenaran.
Kita diutus di bumi provinsi Banten untuk memberi kesaksian tentang kebenaran yang sejati, tetap berpegang teguh kepada kebenaran apapun resikonya.

Efesus 4:15
(4:15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Berpegang teguh kepada kebenaran selanjutnya, di dalam kasih akan bertumbuh di dalam segala hal yang mengarah kepada Kristus sebagai kepala.

Efesus 4:16
(4:16) Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Kemudian seluruh tubuh menjadi rapih tersusun dan diikat, menjadi satu kesatuan. Menyatu, berarti melebur, maksudnya semakin saling memahami, saling merasakan.
Kiranya dimengerti dengan sungguh-sungguh kalau pengertian ini tidak dilakukan sama seperti Lucifer membabi buta tidak tau apa yang dia perbuat, terlalu bodoh, akhirnya dilemparkan ke dunia orang mati.

Kolose 2:19
(2:19) sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, dari mana seluruh tubuh, yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan ilahinya.
Anggota tubuh tadi menerima pertumbuhan karena ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi. Dan kesatuan ini terjadi karena menghargai pelayanan, menghargai hamba Tuhan dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan yang dipercayakan oleh Tuhan.
Urat-urat dan sendi-sendi menunjuk hamba-hamba Tuhan, (kaki tangan Tuhan) dari situlah, kita menerima pertumbuhan rohani yang mengarah kepada Kristus sebagai kepala. Pendeknya, dewasa rohani karena menghargai urat-urat dan sendi-sendi (kaki tanganNya).
Bayangkan kalau satu urat saja putus, urat saraf yang berkaitan di tangan kanan maka tangan dan kaki akan stroke dan tidak bisa berbuat apa-apa, sebab itu belajar untuk menghargai karunia-karunia dan jabatan-jabatan dari situ kita akan menerima pertumbuhan rohani.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan kita menerima pertumbuhan karena ditunjang dan diikat oleh urat-urat dan sendi-sendi.

Tadi terlihat menjadi satu dan rapih tersusun ...
Efesus 2:20-21
(2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
(2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.

Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus di dalam Tuhan.
Rapih tersusun berarti perkataannya rapih tersusun, perbuatannya rapih tersusun, gerak geriknya rapih tersusun, ibadah dan pelayanannya rapih tersusun, segala sesuatu yang dikerjakan di tengah ibadah dan pelayanan ini rapih tersusun, menyukakan hati Tuhan, sampai pada akhirnya menjadi bait Allah yang kudus di dalam Tuhan, menjadi kehidupan yang suci di hadapan Tuhan, inilah yang dituntut oleh Tuhan dari kita sesuai dengn 1 Petrus 1:15-16; “kuduslah kamu sebab Aku kudus.”

Mazmur 133:1-3
(133:1) Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!
(133:2) Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
(133:3) Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

Persaudaraan atau kesatuan tubuh yang rukun;
1.    Baik dan indah.
Berbeda-beda tetapi satu itu baik dan indah, ada warna merah, biru laut, kemudian ada warna ungu, ada warna emas, ada warna putih itu baik dan indah seperti baju efod merah, biru, ungu, dan putih dan warna emas itu baik dan indah.
Kalau hidup di dalam kasih agape akan terjadi kesatuan sehingga terlihat baik dan indah.
2.     Ada pengurapan atau terjadi pengurapan.
Ada pengurapan dari minyak yang dicurahkan di atas kepala Harun meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.
Jadi dalam kesatuan itu ada pengurapan, jangan rusak minyak urapan, jangan keluar dari tempat kudus Allah supaya tidak melanggar kekudusan Allah.
3.    Kesanalah Tuhan memerintahkan berkat dan kehidupan untuk selama-lamanya.
Sebab itu ayo belajar untuk dewasa rohani terimalah kasih yang sempurna lewat berita salib supaya jangan lagi seperti kanak-kanak, perkataan tidak seperti kanak-kanak lagi, perasaan tidak seperti kanak-kanak lagi, pemikiran tidak seperti kanak-kanak.

Kolose 1:28
(1:28) Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.

Hikmat dari salib memimpin orang dalam kesempurnaan dalam Kristus.
Berita salib itu adalah kasih yang sempurna akan memimpin kita kepada kesempurnaan dalam Kristus.

Kolose 1:29
(1:29) Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku.

Itulah yang sekarang sedang kita pergumulkan, yang kita perjuangkan.
Jadi saudara jangan bersungut-sungut kalau saya sedang berjuang untuk kesatuan tubuh yang berbeda-beda  itu, karena dengan tekun memberitakan salib.
Inilah yang juga kita perjuangkan, jangan bersungut-sungut kita harus bergumul disitu, kalau lihat yang lemah jangan turut lemah, jangan mengakimi, jangan mendakwa, jangan menimbulkan dosa, berfikir panjang, jangan hari ini menangis besok dosa terulang kembali. Amin.




TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang