IBADAH RAYA MINGGU, 19 OKTOBER 2014
Tema: IMAN DAN KASIH
Salam persekutuan dalam kasih-Nya Tuhan Yesus Kristus,
mempelai Yesus Kristus kepada kita sekalian. Haleluya.
Saya perkenalkan diri saya, Pdt. Nathanael Simangunsong,
melayani di Medan, di daerah Padangbulan.
Saya berterima kasih kepada Tuhan memberi kesempatan,
waktu bisa berkunjung untuk bapa ibu sekalian, dan bapa/ibu gembala sekeluarga,
yang sudah mempercayakan pemberitaan firman Tuhan pada malam hari ini.
Kita akan mendengar firman Tuhan yang tertulis dalam
Yohanes 3 ...
Yohanes 3: 16
(3:16) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sebagai tema iman dan kasih, kita sudah biasa mendengar
hal ini, tetapi untuk lebih menguatkan dan mengingatkan kembali, yaitu tentang
iman dan kasih, maka kita melihat pasal 2-4 dalam tabernakel berbicara tentang
mezbah korban bakaran.
Arti mezbah korban bakaran itu ada 3 bagian;
1.
Tempat penyembelihan
2.
Tempat yang ditinggikan
3.
Tempat perapian
Kalau kita melihat dalam Keluaran 27, mezbah korban
bakaran ini, dahulu bangsa Israel menghadap Tuhan harus menyembelih anak domba,
dipotong, dibakar sampai menjadi abu, ini menunjukkan KORBAN KRISTUS.
Satu hal kita melihat, mengapa tidak ditempat yang
rendah, tempat di lembah, Yesus disalibkan?
Mungkin kalau di tempat yang rendah atau di lembah, bukan
tempat yang ditinggikan, itu sebabnya setiap orang yang menerima dan percaya
kepada salib Kristus, dia sudah ditinggikan oleh Yesus Kristus.
Jadi kita semua yang percaya dan menerima korban Kristus,
sudah ditinggikan dari tempat yang rendah, dari lembah, karena tempat lembah
adalah tempat penderitaan, kesusahan.
Seperti yang kita lihat dalam Yehezkiel, lembah adalah
tempat tulang-tulang kering manusia/bangsa Israel yang mati, tidak ada
kehidupan.
Dari dunia penuh kematian, dunia penuh kesusahan,
penderitaan, tidak penuh kepastian, kita diangkat ditinggikan lewat korban
Kristus.
Sekarang kita melihat, BAGAIMANA SUPAYA SAMPAI KE MEZBAH
KORBAN BAKARAN atau SALIB KRISTUS?
Jawabannya kita akan lihat menurut pola Kerajaan Sorga,
yaitu Tabernakel.
Jelas kita bisa melihat di sini, yaitu lewat pintu
gerbang, atau disebut iman.
Kalau kita sampai pada korban Kristus, kita harus
melewati proses iman.
Apa itu proses iman? Yaitu mendengar firman Allah.
Tidak mungkin beriman kalau tidak mendengar firman, juga
kalau tidak belajar menurut pola Kerajaan Sorga, yang diberikan oleh Tuhan.
Seperti yang di depan kita, yaitu gambar Tabernakel ini.
Mari kita melihat; PROSES IMAN LEWAT MENDENGAR FIRMAN
ALLAH.
Roma 10: 17
(10:17) Jadi, iman timbul dari pendengaran,
dan pendengaran oleh firman Kristus.
Biarlah kita belajar banyak mendengar firman.
Semakin banyak mendengar firman, berarti iman tidak
sekedar iman, dan tidak sekedar hanya berkata iman.
Kalau kita sudah mendengar firman, itu menunjuk pada
pintu gerbang. Ada tarikan korban Kristus, salib Kristus.
Orang yang percaya, orang yang beriman ditarik oleh
korban Kristus.
Saya akan berikan suatu ilustrasi; suatu magnet yang
besar.
Kalau kita letakkan paku-paku di meja, dengan jarak 30 cm
dari magnet, maka ia akan ditarik ke atas, karena ada magnet baik dari paku
ataupun besi.
Begitu pula kuasa korban Kristus menarik kita karena kita
memiliki iman dari firman iman.
Kita akan perhatikan di mana tarikan korban Kristus itu
untuk kehidupan kita.
Yohanes 12:32
(12:32) dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua
orang datang kepada-Ku."
Siapa yang ditarik? Mereka itulah orang yang beriman,
yang sudah masuk di pintu gerbang.
Yohanes 12: 33
(12:33) Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana
caranya Ia akan mati.
Ini menunjukkan korban Kristus, kematian Kristus, yang
memiliki kuasa, lebih dari pada magnet, untuk menarik orang yang beriman.
Jadi, kita itu ditinggikan sebagaimana Yesus ditinggikan
dari bumi, sehingga tidak serupa lagi dengan dunia ini, kita lebih tinggi dari
dunia, dari bumi ini, itu sebabnya kedudukan kita sebagai anak Tuhan tidak
serupa lagi dengan dunia.
Dunia ini tetap di bawah, tidak bisa naik, justru makin
turun, baik dunia ekonomi, politik, keamanan, tetapi korban Kristus, pada salib
Kristus, akan semakin naik dan tinggi, mengangkat kita lebih jauh lagi, lebih
tinggi, sehingga kita sampai di takhta Allah, sorga, Yerusalem baru.
Itulah kuasa salib Kristus. Itu sebabnya jangan
ketinggalan untuk mendengar firman Tuhan, karena pada waktu mendengar itu,
mendapatkan kepastian dan tidak boleh bermain-main, maka Yesus mengingatkan;
perhatikanlah cara kamu mendengar. Lalu, bagaimana cara kita mendengar?
Itu sebabnya di pintu gerbang, kita harus siap diperiksa
dan dieksekusi. Kalau tidak siap, tidak bisa meningkat.
Sama seperti Abraham, salah satu contoh yang dipakai
sesudah ia mendengar firman. Apa yang dieksekusi oleh Abraham? Ada beberapa
hal, seperti dalam Kejadian 12.
Kejadian 12:1
(12:1) Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak
saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke
negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu;
Ada 3 hal yang harus ditinggalkan oleh Abraham, yaitu;
1.
Dari negeri
Negeri, tempat
kelahiran dari Abraham à dunia. Dan itu harus ditinggalkan.
2.
Dari sanak saudara
Ini berbicara
tentang kedagingan dan dosa keturunan, juga harus ditinggalkan. Kalau tidak,
tidak akan bisa mendengar firman Tuhan dengan baik, dengan sepenuh hati, dengan
segenap akal budi, karena sasaran pendengaran itu sampai akal budi pikiran kita
dan hati kita ditulisi oleh firman Tuhan.
Oleh sebab itu, biarlah
akal budi, pikiran dan hati kita, diarahkan, dipusatkan, lewat kita
meninggalkan dunia ini, juga kedagingan dan dosa keturunan, artinya apa? dari
sanak saudara, dari famili, dari isteri, dari suami, dari anak, dari orang tua,
harus utama mendengar firman. Kalau tidak, maka akan kembali ke dunia, pasti
kembali ke dunia, berada di luar Tuhan.
3.
Dari rumah bapamu
Rumah bapa
berbicara tentang dusta dan kebenaran diri sendiri, juga harus ditinggalkan,
maka kita bisa memiliki iman yang tulus ikhlas, yang dituntut oleh Tuhan.
Contohnya kita perhatikan dalam ...
1 Timotius 1: 3-4
(1:3) Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku
telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan
orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain
(1:4) ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya,
yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan
yang diberikan Allah dalam iman.
Sibuk dengan dongeng, silsilah, tidak menghasilkan
keselamatan, sekalipun disebut Kristen.
Banyak orang batak disebut Kristen karena turunan, bukan
karena iman.
Oleh sebab itu, mereka dikatakan bukan tertib hidup
keselamatan, sehingga yang terjadi acak-acakan, maka gereja mencampuri, yaitu
urusan adat yang bertentangan dengan firman, bahkan meninggalkan keselamatan
demi mempertahankan adat istiadat yang bertentangan dengan firman, inilah yang
disebut tidak tertib hidup keselamatan = iman yang acak-acakan.
Bahkan kalau kita perhatikan gereja batak, supaya
merestui agamasigelebegu masuk di tengah-tengah gereja, sehingga tidak hidup
iman. Tarikan dunia lebih menarik mereka karena mereka masih di dalam dunia
ini.
1 Timotius 1: 5
(1:5) Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari
hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas.
Iman yang tulus ikhlas.
Artinya; tidak ragu-ragu, tidak bimbang, tidak kuatir,
apapun resikonya tetap mempertahankan iman, inilah iman yang tulus ikhlas,
sehingga tidak bisa dihalangi apapun untuk beribadah melayani Tuhan, baik
keluarga, saudara, orang tua, usaha, pekerjaan tidak bisa menghalangi untuk
beribadah kepada Tuhan.
Tetapi kalau masih bisa dihalangi, berarti imannya tidak
tulus ikhlas.
Timotius yang masih muda, imannya tulus ikhlas sehingga
betul-betul mengasihi Tuhan.
Kesaksian Rasul Paulus; orang muda melayani Tuhan dengan
tulus ikhlas karena betul-betul mengasihi Tuhan.
Mari kita lihat; SIFAT DARI IMAN
1.
Perbuatan taat dengar-dengaran
Kita akan
melihat salah satu contoh Abraham yang taat sekalipun ia tidak tahu kemana
tujuan arah yang akan dijalani, inilah iman. Kita juga belum pernah melihat
tujuan kita, sorga itu, kita hanya melihat dengan iman, maka di dalam iman
diperlukan ketaatan dan denagr-dengaran, supaya kita sampai di takhta Allah.
Mari kita lihat;
bagaimana Abraham sampai di tempat yang disuruh Tuhan.
Kejadian 12: 2
(12:1) Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah
dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang
akan Kutunjukkan kepadamu;
Tuhan belum
menunjukkan dimana tempat itu, tidak disebut nama tempat itu.
Kejadian 12: 4-7
(12:4) Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN
kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh
lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran.
(12:5) Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak
saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang
diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di
situ.
(12:6) Abram berjalan melalui negeri itu sampai ke suatu
tempat dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu orang Kanaan diam
di negeri itu.
(12:7) Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan
berfirman: "Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu." Maka
didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya.
Tuhan menetapkan
Abraham di tanah kanaan untuk dia berdiam di sana, untuk diberkati oleh Tuhan.
Jadi kita harus
taat dengar-dengaran dan perbuatan. Tanpa perbuatan, iman itu juga kosong.
Kita perhatikan;
bagaimana iman yang ditarik oleh korban Kristus.
Yakobus 2: 14
(2:14) Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang
mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan?
Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
Dapatkah iman
itu menyelamatkan dia? itu sebabnya lewat Tabernakel ini, kita meningkatkan,
belajar sampai di mana puncak iman itu, supaya jangan mati.
Maka tadi kita
melihat, setiap orang beriman, ada tarikan kuasa korban Kristus, salib Kristus
untuk kita bisa menyerah sepenuh kepada Tuhan.
Yakobus 2: 17
(2:17) Demikian
juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu
pada hakekatnya adalah mati.
Inilah yang
tidak mau melangkah, sehingga iman itu tidak bertumbuh (mati) karena tidak ada
perbuatan.
Jadi iman itu
sifatnya bertindak, berbuat, taat dengar-dengaran, sehingga kalau disertai
perbuatan, puncak iman itu sampai sempurna; bukan hanya di halaman, tetapi
sampai sempurna.
2.
Yakobus 2: 22
(2:22) Kamu
lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh
perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
Oleh
perbuatan-perbuatan itu, iman menjadi sempurna.
Jadi kalau
dikaitkan perbuatan-perbuatan ketekunan di meja roti sajian untuk selalu
membawa iman kita kepada puncaknya, maka perbuatan ketekunan untuk belajar
ibadah Pendalaman Alkitab dan perjamuan
suci, inilah proses pengangkatan kita.
Kalau bukan dari
pintu gerbang, sampai ke ruangan maha suci, di mana di dalamnya tidak ada
perbuatan daging, maka sempurnalah kehidupan kita, dan hasilnya; kita tidak
dikalahkan oleh dunia, justru kita mengalahkan dunia oleh perbuatan-perbuatan
yang kita lakukan.
Inilah hasilnya
kalau kita mau dibawa sampai ke puncak iman, itulah ruangan maha suci.
1 Yohanes 5: 4
(5:4) sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan
dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.
Kalau dunia
sudah kalah, maut sudah kalah, dosa-dosa sudah kalah, setan juga sudah kalah, kita
akan dilayani oleh malaikat-malaikat Tuhan.
Sama seperti
Yesus; sesudah dikalahkan dalam 3 perkara, malaikat sorga turun melayani Yesus
dan Setan pun mundur.
Inilah kunci
iman kita, tidak sekedar hanya percaya, tetapi dengan perbuatan, dan puncak
perbuatan itu adalah di ruangan maha suci sampai kepada Buli buli emas yang
berisi manna, inilah iman mempelai wanita Tuhan.
3.
Selain itu, juga mempunyai tudung.
Yakobus
berbicara tentang iman dan tudung yang percaya. Setiap orang yang beriman,
memiliki tudung perlindungan dari Tuhan.
Dunia ini bisa
hancur dan binasa, tetapi kalau kita beriman kepada Tuhan, ada tudung
perlindungan dari Tuhan, tidak bisa hancur dan terbakar.
4.
Iman itu suka berkorban
Seperti Abraham;
dia suka berkorban Datang ke gereja juga dengan kerelaan iman.
Abraham tidak
tanggung-tanggung, lebih baik berkorban dari pada tanggung-tanggung, itu
sebabnya Abraham mempersembahkan Ishak dengan sungguh-sungguh, dengan
menggunakan iman.
5.
Iman itu memihak kepada firman
Tuhan, bukan kepada perkara daging.
Ibrani 11: 24
(11:24) Karena
iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun,
(11:25) karena
ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara
menikmati kesenangan dari dosa.
Tetap memihak
juga walaupun ia besar di Mesir, belajar di Mesir, ia tetap memihak kepada
firman Tuhan.
Kita harus tetap
memihak pada firman Tuhan, inilah kuasa tarikan korban Kristus, sampai api itu
membubung ke atas, berbau harum di hadapan Tuhan.
Berkorban itu
sengsara, tetapi itulah yang disenangi oleh Tuhan sampai kita berkenan kepada
Tuhan.
Ibrani 11: 26
(11:26) Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai
kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia
arahkan kepada upah.
Kekayaan Mesir itu
kecil dibandingkan penghinaan karena Kristus.
Jadi kalau kita
dihina, ada kekayaan yang besar dalam kehidupan kita.
Semakin dihina,
semakin kaya. Inilah tarikan kuasa korban Kristus.
Kalau dunia ini
dihina, maka akan dibawa ke meja hukum, tetapi kalau kita makin dihina, makin
difitnah, maka kita akan makin kaya.
Rasul Paulus
mengatakan sekalipun kami terancam tetapi kami bisa memperkaya orang, artinya;
tidak ada yang lebih kaya dari pada iman, kalau siap sengsara seperti Musa.
Menerima
penghinaan karena Kristus adalah kekayaan yang lebih besar. Oleh sebab itu
Rasul Paulus berkata ia bersukacita dalam penderitaan oleh karena Kristus.
Biarlah kesukaan
kita juga karena penderitaan Kristus, bukan karena uang, harta, kekayaan.
Ibrani 11: 27
(11:27) Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut
akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.
Dalam iman, tidak ada ketakutan.
Jadi, hasilnya; kita melihat sempurnalah iman kita, sebab
kita memiliki tudung dan juga tidak takut.
Jangan takut, di hadapan raja, di hadapan bangsa, di
hadapan apapun, sebab Allah pembela kita, Yesus Kristus yang sudah mati
disalibkan.
Sewaktu penginjilan di Pakkat ada yang mengikat anaknya
supaya mereka tidak dibaptis, tetapi Tuhan memberikan hikmat, sehingga iman
mereka tidak digagalkan oleh siapapun.
Di pintu gerbang, kita harus siap diperiksa, karena Yesus
adalah pintu yang siap memeriksa kita, seperti Abraham.
Contoh; Kalau kita naik pesawat, pemeriksaan pertama ada
tiket sesuai nama, KTP, periksa barang, dan sebagainya. Kalau peraturan dunia
lebih ketat, apalagi peraturan kerajaan Sorga, lebih ketat.
Jadi kita harus taat dengar-dengaran supaya jangan
terhalang masuk sorga menjadi mempelai wanita Tuhan.
Kalau tidak taat, maka ditolak, sama seperti Yesus
memeriksa murid-murid-Nya, apa yang diperiksa? Kakinya. Kaki mereka harus
terlebih dahulu dibasuh, maka Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya.
Arti membasuh kaki; mengampuni dosa-dosa perbuatan orang
lain sehingga tidak ada perceraian, tidak ada kebencian di antara murid-murid.
Biarlah kita memberi diri diperiksa supaya kita masuk
dalam ketekunan penggembalaan, itulah pembakaran di mezbah korban bakaran,
segala ekdagingan harus dibakar.
Kalau sudah dibakar, disalibkan, tidak ada yang
menghalangi kita masuk dalam Maha Ruangan Suci, persekutuan kita dengan Allah
Tritunggal.
Biarlah kita beriman sampai pada puncaknya, tidak hanya
di pintu gerbang, tetapi sampai ke Ruangan Maha Suci, di tabut perjanjian, menjadi
mempelai wanita Tuhan, sehingga boleh mengalahkan dunia.
Kasih Kristus itu besar.
Sebesar apa kasih Kristus? sebesar dunia? Tidak
saudara-saudaraku.
Kasih Kristus, kasih karunia Tuhan tidak terhitung, tidak
terukur, dalamnya, tingginya, besarnya, luasnya, mengasihi kita, artinya; tidak
ada batasnya.
Tuhan menyatakan kasih-Nya, lewat apa?
1 Yohanes 3: 16
(3:16) Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah
menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk
saudara-saudara kita.
Kalau Kristus menyatakan kasih-Nya yaityu lewat
pengorbanan-Nya dengan menyerahkan nyawa-Nya untuk saya, untuk saudara, Dia
rela korban nyawa. Begitu juga, kita harus rela berkorban untuk firman Tuhan
dan untuk saudara-saudara kita, sampai puncaknya kasih itu nyata.
Kasih itu sifatnya;
1.
rela berkorban, mengampuni,
menutupi dosa, berarti; tidak mengingat dosa orang lain.
Dikatakan dalam
Yohanes, dosa siapa sudah diampuni, maka diampuni. Tetapi dosa siapa yang
ditetapkan, dosa itu tetap.
Tuhan sudah
mengampuni dosa orang, tetapi kita masih menetapkan dosa orang lain, siapakah
kita ini?
Maka kita harus
rela berkorban, rela mengampuni orang lain.
2.
Mengikat kita, supaya kita tetap
bersekutu bagaikan carang dengan pokok.
Kalau kita sudah
mengingat menyatu dengan Yesus sebagai pokok anggur maka kita dapat menikmati
sukacita yang diberikan oleh Tuhan, sehingga ktia tidak pernah kering, tidak
pernah bosan.
Biarlah tetap
rindu akan persekutuan dengan pribadi Allah Tritunggal.
3.
Mempersatukan.
4.
Menyempurnakan, maka kasih kita
yang dimulai dari mezbah korban bakaran harus ditingkatkan dalam kandang
penggembalaan, ruangan suci, sampai puncaknya kasih itu tersimpan dalam tabut perjanjian, yaitu dua loh batu. Hati
kita menjadi sama dengan hati Kristus, pikiran kita sama dengan pikiran Yesus
Kristus karena sudah ditulisi oleh firman Tuhan.
2 Korintus 3: 3
(3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis
oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah
yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di
dalam hati manusia.
Kalau kita datang beribadah = menulisi akal budi pikiran
kita supaya firman itu permanen di akal budi pikiran dan hati kita, sampai kita
memiliki kasih yang tidak bisa dibayar oleh apapun.
Biarlah akal pikiran dan hati kita ditulisi firman Tuhan,
supaya jangan jahat, jangan najis, jangan memikirkan perkara dunia ini. kalau
hati kita ditulisi oleh Roh Kudus, maka hati kita menjadi permanen untuk Tuhan
lebih dari segala-galanya, itulah kasih mempelai, sehingga hasilnya kita
bersalutkan matahari, itulah pakaian mempelai.
Dunia sudah merindukan keadilan, kejujuran, kebenaran di
hari-hari ini, namun hanya bisa kita dapati dalam Yesus Kristus.
Oleh sebab itu, biarlah kita memberi diri dipakai Tuhan
untuk menampilkan kebenaran, kejujuran, dimulai dari pribadi kita kepada Tuhan.
Dunia akan mencari keadilan dan kebenaran, tetapi gereja
yang mempunyai pengajaran mempelai mengetahui cara untuk mendapatkannya.
Biarlah kita saksikan bahwa kita sudah memiliki kebenaran dan keadilan lewat
salib Kristus.
Kalau kita sudah memiliki kasih Tuhan, maka kita
bersalutkan matahari.
Kesimpulan pada malam hari ini, kita akan melihat;
PRAKTEK KASIH.
Lukas 7: 44
(7:44) Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia
berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu,
namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia
membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya.
Kalau orang berdosa mampu mengasihi Yesus dengan air
mata, kita yang sudah mendengar firman Tuhan yang sudah digembalakan, bairlah
lebih dari pada ini, mencucurkan air mata, tanda cinta kasih pada firman Tuhan.
Bukan hanya dengan itu, juga menyekanya dengan rambutnya,
dengan kemuliaannya untuk mengasihi Yesus.
Lukas 7: 45
(7:45) Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk
ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku.
Tidak ada yang ia cintai selain firman.
Kaki Yesus à firman, injil, menurut Tabernakel; mezbah korban bakaran dan kolam
pembasuhan = pertobatan dan hidup baru.
Lukas 7: 46
(7:46) Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki
kaki-Ku dengan minyak wangi.
Ia menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan, termasuk
hartanya.
Lukas 4: 47
(7:47) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah
diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit
diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."
Maka kita tunjukkan kasih kita lebih banyak kepada Tuhan.
Semakin banyak kita mengasihi Tuhan, dosa kita semakin
diampuni, bahkan sampai tidak ada dosa.
Hasilnya.
Lukas 7: 48, 50
(7:48) Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah
diampuni."
(7:50) Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah
menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
Dosanya diampuni, dan tidak hanya dosanya diampuni,
tetapi juga diselamatkan dan pergi dengan selamat.
Maka pada malam hari ini, kita sudah mendengar firman
Tuhan, biarlah kita sungguh-sungguh merendahkan diri, seperti perempuan
berdosa, dia mampu mengasihi Tuhan dengan cucuran air mata, dengan ciuman yaitu
cinta kasih kepada pertobatan dan hidup benar, maka Tuhan berkata; "Dosamu
telah diampuni. Imanmu telah menyelamatkan engkau "
Sebesar apapun persoalan kita, dosa kita, tetapi kalau
kita datang seperti perempuan ini, maka kita akan diangkat sampai puncaknya;
takhta sorga yang kekal.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Pdt. Nathanael Simangunsong (Medan)