KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Saturday, May 18, 2024

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 16 MEI 2024

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 16 MEI 2024

KITAB MALEAKHI PASAL 2

Maleakhi 2:8

(Seri 3)


Subtema: ANJING-ANJING BISU TIDAK TAHU MENYALAK


Selamat malam, salam sejahtera di dalam kasih-Nya TUHAN kita Yesus Kristus, yang telah memungkinkan kita berada di atas gunung TUHAN yang kudus, beribadah kepada TUHAN lewat Ibadah Pendalaman Alkitab.


Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN yang juga bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon lewat live streaming; Youtube, Facebook di dalam negeri maupun di luar negri, dimanapun berada; kiranya TUHAN hadir di tengah-tengah kita maupun di tengah-tengah saudara yang sedang mengikuti secara online. Damai sejahtera dari Sorga dan bahagia dalam menikmati Sabda Allah. Namun, tetaplah berdoa dalam Roh supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan kehidupan kita pribadi lepas pribadi.


Secepatnya kita sambut KITAB MALEAKHI sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.

Maleakhi 2:8-9 

(2:8) Tetapi kamu ini menyimpang dari jalan; kamu membuat banyak orang tergelincir dengan pengajaranmu; kamu merusakkan perjanjian dengan Lewi, firman TUHAN semesta alam. (2:9) Maka Aku pun akan membuat kamu hina dan rendah bagi seluruh umat ini, oleh karena kamu tidak mengikuti jalan yang Kutunjukkan, tetapi memandang bulu dalam pengajaranmu.


Para imam menyimpang dari jalan, karena mereka tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan. Hal ini juga terjadi pada zaman Yeremia.


Lebih rinci dalam…

Yeremia 2:8

(2:8) Para imam tidak lagi bertanya: Di manakah TUHAN? Orang-orang yang melaksanakan hukum tidak mengenal Aku lagi, dan para gembala mendurhaka terhadap Aku. Para nabi bernubuat demi Baal, mereka mengikuti apa yang tidak berguna.


Di sini kita melihat; para imam (pemimpin umat Israel) mengikuti apa yang tidak berguna, dengan lain kata menyimpang dari jalan, karena tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan.


Beberapa buktinya:

  1. Para imam tidak lagi bertanya; dimanakah TUHAN?

  2. Orang-orang yang melaksanakan hukum (penegak hukum) yakni pemimpin sidang jemaat, tidak mengenal TUHAN lagi = sudah melupakan TUHAN.

  3. Para gembala mendurhaka / memberontak kepada TUHAN

  4. Para nabi bernubuat demi Baal (berhala) = perkara-perkara di bawah, dengan lain kata; menyampaikan Firman TUHAN tetapi kaitannya dengan perkara-perkara lahiriah. 

Tidak sedikit hamba-hamba TUHAN (pemimpin sidang jemaat) menyampaikan Firman TUHAN demi berhala-berhala, demi perkara-perkara di bawah ini. Seharusnya, seorang pemimpin sidang jemaat bernubuat atau menyampaikan Firman TUHAN kaitannya dengan kerajaan Sorga. Jangan sampai seorang hamba TUHAN (pemimpin sidang jemaat) menyampaikan Firman TUHAN tetapi terkait hanya dengan perkara-perkara lahirah (perkara-perkara di bawah), itulah Baal; berhala-berhala di bumi.


Itulah sebabnya TUHAN memberitahukan keadaan para nabi bahwa mereka itu mengikuti apa yang tidak berguna, dengan kata lain; tidak mengikuti (menyimpang) dari jalan TUHAN. Demikianlah keadaan dari pada pemimpin umat Israel pada zaman nabi Yeremia.


Sekarang kita melihat sebelum zaman nabi Yeremia, berarti; kita bandingkan dengan zaman nabi Yesaya…

Yesaya 56:10-11 dengan perikop: “Pemimpin-pemimpin yang fasik”

(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja; (56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.


Di sini kita melihat; para pemimpin umat Israel, mereka semua mengambil jalannya sendiri.

Itu berarti, para pemimpin umat Israel menyimpang dari jalan TUHAN, sehingga mereka disebut:

  1. Orang-orang buta, berarti; tidak tahu apa-apa.

  2. Anjing-anjing bisu tidak tahu menyalak.

  3. Berbaring melamun dan suka tidur saja.

  4. Anjing-anjing pelahap tidak tahu kenyang.

Orang-orang itu adalah gembala-gembala yang tidak dapat mengerti, maksudnya; tidak mengerti untuk menggembalakan umat Israel dengan benar, karena ternyata mereka semua mengambil jalannya sendiri (menyimpang dari jalan TUHAN). 


Jangan sampai ada keinginan untuk melayani, tetapi tidak mengerti melayani TUHAN dengan benar, tidak mau belajar lebih baik lagi, tidak mau memperhatikan pekerjaan TUHAN, itu namanya nafsu tinggi. Jangan sampai dari tahun ke tahun tidak ada perubahan. Kalau mau melayani, harus banyak belajar supaya mengerti melayani TUHAN. Kalau mau melayani, harus banyak merendahkan diri, supaya mengerti melayani TUHAN.


Selanjutnya, kita akan mengikuti penjelasan dari empat hal di atas dan sekarang tibalah kita pada penjelasan yang kedua, karena, pada dua minggu yang lalu saya sudah menjelaskan tentang keterangan yang pertama yaitu; “orang-orang buta”. Kalau penjelasan yang pertama ini masih jelas dalam ingatan kita, berarti, penjelasan tentang yang pertama ini betul-betul telah memberkati kita semua. 


Jadi, setiap Firman yang kita catat di mamahbiak kembali di rumah masing-masing. Yang melayani juga, sesampainya di rumah, mengevaluasi kembali pelayanan itu, jangan kerjakan yang lain-lain, itu namanya orang belajar, sebab, TUHAN memakai orang yang belajar. Roh TUHAN tidak memakai orang yang malas, Roh TUHAN memakai orang yang mau bekerja. 


Keterangan: ANJING-ANJING BISU TIDAK TAHU MENYALAK.

Tidak tahu menyalak artinya; tidak berani untuk menyampaikan:

  1. Firman Allah yang tajam.

  2. Firman Pengajaran yang benar dan murni.

  3. Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus.


Tentang: Firman Allah yang tajam.

Apa Firman Allah yang tajam? Untuk mendapatkan jawabannya, kita membaca…

Ibrani 4:12

(4:12) Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.


Ejaan lama…

Ibrani 4:12

(4:12) Karena firman Allah itu hidup dan berkuasa, dan lebih tajam daripada pedang bermata dua, dan makan dalam sehingga menceraikan nyawa dan roh, serta sendi dan sumsum, dan tahu menyelidik segala ingatan dan niat hati. 


Firman Allah; hidup, kuat dan lebih tajam dari pedang bermata dua manapun, manakala ia menusuk dua hal terjadi…

YANG PERTAMA: Mengadakan perceraian atau pemisahan.

Matius 10:34-37 dengan perikop: "Yesus membawa pemisahan, bagaimana mengikut Yesus"

(10:34) "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. (10:35) Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, (10:36) dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. (10:37) Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.


Yesus datang ke dunia ini untuk mengadakan perceraian/pemisahan dengan pedang tajam.

Bukti adanya pemisahan/perceraian dengan pedang tajam: kita lebih mengasihi TUHAN daripada seisi rumah, baik isteri, suami, anak, saudara laki-laki, saudara perempuan, kakak dan adik. Pendeknya, musuh orang ialah; orang-orang seisi rumahnya.


Jadi, kalau suami lebih mengasihi istri dari pada TUHAN, ia tidak layak dihadapan TUHAN. Sebaliknya, kalau seorang isteri lebih mengasihi suami dari pada mengasihi TUHAN, ia tidak layak dihadapan TUHAN. Atau, seorang anak lebih mengasihi orangtua daripada mengasihi TUHAN, maka anak ini tidak layak dihadapan TUHAN. Orangtua lebih mengasihi anak dari pada TUHAN, orangtua semacam ini tidak layak dihadapan TUHAN. Itu sebabnya, TUHAN datang ke dunia ini untuk mengadakan pemisahan dengan pedang tajam, supaya kita semua lebih mengasihi TUHAN dari semua yang ada ini. Jadi, benar sajalah; musuh orang ialah seisi rumahnya. Bukan berarti kita memusuhi seisi rumah, tetapi maksudnya adalah jangan sampai kita lebih mengasihi seisi rumah dari pada mengasihi TUHAN.


Hati-hati, kalau suami mengizinkan isteri tidak datang kepada TUHAN hanya karena perkara kecil, itu tidak baik dihadapan TUHAN. Sebaliknya, isteri menghalangi suami untuk mengasihi TUHAN itu tidak baik dihadapan TUHAN. Orangtua mengizinkan anak bekerja sehingga tidak beribadah, itu juga tidak baik. 


Inilah pedang tajam yang berkuasa menusuk amat dalam, tetapi anjing-anjing bisu tidak berani untuk menyalak, tidak berani menyampaikan Firman semacam ini.


Kalau malam ini saya menyampaikan hal ini, bukan berarti saya sok berani, tetapi saya harus menyampaikan Firman dengan jujur, menyampaikan Firman yang berasal dari mulut TUHAN. Kalau Firman itu datang dari mulut TUHAN, berarti mulut/bibir/lidah saya hanyalah sebatas perpanjangan mulut/lidah TUHAN. Saya tidak mau disebut dengan anjing bisu yang tidak berani menyalak. Jadi, kalau ada sidang jemaat yang salah, saya pasti tegor. 


Jadi, supaya kita masuk ke dalam kerajaan Sorga, TUHAN Yesus datang ke dunia untuk mengadakan pemisahan. Karena, kalau tidak terjadi pemisahan, kita tidak berkenan (tidak layak) disebut penghuni kerajaan Sorga. Kalau saudara mau marah, marahlah kepada TUHAN, jangan kepada saya. 


Matius 10:38-39

(10:38) Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. (10:39) Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.


Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Praktek tidak mempertahankan nyawa (rela kehilangan nyawa) = sangkal diri dan pikul salib: mengasihi TUHAN lebih dari seisi rumah. 


Sebaliknya, Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya,

Praktek mempertahankan nyawa:

  • Suami lebih mengasihi isterinya dari pada TUHAN

  • Isteri lebih mengasihi suami dari pada TUHAN

  • Orangtua lebih mengasihi anaknya dari pada TUHAN. 

Kalau orangtua bijak, ia pasti berkata kepada anaknya: “engkau harus beribadah kepada TUHAN, apapun yang terjadi.” Sebab, orangtua semacam ini berarti tidak ingin anaknya binasa. 


Maukah kita semua lebih mengasihi TUHAN daripada seisi rumah?

Inilah pedang tajam, manakala ia menusuk amat dalam maka terjadilah pemishan/perceraian. 


Kita akan melihat satu kisah dimana oleh pedang tajam terjadi pemisahan dalam satu keluarga.

1 Samuel 25:2-3 dengan perikop: "Daud, Nabal dan Abigail"

(25:2) Ketika itu ada seorang laki-laki di Maon, yang mempunyai perusahaan di Karmel. Orang itu sangat kaya: ia mempunyai tiga ribu ekor domba dan seribu ekor kambing. Ia ada di Karmel pada pengguntingan bulu domba-dombanya. (25:3) Nama orang itu Nabal dan nama isterinya Abigail. Perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat kelakuannya. Ia seorang keturunan Kaleb.


Orang kaya dari Maon mempunyai perusahaan di Karmel, kemudian mempunyai; tiga ribu domba dan seribu kambing. Nama orang Maon itu ialah Nabal, sedangkan nama Isterinya adalah Abigail.


Kita lihat karakter dari suami isteri ini… 

  • Nabal adalah seorang suami yang kasar dan jahat kelakuannya.

  • Abigail; selain cantik, ia juga bijak.

Jadi, karakter antara Nabal dan Abigail bertolak belakang (kontradiksi). 


Sebenarnya, Abigail tidak layak diperlakukan kasar dan jahat, sebab ia seorang yang cantik dan bijasana. Tetapi, ia sudah menerima perlakuan kasar dan jahat dari Nabal. Dan pada pasal ini kita tidak menemukan bahwa, Abigail pernah memberontak/melawan terhadap karakter Nabal yang kasar dan jahat. Jadi, memang betul bahwa selain cantik, Abigail juga bijak menghadapi karakter yang kasar dan jahat.


Yesus adalah Mempelai Pria Sorga, Ia Kepala dan Suami, sedangkan sidang jemaat adalah tubuh-Nya (istreri-Nya) dan TUHAN Yesus memperlakukan kita dengan baik sekalipun kita tidak elok, tidak bijak; TUHAN tetap memperlakukan kita dengan baik dan benar. Kita tidak setia, tetapi TUHAN tetap setia (2 Timotius 2:13). 


Lebih jauh kita melihat karakter Nabal seorang yang kasar dan jahat…

1 Samuel 25:25

(25:25) Janganlah kiranya tuanku mengindahkan Nabal, orang yang dursila itu, sebab seperti namanya demikianlah ia: Nabal namanya dan bebal orangnya. Tetapi aku, hambamu ini, tidak melihat orang-orang yang tuanku suruh.


Nabal adalah orang dursila dan bebal orangnya. Jadi namanya sesuai dengan karakternya.


1 Samuel 25:17

(25:17) Oleh sebab itu, pikirkanlah dan pertimbangkanlah apa yang harus kauperbuat, sebab telah diputuskan bahwa celaka akan didatangkan kepada tuan kita dan kepada seisi rumahnya, dan ia seorang yang dursila, sehingga orang tidak dapat berbicara dengan dia."


Dursila artinya; orang tidak dapat berbicara dengan dia = tidak mau mendengar nasihat yang baik, dengan lain kata; nasihat Firman yang baik diabaikan, sehingga, selayaknyalah ia berlaku kasar dan jahat.

Dengarlah nasihat yang baik supaya nikah baik, pekerjaan baik, rumah tangga baik, seluruh hidupmu baik, jangan berlaku dursila. 


Selama Abigail terikat dengan pernikahan dengan Nabal, selama itu juga ia akan mengalami dampak dari karakter Nabal yang kasar dan jahat ini. Jadi, betapa menderitanya Abigail sebagai seorang isteri. Sementara, apa yang sudah dipersatukan oleh TUHAN tidak dapat dipisahkan oleh apapun kecuali oleh maut (Matius 19:6, Markus 10:9). 


Kita lihat lebih jauh tentang kebebalan dan kedursilaan Nabal…

1 Samuel 25:4-9

(25:4) Ketika didengar Daud di padang gurun, bahwa Nabal sedang menggunting bulu domba-dombanya, (25:5) maka Daud menyuruh sepuluh orang dan kepada orang-orang itu Daud berkata: "Pergilah ke Karmel dan temuilah Nabal. Tanyakanlah keselamatannya atas namaku (25:6) dan sampaikanlah salam ini kepadanya: Selamat! Selamatlah engkau, selamatlah keluargamu, selamatlah segala yang ada padamu. (25:7) Baru-baru ini aku mendengar bahwa engkau mengadakan pengguntingan bulu domba. Adapun gembala-gembalamu yang ada dengan kami, tidak kami ganggu dan tidak ada sesuatu yang hilang dari pada mereka selama mereka ada di Karmel. (25:8) Tanyakanlah kepada orang-orangmu, mereka tentu akan memberitahukan kepadamu. Sebab itu biarlah orang-orang ini mendapat belas kasihanmu; bukankah kami ini datang pada hari raya? Berikanlah kepada hamba-hambamu ini dan kepada anakmu Daud apa yang ada padamu." (25:9) Ketika orang-orang Daud sampai ke sana, berkatalah mereka kepada Nabal atas nama Daud tepat seperti yang dikatakan kepada mereka, kemudian mereka menanti.


Singkat kata dari ayat yang sudah kita baca; salam dari Daud disampaikan oleh sepuluh utusan kepada Nabal.

Inti dari salam yang disampaikan itu adalah: TUHAN telah melindungi, memberkati dan memberikan keselamatan kepada Nabal dan orang-orangnya. 


Jawaban dari Nabal kepada sepuluh utusan…

1 Samuel 25:10-11

(25:10) Tetapi Nabal menjawab anak buah Daud itu, katanya: "Siapakah Daud? Siapakah anak Isai itu? Pada waktu sekarang ini ada banyak hamba-hamba yang lari dari tuannya. (25:11) Masakan aku mengambil rotiku, air minumku dan hewan bantaian yang kubantai bagi orang-orang pengguntingku untuk memberikannya kepada orang-orang yang aku tidak tahu dari mana mereka datang?"


  1. "Siapakah Daud? Siapakah anak Isai itu? 

Tidak mengakui Daud dan tidak mengakui Isai artinya; tidak mengakui Anak dan Bapa. Siapakah yang tidak mengakui Anak dan Bapa?

1 Yohanes 2:22

(2:22) Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.


Menyangkal Anak dan Bapa dengan lain kata; menyangkal salib di Golgota itu adalah roh antikris. Kalau seseorang dikuasai roh antikristus ia adalah pendusta. Kalau ia tidak pendusta, pasti ia mengakui Anak dan Bapa.


Jadi, Nabal ini pendusta. Kenapa ia menjadi pendusta, tidak mau mengakui Anak dan Bapa? Karena ia sudah dikuasai oleh roh antikris; roh jual-beli = penyembahannya kepada perkara-perkara yang ada di bumi, itulah harta, kekayaan, pangkat yang tinggi. 


  1. Pada waktu sekarang ini ada banyak hamba-hamba yang lari dari tuannya.

Artinya; Nabal menunjuk Daud adalah hamba yang tidak setia

Sebetulnya, Daud adalah hamba yang setia. Kalau pada akhirnya Daud melarikan diri dari Saul, itu karena Saul mempunyai niat jahat yaitu; berusaha membunuh Daud, sebab Saul berusaha menombak Daud beberapa kali, hanya saja TUHAN menghindarkan tombak yang dilemparkan dari tangan Saul.


Karena Nabal menunjuk Daud adalah hamba yang tidak setia, berarti, Nabal sedang memutar balik fakta kebenaran. Memang pendusta seperti itu, suka memutar balik fakta kebenaran, yang salah menjadi benar, yang benar jadi salah.


  1. Masakan aku mengambil rotiku, air minumku dan hewan bantaian yang kubantai?

Artinya; Nabal tidak mau berbagi:

  • Roti 🡪 Nabal tidak mau berbagi sama dengan tidak memiliki Firman Allah sebagai roti hidup.

  • Air minuman 🡪 Nabal tidak hidup dalam Roh Kudus, Roh Allah yang suci. 

Kalau kita semua hidup di dalam Roh Allah yang suci, maka karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El Kudus yang kita miliki itu pasti datangnya dari TUHAN, sehingga kita semua saling melengkapi satu dengan yang lain, karena kita diberi minum dari Roh yang satu dan yang sama. Tetapi, orang yang tidak hidup dalam Roh Allah yang suci, ia tidak peduli dengan sesamanya. Hati-hati, jangan sampai kita tidak menghargai pekerjaan dari Roh Allah yang suci yaitu; tidak mau memperhatikan orang lain.

  • Hewan bantaian 🡪 Nabal tidak hidup dalam kasih Allah.

Yohanes 3:16“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal” Ketika Allah mengorbankan Anak-Nya yang Tunggal = hewan bantaian, itulah kasih Allah.


Inilah jawaban Nabal kepada sepuluh utusan Daud. 


Kita sudah melihat karakter dari pada Nabal sebagai orang yang bebal dan sebagai orang yang dursila; tidak mau mendengar nasihat yang baik. Sepuluh utusan telah menyampaikan salam sebagai nasihat yang baik, tetapi Nabal tidak mau mendengarnya, itu terlihat dari jawaban-jawabannya yang sudah dibagi menjadi tiga bagian. 

Jadi, bisa dibayangkan, begitu hebatlah penderitaan dari pada Abigail sebagai seorang isteri yang cantik dan bijaksana. Abigail sangat merasakan kekejaman dari seorang suami namun sekalipun demikian ia tidak mungkin meninggalkan Nabal karena sudah terikat dengan pernikahan.


Setelah mendengar jawaban Nabal sebagai seorang yang dursila, kita lihat bagaimana reaksi Daud mendengar jawaban Nabal itu.


1 Samuel 25:12-13

(25:12) Lalu orang-orang Daud itu berbalik pulang dan setelah sampai, mereka memberitahukan kepadanya tepat seperti yang dikatakan kepada mereka. (25:13) Kemudian berkatalah Daud kepada orang-orangnya: "Kamu masing-masing, sandanglah pedang!" Lalu mereka masing-masing menyandang pedangnya; Daud sendiri pun menyandang pedangnya. Sesudah itu kira-kira empat ratus orang maju mengikuti Daud, sedang dua ratus orang tinggal menjaga barang-barang.


Daud menyandang pedang, berarti; Daud sedang berusaha mengadakan pemisahan dengan pedang tajam. 


Tetapi pada ayat 14-17: hamba-hamba Nabal (orang-orang Nabal) memberitahukan kepada Abigail; Daud hendak membinasakan Nabal dengan pedang yang disandang. 

Kemudian, pada ayat 18-19: setelah mendengar berita dari hamba-hamba Nabal itu, Abigail segera bertindak bijaksana, ia mengambil;

  • Dua ratus roti.

  • Dua buyung anggur.

  • Lima domba yang telah disembelih.

Hal ini berbanding terbalik dengan Nabal yang tidak mau berbagi; roti, air minum dan hewan bantaian. Jadi, karakter dari Nabal bertolak belakang dengan Abigail.


1 Samuel 25:21

(25:21) Daud tadinya telah berkata: "Sia-sialah aku melindungi segala kepunyaan orang ini di padang gurun, sehingga tidak ada sesuatu pun yang hilang dari segala kepunyaannya; ia membalas kebaikanku dengan kejahatan.


Daud menyandang pedang, berusaha membunuh bukan hanya Nabal tetapi semua hamba-hamba Nabal dan seisi rumahnya. Itulah rencana Daud untuk mengadakan pemisahan.


Tetapi lihatlah….

1 Samuel 25:23

(25:23) Ketika Abigail melihat Daud, segeralah ia turun dari atas keledainya, lalu sujud menyembah di depan Daud dengan mukanya sampai ke tanah. (25:24) Ia sujud pada kaki Daud serta berkata: "Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu. Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah perkataan hambamu ini.


Di atas tadi kita sudah memperhatikan bahwa TUHAN datang ke dunia ini untuk mengadakan pemisahan dengan pedang tajam dan di dua ayat ini kita melihat: Abigail telah kena mengena dengan pedang tajam, itu sebabnya  ia merendahkan diri serendah-rendahnya dan mau menerima kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh Nabal suaminya.


Bukti Abigail sudah kena mengena dengan pedang tajam, dengan lain kata sudah mengalami pemisahan oleh pedang tajam: ia mengakui kesalahan Nabal, artinya; ia lebih mengasihi TUHAN dari pada suaminya. Abigail tidak membela kesalahan suaminya. 

Biasanya, isteri yang bodoh akan bela mati-matian biarpun suaminya salah. Lihat suami yang korupsi, isteri tetap membela suaminya. Sebaliknya, suami yang bodoh biarpun isterinya salah, dia tetap bela. Tetapi Abigail tidaklah demikian, ia mengakui bahwa Nabal banyak salah, artinya; ia tidak mempertahankan nyawanya (rela kehilangan nyawa) = sangkal diri dan pikul salib. Itu sebabnya Abigail berkata: "Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu.”


Bagaimana dengan kita, apakah orangtua berani berkata: aku yang banyak salah sehingga anakku seperti ini; tidak mau beribadah. Karena suami tidak mau beribadah, apakah seorang isteri mau berkata; aku yang salah. Kalau karena isteri tidak mau beribadah, apakah seorang suami mau berkata; aku yang salah di sini TUHAN, aku yang masih kurang banyak berdoa, kurang bergumul.”

Jangan suka melempar kesalahan; karena ini dan itu. Orang yang suka melempar dosanya (kesalahannya), orang semacam ini sulit berubah. Tetapi orang yang mengakui kesalahan, orang yang semacam ini mudah sekali untuk kembali kepada TUHAN. 

Tidak mempertahankan nyawanya, berarti; sudah kena pedang tajam sehingga terjadilah pemisahan. Yang salah jangan dibela-bela, walaupun itu darah dagingmu, seperti Abigail kepada Nabal, mereka adalah suami isteri, tetapi kalau salah ya salah.


1 Samuel 25:25

(25:25) Janganlah kiranya tuanku mengindahkan Nabal, orang yang dursila itu, sebab seperti namanya demikianlah ia: Nabal namanya dan bebal orangnya. Tetapi aku, hambamu ini, tidak melihat orang-orang yang tuanku suruh.


Pada waktu sepuluh utusan menemui Nabal, memang Abigail tidak tahu dan tidak melihatnya sama sekali.. 


1 Samuel 25:26

(25:26) Oleh sebab itu, tuanku, demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu yang dicegah TUHAN dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan, biarlah menjadi sama seperti Nabal musuhmu dan orang yang bermaksud jahat terhadap tuanku!


Abigail tidak menghendaki Daud berhutang darah kepada TUHAN karena membunuh Nabal. Maksud Abigail, biarlah TUHAN yang menjadi hakim antara Daud dengan Nabal. 

Hal ini disampaikan oleh Abigail untuk mengingatkan Daud, saat Daud menghadapi Saul. Saul berlaku jahat kepada Daud, ia mengejar Daud untuk membunuhnya, tetapi Daud melarikan diri dari kejaran Saul. 

Hal itulah yang diingatkan oleh Abigail, Abigail tidak bermaksud menggurui Daud, tetapi saling mengingatkan itu tidak salah. Kalau Daud bisa melarikan diri dan mengampuni Saul, biarlah Daud juga mengampuni Nabal; TUHANlah yang menjadi hakimnya nanti. Jangan sampai dalam mencari keadilan, Daud berhutang darah karena membunuh Nabal.


Jadi, Abigail ini tahu sejarah (perjalanan) dari Daud. Jangan lupa sejarah, jangan lupa kebaikan TUHAN. 

Banyak diantara kita sudah diberkati tetapi lupa kebaikan TUHAN. Untuk kepentingan daging nomor satu, tetapi untuk kemurahan TUHAN lupa. Kita harus tahu mengucap syukur kepada TUHAN. 

Kemarin ada anak murid pendidikan agama, setelah menerima soal, ia langsung memberikan persembahan Rp 200.000 sebagai ucapan syukur padahal bukan jemaat, hanya anak murid saja. Jangan sampai kita tidak tahu mengucap syukur padahal sudah dipelihara, dilindungi, tidak kekurangan apa-apa, diberikan jubah yang maha indah. 


Itulah arti salam yang disampaikan oleh sepuluh orang utusan Daud kepada Nabal, sepertinya Daud merasa sia-sia sudah melindungi Nabal, sebab Daud juga manusia biasa. Begitu juga saya sebagai gembala, kepuasan hati saya adalah manakala Firman itu ditanamkan, kiranya benih yang ditaburkan itu bertumbuh dan berbuah. Kalau tumbuh tetapi tidak berbuah, dimana rasa puas dari seorang gembala? Saya bukan mata duitan, soal berbagi saya suka berbagi, tetapi saya puas kalau buah pelayanan ini nyata dihadapan TUHAN. Tetapi seorang gembala juga manusia biasa, seringkali kecewa keren jemaat tidak berbuah. Ini bukan bicara nominal uang, tetapi soal buah. Sudah berapa lama dan berapa tahun TUHAN tanamkan Firman dihati kita ini? Buahnya TUHAN mau lihat. 


1 Samuel 25:27-28

(25:27) Oleh sebab itu, pemberian yang dibawa kepada tuanku oleh budakmu ini, biarlah diberikan kepada orang-orang yang mengikuti tuanku. (25:28) Ampunilah kiranya kecerobohan hambamu ini, sebab pastilah TUHAN akan membangun bagi tuanku keturunan yang teguh, karena tuanku ini melakukan perang TUHAN dan tidak ada yang jahat terdapat padamu selama hidupmu.


Dari perkataan ini, kita melihat; Abigail mengingatkan Daud dalam kesucian.

Daud sedang mengadakan perang TUHAN, berperang melawan filistin (melawan musuh), jangan sampai dalam perang ini Daud ternodai. Abigail tahu bahwa Daud orang baik. Jadi, Abigail mengingatkan supaya Daud tetap dalam kesucian, sebab kalau orang sudah marah bisa lupa kesucian.


1 Samuel 25:29

(25:29) Jika sekiranya ada seorang bangkit mengejar engkau dan ingin mencabut nyawamu, maka nyawa tuanku akan terbungkus dalam bungkusan tempat orang-orang hidup pada TUHAN, Allahmu, tetapi nyawa para musuhmu akan diumbankan-Nya dari dalam salang umban.


Abigail mengingatkan Daud bahwa TUHAN berpihak dan membela Daud sama seperti Daud telah dibela oleh TUHAN terhadap Goliat. Jadi, tanda dibela TUHAN: ditutup bungkus oleh darah salib.

Kalau mau pergi kemanapun jangan lupa berdoa supaya ditutup bungkus oleh darah Yesus, jangan asal melangkah begitu saja. 


Akhirnya, yang mengalami pemisahan terhadap pedang tajam adalah Abigail, karena Daud tidak sampai kepada Nabal. Tetapi, berita rencana Daud hendak membunuh Nabal dengan pedang, pada akhirnya nanti akan disampaikan oleh Abigail kepada Nabal semuanya itu.. 


Setelah mengingatkan Daud sebanyak tiga kali….

1 Samuel 25:34-35

(25:34) Tetapi demi TUHAN, Allah Israel yang hidup, yang mencegah aku dari pada berbuat jahat kepadamu -- jika engkau tadinya tidak segera datang menemui aku, pasti tidak akan ada seorang laki-laki pun tinggal hidup pada Nabal sampai fajar menyingsing." (25:35) Lalu Daud menerima dari perempuan itu apa yang dibawanya untuk dia, dan berkata kepadanya: "Pulanglah dengan selamat ke rumahmu; lihatlah, aku mendengarkan perkataanmu dan menerima permintaanmu dengan baik."


Daud menerima persembahan dari Abigail setelah ia diingatkan dengan hal-hal yang baik…

  1. Kesalahan Nabal, terkait dengan Saul (1 Samuel 25:26)

  2. Perang TUHAN, terkait dengan kesucian (1 Samuel 25:28)

  3. Pembelaan TUHAN, terkait melawan Goliat (1 Samuel 25:29)


1 Samuel 25:36

(25:36) Sampailah Abigail kepada Nabal dan tampaklah, Nabal mengadakan perjamuan di rumahnya, seperti perjamuan raja-raja. Nabal riang gembira dan mabuk sekali. Sebab itu tidaklah diceriterakan perempuan itu sepatah kata pun kepadanya, sampai fajar menyingsing. 


Abigail sudah sampai kepada Nabal, tetapi karena Nabal sedang mabuk anggur Abigail tidak mau menceritakan rencana-rencana Daud. Sebab dalam keadaan mabuk, nasihat yang baik tentu tidak mau didengar orang. Dalam keadaan tidak mabuk saja Nabal tidak mau mendengarkan nasihat yang baik, karena dia orang yang dursila, apalagi dalam keadaan mabuk hawa nasfu daging. 


Nabal mengadakan perjamuan di rumahnya seperti perjamuan raja-raja, itu berarti; untuk kepentingan daging (diri sendiri) rela mengeluarkan biaya besar, sebesar biaya untuk perjamuan raja-raja, tetapi tidak mau untuk mempersembahkan ucapan syukur kepada TUHAN.


1 Samuel 25:37

(25:37) Tetapi pada waktu pagi, ketika sudah hilang mabuk Nabal itu, diceriterakanlah kepadanya oleh isterinya segala perkara itu. Lalu terhentilah jantungnya dalam dada dan ia membatu. (25:38) Dan kira-kira sepuluh hari sesudah itu TUHAN memukul Nabal, sehingga ia mati.


Singkat cerita, Nabal dan Abigail telah mengalami pemisahan (perceraian) oleh pedang tajam. 

Kalau kita bercerai dengan sikap jahat, kasar, kebebalan dan kedursilaan, maka kita akan menyatu dengan TUHAN. Itu sebabnya, pada ayat 34: akhirnya Daud mengambil Abigail menjadi isterinya sebagai isteri yang ketiga.


Jadi, kalau pedang tajam telah mengadakan pemisahan, nanti kita akan menyatu dengan TUHAN, Dialah suami, Dialah Kepala, jemaat adalah tubuh (isteri-Nya). Tetapi, kalau kita masih terikat dengan pernikahan duniawi (berhala-berhala) = terpisah dengan TUHAN. Kalau kita sudah bercerai atau mengalami pemisahan dari perkara dunia, maka kita akan menyatu dengan TUHAN. 


Seandainya dalam penggembalaan ini seorang pemimpin sidang jemaat sama seperti anjing bisu tidak tahu menyalak, maka kita tidak akan pernah mengalami pemisahan oleh pedang tajam, selamanya kita satu dengan dosa dengan lain kata; tidak akan masuk Sorga dan menyatu dengan TUHAN.

Bukankah rahmat TUHAN telah dinyatakan kepada kita malam ini? Kenapa kita abaikan nasihat Firman yang baik? Hanya karena mempertahankan hati yang panas, tidak mau memperbaiki diri. 


Doa saya; kiranya TUHAN mengadakan pemisahan oleh pedang tajam. Amin.




TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang