SURAT YUDAS
YUDAS 1:5
(Seri 20)
Subtema: BERPASANGAN DENGAN BAAL PEOR
Mula pertama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN Yesus Kristus, oleh karena rahmat-Nya kita sekaliannya dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus, kita boleh datang beribadah lewat Ibadah Doa Penyembahan malam ini. TUHAN telah memberkati nafas kehidupan, kesehatan, fisik, stamina sehingga kita boleh datang beribadah kepada TUHAN.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang juga turut bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon lewat online/live streaming/video internet baik dari Youtube maupun dari Facebook atau media sosial lainnya yang dapat digunakan / diakses. Dan biarlah kita semua memperhatikan Firman Allah. Namun tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman Allah yang dibukakan itu meneguhkan hati kita masing-masing.
Mari kita sambut SURAT YUDAS sebagai firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan.
Yudas 1:5
(1:5) Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya.
TUHAN memang telah menyelamatkan umat Israel dari tanah Mesir, namun membinasakan mereka di padang gurun.
Yang dibinasakan adalah; orang-orang yang tidak percaya.
Mesir adalah gambaran dunia dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya
Saudara, kisah tentang bangsa Israel dibebaskan dari tanah Mesir adalah kisah yang tidak asing lagi bagi orang-orang Kristen. Namun, walaupun demikian, kisah tersebut sengaja diceritakan kembali oleh Yudas (saudara Yesus), untuk mengingatkan gereja TUHAN di hari-hari terakhir ini supaya tidak binasa di tengah perjalanan menuju kerajaan Sorga.
Ternyata, rasul Paulus juga memperingatkan jemaat di Korintus dengan kisah yang sama di dalam 1 Korintus 10.
Ayat 1-4 intinya; umat Israel telah diselamatkan dari tanah Mesir.
1 Korintus 10:5
(10:5) Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
Bagian yang terbesar dari bangsa Israel ditewaskan di padang gurun, meskipun mereka telah diselamatkan dari tanah Mesir. Bagian yang terbesar 🡪 generasi pertama dari bangsa Israel yang lahir di Mesir.
Pendeknya, TUHAN tidak berkenan kepada bagian yang terbesar karena mereka adalah orang-orang yang tidak percaya.
1 Korintus 10:6-10
(10:6) Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, (10:7) dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria." (10:8) Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang. (10:9) Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (10:10) Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
Apa yang dialami bangsa Israel di padang gurun adalah contoh untuk memperingatkan kita supaya...
Jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat … (ayat 6).
Jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala … (ayat 7).
Janganlah kita melakukan percabulan … (ayat 8).
Janganlah kita mencobai TUHAN … (ayat 9).
Janganlah bersungut-sungut … (ayat 10).
Malam ini kita masih membahas bagian “C”…
Keterangan: JANGANLAH KITA MELAKUKAN PERCABULAN (Bagian kedua)
Kisah ini ditulis dengan jelas di dalam kitab Musa yang keempat yaitu; Bilangan 25:1-18 --- Perikop: “Israel menyembah Baal-Peor.”
Bilangan 25:1-3
(25:1) Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab. (25:2) Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu. (25:3) Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel;
Intisari dari ayat yang sudah kita baca adalah Israel berpasangan dengan Baal-Peor, artinya:
Israel telah menyembah Baal-Peor (berhala orang Moab)
Israel telah melakukan percabulan sebab mereka terlah berzinah dengan perempuan-perempuan Moab.
Perlu untuk diketahui; penyembahan adalah tingkat ibadah yang tertinggi disebut juga dengan puncak ibadah. Dan penyembahan erat sekali hubungannya dengan nikah.
Jadi, penyembahan yang benar adalah suatu cerminan dari nikah yang benar dan suci, demikian juga dengan sebaliknya --- Kalau penyembahannya benar, maka hubungannya dengan TUHAN, nikahnya dengan TUHAN, pasti benar dan suci. Kalau hubungan nikah itu benar dan suci, pasti penyembahannya juga benar.
Saudara, penyembahan yang suci dan benar adalah dua klimaks yang sangat dinantikan, diharapkan oleh TUHAN dan keduanya adalah kategori yang sangat dihormati oleh TUHAN. Tetapi sangat disayangkan, Israel ternyata berpasangan dengan Baal-Peor, sekaligus menyembah dan berzinah.
Dua klimaks tersebut bila dikaitkan dengan pola Tabernakel / pola kerajaan Sorga, terkena kepada 2 (dua) alat:
Tabut Perjanjian.
Cawan emas sebagai tempat pembakaran ukupan emas (Mezbah Dupa).
Memang, kalau kita gunakan pola Tabernakel yang dibuat oleh Musa, Mezbah Dupa Emas kedudukannya berada pada Ruangan Suci, tetapi sudah lebih maju dari dua alat lainnya yang ada di dalam Ruangan Suci, sehingga kedudukan dari Mezbah Dupa Emas ini lebih dekat dengan Tirai yang kedua (Tabir Bait Suci).
Tetapi, kita terlebih dahulu membaca….
Ibrani 9:2
(9:2) Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus.
Nampaknya, apa yang dilihat oleh rasul Paulus ketika ia diangkat ke tingkat yang ketiga dari Sorga, seolah-olah bertentangan dengan pola Tabernakel yang disusun begitu rupa, sesuai dengan petunjuk Allah yang dibangun oleh Musa.
Tetapi lihatlah….
Ibrani 9:3-4
(9:3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. (9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,
Di Belakang Tirai yang kedua (Tabir Bait Suci), terdapat Ruangan Maha Suci, di dalamnya terdapat dua perkara, yaitu:
Mezbah Pembakaran ukupan dari emas 🡪 doa penyembahan sebagai tingkat ibadah yang tertinggi, disebut juga sebagai puncak ibadah.
Kalau dibandingkan dengan Tabernakel Musa, Mezbah Dupa sebenarnya ada dalam Ruangan Suci dan kedudukannya lebih dekat dekat dengan Tirai yang kedua itulah Tabir Bait Suci. Tetapi kenyataannya, Mezbah pembakaran dari ukupan emas itu, sudah berada pada Ruangan Maha Suci. Hal ini menunjukkan bahwa, doa penyembahan merupakan tingkat ibadah yang tertinggi, disebut juga puncak ibadah.
Tabut perjanjian, bicara tentang:
Takhta Allah
Hubungan nikah antara Kristus sebagai Mempelai Pria dengan sidang jemaat sebagai mempelai wanita TUHAN, berdasarkan kasih.
Ternyata benar sekali bahwa penyembahan dan nikah suci adalah dua klimaks yang sangat dinantikan dan diharapkan oleh TUHAN, dan yang dihormati oleh TUHAN. Tetapi kenyataannya, Israel justru berpasangan dengan Baal-Peor, berarti, selain menyembah Baal-Peor, sekaligus berbuat zinah dengan perempuan-perempuan Moab, itulah yang disebut percabulan. Akibatnya: bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel.
Bilangan 25:4-6
(25:4) lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tangkaplah semua orang yang mengepalai bangsa itu dan gantunglah mereka di hadapan TUHAN di tempat terang, supaya murka TUHAN yang bernyala-nyala itu surut dari pada Israel." (25:5) Lalu berkatalah Musa kepada hakim-hakim Israel: "Baiklah masing-masing kamu membunuh orang-orangnya yang telah berpasangan dengan Baal-Peor." (25:6) Kebetulan datanglah salah seorang Israel membawa seorang perempuan Midian kepada sanak saudaranya dengan dilihat Musa dan segenap umat Israel yang sedang bertangis-tangisan di depan pintu Kemah Pertemuan.
Orang-orang yang berpasangan dengan Baal-Peor, harus dibunuh atau dihukum mati. Maka…
YANG PERTAMA: Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: Tangkaplah semua orang yang mengepalai bangsa itu dan gantunglah mereka di hadapan TUHAN di tempat terang.
Kepala = pemimpin yang semestinya memberi teladan, namun kenyataannya justru berpasangan dengan Baal-Peor
Dihukum gantung = orang yang terkutuk. Itu sebabnya dalam Galatia 3:13B dikatakan --- " …. Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"
Mari kita lihat persamaannya supaya kita bisa melihat hal ini lebih luas dalam….
1 Samuel 2:22-23 --- Perikop: "Kejahatan anak-anak Eli"
(2:22) Eli telah sangat tua. Apabila didengarnya segala sesuatu yang dilakukan anak-anaknya terhadap semua orang Israel dan bahwa mereka itu tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan, (2:23) berkatalah ia kepada mereka: "Mengapa kamu melakukan hal-hal yang begitu, sehingga kudengar dari segenap bangsa ini tentang perbuatan-perbuatanmu yang jahat itu?
Di sini kita melihat, anak-anak imam Eli (Hofni dan Pinehas) melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, sebab kedua anak imam Eli; tidur dengan pelayan-pelayan perempuan. Bukankah semestinya anak-anak imam Eli memberi satu teladan kepada bangsa Israel karena mereka adalah imam? Tetapi justru mereka melakukan apa yang jahat di mata TUHAN yaitu; tidur dengan pelayan-pelayan perempuan.
1 Samuel 2:24
(2:24) Janganlah begitu, anak-anakku. Bukan kabar baik yang kudengar itu bahwa kamu menyebabkan umat TUHAN melakukan pelanggaran.
Kedua anak laki-laki imam Eli (Hofni dan Pinehas) menyebabkan umat Israel melakukan pelanggaran (bersalah).
Pendeknya, sebagai seorang pemimpin, anak-anak imam Eli tidak memberi suatu teladan yang baik bagi umat Israel
1 Samuel 2:25
(2:25) Jika seseorang berdosa terhadap seorang yang lain, maka Allah yang akan mengadili; tetapi jika seseorang berdosa terhadap TUHAN, siapakah yang menjadi perantara baginya?" Tetapi tidaklah didengarkan mereka perkataan ayahnya itu, sebab TUHAN hendak mematikan mereka.
Perlu untuk diketahui:
Jika seseorang berdosa terhadap sesamanya, maka Allah yang akan mengadili, darah-Nya yang akan menebus dan mengampuni dosanya.
Tetapi, jika ia berdosa kepada TUHAN, maka darah Yesus tidak berlaku lagi atas dia = tidak ada pengampunan = orang yang terkutuk = menanggung sendiri dosanya.
Demikian halnya dengan orang-orang yang mengetahui kebenaran itulah Pengajaran Tabernakel, namun dengan sengaja meninggalkan tiga macam ibadah pokok, maka darah Yesus tidak akan berlaku atas dia.
Ayat referensi: Ibrani 10:26 --- Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
Dan, apabila malaikat berbuat dosa maka; darah Yesus tidak berlaku atas dia.
Jadi, ada 3 (tiga) golongan yang menerima kutukan, yaitu;
Kepada orang yang hidup dalam percabulan
Sengaja meninggalkan tiga macam ibadah pokok sementara ia sendiri sudah mendapat pengetahuan tentang kebenaran yang terkait dengan tiga macam badah pokok.
Apabila malaikat berbuat dosa, maka darah Yesus tidak berlaku lagi atas dia.
Jadi saudara, khusus untuk kepala / pemimpin TUHAN berfirman: gantunglah mereka di hadapan TUHAN di tempat terang.
YANG KEDUA: Musa memerintahkan kepada hakim-hakim Israel: "Baiklah masing-masing kamu membunuh orang-orangnya yang telah berpasangan dengan Baal-Peor."
Itu berarti, Allah mengutus Musa untuk melaksanakan perintah Allah, lalu hal itu disampaikan kepada hakim-hakim.
Jadi...
Allah tidak menghukum.
Musa juga tidak menghukum.
Tetapi, hakim-hakim yang harus menghukum.
Perlu untuk diketahui, sebelum ada raja di Israel, pemerintahan tertinggi dipegang oleh seorang hakim-hakim. Pendeknya, hakim-hakim adalah gambaran dari Roh Kudus
Matius 12:31-32
(12:31) Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. (12:32) Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak.
Perlu untuk diketahui...
Menghujat Allah Bapa masih diampuni.
Menghujat Anak Allah juga masih diampuni.
Tetapi menghujat Roh Kudus; tidak diampuni.
Itu sebabnya, perintah Allah untuk membunuh orang yang berpasangan dengan Baal-Peor disampaikan oleh Musa kepada para hakim. Sehingga, Allah tidak menghukum, Musa juga tidak menghukum, tetapi yang menghukum adalah hakim-hakim.
Saudara, Wahyu 13:1 berbicara tentang binatang pertama yang keluar dari dalam laut 🡪 antikris
Sedangkan...
Wahyu 13:6
(13:6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
Di sini kita melihat, binatang pertama yang keluar dari dalam laut itulah antikris…
Menghujat Allah
Menghujat nama-Nya
Menghujat kemah kediaman-Nya
Itu berarti, TUHAN akan menghukum antikris dan tidak akan diampuni.
Jadi saudara, sekali lagi saya sampaikan, menghujat kemah kediaman-Nya = menghujat kegiatan Roh Allah itulah ibadah dan pelayanan. Orang yang menghujat kemah kediaman Allah; tidak akan diampuni oleh TUHAN, itulah antikris dan pengikut-pengikutnya.
Itulah dua bagian yang berpasangan dengan Baal-Peor dan dua bagian ini dihukum dan tidak diampuni oleh TUHAN.
Saudara, supaya kita jangan mengalami hal yang sama, maka marilah kita secepatnya melihat: JALAN KELUAR.
Terlebih dahulu saya sampaikan, bahwasanya kita sudah berada pada zaman Allah Roh Kudus.
Kita kaitkan dulu dengan peta zaman...
2000 tahun yang pertama adalah zaman Allah Bapa = TUHAN, itu kesaksian dari air.
2000 tahun yang kedua adalah zaman Yesus Anak Allah, itu kesaksian dari darah.
2000 tahun yang ketiga adalah zaman Allah Roh Kudus = Kristus, itu kesaksian dari Roh.
Kesaksian darah dan air ada di HALAMAN. Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel, berarti zaman 2000 tahun pertama dan 2000 tahun kedua ada di Halaman.
Kesaksian darah (zaman Anak Allah) terkena kepada Mezbah Korban Bakaran
Kesaksian air (zaman Allah Bapa) terkena kepada Kolam Pembasuhan
Tetapi, zaman Allah Roh Kudus kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada RUANGAN SUCI.
Ukuran Ruangan Suci; Panjang 20 hasta, lebar 10 hasta, tinggi 10 hasta = 2000 hasta, inilah 2000 yang ketiga kalau dikaitkan dengan perta zaman
Apa yang bisa kita bayangkan dari 2000 tahun yang ketiga bila dikaitkan dengan terang Tabernakel? Yang kita bayangkan adalah Ruangan Suci, maka inilah tempat kita untuk tekun dalam tiga macam ibadah pokok, sesuai dengan tiga macam alat yang ada di dalam Ruangan Suci, inilah jalan keluarnya.
Saya akan mengajak saudara untuk membaca Yohanes pasal 16. Di situ terdapat 3 (tiga) perikop…
Perikop yang pertama: BERTEKUN
Berarti, tidak lain tidak bukan tekun dalam tiga macam ibadah pokok, sesuai dengan 3 (tiga) macam alat yang ada di Ruangan Suci, yaitu;
Meja Roti Sajian 🡪 ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
Pelita Emas 🡪 ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh.
Mezbah Dupa 🡪 ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Pertanyaannya: kenapa harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok?
Mari kita baca….
Yohanes 16:1-3
(16:1) "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. (16:2) Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. (16:3) Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.
Mereka tidak mengenal Bapa dan Anak = tidak mengenal Yesus Tabernakel yang masih ada di bumi (waktu itu) dan tidak mengenal Bapa (Tabernakel kerajaan Sorga). Tetapi, kalau kita tekun dalam tiga macam ibadah pokok, pasti mengerti tentang kebenaran. Tetapi akhirnya, orang Kristen yang menjadi bagian dari antikris tidak mengerti apa-apa, dia tidak mengenal Tabernakel di Sorga karena tidak mengenal Tabernakel yang ada di bumi, waktu Yesus ada. Kalau dia mengenal Yesus sebagai Tabernakel, niscaya dia tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Yohanes 16:4
(16:4) Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu."
Kalau saatnya tiba, antikris menjadi raja dan memerintah dengan tangan besi, serta menjalankan kuasanya dengan kekerasan, ingatlah ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok sudah TUHAN ajarkan. Jadi, kalau kita mempunyai nasib yang tidak sesuai dengan rencana TUHAN, jangan kita salahkan TUHAN.
Perikop yang kedua: PEKERJAAN PENGHIBUR, itu adalah pekerjaan dari Roh Kudus.
Yohanes 16:4-5
(16:4) "Hal ini tidak Kukatakan kepadamu dari semula, karena selama ini Aku masih bersama-sama dengan kamu, (16:4B) Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu." (16:5) tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi?
“Tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi?”
Saudara, semestinya kita harus belajar kepada pola Tabernakel, tetapi banyak orang Kristen tidak mau belajar dengan pola Tabernakel, tidak mau bertanya dengan kebenaran yang terkait dengan pola Tabernakel di bumi dan pola Tabernakel di Sorga. Pokoknya mereka menyayangkan, ibadah = masuk Sorga, padahal tidak segampang itu.
Jadi, sekali lagi saya sampaikan, tidak ada yang bertanya kemana Yesus Pergi. Yesus adalah Tabernakel sejati dan selama di bumi Ia harus menderita sengsara dan mati di atas kayu salib, kemudian hari ketiga bangkit, sampai akhirnya dipermuliakan, inilah pengertian dari “pergi” --- dari Tabernakel di bumi nanti sampai kepada Tabernakel di Sorga
Yohanes 16:6-7
(16:6) Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita. (16:7) Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.
Jadi saudara, kita ini ada di zaman Allah Roh Kudus dan TUHAN sudah mencurahkan Roh Kudus-Nya sehingga kita ada dalam kegiatan Roh. Oleh sebab itu, jangan kita hujat kemah kediaman / menghujat kegiatan Roh itulah ibadah dan pelayanan.
TUHAN memang sudah pergi, tetapi Roh Kudus turun dan kita harus ada dalam kegiatan Roh Kudus dan jangan kita menghujat kemah kediaman Allah, tekunlah dalam tiga macam ibadah pokok. Jangan kita hidup dalam kenajisan percabulan, seperti bangsa Israel berpasangan dengan Baal-Peor, berarti selain menyembah Baal-Peor berarti juga berzinah dengan perempuan-perempuan Moab.
Itulah sebabnya saya mungkin sedikit tegas menurut pemandangan saudara. Tetapi, maksud dan tujuan TUHAN adalah supaya jangan ada satupun dari antara kita yang binasa. Mohon maaflah kalau sepertinya saya ini kurang mengerti perasaaan saudara, tetapi saya harus belajar untuk mengerti maksud dan rencana TUHAN, saudara pasti mengerti semua ini, bila waktunya sudah tiba. Tidak salah punya uang, tetapi jangan terikat, tidak salah bekerja tetapi jangan terikat, tidak salah punya apapun yang masih berkenan kepada TUHAN, tetapi sekalipun berkenan, jangan terikat. Jangan kita hidup di dalam percabulan.
Lebih baik Yesus “pergi” supaya Roh Kudus turun, sehingga kita bisa mengikuti ketekunan tiga macam ibadah pokok. Lewat ketekunan tiga macam ibadah pokok, kita akan dipimpin Imam Besar Agung sampai kepada tingkat ibadah yang tertinggi itulah doa penyembahan. Jadi, puncak ibadah itulah doa penyembahan akan berhadapan dengan puncak pencobaan. Kita tidak akan sanggup menghadapi puncak pencobaan bila ibadah kita tidak berada sampai doa penyembahan.
Saudara, dengan kita bertekun dalam tiga macam ibadah pokok, nanti TUHAN tolong kita semua. Sebab lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, kita akan dibawa sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan.
Yohanes 16:13
(16:13) Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.
Untuk menghadapi hal-hal yang akan datang, mau tidak mau, kita harus dipimpin sampai kepada tingkat ibadah tertinggi itulah doa penyembahan. TUHANlah yang memimpin kita sampai kepada puncak ibadah, memimpin kita sampai kepada seluruh kebenaran, supaya kita mampu menghadapi hal-hal di masa yang akan datang.
Perikop yang ketiga: DUKACITA MENDAHULUI KEMENANGAN.
Artinya, selama kita mengikuti TUHAN lalu tekun dalam tiga macam ibadah pokok, tidak dipungkiri, kita memang harus menyangkal diri dan memikul salib; menjadi kecil dan merendahkan diri dihadapan TUHAN. Tetapi, dukacita mendahului kemenangan. Kita akan berkemenangan karena TUHAN sudah memberi satu pengertian yang jelas, pengertian yang begitu terang benderang lewat Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
w