IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 30
AGUSTUS 2025
STUDY YUSUF
Subtema: DIBENARKAN PENGAJARAN MEMPELAI DALAM TERANGNYA TABERNAKEL
Mula pertama saya mengucapkan syukur
kepada TUHAN yang oleh karena rahmat-Nya kita dihimpunkan di atas gunung TUHAN
yang kudus, kita boleh datang menghadap TUHAN lewat Ibadah Kaum Muda Remaja dan
sekarang kita ada di dalam hadirat TUHAN.
Saya juga tidak lupa menyapa
anak-anak TUHAN yang mengikuti secara online dimanapun berada secara
khusus Kaum Muda Remaja di dalam dan di luar negeri, di manapun berada.
Selanjutnya marilah kita sambut Study Yusuf dari Kejadian 44:4-6
Namun tetaplah berdoa dalam Roh,
mohon kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati
kita pribadi lepas pribadi.
Kejadian 44:4-6
(44:4) Tetapi
baru saja mereka keluar dari kota itu, belum lagi jauh jaraknya, berkatalah
Yusuf kepada kepala rumahnya: "Bersiaplah, kejarlah orang-orang itu, dan
apabila engkau sampai kepada mereka, katakanlah kepada mereka: Mengapa kamu
membalas yang baik dengan yang jahat? (44:5)
Bukankah ini piala yang dipakai tuanku untuk minum dan yang biasa
dipakainya untuk menelaah? Kamu berbuat jahat dengan melakukan yang
demikian." (44:6) Ketika sampai
kepada mereka, diberitakannyalah kepada mereka perkataan Yusuf itu.
Dalam skenario yang sangat menarik,
saudara-saudara Yusuf dituduh mencuri piala perak Yusuf.
Kejadian 44:7-8
(44:7)
Jawab
mereka kepadanya: "Mengapa tuanku mengatakan perkataan yang demikian?
Jauhlah dari pada hamba-hambamu ini untuk berbuat begitu! (44:8) Bukankah uang yang kami dapati di dalam mulut karung kami
telah kami bawa kembali kepadamu dari tanah Kanaan? Masakan kami mencuri emas
atau perak dari rumah tuanmu?
Jawaban dari saudara-saudara Yusuf
atas tuduhan pegawai Yusuf; “Jauhlah dari pada hamba-hambamu ini untuk
berbuat begitu!”
Intinya, mereka menolak dituduh
sebagai pencuri, dalam hal ini dibuktikan dengan sebuah pengakuan; uang yang didapati
di dalam mulut karung mereka masing-masing telah dikembalikan kepada Yusuf.
Kejadian 44:9
(44:9)
Pada siapa dari hamba-hambamu ini kedapatan piala itu, biarlah ia mati,
juga kami ini akan menjadi budak tuanku."
Bukti lain bahwa mereka bukanlah
pencuri seperti yang dituduhkan, mereka siap menerima resiko, antara lain:
-
Yang mencuri rela mati.
-
Yang lain menjadi budak Yusuf selamanya.
Sebenarnya pembuktian ini adalah
jerat ke depan. Semakin mereka berkeras dengan kebenaran diri sendiri, justru
semakin memperberat hukuman bagi mereka sebab pengakuan ini justru nanti
menjadi jerat bagi diri mereka sendiri.
Itu sebabnya pada minggu yang lalu
saya sampaikan; kalau kita difitnah / dituduh. Sebagaimana yang tertulis di
dalam...
Matius 5:33-37
(5:33)
Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan
bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. (5:34)
Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit,
karena langit adalah takhta Allah, (5:35) maupun demi bumi,
karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena
Yerusalem adalah kota Raja Besar; (5:36) janganlah juga engkau bersumpah
demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan
sehelai rambut pun. (5:37) Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika
tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal
dari si jahat.
“Jangan
bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.”
Berarti orang yang tidak mencuri
bisa berpegang kepada sumpahnya di hadapan TUHAN. Tetapi itu kebenaran menurut
hukum taurat. Kalau kita bandingkan dengan kebenaran menurut hukum kasih
karunia yaitu: jangan bersumpah baik demi:
-
Langit
karena
langit adalah takhta Allah.
-
Bumi karena bumi adalah tumpuan
kaki TUHAN.
-
Yerusalem
karena
Yerusalem adalah kota Raja Besar.
-
Kepala
karena
kita tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.
Pendeknya, jika “ya” hendaklah kamu katakan “Ya”, jika “tidak” hendaklah kamu katakan “tidak.” Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Jadi semakin mereka ingin
membuktikan diri bahwa mereka bukan pencuri dengan siap menerima resiko antara
lain; yang mencuri rela mati dan yang lain siap menjadi budak Yusuf untuk
selama-lamanya, itu sebetulnya semakin memperberat dan itu merupakan jerat bagi
mereka.
Oleh sebab itu kita baca lagi di
dalam...
Kejadian 44:10
(44:10) Sesudah
itu berkatalah ia: "Ya, usulmu itu baik; tetapi pada siapa kedapatan
piala itu, hanya dialah yang akan menjadi budakku dan kamu yang lain itu akan
bebas dari salah."
Tetapi pegawai
Yusuf berkata; “Pada siapa kedapatan piala itu,
hanya dialah yang akan menjadi budakku dan kamu yang lain itu akan bebas dari
salah."
Pendeknya, pegawai Yusuf menerima
usul saudara-saudara Yusuf, tetapi mengubah hukuman yang mereka usulkan.
Kejadian 44:10-12
(44:11) Lalu
segeralah mereka masing-masing menurunkan karungnya ke tanah dan masing-masing
membuka karungnya. (44:12) Dan kepala
rumah itu memeriksanya dengan teliti; ia mulai dengan yang sulung sampai
kepada yang bungsu; maka kedapatanlah piala itu dalam karung Benyamin.
Karena merasa yakin bahwa mereka bukan
pencuri, lalu dengan cepat mereka menurunkan karung mereka masing-masing dan
membukanya. Tetapi pegawai Yusuf memeriksanya dengan teliti, berarti dia yakin
bahwa piala perak itu pasti ada di antara mulut karung mereka masing-masing karena
memang Yusuf lah yang membuat skenario itu.
Itu sebabnya pegawai Yusuf
memeriksanya dengan teliti, diperiksa, digeledah dimulai dari yang sulung
sampai kepada yang bungsu, mulai dari Ruben sampai Benyamin. Tetapi benar saja
didapatilah piala perak Yusuf itu di dalam karung Benyamin.
Kejadian 44:13
(44:13) Lalu
mereka mengoyakkan jubahnya dan masing-masing memuati keledainya, dan
mereka kembali ke kota.
Setelah didapati piala perak itu di
dalam karung Benyamin, akhirnya kaka-kaka Yusuf mengoyakkan jubah mereka
masing-masing.
Istilah "mengoyakkan jubah"
sekarang adalah hancur hati dengan sehancur-hancurnya lebih tepatnya mereka
sangat berduka karena tentu saja teringat dengan Yakub ayah mereka.
Kejadian 42:37-38
(42:37)
Lalu berkatalah Ruben kepada ayahnya: "Kedua anakku laki-laki boleh engkau
bunuh, jika ia tidak kubawa kepadamu; serahkanlah dia ke dalam tanganku, maka
dia akan kubawa kembali kepadamu." (42:38)
Tetapi jawabnya: "Anakku itu tidak akan pergi ke sana bersama-sama
dengan kamu, sebab kakaknya telah mati dan hanya dialah yang tinggal; jika
dia ditimpa kecelakaan di jalan yang akan kamu tempuh, maka tentulah
kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati karena
dukacita."
Mereka hancur hati dengan
sehancur-hancurnya, lebih tepatnya mereka sangat berduka, karena teringat
dengan Yakub ayah mereka; sebab Yakub akan berdukacita bila Benyamin tidak
dibawa kembali kepada Yakub. Itulah sebabnya mereka mengoyakkan pakaian mereka.
Tetapi pada Kejadian 43:3-9,
Yehudalah yang menjadi jaminan / rela menanggung hukuman apabila Benyamin
adiknya yang bungsu itu tidak dibawa kembali ke Kanaan kepada Yakub.
Kelanjutan dari jaminan ini nampak
dengan jelas di dalam Kejadian 44:14a -- Ketika Yehuda dan
saudara-saudaranya sampai ke dalam rumah Yusuf --
Singkat kata di sini kita melihat
Yehuda tampil sebagai anak sulung jadi yang diceritakan bukan Ruben, tetapi
Yehudalah yang tampil sebagai anak sulung dalam cinta yang sangat besar.
Jadi anak sulung itu memiliki cinta
kasih yang teramat besar, bahkan bila perlu dia hidup di dalam Agape itu
sendiri.
Kita lihat anak sulung di
dalam...
Lukas 2:23-24
(2:23)
seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung
harus dikuduskan bagi Allah", (2:24)
dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum
Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
“Anak laki-laki sulung
harus dikuduskan bagi Allah.”
Maksudnya; untuk mempersembahkan
sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
Kita akan lihat sepasang burung
tekukur di dalam...
Bilangan 3:12-13
(3:12)
"Sesungguhnya, Aku mengambil orang Lewi dari antara orang Israel
ganti semua anak sulung mereka, yang terdahulu lahir dari kandungan,
supaya orang Lewi menjadi kepunyaan-Ku, (3:13)
sebab Akulah yang punya semua anak sulung. Pada waktu Aku membunuh semua
anak sulung di tanah Mesir, maka Aku menguduskan bagi-Ku semua anak sulung yang
ada pada orang Israel, baik dari manusia maupun dari hewan; semuanya itu
kepunyaan-Ku; Akulah TUHAN."
Karena generasi
pertama dari orang Israel itulah yang lahir dari Mesir, semuanya mati di padang
gurun, maka di sini dikatakan TUHAN mengambil orang Lewi dari antara orang
Israel ganti semua anak sulung mereka, yang terdahulu lahir dari kandungan,
supaya orang Lewi menjadi kepunyaan-Ku.
Bilangan 8:18-19
(8:18) Maka Aku mengambil orang Lewi ganti semua anak sulung yang ada pada
orang Israel, (8:19) dan Aku menyerahkan orang Lewi dari tengah-tengah
orang Israel sebagai pemberian kepada Harun dan anak-anaknya untuk melakukan
segala pekerjaan jabatan bagi orang Israel di Kemah Pertemuan, dan untuk mengadakan
pendamaian bagi orang Israel, supaya orang Israel jangan kena tulah apabila
mereka mendekat ke tempat kudus."
Dari dua ayat referensi ini, nampak
dengan jelas bahwa suku Lewi ini diangkat Tuhan menjadi anak sulung untuk
mempersembahkan sepasang burung tekukur yaitu:
-
Melayani Tuhan dan melayani
pekerjaan Tuhan sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh-El Kudus.
-
Menjadi pendamaian, tujuannya; supaya
bangsa Israel jangan kena tulah.
Keluaran 12:22-23
(12:22) Kemudian
kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah
yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas
dan pada kedua tiang pintu; seorang pun dari kamu tidak boleh keluar pintu
rumahnya sampai pagi. (12:23) Dan
TUHAN akan menjalani Mesir untuk menulahinya; apabila Ia melihat darah pada
ambang atas dan pada kedua tiang pintu itu, maka TUHAN akan melewati pintu itu
dan tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi.
Menjadi pendamaian berarti sama
seperti seikat hisop, sanggup menyerap darah sebanyak-banyaknya. Lalu
darah yang yang terserap itu disapukanlah pada:
-
Ambang
atas ® tubuh manusia.
-
Kedua
tiang pintu ® jiwa dan roh.
Jadi singkat kata; apabila ada
tanda darah pada tubuh, jiwa, dan roh manusia maka ia bebas dari tulah yaitu
kematian anak sulung. Inilah pekerjaan dari anak sulung menjadi pendamaian,
sama seperti seikat hisop, ia sanggup menyerap darah sebanyak-banyaknya.
Jadi dari sini kita bisa melihat
bahwasanya Yehuda ini tampil sebagai anak sulung rela menjadi jaminan, dan itu
kita lihat dalam Kejadian 43:3-9 dan dilanjutkan pada Kejadian 44:14a.
Demikian juga imam-imam yang sudah
dipercayakan untuk melayani Tuhan, melayani pekerjaan Tuhan harus siap menjadi
pendamaian sama seperti seikat hisop menyerap darah sebanyak-banyaknya. Jadi
kalau seorang imam menolak untuk menderita sengsara bersama dengan Tuhan,
menolak untuk berkorban di tengah ibadah dan pelayanan, maka dia adalah seorang
imam secara taurat, tetapi dia bukan seorang imam secara rohani. Dia datang
melayani hanya secara lahiriah. Tetapi sesungguhnya secara rohani tidak layak untuk
menjadi pendamaian.
Jadi orang yang menolak untuk
berkorban sama artinya dia tidak layak menjadi pendamaian. Seorang imam
semestinya sama seperti seikat hisop. Tidak perlu ngomel pada saat harus
mengorbankan dirinya di tengah ibadah dan pelayanan, tidak perlu harus bersungut-sungut.
Karena seorang imam harus menjadi seikat hisop dijadikan sebagai pendamaian,
itu anak sulung, dikuduskan bagi Allah. Lalu pada saat itu membawa persembahan
sepasang burung tekukur.
Jadi imam-imam telah dikuduskan
bagi Tuhan, seorang imam di dalam hal berkorban tidak asing lagi bagi dia,
memikul salib dalam tanda berdarah-darah.
Kita kembali membaca
Kejadian 44:14
(44:14) Ketika
Yehuda dan saudara-saudaranya sampai ke dalam rumah Yusuf, Yusuf masih ada di
situ, sujudlah mereka sampai ke tanah di depannya.
Jadi singkat kata, Yehuda dan
saudara-saudaranya yang lain telah dipenuhi dengan cinta kasih, hidup di dalam Agape.
Itulah sebabnya mereka tidak membiarkan Benyamin dibawa seorang diri.
Pada ayat 14 ini akhirnya
Yehuda dan saudara-saudaranya sampai ke dalam rumah Yusuf, berarti Benyamin
tidak dibiarkan dibawa seorang diri kepada Yusuf. Karena sebetulnya di atas
tadi, pada ayat 8-9; mereka ingin membuktikan bahwa mereka bukan pencuri
dengan menyatakan; orang yang mencuri rela mati, sedangkan yang lainnya siap
untuk menjadi budak. Kemudian usul itu diterima, tetapi di perbaharui oleh
kepala rumah Yusuf. Dimana yang menjadi budak adalah orang yang mencuri saja nanti
yang lainnya bebas kembali ke Kanaan. Tetapi mereka tidak mau kembali ke
kanaan, sebab mereka tidak membiarkan Benyamin dibawa seorang diri. Itu artinya
Yehuda dan saudara-saudaranya yang lain telah dipenuhi dengan cinta (kasih)
itulah kasih Agape. Itulah sebabnya mereka tidak membiarkan Benyamin dibawa
seorang diri kepada Yusuf.
Itu pula menunjukkan kepada kita bahwa:
1.
Mereka
ingin mengetahui bagaimana kesudahan dari jalan cerita itu.
2.
Ingin
menanggung dan merasakan apa yang dirasakan oleh Benyamin.
Nah, sudah timbul rasa sehati,
sepikir, dan sepenanggungan, itu sebabnya saya katakan tadi bahwa Yehuda dan
saudara-saudaranya yang lain telah dipenuhi dengan cinta atau kasih Agape,
mereka sudah tinggal di dalam Agape.
Jadi setelah mereka penuh dengan
cinta, dengan kasih yang begitu dalam atau menghidupi Agape itu berarti tabiat
mereka tanpa disadari sudah berubah 180 derajat, sebab kalau dahulu mereka:
1.
Penuh
kebencian kepada Yusuf. Bahkan
2.
Rela
menjual Yusuf kepada orang Ismael saudagar dari Midian.
Itu berarti ketika mereka benci dan menjual Yusuf
kepada orang Ismael, maka mereka harus berdusta kepada Yakub dan tidak takut
berbuat dosa, bahkan tidak takut akan Tuhan, itu dahulu. Tetapi rupanya lewat
peristiwa dimana Yusuf telah membuat sebuah skenario, akhirnya tanpa mereka
sadari mereka telah hidup dalam cinta yang besar, cinta yang mendalam, mereka
telah hidup dalam kasih Agape, bahkan mereka menghidupi Agape itu sendiri.
Kalau dahulu tidaklah demikian, mereka tidak takut
Tuhan, mereka tidak takut berdosa, mereka tidak takut berdusta, itu sebabnya
mereka berani dengan kebencian yang besar mereka menyakiti dan menjual Yusuf
kepada orang Ismael.
Tanda dipenuhi cinta yang mendalam (kasih Agape)
...
(44:14) Ketika Yehuda dan
saudara-saudaranya sampai ke dalam rumah Yusuf, Yusuf masih ada di situ, sujudlah
mereka sampai ke tanah di depannya.
Tanda dipenuhi cinta yang mendalam (kasih Agape):
sujudlah Yehuda dan saudara-saudaranya sampai ke tanah di hadapan Yusuf.
Jadi intinya, Firman Pengajaran
Mempelai telah mengubah hati dari 10 (sepuluh) saudara-saudara Yusuf sebab
Yusuf adalah gambaran dari Firman Pengajaran Mempelai.
Dan menyadari bahwa:
-
Mereka tidak dapat lagi mengandalkan
apa yang ada pada mereka.
-
Tidak dapat membenarkan diri mereka,
kecuali dibenarkan oleh kebenaran yang datang dari pribadi Yusuf, itulah Firman
Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.
Mereka tidak bisa lagi berdalih,
berarti tidak dapat lagi mengandalkan apa yang ada pada mereka kemudian tidak
dapat membenarkan diri mereka sendiri, kecuali kebenaran yang datang dari
Yusuf, itulah Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.
Sebetulnya, ketika kita dibenarkan
oleh Pengajaran Mempelai terkadang tidak masuk akal. Itu sebabnya dalam
kesempatan Ibadah Pendalaman Alkitab di hari kamis, saya sampaikan bahwa ketika
Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel disampaikan bagi orang yang
mendengar itu tampaknya tidak lazim, sama persis seperti Nuh ketika membangun bahtera di atas gunung. Setahu saya,
galangan kapal selalu dibangun di tepi laut atau di bibir laut, supaya apabila
kapal sudah selesai dibangun tinggal menggeser sedikit saja. Tetapi tidaklah
dengan Pengajaran Mempelai, tampaknya tidak lazim, kemudian sakit dan pahit
bagi daging karena penyuciannya sangat hebat.
Pengalaman kaka-kaka Yusuf dalam
kunjungan yang pertama dan yang kedua ke Mesir untuk membeli gandum:
1.
Dalam kunjungan pertama mereka dituduh
sebagai pengintai, tetapi mereka tidak bisa membela diri mereka walaupun
mereka telah menceritakan nikah dan rumah tangga, bahkan menceritakan kaum
keluarga mereka kepada Yusuf, mereka tetap tidak bisa membela diri mereka.
2.
Uang pembelian gandum ditaruh di dalam
karung mereka masing-masing.
Artinya; seseorang tidak dapat lagi menyombongkan diri
mereka hanya karena uangnya banyak. Kebenaran karena uang banyak tidak bisa,
menyombongkan diri karena banyak uang tidak bisa.
3.
Mereka
yakin dengan kebenaran diri sendiri, sebab dengan sombongnya mereka ingin membuktikan
bahwa mereka bukan pencuri piala perak.
Jadi kebenaran yang ada di dalam
diri mereka tidak bisa diandalkan lagi, mereka hanya bisa dibenarkan oleh Yusuf
-- Pengajaran Mempelai terang Tabernakel -- dan itulah yang akan terjadi di
hari-hari terakhir ini.
Maka kita yang sudah memperoleh
pengertian yang benar, suci, dan mulia dari Pengajaran Mempelai tetaplah
pertahankan, jangan tinggalkan.
Itulah sebabnya, betapa banyak di
akhir zaman nanti orang Kristen yang
akan berguguran hanya karena mengandalkan kekuatannya, mengandalkan
kebenaran diri sendiri. Mereka tidak bisa lagi membuktikan dirinya sebagai
orang benar karena mengandalkan kekuatannya, lalu menyombongkan dirinya karena
uangnya banyak, dan mencoba menggunakan kebenaran diri sendiri untuk membuktikan
bahwa mereka bukan pencuri piala perak, kecuali dibenarkan oleh Yusuf --Pengajaran
Mempelai --. Jadi nanti banyak orang Kristen yang akan berguguran di hari
terakhir. Kenapa saya katakan itu hari-hari terakhir? Karena kelaparan yang
dahsyat menimpa seluruh dunia sudah terjadi selama 2 tahun.
Ingat sesudah terjadi 7 tahun
kelimpahan akan disusul oleh 7 tahun kelaparan, tinggal 5 tahun lagi. Sama
halnya dengan kita sekarang ini tinggal 5 tahun lagi kita ada beribadah di bumi
ini dan tinggal 2 tahun lagi menikmati kelimpahan. Kalau saudara percaya Puji
Tuhan, kalau tidak percaya juga tidak apa-apa.
Ini harus diperhatikan baik-baik, mereka
tidak bisa lagi mengandalkan apa yang ada pada mereka, tidak bisa lagi
membenarkan diri karena merasa diri benar dan merasa suci kecuali dibenarkan
oleh Yusuf; Firman Pengajaran Mempelai.
Dahulu yakin dengan kebenaran diri
sendiri bahwa mereka bukan pencuri, tetapi faktanya pencuri.
Jadi saudara, memang tidak
terselami jalan-jalan Tuhan dan itu sudah terbukti lewat Pengajaran Mempelai
dalam terangnya Tabernakel.
Kejadian 44:15-17
(44:15) Berkatalah
Yusuf kepada mereka: "Perbuatan apakah yang kamu lakukan ini? Tidakkah
kamu tahu, bahwa seorang yang seperti aku ini pasti dapat menelaah?"
(44:16) Sesudah itu berkatalah
Yehuda: "Apakah yang akan kami katakan kepada tuanku, apakah yang akan
kami jawab, dan dengan apakah kami akan membenarkan diri kami? Allah telah
memperlihatkan kesalahan hamba-hambamu ini. Maka kami ini, budak tuankulah
kami, baik kami maupun orang pada siapa kedapatan piala itu." (44:17) Tetapi jawabnya: "Jauhlah
dari padaku untuk berbuat demikian! Pada siapa kedapatan piala itu, dialah yang
akan menjadi budakku, tetapi kamu ini, pergilah kembali dengan selamat kepada
ayahmu."
Padahal, di awal secara khusus
dalam Kejadian 44:8-9 di hadapan pegawai Yusuf, kaka-kaka Yusuf masih bangga
dengan kebenaran yang mereka miliki, mereka bangga dengan perasaan suci yang
mereka miliki. Tetapi begitu di hadapan Yusuf, kaka-kaka Yusuf yang diwakilkan
Yehuda berkata;
a.
Apakah yang akan kami katakan kepada
tuanku.
b.
Apakah yang akan kami jawab.
c.
Dengan apakah kami akan membenarkan diri
kami.
Tadinya hebat sekali, bangga,
sombong dengan kebenaran diri sendiri, bangga dengan kesucian yang mereka
miliki, mereka sombongkan di hadapan pegawai Yusuf, tetapi di hadapan Yusuf tidak
bisa. Baik perasaan yang suci (Kejadian 44:8-9) tidak ada yang bisa disombongkan
lagi. Kini di hadapan Yusuf kesombongan dan kebanggaan terhadap kebenaran diri
sendiri dan perasaan suci terhapus atau tersapu habis, kalau saya ibaratkan “laksana
kabut dihalaukan taufan” ... (2 Petrus 2:17).
Jadi dari peristiwa ini kita bisa
memetik satu pelajaran yang manis hendaklah kita insaf dan sadar. Jangan lagi
menyombongkan diri dengan kebenaran diri sendiri, dengan merasa suci, dengan
kelebihan-kelebihan yang dia miliki, dengan uang yang banyak. Kita harus insaf
dan sadar dari hal itu bahwasanya dosa masa lalu apabila belum diakui sampai tuntas
maka dosa itu senantiasa mengejar terus.
Jadi Yusuf ini tampil untuk
mengadakan penyucian -- Firman Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel
mengadakan penyucian –
Kita tidak bisa berdaya dengan kelebihan
yang kita punya. Dahulu kita sama seperti saudara-saudara Yusuf sombong,
bermegah dengan kebenaran diri sendiri bahkan berani menyombongkan diri mereka
masing-masing di hadapan pegawai Yusuf,
tetapi tidak di hadapan Yusuf, itu hebatnya Pengajaran Mempelai.
Dari sini kita bisa melihat bahwa
tingkatan dari Pengajaran Mempelai melebihi dari kebenaran-kebenaran yang lain.
Jadi kita harus rela menerima
Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel untuk selanjutnya menyucikan kita
dan menyempurnakan kita. Sebab kalau kita tidak insaf dan sadar akan hal itu
maka dosa itu akan terus mengejar. Sebetulnya kan mereka sudah dikejar dari Kejadian
42 pada kunjungan yang pertama, Kejadian 43 mereka terus dikejar, sampai
pada Kejadian 44 mereka terus dikejar karena belum tuntas.
Jadi dalam hal inilah kita dapat
memetik satu pelajaran hendaklah kita insaf dan sadar bahwa dosa masa lalu
apabila belum diakui sampai tuntas, maka dosa itu akan senantiasa terus mengejar.
Oleh sebab itu belajar dari pribadi
Daud.
Yesus adalah tunas Daud Singa dari
suku Yehuda. Tadi kita sudah melihat sikap Yehuda bersikap seperti laki-laki.
Mazmur 32:1-2 --- Perikop:
"Kebahagiaan orang yang diampuni dosanya"
(32:1) Dari
Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya,
yang dosanya ditutupi! (32:2) Berbahagialah
manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak
berjiwa penipu!
Di sini kita menemukan 2 (dua) kali
kata BERBAHAGIA berarti; kebahagiaan yang double. Dan itu berlaku bagi:
b. Orang yang dosanya ditutupi ® Timbul kebencian pertama.
c.
Yang kesalahannya tidak diperhitungkan
Jadi Yesus adalah tunas Daud Singa
dari suku Yehuda. Kita sudah lihat Yehuda dan saudara-saudaranya telah insaf,
dan itu bisa dilihat dari perkataannya di dalam Kejadian 44:16.
Tidak
berdaya lagi, selain hanya mengakui kesalahan. Tetapi pada saat kita datang mengakui
kesalahan itu justru di situ ada kebahagiaan yang double. Orang yang
tidak mau mengakui dosanya tidak akan pernah bahagia selain dikejar-kejar
bayangan, “ketahuan ga ya, bagaimanalah ya.” Hati-hati dengan yang
pacar-pacaran, jangan di depan nampak baik di belakang tidak, tidak boleh, kalau
mau kawin, kawin saja.
Jadi
sudah mengenal kebahagiaan yang double?
1.
Orang yang diampuni pelanggarannya.
2.
Orang yang dosanya ditutupi.
3.
Yang kesalahannya tidak diperhitungkan.
4.
Yang tidak berjiwa penipu.
Mazmur 32:3-5
(32:3) Selama
aku berdiam diri, tulang-tulangku
menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; (32:4) sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat,
sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas. S e l a (32:5) Dosaku kuberitahukan kepada-Mu
dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku
kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan
karena dosaku. S e l a
“Selama
aku berdiam diri.” Kalau sudah salah jangan lagi banyak membela diri.
Kita harus belajar dari 3 (tiga) pernyataan Yehuda tadi di dalam (Kejadian
44:16).
Tidak
usah heran dengan kasih ALLAH, ko aku diperlakukan begini? Ditegasin,
ditekanin? Tidak usah heran, itu kasih ALLAH.
Saat kita
berdiam diri ketika kasih ALLAH dinyatakan:
-
Tulang-tulang ku menjadi
lesu.
-
Siang malam tangan-Mu
menekan aku dengan berat.
-
Sumsum ku menjadi kering.
Berdiam
diri dihadapan Tuhan, kasih Nya akan dinyatakan walaupun memang sangat
menderita sekali.
Tetapi
pada saat kita berdiam diri; “Dosaku kuberitahukan
kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan
mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni
kesalahan karena dosaku”
Inilah keadaan orang yang berdiam
diri; diproses oleh kasih Allah, tetapi pada akhirnya dia mau mengakui dosanya
dengan tuntas.
Jangan kita sudah salah masih
berlagak benar, tetapi ketika kita diproses oleh Tuhan oleh kasih-Nya,
hendaklah berdiam diri meski sakit dan berat. Nanti tanpa kita sadari Firman
Pengajaran Mempelai sudah membenarkan kita karena kita dengan rela hati
disertai kerendahan di hati mau mengakui semua dosa, tidak ada lagi yang ditutup-tutupi,
maka pada saat itulah Tuhan ampuni kita dan darah-Nya berkuasa untuk menebus
dan memperdamaikan kita dengan ALLAH. Tuhan sembuhkan segala sakit penyakit
kita.
Amsal 28:13
(28:13) Siapa
menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung,
tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.
Jadi orang yang mengakui dosa disayangi
oleh Tuhan. Tetapi orang yang mempertahankan dosa (tidak diakui), tidak pernah
beruntung, tidak akan mendapat kemenangan.
Jadi sudah sangat jelas pada
akhirnya Yehuda dan kaka-kaka Yusuf lainnya berdiam diri, tidak lagi bisa menyombongkan
diri dengan kebenaran diri sendiri dan tidak lagi bermegah karena mereka suci
sendiri. Awalnya di hadapan pegawai Yusuf mereka bisa menyombongkan diri karena
merasa diri benar, tetapi di hadapan Yusuf tidak berkutik.
Di hadapan manusia kita bisa
berlagak, di hadapan Tuhan tidak, di hadapan Pengajaran Mempelai terang
Tabernakel tidak. Malam ini kita semua segala dosa kesalahan, kejahatan,
kenajisan, kecurangan, penipuan kita yang merasa diri hebat padahal kita bukan
siapa-siapa. Jangan lagi kita berlagak-lagak, semakin dewasalah di hadapan
Tuhan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA
GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel
U. Sitohang