IBADAH RAYA MINGGU, 24 AGUSTUS 2025
KITAB WAHYU
Wahyu 19:9
Subtema: KEPADA PERKEMBANGANNYA YANG PENUH
Mula pertama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, oleh karena rahmat-Nya kita semua dihimpunkan di atas gunung Tuhan yang kudus lewat Ibadah Raya Minggu, datang menghadap Dia, semua karena kemurahan Tuhan.
Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat ketebusan Tuhan yang turut bergabung lewat online / live streaming / video internet baik dari Youtube, Facebook atau media sosial lainnya yang dipergunakan / diakses. Biarlah kiranya damai sejahtera memenuhi hati kita masing-masing, memeberi sukacita dan bahagia saat menikmati Firman Tuhan / Sabda Allah.
Selanjutnya, marilah kita sambut KITAB WAHYU sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu. Saat ini kita masih berada pada Wahyu 19:9 untuk SERI 8. Namun, sebelum kita membaca firman ini, marilah kita berdoa dan memohon kepada Tuhan lewat Roh, supaya Firman yang dibukakan meneguhkan hati kita pribadi lepas pribadi.
Wahyu 19:9
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Firman Allah yang benar adalah firman yang memimpin langkah-langkah gereja Tuhan untuk dibawa masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba.
Saudara, Firman Allah itu benar, tidak ada yang salah sedikitpun dari Firman Allah. Tetapi yang saya maksud di sini, biarlah kiranya saya sebagai gembala sidang / pemimpin sidang jemaat, menyampaikan Firman Allah yang benar yaitu; yang memimpin langkah-langkah gereja Tuhan untuk selanjutnya dibawa masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba.
Namun, kalau kita perhatikan dalam Lukas 14:15-20 yang telah disampaikan, mereka menolak undangan dan berdalih, dengan alasan…
YANG PERTAMA: “Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan.”
YANG KEDUA: “Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan.”
Saudara, baik yang pertama ataupun yang kedua, sesudah berdalih (menolak undangan), mereka minta untuk dimaafkan. Tuhan itu maha pengasih dan pemurah, Ia akan mengampuni semua dosa, tetapi janganlah kita sengaja berbuat dosa, lalu datang kepada Tuhan dan berkata; minta dimaafkan Tuhan, itu yang tidak boleh.
YANG KETIGA: “Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang.”
Khusus dalih yang ketiga ini, kita melihat; ia tidak minta dimaafkan.
Saya merenungkan hal ini; kenapa yang pertama dan yang kedua ketika berdalih minta dimaafkan, tetapi yang ketiga ini, ia sama sekali tidak minta dimaafkan? Mengapa demikian?
Ternyata jawabanya adalah; karena ia telah mencukupkan dirinya dengan pesta kawin di bumi, sehingga tidak memerlukan pesta kawin Anak Domba.
Jadi saudara, kalau seseorang telah memuaskan / mencukupkan diri dengan pesta kawin di bumi, ia akan menolak / tidak memerlukan pesta kawin Anak Domba. Menolak pesta kawin Anak Domba hanya karena ia telah dicukupkan / dipuaskan oleh pesta kawin di bumi, itu adalah pemikiran yang sangat dangkal. Kenapa saya mengatakan seperti itu?
Mari kita lihat alasannya dalam….
Wahyu 21:1-2 --- Perikop: “Langit yang baru dan bumi yang baru”
(21:1) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi. (21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Langit yang pertama dan bumi yang pertama akan berlalu dan diganti dengan langit dan bumi yang baru
- Langit yang baru 🡪 Takhta Allah = pengantin perempuan atau gereja Tuhan yang sempurna.
- Bumi yang baru 🡪 Tumpuan kaki Tuhan = doa Penyembahan
Terkait dengan langit yang baru dan bumi yang baru / takhta Allah (mempelai Tuhan) dan tumpuan kaki Tuhan (doa penyembahan), mari kita membaca…
Wahyu 21:9-10 -- perikop: “Yerusalem yang baru”
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." (21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
Di sini kita melihat, pada ayat 9; tampilnya pengantin perempuan mempelai Anak Domba.
Wujudnya adalah gunung besar lagi tinggi 🡪 doa penyembahan.
Jadi wujud dari mempelai Tuhan adalah doa penyembahan.
Kita lanjut soal mempelai Tuhan dan doa penyembahan ini dalam…
Wahyu 14:1-3 --- Perikop: “Anak Domba dan pengikut-Nya yang ditebus-Nya”
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. (14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. (14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
Pada ayat 1, bukit (gunung Sion) 🡪 Inti mempelai Tuhan, jumlahnya 144.000 orang.
Pada ayat 2-3, berbicara tentang doa penyembahan disertai dengan bahasa lidah
Itu berarti ada hubungan intim antara mempelai perempuan dan Mempelai Laki-Laki Sorga
- Bunyi pemain-pemain kecapi 🡪 doa Penyembahan
- Nyanyian baru yang tidak dapat dipelajari 🡪 bahasa lidah / bahasa roh, tidak dapat dipelajari dan tidak dapat dimengerti.
“Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang.” Ia telah mencukupkan diri dengan pesta kawin di bumi, sehingga tidak memerlukan pesta kawin Anak Domba.
Padahal, kalau kita memperhatikan pemaparan ayat Firman yang sudah kita baca di atas tadi, mempelai Tuhan mendapatkan suatu kepuasan, kebahagian tiada tara adalah pada saat ada penyembahan disertai bahasa lidah. Di situlah kita memuaskan diri, di situ kita mencukupkan diri dan di situlah kebahagiaan yang tiada tara dan tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.
Sekali lagi saya sampaikan, jika hanya mencari kepuasan diri dengan pesta kawin di bumi maka itu adalah pemikiran yang sangat dangkal.
Mari kita lanjut…
1 Timotius 4:7B
(4:7) Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah.
Latihlah dirimu beribadah, beribadah jangan terpaksa.
Kalimat ini juga dapat diartikan dengan hargailah undangan Tuhan. Sebab lewat ibadah ini, Tuhan mengundang kita untuk dibawa masuk dalam pesta kawin Anak Domba
1 Timotius 4:8B
(4:8) Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.
Ibadah itu mengandung janji baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.
- Masa sekarang 🡪 doa penyembahan sebagai puncak ibadah di bumi.
- Masa yang akan datang 🡪 mempelai Tuhan (gereja Tuhan yang sempurna), bahagia bersama dengan Mempelai Laki-Laki Sorga untuk selama-lamanya di dalam Kerajaan Sorga
Itulah perlunya kita menghargai undangan dan melatih diri untuk beribadah (tekun dalam tiga macam ibadah pokok).
1 Timotius 4:9
(4:9) Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.
Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.
Jadi, 1 Timotius 4:7B, 8B- 9 = Wahyu 19:9 --- Firman Allah yang benar adalah Firman yang memimpin langkah-langkah gereja Tuhan untuk dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
1 Timotius 4:10-11
(4:10) Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya. (4:11) Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu
Untuk dibawa masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba, maka;
a. Harus berjerih payah
b. Harus berjuang.
Berjuang (menurut KBBI) artinya; merebut kemenangan dengan cara mengadu tenaga.
Pengertian semacam ini harus diberitakan dan diajarkan. Jadi, seorang gembala sidang tidak boleh pasif, tidak boleh diam. Saudara, kita harus bersyukur kepada TUHAN kita Yesus Kristus, karena kepada kita diberitakan dan diajarkan, terkait dengan langkah-langkah gereja Tuhan dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
- BERITA adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang besar itulah pesta nikah Anak Domba. Pesta nikah Anak Domba adalah berita yang besar kalau kita perhatikan Wahyu 19:6-7 --- Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
- DIAJAR menurut KBBI berarti; memberi petunjuk kepada orang lain supaya dituruti.
Itu berarti, seorang pemimpin sidang jemaat (gembala) harus bertanggung jawab penuh untuk membawa sidang jemaat masuk dalam pesta kawin Anak Domba.
Jadi, gembala sidang / pemimpin sidang jemaat tidak boleh seenaknya tampil supaya dihormati jemaat, diakui orang lain, itu salah kaprah, salah total. Seorang pemimpin jemaat harus bertanggung jawab terhadap jiwa-jiwa, mereka mau dibawa kemana? Jiwa-jiwa itu harus dibawa kembali kepada Tuhan / dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Jadi saudara, kalau saya tegas dalam pendirian terkait dengan Pengajaran Mempelai yang betul-betul menyucikan kita, memang rasanya sakit dan pahit -- mohon dimaafkan, saya tidak ada maksud menyakiti saudara. Karena sesungguhnya, saya tidak berani menambahkan dan mengurangkan Firman. Kita semua menyaksikan dan membaca ayat bersama.
Pendeknya, pemimpin sidang jemaat tidak boleh menghentikan gerak langkah rohani sidang jemaat hanya pada asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus.
Mari kita lihat…
Ibrani 6:1-2
(6:1) Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, (6:2) yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.
Asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus haruslah ditinggalkan dan beralih kepada perkembangannya yang penuh.
ASAS-ASAS PERTAMA dari ajaran tentang Kristus.
a. Percaya = menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. (Ayat referensi: Yohanes 1:12).
Jika dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada PINTU GERBANG.
b. Bertobat = berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Allah.
Kalau berhenti berbuat dosa saja, itu namanya bertobat 50%. Tetapi kalau berhenti berbuat dosa dan selanjutnya kembali kepada Allah, itu namanya bertobat 100%.
Jika dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada MEZBAH KORBAN BAKARAN (alat yang terbesar dari semua alat yang ada di Tabernakel), berbicara tentang salib dimana Yesus yang dijadikan sebagai korbannya.
c. Dibaptis = satu dalam pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Jika dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada KOLAM PEMBASUHAN TEMBAGA.
d. Penumpangan Tangan, sampai nanti dipenuhkan Roh Kudus.
Jika dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada PINTU KEMAH.
Pintu kemah adalah pemisah antara Ruangan Suci dan Halaman. Di Halaman, ibadahnya masih bersifat bau daging, jadi harus ada pemisah / penyekat antara Ruangan Suci dan Halaman.
Inilah yang dimaksud dengan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus.
BERALIH KEPADA PERKEMBANGANNYA YANG PENUH.
Saudara, di atas tadi kita sudah berada pada Halaman, melihat asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus. Namun, Firman Allah yang diajarkan rasul Paulus kepada orang Ibrani selanjutnya dikatakan; beralih kepada perkembangannya yang penuh. Kalau beralih berarti; lanjut sampai kepada perkembangannya yang penuh.
Perkembangan yang penuh 🡪 Bait Suci Allah.
Kalau asas-asas pertama tentang ajaran Kristus, itu ada di Halaman. Memang pada asas-asas pertama, di situ banyak terjadi kegerakan rohani, ada mujizat-mujizat kesembuhan, ada tanda-tanda ajaib dan ada tanda-tanda heran. Di situ juga terjadi pengusiran setan terhadap orang yang kerasukan setan dan juga kegerakan-kegerakan yang lain.
Saudara, kita memang memerlukan itu semua, tetapi sekalipun demikian Alkitab berkata harus beralih kepada perkembangannya yang penuh, itulah Bait Suci Allah.
Bait Suci Allah adalah antara RUANGAN SUCI dan RUANGAN MAHA SUCI, supaya kita menjadi Bait Suci Tuhan, menjadi rumah Tuhan.
Tandai kalimat beralih kepada perkembangannya yang penuh dan ingat kata “penuh.”
Apa sih perkembangan yang penuh ini? Rasul Paulus akan mengajarkan kepada kita.
Mari kita perhatikan…
Efesus 1:22-23
(1:22) Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. (1:23) Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Kristus adalah kepala jemaat. Sedangkan, jemaat adalah tubuh-Nya berarti; kepenuhan Kristus, bahkan memenuhi semua dan segala sesuatu.
Jadi, kita adalah “wadah” nya Kristus (kepala). Wadah (kita) tidak boleh kosong, tetapi harus diisi sampai penuh. Itu sebabnya, jemaat adalah kepenuhan Kristus.
Efesus 4:11-13
(4:11) Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, (4:12) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, (4:13) sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
Tuhan memberikan 5 (lima) jabatan; rasul, nabi, penginjil, gembala, guru, untuk memeperlengkapi orang-orang kudus (hamba-hamba Tuhan)…
- Untuk pekerjaan pelayanan
- Untuk pembangunan tubuh Kristus
Sehingga sidang jemaat mencapai…
1. Kesatuan iman
2. Pengetahuan yang benar tentang Anak Allah
3. Kedewasaan penuh
4. Tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus
Seperti apa wadah atau kepenuhan Kristus?
Efesus 4:14-15
(4:14) sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, (4:15) tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Tuhan mau membawa kita sampai kepada kepenuhan-Nya, berarti menjadi Mempelai Tuhan.
Jadi saudara, gerak langkah dari gereja Tuhan / anak-anak Tuhan / orang Kristen, tidak boleh dihentikan oleh gembala sidang hanya pada asas-asas pertama tentang ajaran Kristus, namun harus beralih kepada perkembangan yang penuh. Gerak langkah jemaat harus dibawa sampai perjamuan kawin Anak Domba, menjadi mempelai Tuhan.
Pendeknya, menjadi mempelai Tuhan itulah kepenuhan Kristus.
Lebih dalam lagi…
Efesus 4:16
(4:16) Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Saudara, tubuh itu satu sekalipun anggotanya banyak, ada hidung, mulut, mata telinga, kaki tangan dan seterusnya. Tetapi, kita semua telah diikat menjadi satu, tubuh Kristus yang sempurna itulah sidang mempelai Tuhan yang sudah mencapai kepenuhan Kristus. Doa dan harapan saya, biarlah kita semua mencapai kepenuhan Kristus, menjadi milik kepunyaan Allah sendiri, bukan milik antikris
Praktek pembangunan Bait Suci Allah:
Dimulai dari Ruangan Suci dengan 3 (tiga) alat di dalamnya;
1. Meja Roti Sajian 🡪 Ketekunan Ibadah Pendalaman Alkitab = domba-domba diberi makan, berbicara tenang: IMAN.
2. Pelita Emas 🡪 Ketekunan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh = domba-domba diberi minum, berbicara tentangPENGHARAPAN
3. Mezbah Dupa 🡪 Ketekunan Ibadah Doa Penyembahan = domba-domba diberi nafas hidup, berbicara tentang: KASIH
Itu adalah cara membangun Bait Suci yang dimulai dari Ruangan Suci.
Pertanyaan: Mengapa harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok?
Jawabnya ada pada…
Lukas 17:34-36
(17:34) Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. (17:35) Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." (17:36) [Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.]
Ayat ini jelas berbicara tentang ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.
1. Tempat tidur 🡪 Ketekunan Ibadah Doa Penyembahan
2. Mengilang 🡪 Ketekunan Ibadah Pendalam Alkitab disertai dengan perjamuan suci.
3. Ladang 🡪 Ketekunan Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh.
Lukas 17:37
(17:37) Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka: "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."
Di atas tadi kita melihat, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan di bumi. Yang mendengar apa yang dikatakan Tuhan Yesus, tentu bertanya; "Di mana, Tuhan? Yesus menjawab; di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar. Mayat / bangkai 🡪 pengalaman Kematian, berbicara tentang puncak ibadah itulah doa penyembahan.
Ketika gereja Tuhan dipimpin sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan, maka kepadanya diberikan dua sayap burung nazar yang besar untuk diterbangkan ke padang belantara / padang gurun / padang pasir. Tetapi yang ibadahnya tidak sampai pada puncaknya itulah doa penyembahan; tinggal di bumi, dimana antikris memerintah dan berkuasa atas seluruh bumi selama 7 tahun dan memuncak pada 3½ tahun yang kedua. Saat itulah korban sehari-hari disingkirkan dan rumah Tuhan dirobohkan.
Itulah sebabnya, saya tidak berhenti berjerih payah dan berjuang di tengah ibadah dan pelayanan ini, untuk saya, nikah saya, nikah sidang jemaat dan buah nikah sidang jemaat. Sekalipun, resikonya berat dan banyak yaitu; selain tersinggung, mereka jadi tidak suka dengan saya, karena memang mereka tidak suka Pengajaran Mempelai, tetapi resiko ini harus saya terima. Nanti, akhir dari perjalanan gerak langkah gereja Tuhan, di situ kita akan melihat mana Firman Allah yang benar dan mana Firman yang bukan dari Sorga. Sekarang memang sepertinya semuanya sama, tetapi nanti kita akan menuai apa yang kita tabur saat ini.
Saudara, tujuh tahun kelimpahan itu sisa dua tahun lagi, dan saudara harus percaya dengan ini. Kenapa saudara masih main-main terhadap sesuatu yang sifatnya sementara? Nyawa kita jauh lebih berharga saudara, kita bukan binatang yang sesudah lahir ditangkap dan dimusnahkan.
Saya akan buktikan mayat / bangkai 🡪 pengalaman kematian, berbicara tentang puncak ibadah itulah doa penyembahan.
Matius 27:50
(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
Penyembahan adalah penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah
Jadi, kehendak kita diserahkan seutuhnya hanya kepaa Allah, itulah penyembahan. Biar berlutut selama satu jam, tetapi penyerahan diri sepenuhnya tidak nampak dalam diri, itu bukan penyembahan. Memang harus ada penyembahan secara fisik, tetapi tidak cukup hanya itu saja, harus dilanjutkan dengan penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah.
Matius 27:51
(27:51) Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,
Sesudah berada pada puncak ibadah itulah doa penyembahan -- penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah --, barulah kita melihat tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah,
Perobekan daging terjadi manakala ibadah kita sudah sampai pada puncaknya itulah doa penyembahan. Tidak mungkin ada perobekan daging (daging dirobek) kalau ibadah tidak memuncak sampai kepada doa penyembahan.
![]() |
Tirai adalah pemisah antara Ruangan Maha Suci dengan Ruangan Suci. Jadi, setelah tekun tiga macam ibadah pokok, lalu dipimpin sampai pada puncak ibadah (doa penyembahan) yaitu; penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah, barulah Tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah, supaya kita bisa masuk ke tempat kudus. Hanya itu satu-satunya perkara yang dapat membuat kita lepas dari daya tarik bumi / magnet bumi, itulah asap dupa kemenyan; ukupan wangi-wangian -- berbicara tentang doa penyembahan. Asap dupa kemenyan naik ke hadirat Allah, menembusi takhta Allah; terjadi perobekan daging.
Biarlah terjadi perobekan daging (daging tidak ada lagi wujudnya), itulah kalau ibadah sudah memuncak sampai doa penyembahan = penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah -- kehendak ini sepenuhnya diserahkan kepada kehendak Allah.
Ibrani 10:19 -- Perikop: “Ketekunan”
Ketekunan di sini adalah ketekunan tiga macam ibadah pokok, kalau kita perhatikan ayat 23-24.
- Ayat 22; ada kata IMAN 🡪 ketekunan Ibadah Pendalamn Alkitab.
- Ayat 23; ada kata PENGHARAPAN 🡪 ketekunan Ibadah Raya Minggu
- Ayat 24; ada kata KASIH 🡪 ketekunan Ibadah Doa Penyembahan
Lalu, lewat ketekunan tiga macam ibadah pokok, kita dipimpin oleh Imam Besar Agung sampai kepada puncak ibadah itulah doa penyembahan -- penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah (terjadi perobekan daging).
Ibrani 10:19-20
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
Pekerjaan Imam Besar Agung: membuka jalan yang baru supaya kita masuk dalam Ruangan Maha Suci, itulah kerajaan Sorga.
Praktek pembangunan di Ruangan Maha Suci.
Pada Ruangan Maha Suci terdapat satu alat yaitu TABUT PERJANJIAN, inilah alat yang terutama dari semua alat di dalam Tabernakel. Alat terbesar adalah Mezbah Korban Bakaran, tetapi alat yang terutama adalah Tabut Perjanjian dan itu adalah alat yang terakhir.
Tabut Perjanjian 🡪 Sidang mempelai Tuhan (gereja Tuhan) yang sempurna.
Sebab, Tabut Perjanjian berbicara tentang:
1. Takhta Allah.
2. Hubungan nikah antara Kristus sebagai Mempelai Laki-Laki Sorga dengan sidang jemaat sebagai mempelai wanita-Nya berdasarkan kasih.
Kita tilik sedikit dalam….
Keluaran 25:10-11
(25:10) "Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya. (25:11) Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
Tuhan memerintahkan Musa supaya membuat Tabut Perjanjian dari kayu penaga.
Kayu penaga 🡪 Sifat manusia daging. Namun, Tuhan kembali memerintahkan supaya Musa menyalut tabut tersebut dengan emas murni di mulai dari dalam maupun bagian luar. Sehingga, sifat tabiat dari manusia daging tidak terlihat lagi, tidak nampak lagi, kecuali yang terlihat hanyalah sifat Ilahi (emas murni) -- bicara tentang kesucian, kemuliaan Roh Kudus.
Lalu, sesudah Tabut Perjanjian disalut dengan emas murni dari dalam (batin) juga bagian luar, sehingga tidak lagi nampak sifat dari tabiat daging, pada ayat berikutnya…
Keluaran 25:17-18
(25:17) Juga engkau harus membuat tutup pendamaian dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya. (25:18) Dan haruslah kaubuat dua kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu.
Kemudian di atas Tabut Perjanjian, Musa diperintahkan untuk membuat tutupan grafirat dengan dua kerub di atasnya dari emas murni. Ini menunjuk kepada Allah Trinitas itulah TUHAN YESUS KRISTUS, Kepala Gereja Mempelai Pria Sorga. Jadi, dengan ukuran yang sama akhirnya Tabut ditutup dengan Tutupan Grafirat artinya; tubuh dan kepala bersatu.
Kemudian, pada ayat 11 tadi dikatakan; harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
![]() |
Bingkai emas ini ada di atas Tabut, bukan pada tutupan pendamaian.
Bingkai emas pada sekeliling tabut berbicara soal persekutuan yang dibangun mempelai Tuhan terhadap Mempelai Laki-Laki Sorga.
Saudara, kita sudah melihat bagaimana praktek membangun Ruangan Maha Suci.
Perlu untuk diketahui, Ruangan Maha Suci ukurannya adalah 10 (panjang) x 10 (lebar) x 10 (tinggi) = 1.000 hasta
Maka bentuknya adalah empat persegi itulah kota kudus, Yerusalem Baru, kota mempelai.
Wahyu 21:16-17 --- Perikop: “Yerusalem yang baru”
(21:16) Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama. (21:17) Lalu ia mengukur temboknya: seratus empat puluh empat hasta, menurut ukuran manusia, yang adalah juga ukuran malaikat.
Kota kudus Yerusalem baru berbentuk empat persegi -- panjang dan lebar sama.
Jadi, kota Yerusalem baru itu beda dengan bumi. Bumi bentuknya bulat, semua yang ada di bumi ini bentuknya bulat. Tetapi kota Yerusalem baru empat persegi (tidak bulat), ini berbicara tentang kepastian, tidak ada perubahan-perubahan di sana.
Kalau bumi bentuknya bulat, sama seperti roda; sebentar di atas, sebentar di bawah, tetapi di Sorga ada kepastian, tidak ada dosa di sana, tidak ada waktu lagi di sana, sifatnya kekekalan. Itulah pengertian dari emapt persegi, semuanya berbicara tentang kepastian, tidak ada lagi dosa yang ditimbulkan oleh daging, dunia dan arusnya, atau iblis setan dengan tipu dayanya.
Inilah pembangunan Bait Suci Allah dimulai dari Ruangan Suci sampai Ruangan Maha Suci. Inilah Firman Allah yang benar, memimpin gerak langkah-langkah gereja Tuhan, untuk selanjutnya dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Contoh:
Paulus adalah hamba Tuhan yang berusaha mempertunangkan sidang jemaat di Korintus sebagai perawan suci kepada Mempelai Laki-Laki Sorga.
2 Korintus 11:2A
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus.
Rasul Paulus cemburu kepada sidang jemaat di Korintus dengan cemburu ilahi.
Cemburu ilahi bersifat preventif berarti menjaga, melindungi, dan membela; tidak rela menyerahkan sidang jemaat kepada yang lain. Jadi, rasul Paulus tidak cemburu buta / membabi buta, hantam kromo.
Dalam 1 Tesalonika 2:7 --- Rasul Paulus menyebut dirinya sebagai ibu.
Ibu 🡪 gembala, tugasnya; mengasuh dan merawatI.
- Mengasuh berarti; memberi didikan
- Merawat berarti; membalut luka-luka, termasuk sakit apa saja; lahir dan batin.
Maka dia layak berkata kepada jemaat di Korintus, bahwa dia cemburu Ilahi.
Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus --- Ini adalah tugas dan tanggungjawab dari seorang hamba Tuhan yang tulus, murni, melayani disertai dengan kerendahan di hati.
Kalau seorang pemimpin jemaat tulus dan murni hatinya kepada Tuhan, pasti dia berusaha memimpin gerak langkah gereja Tuhan untuk dibawa masuk dalam pesta nikah Anak Domba. Seperti rasul Paulsu mempertunangkan sidang jemaat di Korintus sebagai perawan suci kepada Mempelai Laki-Laki Sorga. Tujuan melayani bukan untuk cari uang, cari nama, tetapi dengan kemurnian harus berusaha mempertunangkan sidang jemaat sebagai perawan suci kepada Mempelai Laki-Laki Sorga.
Saudara, saya beri sedikit analogi. Adam dan Hawa ditempatkan di Taman Eden, tujuannya untuk mengusahakan Taman Eden. Taman Eden berbicara tentang nikah. Nikah itu ibadah, ibadah itu nikah (Kejadian 2:15). Namun pada pasal 3, Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Lalu pada Roma 5:12 dosa itu sudah masuk ke dunia dan menjalar, sehingga semua orang telah berbuat dosa, sedangkan upah dosa adalah maut. Itu berarti, kesucian, keperawanan itu sudah rusak.
Namun, hanya satu perkara yang sanggup memperbaiki kerusakan dari kesucian (untuk dibawa kembali menjadi perawan suci) itulah Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel. Serusak-rusaknya kehidupan manusia, serusak-rusaknya kehidupan dari gereja Tuhan, bisa diperbaiki dan menjadi perawan suci lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Saudara kalau tidak perawan, tidak layak masuk dalam pesta nikah. Yang layak masuk dalam pesta nikah hanyalah perawan suci. Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel terlalu mengerti isi hati kita dan mengerti keberadaan kita semua. Kalau Tuhan menyelami hati kita; bersyukur.
Inilah contoh teladan dari pemimpin sidang jemaat yang tulus dan murni hatinya dihadapan Tuhan. Inilah Firman Allah yang benar. Jadi, kalau kita tahu yang benar, jangan kita lakukan yang tidak benar. Firman Allah yang benar adalah Pengajaran Taberrnakel yang membawa gereja Tuhan masuk dalam pesta nikah Anak Domba.
Jadi sekali lagi saya sampaikan, Firman Allah itu benar, tetapi kalau pemimpin sidang jemaat tidak membawa sampai kepada pesta nikah Anak Domba, itu tidak benar.
Tuhan hadir di tengah ibadah ini sebagai Imam Besar Agung, Ia melayani kita, sehingga kita mengerti kedudukan kita sebagai apa…
- Saya harus melayani isteri, sehingga isteri tahu kedudukannya yaitu sebagai penopang.
- Melayani anak, sehingga ia tahu statusnya bahwa ia harus menghormati orangtua.
- Melayani para imam sehingga mengerti statusnya / kedudukannya di tengah ibadah dan pelayanan
- Melayani sidang jemaat, sehingga mereka mengerti apa yang harus diperbuat dan dikerjakan dihadapan Tuhan.
Ia tidak hanya melayani tetapi juga berdoa seperti Tuhan Yesus berdoa kepada Simon Petrus, sehingga Simon dan imannya tidak gugur saat menghadapi pencobaan.
Kisah mengenai Simon menyangkali Tuhan Yesus sebanyak tiga kali, itu kaitannya pada saat antikris menjadi raja. Tetapi supaya imannya jangan gugur pada saat puncak pencobaan (antikris menjadi raja), Yesus berkata kepada Simon; Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.” --- Kuatkan suami, isteri, anak, orang yang disekitar, jangan biarkan keadaan sekitar lemah dan kita turuti. Kalau sudah insaf; kuatkan dia.
Biarlah kita semua saling menguatkan, jangan mengambil jalan masing-masing; taat, setia dan dengar-dengaran.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment