Puji Tuhan… Kabar Baik…
Kabar baik bagi kita sekalian… Puji Tuhan bapa
gembala (Pdt. Daniel U. Sitohang gembala sidang jemaat Gpt “Betania”
Serang-Cilegon) telah melayani dalam Ibadah Raya Minggu tanggal 16
November 2014 oleh karena kemurahan hati Tuhan.
Kini kami menerbitkan firman Tuhan yang telah
disampaikan oleh bapa gembala kepada para pemirsa / anak-anak Tuhan di dalam
maupun diluar negeri. Semoga menjadi berkat bagi kita sekaliannya. Tuhan Yesus
Kristus memberkati.
IBADAH RAYA MINGGU, 16
NOVEMBER 2014
Tema: JEMAAT DI
FILADELFIA (dari Wahyu 3: 7-13)
(Seri 19)
Subtema: PEMBUKAAN RAHASIA FIRMAN TUHAN PENTING, MENGINGAT
KEDATANGAN TUHAN SUDAH TIDAK LAMA LAGI.
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan, kita
dimungkinkan kembali untuk menikmati firman penggembalaan dalam Ibadah Raya
Minggu dari sidang jemaat di Filadelfia dari Wahyu 3: 7-13.
Tiba saatnya kita memperhatikan ayat
11 ...
Wahyu 3: 11
(3:11) Aku datang segera.
Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu.
Yang harus kita perhatikan dari ayat
11 adalah “AKU DATANG SEGERA”
Sesuai dengan pernyataan-Nya, Tuhan akan
datang kembali ke dunia ini untuk yang kedua kalinya sebagai Raja dan Mempelai
Pria Sorga.
Kedatangan-Nya yang pertama adalah
mencari mereka yang terhilang, tetapi pada kedatangan-Nya yang kedua kalinya,
bukan mencari yang hilang melainkan menghakimi.
Itu sebabnya pada injil Yohanes 25;
pada hari penghakiman, Dia tampil sebagai Raja, lalu menempatkan semua orang di
hadapan-Nya, selanjutnya mengadakan penghakiman, kemudian terjadi pemisahan
seperti gembala memisahkan domba dari kambing, di mana domba-domba ditempatkan
di sebelah kanan, dan kambing-kambing di sebelah kiri.
Tetapi yang pasti, sesuai dengan
pernyataan Tuhan: Ia datang segera dan tidak lama lagi.
Dalam kitab Wahyu 22, ada tiga kali
perkataan “Aku datang segera”
YANG PERTAMA.
Wahyu 22: 7
(22:7) "Sesungguhnya Aku
datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat
kitab ini!"
Dalam ayat ini terdapat perkataan: “Aku datang segera”, perkataan-perkataan
ini adalah perkataan nubuat, sebab apa yang difirmankanya akan
digenapi.
Oleh sebab itu, berbahagialah orang
yang menuruti perkataan-perkataan nubuat ini.
Wahyu 22: 6
(22:6) Lalu Ia berkata kepadaku: "Perkataan-perkataan ini tepat dan benar, dan
Tuhan, Allah yang memberi roh kepada para nabi, telah mengutus malaikat-Nya
untuk menunjukkan kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi."
Kedatangan Tuhan tidak lama lagi, perkataan
itu tepat dan benar, tidak diragukan lagi.
Jadi, firman para nabi harus segera
tergenapi dan apa yang ditunjukkan oleh Tuhan akan terjadi.
Pada waktu-waktu yang lalu saya telah sampaikan mengenai kedatangan Tuhan yang dikaitkan dengan Ibrani 10:37, di situ ada perkataan bahwa Tuhan akan datang segera,
kemudian di ayat berikutnya dikatakan waktu yang tersisa tinggal sedikit lagi.
Hari-hari ini adalah hari-hari
terakhir, di mana kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi. Jadi, tidak banyak waktu bagi kita sekalian. Oleh sebab itu,
biarlah waktu yang ada ini kita gunakan dengan baik.
Barangkali perkataan yang senada
sudah sering saudara dengar, tetapi saya sebagai gembala sidang tidak bosan
mengatakan: Tuhan datang segera, dan apa yang ditunjukkan-Nya akan digenapi,
sebab perkataan ini tepat dan benar.
Tepat dan benar, berarti saya dan
saudara tidak perlu ragu atas firman para nabi, firman nubuatan ini.
Wahyu 22: 8-10
(22:8) Dan aku, Yohanes, akulah yang telah mendengar dan
melihat semuanya itu. Dan setelah aku mendengar dan melihatnya, aku tersungkur
di depan kaki malaikat, yang telah menunjukkan semuanya itu kepadaku, untuk
menyembahnya.
(22:9) Tetapi ia berkata kepadaku: "Jangan berbuat
demikian! Aku adalah hamba, sama seperti engkau dan saudara-saudaramu, para
nabi dan semua mereka yang menuruti segala perkataan kitab ini. Sembahlah
Allah!"
(22:10) Lalu ia berkata kepadaku: "Jangan memeteraikan perkataan-perkataan nubuat
dari kitab ini, sebab waktunya sudah dekat.
Kedatangan Tuhan untuk yang kedua
kalinya sudah tidak lama lagi, sebab apa yang telah ditunjukkan oleh para nabi itu
akan segera digenapi.
Oleh karena kedatangan Tuhan sudah
tidak lama lagi, hal yang harus kita perhatikan pada ayat 10 ...
“Jangan memeteraikan perkataan-perkataan nubuat ini sebab
waktunya sudah dekat”, artinya; setiap pemberitaan firman
Tuhan yang disampaikan di tengah-tengah ibadah yang Tuhan percayakan, harus
disampaikan dengan benar dan jelas hingga terjadi pembukaan rahasia firman
Tuhan.
Untuk apa kita beribadah, mendengar
firman yang dikurangkan dan ditambahkan
serta dengan firman teori kemakmuran yang hanya berbicara
berkat-berkat, bahkan acap
kali hamba Tuhan membesarkan diri, tetapi
firman Tuhan tidak
disampaikan dengan baik dan jelas, dengan kata lain tidak terjadi pembukaan
rahasia firman Tuhan, saya katakan; ibadah itu adalah ibadah yang sia-sia, ibadah yang tidak mengandung janji.
Oleh sebab itu, sidang jemaat yang
sudah mendengar firman pengajaran mempelai, peganglah apa yang ada, jangan dilepaskan sesuai dengan Wahyu 3:11; “Peganglah apa
yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu.”
Kita telah menerima firman pengajaran
oleh karena kasih karunia, biarlah itu kita pegang, jangan dilepaskan.
Saya kira, kita berada dalam kandang
penggembalaan ini, itu bukanlah suatu kebetulan, kita menerima firman
pengajaran mempelai juga bukan suatu kebetulan.
Kita telah menerima kemurahan besar,
firman pengajaran mempelai, peganglah itu, jangan pernah lepaskan, apapun
harganya bayar saja.
Saya bersyukur, tentu kita semua
bersyukur, telah menerima firman pengajaran yang besar, oleh sebab itu, jangan
pernah untuk melepaskannya.
Kembali kita membaca ...
Wahyu 22: 10
(22:10) Lalu ia berkata kepadaku: "Jangan memeteraikan
perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini, sebab waktunya
sudah dekat.
Karena waktunya sudah dekat,
pemberitaan firman di tengah-tengah ibadah yang Tuhan percayakan dalam kandang
penggembalaan ini, harus disampaikan dengan baik, benar dan jelas hingga terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan.
Wahyu 5: 3-4
(5:3) Tetapi tidak ada seorang pun yang di sorga atau
yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu
atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.
(5:4) Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena
tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu
ataupun melihat sebelah dalamnya.
Rasul Yohanes tidak menangis karena
keinginan dagingnya, dia menangis bukan karena persoalan, bukan karena tidak memiliki
uang, tetapi ia menangis karena ia melihat
tidak ada seorangpun yang dianggap layak untuk dapat membuka gulungan kitab
yang telah dimeteraikan, baik yang di surga, di bumi maupun dibawah bumi.
Kalau tidak terjadi pembukaan rahasia
firman Tuhan dalam setiap pemberitaan firman di tengah-tengah ibadah pelayanan
yang Tuhan percayakan, yang terjadi adalah tangisan dan kesedihan yang amat mendalam.
Kalau kita perhatikan dalam Mazmur 119: 130 dikatakan “Bila
tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada
orang-orang bodoh.”
Kalau terjadi pembukaan rahasia
firman Tuhan;
-
Memberi terang supaya tidak lagi menyembunyikan dosa dalam kegelapan.
-
Akan memberi pengertian kepada orang bodoh supaya tidak melakukan kesalahan
sebagai kebodohan di hadapan Tuhan.
Berarti, kalau terjadi pembukaan
rahasia firman Tuhan; masalah terselesaikan, sehingga tidak ada tangisan dan
kesedihan.
Kita memperhatikan ...
Hosea 4: 6
(4:6) Umat-Ku binasa
karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu
maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran
Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.
Umat Tuhan binasa karena tidak
mengenal Allah, menolak firman pengajaran yang rahasianya dibukakan = menolak
untuk mengenal Allah lebih dalam lagi.
Lebih rinci ...
Yesaya 5: 13-15
(5:13) Sebab itu umat-Ku harus pergi ke dalam pembuangan,
oleh sebab mereka tidak mengerti apa-apa;
orang-orang yang mulia akan mati kelaparan, dan khalayak ramai akan menderita
kehausan.
(5:14) Sebab itu dunia orang mati akan membuka
kerongkongannya lapang-lapang dan akan mengangakan mulutnya lebar-lebar dengan
tiada terhingga, sehingga lenyap ke dalamnya segala kesemarakan dan keramaian
Yerusalem, segala kegaduhannya dan orang-orang yang bersukaria di kota itu.
(5:15) Maka manusia akan ditundukkan, dan orang akan
direndahkan, ya, orang-orang sombong akan direndahkan.
Umat Tuhan harus pergi ke dalam
pembuangan, yaitu dunia orang mati = binasa. Mengapa?
Karena tidak mengerti apa-apa, tidak
mengerti firman Tuhan, tidak mengenal kebenaran, itulah yang disebut lapar dan
haus sampai akhirnya mereka ditundukkan, direndahkan, dengan demikian mengalami
ratap tangis dan kesedihan yang mendalam.
Oleh sebab itu, saya menghimbau
kepada sidang jemaat, berdoa kepada Tuhan, supaya Tuhan menaruh roh hikmat dan
pengertian, sehingga dalam setiap pemberitaan firman Tuhan,selain ada kerinduan
yang berapi-api untuk mendengar firman Tuhan, juga supaya mudah untuk mengerti firman
Tuhan, supaya tidak mengalami lapar dan haus, sehingga tidak mengalami ratap tangis dan kesedihan.
Kalau tidak mengerti firman Tuhan;
mencelakakan diri, berada dalam pembuangan.
Jangan menunggu-nunggu kotbah dimana sipengkotbah pandai bercerita dan melucu, nanti kita tidak mengerti apa-apa,
binasa dan berada dalam pembuangan.
Saya akan menunjukkan; KETIKA ISRAEL DIBUANG KE ASYUR.
Dua kali Israel dibuang ke Asyur.
1)
2 Raja-Raja 15: 27-29
(15:27) Dalam tahun kelima puluh dua
zaman Azarya, raja Yehuda, Pekah bin
Remalya menjadi raja atas orang Israel di
Samaria. Ia memerintah dua puluh tahun lamanya.
(15:28) Ia melakukan apa yang jahat
di mata TUHAN. Ia tidak menjauh dari dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, yang
mengakibatkan orang Israel berdosa pula.
(15:29) Dalam zaman Pekah, raja
Israel, datanglah Tiglat-Pileser, raja Asyur; direbutnyalah Iyon,
Abel-Bet-Maakha, Yanoah, Kedesh dan Hazor, Gilead dan Galilea, seluruh tanah
Naftali, lalu diangkutnyalah penduduknya ke
Asyur ke dalam pembuangan.
Untuk yang pertama kali, Israel dibuang ke Asyur pada zaman
Pekah sebagai raja Israel.
2)
2 Raja-raja 17: 2-3, 6
(17:2) Ia melakukan apa yang jahat di
mata TUHAN, tetapi bukan seperti raja-raja Israel yang mendahului dia.
(17:3) Salmaneser, raja Asyur maju
melawan dia; Hosea takluk kepadanya serta membayar upeti.
(17:6) Dalam tahun kesembilan zaman
Hosea maka raja Asyur merebut Samaria. Ia mengangkut orang-orang Israel ke
Asyur ke dalam pembuangan dan menyuruh mereka tinggal di Halah, di tepi sungai
Habor, yakni sungai negeri Gozan, dan di kota-kota orang Madai.
Untuk yang kedua kalinya, pada zaman Raja Hosea, Asyur
mengangkut orang-orang Israel ke dalam pembuangan.
Jatuh ke tangan Asyur sangat
menyakitkan, sebab Asyur;
-
Asyur memaksa bangsa Israel untuk membayar upeti (2 Raja-Raja 17: 4)
-
Asyur memasang kuk kepada Israel (Yesaya 14: 25)
-
Asyur menginjak-injak Israel (Mikha 5: 9)
-
Asyur menawan Israel, sesuai dengan nubuatan Bileam (Bilangan 24: 22)
Jadi, sangat menyakitkan kalau jatuh
ke tangan Asyur.
Dosa utama Israel sehingga dibuang ke
Asyur adalah ...
2 Raja-Raja 15: 28
(15:28) Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. Ia
tidak menjauh dari dosa-dosa Yerobeam bin Nebat,
yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula.
Pekah mengakibatkan orang Israel berdosa, dan kejahatan
Pekah adalah ia
tidak menjauh dari dosa-dosa Yerobeam, dan dosa-dosa
yang dilakukan Yerobeam kembali
dilakukan raja-raja Israel, termasuk pekah.
1 Raja-Raja 12: 28-30
(12:28) Sesudah menimbang-nimbang, maka raja membuat dua anak lembu jantan dari emas dan ia berkata kepada mereka:
"Sudah cukup lamanya kamu pergi ke Yerusalem. Hai Israel, lihatlah
sekarang allah-allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah
Mesir."
(12:29) Lalu ia menaruh lembu yang satu di Betel dan yang lain
ditempatkannya di Dan.
(12:30) Maka hal itu menyebabkan orang berdosa, sebab rakyat pergi ke Betel menyembah patung yang satu dan ke Dan
menyembah patung yang lain.
Dosa Yerobeam adalah membuat dua patung anak lembu jantan dari emas, di Betel dan di Dan.
Setelah ia membangun dua patung anak lembu
jantan dari
emas, Yerobeam berkata: “Sudah cukup lamanya kamu pergi ke Yerusalem.
Hai Israel, lihatlah sekarang allah-allahmu, yang telah menuntun engkau keluar
dari tanah Mesir”.
Mendirikan dua patung anak lembu
jantan dari
emas menunjukkan dosa kekerasan hati, di mana kekerasan
hati itu semakin bertambah-tambah
Dahulu patung anak lembu jantan dari
emas juga didirikan, tetapi hanya satu, ketika bangsa
Israel keluar dari Mesir. Tetapi di sini kita melihat Yerobeam mendirikan dua patung anak lembu
jantan dari
emas, ini menunjukkan kekerasan hati yang double (dua kali lipat).
Mari kita lihat; KEKERASAN HATI YANG DOUBLE.
YANG PERTAMA
Keluaran 32: 4
(32:4) Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan
dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah
menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!"
Perkataan Yerobeam sama dengan perkatan Harun kepada
bangsa Israel, mengatakan bahwa patung anak lembu jantan dari
emas adalah allah yang menuntun bangsa Israel keluar dari
Mesir.
Saya mau sampaikan; berhala apapun tidak sanggup
membebaskan manusia dari dosa, baik itu berhala yang terbuat dari emas, perak,
permata, apa saja tidak bisa.
Bangsa Israel keluar dari Mesir oleh karena Anak Domba
Paskah yang
telah disembelih.
Yesus Kristus adalah Anak Domba paskah yang telah disembelih, dan oleh karena darah-Nya yang mahal,
kita telah ditebus dari perbuatan sia-sia yang diwariskan, bukan dengan emas,
bukan perak, bukan dengan barang yang fana, melainkan dengan darah yang suci
yang tak bercacat, tak bernoda dan tak bercela.
Berarti, kebodohan
Yerobeam ini dua kali lipat, ia tidak menyadari bahwa kebebasan itu oleh
karena kasih karunia, yaitu darah salib Yesus Kristus.
Saudara yang memiliki harta jangan pernah berharap pada
harta, saudara yang memiliki uang yang banyak, kedudukan yang tinggi, jangan pernah berharap pada itu semua, sebab
semua itu tidak bisa membebaskan kita dari dosa.
Kalau dapat dibebaskan dengan harta, maka satu kali
berbuat dosa dapat dibayar dengan emas, dengan perak, dengan uang, tetapi di
dalam Tuhan tidak demikian.
Saudaraku, jangan biarkan kebodohan itu dua kali lipat.
YANG KEDUA
Keluaran 32: 9
(32:9) Lagi firman TUHAN kepada Musa: "Telah Kulihat bangsa ini dan
sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang
tegar tengkuk.
Bangsa Israel tegar tengkuk, berarti bangsa Israel pada
zaman Yerobeam tegar tengkuk dua
kali lipat, sukar sekali untuk dibentuk firman Tuhan.
Kalau seseorang tidak tegar tengkuk, maka dia harus
menundukkan diri saat mendengarkan firman.
Saudara bisa melihat orang yang tegar tengkuk; untuk
menundukkan kepala pada firman itu sangat sukar, apalagi kalau tegar tengkuk
dua kali lipat, itulah yang terjadi pada umat Israel, pada zaman Yerobeam.
YANG KETIGA
Keluaran 32: 25
(32:25) Ketika Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang -- sebab Harun telah melepaskannya,
sampai menjadi buah cemooh bagi lawan mereka --
Bangsa Israel digambarkan seperti KUDA TERLEPAS DARI KANDANG,
berarti LIAR.
Berarti dalam zaman Yerobeam; bangsa Israel liar dua kali
lipat. Tidak berada dalam kandang penggembalaan itu liar.
Kiranya diperhatikan
dengan baik, jangan liar, tetaplah berada dalam kandang penggembalaan, satu
kandang satu gembala.
Yesus adalah Gembala Agung, Dia mengerti keadaan saya dan
saudara.
Serigala tidak memahami, tidak mengerti. Pekerjaan
serigala adalah untuk mencerai-beraikan kawanan domba. Gembala yang baik tidak
boleh membiarkan kawanan domba tercerai-berai.
Yerobeam menimbulkan dosa-dosa bagi umat Israel, pada zaman itu dia
menimbulkan dosa dua kali lipat, kekerasan hati dua kali lipat, tegar tengkuk
dua kali lipat, liar dua kali lipat, kebodohan dua kali lipat.
Yerobeam inilah yang mengambil alih kerajaan secara paksa
sehingga kerajaan Israel terpecah menjadi dua bagian, setelah Salomo mati.
Yerobeam adalah seorang anak yang dibesarkan
dan dididik oleh Salomo tetapi pada akhirnya memberontak dan pergi ke
Mesir, setelah ia mengetahui Salomo mati, ia kembali.
Hati-hati, kalau tidak mengerti firman; berada dalam pembuangan.
Ini adalah suasana pembuangan yang dialami oleh bangsa
Israel pada zaman Yerobeam, menyedihkan sekali.
Sekarang kita lanjut ..
Tujuan Yerobeam mendirikan dua
patung anak lembu
jantan dari emas.
1 Raja-Raja 12: 26-27
(12:26) Maka berkatalah Yerobeam dalam hatinya: "Kini mungkin kerajaan
itu kembali kepada keluarga Daud.
(12:27) Jika bangsa itu pergi mempersembahkan korban sembelihan di rumah
TUHAN di Yerusalem, maka tentulah hati bangsa ini akan berbalik kepada tuan
mereka, yaitu Rehabeam, raja Yehuda, kemudian mereka akan membunuh aku dan akan
kembali kepada Rehabeam, raja Yehuda."
Yerobeam
menghasut bangsa Israel, tujuannya; supaya bangsa Israel tidak membawa korban persembahan kepada Allah mereka di rumah Tuhan yang
ada di Yerusalem.
Yerobeam melakukan hal itu karena ia menginginkan dan mempertahankan takhta kerajaan atas Israel. Arti
rohaninya; mempertahankan harga diri dan egosentris, kepentingan diri sendiri.
Biasanya kalau seseorang mempertahankan harga diri,
egosentrisnya, maka ia tidak mempedulikan orang lain.
Kerugian bila mempertahankan harga
diri:
-
Sukar mengakui kesalahan.
Orang yang
mempertahankan harga diri malu untuk mengakui kesalahan, sehingga ia
mempertahankan harga dirinya. Biarpun dia salah, dia
tetap mempertahankan harga diri, demi gengsi.
Mengapa
seseorang berulang-ulang melakukan kesalahan? Itu karena ia belum mengakuinya
secara gamblang kepada Tuhan dan sesama, yang disebabkan oleh karena
mempertahankan harga diri yang tinggi.
Itulah Yerobeam,
sehingga akhirnya dosa itu turun sampai kepada raja-raja berikutnya, sampai
kepada zaman raja Pekah dan Hosea.
-
Tidak menerima pemakaian Tuhan terhadap orang lain.
= tidak menerima
kelebihan-kelebihan orang lain.
Biasanya orang
yang seperti ini merasa lebih baik dan lebih benar.
Herodes sangat
sukar menerima keberadaan Yesus Kristus, raja orang Yahudi, karena ia masih
menginginkan takhta, masih ingin menjadi raja.
Kalau sidang
jemaat tidak mau menerima pemakaian Tuhan atas gembala sidang, maka ia adalah
sidang jemaat yang paling malang.
Bukankah Tuhan
sudah menggembalakan kita sampai detik ini, lalu sampai detik ini juga tidak
mau menerima pemakaian Tuhan atas gembala sidang, ia adalah orang yang paling
malang di antara yang paling malang.
Hati-hati dengan dosa mempertahankan harga diri, sebab
dua kerugian akan terlihat.
1 Raja-Raja 12: 32-33
(12:32) Kemudian Yerobeam menentukan suatu hari raya pada hari yang kelima
belas bulan kedelapan, sama seperti hari raya yang di Yehuda, dan ia sendiri
naik tangga mezbah itu. Begitulah dibuatnya di Betel, yakni ia mempersembahkan
korban kepada anak-anak lembu yang telah dibuatnya itu, dan ia menugaskan di
Betel imam-imam bukit pengorbanan yang telah diangkatnya.
(12:33) Ia naik tangga mezbah yang dibuatnya di Betel itu pada hari yang
kelima belas dalam bulan yang kedelapan, dalam bulan yang telah direncanakannya
dalam hatinya sendiri; ia menentukan suatu hari raya bagi orang Israel dan ia
naik tangga mezbah itu untuk membakar korban.
Selanjutnya, Yerobeam melayani dengan sesuka hati,
melayani sesuai dengan rencana sendiri, tanpa terlebih dahulu bertanya apa
rencana Tuhan di tengah-tengah ibadah pelayanan.
Kemudian, ia tidak mengangkat imam dari suku Lewi yang telah ditetapkan Tuhan untuk melayani di rumah Tuhan. Dalam kandang penggembalaan ini, kita harus melayani dengan
sungguh-sungguh, juga dengan sehati, tidak dengan seenaknya. Saya sendiri,
sebagai gembala sidang, tidak boleh mengambil keputusan seenaknya, sesuai
dengan hati saya.
Kita
telah melihat ketika bangsa Israel berada dalam pembuangan, di mana
Israel dibuang,
diangkut ke Asyur sebanyak dua kali.
Sekarang kita perhatikan; KETIKA YEHUDA DIBUANG.
Yeremia 25: 1, 11
(25:1) Firman yang datang kepada Yeremia tentang segenap kaum Yehuda dalam
tahun keempat pemerintahan Yoyakim bin
Yosia, raja Yehuda, yaitu dalam tahun pertama pemerintahan Nebukadnezar, raja Babel.
(25:11) Maka seluruh negeri ini akan menjadi reruntuhan dan ketandusan, dan
bangsa-bangsa ini akan menjadi hamba kepada
raja Babel tujuh puluh tahun lamanya.
Yehuda dibuang ke Babel pada zaman raja Yoyakim dan menjadi
hamba kepada raja Babel, selama 70 tahun, itu adalah zaman
pemerintahan Nebukadnezar, tahun yang pertama.
Yeremia 25: 2-5
(25:2) Firman itu telah disampaikan oleh nabi Yeremia kepada segenap kaum
Yehuda dan kepada segenap penduduk Yerusalem, katanya:
(25:3) "Sejak dari tahun yang ketiga belas pemerintahan Yosia bin
Amon, raja Yehuda, sampai hari ini, jadi sudah dua puluh tiga tahun lamanya,
firman TUHAN datang kepadaku dan terus-menerus aku mengucapkannya kepadamu,
tetapi kamu tidak mau mendengarkannya.
(25:4) Juga TUHAN terus-menerus mengutus kepadamu semua hamba-Nya, yakni
nabi-nabi, tetapi kamu tidak mau mendengarkan dan memperhatikannya.
(25:5) Kata mereka: Bertobatlah masing-masing kamu dari tingkah langkahmu
yang jahat dan dari perbuatan-perbuatanmu yang jahat; maka kamu akan tetap diam
di tanah yang diberikan TUHAN kepadamu dan kepada nenek moyangmu, dari
selama-lamanya sampai selama-lamanya.
Akhirnya,
Yehuda dibuang ke Babel, sebab sudah 23 tahun lamanya firman
Tuhan disampaikan terus menerus supaya orang-orang Yehuda bertobat, tetapi
mereka tidak mendengar, tidak memperhatikan firman yang disampaikan oleh para
nabi, sedangkan firman para nabi adalah firman nubuatan, sebab apa yang
diperlihatkan oleh Tuhan akan terjadi dan tergenapi, namun Yehuda tidak mau
memperhatikan itu, sama halnya dengan menyampaikan firman Tuhan tetapi tidak
terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, dan juga sama kelasnya
dengan terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan tetapi sidang jemaat tidak mau
memperhatikan firman para nabi sehingga pertobatan tidak terjadi.
Yeremia 25: 6
(25:6) Juga janganlah kamu mengikuti allah
lain untuk beribadah dan sujud menyembah kepadanya; janganlah kamu
menimbulkan sakit hati-Ku dengan buatan tanganmu, supaya jangan Aku
mendatangkan malapetaka kepadamu.
Akhirnya, Yehuda beribadah kepada allah lain, beribadah
kepada allah buatan tangan sendiri.
Kita bersyukur kepada Tuhan, kita melangsungkan ibadah
sesuai dengan ibadah di sorga, itulah ketekunan dalam 3 macam ibadah utama;
Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian, Ibadah Pendalaman Alkitab, Ibadah Doa
Penyembahan, berarti beribadah sesuai dengan kerinduan Tuhan.
Sesuai dengan Ibrani
8: 5, ibadah di bumi adalah gambaran dan bayangan dari ibadah di sorga, di
luar itu adalah ibadah buatan tangan yang sama dengan beribadah kepada allah
lain.
Bayangkan saja, firman yang ditambahkan, itu adalah
penyembahan berhala, sebab mengandung roh antikris, dan firman yang dikurangkan
juga ibadah buatan tangan manusia, itu adalah allah lain.
Tetapi kita bersyukur kita memiliki 3 macam ibadah utama,
oleh sebab itu, kita memerlukan ketekunan.
2 Raja-Raja 24: 3
(24:3) Sungguh, hal itu terjadi kepada Yehuda sesuai dengan titah TUHAN
untuk menjauhkan mereka dari hadapan-Nya oleh karena dosa-dosa Manasye,
setimpal dengan segala yang dilakukannya,
Atas seijin Tuhan, Ia membiarkan beberapa gerombolan
bersepakat melawan Yoyakim, raja Yehuda, oleh karena dosa-dosa yang diperbuat
sesuai dengan dosa yang ditimbulkan oleh Manasye, raja yang terdahulu atas
Yehuda.
Hal ini hampir sama dengan bangsa Israel tadi. Kesalahan
yang dilakukan Pekah diawali dari dosa yang yang ditimbulkan Yerobeam, dan dosa yang
dilakukan Yoyakim
berasal dari dosa yang ditimbulkan Manasye, raja Yehuda.
2 Raja-Raja 21: 3-6
(21:3) Ia mendirikan kembali bukit-bukit
pengorbanan yang telah dimusnahkan oleh Hizkia, ayahnya; ia membangun mezbah-mezbah untuk Baal, membuat patung Asyera seperti yang dilakukan
Ahab, raja Israel, dan sujud menyembah kepada
segenap tentara langit dan beribadah kepadanya.
(21:4) Ia mendirikan mezbah-mezbah di rumah
TUHAN, walaupun sehubungan dengan rumah itu TUHAN telah berfirman: "Di
Yerusalem Aku akan menaruh nama-Ku!"
(21:5) Dan ia mendirikan juga mezbah-mezbah
bagi segenap tentara langit di kedua pelataran rumah TUHAN.
(21:6) Bahkan, ia mempersembahkan anaknya
sebagai korban dalam api, melakukan ramal
dan telaah, dan menghubungi para pemanggil arwah dan para pemanggil roh peramal.
Ia melakukan banyak yang jahat di mata TUHAN, sehingga ia menimbulkan sakit hati-Nya.
Ada 7perkara/dosa yang diperbuat Manasye, raja Yehuda, karena
ibadah buatan tangan manusia.
1. Manasye mendirikan
kembali bukit-bukit pengorbanan.
Ini adalah
kesalahan, kekeliruan. Kalau kita mau berkorban, tidak perlu ke bukit-bukit,
tetapi bawalah korban itu ke gunung Sion, rumah Allah Yakub, sebab Tuhan
menaruh nama-Nya di situ, sebab dari sana keluar pengajaran yang akan mengajar
kita tentang jalan-jalan-Nya, dan firman Tuhan dari Yerusalem yang menjadikan
pelayan-pelayan sebagai guru kebenaran.
Kalau kita
membawa korban ke bukit-bukit, itu adalah dosa kesombongan, oleh sebab itu,
kalau mau memberi, berilah dengan ketulusan hati, jangan karena ingin
menunjukkan diri, juga jangan dengan bersungut-sungut.
Kalau manusia batiniah dibaharui, manusia lahiriah pasti merosot. Sebaliknya, kalau manusia
batiniah belum dibaharui, manusia lahiriah akan semakin terus terlihat, itu
adalah penonjolan.
Hati-hati dengan
bukit pengorbanan!
2. Manasye membangun
mezbah-mezbah untuk Baal.
Mezbah adalah
tempat menaruh korban dan persembahan, tetapi kalau korban persembahan itu
dipersembahkan untuk Baal, itu sama dengan PENYEMBAHAN BERHALA.
Banyak kali kita
membawa persembahan dan menaruh di atas mezbah tetapi untuk Baal, untuk hal-hal
yang tidak baik
dan yang tidak terlalu penting, ini adalah
kekeliruan.
Kesalahan ini
diawali oleh raja Ahab, kemudian dilanjutkan lagi oleh Manasye, dan akhirnya
dilanjutkan oleh Yoyakim.
3. Manasye membuat patung
Asyera.
Artinya; mendirikan berhala, berarti Manasye
menduakan hati Tuhan.
4. Manasye sujud
menyembah kepada segenap tentara langit dan beribadah kepadanya.
Sujud menyembah
kepada tentara langit, berarti sujud menyembah kepada penghulu-penghulu di
udara yang gelap.
Saudaraku,
hati-hati, jangan menyembah kepada penghulu di udara, bala tentara di langit,
sebab itu berakibat fatal, menyiksa diri, menyiksa anak dan keluarga, sehingga
bisa menyebabkan seseorang menjadi gila.
Penghulu di
udara penuh dengan tipu muslihat, tetapi Yesus tidak mau tertipu, sebab
perjuangan kita bukan melawan darah dan daging, tetapi melawan penghulu udara
yang gelap dengan tipu muslihat.
Oleh sebab itu,
ketika Yesus ditangkap, Ia tidak mengadakan perlawanan, sebab kerajaan-Nya
tidak berasal dari dunia ini. Kalau saja Yesus
mengadakan perlawanan, berarti Ia terperangkap dengan tipu muslihat
Iblis/Setan.
5. Manasye mendirikan
mezbah-mezbah di rumah TUHAN.
Tadi telah saya
sampaikan, bahwa mezbah-mezbah adalah tempat untuk menaruh korban persembahan,
tetapi di sini kita melihat, dia mendirikan mezbah-mezbah dalam setiap rumah
Tuhan, sementara Tuhan tidak ada di situ.
Berarti, kalau
dia mendirikan mezbah di situ, dia hanya menyembah berhala, allah lain, illah
lain.
Kita patut
bersyukur kepada Tuhan, kita datang, beribadah, menyembah kepada Allah yang
hidup, Allah Abraham, Ishak dan Yakub, kita belajar dan tekun menjalankan
ibadah sesuai dengan gambaran dan bayangan dari apa yang ada di
sorga, kalau tidak,
sama saja dengan mendirikan mezbah di rumah Tuhan namun Tuhan tidak
ada di dalamnya.
Bayangkan, jika
di dalam rumah Tuhan, memuji Tuhan, lalu mempersembahkan korban persembahan,
namun tidak ada Tuhan di situ, semua pengorbanan menjadi sia-sia (ibadah yang
sia-sia).
Cara berpikir
kita harus berubah, jangan hanya melihat hal lahiriah namun tidak mengerti
firman
Tuhan.
Jangan sampai
kita beribadah dan membuat mezbah-mezbah tetapi Tuhan tidak ada di dalamnya.
6. Manasye
mempersembahkan anaknya sebagai korban dalam api.
Ini tidak sesuai
dengan apa yang diperbuat oleh Abraham, di mana ia mempersembahkan anaknya yang
tunggal itulah Ishak. Kalau Abraham membawa Ishak anaknya yang tunggal ke
gunung Moria, itu atas perintah Tuhan dan memiliki nilai-nilai/arti rohani yang begitu
dalam sekali, karena Ishak adalah anak janji.
Lalu Manasye
mempersembahkan anaknya sebagai korban dalam api, dia anak
apa? dia bukanlah anak janji, dan ia melakukan itu bukan atas perintah Tuhan. Ini adalah kesalahan besar.
Dan kalau ia
mempersembahkan anaknya sebagai korban dalam api, itu semua tidak ada
faedahnya.
Ketika ia
mempersembahkan anaknya sebagai korban dalam api, ia sedang menggagalkan
rencana Allah, membawa anak-anak dalam masalah.
Keselamatan jiwa
anak tergantung pada orang tua. Kalau orang tua tidak memahami kebenaran, maka
anak yang menjadi korban.
Ada bapa
jasmani, ada bapa rohani itulah gembala sidang, dan ada bapa sorgawi.
Mungkin ada di
antara kita pemuda/i, di mana orangtuanya tidak mengerti firman pengajaran
mempelai, tetapi saudara telah digembalakan oleh firman pengajaran mempelai di
tempat ini.
Saya, sebagai
bapa rohani, bertanggung jawab atas kerohanian saudara, kerohanian sidang
jemaat, karena bapa rohani sangat menentukan kerohanian
sidang jemaat, sebagai anak rohani.
Saya tidak mau
oleh karena kesalahan satu orang, darahnya saya tanggung, oleh sebab itu, saya
tidak segan-segan untuk menegur.
Masakan saya
harus mengorbankan anak-anak rohani saya, sidang jemaat yang saya layani, ke
dalam api? Saya akan menegur kalau salah, tetapi saya tidak akan pernah membenci.
7. Manasye melakukan
ramal dan telaah, dan menghubungi para pemanggil arwah dan para pemanggil roh
peramal.
Pemuda remaja,
kalau ada horoskop atau perbintangan, jangan sesekali membacanya, lewatkan
saja, sebab itu adalah ramal. Jangan mempercayakan hidup dengan ramalan atau
horoskop, sebab itu menyakiti hati Tuhan.
Mungkin kita
menganggap itu adalah perkara kecil, tetapi sesungguhnya itu adalah perkara besar, karena itu menyakiti hati Tuhan.
Manasye banyak melakukan kejahatan di mata Tuhan,
sehingga menimbulkan sakit hati Tuhan.
2 Raja-Raja 21: 4, 7
(21:4) Ia mendirikan mezbah-mezbah di rumah TUHAN, walaupun sehubungan
dengan rumah itu TUHAN telah berfirman: "Di Yerusalem Aku akan menaruh
nama-Ku!"
(21:7) Ia menaruh juga patung Asyera
yang telah dibuatnya dalam rumah, walaupun sehubungan dengan rumah itu TUHAN
telah berfirman kepada Daud dan kepada Salomo, anaknya: "Dalam rumah ini
dan di Yerusalem, yang telah Kupilih dari antara segala suku Israel, Aku akan
menaruh nama-Ku untuk selama-lamanya!
Manasye, raja Yehuda, menaruh patung Asyera yang telah
dibuatnya dalam rumah, walaupun sehubungan dengan rumah itu Tuhan telah
berfirman kepada Daud dan kepada Salomo: “Dalam
rumah ini ... yang telah Kupilih dari antara segala suku Israel, Aku akan
menaruh nama-Ku untuk selama-lamanya!”
Manasye menaruh patung Asyera di dalam rumah Tuhan,
sementara nama Tuhan ada di dalam rumah Tuhan yang dibangun Salomo, anak Daud yang di Yerusalem.
Apa artinya kita membuat patung di dalam rumah Tuhan,
sementara Tuhan tidak ada di situ.
Biarlah kiranya kita memahami apa yang difirmankan oleh
para nabi pada saat malam hari ini.
Akibat kesalahan Manasye.
Yeremia 25: 9-10
(25:9) sesungguhnya, Aku akan mengerahkan semua kaum dari utara --
demikianlah firman TUHAN -- menyuruh memanggil Nebukadnezar, raja Babel,
hamba-Ku itu; Aku akan mendatangkan mereka melawan negeri ini, melawan
penduduknya dan melawan bangsa-bangsa sekeliling ini, yang akan Kutumpas dan
Kubuat menjadi kengerian, menjadi sasaran
suitan dan menjadi ketandusan untuk
selama-lamanya.
(25:10) Aku akan melenyapkan dari antara mereka suara kegirangan dan suara
sukacita, suara pengantin laki-laki dan pengantin perempuan, bunyi batu
kilangan dan cahaya pelita.
Akibatnya;
-
Menjadi sasaran suitan =
dipermalukan
-
Menjadi ketandusan untuk
selama-lamanya
Yesaya 14: 13,
17
(14:13) Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku
hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang
Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara.
(14:17) yang telah membuat
dunia seperti padang gurun, dan menghancurkan
kota-kotanya, yang tidak melepaskan
orang-orangnya yang terkurung pulang ke rumah?
Iblis/Setan
menimbulkan 3 hal;
1.
Membuat dunia seperti padang gurun
= tandus, kering-kering, tidak menghasilkan apa-apa, sama seperti ranting yang
kering, yang dikumpulkan dan dilemparkan ke dalam api
Kerohanian yang
kering dan tandus à kehidupan tanpa persekutuan dengan Tuhan.
2.
Menghancurkan kota-kotanya,
artinya; tanpa ibadah dan pelayanan = ibadah pelayanan menjadi sunyi sepi. Kota
raja besar adalah tempat kita beribadah dan melayani Tuhan.
3.
Tidak melepaskan orang-orangnya
yang terkurung pulang ke rumah, artinya; terikat dengan dosa kejahatan dan dosa
kenajisan, juga terikat dengan segala perkara-perkara yang ada di bumi, di
bawah.
-
Tuhan melenyapkan dari antara
mereka suara kegirangan dan suara sukacita.
Kalau tidak ada
suara kegirangan dan suara sukacita, berarti tidak ada damai sejahtera, tidak
ada kebenaran, tidak ada kerajaan sorga.
-
Tuhan melenyapkan suara pengantin
laki-laki dan pengantin perempuan, artinya; tidak ada hubungan antara kepala
dengan tubuh. Kristus adalah kepala dari tiap-tiap gereja, Dialah pengantin
laki-laki, sedangkan tubuh-Nya, itulah gereja Tuhan adalah pengantin perempuan.
Itu sebabnya
kalau tidak ada suara pengantin laki-laki dan pengantin perempuan, maka tidak ada hubungan antara kepala dengan tubuh. Tubuh
menjadi liangnya serigala dan sarangnya burung. Serigala à roh jahat, burung à roh najis.
Sebaiknya memang
isteri-isteri harus tunduk kepada suami. Tanda wibawa itu harus ada di atas
kepala, mengingat para malaikat. Ketundukan seorang isteri harus melebihi dari
para malaikat
karena perempuan diciptakan untuk laki-laki, tetapi laki-laki diciptakan
bukan untuk perempuan,
sesuai dengan suratan Korintus.
Kalau tidak ada
suara pengantin laki-laki dan suara pengantin perempuan:
hidup dalam kengerian, hidup dalam kesukaran.
Kalau kita
perhatikan Kidung Agung 1-8,
pengantin laki-laki memuji pengantin perempuan, sebaliknya
pengantin perempuan membalas pujian dari pengantin laki-laki.
Ketika pengantin
laki-laki memuji pengantin perempuan, hati dari pengantin perempuan begitu
bersuka sekali.
Oleh sebab itu,
seorang perempuan sangat suka untuk dipuji, dan apabila perempuan dipuji,
segalanya akan ia persembahkan kepada pengantin laki-laki.
Kalau kita hidup
tetapi tidak ada suara pengantin laki-laki lewat pembukaan rahasia firman Tuhan
yang terjadi adalah suram, kebahagiaan semu, tanpa sukacita.
Dan bagi
perempuan yang sudah bersuami jangan suka mendengar pujian yang berasal dari
laki-laki lain, yang bukan pengantin laki-lakinya, sebab kebahagiaannya
hanyalah semu, tidak menyukakan hati Tuhan.
Perhatikan
kedudukan kita, posisi kita di hadapan Tuhan, kita sebagai apa, siapa, dan apa
yang harus kita perbuat
dihadapan Tuhan.
Dengarkanlah
suara mempelai laki-laki, jangan lebih suka menyukakan roh najis.
-
Lenyap bunyi batu kilangan.
Batu kilangan
berfungsi untuk membersihkan kulit-kulit dari pada gandum dan jelai.
Berarti kalau
lenyap bunyi batu kilangan = tanpa firman Tuhan, tanpa kebenaran.
Setiap orang
tidak dapat membenarkan diri sendiri, tidak dapat menguduskan, menyucikan diri
sendiri, tanpa firman Tuhan, firman yang diperkatakan, yang bunyinya kita
dengar dalam setiap ibadah-ibadah yang Tuhan percayakan.
-
Lenyap cahaya pelita.
Artinya; Tuhan
mengambil kaki dian sehingga tidak menjadi terang karena tidak hidup di dalam
urapan Roh Kudus.
Pelita akan
bernyala kalau tabung-tabungnya diisi dengan minyak. Minyak à urapan.
Kita akan
menjadi terang, menjadi kesaksian, seperti kota berada di atas gunung, semua
mata melihat, semua mata tertuju kepada kota di atas gunung. Perkataan, sikap,
tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik, semua terlihat.
Tetapi kalau Tuhan mengambil kaki dian, maka berada dalam kegelapan. Sedangkan
kegelapan adalah tempat yang paling efektif untuk menyembunyikan dosa.
Kalau pelita
tidak bercahaya bagaimana mungkin seisi rumah diterangi, kalau pelita tidak bercahaya bagaimana mungkin banyak orang turut memuliakan bapa di sorga.
Tuhan mengambil
kaki dian dari Simson, terang yang ada padanya begitu gelap, sehingga ia berada
dalam kegelapan yang paling gelap, tidak menjadi terang, tidak menjadi
kesaksian, justru menjadi hamba Tuhan yang pandai melucu di kuil Dagon.
Kalau kaki dian
diambil, pelita tidak bercahaya dari seorang hamba Tuhan, ia hanya bisa melucu, menyukakan sidang jemaat dengan cara melawak.
Apa yang bisa dia sampaikan kalau pelita tidak bercahaya? Apa ia bisa
menyampaikan pesan Tuhan lewat gerak-geriknya, lewat cara berpikir, lewat
perkataannya? Ini
tidak mungkin. Ini akibatnya dan sangat fatal sekali.
Yeremia 25: 11
(25:11) Maka seluruh negeri ini akan menjadi reruntuhan dan ketandusan, dan
bangsa-bangsa ini akan menjadi hamba kepada
raja Babel tujuh puluh tahun lamanya.
Dan akhirnya, Yehuda menjadi hamba terhadap Babel selama
70 tahun, ini bukanlah waktu yang singkat, tetapi waktu yang cukup lama.
Satu periode hidup manusia adalah 70 tahun, berarti
Yehuda cukup lama menjadi hamba bagi raja Babel.
Hamba bagi Babel, berarti; dikuasai oleh roh jahat dan
roh najis.
Wahyu 18: 1-2
(18:1) Kemudian dari pada itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari
sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya.
(18:2) Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh,
sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia
telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan
tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung
yang najis dan yang dibenci,
Kalau menjadi hamba bagi Babel, berarti diperbudak oleh
roh jahat dan roh najis.
Sebab Babel adalah tempat roh jahat dan roh najis
bersembunyi, dan roh najis dibenci oleh Tuhan.
Saya himbau, apa yang dibenci Tuhan, itu jugalah yang
harus kita benci.
Kalau sudah melayani Tuhan, perhatikan baik-baik. Jangan
membuat orang lain berdosa dengan sikap bahkan gerak-gerik yang
najis.
70 tahun diperbudak oleh Babel. Apakah kita mau seumur
hidup diperbudak oleh Babel?
Apa yang dibenci oleh Tuhan, itu juga harus kita benci, jangan
lawan Tuhan.
Jangan sukakan roh najis, tetapi sukakan Tuhan. Tuhan
sangat membenci roh najis, tuliskan itu di dahi.
Mengapa tubuh tidak tunduk kepada kepala? itu semua
karena roh najis. Mengapa sidang jemaat memberontak kepada gembala? Itu semua
karena roh najis.
Sekarang kita perhatikan ...
2 Korintus 4: 3-4
(4:3) Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup
untuk mereka, yang akan binasa,
(4:4) yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan
oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang
kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.
Jika tidak terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, jika
injil yang diberitakan masih tertutup, maka ia tertutup kepada mereka yang akan
binasa.
Jadi kalau tidak terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan,
maka binasalah umat manusia, tidak mengerti firman Tuhan, tidak mengerti
perkataan Tuhan; lapar dan haus, berada dalam pembuangan.
Itulah situasi yang dialami oleh bangsa Israel dan Yehuda ketika berada dalam pembuangan.
Tadi sudah diawali, Tuhan datang segera, tetapi jangan
lupa; perkataan nubuatan ini jangan dimeteraikan, berarti
harus terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan ditengah-tengah ibadah yang Tuhan
percayakan.
Jalan keluarnya.
Wahyu 5: 5-9
(5:5) Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan
engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah
menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh
meterainya."
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan
di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah
disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang
diutus ke seluruh bumi.
(5:7) Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari
tangan Dia yang duduk di atas takhta itu.
(5:8) Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk
dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing
memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa
orang-orang kudus.
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau
layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau
telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah
dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
Meterai-meterai dari gulungan kitab telah dibuka =
terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, karena Anak Domba Allah, Singa dari
Yehuda telah disembelih.
Disembelih, berarti; berkorban, mempersembahkan hidup-Nya seutuh-Nya di atas kayu salib dan menjadi korban sembelihan.
Mazmur 51: 19
(51:19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang
patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Korban sembelihan kepada Allah; jiwa yang hancur, hati
yang patah dan remuk, tidak dipandang hina oleh Tuhan.
Kalau harus memang jiwa hancur karena ibadah dan pelayanan, hati patah dan
remuk karena ibadah dan pelayanan, bersyukur saja kepada Tuhan, sebab lewat
itu, Tuhan akan membukakan rahasia firman Tuhan, Tuhan membukakan masa depan,
Tuhan membukakan tingkap-tingkap langit, Tuhan membukakan semua yang tertutup, sebab
Tuhan tidak akan pandang hina jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk = doa dikabulkan.
Oleh sebab itu, rindukan pembukaan rahasia firman Tuhan,
jangan selalu mengandalkan kekuatan.
Saya banyak memperhatikan gereja Tuhan yang selalu
mengandalkan kekuatannya
sendiri, tanpa mengandalkan Tuhan lewat pembukaan rahasia
firman.
Ibrani 1: 3
(1:3) Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang
segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai
mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat
yang tinggi,
Cahaya kemuliaan Allah, itulah pribadi Kristus yang disebut juga
cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, Dialah firman Tuhan
yang
rahasianya dibukakan, yang sanggup menopang segala
sesuatu, jalan yang tertutup dibuka, segala sesuatu yang tidak mungkin menjadi
mungkin.
Jangan andalkan kekuatan,
harapkanlah pembukaan rahasia firman dalam setiap ibadah yang Tuhan percayakan.
firman pengajaran yang rahasianya dibukakan menjadikan segala sesuatu, yang
mati dihidupkan kembali.
Wahyu 4: 1
(4:1) Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu
terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku
seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan
kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini.
Tuhan membuka pintu sorga bagi kita sekalian, dan Tuhan
akan menunjukkan segala sesuatunya, dan apa yang akan terjadi Tuhan tunjukkan
kepada kita semua,
Tuhan menunjukkan masa depan yang cerah.
Kemudian,
singa dari Yehuda disebut juga Tunas Daud.
Tunas
Daud berbicara tentang rendah hati dan kelemahlembutan, menunjukkan kerajaan
surga telah dekat, jika dikaitkan dengan pohon ara dalam Injil Matius 24,
dimana ranting-rantingnya mulai melebut.
Kesimpulannya;
Kedua
sebutan tersebut (singa Yehuda dan Tunas Daud) sangat menentukan sekali di
dalam pembukaan rahasia firman Tuhan. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang