KEBAKTIAN NATAL
PERSEKUTUAN PENGAJARAN PEMBANGUNAN TABERNAKEL (PPT) Sesi II, 09 DESEMBER 2021
Tema: Matius
1:23 “… Anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki …”
Subtema:
SEORANG
ANAK LAKI-LAKI SULUNG TAMPIL SEBAGAI RASUL
Pertama-tama
tentu saja saya mengucapkan puji dan syukur ke hadirat-Nya, Allah Yang Maha Esa
sesembahan kita, Raja di atas segala raja, mulia di atas yang mulia, Dialah
Allah yang kita sembah, Allah yang hidup. Kita patut bergantung kepada Dia
karena Dia adalah Allah yang hidup, kita tidak bisa bergantung kepada dunia dan
segala sesuatu yang ada di dalamnya, kita tidak boleh terlena dengan dunia ini.
Keturunan dari Abraham hidup dari iman Abraham sampai mati sekalipun tetap
merasa bahwa berada di atas muka bumi ini adalah sebagai pendatang, sebagai
seorang asing. Oleh sebab itu, kita tidak boleh terlena di atas muka bumi ini
sebab TUHAN akan gantikan langit yang pertama dan bumi yang pertama dengan
langit yang baru dan bumi yang baru, Yerusalem yang baru, itulah pengantin
perempuan Mempelai Anak Domba, itulah sasaran akhir perjalanan rohani kita di
atas muka bumi ini.
Oleh
karena kemurahan TUHAN, pada malam ini kita memasuki sesi ke II. Saya tidak
lupa menyapa sidang jemaat yang ada di Bandung, di Malaysia, umat ketebusan
TUHAN dan simpatisan yang setia yang digembalakan oleh GPT “BETANIA” Serang &
Cilegon, Banten, Indonesia baik di dalam negeri, di tanah air, dari Sabang
sampai Merauke, maupun di luar negeri, di manca negara, di tiap-tiap negara
TUHAN memberkati. Teristimewa rekan-rekan hamba TUHAN yang saya kasihi dalam
kasih Kristus, kasih mempelai yang juga turut bersama-sama untuk memuliakan
TUHAN dalam Kebaktian Natal Persekutuan Pengajaran Pembangunan Tabernakel (PPT)
pada sesi II.
Selanjutnya,
mari kita berdoa dan kita mohonkan kemurahan TUHAN supaya firman yang dibukakan
itu betul-betul meneguhkan setiap kehidupan kita, juga perjamuan suci
meneguhkan kehidupan kita sebentar.
Mari
kita sambut tema yang sama; Matius 1:23 “… Anak dara itu akan mengandung dan
melahirkan seorang anak laki-laki …”
Matius
1:23
(1:23)
"Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang
anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" -- yang
berarti: Allah menyertai kita.
Anak dara itu
akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, bukan seorang
anak perempuan. Tentu ini memiliki makna yang begitu dalam.
Suatu
rahasia sudah dinyatakan pada kemarin malam, yaitu silsilah kita sebagai bangsa
kafir tidak akan terputus sebagaimana Naomi dan Rut.
-
Naomi
mewakili bangsa Israel, suku Yehuda.
-
Dan
Rut berasal dari bangsa Moab, mewakili bangsa kafir.
Keduanya
kembali ke Betlehem dengan tangan kosong. Maka, Boas bertindak untuk menebus
tanah Elimelekh yang seharusnya diwariskan kepada Mahlon. Tetapi, sayang dalam
pembuangan atau pengasingan di Moab, Mahlon anak sulung yang dilahirkan Naomi
bagi Elimelekh ternyata sudah mati. Ini suatu yang sangat riskan sebetulnya,
tetapi puji TUHAN Boas menebus tanah Elimelekh yang seharusnya diwariskan
kepada Mahlon, kemudian Boas juga turut menebus Rut perempuan Moab yang adalah
bangsa kafir, dan mengambilnya untuk menjadi isteri, sesuai dengan firman para
nabi Ulangan 25:5-6.
Lalu
perempuan itu apabila melahirkan anak laki-laki, maka anak laki-laki itu akan
dianggap menjadi anak sulung dari pada Mahlon. TUHAN Yesus Kristus adalah Boas
rohani, Dia sudah menggenapi Firman TUHAN di atas kayu salib, Dia sudah
mengerjakan penebusan itu di atas kayu salib supaya silsilah bangsa kafir salah
satunya bangsa Indonesia tidak terputus, supaya silsilah atau nama kita ada
diantara orang-orang kudus-Nya dan nama kita ditegakkan di tanah air Sorgawi
sebagai milik pusaka yang diwariskan untuk selama-lamanya bagi kita. Itu
sebabnya, ketika lahirlah anak dari pada Boas dari rahim Rut maka secepatnya
Naomi memangku Obed, anak laki-laki yang sulung itu, lalu tetangga-tetangga
yang memberikan namanya dan anak itu disebut anak Naomi bukan disebut anak Rut,
walaupun itu lahir dari rahim Rut, supaya silsilah Mahlon tidak berhenti sampai
di situ.
Ini
adalah kemurahan yang besar bagi kita, dan inilah arti natal yang sesungguhnya
bagi kita. Natal bukan sebatas Yesus lahir di kandang yang hina, maka kita
merendahkan diri, tetapi begitu dalam rahasia Allah yang tersembunyi dari abad
ke abad dan dari keturunan ke keturunan yang harus kita simak dengan duduk
rendah hati seperti Maria. Jangan sampai terlewatkan berkat yang kita terima
malam ini.
Kemudian,
untuk menegaskan Matius 1:23 kita membawa Injil Lukas 2, dengan perikop: “Kelahiran Yesus.”
Lukas
2:7
(2:7)
dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu
dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada
tempat bagi mereka di rumah penginapan.
Status
dan kedudukan dari anak laki-laki semakin diperjelas dan dipertegas, sebab anak
laki-laki yang dilahirkan perawan suci adalah anak sulung, bukan anak kedua.
Kita
baca Wahyu 12, dengan perikop: “Perempuan
dan naga.” Mempelai perempuan berhadap-hadapan dengan ular naga merah
padam.
Wahyu
12:1-2
(12:1)
Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan
berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari
dua belas bintang di atas kepalanya. (12:2)
Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak
melahirkan ia berteriak kesakitan.
Ayat
1, menunjuk gereja TUHAN yang sempurna = Mempelai TUHAN = Perempuan suci
sempurna, itulah mempelai wanita TUHAN.
Singkat
kata: Mempelai perempuan disebut juga perawan suci, sedang mengandung dan
hendak melahirkan anak.
Wahyu
12:5
(12:5)
Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan
semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa
lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.
Akhirnya,
mempelai perempuan atau disebut juga perawan suci sempurna melahirkan seorang Anak
laki-laki, bukan anak perempuan.
Kemudian,
kedudukan dari anak laki-laki adalah sebagai seorang yang akan menggembalakan semua bangsa.
Gembala,
berarti sebagai seorang yang berjalan dan berdiri di depan kawanan domba, maka
disebut juga kepala atau pemimpin. Jadi, berbicara soal Anak laki-laki sulung
itu berbicara soal gembala, itulah kepala atau pemimpin.
Kita
bersyukur kepada TUHAN karena perawan suci sempurna, mempelai perempuan TUHAN
melahirkan anak sulung, Anak laki-laki, dialah yang menggembalakan semua
bangsa, Dia pemimpin, Dia kepala.
Bayangkan
apabila tubuh tanpa kepala, kalau berjalan di luaran sana membuat orang takut
dan terheran-heran. Tetapi, puji TUHAN perawan suci sempurna, mempelai
perempuan TUHAN melahirkan seorang Anak laki-laki yang menggembalakan semua
bangsa, Dialah gembala, Dialah pemimpin, Dialah kepala. Jadi, natal tidak sesederhana dengan apa yang
kita pikirkan, tetapi natal memberi pemimpin, memberikan kepala atas tubuh,
supaya kehidupan kita bukan jadi-jadian di dalam mengikuti TUHAN, bukan
simsalabim di dalam mengikuti TUHAN. Apabila mengikutan kita tanpa kepala,
seperti simsalabiM.
Terpujilah
kasih karunia TUHAN karena perawan suci, mempelai perempuan TUHAN melahirkan
seorang Anak laki-laki, Dialah yang menjadi kepala, Dialah yang pemimpin atas
tubuh.
Terkait
dengan “kepala atau pemimpin” dijelaskan oleh Rasul Paulus kepada orang-orang
Ibrani, di dalam Ibrani 3, dengan perikop: “Yesus
lebih tinggi dari Musa.”
Ibrani
3:1-2
(3:1) Sebab itu, hai saudara-saudara
yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah
kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, (3:2) yang setia kepada Dia
yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap
rumah-Nya.
Orang-orang
kudus berarti satu kehidupan yang mendapatkan bagian dalam panggilan Sorgawi,
semestinya senantiasa memandang kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui,
yaitu Yesus Kristus, Anak laki-laki, anak yang sulung. Dia pribadi yang setia
kepada Allah Bapa, dan sebaliknya Allah Bapa telah menetapkan-Nya.
Ibrani
3:5-6
(3:5) Dan Musa memang setia dalam
segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang
akan diberitakan kemudian, (3:6)
tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan
rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada
kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.
Kristus
Yesus adalah Kepala rumah TUHAN yang setia. Sedangkan, rumah itu sendiri adalah
kehidupan kita sebagai manusia.
BUKTI
bahwa Yesus adalah Kepala atau pemimpin atas rumah TUHAN, yang menggembalakan
bangsa-bangsa:
1. Yesus
Kristus adalah RASUL.
Kita harus terima dengan seyakin-yakinnya, dan
pegang dengan mantap.
2. Yesus
Kristus adalah IMAM BESAR AGUNG.
Tentang:
Yesus adalah RASUL.
Adapun
tugas dari seorang rasul ialah untuk menyatakan wahyu, yakni:
-
Hal-hal yang akan datang atau yang akan
terjadi di depan.
-
Memperlihatkan kemuliaan dari kerajaan
Sorga.
Kitab
suci terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
-
Perjanjian Lama dasarnya adalah firman
para nabi. Nabi, tugasnya bernubuat berarti menyingkapkan segala rahasia yang
terkandung di dalam hati; dosa dibongkar dengan tuntas.
-
Perjanjian Baru dasarnya adalah
rasul-rasul.
Wahyu
1:1
(1:1) Inilah wahyu Yesus Kristus,
yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya
apa yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya, Ia
telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes.
Wahyu
sumbernya dari Allah, dikaruniakan kepada Yesus Kristus, lalu ditunjukkan
kepada hamba-hamba-Nya. Namun, sebelum ditunjukkan kepada hamba-hamba-Nya
terlebih dahulu diturunkan kepada para malaikat, lalu diberikan kepada Yohanes
di pulau patmos. Setelah Yohanes menerima wahyu itu untuk selanjutnya dikirim
kepada malaikat ketujuh jemaat, yakni gembala-gembala dari tujuh sidang jemaat
di Asia kecil. Yang pasti wahyu berarti menunjukkan kepada hamba-hambanya apa
yang harus terjadi atau apa yang akan terjadi di depan.
Jadi,
kita harus memaknai natal malam ini soal Kepala atau pemimpin, Dia yang
menyatakan wahyu kepada kita untuk menyatakan apa yang terjadi di depan. Oleh
sebab itu, gembala jangan hanya menyampaikan diberkati, beri kemuliaan, terjadi
sensasi mujizat, hal itu tidak bisa dan tidak cukup. Kalau hanya sebatas menyampaikan
diberkati dan sensasi, lalu apa langkah-langkah ke Sorga? Sedangkan kerohanian
ini harus terus bergerak dan tidak boleh mati rohani, maka wahyu harus
ditunjukkan untuk memperlihatkan apa yang terjadi di depan.
Apa
yang terjadi di depan? Kita tidak tahu, namun Alkitab akan memberitahukan
kepada kita.
Kita
baca 2 Tesalonika 2, dengan perikop: “Kedurhakaan
sebelum kedatangan TUHAN.”
2
Tesalonika 2:1-3
(2:1) Tentang kedatangan Tuhan kita
Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu,
saudara-saudara, (2:2) supaya kamu jangan
lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan
atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba. (2:3) Janganlah kamu memberi dirimu
disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu
haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka,
yang harus binasa,
Sebelum
TUHAN datang kembali pada kali kedua maka hal-hal yang didepan atau hal-hal
yang akan terjadi itu dahulu yang diperlihatkan, dijelaskan, diterangkan kepada
sidang jemaat, kepada umat TUHAN seantero dunia ini.
Maka,
saya dan saudara jangan lekas bingung dan gelisah mungkin karena sakit penyakit
derita luar biasa, ekonomi merosot, keuangan merosot, pekerjaan tidak menentu,
menghadapi penyakit yang tidak kunjung sembuh, sederhanaya melihat kulkas
kosong. Sebab, hidup ini tidak hanya sampai di situ dan kita harus terus
melihat apa yang akan terjadi. Hidup ini adalah perjuangan, itu yang harus
diajarkan oleh seorang kepala, pemimpin rohani dalam sebuah rumah TUHAN.
Bahkan
di sini dikatakan: “Janganlah kamu
memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga!” Kadang
kala dalam keadaan bingung mudah sekali mengambil jalan pintas, bahkan
kadang-kadang bisa tinggalkan TUHAN hanya karena pekerjaan saja, lalu berpindah
kepada kepercayaan yang lain. Setelah nampaknya terberkati secara lahiriah,
lalu berkata “di situ ada TUHAN” tetapi pada saat terjadi resesi besar-besaran di
tanah Israel itulah kelaparan yang hebat persis seperti Elimelekh dan
keluarganya tinggalkan TUHAN. Padahal apa yang terjadi menimpa tanah Israel itu
terjadi atas seizin TUHAN, maka tidak usah cepat gelisah dan jangan cepat ambil
jalan pintas.
Itu
sebabnya, bangsa Israel berjalan di padang gurun berkelok-kelok, sebetulnya
dari Gosyen ke tanah Kanaan bisa hanya beberapa hari saja, namun TUHAN tidak
mau jalan pintas karena kalau lewat jalan pintas sama artinya harus melewati
jalan setan itulah Filistin.
Mesir
merupakan gambaran dari dunia, untuk menuju kepada Kananaan Sorgawi
(kebangkitan rohani) tidak boleh melewati jalan pintas itulah jalan setan
(Filistin), harus melewati jalan salib yang berputar-putar sampai dilahirkan
kembali.
2
Tesalonika 2:3-4
(2:3) Janganlah kamu memberi dirimu
disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah
datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka,
yang harus binasa, (2:4) yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut
atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan
diri sebagai Allah.
Sebelum
TUHAN datang kembali untuk yang kedua kalinya haruslah datang dahulu atau akan
nyata terlihat fenomena yang sangat mengerikan.
Apakah
fenomena yang mengerikan yang akan terjadi di depan?
1. Harus
datang dahulu murtad. Murtad,
berarti undur dari TUHAN.
2. Harus
dinyatakan dahulu manusia durhaka,
yang pada akhirnya binasa. Durhaka, berarti memberontak kepada TUHAN = Sangkali
salib.
Orang
yang murtad dan durhaka ini adalah …
-
Lawan
yang meninggikan diri, berarti menyatakan diri lebih mulia
dari segala-galanya.
-
Kemudian, atau yang merasa disembah sebagai Allah, berarti merasa layak
disembah sebagai allah.
-
Bahkan dia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.
Jelas,
kita tidak ragu bahwa ini adalah antikris. Inilah orang-orang yang murtad dan
mendurhaka, itulah antikris, yang akhirnya harus disembah oleh orang-orang di
bumi.
Terkait
dengan MURTAD dan MENDURHAKA dapat kita temukan dalam 1 Yohanes 2, dengan
perikop: “Antikristus.”
1
Yohanes 2:18
(2:18) Anak-anakku, waktu ini adalah
waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus
akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya,
bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir.
Sebelum
TUHAN datang ke dalam dunia ini untuk yang kedua kalinya akan bangkit banyak
antikristus. Inilah yang terjadi di depan sebelum TUHAN datang dan ini harus
disampaikan.
Inilah
fenomena yang mengerikan itu dan yang akan terjadi di depan, maka kita tidak boleh
terlena hidup di dunia ini. Kalau memang kita adalah anak Abraham yang hidup
dari iman Abraham, maka sekalipun kita ada di dalam dunia ini dengan
suguhan-suguhan yang luar biasa kita tidak boleh terlena bahkan sampai matipun
kita harus merasa bahwa kita adalah pendatang di dunia ini, sampai matipun kita
harus tetap merasa bahwa kita orang asing di unia ini, karena kita tetap
melambai-lambai ke tanah air Sorgawi, kita rindu dengan tanah air Sorgawi milik
pusaka untuk selama-lamanya.
1
Yohanes 2:19
(2:19) Memang mereka berasal dari antara
kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab
jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap
bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa
tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.
Memang
mereka berasal dari antara kita, mereka itu awalnya bagian dari anggota-anggota
tubuh atau sel-sel tubuh, tetapi sel-sel tubuh ini tidak sungguh-sungguh, tidak
sehat, tidak aktif memikul salib. Seandainya sel-sel anggota tubuh ini aktif di
dalam tubuh Kristus, kemudian berjuang dalam memikul salibnya maka dia bukan
sel-sel yang mati melainkan sel-sel yang hidup dan dia akan tetap bekerja dan
berjuang menjalankan roda hidup rohaninya sampai TUHAN datang.
Karena
tidak sungguh-sungguh maka digambarkan seperti sel-sel yang mati itu, dia
mundur dari bagian anggota tubuh = murtad, mengundurkan diri. Kenapa mereka
murtad? Karena mereka adalah sel-sel yang mati, tidak berjuang untuk
menjalankan roda hidup rohani. Sedangkan, hidup ini harus
dipertanggungjawabkan.
Supaya
sel kita hidup biarlah darah salib yang dimasukkan dalam hidup kita. Jangan
sampai ada roh jual beli yang dipaksakan masuk ke dalam rumah TUHAN. Kita tidak
bisa kita lewati dunia ini dengan logika tapi harus pakai Alkitab.
Yohanes
6:56, 59
(6:56) Barangsiapa makan daging-Ku
dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. (6:59) Semuanya ini dikatakan Yesus di
Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
Yesus
mengajar di rumah TUHAN di Kapernaum dengan pengajaran salib.
Mengapa dikatakan
pengajaran salib? Karena Dia mengajarkan tubuh-Nya atau
daging-Nya adalah benar-benar makanan dan darah-Nya benar-benar minuman.
Lalu
bagaimana respon orang yang mendengar pengajaran salib?
Yohanes
6:60
(6:60) Sesudah mendengar semuanya itu
banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah
yang sanggup mendengarkannya?"
Pada
Yohanes 6:60 ada 2 (dua) angka 6 (enam), berarti 66 (enam puluh enam) itulah
adalah jumlah kitab pada Kitab Suci yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Intinya adalah kasih, yang bersumber dari pengajaan salib di Golgota.
Itulah
yang harus disampaikan, bukan soal berkat, bukan soal mujizat, bukan soal
gedung mewah, bukan soal hamba TUHAN itu sudah masuk TV atau tidak, sudah viral
atau tidak. Tetapi yang harus difokuskan adalah menyampaikan pengajaran salib
supaya sidang jemaat tahu apa yang akan terjadi ke depan.
Jangan
paksakan yang lahiriah masuk dalam tubuh ini supaya sel-sel tubuh ini tidak
mati, tetapi mereka berkata: "Perkataan
ini keras” berarti, 66 (enam puluh enam) kitab katanya keras. Namun kalau
dongeng nenek tua, takhayul, filsafat kosong, cerita-cerita isapan jempol dan
ditambah guyon katanya bagus. Lalu kalau hamba TUHAN berusaha menyampaikan
anekdot, cerita lalu ditambah dengan guyon, lalu sidang jemaat berkata “bagus
pendeta itu, bagus.” Tapi kalau pengajaran salib disampaikan, justru dikatakan
hamba TUHAN itu tidak bagus. Berarti, TUHAN Yesus bukan hamba TUHAN yang bagus
dan lebih bagus hamba TUHAN di dunia ini yang berbicara soal dunia-dunia,
tetapi kita tidak demikian.
Yohanes
6:61
(6:61) Yesus yang di dalam hati-Nya tahu,
bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada
mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?
Pada
saat Yesus mengajar di rumah TUHAN di Kapernaum tentang pengajaran salib Yesus
tahu bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut di dalam hatinya, sehingga Yesus
berkata: "Adakah perkataan itu
menggoncangkan imanmu?
Yohanes
6:62
(6:62) Dan bagaimanakah, jikalau kamu
melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?
Kita
harus memilih; membiarkan iman tergoncang atau panas hati, sakit hati dengan
pengajaran salib atau melihat Yesus dalam kerajaan Sorga dan kitapun turut
masuk dalam kerajaan Sorga? Pilih yang mana? Kalau saya lebih baik memilih
terima pengajaran salib tanpa bersungut-sungut dan merasa tidak terguncang.
Kita melihat Yesus naik ke Sorga supaya kita juga turut naik ke Sorga. Oleh sebab
itu, pilih yang mana; tetap bersungut-sungut dan panas hati karena dikoreksi
dosa atau mau masuk Sorga saja?
Kalau
kita bijaksana dan dewasa pasti kita memilih melihat Yesus masuk ke Sorga dan
kita juga masuk ke Sorga. Kita harus tegas kepada diri sendiri.
Yohanes
6:63
(6:63) Rohlah yang memberi hidup, daging
sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu
adalah roh dan hidup.
Pengajaran
salib yang diajarkan Yesus kepada murid-murid adalah roh dan hidup, sebab
darah daging tidak mewarisi kerajaan Sorga, perkara lahiriah tidak mewarisi
kerajaan Sorga.
Yohanes
6:64-65
(6:64) Tetapi di antaramu ada yang tidak
percaya." Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa
yang akan menyerahkan Dia. (6:65)
Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang
pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."
Yesus
tahu siapa yang tidak percaya dan yang akan menyerahkan-Nya, dengan kata lain;
TUHAN tahu siapa yang akan binasa.
Intinya:
Tidak ada seorangpun dapat datang kepada Yesus Kristus jika Bapa tidak
mengaruniakannya kepada orang itu.
Syarat
mengikut TUHAN, yaitu:
1. Sangkal
diri.
2. Pikul
salib.
3. Ikut
TUHAN.
Jadi,
jelas sekali; tidak ada seorang dapat datang kepada Yesus Kristus, Anak
laki-laki yang sulung, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepada orang itu.
Kata
“karunia” terkait atau terhubung dengan SALIB DI GOLGOTA, artinya: Kalau kita
diselematkan itu hanya karena kasih karunia, kemurahan hati TUHAN, itulah darah
salib di Golgota. Tidak ada yang dapat diselematkan tanpa darah salib, tanpa
kasih karunia. Jadi, bukan karena berkat dan keberkatan, bukan karena
mujizat-mujizat kesembuhan sehingga seseorang dapat sampai ke Sorga. Dari
berkat tidak ada karunia, dari mujizat kesembuhan tidak ada karunia, tetapi
kasih karunia datangnya dari salib di Golgota.
Oleh
sebab itu, di dalam Yohanes 6:2 (Orang banyak berbondong-bondong mengikuti
Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya
terhadap orang-orang sakit); banyak orang mengikuti Dia karena mereka
melihat mujizat kesembuhan yang diadakan kepada orang-orang sakit. Jadi,
berbondong-bondong orang mengikuti TUHAN karena mujizat bukan karena salib. Kemudian,
dalam Yohanes 6:14 (Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang
telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar Nabi yang
akan datang ke dalam dunia") ini salah kaprah, sebab tugas nabi adalah
mengoreksi dosa, sementara tadi kita melihat mereka tidak bisa dikoreksi.
Selanjutnya, di dalam Yohanes 6:15 (Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak
datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia
menyingkir pula ke gunung, seorang diri); TUHAN Yesus tidak tertarik atas
pengikutan orang banyak yang berbondong-bondong mengikuti TUHAN, karena mereka
datang hanya untuk mencari kesembuhan dan mujizat lima roti dan dua ikan.
Tehadap pengikutan yang seperti ini TUHAN Yesus tidak tertarik untuk menjadi
Kepala atas tubuh. Yang TUHAN mau supaya tubuh menerima kasih karunia dan
diselamatkan oleh darah salib.
Yohanes
6:66
(6:66) Mulai dari waktu itu banyak
murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Mereka
mengundurkan diri hanya karena tidak sanggup menerima pengajaran salib.
Siapa yang murtad?
Mereka itu ada di dalam kisah Yohanes 6:66, angka 6 (enam) ada tiga. Itulah
antikris; murtad dan mengundurkan diri.
Tiga
angka 6 (enam) itu adalah cap meterai dari antikris;
-
Angka 6 (enam) pertama; tubuh sudah
dikuasai daging.
-
Angka 6 (enam) kedua; jiwa sudah
dikuasai daging.
-
Angka 6 (enam) ketiga; roh sudah
dikuasai daging.
Berarti,
tubuh, jiwa dan roh sudah dikuasai daging. Dan akhirnya menolak salib dan
mengundurkan diri (murtad).
Inilah
antikris, jatuhnya pada Yohanes 6:66. Apakah kita suci tertulis dengan
kebetulan? Tidak ada kebetulan di atas muka bumi ini.
Kita
kembali membaca 1 Yohanes 2.
1
Yohanes 2:20
(2:20) Tetapi kamu telah beroleh
pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya.
Pertahankan
minyak urapan di atas kepala. Kalau minyak urapan ada di atas kepala, kita
semua ada di dalam kegiatan roh dan ada dalam pengaruh yang besar dari Allah
Roh Kudus. Maka, kita harus mempunyai hati nurani yang jujur dan kita tidak
mendustai hati nurani, serta kita tidak panas hati pada pengajaran salib.
Bersyukur
apabila kita ada di dalam kegiatan roh, biar kiranya kita semua penuh dalam
pengaruh yang besar dari Allah Roh Kudus dan sungguh-sungguh berada dalam
pengaruh yang besar dari Allah Roh Kudus, sehingga kita jujur terhadap hati
nurani dan tidak dusta, dan sekalipun pengajaran salib disampaikan kita tidak
panas hati dan tidak mendustai hati nurani.
1
Yohanes 2:21-22
(2:21) Aku menulis kepadamu, bukan karena
kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan
karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari
kebenaran. (2:22) Siapakah
pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu
adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.
Kebenaran
yang sejati berasal dari Salib Kristus. Tidak ada dusta yang datang dari
kebenaran yang sejati yaitu salib.
Siapakah pendusta itu?
Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dialah
antikristus, pendusta; tidak berani mengajarkan pengajaran salib di tengah
ibadah pelayanan dalam sebuah penggembalaan. Dia hanya takut kehilangan jemaat,
sehingga jemaat yang kaya dijilat sampai habis seperti anjing,
Antikristus
tidak berani menyangkali panas hatinya, tidak berani menyangkali
kesombongannya, tidak berani menyangkali keangkuhannya yang bertakhta di dalam
dagingnya itu. Akhirnya, dia sangkali pengajaran salib. Itulah antikris;
mendurhaka, memberontak, menyangkali salib Kritus.
Jadi,
sebelum TUHAN datang pada kali yang kedua sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga
yang terjadi di depan adalah terlebih dahulu ada fenomena yang aneh yaitu
datang dahulu murtad dan pendurhaka, itulah antikris.
Saya
kira, sudah jelas sekali wahyu yang disampaikan ini sehingga kita dapat
mengerti apa yang akan terjadi di depan. Jangan kita terlena dengan dunia ini,
sementara kita sudah digoncang namun masih terlena dan sibuk dengan yang
lahiriah, bahkan yang lahiriah dipaksakan masuk dalam rumah TUHAN. Ini bahaya
sekali.
Matius
24:21
(24:21) Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan
yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia
sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.
Pada
masa antikris berkuasa dan memerintah di atas muka bumi ini selama 3,5 tahun
atau 42 (empat puluh dua) bulan akan terjadi suatu siksaan yang dahsyat, yang tidak akan terjadi apabila antikris
berlalu nanti.
Matius
24:22
(24:22) Dan sekiranya waktunya tidak
dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan
tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat.
Memang
hari-hari ini jelas adalah hari-hari terkahir.
Saya
setiap hari merasa baru saja bangun pagi dan melaksanakan aktivitas, tau-tau
sudah jam 10, jam 1 siang, jam 4 sore, dan sudah malam lagi. Hari-hari begitu
saja. Berbeda dengan waktu-waktu masa saya kecil; sewaktu saya duduk di kelas 2
SD ketika saat istirahat saya ke pinggir bangunan sekolah, dan saya lihat
sambil berkata dalam hati “ini ruangan kelas 2, kapan ya saya ke ruangan kelas 4
itu?” Jadi, rasanya menunggu sore itu lama sekali, tetapi berbeda dengan
sekarang padahal menit detik sama saja sebetulnya.
Namun,
itu adalah cara TUHAN, lalu dipersingkat demi orang-orang pilihan.
Matius
24:23
(24:23) Pada waktu itu jika orang berkata
kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan
kamu percaya.
Kalau
dikatakan: Lihat, Mesias ada di sini,
atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Ini adalah roh kotak-kotak,
roh blok-blok, roh kelompok-kelompok. Jangan ada pernah ada orang
mengelompokkan diri, misalnya; saya
kelompok Paulus dan kamu kelompok Apolos. Sebab, itu adalah MESIAS PALSU.
Sedangkan, arah dari pengajaran Tabernakel adalah membawa kita masuk dalam
kesatuan tubuh yang sempurna, itulah mempelai TUHAN.
Saya
kira perkataan saya ini bukan karena iri atau dengki, dan kita juga
menyelenggarakan kebaktian persekutuan bukan untuk mengkotak-kotakkan lalu
saudara harus berada dalam Pengaran Pembangunan Tabernakel (PPT), tidak.
Tetapi, ini adalah sebuah wadah supaya kita dapat bersekutu dan wadah ini sudah
diakui negara, SK sudah diterima dari kemenhumham; salah satu perkumpulan yang
memiliki legalitas dari negara. Jadi, saudara jangan ragu mengikuti persekutuan
ini, tetapi bukan untuk mengatakan “Mesias di sini, Mesias di sana.” Tidak
boleh ada blok-blok, sebab roh TUHAN satu. Kalau ada dua itu adalah ambisi dari
orang itu sendiri, dan ego dari orang itu sendiri.
Ini
akan terjadi di masa yang akan datang dan wahyu ini harus disampaikan dengan
baik, disampaikan dengan cermat dan seksama oleh seorang pemimpin rumah TUHAN.
Matius
24:24
(24:24) Sebab Mesias-mesias palsu
dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan
tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya
mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.
Mesias-mesias
palsu atau antikris dan nabi-nabi palsu akan muncul mengadakan tanda-tanda yang
dahsyat.
Jadi,
ternyata; mesias-mesias palsu disebut juga dengan antikris itulah kepala ular
naga merah padam dan nabi-nabi palsu itulah ekor dari ular naga merah padam,
bekerja sama untuk mengadakan tanda-tanda dahsyat, mujizat-mujizat untuk
menyesatkan sebanyak mungkin orang di atas muka bumi ini, bahkan sekiranya
mungkin menyesatkan bintang-bintang di langit itulah hamba-hamba TUHAN yang
diurapi, umat-umat pilihat.
Maka,
pada Wahyu 12; sepertiga bintang di langit akan diseret oleh ekor ular naga
merah padam itulah nabi-nabi palsu. Kalau bintang-bintang saja itulah hamba
TUHAN, kehidupan yang diurapi, diseret oleh ekor olar naga merah padam,
bagaimana nasib dari sidang jemaat?
Wahyu
13:1-2
(13:1) Lalu aku melihat seekor binatang
keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh; di atas tanduk-tanduknya
terdapat sepuluh mahkota dan pada kepalanya tertulis nama-nama hujat. (13:2) Binatang yang kulihat itu serupa
dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut
singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya
dan kekuasaannya yang besar.
Binatang
pertama yang ke luar dari dalam laut itu adalah antikris, yang merupakan
kombinasai tiga jenis binatang ada dalam satu tubuh binatang. Kemudian, naga
merah padam memberikan kepada binatang yang ke luar dari dalam laut itulah
antikris; kekuatan yang besar, takhta yang besar, kekuasaan yang besar.
Jadi,
jangan heran dengan mujizat, seharusnya saudara kagum orang nakal bisa menjadi
baik; penjahat, pembunuh, pendusta, pemfitnah, orang najis bisa baik. Kalau mujizat
itu hanya karunia ilahi, tetapi kalau orang berubah harus diperjuangkan dan itu
lebih dahsyat dari mujizat kesembuhan yang diadakan oleh seorang hamba TUHAN.
Tetapi, anehnya di hari-hari terakhir ini banyak anak TUHAN tidak mengerti,
seolah-olah lebih hebat mujizat kesembuhan dari pada salib yang menyelamatkan
manusia dari bumi ke Sorga. Saya tidak habis pikir; di mana akal sehatnya, ko tidak terima pengajaran salib?
Mujizat
kesembuhan ya puji TUHAN, tidak salah dan itu harus kita terima, diberkati juga
kita terima, namun tidak ada karunia menyelamatkan di situ. Sebab, kasih
karunia hanya datang dari salib. sebab, setan pun bisa menyembuhkan.
Awal
saya melayani di provinsi Banten banyak terjadi mujizat, bahkan sampai
kerasukan setan juga banyak dilepaskan. Tetapi itu tidak memberikan saya
selamat untuk ke Sorga. Sel-sel dalam tubuh ini aktif kalau darah salib
mengalir, mau dikasih serum apapun masuk dalam tubuh supaya sel-sel aktif,
tidak bisa, sebab hanya darah salib yang bisa menghidupkan sel-sel dalam tubuh
ini bukan mujizat.
Wahyu
13:3
(13:3) Maka tampaklah kepadaku satu dari
kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi
luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Seluruh dunia heran,
lalu mengikut binatang itu.
Satu
dari antara tujuh kepala mengalami luka berat dan hampir mati, tetapi luka yang
membahayakan itu sembuh, terjadi mujizat kesembuhan namun mujizat palsu.
Mengapa disebut mujizat
palsu? Karena, binatang itu ke luar dari dalam laut. Laut
adalah gambaran dari baptisan yang berbicara tentang pengalaman Yesus dalam
tanda kematian dan kebangkitannya. Oleh karena lima luka Yesus di atas kayu
salib, itulah yang membawa Yesus kepada kematian dan hari ketiga bangkit.
Jadi,
berbanding terbalik dengan apa yang dikerjakan oleh antikris dan nabi palsu.
Mereka betul mengadakan mujizat-mujizat tetapi mujizatnya palsu, untuk
menyesatkan banyak orang dan sekiranya mungkin menyesatkan hamba-hamba TUHAN.
Itulah perlunya wahyu dinyatakan supaya kita tahu apa yang akan terjadi di
depan. Kita harus tegas membimbing sidang jemaat, sebab tanggung jawab di atas
pundak, dan nanti dituntut sesuai dengan Yehezkiel 33. Untuk apa kita terlihat
hebat secara lahiriah, namun Yehezkiel 33 diperhadapkan suatu hari nanti.
Seluruh dunia heran,
lalu mengikut binatang itu.
Antikris
mengadakan mujizat palsu sebetulnya untuk mengadakan sensasi supaya semua orang
terpukau dan seluruh dunia heran, lalu mengikuti mereka. Hamba TUHAN harus
jujur, mujizat boleh terjadi di Halaman; percaya, bertobat, dibaptis air,
tetapi kalau sudah masuk ke dalam Ruangan Suci, maka dari asas pokok harus
beralih pada perkembangan yang berikutnya, berarti sidang jemaat harus
digembalakan, diajar oleh pengajaran salib. Jangan sudah tergembala terus saja
bicara berkat, terus bicara soal mujizat palsu.
Penderitaan
Yesus membawa sampai kepada kematian supaya hari ketiga bangkit, kalau tidak
mati tidak mungkin bangkit. Kalau kita menghadapi sengsara yang membawa
kematian pelayanan semacam ini adalah kebangkitan palsu. Tetapi kalau
kematiannya benar maka kebangkitannya benar. Tidak mungkin ada kebangkitan
dalam sebuah penggembalaan kalau kematian dari seorang pemimpin itu tidak ada.
Kalaupun terlihat hebat namun tanpa salib itulah kematian, itu adalah
kebangkitan palsu, dia tidak sadar maut sudah menunggu.
Wahyu
13:11
(13:11) Dan aku melihat seekor binatang
lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak
domba dan ia berbicara seperti seekor naga.
Binatang
kedua ke luar dari dalam bumi itulah nabi-nabi palsu; tanduknya dua sama
seperti anak domba tetapi kalau berbicara seperti seekor naga = Serigala
berbulu domba (Matius 7:15).
Tampilannya
seperti hamba TUHAN (anak domba) tetapi kalau berbicara banyak kepalsuan,
itulah nabi-nabi palsu. Itulah binatang kedua yang keluar dari dalam bumi yaitu
nabi-nabi palsu, ekor dari ular naga merah padam.
Wahyu
13:12-14
(13:12) Dan seluruh kuasa binatang yang
pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan seluruh bumi dan
semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh. (13:13) Dan ia mengadakan tanda-tanda
yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua
orang. (13:14) Ia menyesatkan mereka
yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk
dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di
bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh
pedang, namun yang tetap hidup itu.
Kuasa
dari antikris diterima oleh nabi-nabi palsu. Jadi, jelas; kepala dan ekor ular
naga merah padam itu bekerja sama.
Kemudian,
nabi palsu akan mengerjakan kuasa yang diterima antikris di depan mata
antikris, penguasa-penguasa di bumi. Tetapi banyak nanti orang-orang atau
penduduk bumi dibawa kepada penyembahan yang salah yaitu menyembah binatang
pertama yaitu antikris, bukan lagi menyembah TUHAN.
Nabi
palsu juga mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari
langit ke bumi di depan mata semua orang. Berarti, pamer atau dipertontonkan
supaya orang di bumi takjub, dan setelah takjub oleh mujizat itu tujuannya
untuk menyesatkan orang-orang yang diam di bumi dengan tanda-tanda heran dan
mujizat-mujizat palsu.
Itulah
yang akan terjadi di depan. Maka, saya menghimbau; betapa pentingnya seorang
pemimpin, seorang kepala rumah TUHAN untuk menyampaikan wahyu, mengajarkan apa
yang ada dan apa yang akan terjadi di depan. Jangan hanya mengajarkan
diberkati, lalu bagaimana sidang jemaat menghadapi masa kesulitan dan penderitaan
yang hebat yang akan menghadang di depan.
Daud
berkata: Yesus Gembalaku. Apa tanda
tergembala dengan baik? Tandanya adalah setia beribadah, tekun dalam tiga macam
ibadah pokok sesuai dengan tiga alat yang ada di Ruangan Suci.
Maka,
selanjutnya Daud berkata: Sekalipun aku
berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya. Dia akan mampu
melampaui saat antikris berkuasa selama 3,5 tahun, itulah kalau tergembala
sungguh-sungguh, diajarkan padang rumput yang hijau, dituntun oleh air
pengurapan yang penuh, tidak bicara soal berkat-bekat.
Inilah
pentingnya wahyu dan inilah arti dari natal kepada kita pada malam ini. Wahyu
itu harus disampaikan oleh Anak laki-laki; kepala rumah TUHAN.
Kita
bandingkan dengan Matius 24, dengan perikop: “Siksaan yang berat dan mesias-mesias palsu.”
Matius
24:15-19
(24:15) "Jadi apabila kamu melihat
Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh
nabi Daniel -- para pembaca hendaklah memperhatikannya -- (24:16) maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri
ke pegunungan. (24:17) Orang
yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil
barang-barang dari rumahnya, (24:18)
dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya.
(24:19) Celakalah ibu-ibu
yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu.
Apabila
umat TUHAN sudah melihat fenomena yang mengerikan itu di mana pada saat
antikris berkuasa dan berdiri di tempat kudus, maka tindakan kita terhadap fenomena
itu adalah …
1. Orang-orang yang di Yudea haruslah
melarikan diri ke pegunungan, arti rohaninya:
Orang-orang yang kerohaniannya masih kanak-kanak harus meningkatkan ibadahnya
sampai puncak gunung itulah doa penyembahan; penyerahan diri.
2. Orang yang sedang di peranginan di
atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya. Anak-anak
TUHAN yang sudah berada dalam kegiatan Roh dan merasakan kenikmatan kegiatan
Roh, jangan biarkan rohani turun dan sibuk memikirkan perkara-perkara di bawah,
perkara lahiriah. Tetapi biarlah kita berada dalam kegiatan Roh, dan jangan
lagi rohani turun ke bawah hanya karena perkara di bawah.
3. Orang yang sedang di ladang
janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya. Hamba-hamba
TUHAN atau pelayan-pelayan TUHAN, imamat yang berkerajaan, itulah orang yang
bekerja di ladangnya, jangan lagi kembali kepada tabiat yang lama.
Hal
ini penting disampaikan bukan hanya saja kepada kita, tetapi juga kepada sidang
jemaat di Bandung, di Malaysia, umat TUHAN, simpatisan yang setia untuk tekun
digembalakan. Perhatikan tiga tindakan ini dan harus kita kerjakan, sehingga
sel-sel darah yang ada di dalam tubuh aktif bekerja oleh karena darah salib. Perhatikan
tiga hal ini tidak usah pakai metode-metode, pasti tertolong nanti. Walaupun
dunia menolak kita asal TUHAN menerima, dari pada ditolak TUHAN namun diterima
dunia, apa artinya. Kalau memang ditolak dunia ya sudah, yang penting sel-sel
di dalam tubuh ini terus aktif oleh darah salib dan kita sadar untuk senantiasa
menyangkal diri dan memikul salib, ikut TUHAN.
Celakalah;
1. Ibu-ibu yang sedang hamil. Ibu
= Gembala sidang, itulah hamba-hamba TUHAN yang belum mengalami kelahiran baru.
2.
Ibu
yang menyusukan bayi pada masa itu. Ibu = Gembala sidang,
itulah kerohanian yang masih kanak-kanak.
Inilah
yang mengerikan sekali; masih mengandung berarti belum lahir baru dan masih
menyusukan bayi itulah kerohanian yang masih kanak-kanak.
Dahulu
saya punya pengerja, sekarang sudah menjadi gembala dan sepertinya gereja besar
di Papua sana. Sebelum sekolah, sebelum waktunya diutus dia sudah minta diutus
dan saya katakan kepada dia “ko kamu sudah minta diutus?” Dan dia menjawab
“saya sudah berkobar-kobar om.” Kembali lagi saya katakan “memang hanya kamu
saja yang berkobar-kobar, semua hamba TUHAN berkobar-kobar, tetapi kamu harus
berisi dahulu baru kamu masuk dalam sekolah Alkitab, sungguh-sungguh dan
buktikan dalam praktek di sini.” Lama sekali dia kurang bisa menerima, lalu
saya katakan untuk mencari hamba TUHAN lain yang bisa mengutus dia namun dia
akhirnya tidak ingin pergi, dan saya katakan “ikuti saja, saya tidak akan
pernah menyesatkanmu.”
Kalau
andaikata dia langsung jadi ibu atau gembala tetapi tidak punya pengertian
apa-apa, hanya diberkati, selamat, sensasi mujizat. Isi pokok berita untuk
menghadapi masa yang akan tidak disampaikan supaya kita bisa melewatinya. Ini
tegoran TUHAN kepada saya. Biarlah kehidupan kita semua mengalami betul-betul
lahir baru dan menjadi suatu kehidupan yang dewasa rohani, bukan hanya hamba
TUHAN tetapi seluruh sidang jemaat.
Sekarang,
kembali memperhatikan Wahyu 1.
Wahyu
1:1
(1:2) Yohanes telah bersaksi tentang
firman Allah dan tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu
segala sesuatu yang telah dilihatnya.
Yohanes
bersaksi tentang Firman Allah yaitu segala sesuatu yang dilihatnya dari pribadi
TUHAN Yesus Kristus, karena Dia adalah Firman Allah.
Pertanyaan:
Siapakah TUHAN YESUS?
Mungkin
hati saudara menjawab dan berkata Yesus adalah Juruselamat. Itu benar dan tidak
salah, dan kebenarannya sempurna.
Tetapi,
kemanakah tempat bagi orang yang diselamatkan? Sudah pasti jawabannya di Sorga.
Namun,
pertama-tama kita harus percaya bahwa Yesus adalah Tabernakel sejati. Inilah
fungsi wahyu yang kedua yaitu menceritakan pribadi dari Firman Allah, pribadi
TUHAN Yesus Kristus seutuhnya. Dan kita sudah sepakat bahwa Yesus adalah
Tabernakel sejati, kemah yang sempurna, Sorga yang sempurna dan Dia adalah
Juruselamat.
Jadi,
kegunaan dari wahyu yaitu setelah menceritakan apa yang terjadi di depan,
selanjutnya menceritakan tentang kemuliaan dari Kerajaan Sorga.
Kita
baca Ibrani 9, dengan perikop: “Kristus
adalah Pengantara dari perjanjian yang baru.” Ini artinya, Yesus Kristus
juga adalah Imam Besar Agung.
Ibrani 9:11-12
(9:11) Tetapi Kristus telah datang
sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi
kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan
manusia, -- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, -- (9:12) dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam
tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu,
tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat
kelepasan yang kekal.
Yesus adalah Tabernakel sejati, Dialah
kemah yang sempurna, Dialah milik pusaka kita untuk selama-lamanya.
Lebih sempurna lagi di dalam Ibrani 10,
dengan perikop: “Ketekunan.” Kita
semua harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Ibrani 10:19-21
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah
Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (10:20) karena Ia telah membuka jalan
yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, (10:21) dan kita mempunyai seorang Imam
Besar sebagai kepala Rumah Allah.
Oleh karena darah Salib -- yaitu sangkal
diri dan pikul salib -- kita punya keberanian untuk terus melangkah bersama
TUHAN dan melayani TUHAN; tidak takut miskin, tidak takut bangkrut, tidak takut
tumpur (bahasa Medan), tidak takut
bahaya, tidak takut melarat.
Semua jaminannya adalah darah salib,
bukan berkat dan keberkatan, bukan sensasi mujizat palsu. Dan kita tidak perlu
takut untuk berani berkorban dalam ibadah pelayanan malam ini, kita berani oleh
karena darah salib bukan karena berkat yang lahiriah.
Sekali lagi saya katakan; Yesus adalah
Tabernakel sejati dan tidak bisa dipungkiri, Dialah Sorga mulia dan milik
pusaka kita untuk selama-lamanya. Maka, kita harus beribadah dan melayani
dengan sistem kerajaan Sorga, Tabernakel Sorgawi, bukan dengan sistem ala-ala
manusia, pengertian manusia.
Terkadang saya heran melihat pengertian
manusia; dari dunia dibawah masuk ke dalam ibadah, padahal itu yang menajiskan
dan mematikan sel-sel tubuh. Bukti sel tubuh mati yaitu tidak sanggup menerima
pengajaran salib, langsung mundur dan panas hati.
Kita baca Ibrani 8, dengan perikop: “Iman Besar perjanjian baru.”
Ibrani 8:5
(8:5) Pelayanan mereka adalah gambaran
dan bayangan dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan kepada
Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian
firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang
telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu."
Kita
tidak perlu membangun Tabenrkael secara jasmani, tetapi kita harus membangun
hidup rohani kita di hadapan TUHAN, dengan cara kita datang kepada TUHAN
beribadah dan melayani dengan contoh pelayanan yang sesuai dengan gambaran dari
Tabernakel Sorgawi. Ibadah dan pelayanan di bumi ini harus sesuai dengan
gambaran dan bayangan dari kerajaan Sorga itulah Tabernakel sejati, tidak boleh
asal-asal membuat ibadah.
Tidak
boleh asal-asal membuat ibadah, lalu kumpul-kumpul, kumpul hanya harus karena
darah salib dan tidak boleh karena yang lain, tidak boleh karena filsafat,
pengertian dan lain sebagainya. Sebab, ibadah di bumi harus menjadi gambaran
dan bayangan dari ibadah di Sorga itulah Tabernakel Sorgawi, Tabernakel sejati.
Setelah
memberitahukan apa yang akan terjadi, kemudian kegunaan wahyu yang kedua
memberitahukan kemuliaan dari kerajaan Sorga.
Kita
lihat lebih jauh tentang kerajaan Sorga, di dalam Wahyu 4, dengan perikop: “Kedua puluh empat tua-tua dan keempat
binatang.”
Wahyu
4:1
(4:1) Kemudian dari pada itu aku
melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang
dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya:
Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi
sesudah ini.
Kegunaan
wahyu yang kedua adalah memperlihatkan kerajaan Sorga, sebagaimana TUHAN
memperlihatkan pintu Sorga terbuka bagi rasul Yohanes.
Lalu
setelah diperlihatkan Tabernakel Sorgawi, kerajaan Sorgawi yang mulia itu, kita
baca ayat 2.
Wahyu
4:2
(4:2) Segera aku dikuasai oleh Roh dan
lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk
Seorang.
Yang
pertama kali yang dilihat Rasul Yohanes di Sorga adalah sebuah takhta terdiri di sorga, itulah takhta Allah.
Kehidupan
kita memang rumah TUHAN, kemah Allah, bait Allah. Seindah-indahnya manusia oleh
perkara lahiriah; karena kedudukan jabatan pangkat yang tinggi, sederet gelar
di atas pundak, lalu banyak harta kekayaan uang, bisnis berhasil, kalau tidak
ada takhta tidak terdiri di dalamnya dengan kata lain kalau takhta tidak
terdiri di dalam kerajaan Sorga maka tidak ada artinya. Tetapi Sorga berarti, karena
Allah bertakhta di dalamnya, sebab semulia-mulianya Sorga tidak ada artinya
kalau Allah tidak bertakhta di dalamnya.
Manusia
juga apapun kelebihannya, apapun kebolehan dan kemampuan yang dimiliki, dan
mungkin ukuran dunia itu kemuliaan, tetapi kalau takhta Allah tidak ada di
dalamnya maka manusia semacam ini tidak ada artinya. Oleh sebab itu, biarlah
TUHAN bertakhta di hati dan di hidup kita masing-masing, jangan kepentingan
diri yang bertakhta.
Biarpun
saya dan saudara gembala yang lain hanya menggembalakan satu, dua atau tiga
kawanan domba Allah itulah sidang jemaat tidak perlu kecut dan tawar hati,
yakin saja dengan pemeliharaan TUHAN; asal ada takhta Allah terdiri dalam hati
kita masing-masing.
Sebelum
kita ada di Sorga yang sesungguhnya, maka sorga di bumi juga harus
diperlihatkan; biarlah Allah bertakhta di hati ini. Jangan ada lagi diantara
kita yang masih mempertahankan harga dirinya, egonya, kepentingan dirinya,
keakuannya. Apapun kelebihan seseorang kalau ego dipertahakan, keakuan
dipertahankan tidak mulia, demikian juga Sorga tidak mulia kalau sebuah takhta
tidak terdiri di situ.
Wahyu
4:3
(4:3) Dan Dia yang duduk di takhta itu
nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi
takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.
Di
tengah jalan, saat saya masih di jalan tol ada bekas hujan, dan saya bertanya
kepada TUHAN dan juga kepada isteri saya “kenapa hujan? Bukankah kita sudah
berdoa? Tidak lama kemudian saya melihat ada pelangi melingkungi persis di atas
gereja ini. Pelangi menjadi petunjuk bagi kita semua ternyata itu yang mau saya
sampaikan malam ini.
Ternyata
TUHAN memberitahukan kita suatu petunjuk itulah Tabernakel sejati, itulah
kemuliaan di atas takhta melingkungi.
Wahyu
4:4-5
(4:4) Dan sekeliling takhta itu ada dua
puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua,
yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka. (4:5) Dan dari takhta itu keluar kilat
dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta
itu: itulah ketujuh Roh Allah.
Dua
puluh empat tua-tua itu adalah dua belas rasul hujan awal dan dua belas rasul
hujan akhir, kalau dikaitkan dengan Tabernakel di bumi itu terkena kepada Meja
Roti Sajian dengan dua belas ketul roti yang tersaji di atasnya.
Tujuh obor menyala-nyala
di hadapan takhta, dalam Tabernakel di bumi terkena pada
Pelita Emas.
Jadi,
tidak perlu ragi melayani di bumi dengan gambaran dan bayangan di Sorga, sebab
itu yang harus kita kerjakan di bumi ini.
Suatu
kali ada hamba TUHAN berkata “jangan terlalu dalam-dalam nanti orang tidak
mengerti.” Padahal yang tidak mengerti itu harus diberi pengertian dalam urapan
supaya orang dapat terima. Dan saya juga pernah baca buku yang berkata “hamba-hamba
TUHAN tidak boleh sampaikan yang sulit-sulit,” umpamanya seperti pohon yang
ditanam di pinggir sungai lalu akar-akaranya merambat, tetapi saya mau
sampaikan ibadah kita di bumi harus sesuai dengan patron atau gambaran dan
bayangan dari Tabernakel sejati.
Sesuai
dengan 1 Petrus 2:18-19, kita harus mengikuti contoh teladan yang ditinggalkan
Yesus dan untuk itulah kita dipanggil supaya dalam kita nyata kasih karunia.
Wahyu
4:6
(4:6) Dan di hadapan takhta itu ada
lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya
ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
Dan di hadapan takhta
itu ada lautan kaca bagaikan kristal, dalam Tabernakel di
bumi jelas terkena pada Kolam Pembasuhan Tembaga.
Jadi,
jelas; bahwa ibadah yang kita kerjakan di bumi harus menjadi gambaran dan
bayangan dengan ibadah di Sorga.
Wahyu
4:7
(4:7) Adapun makhluk yang pertama sama
seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang
ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama
seperti burung nasar yang sedang terbang.
Kemudian,
ada empat makhluk;
-
Yang pertama: Sama seperti singa.
-
Yang kedua: Sama seperti anak lembu.
-
Yang ketiga: Mempunyai muka seperti muka
manusia.
-
Yang keempat: Seperti burung nasar.
Sayangnya,
di dalam Wahyu 4 tidak disampaikan tentang Mezbah Dupa Emas. Namun, dapat
dibaca dalam Wahyu 8:3-4 itulah Mezbah Dupa.
Lalu
di mana Mezbah Korban Bakaran? Mezbah Korban Bakaran dapat dibaca dalam Wahyu
15:1-2 “… lautan kaca bercampur api …”
Jadi,
sudah sama Tabernakel di bumi dengan Tabernakel di Sorga, maka kita menjalankan
ibadah harus sesuai patron gambaran dan bayangan di Sorga, tidak boleh
asal-asal.
Dahulu
saya waktu memulai pelayanan saya seringkali baca buku ini dan itu, bagaimana
dari Korea pelipatgandaan, yang sejatinya adalah bila Anak Manusia ditinggikan
di bumi ini maka Allah yang menarik jiwa manusia. Oleh sebab itu, tinggikan
korban Kristus saja dan tidak usah pakai teori-teori, banyak menyembah, banyak
menangis dan pikul salib masing-masing.
Elia
satu jemaat dan satu sekolah minggu masuk Sorga, itulah salah satu empat
makhluk yang naik ke Sorga. Kemudian, Musa hampir dua juta lebih jemaatnya juga
masuk Sorga. Oleh sebab itu, jemaat yang satu tidak perlu gelisah dan bingung,
jemaat yang jutaan tidak perlu sombong, yang pasti wahyu harus dinyatakan
supaya orang bisa melihat kemuliaan dan kerajaan Sorga itulah Tabernakel
sejati. Itulah arti dari pada natal malam ini bagi kita; anak dara itulah Maria
perempuan suci dan sempurna, pengantin perempuan Memepelai Anak Domba
melahirkan seorang Anak laki-laki, anak sulung, yang menggembalakan seluruh
bangsa.
Bicara
gembala itu bicara soal Kepala dan pemimpin. Apa bukti Yesus adalah Anak
laki-laki, Dia gembala? Dia Rasul yang harus kita akui. Oleh sebab itu,
orang-orang yang kudus yang terpanggil pandanglah kepada Dia; Rasul yang kita
akui dan terima ajaran ini.
Saya
tidak ada waktu untuk menyampaikan bukti kedua bahwa Yesus adalah Kepala yaitu
Imam Besar.
Penawaran
TUHAN bagi kita, jika TUHAN izinkan tanggal 29 Desember 2021 kita adakan
persekutuan semacam ini supaya kita dapat melihat Anak laki-laki, Kepala,
Dialah yang memimpin gereja TUHAN ke luar dari masa kesesakan nanti.
Biar
kita ditolak dunia asal diterima TUHAN, untuk apa kita diterima dunia ini
tetapi ditolak TUHAN. Inilah makna natal malam ini.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang