KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Wednesday, September 3, 2025

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 26 AGUSTUS 2025

IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 26  AGUSTUS 2025

SURAT YUDAS


Yudas 1:6

(Seri 5)


Subtema: MEMUJI-MUJI KEINGINAN HATINYA


Shalom.

Mula pertama saya ucapkan puji syukur kepada TUHAN yang oleh karena rahmat-Nya yang besar kita dibawa masuk dalam hadirat TUHAN lewat Ibadah Doa Penyembahan. Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut bergabung lewat online atau live streaming atau video internet baik dari Youtube maupun Facebook atau dari media sosial lainnya yang dapat digunakan.


Selanjutnya biarlah kiranya damai sejahtera dari Sorga dari ALLAH turun dan ada di tengah-tengah kita memenuhi hati kita, dan memberikan sukacita bahagia saat kita duduk diam mendengarkan sabda ALLAH. 

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN, Bapa/Ibu, saudara terkasih yang turut bergabung lewat online. Biarlah kiranya damai sejahtera juga ada di tengah-tengah saudara, dimanapun berada.


Selanjutnya marilah kita sambut SURAT YUDAS sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan dan kita masih berada pada ayat yang ke 6 (enam) untuk seri yang ke 5 (lima) pemberitaan Firman ALLAH. 


Yudas 1:6

(1:6) Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar,


Malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, meninggalkan tempat kediaman mereka.

Maksudnya; pada saat malaikat memberontak kepada TUHAN, maka pada saat itu juga malaikat telah meninggalkan tempat kediamannya. Selanjutnya, dibelenggu di dalam dunia kekelaman sampai pada hari penghakiman yang besar.

Maka kalau malaikat yang berbuat dosa langsung dilemparkan ke neraka; menunjukkan bahwa malaikat tidak mendapat pengampunan dosa.


Selanjutnya kita akan melihat belenggu dalam dunia kekelaman...

2 Petrus 2:4

(2:4) Sebab jikalau ALLAH tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman;


Apabila malaikat berbuat dosa, maka pada saat itu malaikat langsung dilemparkan ke neraka (binasa) karena malaikat tidak diberi kesempatan untuk mengalami pengampunan dosa.

Kemudian untuk sementara waktu malaikat-malaikat yang tidak taat / malaikat-malaikat yang memberontak kepada TUHAN disimpanlah di dalam gua-gua sampai tiba hari penghakiman yang besar. 

Dilemparkan ke dalam neraka = berada di tempat yang paling rendah, yakni; dunia orang mati.


Saudara, peristiwa itu ditulis di dalam Wahyu 12:7-9, kemudian ditulis juga di dalam Kitab Nabi Yesaya 14:10-12


Yesaya 14:10-12

(14:10) Sekaliannya mereka mulai berbicara dan berkata kepadamu: 'Engkau juga telah menjadi lemah seperti kami, sudah menjadi sama seperti kami!' (14:11) Ke dunia orang mati sudah diturunkan kemegahanmu dan bunyi gambus-gambusmu; ulat-ulat dibentangkan sebagai lapik tidurmu, dan cacing-cacing sebagai selimutmu." (14:12) "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa!


Bintang Timur putera Fajar adalah salah satu malaikat yang paling dipercaya oleh TUHAN. Namun, pada akhirnya berbuat dosa (memberontak) kepada TUHAN.


Saat itu, malaikat yang berbuat dosa langsung dilemparkan ke dunia orang mati.

Dunia orang mati adalah tempat ulat-ulat dan cacing-cacing berada.

  • Cacing-cacing mewakili dunia orang mati / kuburan.

  • Ulat-ulat mewakili api neraka itulah hukuman kekal (Markus 9:47-48).


Lebih rinci tentang dunia orang mati.

Mazmur 6:6

(6:6) Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati?


Maut disebut juga dunia orang mati. Dan orang yang membawa dirinya ke dunia orang mati adalah;

- Orang yang tidak ingat kepada TUHAN / melupakan TUHAN dan kemurahan-Nya.

- Orang yang tidak bersyukur dan tidak tahu berterima kasih kepada TUHAN.


Jangan kita membawa diri ke dunia orang mati, jangan kita lupa dengan kebaikan dan kemurahan TUHAN. Kita juga belajar mengucap syukur (berterima kasih) atas kebaikan kemurahan anugerah-Nya. TUHAN sudah memberi nafas kehidupan, umur panjang, kesehatan itu adalah sesuatu yang patut kita syukuri, biarlah kita naikkan rasa terimakasih kita yang setinggi-tingginya kepada TUHAN.


Pertanyaannya: Siapakah orang yang lupa dan tidak tahu bersyukur kepada TUHAN?

Mazmur 9:18

(9:18) Orang-orang fasik akan kembali ke dunia orang mati, ya, segala bangsa yang melupakan ALLAH.


Yang membawa dirinya ke dunia orang mati dengan lain kata melupakan TUHAN dan tidak tahu bersyukur adalah ORANG-ORANG FASIK (orang sombong/angkuh/tinggi hati).


Marilah kita lihat orang fasik ini di dalam...

Mazmur 10:1-2

(10:1) Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan? (10:2) Karena congkak orang fasik giat memburu orang yang tertindas; mereka terjebak dalam tipu daya yang mereka rancangkan.


Orang fasik adalah orang congkak. Pekerjaannya; giat memburu orang yang tertindas.

Pendeknya, orang fasik di sini jelas menunjuk antikris. Sebab pada saat antikris menjadi raja atas dunia ini:

- Mereka memerintah dengan tangan besi.

- Menjalankan kuasa dengan kekerasan.

Ayat referensi: Matius 20:25, Matius 24:21.

Saudara, pada minggu lalu bagian ini telah kita bahas bersama-sama.


Oleh sebab itu, marilah kita bahas mengenai ORANG FASIK pada ayat selanjutnya.

Mazmur 10:3

(10:3) Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN.


Orang fasik; memuji-muji keinginan hatinya.

Jadi, orang yang suka memuji-muji kelebihan-kelebihan yang ia punya, itu tanda bahwa ia adalah orang fasik.

Biarlah TUHAN yang senantiasa memuji segala sesuatu yang kita perbuat di hadapan TUHAN, karena kita bukan orang fasik. Kalaupun kita memiliki kelebihan tetaplah berdiam diri, nanti pujian akan datang dari TUHAN, kita tidak mengharapkan puji-pujian dari orang lain.


Terkait dengan memuji-muji keinginan hati (memuji-muji diri dengan segala kelebihan-kelebihannya)...

2 Korintus 10:12 --- Perikop: "Pendapat Paulus tentang dirinya"

Pendapat Paulus tentang dirinya di tengah ibadah dan pelayanannya di hadapan TUHAN sebab dia telah menerima banyak jabatan, yakni; Rasul, Penginjil, Gembala, Guru, dan sebagainya.

Lalu bagaimana sikap Paulus terhadap kelebihan-kelebihan yang dia punya?


(10:12) Memang kami tidak berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka!


Praktek memuji-muji keinginan hati (memuji diri) ialah:

- Mengukur dirinya dengan ukurannya sendiri.

Seharusnya, kalau kita mengukur diri kita dan kerohanian kita, ukurlah kepada salib di Golgota. Jangan mengukur dirinya dengan ukurannya sendiri, dengan pengertiannya sendiri. Banyak orang Kristen seperti itu, sedikit berbuat, tetapi sudah merasa hebat. Mengapa? Karena mengukur dirinya dan perbuatannya dengan dirinya sendiri, menurut pemikirannya sendiri.

- Membandingkan diri dengan dirinya sendiri.

Harusnya hidup kita dengan segala sesuatu yang kita perbuat kita bandingkan dengan TUHAN Yesus dengan salib-Nya, itu yang benar. Tetapi lihatlah orang yang memuji-muji keinginan hati (orang yang memuji-muji dirinya) mengukur dirinya dengan ukuran sendiri kemudian membandingkan diri dengan dirinya sendiri. 


Memuji-muji diri sendiri adalah PERBUATAN BODOH, sebab memuji-muji diri sama dengan MENINGGIKAN DIRINYA/TINGGI HATI itulah orang fasik.


Kalau kita bisa melakukan sesuatu, biarlah kiranya kita lakukan dengan tulus, tidak perlu memuji-muji apa yang sudah diperbuat karena memuji-muji diri adalah perbuatan bodoh. 

Sepatutnya yang kita puji adalah TUHAN, yang kita tinggikan adalah TUHAN bukan diri sendiri, meskipun kita memiliki segudang kelebihan.


2 Korintus 10:13-14

(10:13) Sebaliknya kami tidak mau bermegah melampaui batas, melainkan tetap di dalam batas-batas daerah kerja yang dipatok ALLAH bagi kami, yang meluas sampai kepada kamu juga. (10:14) Sebab dalam memberitakan Injil Kristus kami telah sampai kepada kamu, sehingga kami tidak melewati batas daerah kerja kami, seolah-olah kami belum sampai kepada kamu.


Di sini kita melihat, Rasul Paulus berada dalam penguasaan diri sepenuh menurut ukuran iman. Sehingga nanti, Injil Kristus (Pengajaran Salib) sampai kepada Jemaat di Korintus dan bangsa Kafir lainnya itulah orang-orang yang bukan Yahudi.

Andaikata, Rasul Paulus bermegah melampaui batas atau sibuk di dalam hal memuji-muji dirinya sendiri maka tentu saja Injil Kristus (Pengajaran Salib) tidak sampai kepada jemaat di Korintus.

Tetapi Rasul Paulus tidak sibuk bermegah melampaui batas atau sibuk di dalam hal memuji dirinya sendiri sehingga Injil Kristus itulah Pengajaran Salib sampailah kepada jemaat di Korintus, sampai kepada kita bangsa Kafir (bangsa Indonesia). Itu adalah kemurahan hati TUHAN kepada kita.


Jadi kita harus menghargai segala kemurahan hati TUHAN, perbuatan baik-Nya melalui Rasul Paulus. Dia tidak bermegah melampaui batas-batas yang ditentukan kepadanya. Andaikata dia bermegah berlebihan atau memuji-muji dirinya, bermegah melebihi batas yang ditentukan, Pengajaran Salib tidak akan sampai kepada kita. 


Jadi itu sebabnya di atas tadi TUHAN ingatkan kita supaya kita belajar untuk menghargai dan menghormati kebaikan dan kemurahan hati TUHAN, perpanjangan tangan TUHAN.


2 Korintus 5:12-13

(5:12) Dengan ini kami tidak berusaha memuji-muji diri kami sekali lagi kepada kamu, tetapi kami mau memberi kesempatan kepada kamu untuk memegahkan kami, supaya kamu dapat menghadapi orang-orang yang bermegah karena hal-hal lahiriah dan bukan batiniah. (5:13) Sebab jika kami tidak menguasai diri, hal itu adalah dalam pelayanan ALLAH, dan jika kami menguasai diri, hal itu adalah untuk kepentingan kamu.


Di sini kita melihat, Rasul Paulus tidak memuji-muji dirinya, dengan lain kata; tidak bermegah melampaui batas-batas yang telah dipatok.  Sehingga Injil Kristus (Pengajaran Salib) sampailah kepada jemaat di Korintus, orang-orang Kafir yang memberi kekuatan dan kemampuan menghadapi orang-orang yang bermegah terhadap hal-hal yang lahiriah.


Kalau Rasul Paulus memberitakan Pengajaran Salib itulah Injil Kristus, itu demi kepentingan mereka (Jemaat di Korintus) karena Pengajaran Salib memberi kekuatan sekaligus kemampuan menghadapi orang-orang yang bermegah terhadap hal-hal yang lahiriah. 

Bayangkan saja, peristiwa salib terjadi 2000 tahun yang lalu di Bukit Golgota yang menyaksikan itu hanyalah orang Yahudi dan tentara yang menyalibkan-Nya. Tetapi lihatlah pemakaian TUHAN terhadap Rasul Paulus, dia diutus kepada orang-orang yang bukan Yahudi dan dia berjuang di tengah-tengah pemberitaan Injil, berjuang menyampaikan Pengajaran Salib itulah peristiwa ketika Yesus menderita sengsara 2000 tahun yang lalu, dia berjuang untuk menyampaikan itu sekalipun banyak rintangan kalau kita baca di dalam Kisah Para Rasul. Kemudian, sekalipun dalam kepercayaan yang besar, dia tidak bermegah melebihi batas-batas yang telah dipatok, ia tidak sibuk memuji-muji dirinya sehingga Injil Kristus (Pengajaran Salib) sampailah kepada jemaat di Korintus, sampai juga kepada orang-orang yang bukan Yahudi termasuk kepada kita malam ini. 


Jadi kalau Pangajaran Salib disampaikan dengan segala jerih payah itu karena kepentingan kita jemaat-jemaat yang bukan Yahudi. Mengapa harus menyampaikan Pengajaran Salib? Karena memberi kekuatan sehingga kita mampu menghadapi orang-orang yang bermegah terhadap hal-hal yang lahiriah. 


Wah di sini kita kagum dengan karya ALLAH, lewat perjuangan daripada Rasul Paulus untuk menceritakan bagaimana proses salib terjadi 2000 tahun yang lalu di bukit Golgota. Bukan untuk kepentingannya, bukan untuk memuji dirinya sekalipun dia harus berjerih lelah (berjerih payah) dengan banyak pengorbanan, tetapi tujuannya untuk kepentingan jemaat di Korintus juga bagi jemaat-jemaat (bangsa Kafir), kita sekaliannya. 


Kita bersyukur TUHAN Yesus baik kepada kita, Rasul Paulus diutus, ia tidak memuji dirinya. Beda dengan orang fasik; sibuk memuji-muji keinginan hatinya (sibuk memuji-muji dirinya), tetapi TUHAN memberikan kepada kita seorang hamba TUHAN yang luar biasa; itulah Rasul Paulus, dia memberitakan salib. Dan seperti apa proses salib terjadi 2000 tahun yang lalu dia sampaikan dengan segala jerih payah dan jerih lelah, demi kepentingan kita. TUHAN mau supaya kita memiliki kekuatan yang datang dari salib lalu mampu menghadapi perkara-perkara lahiriah yang sedang menggoda di hari-hari terakhir ini.


Tidak sedikit orang Kristen meninggalkan TUHAN hanya karena kenajisan percabulan/perkara-perkara lahiriah di bumi ini, dan tidak sedikit orang Kristen berani meninggalkan ketekunan 3 macam ibadah pokok hanya karena perkara-perkara lahiriah, tidak sanggup menghadapi orang-orang yang bermegah terhadap hal-hal yang lahiriah. Bagaimana dengan puncak pencobaan nanti, kalau hari ini saja kita tidak mampu? Tetapi sebenarnya, TUHAN sudah memberi pertolongan kepada kita semua.


Pendeknya, Pengajaran salib disampaikan untuk kepentingan sidang jemaat di Korintus bukan untuk kepentingan diri Rasul Paulus.


Pertanyaannya: Siapakah yang bermegah terhadap hal-hal lahiriah?

Mazmur 10:3

(10:3) Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN.


Orang fasik disebut juga orang loba, berarti; ingin meraup keuntungan yang banyak, tetapi tidak mau rugi. Jelas ini menunjuk orang yang serakah dan tamak dengan lain kata; cinta akan uang.

Inilah orang yang bermegah terhadap hal-hal yang lahiriah.


Kalau kita datang menghadap TUHAN, tentu kita tidak mungkin meraup keuntungan. Sebab di tengah ibadah kita harus membawa korban dan persembahan, kita tidak boleh tutup mata. Kalau kita makan bakso dan mie ayam bisa habis ratusan ribu, masakan untuk pekerjaan TUHAN lima ribu saja kita tidak mampu berikan?

Itu sebabnya di sini dikatakan; orang yang bermegah terhadap perkara lahiriah itulah orang fasik karena orang fasik disebut juga dengan orang loba berarti ingin meraup keuntungan yang banyak, ia tidak mau rugi 🡪 orang yang serakah dan tamak, cinta akan uang. 

Inilah gambaran dari kehidupan yang bermegah di dalam hal lahiriah.


1 Timotius 6:9

(6:9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam kerunTUHAN dan kebinasaan.


Mereka yang ingin kaya/bermegah dengan hal-hal lahiriah:

  1. Terjatuh ke dalam pencobaan.

Artinya tidak dapat melepaskan diri dari jerat antikris, tidak dapat melepaskan diri dari pencobaan yang memuncak pada saat antikris menjadi raja dan memerintah atas seantero dunia. 


Mari kita lihat lihat jerat antikris sebagai puncak pencobaan.

Wahyu 13:16-17

(13:16) Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, (13:17) dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. (13:18) Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.

 

Satu kali nanti, dari berbagai lapisan masyarakat akan diberi tanda 666 (enam ratus enam puluh enam) di dahi atau di tangan kanan;

  • 666 adalah cap (meterai) antikris.

  • Kegunaannya; bebas menjual dan membeli, itu sebabnya roh antikris disebut "roh jual beli."

Tujuannya; supaya orang itu bebas menjual apa yang dia punya, juga bebas membeli, nampaknya ini sangat menguntungkan.

Pendeknya, bermegah terhadap hal-hal lahiriah akhirnya jatuhlah dalam puncak pencobaan (aniaya antikris).


  1. Terjatuh dalam jerat.

Saudara, melepaskan diri dari ikatan Roh atau melepaskan diri kegiatan Roh itulah ibadah pelayanan hanya untuk menginginkan/mendambakan kebebasan dunia sebenarnya itu adalah jerat setan/jerat antikris.


  1. Terjatuh ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa.

Contoh nafsu yang hampa persis seperti Esau di dalam Kejadian 25:27, di situ dikatakan Esau adalah: 

  1. Seorang yang pandai berburu daging.

Dengan lain kata; hidup di dalam hawa nafsu dan keinginan-keinginan daging yang jahat. 

Segala perbuatan daging dicatat di dalam Galatia 5:19-21.


Roma 8:5

(8:5) Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.


Mereka yang hidup menurut daging memikirkan hal-hal yang dari daging, ia tidak akan pernah memikirkan hal-hal yang dari Roh; ibadah dan pelayanan, sedikit pun itu tidak ada di dalam pemikirannya.

Jangan kita datang beribadah, tetapi ibadah ini tidak ada di pikiran dan tidak mau mengerti sedikit pun dengan pekerjaan TUHAN, itu percuma. 

Jadi ibadah atau kegiatan dari manusia daging itu tidak ada artinya meski ada di tengah ibadah dan pelayanan.


Roma 8:6

(8:6) Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.


Perlu untuk diketahui hidup menurut hawa nafsu dan segala keinginan-keinginan daging yang jahat berujung kepada maut. Jadi daging itu ujungnya maut. 

Pendeknya, kalau seseorang hidup menurut daging sekarang ini sama saja ia sedang berdiri di tepi maut. 

Jangan kita berdiri di tepi maut, ingat hari penghakiman yang besar.

Tetapi yang pasti kalau sekarang ini dia masih mempertahankan daging dengan segala keinginannya berarti dia sedang berdiri di tepi maut, dan kalau ia tetap mempertahankannya sampai hari penghakiman ia pasti binasa. TUHAN masih memberikan kesempatan kepada kita, dimana Roh TUHAN itu sedang bekerja dengan begitu gencarnya supaya kita berada di dalam pengaruh dari Roh ALLAH yang besar, kita dikendalikan oleh Roh ALLAH yang besar, tidak lagi dikendalikan oleh daging dengan segala keinginannya. Berarti tidak berdiri di tepi maut.  


Roma 8:7

(8:7) Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap ALLAH, karena ia tidak takluk kepada hukum ALLAH; hal ini memang tidak mungkin baginya.


Hidup menurut daging adalah "seteru / musuh" ALLAH. Karena, orang yang hidup menurut daging; tidak taat kepada Firman ALLAH.


  1. Seorang yang suka tinggal di padang.

Padang 🡪 dunia dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya.


“Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia” … (1 Yohanes 2:16)



Inilah contoh nafsu yang hampa. Kita telah melihat dari sisi pribadi Esau.

  1. Pandai berburu daging.

  2. Suka tinggal di padang.

Berbeda dengan adiknya Yakub sekalipun badannya klimis, tetapi dia mengutamakan yang rohani dan suka tinggal di kemah.


Biarlah kiranya kita semua tinggal di kemah, tekunlah dalam 3 macam ibadah pokok karena kita memang rumah TUHAN. Apa buktinya kita adalah rumah TUHAN? Kita sudah dibeli dan harganya sudah dibayar dengan lunas, ditebus dengan darah yang mahal. Maka kita bukan milik kita lagi, melainkan milik TUHAN (1 Korintus 6:19-20).


1 Timotius 6:9

(6:9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.


Kalau seseorang hidup dengan nafsu yang hampa maka satu kali nafsu yang hampa itu akan:

1. Mencelakakan.

2. Menenggelamkan manusia dalam keruntuhan.

Seperti Esau yang menjual hak kesulungan demi sepiring kacang merah (memandang ringan hak kesulungan).

Maka menenggelamkan Esau ke dalam keruntuhan padahal Esau adalah anak sulung, kepadanya dipercayakan jubah yang maha indah. Namun oleh karena nafsu yang hampa akhirnya menenggelamkan Esau dalam keruntuhan dan kebinasaan.

3. Membinasakan.


Jadi ini harus diperhatikan, jangan kita hidup di dalam nafsu yang hampa seperti Esau, tetapi kita belajar seperti pribadi Yakub adiknya. Sekalipun klimis, tetapi dia menjual yang lahiriah demi yang rohani.


Kita akan membaca...

Ibrani 12:16-17

(12:16) Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. (12:17) Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.


Biarlah kiranya kita sekaliannya belajar dengan sungguh-sungguh menghargai hak kesulungan, tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok. Kemudian menghargai jubah yang indah, itulah karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh El-Kudus, jangan disimpan di dalam rumah.

Kalau hari ini TUHAN masih memberi kesempatan seluas-luasnya untuk menghargai hak kesulungan, biarlah kiranya kita menghargai hak kesulungan itu dengan sungguh-sungguh sebab satu kali nanti; sama seperti Esau, ketika ia datang untuk mencari berkat dari hak kesulungan; ia ditolak bahkan sekalipun ia mencucurkan air mata bahkan air matanya menjadi darah sekalipun, Esau akan ditolak karena ia tidak beroleh kesempatan.


Itu sebabnya, selagi masih ada kesempatan; gunakanlah dengan baik. Berkali-kali saya sampaikan 7 tahun kelimpahan sampai tahun 2027, kalau sidang jemaat tidak mau mengerti, nanti kalau kita pergi mencari berkat yang satu itu akan ditolak karena tidak ada lagi kesempatan sekalipun dengan mencucurkan air mata, bahkan air mata berubah menjadi tetesan darah sekalipun tetap ditolak karena tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan. Sekarang adalah kesempatan yang indah dan manis untuk memperbaiki kesalahan sekaligus menghargai hak kesulungan. 


Hati-hati jangan karena ikatan kawin kita tolak pesta kawin Anak Domba, sekarang kesempatan untuk memperbaiki kesalahan. 


Hati-hati jangan saudara tidak percaya dengan apa yang saya sampaikan ini. Jangan saudara berpikir mendapatkan keselamatan seperti orang yang disalibkan di sebelah kanan Yesus hanya mengucapkan satu kata maka selamat, tidak seperti itu. Maka jangan kita katakan satu detik selamat, tidak seperti itu. Oke satu detik, tetapi mau tidak dua tangan dan dua kaki dipaku dan kakinya dipatah-patahkan? Kan tidak mau. Jadi jangan kita berpikir seperti itu, selagi masih ada kesempatan gunakan baik-baik. 


Saya sudah berulang kali katakan; tinggal dua tahun loh tujuh tahun kelimpahan, mengapa saudara tidak mengerti? Mengapa saudara santai, yang engkau urusi daging mu, urusan rumah tangga mu. 

Lihat ya TUHAN datang mengadakan pemisahan. 

  • Kalau suami mencintai isterinya lebih daripada TUHAN, tidak layak bagi TUHAN. 

  • Kalau isteri mencintai suaminya lebih daripada TUHAN, tidak layak bagi TUHAN.


Itu sebabnya berkali-kali saya sampaikan, jangan karena ikatan kawin kita menolak undangan untuk dibawa ke dalam perjamuan kawin Anak Domba, TUHAN datang mengadakan pemisahan untuk memisahkan anak perempuan dari ibunya, anak laki-laki dari bapanya, menantu perempuan dengan ibu mertuanya. Jadi jangan manja-manjakan daging seisi rumah mu. Kalau saya sampaikan ini, itu kepentingan saudara, bukan kepentingan ku. Supaya dengan pengajaran yang keras ini kita kuat lalu mampu menghadapi orang-orang yang bermegah karena hal-hal lahiriah; antikris.


1 Timotius 6:10

(6:10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.


Akar dari segala kejahatan ialah cinta uang. 

Sebab oleh memburu uang/cita-cita/target:

a. Orang telah menyimpang dari iman.

b. Menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.


Mazmur 127:1 — Perikop: “Berkat TUHAN pangkal selamat”

(127:1) Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.


Lewat ibadah darah salib tutup bungkus kita, TUHAN menjaga dan mengawal kita. Kalau orang itu tidak ada tanda darah, biar ada body guard kalau mati ya mati saja.


Mazmur 127:2

(127:2) Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.


Tidur berbicara soal pengalaman kematian (daging tidak bersuara), orang semacam ini tidak lagi mengandalkan kekuatannya. Tetapi orang yang memburu uang menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. Namun TUHAN memberikannya kepada orang yang dicintainya pada waktu tidur. Jelas ini pengalaman kematian, daging tidak bersuara, dengan lain kata; tidak mengandalkan manusia dan kekuatannya. Itu orang yang dicintai TUHAN. 


Mazmur 10:3

(10:3) Karena orang fasik memuji-muji keinginan hatinya, dan orang yang loba mengutuki dan menista TUHAN.


Ciri-ciri orang loba: Mengutuki dan menista TUHAN


Ibrani 10:22-24 berbicara tentang ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok sebagaimana dengan perikopnya. Sebab..

- Pada ayat 22 ada kata IMAN 🡪 Ibadah Pendalaman Alkitab disertai Perjamuan Suci.

- Pada ayat 23 ada kata PENGHARAPAN 🡪 Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian Roh.

- Pada ayat 24 ada kata KASIH 🡪 Ibadah Doa Penyembahan.


Ibrani 10:25

(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari TUHAN yang mendekat.


Jangan jauh dari ketekunan tiga macam ibadah pokok, tetapi marilah kita saling menasihati dan semakin giat melakukannya menjelang hari TUHAN yang tidak lama lagi, kedatangan TUHAN sudah diambang pintu. Sebab itu kita harus tekun dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok.


Ibrani 10:26

(10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.


Tetapi kalau kita dengan sengaja meninggalkan ketekunan dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok sesudah memperoleh pengetahuan yang benar ini, darah Yesus tidak berlaku atas dia, TUHAN tidak ampuni dosanya, biar bagaimanapun dikatakan, TUHAN tidak akan ampuni, apalagi seorang imam sengaja turun dari pelayanan dan tidak mau memperbaiki kesalahannya maka tidak akan pernah diampuni oleh TUHAN. Ayatnya banyak; pemuda yang turun dari Yerusalem ke Yerikho, babak belur nanti. Sekali imam tetaplah imam sampai selama-lamanya.

Dan itu merupakan jaminan juga bukan untuk memberatkan kita, karena TUHAN tidak akan pernah memberatkan kita justru TUHAN sedang menyodorkan jaminannya; tekun dalam 3 macam ibadah pokok kemudian imam-imam melayani di tengah-tengah ketekunan 3 (tiga) macam ibadah pokok, termasuk sangkoor itu juga imam-imam. 


Ibrani 10:28-29

(10:28) Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi. (10:29) Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak ALLAH, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?


Sengaja meninggalkan ketekunan dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok, setara dengan 3 hal:

1. Menginjak-injak Anak ALLAH.

2. Menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya.

3. Menghina Roh kasih karunia.

Itulah ciri-ciri orang loba: mengutuki dan menista TUHAN sama dengan Ibrani 10:22-29.


JALAN KELUAR:

2 Korintus 10:17-18

(10:17) "Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam TUHAN." (10:18) Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji TUHAN.


Bukan orang yang memuji diri yang tahan uji. Tetapi, yang tahan uji adalah orang yang dipuji TUHAN. Orang yang;

  • Sangkal diri.

  • Pikul salib.

  • Ikut TUHAN.

Itulah orang yang dipuji TUHAN. 

Sedangkan orang yang dicintai TUHAN satu dengan pengalaman kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. 


Biar TUHAN yang memuji kita, kalaupun kita sangkal, diri pikul salib, dan ikut TUHAN dengan sungguh-sungguh, melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN dengan segala jerih payah/jerih lelah, tetaplah berdiam diri. Bahkan sekalipun saya dan saudara membawa korban dan persembahan seberapa banyak yang kita persembahkan, tetaplah berdiam diri, TUHAN yang memuji kita. Jangan kita memuji diri karena sesuatu hal kecil yang kita perbuat. Kehidupan semacam ini tidak tahan uji. Kehidupan yang tahan uji adalah orang yang dipuji TUHAN. 


2 Korintus 3:1-6

(3:1) Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu? (3:2) Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. (3:3) Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari ALLAH yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia. (3:4) Demikianlah besarnya keyakinan kami kepada ALLAH oleh Kristus. (3:5) Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan ALLAH. (3:6) Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.


Pelayanan Roh, itulah pelayan-pelayan dalam perjanjian yang baru.

Kalau pelayanan daging, pelayanan lahiriah itu pelayan-pelayan dalam perjanjian lama.


Hasilnya; Jemaat di Korintus menjadi surat Kristus, surat pujian dimana Firman ALLAH dimeteraikan oleh Roh ALLAH, pada loh daging, ditukik di hati kita sehingga sama seperti jemaat di Korintus menjadi surat pujian, menjadi surat Kristus yang dapat dibaca dan dikenal oleh setiap orang yang melihatnya bahwa dia adalah anak TUHAN, menjadi alkitab yang berjalan. Baik tutur katanya, baik solah tingkahnya dapat dibaca dan dikenal, itu namanya pelayanan Roh, pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru.

Itulah Rasul Paulus; ia tidak memuji-muji keinginan hatinya, tetapi sungguh-sungguh menjadi pelayan Roh, pelayan-pelayan dalam perjanjian baru.


2 Korintus 3:7-9

(3:7) Pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir dengan huruf pada loh-loh batu. Namun demikian kemuliaan ALLAH menyertainya waktu ia diberikan. Sebab sekalipun pudar juga, cahaya muka Musa begitu cemerlang, sehingga mata orang-orang Israel tidak tahan menatapnya. Jika pelayanan itu datang dengan kemuliaan yang demikian (3:8) betapa lebih besarnya lagi kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh! (3:9) Sebab, jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran.


Inilah pelayanan Roh, tidak suka memuji-muji keinginan hati membawa jemaat sampai kepada kemuliaan yakni;

  1. Menjadi mempelai TUHAN.

  2. Hidup dalam doa penyembahan.

Amin. 


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI



Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang