KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Sunday, September 7, 2025

IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 04 SEPTEMBER 2025


IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 04 SEPTEMBER 2025

 

KITAB MALEAKHI 2:15

(Seri: 7)

 

Subtema: KEINGINAN MATA

 

Shalom.

Salam sejahtera bagi kita semua Kita bersyukur Tuhan memberikan umur panjang, kesehatan, sehingga dengan tubuh yang sehat kita bawa dan selanjutnya dipersembahkan kepada Tuhan, tetapi lebih dari itu kita akan membuka hati selebar-lebarnya terhadap pembukaan Firman ALLAH dan kita jadikan hati kita sebagai bejana untuk menampung seberapa Firman Allah yang Tuhan nyatakan kepada kita.

 

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat ketebusan Tuhan yang turut bergabung lewat online atau live streaming, video internet, Youtube, Facebook, ataupun media sosial lainnya yang dapat digunakan.

Selanjutnya, doa dan harapan saya kiranya damai sejahtera memenuhi hati kita untuk memberikan sukacita dan bahagia saat kita duduk diam mendengar Firman Allah dekat kaki Tuhan.

 

Selanjutnya mari kita sambut KITAB MALEAKHI sebagai Firman penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci. Kita masih membaca Maleakhi 2:15 dan merupakan seri pemberitaan Firman yang ke-7 kalinya.

 

Maleakhi 2:15

(2:15) Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.

Allah yang esa menjadi mereka daging dan roh.

"Mereka" -> Laki-laki dan perempuan, yakni Adam dan Hawa

 

Kejadian 1:26-28A

(1:26) BerFirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." (1:27) Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (1:28) Allah memberkati mereka, lalu Allah berFirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

 

Allah menjadikan laki-laki dan perempuan (Adam dan Hawa) menurut gambar dan rupa Allah, berarti;

a.       Tanpa cacat atau cela atau kerut atau yang serupa itu (Ayat referensi: Efesus 5:27).

b.       Bercahaya kemuliaan Allah (Ayat referensi: Wahyu 21:9-11).

 

Kemudian, Allah memberkati mereka (laki-laki dan perempuan).

Kata "memberkati" merujuk kepada salib Kristus, karena salib Kristus berkuasa untuk mempersatukan laki-laki dan perempuan (Adam dan Hawa), mempersatukan nikah-nikah yang suci.

Ayat referensi: Matius 19:5, “... laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.”

Penggenapannya ada di dalam Filipi 2:5-8; Yesus telah meninggalkan Bapa-Nya di Sorga, rumah-Nya di Sorga, lalu turun ke dunia menjadi manusia supaya menderita sengsara dan mati di kayu salib, sehingga laki-laki dan perempuan menjadi satu, Kristus Kepala dan sidang jemaat sebagai tubuh-Nya menjadi satu.

 

Tanda nikah (laki-laki dan perempuan) diberkati menjadi satu ialah: Beranakcucu dan menaklukan bumi, maksudnya adalah berkuasa atas 3 (tiga) hal:

1.       Berkuasa atas ikan-ikan di laut.

2.       Berkuasa atas burung-burung di udara.

3.       Berkuasa atas segala binatang yang merayap di bumi.

 

Keterangan: BERKUASA ATAS SEGALA BINATANG YANG MERAYAP DI BUMI (bagian ke 3).

 

Wahyu 13:11 -- Perikop: "Binatang yang keluar dari dalam bumi"

(13:11) Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.

 

Binatang yang keluar dari dalam bumi atau merayap di bumi -> Nabi-nabi palsu.

Tampilan binatang tersebut: Bertanduk dua sama seperti anak domba, tetapi yang mengherankan adalah ketika dia berbicara sama seperti seekor naga, berarti penuh dengan tipu daya atau dusta, tampilannya hamba Tuhan tapi mulutnya seekor naga.

 

Mulut ular ternyata ada di segala zaman:

a.       Mulut ular ada pada zaman Allah Bapa.

b.       Mulut ular ada pada zaman Yesus Anak Allah.

c.       Mulut ular ada pada zaman Allah Roh Kudus.

 

Kita akan membahas: Mulut ular pada zaman Yesus Anak Allah (bagian 3),

Kisahnya ditulis dalam Matius 4:3-9, dimana mulut ular yang penuh tipu daya dilancarkan terhadap Yesus Anak Allah.

 

Tipu daya PERTAMA dari mulut ular: Batu-batu menjadi roti (Matius 4:3).

Itu berbicara tentang makanan yang hanya memuaskan hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat = Anak panah dilepaskan untuk keinginan daging.

 

Tipu daya KEDUA dari mulut ular: Yesus diperintahkan (Matius 4:5-6)

Yesus diperintahkan menjatuhkan diri ke bawah dari bubungan Bait Allah, alasannya malaikat akan menatang di atas tangannya sehingga kaki Yesus tidak terantuk batu. Pendeknya, iblis melepaskan anak panahnya kepada keangkuhan hidup.

 

Tipu daya KETIGA dari mulut ular:

Matius 4:8-9 -- Perikop: "Pencobaan di padang gurun."

(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."

 

Iblis memperlihatkan kepada Yesus: Semua kerajaan dunia dengan kemegahannya atau kemewahan-kemewahan dari atas gunung yang tinggi

Pendeknya: Iblis melepaskan anak panahnya kepada KEINGINAN MATA.

 

Kalau seseorang dikuasai oleh keinginan mati dan keinginannya hanya untuk melihat kerajaan dunia dan kemegahan-kemegahan dengan kemewahan-kemewahan yang ada di dalamnya, jelas itu adalah keinginan mata. Keinginan mata itu adalah pekerjaan dari iblis setan, maka saudara jangan berpikir itu adalah perkara yang biasa.

 

Kejadian 2:15-17 -- Perikop: "Manusia dan taman Eden."

(2:15) TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. (2:16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, (2:17) tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

 

Tuhan mengambil dan menempatkan Adam dan Hawa di taman Eden, tujuannya: Untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.

Syarat mengusahakan dan memelihara taman Eden: Memperhatikan PERINTAH dan LARANGAN Allah.

 

Saat ini kita sedang berada di tengah Ibadah Pendalaman Alkitab disertai dengan perjamuan suci, itu berarti saat ini kita berada di dalam taman Eden rohani. Namun, tujuan kita ditempatkan di taman Eden rohani adalah untuk mengusahakan dan memelihara ketekunan tiga macam ibadah pokok termasuk Ibadah Pendalaman Alkitab pada malam ini.

 

Adapun perintah dan larangan Allah yaitu:

-          Perintah Allah: Semua pohon dalam taman boleh kaumakan buahnya dengan bebas.

-          Larangan Allah: Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat dilarang untuk dimakan, sebab apabila larangan Tuhan dilanggar pasti mati.

 

Jadi, syarat untuk mengusahakan taman Eden ialah memperhatikan rambu-rambu dari Sorga itulah perintah dan larangan;

-          Jika diperintah maka lakukan.

-          Jika dilarang maka jangan dilakukan / jangan dilanggar.

Namun, apakah Adam dan Hawa mengikuti rambu-rambu dari Allah itulah perintah dan larangan?

 

Kejadian 3:4-6

(3:4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, (3:5) tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." (3:6) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.

 

Oleh karena hasutan ular yakni iblis/setan maka Hawa dan Adam menyerahkan diri dalam hal menuruti keinginan mata, bahkan menikmati keinginan mata.  Pendeknya, iblis telah melepaskan anak panahnya untuk selanjutnya membawa Adam dan Hawa yang ada di taman Eden kepada keinginan mata.

Untuk sekedar melihat, itu tidak salah namun jika sampai menuruti keinginan mata bahkan menikmatinya, itu yang membuat seseorang menjadi salah.

 

Dari kisah ini kita harus hati-hati, karena orang yang berada dalam taman Eden rohani (di tengah ibadah pelayanan), ternyata bisa dipengaruhi oleh iblis/setan terkhusus dalam hal menuruti keinginan mata.

Oleh sebab itu, jika kita berada dalam taman Eden rohani, di tengah-tengah ibadah pelayanan sebagai kegiatan roh, harusnya kita memperhatikan apa yang menjadi rambu-rambu itulah perintah dan larangan Allah.

Apa yang diperintahkan itu yang kita lakukan dan apa yang dilarang itu jangan kita lakukan.

 

Kejadian 3:7

(3:7) Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

 

Hidup menurut keinginan mata membuat seseorang TELANJANG.

 

Oleh karena keinginan mata, Adam dan Hawa menjadi telanjang.

Dahulu ketika mata Adam dan Hawa terbuka dan senantiasa memperhatikan rambu-rambu Allah -- itulah perintah dan larangan Allah -- dengan sungguh-sungguh mata mereka tertutup terhadap ketelanjangan, artinya: Tidak melihat sesuatu yang menajiskan hidup.

 

Kita rindu untuk melihat kemuliaan Tuhan dari sekarang sampai selamanya.

Namun saya teringat dengan perkataan Rasul Paulus: “Aku menginginkan yang benar dan suci, tetapi dosa ada dalam tubuhku ...” Artinya: Kita harus sungguh-sungguh berada di tengah-tengah taman Eden rohani itulah kegiatan rohani yaitu ibadah dan pelayanan, jangan kita datang menghadap Tuhan atau menjalankan ibadah secara Taurat. Keinginan kita adalah hidup benar dan suci, tetapi kalau ibadahnya dijalankan secara Taurat maka Paulus berkata: “Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.” ... Roma 7:19.

 

1 Samuel 16:7 -- Perikop: “Daud diurapi menjadi raja.”

(16:7) Tetapi berFirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."

 

Kalau manusia membawa dirinya di dalam hal MENURUTI KEINGINAN MATA -- seperti Adam dan Hawa, juga dosa itu turun sampai kepada Samuel – maka ia melihat sesuatu hanya bagian luarnya saja, sedangkan bagian dalamnya tidak dapat dilihat, tidak terjangkau.

Sebagaimana pernyataan Allah pada Samuel: "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."

 

HATI -> Hal-hal terdalam yang bersifat rohani, berarti itulah Kerajaan Sorga. Tubuh dan darah tidak ada kaitannya dengan Kerajaan Sorga, perkara lahiriah itulah perkara yang kelihatan sama sekali tidak ada kaitannya dengan Kerajaan Sorga. Namun, manusia yang terdalam itulah hati manusia kaitannya dengan Kerajaan Sorga.

Oleh sebab itu, apabila manusia hanya menuruti keinginan mata maka ia tidak akan pernah melihat Kerajaan Sorga, ia hanya dapat melihat bagian luarnya saja. Sedangkan, darah daging atau perkara lahiriah tidak mewarisi Kerajaan Sorga.

 

Hati (manusia terdalam) -> Hal-hal yang terdalam dan bersifat rahasia, itulah Kerajaan Sorga.

Namun siapa yang dapat menyingkapkan rahasia Sorga, jika manusia dimulai dari hamba Tuhan itulah gembala sidang sampai seluruh sidang jemaat hidup menurut keinginan mata?

Itu sebabnya, dahulu mungkin ada saja orang yang kaget melihat saya karena saya tidak suka jalan-jalan seperti kebanyakan orang yang sering berkata “cuci mata” baik itu ke mall, atau ke laut, atau yang lainnya. Saya memang tidak suka jalan-jalan, saya lebih suka tinggal di kemah, dari dulu dan sampai sekarang, rupanya ke anak-anak sifat itu menurun. Puji Tuhan.

 

Kolose 1:24 -- Perikop: "Pelayanan dan penderitaan Paulus."

(1:24) Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.

 

Perikop: "Pelayanan dan penderitaan Paulus."

Orang yang melayani itu harus ditandai dengan darah, tidak ada orang pikul salib tetapi tidak berdarah, terlebih pelayan-pelayan Tuhan. Tidak ada orang yang memikul salib di tengah ibadah pelayanan tanpa darah, jika ada, itu adalah kemunafikan. Inilah teladan yang harus kita teladani dari Yesus dan Paulus.

 

Peristiwa salib disaksikan oleh orang Yahudi karena orang Yahudi yang menyalibkan, tetapi bagaimana berita salib terhadap bangsa kafir? Untuk menyempurnakan salib ini maka digenapkan dalam diri Paulus karena dia diutus untuk membawa berita salib kepada bangsa kafir, itulah maksud kalimat dari: “ ... menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus.”

Bukan berarti Paulus lebih hebat dari Yesus, namun maksudnya disini supaya berita salib itu sampai kepada orang yang bukan Yahudi dan barulah tergenapi, kalau bangsa Israel saja yang mendengar berita salib maka berita salib itu belum sempurna.

 

Kolose 1:25-27

(1:25) Aku telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan Firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, (1:26) yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. (1:27) Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!

 

Rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan sekarang dinyatakan kepada orang-orang bukan Yahudi atau bangsa kafir.

Rahasia yang tersembunyi -> Pribadi Yesus Kristus. Sedangkan, Kristus adalah pengharapan akan kemuliaan yakni Kerajaan Sorga. Jadi, rahasia Kerajaan Sorga itu ada dalam diri Yesus Kristus.

Kalau pribadi Yesus yang telah menderita di atas kayu salib tidak dinyatakan maka sampai kapanpun kita bangsa Kafir tidak akan pernah melihat Kerajaan Sorga, karena kenyataannya Kristus adalah pengharapan akan kemuliaan Sorga.

 

Kalau kotbah terkait dengan berkat keberkatan, berhasil keberhasilan dinyatakan itu tidak salah dan tetap harus diterima. Kemudian, hamba-hamba Tuhan melayani sesuai karunia-karunia, misalnya; karunia kesembuhan, karunia mengadakan tanda-tanda heran / mujizat yang ajaib, karunia menyembuhkan kerasukan setan, itu semua baik dan disahkan oleh Tuhan. Tetapi, semua itu ada tempatnya, sebab yang terpenting adalah Kristus harus dinyatakan yaitu pribadi Yesus yang mati di atas kayu salib harus diceritakan kepada sidang jemaat, karena Dia adalah pengharapan akan kemuliaan Sorgawi. Maka, tanpa pribadi Yesus Kristus yang menderita di atas kayu salib, tidak ada satupun manusia yang dapat melihat Kerajaan Sorga. Yang masih misteri dan penuh dengan teki-teki disebutlah itu rahasia Sorgawi.

 

Sekali lagi saya sampaikan: Jika manusia hanya menuruti keinginan mata maka dia tidak akan bisa melihat bagian yang terdalam yakni RAHASIA KERAJAAN SORGA.

 

Sesungguhnya dalam pengikutan kita kepada Tuhan ada 2 (dua) rahasia terbesar:

YANG PERTAMA: Rahasia NIKAH.

Efesus 5:32-33

(5:32) Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. (5:33) Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

 

Hubungan Kristus dengan jemaat adalah hubungan dalam NIKAH SUCI, layaknya suami isteri karena;

-          Kristus adalah KEPALA.

-          Jemaat adalah TUBUH.

 

Inilah salah satu rahasia dari 2 (dua) rahasia besar yaitu salah satunya rahasia nikah.

Banyak gereja yang tidak memahami ini karena dahulu juga saya tidak memahaminya, dahulu saya berpikir kalau sudah ibadah ya beribadah dan memuji Tuhan saja, ternyata hubungan kita dengan Tuhan adalah hubungan dalam nikah yang suci.

 

Rahasia terbesar adalah rahasia nikah, dimana;

-          Suami mengasihi isteri.

-          Isteri menghormati / tunduk suami.

 

Efesus 5:22-24

(5:22) Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, (5:23) karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. (5:24) Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.

 

“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan.”

Jika suami tidak bertanggung jawab maka isteri juga harus tunduk, karena hubungannya (kaitannya) dengan Sorga. Sama hal soal perceraian “boleh tidak bercerai?” Alkitab berkata: “Tidak boleh.”

Biar bagaimanapun keadaan suami baik itu dia jahat, nakal, tidak bekerja (tidak punya penghasilan), isteri harus tetap tunduk kepada suami bagaimanapun juga, sebab Tuhan yang lebih tahu. Namun, saya tidak mengajarkan suami-suami merugikan nikah; merugikan isteri dan anak-anaknya. Jangan mencontoh hal-hal yang salah, sebab roh itu sangat mempengaruhi.

 

Hubungan Kristus dengan jemaat jelas seperti hubungan suami isteri.

 

Keterangan: SUAMI MENGASIHI ISTERI.

Efesus 5:25-29

(5:25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya (5:26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan Firman, (5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. (5:28) Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. (5:29) Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat,

 

Suami harus mengasihi isterinya sebagaimana Kristus mengasihi jemaat sebagai tubuh-Nya.

Bukti Kristus mengasihi jemaat sebagai tubuh-Nya: Ia telah menyerahkan diri-Nya bagi jemaat.

Hal itu telah Dia kerjakan 2000 tahun yang lalu di atas kayu salib; menderita sengsara dan mati di atas kayu salib,

 

YANG PERTAMA: “Menguduskannya sesudah Ia menyucikan jemaat dengan memandikan jemaat dengan air dan Firman.”

Singkat kata: Penyucian tidak berhenti sampai kolam pembasuhan / baptisan tetapi lanjut disucikan oleh Firman Allah.

Itu sebabnya, di tengah-tengah ibadah pelayanan yang diutamakan adalah Firman Allah (pribadi Tuhan Yesus) bukan karunia-karunia.

 

Tujuan penyucian: Untuk menempatkan jemaat di hadapan Kristus dengan CEMERLANG, berarti; tanpa cacat, atau kerut, atau yang serupa itu. Pendeknya: Jemaat kudus, tidak bercela.

-          Kata "cemerlang" = berkilau-kilauan -> Pakaian mempelai. Ayat referensi: Wahyu 19:8.

-          Kemudian, cemerlang = Bercahaya kemuliaan Allah.  Ayat referensi: Wahyu 21:9-11.

 

Wahyu 21:9-11

(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku, katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba." (21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah. (21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

 

Pengantin perempuan atau mempelai Anak Domba bercahaya kemuliaan Allah. Cahayanya seperti permata yaspis; permata yang paling indah, jernih seperti kristal.

Kristal = Transparan, berarti bagian luar hidup kita sama dengan bagian dalam hidup kita. Jika bagian dalam tidak sama dengan bagian luar = Munafik.

 

Singkat kata: Kita disucikan oleh baptisan air dan lanjut disucikan oleh Firman yang limpah itulah ayat satu menjelaskan ayat yang lain sampai rahasianya terbuka, berkuasa untuk menguduskan kita dan selanjutnya ditempatkanlah kita di hadapan diri-Nya dengan CEMERLANG.

Inilah sasaran Tuhan menyucikan kita supaya kita ditempatkan sampai menjadi mempelai Tuhan, milik kepunyaan Tuhan sendiri.

 

Apabila disucikan sama seperti pakaian supaya bersih maka harus disikat sampai habis, namanya disikat pasti sakit bagi daging, namun hal itu harus terjadi. Itu sebabnya, jika kita perhatikan dalam Wahyu 7:14, “... "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.”

 

Pendeknya, bukti kasih Tuhan yang pertama untuk membawa kita menjadi mempelai Tuhan, menjadi milik kepunyaan Allah sendiri.

Perlu untuk diketahui:

Mempelai wanita Tuhan hidup dalam kebahagiaan yang tiada tara untuk selama-lamanya di dalam Kerajaan Sorga bersama dengan Mempelai Laki-Laki Sorga.

 

Efesus 5:27

(5:27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.

 

Mempelai Kristus hidup tanpa: Cacat atau kerut.

-          Tanpa cacat = Tanpa kelemahan, tanpa kekurangan -> Kehidupan yang sempurna.

-          Tanpa kerut = Tidak menua atau tidak dimakan waktu -> Hidup yang kekal.

Itu sebabnya saya katakan bahwa Mempelai Tuhan hidup dalam kebahagiaan yang tiada tara untuk selama-lamanya di dalam Kerajaan Sorga bersama Mempelai Pria Sorga.

 

Bukti Kristus mengasihi jemaat sebagai tubuh-Nya: Ia telah menyerahkan diri-Nya bagi jemaat untuk dua hal:

YANG KEDUA: Mengasuh dan merawatinya.

MENGASUH, artinya: Memberi didikan atau diajar.

 

Ibrani 12:5-6 -- Perikop: "Nasihat supaya bertekun dalam iman."

(12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; (12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."

 

DIDIKAN SALIB adalah peringatan dan teguran yang tegas, sama seperti seorang ayah yang menghajar dan menyesah anaknya.

Oleh sebab itu, jangan kita menjadi putus asa dan menganggap enteng terhadap didikan salib. Didikan salib jangan dientengkan dan jangan dilupakan. Namun, lewat proses yang tegas itu jangan juga kita menjadi putus asa dan lemah lalu tinggalkan TUHAN.

 

Ibrani 12:7

(12:7) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?

 

Didikan salib sebagai ganjaran adalah suatu bukti nyata bahwa Tuhan mengakui kita sebagai anak dan sekaligus mengakui sebagai yang dikasihi.

Jika kita rindu diakui sebagai anak maka terimalah didikan salib karena Tuhan sedang mengasuh (mendidik kita).

Jika kita rindu menjadi kehidupan yang dikasihi dan menjadi milik kepunyaan-Nya maka jangan menolak didikan salib, karena Tuhan sedang mengasuh kita sekaliannya di tengah kandang penggembalaan ini.

 

Amsal 3:11

(3:11) Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. (3:12) Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.

 

Jemaat GPT “BETANIA” adalah anak-anak Allah dan anak-anak yang dikasihi Allah, karena dengan rela hati disertai rendah hati mau diasuh lewat didikan salib walaupun dengan teguran dan hajaran yang tegas.

 

Didikan salib yakni teguran dan hajaran itu berlaku kepada orang yang dikasihi dan orang-orang yang diakui sebagai anak. Jadi, kalau dia bukan anak dan bukan orang yang dikasihi maka didikan salib itu tidak berlaku atas dia.

Dahulu kita kurang memahami hal seperti ini, padahal Tuhan sedang mengasuh. Asuhan Tuhan atau didikan salib adalah cara Tuhan supaya kita menjadi anak Allah, supaya kita menjadi pribadi yang dikasihi Tuhan pribadi lepas pribadi.

 

Ibrani 12:8

(12:8) Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.

 

Kalau seseorang MENOLAK DIDIKAN SALIB yang harus diderita maka dia bukan anak Allah, melainkan dia adalah ANAK GAMPANG (lahir diluar nikah = Anak yang tidak sah, tidak diakui Tuhan).

Maka, kita harus mau diasuh oleh Tuhan dan asuhan Tuhan itu lewat didikan salib, jika kita tolak maka kita disebut anak-anak gampang.

 

Oleh sebab itu, kita semua keluarga jemaat GPT “BETANIA” baik yang besar maupun yang kecil, baik tua maupun muda, laki-laki dan perempuan, harus mau diasuh oleh Tuhan lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel dasarnya adalah salib, supaya jangan kita dianggap sebagai anak gampang.

Saya yakin kita rindu menjadi anak Allah karena dengan rela hati kita diasuh lewat didikan salib.

 

Tentang: MERAWATI.

MERAWATI, berarti mengobati luka-luka dan menyembuhkan semua sakit penyakit.

Ulangan 32:39

(32:39) Lihatlah sekarang, bahwa Aku, Akulah Dia. Tidak ada Allah kecuali Aku. Akulah yang mematikan dan yang menghidupkan, Aku telah meremukkan, tetapi Akulah yang menyembuhkan, dan seorang pun tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku.

 

Tuhan menyembuhkan kita dan mengobati luka-luka lewat sengsara salib.

Tidak ada sakit penyakit yang dapat disembuhkan apabila tidak remuk, tidak mau memikul salibnya, tidak mau menderita sengsara diatas kayu salib.

 

Sentral ibadah adalah SALIB, segala sesuatu ditentukan oleh salib, bukan ditentukan karunia-karunia yang dimiliki oleh seorang hamba Tuhan. Maka, gereja Tuhan harus sadar dan harus mengerti serta melihat dengan mata terbuka semua ini mengingat hari ini adalah hari-hari terakhir, jangan lagi bermasa bodoh.

 

Ayub 5:18

(5:18) Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.

 

Sengsara salib berarti terlukai dan dipukuli, tetapi salib Kristus BERKUASA untuk:

-          Menyembuhkan segala sakit penyakit yakni luka-luka batin termasuk kepahitan karena masa lalu yang suram.

Banyak diantara kita anak-anak mengalami kepahitan kepada ayah dan ibunya, itu masa lalu, dan itu hanya bisa diobati dengan sengsara salib dan tidak ada cara lain. Memang luka-luka dibatin membuat kita mengalami kepahitan atau luka-luka di hati, sehebat apapun seorang dokter dia tidak bisa menyembuhkan luka-luka di hati termasuk akar pahit atau kepahitan yang sudah lama, hal itu hanya bisa disembuhkan oleh salib jika dia mau memandang salib.

 

Derita karena diperlakukan semena-mena di bumi ini, tidak sebanding dengan derita yang diterima Yesus di atas kayu salib. Jadi jika ini menjadi sentral hidup maka segala luka-luka dan akar pahit menjadi sembuh.

Itu sebabnya dalam Ulangan 32:39, “Aku telah meremukkan, tetapi Akulah yang menyembuhkan, dan seorang pun tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku.

 

-          Membebat, berarti Tuhan membalut segala luka-luka dalam hidup kita.

Seringkali saat kita beribadah dan saat itu Tuhan datang melawat kita, kemudian selanjutnya kita membawa diri di kaki salib dan dengan hancur hati kita menangis di kaki salib, hal itu terjadi karena kita merasa bahwa Tuhan sudah membebat dan membalut luka yang menganga bertahun-tahun. Luka yang menganga itu besar dan Tuhan datang membalut, ketika hati ini dibalut maka tanpa terasa hati ini hancur disertai dengan tangisan yang luar biasa.

 

Hosea 6:1-2

(6:1) "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita. (6:2) Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya.

 

Sengsara salib menyembuhkan dan membalut luka dalam hidup kita, namun oleh karena salib juga kita bangkit pada hari ketiga dan kita hidup sampai selamanya-lamanya di hadapan Allah.

Itulah pentingnya kita diasuh dan dirawat oleh Tuhan.

-          Tuhan mengasuh tubuh, jiwa, roh kita.

-          Tuhan merawati tubuh, jiwa, roh kita.

Bukan hanya tubuh yang diasuh dan dirawat tetapi jiwa juga diasuh dan dirawat supaya jangan sakit jiwa, kemudian roh yang gerilya ini juga diasuh dan dirawat.

 

SAMPAI KAPAN TUHAN MERAWAT KITA?

Lukas 10:29-30 -- Perikop: "Orang Samaria yang murah hati."

(10:29) Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" (10:30) Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati.

 

Orang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho berarti meninggalkan ibadah pelayanan hanya karena perkara lahiriah, lalu akhirnya jatuh ke tangan penyamun-penyamun. Ketika jatuh ke tangan penyamun-penyamun adalah dua hal yang terjadi:

1.       Harta rohani dihabisi, baik itu karunia-karunia dan jabatan Roh El Kudus semuanya dihabisi.

2.       Dipukuli dan ditinggalkan sampai setengah mati.

Inilah yang terjadi jika seseorang meninggalkan ibadah dan pelayanan

 

Lukas 10:31-33

(10:31) Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. (10:32) Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. (10:33) Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.

 

Kalau Tuhan merawat kita sampai hari ini jelas itu adalah BELAS KASIHAN Tuhan.

 

Lukas 10:34

(10:34) Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.

 

Tuhan merawat kita jelas karena belas kasihan, buktinya: Orang Samaria itu menyirami luka-luka dengan minyak dan anggur.

-          Minyak -> Urapan Roh Kudus.

-          Anggur -> Kasih dari Sorga.

 

Jika kita tidak berada dalam kegiatan Roh (tidak disiram dengan minyak urapan dari Sorga), serta tidak disiram anggur sukacita itulah kasih dari Allah, maka apa jadinya hidup kita ini?

Jadi kita sudah disirami dengan minyak dan anggur, tanda kita dibalut dan dirawat sampai selama-lamanya, dan kita dibawa ke peninapan sebab kita di dunia ini hanya sementara. Kita di dunia ini hanya penumpang, karena sesungguhnya tanah air kita adalah tanah air Sorgawi.

 

Lukas 10:35

(10:35) Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.

 

Sampai Tuhan datang kembali, Tuhan akan MERAWAT kita.

Inilah belas kasihan Tuhan kepada kita.

 

Sekali lagi saya sampaikan hati-hati dengan keinginan mata, pada Matius 4:8, iblis melepaskan anak panahnya untuk membawa kehidupan manusia kepada keinginan mata. Ketika Adam dan Hawa menuruti keinginan matanya dan mereka menikmatinya, lalu mata mereka terbuka dan mereka melihat bahwa mereka telanjang. Tetapi ketika mata mereka terbuka kepada kemuliaan, mata mereka tertutup kepada kenajisan percabulan.

Itu sebabnya, jika kita perhatikan, Tuhan berbicara kepada Samuel: “... Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."

 

Melihat hati berarti melihat bagian dalam yang bersifat rahasia, ada dua rahasia terbesar salah satunya adalah RAHASIA NIKAH. Jadi hati ini kaitannya dengan Sorga. Amin.

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment