IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 24 JULI 2018
KITAB KOLOSE
(Seri:134)
Subtema: AJARAN TURUN TEMURUN.
Shalom saudaraku.
Selamat malam, salam sejahtera bagi kita
sekaliannya, oleh karena kemurahan hati Tuhan kita diperkenankan untuk
mengusahakan dan memeliharakan Ibadah Doa Penyembahan.
Kita akan menyembah Tuhan namun biarlah
kiranya kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Doa Penyembahan
dari surat yang dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat yang di Kolose dari Kolose
2:8.
Saya juga tidak lupa menyapa umat Tuhan,
anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman
lewat livestreaming, vidio internet, youtube, maupun facebook, dimanapun
anda berada, di dalam negeri maupun di luar negeri kiranya Tuhan memberkati
kita sekaliannya.
Kolose 2:8
(2:8) Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya
yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia,
tetapi tidak menurut Kristus.
Hati-hati terhadap filsafat yang kosong dan
palsu yaitu ajaran turun-temurun dan
roh-roh dunia tetapi tidak menurut
Kristus.
Kita akan melihat ajaran turun-temurun dan
roh-roh dunia.
Tentang: AJARAN TURUN-TEMURUN.
1 Timotius 4:1
(4:1) Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu
kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran
setan-setan.
Di waktu-waktu kemudian akan ada orang yang
murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan. Itulah ajaran
turun-temurun dan roh-roh dunia.
Lebih jauh kita memperhatikan ajaran
turun-temurun di dalam...
Titus 3:9
(3:9) Tetapi hindarilah persoalan yang dicari-cari dan yang
bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum
Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka.
Ajaran turun-temurun atau silsilah itu
bersifat taurat atau penuh dengan aturan-aturan manusia.
Kolose 2:20-22
(2:20) Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan
bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan,
seolah-olah kamu masih hidup di dunia:
(2:21) jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini;
(2:22) semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa oleh
pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran manusia.
Rupa-rupa
peraturan, misalnya; “Jangan jamah ini, jangan kecap ini, jangan sentuh ini”. Semuanya itu
hanya mengenai barang yang fana yang tidak memberikan jaminan hidup.
Kolose 2:23
(2:23) Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat
dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri,
tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi.
Ibadah buatan tangan manusia atau ibadah taurat itu tidak ada gunanya walaupun
nampaknya penuh dengan hikmat
seperti merendahkan
diri, menyiksa diri, sebetulnya tidak ada gunanya selain
hanya untuk memuaskan hidup duniawi. Maka untuk beberapa kali saya sampaikan
kalau kita hidup, hiduplah seperti apa yang diinginkan oleh Tuhan, jangan hidup
sesuai dengan aturan sendiri. Demikian juga halnya kalau kita beribadah,
beribadahlah dengan sepantasnya, tidak perlu dengan menggunakan aturan yang
dibuat oleh manusia.
Kolose 3:1-2
(3:1) Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan
Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk
di sebelah kanan Allah.
(3:2) Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
Tindakan apabila dibangkitkan bersama dengan Kristus:
1. Carilah
perkara yang di atas dimana Kristus duduk di sebelah kanan Allah.
Sebagai pembela bagi kita
semua. Sebetulnya itu yang kita cari, tidak perlu menyiksa diri dengan
berbagai-bagai aturan-aturan oleh karena nafsu manusia itu sendiri.
2. Pikirkanlah
perkara yang di atas bukan yang di bumi.
Kita memikirkan
perkara yang di atas bukan perkara yang di bawah, bukan perkara lahiriah.
Ketika manusia batiniah
dibaharui dari sehari ke sehari maka manusia lahiriah semakin merosot. Namun
sekalipun demikian Rasul Paulus tidak tawar hati, tidak menjadi kecut hati
karena dia sadar Tuhan melihat manusia batin bukan manusia lahiriah.
Carilah perkara di atas dimana Kristus duduk di sebelah kanan Allah bapa menunjukkan bahwa Yesus
Kristus tampil sebagai pembela, kemudian pikirkanlah
perkara yang di atas bukan perkara yang di bawah di bumi, bukan perkara-perkara
lahiriah.
Mari kita perhatikan lebih rinci tentang ibadah
dengan buatan tangan manusia.
1 Timotius 4:2-3
(4:2) oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya
memakai cap mereka.
(4:3) Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan
makanan yang diciptakan Allah
supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah
mengenal kebenaran.
Pendusta-pendusta atau nabi-nabi palsu mereka
itu;
1. Melarang orang kawin (menikah).
2. Melarang orang makan makanan yang diciptakan
oleh Tuhan dan yang dikuduskan oleh Firman Tuhan.
Tadi sudah dijelaskan dalam Kolose 2; Jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini,
penuh dengan rupa-rupa peraturan buatan tangan manusia, namun tidak menuruti
Kristus. Disini juga ada rupa-rupa peraturan, dimana nabi-nabi palsu itu
melarang orang kawin, kemudian melarang orang makan makanan yang diciptakan
Allah sementara apa yang diciptakan oleh Allah itu telah dikuduskan oleh firman
Tuhan dan disertai dengam ucapan syukur.
Sekarang kita akan memperhatikan dua larangan
tersebut.
Yang Pertama:
MELARANG ORANG KAWIN.
Sebetulnya ini adalah perintah yang dibuat
oleh manusia, bertentangan sekali dengan ajaran sehat yang telah ditetapkan
oleh Allah sejak semula.
Kejadian 2:24
(2:24) Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya
dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi
satu daging.
Seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan
ibunya dan bersatu dengan istrinya sehingga keduanya menjadi satu daging.
Persamannya adalah satu ditambah satu
hasilnya tetap satu. Berarti dari pembacaan ayat ini kita dapat mengambil
kesimpulkan bahwa nikah itu sudah ditetapkan oleh Allah dari sejak semula. Jadi
sangat bertentangan sekali dengan rupa-rupa peraturan buatan tangan manusia
yaitu melarang orang kawin.
Kita lihat satu ditambah satu hasilnya
tetap satu daging di dalam..
Filipi 2:1-2
(2:1) Jadi
karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan
Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
(2:2) karena itu
sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam
satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
Di dalam Kristus ada lima perkara:
1. Ada nasihat.
2. Ada penghiburan kasih.
3. Ada persekutuan Roh.
4. Ada kasih mesra.
5. Ada belas kasihan.
Oleh sebab itu hendaklah:
1.
Sehati sepikir.
2. Satu
kasih.
3. Satu
jiwa.
4. Satu
tujuan.
Saudaraku, satu dan menjadi satu itu
berbeda. Yang Tuhan mau menjadi satu
bukan seorang diri
(satu), sampai pada akhirnya nanti terlihatlah kesatuan di
dalam nikah tersebut.
Jadi kalau kita tidak menjadi satu, maka kita tidak akan sampai kepada satu tujuan,
tidak menjadi satu visi. Maka penting sekali kita tertanam di dalam rumah Tuhan
supaya menjadi satu tujuan, satu visi, satu misi, tidak mengambil jalannya
masing-masing.
Nabi-nabi palsu melayani menurut cap mereka, menurut ajaran mereka
sehingga bertentangan dengan ajaran sehat. Kalau hal ini dituruti tidak akan
terjadi kesatuan tubuh antara anggota-anggota tubuh yang berbeda.
Berbegang teguh kepada kebenaran supaya kita tidak diombang-ambingkan
oleh rupa-rupa angin pengajaran palsu. Contoh kanak-kanak rohani,
angin bertiup ke timur dia ada di timur, angin bertiup ke barat dia ada di barat, jadi kebenaran itu
ditentukan oleh situasi, kondisi, keadaan yang ada.
Filipi 2:3-4
(2:3) dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau
puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang
seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
(2:4) dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan
kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
Setelah anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda menjadi satu maka otomatis tidak lagi mencari kepentingan sendiri
tetapi menganggap orang lain lebih penting dan lebih utama dari
dirinya sendiri.
Pendeknya; janganlah tiap-tiap orang
memperhatikan kepentingannya sendiri tetapi memperhatikan kepentingan orang
lain.
Lebih jauh kita melihat tentang kesatuan
ini...
Filipi 2:5-8
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan
perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
(2:6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
(2:7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil
rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan
diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Supaya satu ditambah satu hasilnya menjadi satu kita akan melihat dari
pribadi Yesus pada ayat 5 sampai ayat
8, yaitu: Dalam hidup bersama hendaklah menaruh pikiran dan perasaan yang
terdapat juga dalam Kristus Yesus.
Diawali dengan tidak mempertahankan haknya
sebagai milik yang harus dipertahankan. Seperti halnya Yesus dalam rupa Allah
tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan.
Prakteknya:
1. Mengosongkan
dirinya.
2. Mengambil rupa seorang hamba.
3.
Menjadi sama dengan manusia dalam keadaan merendahkan diri.
Keterangan:
KOSONG.
Kosong berarti tidak merasa diri bisa, tidak
merada diri mampu, tidak merasa diri lebih dari yang lain. Ini menunjuk kepada
orang yang tidak suka bermegah persis seperti Rasul Paulus sekalipun dia
diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga yang disebut Firdaus dan disitu juga
Tuhan menunjukkan dua perkara kepadanya yaitu: (1) Penglihatan-penglihatan, (2) Pernyataan-pernyataan
yang tak terucapkan oleh manusia menunjukkan
suatu persekutuan yang indah dengan Tuhan sebab persekutuan yang indah dengan
Tuhan itu menghasilkan bahasa
asing/ logat ganjil. Namun sekalipun itu nyata di dalam
pribadi Rasul Paulus dia tetap tidak mau bermegah = kosong.
Keterangan: MENGAMBIL
RUPA SEORANG HAMBA.
Praktek mengambil rupa seorang hamba:
1 Petrus 3:6
(3:6) sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia
tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak
takut akan ancaman.
Sara taat kepada Abraham dan menamai dia
tuannya. Menunjukkan bahwa Sara mengambil rupa seorang hamba bukan sebagai
seorang tuan. Mengambil rupa sebagai seorang hamba berarti taat, setia, dan
dengar-dengaran.
Kalau seseorang mengambil rupa seorang tuan, susah sekali menundukkan diri dan
merendahkan diri dihadapan Tuhan, susah sekali menjadi seorang hamba yang taat
kepada tuan, susah untuk dipimpin dan akhirnya tidak terpimpin.
Maka dalam mengikuti Tuhan tidak dilihat siapa
yang lebih cakap, siapa yang lebih hebat, dan siapa yang lebih pintar, pendeknya mengambil
rupa seorang tuan tidak akan pernah menyatu dengan Tuhan.
Rasul Paulus berkata sekalipun tubuhnya
dibakar kalau tanpa kasih maka tidak ada gunanya.
Lukas 22: 24
(22:24) Terjadilah juga pertengkaran di antara murid-murid Yesus,
siapakah yang dapat dianggap terbesar di antara mereka.
Terjadi juga pertengkaran diantara murid-murid
Yesus, hal itu terjadi karena murid-murid Yesus mengambil rupa seorang tuan.
Itulah yang terjadi kalau mengambil rupa sebagi seorang tuan, disitu ada
perselisihan, disitu ada pertengkaran, disitu terjadi percekcokan.
Lukas 22:25-26
(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa
memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka
disebut pelindung-pelindung.
(22:26) Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar
di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai
pelayan.
Pemimpin-pemimpin menurut dunia:
1. Raja-raja
bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka.
2.
Orang-orang yang manjalankan kuasa atas mereka disebut
pelindung-pelindung.
Tetapi tidaklah demikian di dalam Tuhan karena
pemimpin di dalam rumah Tuhan adalah:
1. Yang terbesar hendaklah menjadi yang paling muda, muda berarti minim
pengalaman.
Prakteknya
senantiasa mau diajar, mau dipimpin, mau mengalah, tidak merasa lebih hebat
dari yang lain, itulah muda (junior).
2. Pemimpin sebagai pelayan.
Jadi kalau mau
menjadi pemimpin yang besar layanilah Tuhan dengan sungguh-sungguh. Dengan
melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh saja itu sudah menjadi pemimpin besar.
Dulu hal-hal seperti ini tidak kita pahami,
kita berlomba-lomba menjadi yang paling besar mengambil rupa sebagai seorang
tuan sehingga menjadi
pemicu terjadi pertengkaran, perselisihan antara satu
dengan yang lain,
kemudian susah diatur karena merasa diri lebih hebat dari yang lain.
Lukas 22:27
(22:27) Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau
yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di
tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Yesus adalah pemimpin terbesar sepanjang masa
karena Dia telah membuktikan diri sebagai seorang pelayan, Dia adalah hamba
Tuhan.
Keterangan:
MENJADI SAMA DENGAN MANUSIA.
Filipi 2:8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan
diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Dalam keadaan sebagai manusia Yesus telah
merendahkan diri-Nya.
1 Petrus 5:5
(5:5) Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah
kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang
terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi
mengasihani orang yang rendah hati.
Tuhan menentang orang yang congkak, orang yang
tinggi hati, tetapi Tuhan mengasihani orang yang rendah hati. Sebab itu biarlah
kita saling merendahkan diri seorang dengan yang lain.
1 Petrus 5:6
(5:6) Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan
yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Sebab itu rendahkanlah dirimu dibawah tangan
Tuhan yang kuat supaya akhirnya kita ditinggikan-Nya.
Barangsiapa merendahkan diri maka dia akan
ditinggikan, sebaliknya barangsiapa meninggikan diri maka Tuhan akan merendahkan
dia di tempat yang rendah.
Ayo masing-masing kita merendahkan diri
seorang terhadap yang lain, merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat
supaya tidak ada gejolak. Kenapa terjadi gejolak di dalam suatu komunitas? Karena
masing-masing saling meninggikan diri.
Namun kalau kita merendahkan diri di bawah
tangan Tuhan yang kuat maka satu dengan yang lain akan saling merendahkan diri,
saling menghormati, ada toleransi yang hebat.
Sekarang kita kembali memperhatikan...
Kejadian 2: 21-22
(2:21) Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika
ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu
menutup tempat itu dengan daging.
(2:22) Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah
seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
Allah mengambil salah satu tulang rusuk Adam
lalu membangun seorang perempuan kemudian dibawalah kepada Adam (Adam dan
istrinya menjadi satu).
Kejadian 2:23
(2:23) Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang
dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia
diambil dari laki-laki."
Adam berkata; “Inilah dia daging dari
daging ku dan tulang dari tulangku.” Ini menunjuk kesatuan, berarti
sehati dan seperasaan sampai pada akhirnya satu tujuan, satu visi dan misi.
Kalau Tuhan yang membangun nikah disitu ada satu kesatuan, ada persekutuan roh,
ada kasih mesra bukan kasih yang sifatnya saling menyakiti, bahkan satu tujuan.
Adam yang pertama berasal dari tanah liat = daging,
tetapi Adam kedua (yang terakhir) itulah Kristus dialah Mempelai Laki-laki
Sorga.
Tuhan mau membangun kehidupan kita, itulah
yang disebut pembangunan tubuh Kristus yang sempurna dan menjadi Mempelai
Wanita Tuhan supaya pada akhirnya kita satu dengan Dia karena pada awalnya kita
satu dengan Tuhan tetapi karena ajaran yang tidak sehat yaitu kelicikan
daripada ular itu memperdaya Hawa sehingga nikah itu menjadi hancur.
Wahyu 19:6-7
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang
banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya:
"Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan
Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap
sedia.
Saudaraku, pesta nikah Anak Domba adalah
sasaran akhir dari ibadah pelayanan kita di atas muka bumi ini. Mereka yang
masuk dalam pesta nikah Anak Domba datang dari empat penjuru bumi; datang dari
barat, utara, timur, selatan, dan mereka menjadi satu seperti suara himpunan
besar orang banyak, seperti desau air bah, dan seperti deru guruh yang hebat.
Kalau satu menjadi satu disitu terjadi kekuatan yang hebat, disitu terlihat
kekuatan yang luar biasa sebab itu jangan berpikir pendek karena gereja Tuhan suatu
kali nanti masuk dalam pesta nikah untuk menjadi satu dengan Kristus. Kalau
gereja menikah dengan Kristus berarti kita juga harus menjadi manusia rohani.
Berarti yang menikah itu bukan tubuh jasmani manusia, tetapi manusia batin
(manusia Roh). Adam pertama daging tetapi Adam kedua (Adam terakhir) itulah
Kristus manusia Roh (manusia batin). Maka tidak boleh kita manjalankan ibadah
taurat, ibadah yang dijalankan oleh manusia bersifat daging.
Rasul Yohanes mendengar suara himpunan orang
banyak seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat. Kesimpulannya,
kalau ada kesatuan, ada kekuatan yang hebat.
Maka penting sekali kita tertanam di dalam
rumah kita masing-masing untuk menjadi satu, tertanam dalam kandang
penggembalaan ini untuk menjadi satu. Jangan sampai tersirat di dalam
pemikiran ini yang sifatnya
merusak kasih mesra.
Wahyu 19:8
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan
halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu
adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)
Kepada Mempelai Wanita Tuhan akan diberikan
lenan halus yang berkilau-kilauan dan putih bersih, itulah perbuatan-perbuatan
yang benar dari orang-orang kudus.
2 Korintus 11:2-3
(11:2) Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena
aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai
perawan suci kepada Kristus.
(11:3) Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari
kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh
ular itu dengan kelicikannya.
Rasul Paulus rindu mempertunangkan gereja Tuhan
menjadi perawan suci, menjadi Mempelai Wanita Tuhan sebab itulah sasaran akhir
dari ibadah dan pelayanan kita di atas muka bumi ini. Sebab itu, tolak ajaran
yang tidak sehat, tolak rupa-rupa peraturan yaitu: ibadah dengan
ajaran dan perintah dari manusia karena sebetulnya pendusta-pendusta melayani
dengan kelicikan mereka, melayani dengan cap mereka. Amin.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment