KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, September 5, 2025

IBADAH RAYA MINGGU, 31 AGUSTUS 2025


IBADAH RAYA MINGGU, 31 AGUSTUS 2025


KITAB WAHYU 19:10

(Seri: 2)


Subtema: PENYEMBAHAN YANG SALAH


Mula pertama saya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan, oleh karena rahmat-Nya kita dihimpunkan oleh Tuhan di atas gunung Tuhan yang kudus. Kita boleh datang menghadap Dia lewat Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh.


Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak Tuhan, umat ketebusan Tuhan yang turut bergabung lewat online / live streaming / video internet baik dari Youtube, Facebook, atau media sosial lainnya yang dapat digunakan (diakses).


Selanjutnya, mari kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari KITAB WAHYU 19. Dan kita masih berada pada Wahyu 19:10 untuk seri ke-2. Tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan Tuhan, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.


Wahyu 19:10

(19:10) Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: "Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat."


Hidup rohani kita harus sampai kepada doa penyembahan yang benar dan kita hanya menyembah kepada Allah saja.

Namun jika kita perhatikan, sekalipun Rasul Yohanes sudah berumur 90 tahun -- berarti sudah tua dan banyak pengalaman -- ternyata dia juga mengadakan penyembahan yang salah, memang bukan menyembah antikris tetapi tujuan penyembahannya salah.  Sebab, satu dari antara tua-tua berkata: "… Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu…”


Kita baca terlebih dahulu…

Matius 4:8-9

(4:8) Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, (4:9) dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."


Puncak ibadah (penyembahan tertinggi) dari setan tritunggal ialah: mamon, yakni; kerajaan dunia dengan kemegahan, kemewahan, serta keindahan-keindahan yang terdapat dalam dunia.


Matius 4:10

(4:10) Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"


Semua makhluk di bumi dan di Sorga hanya menyembah kepada Tuhan Allah saja, dan hanya kepada Dia saja kita berbakti. Kalau malam ini kita datang berbakti, itu tanda bahwa Tuhan Allah satu-satunya sesembahan kita.


Saudara, Rasul Yohanes berbakti dan beribadah kepada Allah dengan segenap hatinya, itu tidak bisa dipungkiri. Itu sebabnya, dia dapat penglihatan yang begitu hebat dari Tuhan. Tetapi, tujuan penyembahannya salah, dan penyembahan semacam ini harus dikoreksi.


Mari kita koreksi…

Perlu untuk diketahui: Penyembahan itu berbeda dengan penghormatan.

  • Penyembahan hanya ditujukan kepada Allah saja.

  • Penghormatan ditujukan kepada manusia dan memang itu perlu, supaya kita menghormati satu dengan yang lain.

Misalnya;

  • Antara anak dengan orang tua

  • Anggota sidang jemaat kepada bapa rohani; perlu dihormati bukan untuk disembah.


Lebih rinci lagi…

Roma 13:5-6

(13:5) Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita. (13:6) Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah.


Kita perlu menaklukan diri bukan saja karena kemurkaan Allah, tetapi kita menaklukan diri oleh suara hati, sebab semua lembaga atau perpanjangan tangan dari pemerintah adalah pelayan-pelayan Tuhan, sekalipun tidak mengenal Allahnya Israel.


Roma 13:7

(13:7) Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.


Bayarlah kepada semua orang yang harus kita bayar, umpama:

  • Pajak kepada orang yang berhak menerima pajak

  • Cukai kepada orang yang berhak menerima cukai

  • Rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut

  • Hormat kepada orang yang berhak menerima rasa hormat


1 Tesalonika 5:12-13 -- Perikop: "Nasihat-nasihat."

(5:12) Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu; (5:13) dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain.


Jemaat di Tesalonika diajar oleh Rasul Paulus untuk menghormati pemimpin jemaat atau gembala sidang, secara khusus seorang gembala…

  • Yang bekerja keras terhadap sidang jemaat,

  • Yang memimpin jemaat kepada Tuhan, bukan kepada perkara-perkara lahiriah.

  • Yang menegor jemaat sebagai tanda kasih, bukan karena rasa benci atau permusuhan.

Bahkan, sidang jemaat diajar untuk menjunjung gembala sidang dalam kasih terkait dengan kerja kerasnya.


Tetapi, seperti apapun pemakaian Tuhan terhadap gembala sidang, dan seperti apapun baiknya dan sucinya seorang gembala sidang yang disertai dengan kerja keras serta perhatiannya kepada sidang jemaat, gembala sidang cukup untuk dihormati bukan untuk disembah

Di atas tadi, rasul Yohanes “terbawa perasaan” sama seperti sidang jemaat yang melihat gembalanya dipakai luar biasa atau, karena kerja keras dan perhatiannya, sampai akhirnya lupa menyembah Allah.


1 Timotius 5:17 -- Perikop: "Beberapa petunjuk dan nasihat lagi."

(5:17) Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar.


Penatua-penatua atau gembala sidang yang baik pimpinannya (berarti bertanggung jawab kepada sidang jemaat), patut dihormati dua kali lipat, terutama pemimpin yang penuh jerih payah di dalam hal berkhotbah dan mengajar.


Kita lihat mengenai hormat dua kali lipat…

Ibrani 13:7

(13:7) Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.


Ingatlah pemimpinmu yang menyampaikan Firman Allah, jangan lupa kepada pemimpinmu. Kemudian perhatikan akhir hidup mereka, berarti awal yang salah dilupakan. Contohlah iman mereka; di dalam penyerahan diri kepada Tuhan dan  tidak takut dalam hal berkorban.


Ibrani 13:17

(13:17) Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.


Taat dan tunduk kepada pemimpin (gembala sidang), alasannya; seorang pemimpin berjaga-jaga atas jiwamu = orang yang bertanggungjawab. 


Sekarang kita lihat dua kali lipat.

Galatia 6:6

(6:6) Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.


Selain taat dan tunduk, tetapi di sini kita melihat; membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu. Singkat kata, hormat dua kali lipat adalah;

  1. Taat dan tunduk kepada pemimpin 

  2. Berbagi dengan orang yang memberikan pengajaran itu.


Kembali kita membaca…

1 Timotius 5:17 

(5:17) Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar.


Mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar.


Sekarang kita perhatikan dulu soal: JERIH PAYAH

1 Tesalonika 2:7

(2:7) Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.


Rasul Paulus tampil di tengah-tengah sidang jemaat sebagai seorang ibu.

Ibu 🡪  Gembala sidang atau pemimpin jemaat. Tugasnya adalah:

  1. Mengasuh, berarti memberi didikan salib atau pengajaran salib.

  2. Merawat = Mengobati sakit, baik sakit secara jasmani maupun sakit secara rohani.

  • Jasmani, misalnya; ada luka-luka di tubuh; disembuhkan. Mungkin jatuh, tabrakan dan seterusnya; didoakan.

  • Rohani; sakit batin, ini tidak bisa diobati oleh dokter, itu hanya bisa diobati oleh seorang ibu (gembala sidang).

Jadi jelas, hanya seorang ibu yang sanggup merawati anaknya (sidang jemaat) dan memberi kesembuhan terhadap luka-luka, baik luka jasmani ataupun luka rohani. Kalau tidak ada yang merawat, luka di hati akan terus dibawa sampai mati dan akhirnya pada hari penghakiman besar ia binasa.

Itu sebabnya, sebagai anak Tuhan, sungguh-sungguhlah kita tergembala dihadapan Tuhan. Nanti, Tuhan Yesus sebagai Gembala Agung akan menjadi Ibu yang mengerti mengasuh, Ibu yang mengerti kedalaman hati kita, Ibu yang mengerti kesusahan kita dan juga luka-luka batin kita.


1 Tesalonika 2:9

(2:9) Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu.


Di sini kita melihat, Rasul Paulus ditandai dengan usaha dan jerih lelah. Pendeknya, Rasul Paulus bekerja siang malam dalam hal memberitakan Injil Allah kepada jemaat di Tesalonika dan jemaat kecil di Asia lainnya.


1 Tesalonika 2:11

(2:11) Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang,


Sebagai bapa yang baik, Rasul Paulus mengerti keberadaan sidang jemaat sebagai anak-anak rohaninya; menasihati dan menguatkan sidang jemaat. 


Demikian juga Yusuf, ia juga menjadi bapa, karena dalam 7 tahun kelimpahan; ia sanggup memenuhi kebutuhan dunia ini sebagaimana yang tertulis dalam Kejadian 45:8 --- Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir. --- Kenapa dia layak disebut sebagai bapa? Yusuf dijadikan sebagai bapa karena ia dapat memenuhi nafkah, ia sanggup memberi makan, minum seisi istana di Mesir.


Itulah sebabnya di atas saya katakan, berilah hormat kepada siapa yang layak menerima penghormatan menurut Alkitab, bukan menurut pengertian manusia, supaya kita jangan keliru menjalankan kehidupan ini.

Itulah sedikit contoh terkait dengan tentang penghormatan.


Jadi saudara, gembala sidang atau pemimpin jemaat hanya cukup untuk dihormati, tetapi yang harus disembah adalah Tuhan Allah sebagaimana yang sudah kita baca tadi dalam Matius 4:10 --- “…… Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

Bukti kita menyembah Allah: berbakti kepada Tuhan, tekun dalam tiga macam ibadah pokok.


Soal MENYEMBAH TUHAN ALLAH, kita belajar dari satu kisah yang tidak asing bagi kita dari Matius 2:1-2.


Matius 2:1-2 -- Perikop: "Orang-orang majus dari Timur."

(2:1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."


Yesus lahir di Betlehem di tanah Yudea, tepatnya pada zaman raja Herodes. Tetapi di sisi lain, pada saat Yesus lahir datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem. Tujuannya: untuk menyembah Dia.

Kata "DIA" 🡪 Yesus yang lahir di Betlehem, raja orang Yahudi.


Saudara, dari Timur sampai ke Yerusalem, jika dikaitkan dengan Tabernakel, itu berarti; dari PINTU GERBANG sampai ke RUANGAN MAHA SUCI

















Itu berarti untuk berada pada tingkat yang ketiga itulah Ruangan Maha Suci, terlebih dahulu melewati tahap demi tahap. Demikian juga anak-anak yang baru lahir, dia tidak akan sampai ke tingkat kedewasaan kalau belum melewati tahap demi tahap yaitu; kanak-kanak, remaja, dewasa.


Mari kita lihat tahap-tahap itu dalam…

TAHAP PERTAMA

Ibrani 6:1-2

(6:1) Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, (6:2) yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.


ASAS-ASAS PERTAMA dari ajaran tentang Kristus:

  1. Percaya, bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada PINTU GERBANG.

  2. Bertobat,  bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada  MEZBAH KORBAN BAKARAN

  3. Dibaptis,  bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada  KOLAM PEMBASUHAN TEMBAGA

  4. Penumpangan tangan, berarti; penuh dengan Roh Kudus, terkena pada; PINTU KEMAH

Adapun fungsi Pintu Kemah; memisahkan Ruangan Suci dari Halaman, karena di Halaman ibadahnya berbau daging.


Dari asas-asas pertama, selanjutnya BERALIH KEPADA PERKEMBANGAN YANG PENUH sebagai tahap berikutnya.


Kita lihatlah tahap berikutnya dalam…

TAHAP KEDUA

Kisah Para Rasul 2:36-38 -- Perikop: "Khotbah Petrus"

(2:36) Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus." (2:37) Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?" (2:38) Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.


Asas-asas pertama tentang Kristus:

  1. Menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat = percaya, terkena kepada PINTU GERBANG

Ayat referensi: Yohanes 1:12.

  1. Bertobat, terkena kepada MEZBAH KORBAN BAKARAN.

  2. Dibaptis, terkena kepada KOLAM PEMBASUHAN.

  3. Menerima karunia Roh Kudus, terkena kepada PINTU KEMAH


Kisah Para Rasul 2:39-40

(2:39) Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita." (2:40) Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: "Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini." 


Tahap pertama itulah asas-asas pertama yang terkait dengan ajaran Kristus = memberi diri untuk diselamatkan. Ditebus berarti diampuni, itu juga berbicara tentang keselamatan. 

Yesus telah mengerjakan keselamatan itu, Dia rela mati di atas kayu salib (Mezbah Korban Bakaran) dan bangkit pada hari yang ketiga (Kolam Pembasuhan Tembaga).


Singkat kata, kita tidak perlu mencari keselamatan tetapi keselamatan itu harus dikerjakan, sebab Tuhan telah memberi keselamatan itulah pengampunan dosa. Tetapi banyak orang Kristen tidak paham mengenai hal ini, mereka mencari keselamatan, padahal Tuhan sudah memberi keselamatan, sebab Tuhan sudah mengerjakan penebusan dan pendamaian atas dosa. Jadi keselamatan itu bukan untuk dicari tetapi untuk dikerjakan, berarti masuk dalam pengudusan; memberi diri untuk disucikan.


Kisah Para Rasul 2:41

(2:41) Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.


Yang menerima keselamatan itu jumlahnya kira-kira 3.000 jiwa

3000 jika dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada Bait Suci Allah, berarti; dari RUANGAN SUCI sampai RUANGAN MAHA SUCI, dengan rincian: 

  • Panjang Ruangan Suci 20 hasta.

  • Panjang Ruangan Maha Suci 10 hasta.

  • Lebar Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci masing-masing 10 hasta 

  • Tinggi Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci masing-masing 10 hasta

30 x 10 x 10 = 3000 hasta


Singkat kata, Bait Suci Allah adalah tahap kedua, sedangkan asas-asas pertama tentang ajaran Kristus adalah tahap pertama (sudah kita perhatikan di atas tadi).


Jadi, sekali lagi saya tandaskan, Bait Suci Allah adalah tahap yang kedua, namun dibagi menjadi 2 (dua) bagian...

BAGIAN PERTAMA: RUANGAN SUCI

Di dalamnya ada 3 (tiga) macam alat 🡪 Ketekunan dalam 3 (tiga) macam ibadah pokok.

  1. MEJA ROTI SAJIAN 🡪 Ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci = Iman

  2. PELITA EMAS 🡪  Ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian = Pengharapan

  3. MEZBAH DUPA 🡪  Ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan = Kasih


Mari kita buktikan dengan pengajaran rasul-rasul hujan awal...

Kisah Para Rasul 2:42

(2:42) Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.


Gereja mula-mula bertekun dalam pengajaran rasul-rasul, yaitu;

  1. Tekun dalam memecahkan roti = Tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci 🡪 MEJA ROTI SAJIAN

  2. Tekun dalam persekutuan = Tekun dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh 🡪 PELITA EMAS

  3. Tekun dalam berdoa = Tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan 🡪 MEZBAH DUPA











Jadi, ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok adalah bagian dari tahap kedua.


Bait Suci Allah adalah tahap yang kedua, namun dibagi menjadi 2 (dua) bagian...

BAGIAN KEDUA: RUANGAN MAHA SUCI

Di dalam Ruangan Maha Suci terdapat satu alat yaitu TABUT PERJANJIAN. Ini adalah alat terutama dari semua alat yang ada di Tabernakel. 

Tabut Perjanjian 🡪 Mempelai wanita Tuhan / gereja Tuhan yang sempurna, dimana kualitas rohaninya sudah sederajat dengan kualitas rohani dari Mempelai Laki-Laki / segambar dan serupa dengan Allah.

Tabut Perjanjian terbuat dari kayu penaga yang sudah disalut dengan emas dari dalam maupun dari luar (Emas 🡪 tabiat Ilahi; kesucian dan kemurnian Ilahi)


Kita lihat terlebih dahulu...

Daniel 8:9

(8:9) Maka dari salah satu tanduk itu muncul suatu tanduk kecil, yang menjadi sangat besar ke arah selatan, ke arah timur dan ke arah Tanah Permai.


Nanti, antikris akan menjadi sangat besar, menjadi raja dan memerintah atas seantero dunia dan takhta mereka ada disebelah utara. 

  • Dari utara ia berburu ke selatan (lawan utara adalah selatan)

  • Dari selatan ia buru ke timur

  • Dari timur ia buru ke arah Tanah Permai.

Tanah Permai jika dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada RUANGAN MAHA SUCI 

Permai (menurut KBBI) artinya: elok, indah, cantik


Jadi saudara, sudah jelas, RUANGAN MAHA SUCI di sebelah barat dengan satu alat yang ada di dalamnya 🡪 Mempelai Wanita Tuhan / gereja Tuhan yang sempurna, yang begitu elok, cantik dan indah.


Saya akan buktikan bahwa Yerusalem adalah bagian barat dan itu adalah Tanah Permai.

Wahyu 21:1-2 -- Perikop: "Langit yang baru dan bumi yang baru."

(21:1) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. (21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.


Pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya --- permai, cantik dan indah, karena kerohaniannya sudah didandani oleh Tuhan.

Jadi, jelas Ruangan Maha Suci adalah bagian barat, itu menggambarkan kota kudus, Yerusalem yang baru, mempelai wanita Tuhan / gereja Tuhan yang sempurna


Wahyu 21:9 🡪 Pengantin perempuan mempelai anak domba.

Wahyu 21:10 🡪 Pengantin perempuan itu digambarkan seperti gunung besar lagi tinggi, itulah kota kudus. 

Wahyu 21:11 🡪 Pengantin perempuan itu bercahaya kemuliaan Allah, berarti kualitas rohaninya sederajat dengan kualitas rohani dari Mempelai Laki-Laki Sorga.

Jadi, sekali lagi saya tandaskan Wahyu 21:1-2, kota kudus Yerusalem baru betul-betul permai

 

Kemudian saudara, Tabut Perjanjian itu ada di Ruangan Maha Suci. Ruangan Maha Suci, panjangnya 10, lebarnya 10, tingginya 10 berarti bentuknya empat persegi.


Wahyu 21:16

(21:16) Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama.


Yerusalem baru bentuknya EMPAT PERSEGI (kotak), sebab ukurannya: 10 x 10 x 10 = 1000 hasta, itulah hari perhentian, kerajaan 1000 tahun damai, disebut juga hari sabat (hari ketujuh).

Jadi, Ruangan Maha Suci gambaran dari kota kudus, Yerusalem baru.


Namun, sesudah kita melihat bagian yang kedua yang dibagi dalam dua bagian (Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci), yang menjadi pertanyaannya sekarang: Siapa yang membawa kita ke Tanah Permai yang di sebelah Barat?

Untuk memperoleh jawabannya, maka kita akan membaca kisah dari orang Majus tadi di dalam..

Matius 2:1-2 -- Perikop: "Orang-orang majus dari Timur."

(2:1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (2:2) dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."


Di sini jelas dikatakan, orang-orang majus dipimpin oleh Bintang Timur.


Kita lihat dulu; Bintang Timur...

Wahyu 22:16-17

(22:16) "Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang." (22:17) Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!


Yang menuntun kita kepada Tanah Permai, menjadi mempelai Tuhan, menjadi satu kehidupan yang begitu indah, elok dan cantik adalah Tunas Daud, Dialah Bintang Timur yang gilang-gemilang.

Bintang Timur yang gilang-gemilang, itulah pribadi Yesus Kristus, singa dari suku Yehuda, berarti: Raja orang Yahudi. Kata “gilang-gemilang” artinya; berhasil dan berkemenangan. 

Jadi, satu-satunya keberhasilan dan kemenangan yang dicapai apabila anak-anak Tuhan dipimpin sampai Tanah Permai oleh Bintang Timur.


Ibrani 7:1-2 -- Perikop: "Kristus dan Melkisedek."

(7:1) Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia. (7:2) Kepadanya pun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera.


Yesus adalah Raja Salem atau Raja damai sejahtera, sebab Dia adalah singa dari suku Yehuda. Tetapi, dalam ayat ini, Ia juga disebut Imam Allah Yang Mahatinggi atau Imam Besar Agung.

Pekerjaan Imam Besar Agung:

  1. Melayani, berdoa, dan memperdamaikan dosa manusia.

  2. Memimpin ibadah di bumi ini sampai puncak ibadah itulah doa penyembahan.


Jadi, yang membawa kita sampai ke Tanah Permai adalah Bintang Timur yang gilang-gemilang, Dia Imam Besar Agung, Dialah yang memimpin ibadah-ibadah di atas muka bumi ini sampai Tanah Permai, puncak ibadah itulah doa penyembahan.


Saudara, orang-orang majus ini juga disebut manusia Ilahi, sebab tidak ada yang bisa menjelaskan dari mana datangnya. Orang-orang majus disebut manusia Ilahi dilihat dari persembahannya. Saya akan jelaskan hal itu nanti.


Ibrani 3:1-2, 6 -- Perikop: "Yesus lebih tinggi dari Musa."

(3:1) Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, (3:2) yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musa pun setia dalam segenap rumah-Nya. (3:6) tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.


Sebagai Imam Besar Agung, Dia memimpin sidang jemaat yang adalah tubuh-Nya sampai kepada akhirnya itulah Ruangan Maha Suci, Tanah Permai, Yerusalem yang baru, mempelai wanita Tuhan yang begitu cantik, elok parasnya, sebab Tuhan yang mendandani hidup rohani kita masing-masing.


Wujud mempelai Tuhan di bumi ini adalah: doa penyembahan.

Perlu untuk diketahui: Ibadah itu mengandung janji… (1 Timotius 4:8)

  • Baik untuk masa sekarang 🡪 ibadah dibawa sampai puncaknya itulah doa penyembahan

  • Baik untuk masa yang akan datang 🡪 menjadi mempelai wanita Tuhan, milik kepunyaan Allah sendiri, bahagia bersama dengan Dia di dalam kerajaan Sorga untuk selama-lamanya.


Jadi jelas, kalau ibadah kita sudah sampai kepada puncaknya itulah doa penyembahan, dialah yang akan menjadi mempelai Tuhan. Itu sebabnya, wujud mempelai adalah doa penyembahan.  Oleh sebab itu, untuk kesekian kali saya sampaikan; Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel benar-benar akurat untuk memimpin kehidupan nikah dan rumah tangga kita masing-masing. 


Jadi jelas sekali saya tandaskan, Imam Besar Agung memimpin kita sampai ke Tanah Permai, wujudnya; doa penyembahan. Dan hal itu juga nampak dalam Wahyu 8:3-4.


Wahyu 8:3-4

(8:3) Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. (8:4) Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.


Yesus Imam Besar Agung memimpin ibadah-ibadah di muka bumi sampai kepada puncaknya itulah doa penyembahan, bagaikan asap kemenyan yang naik ke hadirat Allah menembusi takhta Allah. 

Penyembahan artinya: penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah. Jadi kehendak kita diserahkan kepada kehendak Allah, itulah penyembahan, lalu pada saat itulah terjadi perobekan daging. Sebelum kehendak diri ini diserahkan kepada Allah, tidak akan pernah terjadi perobekan daging (Matius 27:50-52).


Ibrani 10:19-21 -- Perikop: "Ketekunan."

(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,


Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri --- Diri-Nya sendiri telah robek. Demikian juga kita, harus mengalami perobekan daging, jangan sampai dari tahun ke tahun beribadah tetapi tidak mengalami perobekan daging.


Mari kita lihat ketika sudah terjadi perobekan daging...

Ibrani 10:21

(10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.


Yesus adalah Imam Besar, kepala Rumah Allah berarti; memimpin rohani kita sampai kepada doa penyembahan. Dialah yang membuka jalan yang baru, karena sudah terjadi perobekan daging.

Jadi sekali lagi saya tandaskan, kalau ibadah tidak memuncak sampai kepada doa penyembahan; tidak akan mungkin mengalami perobekan daging, biarpun dari hari ke hari berada di rumah Tuhan. 


Di sini kita melihat dengan jelas; hormat hanya kepada manusia. Tetapi yang harus disembah adalah Tuhan Allah. Dan kita sudah belajar bagaimana orang-orang Majus menyembah Allah. Yang memimpin orang-orang Majus sampai ke Tanah Permai adalah Bintang Timur, berarti; singa dari suku Yehuda, Raja orang Yahudi, tetapi, Dia juga adalah Imam Allah yang maha tinggi, memimpin ibadah sampai kepada puncaknya itulah doa penyembahan sebagai wujud dari mempelai Tuhan. 


Saudara, kita sudah mengetahui bahwa  yang harus disembah adalah Tuhan Allah, jangan keliru lagi. Di atas tadi kita sudah koreksi penyembahan Yohanes, memang, dia sudah berbakti dengan sepenuh hati, hanya penyembahannya masih salah, kemungkinan ia terharu dengan penglihatan itu. Sebab, kepada rasul Yohanes ditunjukan segala sesuatu yang terjadi, jadi, sebagai manusia ia terharu. Tetapi satu dari 24 tua-tua itu berkata; saya sama dengan kamu yaitu hamba, jadi jangan berbuat demikian, tetapi sembahlah Allah. 

Jadi, di dalam menyembah Allah, kita harus mengerti langkah-langkahnya, tidak mungkin kita bisa menyembah Allah, tetapi tidak mengikuti langkah-langkah yang ada. Seperti langkah-langkah dari orang-orang Majus; dari PINTU GERBANG sampai ke Yerusalem Baru, Tanah Permah itulah RUANGAN MAHA SUCI = dari Timur ke Barat. 


Orang-orang Majus adalah manusia Ilahi, mari kita lihat hal itu ...

Matius 2:9

(2:9) Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada.


Tugas dari bintang-bintang di langit adalah menuntun banyak orang dalam kebenaran, sebagaimana yang tertulis dalam Daniel 12:3. Bintang-bintang ini adalah orang-orang yang diurapi, orang-orang yang bijaksana.


Matius 2:10-11

(2:10) Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. (2:11) Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.


Saudara, orang Majus tidak menyembah Herodes, tetapi kerinduan orang Majus terwujud yaitu; menyembah Raja orang Yahudi. Kemudian, di tengah-tengah penyembahan itu mereka membawa korban dan persembahan antara lain; emas, kemenyan dan mur. Dari tiga persembahan ini jelas mereka adalah manusia Ilahi yang akhirnya diangkat hidup-hidup ke Sorga. 

  1. Emas → Kemurnian, gambaran dari Musa.

  2. Kemenyan → Doa penyembahan, gambaran dari pribadi Henokh yang bergaul dengan Allah selama 300 tahun.

  3. Mur, itu adalah Elia; kehidupan yang diurapi. Elia diangkat ke Sorga dengan kereta api Roh Kudus.

Dari persembahan inilah terlihat bahwa mereka adalah manusia Ilahi. Itu sebabnya, tidak ketahuan dari mana asal mereka. 

Tetapi, teologi-teologi sekarang berkata bahwa orang-orang Majus dari Korea, Jepang dan Cina, karena itu adalah Asia Timur. Sedih rasanya mendengar pengertian-pengertian seperti ini, diartikan sesuka hatinya.


Jadi, sekali lagi saya tandaskan; tidak ada yang tahu orang Majus dari mana, yang pasti dari Timur. Tetapi dari persembahannya menggambarkan bahwa mereka adalah manusia Ilahi. Ada 3 (tiga) manusia Ilahi yang diangkat hidup-hidup;

  • Emas itulah Musa

  • Kemenyan itulah Henokh

  • Mur itulah Elia

Dan yang keempat adalah Yesus yang disembah, Dia adalah pribadi yang naik ke Sorga dengan hidup-hidup.


Kita bersyukur kepada Tuhan, karena Ia memimpin langkah-langkah rohani kita untuk sampai kepada doa penyembahan. Tetapi, hormat hanya kepada manusia. Amin.


TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI


Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang






No comments:

Post a Comment