IBADAH RAYA MINGGU, 15 DESEMBER 2013
Tema: JEMAAT
DI TIATIRA (Wahyu 2: 18-29)
(Seri
07)
Subtema: TIDAK MENYELIDIKI SELUK BELUK IBLIS
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kemurahan Tuhan, kita boleh berada di dalam
rumah Tuhan, beribadah melayani Tuhan.
Minggu lalu saya tidak bersama-sama dengan sidang jemaat untuk beribadah melayani Tuhan karena
kesehatan saya terganggu, di mana perut saya kembali sakit. Tetapi oleh karena
kemurahan Tuhan, lewat doa-doa saudara, Tuhan pulihkan saya. Biarlah kita saling bergandengan tangan, saling
mendoakan satu dengan yang lain.
Kita kembali memperhatikan sidang jemaat di Tiatira dari
Wahyu 2: 18-29
Namun malam ini kita fokus memperhatikan ayat 24
saja.
Wahyu 2: 24
(2:24)
Tetapi kepada kamu, yaitu orang-orang lain di Tiatira, yang tidak mengikuti
ajaran itu dan yang tidak menyelidiki apa yang mereka sebut seluk-beluk Iblis,
kepada kamu Aku berkata: Aku tidak mau menanggungkan beban lain kepadamu.
Tuhan mengetahui keadaan dari sidang jemaat di Tiatira
dengan jelas dan benar.
Sebab pada ayat 23 dikatakan: Akulah yang menguji batin
dan hati orang.
Oleh sebab itu, biarlah kita memberikan jantung dan
ginjal dijamah, diperbaiki oleh Tuhan sehingga kita benar-benar bertobat di
hadapan Tuhan dalam segala sesuatu, dalam segala perkara, dan kita betul-betul
hidup baru, yang lama telah berlalu.
Kemudian ayat 24 Tuhan berkata:
-
“orang-orang lain di Tiatira, yang tidak mengikuti ajaran itu”,
maksudnya adalah tidak mengikuti ajaran Izebel.
-
“dan yang tidak menyelidiki apa yang mereka sebut seluk-beluk Iblis”
Namun
ada baiknya kita terlebih dahulu membaca
ayat 18.
Wahyu 2: 18
(2:18)
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira: Inilah firman Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya
bagaikan tembaga:
Yesus tampil sebagai Anak Allah, yang matanya bagaikan
nyala api untuk menyelidiki, mengoreksi dan menyucikan dosa-dosa dari sidang
jemaat di Tiatira.
Setelah diselidiki maka tampaklah keberadaan dari sidang
jemaat di Tiatira, terlihatlah dengan jelas kelemahan dan kelebihan sidang
jemaat di Tiatira.
Kelebihan sidang jemaat di Tiatira.
Wahyu 2: 19
(2:19) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu
maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu
yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama.
Tuhan berkata “Aku
tahu” sebanyak dua kali;
- “Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik
pelayananmu maupun ketekunanmu”
Tuhan
mengetahui baik kasih maupun iman, baik pelayanan maupun ketekunan, Tuhan
mengetahui segala sesuatunya.
-
“Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang
pertama.”
Kalau kita
setia melayani Tuhan, setia dalam segala sesuatu, maka pekerjaan yang terakhir secara otomatis lebih banyak dari pekerjaan yang pertama.
Itu adalah kelebihan dari sidang jemaat di Tiatira di
hadapan Tuhan.
Kekurangan sidang jemaat di Tiatira.
Wahyu 2: 20
(2:20)
Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau
membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan
menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan
persembahan-persembahan berhala.
Namun Tuhan mencela sidang jemaat di Tiatira, itu
sebabnya Tuhan berkata: “Aku mencela
engkau”
Berarti ada cela, ada kekurangan, ada kelemahan di dalam
sidang jemaat di Tiatira.
Cela / kekurangan dari sidang jemaat di Tiatira adalah; MEMBIARKAN
WANITA IZEBEL MENGAJAR dan MENYESATKAN HAMBA-HAMBA TUHAN.
Di dalam 2 Timotius 1 dengan jelas Tuhan melarang
perempuan untuk memerintah dan mengajar laki-laki terlebih dalam ibadah
pelayanan.
Oleh sebab itu, hendaknya seorang perempuan berdiam diri
dalam ibadah pelayanan.
Ketika membiarkan wanita Izebel mengajar dan menyesatkan,
dua hal terjadi;
- Hamba-hamba Tuhan berbuat zinah.
Menduakan
hati Tuhan / menyembah berhala itu merupakan perzinahan secara rohani.
Segala
sesuatu yang melebihi dari Tuhan itu merupakan berhala. Perut bisa dijadikan
berhala, uang, harta, pekerjaan, itu semua bisa dijadikan berhala. Saudaraku tidak ada kebenaran yang berasal dari penyembahan berhala. Sekalipun seseorang berjuang untuk berhala, namun kebenaran
tidak akan ditemukan di dalamnya.
Sedangkan kebenaran yang sejati diumpamakan seperti perjamuan
kawin anak raja; semua orang diundang dalam
perjamuan kawin, domba-domba telah tersembelih sebagai makanan.
Domba-domba
yang tersembelih adalah korban penghapus dosa yang
dikerjakan Yesus di atas kayu salib, itulah kebenaran yang sejati, di luar itu
tidak ada kebenaran.
- Makan persembahan-persembahan berhala.
450 nabi
Baal dan 400 nabi Asyera makan dari meja istana Izebel = makan persembahan berhala ( 1 Raja – Raja 18:19 )
Itu
sebabnya di ayat selanjutnya, Elia berkata kepada seluruh rakyat: berapa lama lagi kamu berlaku
timpang dan bercabang hati, kalau
Tuhan itu Allah, ikutilah Dia!
Berarti; kalau makan dari persembahan-persembahan berhala, seseorang akan berlaku timpang dan bercabang hati (mendua hati) di hadapan Tuhan dan tidak setia.
Sekarang kita
meperhatikan ayat 24 bagian yang kedua
Wahyu 2: 24
(2:24)
Tetapi kepada kamu, yaitu orang-orang lain di Tiatira, yang tidak mengikuti
ajaran itu dan yang tidak menyelidiki apa yang mereka sebut seluk-beluk Iblis,
kepada kamu Aku berkata: Aku tidak mau menanggungkan beban lain kepadamu.
Ada orang-orang lain di Tiatira yang tidak mengikuti ajaran itu (ajaran Izebel), dengan
kata lain tidak mencemarkan diri dengan ajaran Izebel.
Ketika hamba-hamba Tuhan mencemarkan diri dengan ajaran
Izebel, yaitu 450 nabi Baal dan
400 nabi Asyera, termasuk Ahab raja Israel, berpaling dari pada Tuhan.
Ajaran dari izebel ini adalah ajaran yang mencemarkan dan
ajaran yang mematikan.
Dahulu dalam peperangan, seorang tentara menggunakan senjata pedang, tombak, dan lain
sebagainya. Kemudian meningkat lagi, orang menggunakan
senjata api, baik itu pistol, bedil atau pun meriam. Alat senjata perang lebih
meningkat dan lebih efisien untuk membunuh musuh.
Namun
ada lagi yang lebih berbahaya, yaitu
senjata kimia (nuklir). Ketika
udara dicemarkan, maka tanpa disadari akan mengalami
kematian.
Oleh sebab itu, hati-hati, jangan mencemarkan diri dengan
ajaran Izebel.
Dalam nikah rumah tangga, para isteri tunduk kepada
suami. Dalam kandang penggembalaan, sidang jemaat dengar-dengaran terhadap
gembala.
Kalau tidak, maka ajaran Izebel akan mencemari kerohanian
kita dan itu sangat berbahaya sekali, sebab mengarah kepada kematian rohani,
bagaikan senjata kimia (nuklir) mencemari udara dan
apabila menghirup udara yang dicemari akan mengalami kematian.
Kemudian
ada juga orang-orang lain di Tiatira yang tidak menyelidiki apa yang mereka sebut
seluk beluk iblis.
Dalam ejaan lama; “tiada
mengetahui segala perkara iblis yang dalam-dalam”
Memang, sebaiknya anak-anak Tuhan di hari-hari terakhir
ini tidak perlu menyelidiki selub beluk dari pada iblis setan, sebab itu sangat
berbahaya sekali.
Saya beri sedikit ilustrasi; di beberapa tempat ada yang
disebut rumah setan / rumah hantu. Di dalam rumah hantu terdapat banyak patung –
patung buatan yang menyeramkan, supaya
setiap orang yang masuk ke dalamnya ketakutan dan susah untuk mencari jalan keluar.
Demikian juga kalau menyelidiki apa yang mereka sebut dengan seluk iblis setan, maka nanti akan terperangkap di
dalamnya. Segala sesuatu yang berasal dari iblis setan adalah hal-hal yang
buruk, hal-hal yang mistis dan jahat, tidak ada hal-hal yang baik dan suci.
Kemudian, setiap orang pasti memiliki masa lalu. Masa
lalu dari tiap-tiap orang merupakan pengalaman yang kurang
enak dan boleh dikatakan hal – hal yang tidak baikl (jahat), dan masa lalu dari seseorang tidak perlu diselidiki, tidak perlu ditelusuri, tidak
perlu diungkit-ungkit / dimunculkan di atas permukaan. Sebab bisa mempengaruhi hati, pikiran dan perasaan menjadi tidak baik. Jangan menyelidiki seluk beluk dari iblis setan.
Tuhan telah menyerahkan nyawa-Nya di atas kayu salib.
Untuk beberapa waktu lamanya Ia ditinggalkan oleh Allah Bapa, itu sebabnya
Yesus berseru: “Eli, Eli lama sabhaktani”
Dan kata yang terakhir dalam injil Yohanes 19, sesudah Ia
minum anggur asam, Ia berkata: “sudah
selesai”, artinya; dosa masa lalu tidak perlu diungkit-ungkit dan dosa yang
pernah dilakukan, jangan diulangi lagi, sebab Tuhan sudah menanggungnya di atas
kayu salib, Dia menjadi korban penebus salah.
Tuhan tidak ingat dosa kita semua, Tuhan tidak ingat masa
lalu kita semua.
Kiranya kita semua memusatkan perhatian hanya kepada
perkara-perkara di atas, kepada ibadah pelayanan, kepada firman Tuhan, tidak
menyelidiki apa yang mereka sebut dengan seluk beluk iblis setan.
Sekali lagi saya tekankan; kiranya mulai malam ini, detik
ini, kita memusatkan perhatian kita hanya kepada perkara di atas, perkara di sorga, kepada
kebenaran yang berasal dari firman Tuhan, tidak perlu menyelidiki yang
lain-lain, sebab Tuhan telah menanggung dosa kita di atas kayu salib.
Nehemia 8: 1-4
(8:1)
Ketika tiba bulan yang ketujuh, sedang orang Israel telah menetap di
kota-kotanya,
(8:2) maka
serentak berkumpullah seluruh rakyat di halaman di depan pintu gerbang Air.
Mereka meminta kepada Ezra, ahli kitab itu, supaya ia membawa kitab Taurat
Musa, yakni kitab hukum yang diberikan TUHAN kepada Israel.
(8:3) Lalu
pada hari pertama bulan yang ketujuh itu imam Ezra membawa kitab Taurat itu ke
hadapan jemaah, yakni baik laki-laki maupun perempuan dan setiap orang yang
dapat mendengar dan mengerti.
(8:4) Ia
membacakan beberapa bagian dari pada kitab itu di halaman di depan pintu
gerbang Air dari pagi sampai tengah hari di hadapan laki-laki dan perempuan dan
semua orang yang dapat mengerti. Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu.
Dengan penuh perhatian seluruh umat Israel mendengarkan
pembacaan kita Taurat, yang dibacakan oleh nabi Ezra, sebab ia
adalah ahli kitab Taurat Musa.
Saya menghimbau, di hari-hari terakhir ini, biarlah
kiranya kita memusatkan perhatian hanya kepada kebenaran firman Tuhan, tidak
perlu menyelidiki apa yang mereka sebut seluk beluk iblis setan, sebagaimana
umat Israel, setelah kembalinya dari pembuangan, baik laki-laki dan perempuan, mendengar dan memperhatikan firman
Tuhan dengan seksama.
Sesungguhnya, umat Israel itu baru saja dipulangkan /
kembali dari pembuangan (dari Babel), pada saat itulah kitab Taurat dibacakan
oleh nabi Ezra. Itu menunjukkan bahwa Tuhan tidak mengingat dosa, masa lalu dari umat Israel.
Kalau Tuhan ijinkan nabi Ezra membacakan kitab Taurat
Musa di hadapan umat Israel, itu merupakan kemurahan Tuhan bagi umat Israel, Tuhan
tidak mengingat dosa umat Israel.
Yang terpenting di sini adalah kita hanya menyelidiki atau memusatkan perhatian hanya kepada kebenaran firman
saja, tidak kepada yang lain.
Nehemia 8: 7
(8:7) Lalu
Ezra memuji TUHAN, Allah yang maha besar,
dan semua orang menyambut dengan: "Amin, amin!", sambil mengangkat
tangan. Kemudian mereka berlutut dan sujud menyembah kepada TUHAN dengan muka
sampai ke tanah.
Setelah membacakan kitab Taurat Musa, selanjutnya Ezra
memuji Tuhan Allah Israel, Allah Yang Maha Besar.
Kemudian, semua orang menyambut dengan berkata: “Amin, Amin”
Berarti, seluruh umat Israel turut memuji Tuhan, turut memuliakan Allah
Yang Maha Besar.
Dua kali perkataan amin menunjukkan bahwa mereka
betul-betul diteguhkan oleh firman Tuhan yang dibacakan oleh nabi Ezra.
Dalam suratan 1 Petrus diteguhkan, berarti dilepaskan dari kegelapan dosa.
Amin (bahasa Ibrani), artinya; sungguh, benar dan pasti.
Jadi, mereka betul-betul diteguhkan.
Setiap orang, siapa pun dia, kalau ia mau diteguhkan oleh
firman Tuhan, pasti terlihat; hidupnya penuh dengan sukacita, ia senantiasa
memuliakan Tuhan, baik perkataan, baik sikap, baik tingkah laku, cara berpikir,
sudut pandangnya, gerak gerik sekecil apapun memuliakan Tuhan.
Mazmur 134: 2-3
(134:2) Angkatlah
tanganmu ke tempat kudus dan pujilah TUHAN!
(134:3)
Kiranya TUHAN yang menjadikan langit dan bumi, memberkati engkau dari Sion.
Mazmur 135: 1-3
(135:1)
Haleluya! Pujilah nama TUHAN, pujilah, hai hamba-hamba TUHAN,
(135:2)
hai orang-orang yang datang melayani di rumah TUHAN, di pelataran rumah Allah
kita!
(135:3)
Pujilah TUHAN, sebab TUHAN itu baik, bermazmurlah bagi nama-Nya, sebab nama itu
indah!
Biarlah kita sekaliannya, baik laki-laki maupun
perempuan, tua muda, memuji Tuhan, mengangkat kedua tangan ke tempat yang
kudus. Kiranya Tuhan yang menjadikan langit dan bumi memberkati saya dan
saudara dari Sion.
Nehemia 8: 7
(8:7) Lalu
Ezra memuji TUHAN, Allah yang maha besar, dan semua orang menyambut dengan:
"Amin, amin!", sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka berlutut dan
sujud menyembah kepada TUHAN dengan muka sampai ke tanah.
Setelah memuji Tuhan, bermazmur kepada Tuhan, kemudian mengangkat tangan kepada Allah yang kudus, dan
selanjutnya mereka sujud menyembah kepada Tuhan, dengan muka sampai ke tanah.
Inilah tindakan-tindakan mereka yang diteguhkan oleh
firman Tuhan, memusatkan perhatian kepada kitab Taurat Musa.
Sujud
menyembah dengan muka sampai ke tanah = merendahkan diri serendah – rendahnya
Nehemia 8: 8-9
(8:8) Juga
Yesua, Bani, Serebya, Yamin, Akub, Sabetai, Hodia, Maaseya, Kelita, Azarya,
Yozabad, Hanan, Pelaya, yang adalah orang-orang Lewi, mengajarkan Taurat itu
kepada orang-orang itu, sementara orang-orang itu berdiri di tempatnya.
(8:9)
Bagian-bagian dari pada kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan jelas,
dengan diberi keterangan-keterangan, sehingga pembacaan dimengerti.
Kalau kita perhatikan di sini, orang-orang Lewi juga
turut mengajar umat Israel, baik laki-laki maupun perempuan.
Mereka membacakan bagian dari kitab itu. Dibacakan dengan jelas, kemudian
diberi keterangan-keterangan yang jelas, sehingga pembacaan itu juga
dimengerti.
Oleh sebab itu, kepercayaan Tuhan, secara khusus kepada pembaca firman Tuhan, kiranya membaca dengan jelas, syaratnya; menghargai nabi supaya
memperoleh upah nabi.
Dibacakan dengan jelas, kemudian diberi
keterangan-keterangan yang jelas, artinya; terjadi pembukaan rahasia firman
Tuhan = tersingkap rahasia firman Tuhan.
Mazmur 119: 130
(119:130)
Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada
orang-orang bodoh.
Bila terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan;
- segala sesuatu
diterangi, hati pikiran yang gelap diterangi,
- memberi pengertian
kepada orang-orang bodoh supaya tidak melakukan kesalahan-kesalahan sebagai
perbuatan yang bodoh.
Nehemia 8: 10
(8:10)
Lalu Nehemia, yakni kepala daerah itu, dan imam Ezra, ahli kitab itu, dan
orang-orang Lewi yang mengajar orang-orang itu, berkata kepada mereka semuanya:
"Hari ini adalah kudus bagi TUHAN Allahmu. Jangan kamu berdukacita dan
menangis!", karena semua orang itu menangis ketika mendengar
kalimat-kalimat Taurat itu.
Selanjutnya
kalau firman-firman Tuhan tersingkap;
MENGHAPUS AIR MATA dan MELENYAPKAN DUKACITA.
Itu menandakan segala masalah terselesaikan. Bukankah
masalah-masalah itu yang menyebabkan ratap tangis dan dukacita? Tuhan menghapus air mata dan melenyapkan
dukacita, semua masalah terselesaikan, karena Taurat Musa dibacakan
dengan jelas dan diberi keterangan-keterangan dengan jelas.
Kalau menderita aniaya karena firman, itu adalah kasih
karunia, tetapi kalau menderita karena pukulan, itu adalah kebodohan. Kiranya
saya dan saudara terbebas dari aniaya karena pukulan.
Malam ini dengan jelas Tuhan memberi pengertian kepada
kita. Biarlah kasih karunia demi kasih karunia menjadi bagian kita, jangan ada
tangisan dukacita karena penderitaan, karena masalah-masalah.
Oleh sebab itu, jangan selidiki apa yang mereka
sebut dengan seluk beluk Iblis, tetapi
biarlah kita pusatkan perhatian hanya kepada kebenaran yang berasal dari sorga, kepada
kebenaran yang sejati.
Wahyu 5: 2-4
(5:2) Dan
aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring,
katanya: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka
meterai-meterainya?"
(5:3)
Tetapi tidak ada seorang pun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah
bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah
dalamnya.
(5:4) Maka
menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang
dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah
dalamnya.
Kalau tidak terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, maka
yang terjadi adalah ratap tangis dan dukacita, berarti masalah belum
terselesaikan.
Rasul Yohanes menangis ketika ia mendapat penglihatan di
pulau Patmos karena tidak ada seorangpun yang layak dapat membuka meterai-meterai gulungan kitab, baik yang ada di bumi, di bawah bumi.
Kalau terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, ini adalah
kemurahan Tuhan. Berarti semua masalah terselesaikan dan masa
depan terbuka selebar-lebarnya.
Oleh sebab itu, saya menghimbau; jangan pernah berhenti
menangis dan berdoa untuk pembukaan rahasia firman Tuhan.
Dalam kitab Wahyu 3: 1 dikatakan; berbahagialah mereka
yang membaca, mendengar dan menuruti kitab-kitab ini.
Kembali
kita membaca
Wahyu 5: 5
(5:5) Lalu
berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis!
Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga
Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
Singa dari suku Yehuda telah menang, sehingga ia sanggup membuka
meterai-meterai gulungan kitab itu,
dengan demikian, dapat melihat apa yang tertulis dalam gulungan kitab itu dengan kata lain, kita dapat menikmati pembukaan rahasia firman Tuhan yang paling
dalam untuk menghapuskan air mata dan melenyapkan dukacita.
Di sini kita melihat singa dari Yehuda disebut juga tunas
Daud à pribadi yang lemah lembu dan rendah hati.
Kiranya di gunung-gunung Yakub tumbuh tunas-tunas, di
dalam rumah Allah Yakub kita sekalian menjadi pribadi yang lemah lembut dan
rendah hati.
Kelemahlembutan dan kerendah hati seseorang menandakan bahwa
Kerajaan Sorga sudah dekat dengan dia.
Saya himbau sekali lagi; kiranya di gunung-gunung Yakub
tumbuh tunas-tunas muda.
Kita sekalian berada di rumah Allah Yakub
menjadi pribadi yang lemah lembut dan rendah hati, menjadi pribadi yang mudah
dibentuk, bukan pribadi yang keras hati, yang sangat sukar dibentuk sekalipun
bertahun-tahun tergembala.
Jangan lagi keraskan hati, seperti bangsa Israel di
padang gurun dalam kebodohan mereka mengulangi kesalahan yang sama, sekalipun
mereka telah melihat kemuliaan Allah.
Wahyu 5: 6
(5:6) Maka
aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di
tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih,
bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke
seluruh bumi.
Selanjutnya Rasul Yohanes melihat di tengah-tengah takhta
dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak
Domba seperti telah disembelih.
Telah disebelih, berarti Yesus Kristus yang disebut singa
Yehuda terlebih dahulu mengorbankan dirinya, sehingga dengan demikian ada
kemenangan terhadap musuh, termasuk musuh yang terakhir, itulah maut.
Sekarang kita memperhatikan ...
Keadaan umat Israel ketika menikmati pembacaan dan
penjelasan dari nabi Ezra.
Nehemia 8: 11-12
(8:11)
Lalu berkatalah ia kepada mereka: "Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan
dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia
apa-apa, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah
hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!"
(8:12)
Juga orang-orang Lewi menyuruh semua orang itu supaya diam dengan kata-kata:
"Tenanglah! Hari ini adalah kudus. Jangan kamu bersusah hati!"
Selanjutnya di sini kita perhatikan; mereka berbagi
sedap-sedapan dan manis-manisan terhadap mereka yang tidak sedia (tidak punya).
kalau yang seorang sedap, yang lain juga sedap. Kalau
yang seorang menikmati manisan, yang lain juga menikmati manisan, saling
berbagi. Kondisi rohani mereka terlihat
jelas; MEREKA MAMPU BERBAGI.
Firman
Tuhan dengan jelas mengatakan; “Jangan
kamu bersusah hati”, sebab sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu.”
Semua mereka lakukan karena Tuhan telah meneguhkan
mereka, lewat pembukaan rahasia firman Tuhan.
Nehemia 8: 13
(8:13)
Maka pergilah semua orang itu untuk makan dan minum, untuk membagi-bagi makanan
dan berpesta ria, karena mereka mengerti segala firman yang diberitahukan
kepada mereka.
Kejadian ini semua berlangsung pada hari pertama dari
pembacaan Taurat Musa yang dibacakan oleh imam (nabi) Ezra.
Baru hari pertama
Taurat Musa dibacakan, begitu luar biasanya kegerakan terjadi.
Sekarang kita lihat hari
kedua.
Nehemia 8: 14-15
(8:14)
Pada hari yang kedua kepala-kepala kaum keluarga seluruh bangsa, juga para imam
dan orang-orang Lewi berkumpul pada Ezra, ahli hukum Taurat itu, untuk menelaah
kalimat-kalimat Taurat itu.
(8:15)
Maka didapatinya tertulis dalam hukum yang diberikan TUHAN dengan perantaraan
Musa, bahwa orang Israel harus tinggal dalam pondok-pondok pada hari raya bulan
yang ketujuh,
Pada hari yang kedua setelah kalimat-kalimat Taurat
ditelaah lebih lagi, maka ditemukanlah hari Raya Pondok Daun.
Ini menandakan bahwa sebelumnya mereka belum memahami
mengenai hari Raya Pondok Daun = tidak mempunyai tujuan hidup / tidak memiliki masa depan.
Nehemia 8: 18
(8:18)
Seluruh jemaah yang pulang dari pembuangan itu membuat pondok-pondok dan
tinggal di situ. Memang sejak zaman Yosua bin Nun sampai hari itu orang Israel
tidak pernah berbuat demikian. Maka diadakanlah pesta ria yang amat besar.
Selanjutnya seluruh jemaat
yang pulang dari pembuangan (dari Babel) merayakan dari raya pondok Daun.
Berarti selama 7 hari mereka tinggal di dalam pondok-pondok yang terbuat dari daun-daunan, mereka tidak boleh keluar dari sana, tidak boleh
terikat dengan kerja paksa.
Ada tujuh hari raya bangsa israel, mulai dari hari raya paskah, roti
tidak beragi, buah bungaran, hari
raya pentakosta, sangkakala, pendamaian,
dan yang terakhir pondok daun.
Dari tujuh di antaranya ada tiga hari raya yang terbesar,
hari raya roti tidak beragi, hari raya pentakosta, dan hari raya pondok daun =
hari raya Tabernakel, gambaran / miniatur dari Kerajaan Sorga, perhentian yang
kekal.
Mulai saat ini, baktikan diri kepada Tuhan. yang bekerja,
bekerja dengan sungguh-sungguh, yang melayani, melayani dengan sungguh-sungguh.
Pekerjaan bukanlah nomor yang
satu, yang utama adalah ibadah
pelayanan dan pekerjaan adalah sampingan, ini yang benar, jangan dibalik.
Kita lihat dengan jelas mengenai HARI RAYA PONDOK DAUN.
Imamat 23: 33-36
(23:33)
TUHAN berfirman kepada Musa:
(23:34)
"Katakanlah kepada orang Israel, begini: Pada hari yang kelima belas bulan
yang ketujuh itu ada hari raya Pondok Daun bagi TUHAN tujuh hari lamanya.
(23:35)
Pada hari yang pertama haruslah ada pertemuan kudus, janganlah kamu melakukan
sesuatu pekerjaan berat.
(23:36)
Tujuh hari lamanya kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN,
dan pada hari yang kedelapan kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan
mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN. Itulah hari raya perkumpulan,
janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat.
Selama merayakan hari raya pondok daun tujuh hari lamanya, tidak boleh terikat dengan pekerjaan paksa, pekerjaan
berat, selain mempersembahkan korban api-apian kepada Tuhan.
Imamat 23: 37
(23:37)
Itulah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, yang harus kamu maklumkan sebagai
hari pertemuan kudus untuk mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN, yaitu
korban bakaran dan korban sajian, korban sembelihan dan korban-korban curahan,
setiap hari sebanyak yang ditetapkan untuk hari itu,
Adapun korban api-apian di sini, yaitu;
-
Mempersembahkan korban bakaran
Dalam
imamat 1, korban bakaran itu bisa dari lembu sapi, kambing domba atau pun
burung tekukur / merpati, tergantung kemampuan.
Korban
bakaran dipersembahkan di atas mezbah korban bakaran semalam-malaman sampai
pagi, sampai hangus.
Cinta
kepada rumah Tuhan, menghanguskan aku. Mempersembahkan korban bakaran adalah
tanda bahwa kita mengasihi Tuhan. Orang yang mengasihi Tuhan, menghanguskan
dirinya, mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa dan akal budi,
sampai kekuatan dikerahkan.
Kalau
mengasihi Tuhan, berarti sampai hangus, maka
daging tidak bersuara lagi. Malam ini kita telah diubahkan karena
kebenaran firman Tuhan.
= KASIH
-
Mempersembahkan korban sajian
Mempersembahkan
korban sajian adalah tanda kebenaran di hadapan Tuhan. Biarlah kiranya
kebenaran itu kita sajikan di hadapan Tuhan.
Beberapa
minggu lalu persekutuan GPT se-Jabodetabek terlaksana di tempat ini. Setelah
persekutuan berlangsung, para hamba-hamba Tuhan menikmati makanan yang tersaji
di atas meja. Sebagai tuan rumah yang baik, kita sajikan yang terbaik, sebagai
tanda kebenaran.
= FIRMAN TUHAN
-
Mempersembahkan korban sembelihan
Mempersembahkan
korban sembelihan adalah tanda bahwa kehidupan kita dipenuhkan dengan Roh
Kudus.
Jiwa yang
hancur, hati yang patah dan remuk tidak dipandang hina oleh Tuhan, itu
merupakan korban sembelihan di hadapan Tuhan.
Dalam Yesaya
57, Allah bersemayam di tempat yang tinggi, tetapi bersemayam pula di dalam
jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk, tanda bahwa kita dipenuhkan oleh
Roh-El Kudus.
Roh Kudus
bersemayam di tempat yang rendah, bagaikan air yang mengalir selalu mencari
dataran yang rendah.
Ukuran
titik terendah atau titik nol adalah permukaan laut. Setelah air bah betul-betul
surut, terlihatlah yang kering, disebut daratan, kemudian kumpulan air disebut
laut. Maka setelah Nuh melepaskan burung merpati untuk yang ketiga kalinya, burung merpati itu tidak kembali lagi, artinya Roh Kudus dicurahkan.
Kiranya
saya dan saudara belajar untuk rendah hati. kalaupun jiwa hancur, hati patah dan remuk, Roh Kudus akan bersemayam di tempat yang
rendah.
Persembahkanlah
korban sembelihan sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan hati Tuhan.
= ROH KUDUS
-
Mempersembahkan korban curahan.
Ketika
Yesus menanggung penderitaan di atas kayu salib, darahnya tercurah untuk
memperdamaikan dosa manusia kepada Allah Bapa.
Kiranya
kita semua mempersembahkan korban curahan dimanapun kita berada, memperdamaikan
dosa manusia kepada Allah Bapa, sebab itu adalah korban api-apian yang baunya
menyenangkan hati Tuhan.
Jadilah
pendamaian di mana pun saya dan saudara berada.
= ALAT PENDAMAIAN.
Imamat 23: 38
(23:38)
belum termasuk hari-hari Sabat TUHAN dan belum termasuk
persembahan-persembahanmu atau segala korban nazarmu atau segala korban
sukarelamu, yang kamu hendak persembahkan kepada TUHAN.
Merayakan hari raya pondok daun yang disertai dengan
mempersembahkan korban api-apian yang baunya menyenangkan hati
Tuhan, belum termasuk hari-hari Sabat Tuhan, belum termasuk
persembahan-persembahan atau segala korban nazar atau segala korban sukarela
yang dipersembahkan kepada Tuhan.
Nehemia 8: 19
(8:19)
Bagian-bagian kitab Taurat Allah itu dibacakan tiap hari, dari hari pertama
sampai hari terakhir. Tujuh hari lamanya mereka merayakan hari raya itu dan
pada hari yang kedelapan ada pertemuan raya sesuai dengan peraturan.
Setiap hari umat Israel memusatkan perhatian mereka
terhadap firman Tuhan / Taurat Musa yang dibacakan oleh imam Ezra dengan jelas
dan diberi keterangan-keterangan yang jelas.
Selanjutnya hari kedelapan ada pertemuan raya, ada
kebebasan, terbebas dari belenggu dosa, terbebas dari ikatan dosa, terbebas
dari segala perangkap dosa.
Mulai detik ini, mulai malam ini, belajarlah memusatkan
perhatian kepada Tuhan, jangan kepada yang lain. Pikirkan pelayanan ini, jangan
selidiki apa yang mereka sebut dengan seluk beluk iblis setan.
Pusatkan perhatian kepada kebenaran yang berasal dari
sorga, Tuhan tidak ingat masa lalu, Tuhan tidak ingat dosa dari umat Israel.
Ktia tidak perlu mengingat masa lalu. Setiap orang punya masa lalu, dan itu
tidak perlu diungkit-ungkit, tidak perlu diselidiki selub beluknya, sebab itu
membuang waktu.
Semakin lama kita membuang waktu untuk kesia-siaan,
semakin sedikit waktu kita untuk bertobat.
Ingat satu hal; TUHAN TIDAK INGAT DOSA-DOSA KITA SEMUA.
Tuhan mau supaya kita memusatkan
perhatian hanya kepada perkara di
atas, pekara di sorga.
Kesempatan yang Tuhan berikan adalah panjang sabarnya Tuhan, oleh sebab
itu, biarlah kita belajar untuk menghargai kemurahan hati Tuhan.
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang