29 NOVEMBER 2013
“DARI KITAB MALEAKHI”
Subtema: MENERIMA PENYATAAN KEPUTUSAN DARI ALLAH / PETUNJUK KARENA
TELAH MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH DALAM GULUNGAN KITAB
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Oleh karena kasih dan kemurahan-Nya, kita boleh berada di
dalam rumah Tuhan, beribadah melayani kepada Tuhan, sekaligus mempersembahkan
korban.
Segera kita memperhatikan Maleakhi 2: 10-11
Maleakhi 2: 10-11
(2:10) Bukankah kita sekalian mempunyai satu bapa?
Bukankah satu Allah menciptakan kita? Lalu mengapa kita berkhianat satu
sama lain dan dengan demikian menajiskan perjanjian nenek moyang kita?
(2:11) Yehuda berkhianat, dan perbuatan keji dilakukan di
Israel dan di Yerusalem, sebab Yehuda telah menajiskan tempat kudus yang
dikasihi TUHAN dan telah menjadi suami anak perempuan allah asing.
Yehuda telah menjadi suami anak perempuan allah asing =
kawin campur, berarti; menjadi pasangan yang tidak seimbang. Oleh karenanya,
Yehuda dan bangsa Israel berkhianat satu sama lain karena mereka telah
menajiskan perjanjian nenek moyang mereka, menajiskan Israel, menajiskan
Yerusalem, dan itu merupakan perbuatan keji di hadapan Tuhan.
Maleakhi 2: 12
(2:12) Biarlah TUHAN
melenyapkan dari kemah-kemah Yakub segenap keturunan orang yang berbuat
demikian, sekalipun ia
membawa persembahan kepada TUHAN semesta alam!
Ketegasan Tuhan terlihat, sebab di sini dinyatakan: “TUHAN
melenyapkan dari kemah-kemah Yakub segenap keturunan orang yang berbuat
demikian”, yaitu orang yang melangsungkan kawin campur, orang yang menjadi
pasangan yang tidak seimbang.
Sekalipun mereka membawa persembahan kepada Tuhan semesta
alam, Tuhan tetap melenyapkan segenap orang yang berbuat demikian dari
kemah-kemah Yakub.
Kiranya kita memperhatikan firman Tuhan ini dengan baik,
jangan berlalu begitu saja, supaya tidak berkhianat satu sama lain.
Sekalipun mereka satu Bapa, yaitu bapa Abraham, satu
Allah yang menciptakan langit dan bumi, namun mereka berkhianat satu sama lain,
oleh sebab itu, sekalipun mereka membawa persembahan-persembahan, Tuhan tetap
melenyapkan keturunan mereka.
Jadi, supaya memperoleh keselamatan ukurannya bukanlah
persembahan-persembahan. Persembahan itu bagus, supaya terwujudnya pembangunan
tubuh Kristus, tetapi jika mempersembahkan korban, namun menjadi pasangan yang
tidak seimbang (kawin campur) dan terjadi pengkhianatan satu sama lain, apa
artinya itu semua?
Ibrani 10: 5-6
(10:5) Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata:
"Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah
menyediakan tubuh bagiku --.
(10:6) Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa
Engkau tidak berkenan.
Tuhan tidak menghendaki korban dan persembahan, baik
korban bakaran, baik korban penghapus dosa, semuanya itu tidak berkenan di
hadapan Tuhan.
Hal yang sama ditegaskan dalam ayat 8 ...
Ibrani 10: 8
(10:8) Di atas Ia berkata: "Korban dan
persembahan, korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau kehendaki
dan Engkau tidak berkenan kepadanya" -- meskipun dipersembahkan
menurut hukum Taurat --.
Di atas telah dikatakan, korban dan persembahan berupa
korban bakaran dan korban penghapus dosa, tidak dikehendaki dan tidak berkenan
di hadapan Tuhan meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat.
Setiap orang harus mempersembahkan korban persembahan
untuk pengampunan dosanya, baik dari lembu sapi atau kambing domba atau burung
merpati / tekukur, ini persembahan menurut hukum Taurat.
Tetapi pada ayat 4 ...
Ibrani 10: 4
(10:4) Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah
domba jantan menghapuskan dosa.
Tidak mungkin darah lembu jantan dan darah domba jantan
sanggup menghapus dosa manusia, apalagi dosa kawin campur, itu merupakan
perbuatan keji di hadapan Tuhan, sebab oleh karena kawin campur ini mereka
berkhianat satu sama lain sehingga menajiskan Israel dan Yerusalem.
-
Israel à gereja Tuhan.
-
Yerusalem à ibadah pelayanan.
Berarti, orang-orang di sekitar kita menjadi najis, dan
ibadah pelayanan menjadi najis. Jadi, dosa ini tidak mungkin dapat dihapuskan
oleh karena mempersembahkan persembahan-persembahan menurut hukum Taurat.
Oleh sebab itu, mari kita perhatikan ayat 7 ...
Ibrani 10: 7
(10:7) Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku untuk
melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
Yesus datang dalam gulungan kitab untuk melakukan
kehendak Allah, inilah korban yang berkenan kepada Allah.
Mazmur 40: 8-9
(40:8) Lalu aku berkata: "Sungguh, aku datang; dalam gulungan kitab
ada tertulis tentang aku;
(40:9) aku
suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku."
Daud menuliskan bahwa: “Sungguh, aku datang; dalam
gulungan kitab ada tertulis tentang aku; aku suka melakukan kehendak-Mu, ya
Allahku”
Berarti, melakukan kehendak Allah adalah pengalaman hidup
raja Daud, Tuhan tidak salah memilih Daud untuk menjadi raja atas Israel.
Matius 26: 42
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa,
kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan
ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah
kehendak-Mu!"
Yesus Kristus Anak Allah harus meminum cawan Allah,
sehingga dengan demikian jadilah kehendak Allah.
Meminum cawan Allah, artinya; Yesus harus menanggung
penderitaan di atas kayu salib, sehingga dengan demikian jadilah kehendak Allah.
Itu sebabnya, di sini Yesus berkata: “cawan ini tidak
mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya”
Jadi, Yesus harus meminum cawan Allah, dan itu merupakan
suatu keharusan, sekalipun menyakitkan.
Sebagai perwujudan dari pernyataan Yesus Kristus dalam
Yesaya 53.
Yesaya 53: 8-9
(53:8) Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan
tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh,
ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku
ia kena tulah.
(53:9) Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang
fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak
berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.
Di sini dikatakan: Sungguh,
ia terputus dari negeri orang-orang hidup, berarti tidak masuk hitungan.
Kemudian kita melihat di ayat 9; ia tidak berbuat kekerasan dan tipu
tidak ada dalam mulutnya
Yesaya 53: 10
(53:10)
Tetapi TUHAN berkehendak
meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai
korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan
kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
Tetapi Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan.
Dia harus menanggung penderitaan di atas kayu salib, sehingga oleh karena
itulah kehendak Tuhan terlaksana.
Kalau Ia menanggung penderitaan di atas kayu salib, bukan
karena Ia berbuat kekerasan, seperti orang-orang yang berada di bawah hukum
Taurat, bukan karena di dalam mulutnya ada tipu daya.
Dia adalah nabi yang benar, semua perkataan-Nya benar,
tidak ada sandiwara, tidak ada tipu daya, tetapi Dia harus diremukkan, Dia
harus disalibkan di atas kayu salib, supaya kehendak Tuhan terlaksana.
Yohanes 4: 34
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan
pekerjaan-Nya.
Makanan Yesus ialah melakukan kehendak Allah yang
mengutus-Nya.
Jadi, menanggung penderitaan yang tidak harus Ia tanggung
adalah makanan dari pada Yesus Kristus dan makanan itu sangat dinikmati sekali,
terlihat dari cara Yesus menyampaikannya kepada 12 murid, dengan jelas Ia
berkata: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku”
Sebagaimana Rasul Paulus, ia tidak bermegah atas dirinya,
justru ia bermegah atas kelemahan, dia lebih suka menanggung penderitaan, sebab
ketika ia lemah, ia kuat.
Kalau kita bermegah dalam kelemahan, itu merupakan
pilihan yang tepat dan kalau kita bisa menikmatinya, itu jauh lebih baik.
Pertanyaannya: APA YANG KITA RASAKAN KETIKA MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH
DALAM GULUNGAN KITAB?
Wahyu 10: 8-9
(10:8) Dan suara yang telah kudengar dari langit itu,
berkata pula kepadaku, katanya: "Pergilah, ambillah gulungan kitab yang
terbuka di tangan malaikat, yang berdiri di atas laut dan di atas bumi itu."
(10:9) Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta
kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku:
"Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis
seperti madu."
DI PERUT TERASA PAHIT, DI MULUT TERASA MANIS SEPERTI
MADU, inilah rasanya ketika melakukan kehendak Allah dalam gulungan kitab.
Sebagaimana bangsa Israel ketika makan roti yang tidak
beragi harus disertai dengan makan sayur pahit.
Roti yang tidak beragi, itulah tubuh Yesus yang
dipecah-pecahkan di atas kayu salib.
Kalau makan roti yang tidak beragi tanpa disertai sayur
pahit = ahli Taurat; mengerti firman Tuhan, tetapi tidak menjadi pelaku-pelaku
firman Tuhan.
Sekarang kita perhatikan ...
1 Petrus 2: 19
(2:19) Sebab adalah kasih
karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak
harus ia tanggung.
Menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung itu
rasanya pahit = menderita pukulan bukan karena kesalahan, teraniaya namun
karena kebenaran firman Tuhan, itu rasanya pahit, namun itu merupakan kasih
karunia bagi saya dan saudara.
Yohanes 1: 14
(1:14) Firman
itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal
Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Dampak positif melakukan kehendak Allah dalam gulungan
kitab.
Mazmur 40: 8-9
(40:8) Lalu aku berkata: "Sungguh, aku datang; dalam
gulungan kitab ada tertulis tentang aku;
(40:9) aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku."
TAURAT / FIRMAN TUHAN ITU ADA DI DALAM DADA, ini adalah
dampak positif kalau kita melakukan kehendak Allah dalam gulungan kitab.
Keluaran 28: 28-30
(28:28) Kemudian haruslah tutup dada itu dengan gelangnya diikatkan kepada
gelang baju efod dengan memakai tali ungu tua, sehingga tetap di atas sabuk
baju efod, dan tutup dada itu tidak dapat bergeser dari baju efod.
(28:29) Demikianlah di atas jantungnya harus dibawa Harun
nama para anak Israel pada tutup dada pernyataan keputusan itu, apabila ia
masuk ke dalam tempat kudus, supaya menjadi tanda peringatan yang tetap di
hadapan TUHAN.
(28:30) Dan di dalam tutup dada pernyataan keputusan itu
haruslah kautaruh Urim dan Tumim;
haruslah itu di atas jantung Harun, apabila ia masuk menghadap TUHAN, dan Harun
harus tetap membawa keputusan bagi orang Israel di atas jantungnya, di hadapan
TUHAN.
Firman Tuhan ada di dalam dada, itu bagaikan Urim dan
Tumim, yang melekat pada tutup dada seorang imam.
Urim dan Tumim adalah tutup dada pernyataan keputusan
dari Allah kepada umat Israel.
Lebih jauh kita lihat ...
Bilangan 27: 18-21
(27:18) Lalu TUHAN berfirman kepada Musa: "Ambillah
Yosua bin Nun, seorang yang penuh roh, letakkanlah tanganmu atasnya,
(27:19) suruhlah ia berdiri di depan imam Eleazar dan di
depan segenap umat, lalu berikanlah kepadanya perintahmu di depan mata mereka
itu
(27:20) dan berilah dia sebagian dari kewibawaanmu,
supaya segenap umat Israel mendengarkan dia.
(27:21) Ia harus berdiri di depan imam Eleazar, supaya
Eleazar menanyakan keputusan Urim bagi dia di hadapan TUHAN; atas titahnya
mereka akan keluar dan atas titahnya mereka akan masuk, ia beserta semua orang
Israel, segenap umat itu."
Pada tutup dada itu terdapat Urim dan Tumim, sebagai
pernyataan keputusan dari Allah, sebagaimana Yosua memberi titah melalui imam
Eleazar. Dengan titah itu mereka akan keluar dan atas titah itu juga mereka
akan masuk.
Kalau kita mendapatkan pernyataan keputusan Allah, itu
merupakan keadilan Allah yang dinyatakan bagi umat-Nya. Oleh sebab itu,
keuntungan bagi kita bila melakukan kehendak Allah dalam gulungan kitab,
sekalipun rasanya pahit, maka dengan demikian kita akan mendapatkan
penyataan-penyataan Allah yang besar.
Sebagai seorang gembala, sebagai imam, di hadapan sidang
jemaat, saya selalu mendapat penyataan-penyataan keputusan Allah bagi seluruh
sidang jemaat, kawanan domba dalam kandang penggembalaan yang Tuhan percayakan,
sehingga dengan mudah saya mengenali dan mengetahui kondisi rohani seseorang.
Penyataan Allah merupakan keputusan Allah bagi umat-Nya
melalui seorang imam, dan tentu kita harus bersyukur untuk hal itu, supaya
keadaan dan kondisi kita lebih baik, rohani kita lebih dewasa tentunya.
Biarlah kiranya hal ini betul-betul dipahami dengan baik,
jangan diabaikan.
Bandingkan bila tidak ada penyataan keputusan Allah.
Sebagai contoh;
1 Samuel 14: 37
(14:37) Saul bertanya kepada Allah: "Bolehkah aku
mengejar orang Filistin itu? Akan Kauserahkankah mereka ke dalam tangan orang
Israel?" Tetapi pada hari itu Ia
tidak menjawab Saul.
Saul hendak memerangi orang Filistin tetapi terlebih
dahulu ia harus bertanya kepada Tuhan, tetapi di sini kita melihat, ketika ia
bertanya, Tuhan tidak menjawab dia.
Tentu di sini ada kekeliruan / kesalahan yang terjadi.
Andaikata betul-betul melakukan kehendak Allah dengan baik, tidak mungkin Allah
tidak menjawab, tidak mungkin Tuhan tidak memberikan penyataan keputusan Allah
bagi bangsa Israel, sebab penyataan keputusan Allah itu merupakan keadilan.
Mari kita lihat; KEKELIRUAN YANG TERJADI.
1 Samuel 14: 41
(14:41) Lalu berkatalah Saul: "Ya, TUHAN, Allah
Israel, mengapa Engkau tidak menjawab hamba-Mu pada hari ini? Jika kesalahan itu ada padaku atau pada
anakku Yonatan, ya TUHAN, Allah Israel, tunjukkanlah kiranya Urim; tetapi
jika kesalahan itu ada pada umat-Mu Israel, tunjukkanlah Tumim." Lalu
didapati Yonatan dan Saul, tetapi rakyat itu terluput.
Ternyata, ada kekeliruan / perbuatan yang salah antara
Saul dengan anaknya, Yonatan.
Memang dosa itulah yang membuat jurang pemisah antara
manusia dengan Allah. sesungguhnya bukan tangan Tuhan kurang panjang dan bukan
telinga Tuhan kurang tajam untuk mendengarkan, tetapi dosa manusialah yang
menjadi jurang pemisah.
1 Samuel 14: 42-43
(14:42) Kata Saul: "Buanglah undi antara aku dan anakku Yonatan."
Lalu didapati Yonatan.
(14:43) Kata Saul kepada Yonatan: "Beritahukanlah
kepadaku apa yang telah kauperbuat." Lalu Yonatan memberitahukan
kepadanya, katanya: "Memang, aku telah merasai
sedikit madu dengan ujung
tongkat yang ada di tanganku. Aku bersedia untuk mati."
Selanjutnya, Saul mengadakan undi, lalu didapatilah bahwa
yang berbuat salah itu adalah Yonatan.
Kesalahan yang diperbuat oleh Yonatan adalah MENCICIPI
MADU.
Sedangkan untuk memerangi Filistin, terlebih dahulu ada
perintah supaya tidak memakan sesuatu apapun sebelun orang Filistin itu
ditumpas habis, namun rupanya Yonatan melangkahi perintah itu, tidak
mendengarkan perintah Allah.
1 Samuel 28: 5-6
(28:5) Ketika Saul melihat tentara Filistin itu, maka
takutlah ia dan hatinya sangat gemetar.
(28:6) Dan Saul bertanya kepada TUHAN, tetapi TUHAN tidak menjawab dia, baik
dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi.
Tuhan tidak menjawab Saul, berarti Tuhan tidak lagi
memberi penyataan keputusan-Nya, baik lewat Urim, baik lewat mimpi, baik lewat
perantaraan para nabi, karena Saul telah melangkahi titah Tuhan, ia membiarkan
Agag, raja Amalek, hidup dan menjarah lembu-lembu dan domba-domba yang tambun.
-
AGAG, Raja Amalek,
gambaran dari iblis setan, yaitu roh jahat dan roh najis.
-
LEMBU-LEMBU dan
DOMBA-DOMBA YANG TAMBUN gambaran dari hawa nafsu dan keinginan daging.
Apa artinya kita maju berperang sebagai laskar Kristus,
melayani Tuhan tetapi dikendalikan oleh roh jahat dan roh najis, dikendalikan
oleh hawa nafsu dan keinginan daging.
Oleh sebab itu, ketika ia meminta petunjuk, Tuhan tidak
menjawab. Itu sebabnya ia gementar dan penuh dengan ketakutan.
Bayangkan ketika berseru dan berseru, berdoa dan memohon,
lalu tidak ada jawaban, apa yang dapat kita lakukan, apa yang dapat kita
kerjakan?
Kerugian yang besar kalau gereja Tuhan / umat Tuhan tidak
mengerti apa yang harus diperbuat di hadapan Tuhan, akhirnya hidup dengan
penyesalan, sehingga sedikit-sedikit mempersalahkan Tuhan dan sesama.
Di awal-awal memulai pelayanan di provinsi Banten (kota
Serang, Cilegon dan sekitarnya), Tuhan memberi penyataan yang jelas bahwa saya
harus memulai pelayanan di kota Serang, Cilegon dan sekitarnya. Tetapi setelah
dua tahun berjalan, ada kesalahan pada diri saya, dan mulai saat itu saya tidak
mendapat petunjuk dari Allah; apakah saya meneruskan pelayanan di Serang &
Cilegon atau mencari pelayanan di tempat lain sampai saya hampir putus asa.
Pada saat itu saya mengalami kebingungan, saya gemetar
dan takut sekali, tetapi Tuhan dengan belas kasih-Nya, kemurahan hati-Nya,
kesalahan yang terjadi diselesaikan dengan baik.
Setelah terjadi penyelesaian, di situ saya memperoleh
keberanian karena Tuhan memberi penyataan dan keputusan bahwa saya harus maju
melayani Tuhan di kota serang, Cilegon dan sekitarnya. Saya bersyukur kepada
Tuhan, sebab pada akhirnya terbentuklah penggembalaan di kota Serang dan di
kota Cilegon.
Oleh sebab itu, apa yang menjadi pengalaman saya dahulu,
saya tidak malu untuk mengatakannya, sebab kita membutuhkan penyataan dari
Allah untuk apa yang kita perbuat hari ini, esok dan seterusnya, supaya kita
jangan sama seperti Saul yang melangkahi titah Tuhan, tidak melakukan apa yang
menjadi kehendak Tuhan.
Jalan keluarnya.
Yohanes 4: 34
(4:34) Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
Makanan Yesus adalah MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH BAPA
YANG MENGUTUS-NYA, namun tidak berhenti sampai di situ; selanjutnya
MENYELESAIKAN PEKERJAAN ALLAH yang dipercayakan kepada Dia.
Pekerjaan Allah ditaruh / diletakkan di atas pundak
Yesus, Anak Allah.
Kalau kita melakukan kehendak Allah dalam gulungan kitab,
puji Tuhan, tetapi tidak berhenti sampai di situ, kita lanjut lagi untuk
menyelesaikan pekerjaan Allah.
Filipi 2: 8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
TAAT SAMPAI MATI bahkan sampai mati DI ATAS KAYU SALIB.
Dengan matinya Yesus di kayu salib, pekerjaan Yesus telah
selesai.
Taat sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib =
SETIA. Berarti untuk menyelesaikan pekerjaan Allah, hanya dengan SETIA.
Orang yang baik belum tentu setia. Banyak orang mengaku
dirinya baik, tetapi orang yang setia, siapakah yang menemukannya?
Itu sebabnya ketika melakukan kehendak Allah dalam
gulungan kitab, rasanya pahit, tetapi tidak berhenti sampai di situ, oleh sebab
itu dibutuhkan kesetiaan untuk selanjutnya menyelesaikan pekerjaan Allah.
Mulai dalam kandang penggembalaan terkecil, yaitu nikah;
isteri setia kepada suami, suami setia kepada isteri.
Dalam kandang penggembalaan yang lebih besar, yaitu
penggembalaan yang Tuhan percayakan; setia menyelesaikan pekerjaan yang Tuhan
percayakan, apapun itu bentuknya.
Kalau kita mengerjakan sesuatu yang baik menurut kita,
tetapi tidak mendengarkan suara gembala, itu tidaklah benar, yang benar adalah taat, setia, dengar-dengaran.
Wahyu 5: 5
(5:5) Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku:
"Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa
dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka
gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."
Singa dari Yehuda telah menang, berarti; menang terhadap
dosa, termasuk musuh yang terakhir telah Ia kalahkan, itulah maut.
Segala dosa telah dikalahkan, mulai dosa kejahatan, dosa
kenajisan, dosa pemberontakan, dan sebagainya, juga musuh yang terakhir, yaitu
maut, telah dikalahkan.
Wahyu 5: 6
(5:6) Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan
keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah
disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah
yang diutus ke seluruh bumi.
Di sini kita perhatikan; di tengah-tengah tua-tua itu
berdiri seekor Anak Domba SEPERTI TELAH DISEMBELIH.
-
SEPERTI TELAH
DISEMBELIH, berarti; Yesus telah menanggung penderitaan di atas kayu salib,
oleh sebab itu dosa dikalahkan dan musuh yang terakhir (itulah maut) telah
dikalahkan.
Itu
sebabnya di sini dikatakan; singa dari Yehuda telah menang.
-
Singa Yehuda, disebut
juga TUNAS DAUD à kelemahlembutan dan kerendahan hati.
Jadi,
inilah yang mendukung saya dan saudara untuk berkemenangan terhadap dosa dan
terhadap musuh yang terakhir, itulah maut.
Wahyu 5: 2-3
(5:2) Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang
berseru dengan suara nyaring, katanya: "Siapakah yang layak membuka
gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?"
(5:3) Tetapi tidak ada seorang pun yang di sorga atau
yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu
atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.
Sebelumnya, Yohanes melihat bahwa tidak seorangpun dapat
membuka meterai-meterai dari gulungan kitab itu baik yang ada di bumi atau yang
ada di bawah bumi, tidak ada yang dapat membuka meterai-meterai gulungan kitab
itu dan tidak dapat melihat sebelah dalamnya.
Artinya; tidak mendapat pembukaan rahasia firman Tuhan
sebagai penyataan keputusan Allah bagi umat manusia.
Tentu malam hari ini kita patut bersyukur kalau Tuhan
memberi suatu penyataan keputusan Allah yang hebat bagi saya dan saudara.
Dengan demikian kita dapat mengetahui hari esok, sebab jika terjadi pembukaan
rahasia firman Tuhan, maka masa depan jelas terbuka.
Karena tidak satu pun dianggap dapat membuka
meterai-meterai dalam gulungan kitab itu, akhirnya Rasul Yohanes menangis.
Kalau tidak terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, maka
dengan pasti tidak terlihat / tidak terbuka masa depan yang cerah, dan masalah
tidak terselesaikan. Masalah yang satu belum selesai, lalu muncul masalah yang
lain, seterusnya silih berganti.
Oleh karena masalah inilah umat Tuhan menangis, penuh
dengan ratap tangis dan dukacita.
Kalau tidak ada pembukaan rahasia firman Tuhan, itu
adalah tangisan bagi saya dan saudara, seperti yang dialami oleh Rasul Yohanes.
Sebaliknya, kalau terjadi pembukaan rahasia firman Tuhan, segala yang
terselubung akan tersingkap, sehingga masa depan akan terbuka.
Tuhan menyatakan keputusan yang adil lewat pembukaan
rahasia firman Tuhan, bagaikan Urim dan Tumim yang melekat pada tutup dada baju
efod.
KITA BERSYUKUR, SINGA DARI YEHUDA BERKEMENANGAN KARENA IA
TELAH MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH, SEKALIPUN PAHIT RASANYA, KEMUDIAN DENGAN SETIA
IA MENYELESAIKAN PEKERJAAN ALLAH YANG DILETAKKAN DI ATAS BAHU-NYA.
Tuhan tidak sembarangan untuk memilih kepercayaan. Kalau
saya dan saudara dipercaya untuk melayani Tuhan selanjutnya digembalakan dalam
pengajaran mempelai dengan pola Tabernakel, itu adalah kepercayaan Tuhan, dan
biarlah kita mengucap syukur setinggi-tingginya.
Wahyu 5: 9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya:
"Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya;
karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka
bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.
(5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita,
dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Oleh karena Anak Domba Allah telah disembelih, Tuhan
menjadikan saya dan saudara satu kerajaan di atas muka bumi ini, Tuhan
menjadikan kita imam-imam dan raja-raja untuk memerintah, untuk menghakimi
dosa, sebagaimana 12 suku yang tertulis dalam tutup dada penyataan keputusan
Allah yang diikatkan dalam baju efod.
Ketika Yesus duduk di atas takhta di atas kemuliaan-Nya
bersama para malaikat, kita juga bersama-sama dengan Dia di dalam kemuliaan
untuk menghakimi 12 suku Israel, menghakimi dosa-dosa, dengan kata lain dosa
tidak berkuasa lagi, mulai dengan dosa kejahatan dan dosa kenajisan tidak
berkuasa lagi.
Biarlah kita mau melakukan kehendak Allah dalam gulungan
kitab walaupun di perut terasa pahit, tetapi pada akhirnya apa yang keluar dari
mulut semuanya manis.
Tuhan mengangkat derajat kita setinggi-tingginya, Ia
menjadikan kita imam dan raja-raja.
Kalau kita melayani Tuhan dengan sistem kerajaan;
dihormati manusia, dikenan oleh Tuhan.
Saya sebagai gembala menghormati seorang imam, kalau ia
melayani dengan sistem kerajaan.
Biarlah kita memberikan penghormatan setinggi-tingginya
terhadap pengajaran mempelai. Siapakah kita ini yang dahulu tidak mengenal
pengajaran mempelai, kita bagaikan debu tanah yang merupakan santapan ular,
namun Tuhan mengangkat derajat kita setinggi-tingginya, bukan dengan barang
yang fana, bukan dengan emas dan perak, tetapi dengan darah Anak Domba, darah
yang mahal.
Kemudian, perlu saya tambahkan; Yesus Kristus yang
disebut singa dari Yehuda selanjutnya membuka tujuh meterai dari gulungan kitab
tersebut, meterai yang pertama sampai yang keenam pada gulungan kitab, setelah
dibuka maka tampaklah penyataan keputusan Allah sebagai keadilan-Nya, di mana
seluruh bumi ini menerima penghukuman dan tidak satu pun makhluk di atas muka
bumi ini yang dapat bertahan oleh karena penghukuman-penghukuman dari enam
meterai yang pertama (di dalam Wahyu 6: 1-17).
Kemudian, METERAI YANG KETUJUH DIBUKA, dan ketika Anak Domba itu membuka
meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam
lamanya.
Lalu melihat ketujuh malaikat berdiri di hadapan Allah,
dan kepada mereka diberikan tujuh sangkakala.
Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya
dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi
guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.
Dan ketujuh malaikat yang memegang ketujuh sangkakala itu
bersiap-siap untuk meniup sangkakala untuk menghukum seluruh bumi (Wahyu 8-10).
Itu merupakan keadilan Tuhan bagi mereka yang melakukan
kehendak Allah dalam gulungan kitab.
Wahyu 21: 4-5
(21:4) Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata
mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau
ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
(21:5) Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah,
Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya:
"Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!
Dengan menjadikan saya dan saudara suatu kerajaan di atas
muka bumi ini, itu artinya Tuhan menjadikan segala sesuatu baru, dan itu harus
kita perhatikan dengan sungguh-sungguh.
Tanda-tandanya:
-
Tuhan menghapus segala
air mata derita
Oleh
karena masalah, kita banyak menangis, tetapi Tuhan telah menghapus air mata
kita sekalian.
-
Maut, itulah musuh
yang terakhir, tidak ada lagi
-
Tidak ada lagi
perkabungan / ratap tangis / dukacita, sebab segala sesuatu yang lama telah
berlalu
Malam ini, kalau saya dan saudara mendengarkan firman
Tuhan, janganlah mengeraskan hati seperit bangsa Israel mengeraskan hati di
Meriba, sebab mereka tidak dapat minum air yang ada di Mara, mereka mengalami
kepahitan.
Tuhan telah ubah segala sesuatunya menjadi baru, Tuhan
menjadi kita suatu kerajaan imam di atas muka bumi ini.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment