IBADAH RAYA MINGGU, 21
DESEMBER 2014
Tema: JEMAAT DI
FILADELFIA (dari Wahyu 3: 7-13)
(Seri 20)
Subtema: GUNUNG SION ADALAH PEMBAWA KABAR BAIK
Shalom!
Selamat malam, salam sejahtera, salam dalam kasih sayang dan kasih setia Tuhan yang abadi.
Oleh karena kemurahan hati Tuhan,
kita diperkenankan untuk melangsungkan Ibadah Raya Minggu, semua karena
kemurahan hati Tuhan.
Kita kembali memperhatikan sidang jemaat
di Filadelfia dari Wahyu 3: 7-13.
Kita kembali memperhatikan ayat 11
...
Wahyu 3: 11
(3:11) Aku datang segera.
Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu.
Yang kita perhatikan dari ayat 11 ini
adalah “AKU DATANG SEGERA”
Dalam kitab Wahyu 22, ada tiga kali
perkataan “Aku datang segera””
“YANG PERTAMA”
Wahyu 22: 7
(22:7) "Sesungguhnya
Aku datang segera. Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat
kitab ini!"
“YANG KEDUA”
Wahyu 22: 12
(22:12)
"Sesungguhnya Aku datang segera dan
Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.
“Sesungguhnya Aku datang segera”, selanjutnya
dikatakan: “dan Aku membawa upah-Ku untuk
membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya”
Yesaya 40: 10-11
(40:10) Lihat, itu Tuhan ALLAH, Ia datang
dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang
menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang
diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya.
(40:11) Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan
menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk
domba dituntun-Nya dengan hati-hati.
Tuhan Allah akan datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya
yang berkuasa.
Kemudian, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama dengan Dia.
Selanjutnya,
Allah tampil menjadi seorang gembala untuk menggembalakan
mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya.
-
Tuhan menghimpunkan mereka dengan
tangan-Nya.
-
Anak-anak domba dipangku-Nya.
-
Induk-induk domba dituntun-Nya
dengan hati-hati.
Setelah dihimpunkan dengan tangan-Nya, kemudian Anak Domba dipangku-Nya untuk memberi kenyamanan, induk domba dituntun-Nya
dengan hati-hati, tidak
dengan paksaan dan kekerasan.
Kesimpulannya;
mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya berada dalam dua
tangan Tuhan yang berkuasa.
Sejenak kita melihat ...
Yesaya 46: 3-4
(46:3) "Dengarkanlah Aku, hai kaum keturunan Yakub, hai semua orang
yang masih tinggal dari keturunan Israel, hai orang-orang yang Kudukung sejak
dari kandungan, hai orang-orang yang Kujunjung sejak dari rahim.
(46:4) Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan
sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan
mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.
Berada dalam gendongan dua tangan Tuhan sampai masa tua
dan sampai masa putih rambut.
Kemudian kalau kita perhatikan di sini, ketika berada
dalam gendongan tangan Tuhan yang kuat, maka yang terjadi adalah, Tuhan
melakukan 3 hal:
1.
“Menanggung kamu terus”, artinya; kawanan domba ditanggung.
Yang ditanggung
berarti menjadi beban. Kalau berada dalam gendongan tangan Tuhan, Dia rela
dibebani.
Jangan sampai
melayani tidak rela, tidak terbeban, dan ketika diberikan suatu tugas, merasa
dibutuhkan.
Itu adalah
keadaan yang tidak berada dalam gendongan tangan Tuhan, tetapi kalau berada
dalam gendongan tangan Tuhan, ia akan terbeban. Apa saja pekerjaan Tuhan,
segera lakukan, terbeban, jangan selalu menunggu ditanya.
Dalam kitab
Petrus dikatakan, tunduklah kepada segala lembaga tertinggi di dunia ini. Oleh
sebab itu, kalau saya memberi penghormatan kepada lembaga-lembaga di dunia ini,
itu karena saya mengingat firman saja, bukan karena mereka pejabat, lebih lagi kalau di dalam Tuhan.
2.
“Aku mau memikul kamu”,
artinya; Yesus memikul, menanggung segala kelemahan, segala
kekurangan-kekurangan saya dan saudara.
3.
“Menyelamatkan kamu”,
artinya; menempatkan kita di tempat yang selamat, itulah kerajaan Sorga.
Mari kita lihat; SEBUTAN/PREDIKAT
YANG DITUJUKAN KEPADA MEREKA YANG MENJADI UPAH JERIH PAYAHNYA.
Yesaya 40: 9
(40:9) Hai Sion, pembawa kabar baik,
naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai
Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat,
nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda:
"Lihat, itu Allahmu!"
Mereka itu disebut dengan SION dan YERUSALEM.
Tugas dari Sion dan Yerusalem adalah: membawa kabar baik.
Dalam surat yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat
di Roma pasal 10 dikatakan: betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa
kabar baik.
Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup, Dia yang
diurapi, yang diutus untuk membawa kabar baik.
Lebih dikuatkan dengan ...
Yesaya 2: 2-3
(2:2) Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN
akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas
bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
(2:3) dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita
naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang
jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan
keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Dari gunung Sion keluar pengajaran mempelai, dan firman
Tuhan dari Yerusalem.
Pengajaran mempelai, firman Tuhan adalah kabar baik.
Di hari-hari terakhir, orang tidak lagi mencari firman
yang ditambahkan, firman yang dikurangkan, melainkan bangsa-bangsa
berduyun-duyun naik ke gunung Sion, ke gunung Tuhan, mencari pengajaran mempelai.
-
Ditambahkan
artinya; menyampaikan dua tiga ayat firman Tuhan, ditambah dengan cerita-cerita
isapan jempol, dongeng nenek-nenek tua, filsafat-filsafat kosong,
silsilah-silsilah, takhayul-takhayul untuk menjelaskan dua tiga ayat yang
disampaikan.
-
Dikurangkan
artinya; pemberitaan firman tentang salib Kristus diganti (dikurangkan) dengan
·
Mujizat-mujizat,
tanda-tanda heran, dan sebagainya.
·
Teori
kemakmuran = berkat-berkat berkelimpahan.
Sedangkan,
seorang hamba Tuhan yang menyampaikan
firman pengajaran mempelai, ayat menjelaskan ayat, dasar penjelasan itu datang
dari ayat demi ayat
yang disampaikan. Tetapi kalau hamba Tuhan menyampaikan firman dengan
logika, firman
Tuhanlah yang diputar balik, firman Tuhanlah yang dipelintir dan hal itu sedang marak saat ini.
Tetapi di hari-hari terakhir nanti, bangsa-bangsa
berduyun-duyun mencari gunung Sion, sebab dari sana keluar pengajaran mempelai,
firman Tuhan dari Yerusalem. Di atas gunung Sion, Tuhan mengajar tentang jalan-jalan-Nya, dan mereka akan berjalan
menempuhnya.
Kiranya hal ini dapat dipahami dengan baik.
1 Petrus 2: 21-23
(2:21) Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah
menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu
mengikuti jejak-Nya.
(2:22) Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
(2:23) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak
membalas dengan mencaci maki; ketika Ia
menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang
menghakimi dengan adil.
Inilah jalan Tuhan, jalan yang harus kita tempuh, antara
lain;
1.
Ia tidak berbuat dosa.
Berarti; tanpa
ragi keburukan dan tanpa ragi kejahatan, Dialah roti tanpa ragi, sehingga
ketika para penyelidik,
yang mengadili; mulai dari Imam Besar Kayafas, Herodes, Pilatus, tidak
menemukan kesalahan, kejahatan sesuai dengan tuduhan dari orang-orang Yahudi,
namun sekalipun demikian Ia harus disalibkan, tubuh-Nya diserahkan bagi kita = roti tanpa ragi /
tanpa dosa kejahatan dan keburukan.
2.
Tipu tidak ada dalam
mulut-Nya.
= tidak ada
dusta, tidak ada bohong. Tidak ada bohong kecil, tidak ada bohong besar. Bohong
kecil maupun besar sama-sama dosa. Dusta adalah dosa terakhir, artinya; oleh
karena banyaknya dosa, seseorang harus berdusta.
Fungsi dusta
adalah untuk menutupi dosa, tetapi di sini kita melihat; tidak ada tipu di
dalam mulut-Nya.
3.
Ketika Ia dicaci maki,
Ia tidak membalas dengan mencaci maki.
= tidak membalas
kejahatan dengan kejahatan.
4.
Ketika Ia menderita,
Ia tidak mengancam, tetapi Ia
menyerahkan segala persoalan itu kepada Dia yang menghakimi dengan adil.
Seringkali
ketika seseorang menderita, ia mengeluarkan umpatan, ancaman. Tetapi yang benar
adalah segala persoalan diserahkan kepada Dia, sebab Dia yang menghakimi dengan adil.
Ini adalah jalan yang harus ditempuh, jangan tempuh jalan
yang lain supaya tidak sesat.
Oleh sebab itu, kalau kita mengikuti jejak Kristus, kita
tidak pernah mendahului apa yang menjadi kehendak Tuhan,
persis seperti keberadaan umat Israel di padang gurun. Barisan paling depan
adalah imam-imam yang memikul tabut perjanjian, dan jarak antara umat Israel dengan tabut perjanjian adalah 2000
hasta, maksudnya; supaya pandangan mereka tetap mengarah kepada
tabut perjanjian itu, sehingga mereka tidak tersesat dipadang gurun, sebab
jalan itu tidak pernah dilalui (Yosua 3:2-4).
Saudaraku,
kalau tersesat di padang gurun, tidak akan pernah bisa kembali karena bekas jejak-jejak yang kita
lewati itu, akan tertutup oleh tiupan angin, selanjutnya dipadang
gurun tidak ada petunjuk jalan, sebab itu merupakan hamparan padang pasir /
padang gurun.
Tetapi mereka yang berada di gunung Sion harus mengikuti
jejak Kristus, supaya tidak mendahului apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Acap kali kita berbuat kesalahan karena terlalu seringnya mendahului apa yang menjadi kehendak Tuhan, seharusnya terlebih
dahulu bertanya kepada Tuhan.
Yesaya 62: 1
(62:1) Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam diri, dan oleh karena
Yerusalem aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya
bersinar seperti cahaya dan keselamatannya
menyala seperti suluh.
Allah
tidak dapat berdiam diri dan tidak akan tinggal tenang; sampai kebenaran bersinar seperti cahaya, dan keselamatan itu menyala seperti suluh
dari gunung Sion, karena gunung Sion membawa kabar
baik.
Yesaya 62: 2
(62:2) Maka bangsa-bangsa akan melihat
kebenaranmu, dan semua raja akan melihat
kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau
dengan nama baru yang akan ditentukan oleh TUHAN sendiri.
-
Bangsa-bangsa akan melihat kebenaran
dari gunung Sion
-
Raja-raja akan melihat kemuliaan
gunung Sion
-
Orang akan menyebut gunung Sion
dengan sebutan nama baru
Sebutan nama
baru sama seperti Abram berubah menjadi Abraham, huruf H yang dilekatkan pada
Abram itulah nama Allah, sehingga ketika nama Allah dilekatkan kepada Abram,
maka Abram berubah menjadi Abraham. Inilah yang disebut nama baru.
Sehingga kalau
ada nama baru, menunjukkan bahwa hubungan mereka menyatu dengan Tuhan, dan
hubungan mereka begitu erat, supaya orang menyebut kita dengan nama baru, ciptaan baru dalam Kristus.
Yesaya 62: 3-5
(62:3) Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan TUHAN dan serban
kerajaan di tangan Allahmu.
(62:4) Engkau tidak akan disebut lagi "yang ditinggalkan suami",
dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan
dinamai "yang berkenan kepada-Ku" dan negerimu "yang
bersuami", sebab TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan
bersuami.
(62:5) Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara,
demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang
hatinya seorang mempelai melihat pengantin
perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu.
Dan akhirnya, Sion menjadi mempelai Kristus, mempelai
perempuan yang disempurnakan.
Perempuan yang bersuami, bukan lagi yang ditinggalkan.
Kalau ditinggalkan menjadi sunyi sepi = laksana jandalah ia = tubuh tanpa
kepala, dan seorang janda itu setiap hari mengalami kesedihan yang mendalam.
Tetapi mempelai Kristus tidak lagi disebut yang
ditinggalkan, berarti berada dalam kota gunung Sion, kota raja besar, di sana
ada keramaian, itulah ibadah pelayanan di tengah-tengah ibadah dalam kandang
penggembalaan yang Tuhan percayakan.
Inilah puncak gunung Sion, dan inilah yang kita
idam-idamkan saat ini.
Mari kita melihat; KETIKA TUHAN MEMPERLIHATKAN KOTA
MEMPELAI KEPADA RASUL YOHANES DI PULAU PATMOS.
Wahyu 21: 9-11
(21:9) Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh
cawan, yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku,
katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin
perempuan, mempelai Anak Domba."
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar
lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
(21:11) Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti
permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.
Di sini kita melihat; seorang dari ketujuh malaikat itu
memperlihatkan mempelai perempuan/pengantin perempuan, mempelai Anak Domba, kepada Yohanes di Yerusalem Baru.
Gunung Sion adalah puncak dari Yerusalem Baru, itulah
mempelai Kristus, tinggal bersama dengan Kristus di dalam Yerusalem yang baru.
Kesimpulannya; gunung Sion adalah kota mempelai.
Lebih jauh kita melihat mengenai GUNUNG SION.
Mazmur 78: 68-72
(78:68) tetapi Ia memilih suku Yehuda,
gunung Sion yang dikasihi-Nya;
(78:69) Ia membangun tempat kudus-Nya setinggi langit, laksana bumi yang
didasarkan-Nya untuk selama-lamanya;
(78:70) dipilih-Nya Daud, hamba-Nya,
diambil-Nya dia dari antara kandang-kandang kambing domba;
(78:71) dari tempat domba-domba yang menyusui didatangkan-Nya dia, untuk
menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel, milik-Nya sendiri.
(78:72) Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun
mereka dengan kecakapan tangannya.
Tuhan memilih suku Yehuda yang disebut dengan gunung Sion
yang dikasihi-Nya.
Kemudian, perbandingannya; Tuhan memilih Daud untuk
menggembalakan Israel, umat Tuhan.
Kesimpulannya; yang menjadi gunung Sion adalah raja-raja
= imamat rajani = pelayan-pelayan Tuhan, itulah gunung Sion.
Jadi, ada kesamaan dari apa yang telah kita dengar di
atas tadi, bahwa gunung Sion dan Yerusalem adalah PEMBAWA KABAR BAIK.
Pelayan-pelayan Tuhan adalah gunung Sion, yang tugasnya
MELAYANI TUHAN untuk MEMBAWA KABAR BAIK.
Kemudian, mereka yang melayani Tuhan, membawa kabar baik
dengan KETULUSAN HATI, seperti Daud; dia seorang yang tulus hati.
Jadi seorang raja, imamat rajani, seorang pelayan, harus
melayani dengan tulus hati, itu adalah gunung Sion.
Kalau Tuhan memilih suku Yehuda sebagai gunung Sion,
sebagai pelayan untuk membawa kabar baik, itu karena Tuhan melihat ada
ketulusan hati.
Saya banyak memiliki kekurangan, tetapi saya berupaya
untuk melayani Tuhan dengan ketulusan hati, tidak dengan pura-pura. Saya telah
sampaikan; melayani Tuhan harus tepat seperti matahari di depan mata Tuhan,
tepat seperti bulan di depan mata Tuhan, sampai selama-lamanya / saksi yang setia
(Mazmur 89:30-38).
Jadi pelayanan itu tidak dipengaruhi oleh situasi,
kondisi, keadaan. Ada kalanya seseorang hormat kepada orang lain karena orang
lain hormat kepada dia, itu menunjukkan bahwa ia adalah adalah ekor, bukan
kepala, ia tidak tulus hati.
Tabiat seorang pelayan adalah; TULUS
HATI, ini harus dipahami.
Mazmur 78: 67
(78:67) Ia menolak kemah Yusuf, dan suku Efraim tidak dipilih-Nya,
Tuhan tidak memilih Yusuf dan suku Eframi, melainkan Tuhan
memilih suku Yehuda.
Yesus adalah tunas Daud, seorang yang tulus hati ketika
menggembalakan kawanan domba, sehingga kawanan domba tidak kekurangan, diberi
makan dan minum, dipelihara, sehingga kita tidak gelisah, dibimbing ke air yang
tenang, dan jiwa disegarkan, juga tidak takut walaupun berjalan dalam lembah kekelaman.
Yesaya 62: 12
(62:12) Orang akan menyebutkan mereka "bangsa
kudus", "orang-orang tebusan TUHAN", dan engkau akan
disebutkan "yang dicari", "kota yang tidak ditinggalkan".
Raja-raja itu disebut juga BANGSA YANG KUDUS.
Keluaran 19: 5-6
(19:5) Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan
berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku
sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.
(19:6) Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan
imam dan bangsa yang kudus. Inilah
semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."
Imamat rajani adalah bangsa yang kudus, berarti hidup di
dalam seluruh kekudusan.
Bukti ketulusan hati dari gunung Sion, imamat rajani (suku Yehuda).
Yesaya 62: 10-11
(62:10) Berjalanlah, berjalanlah melalui pintu-pintu gerbang, persiapkanlah
jalan bagi umat, bukalah, bukalah jalan raya,
singkirkanlah batu-batu, tegakkanlah
panji-panji untuk bangsa-bangsa!
(62:11) Sebab inilah yang telah diperdengarkan TUHAN sampai ke ujung bumi!
Katakanlah kepada puteri Sion: Sesungguhnya, keselamatanmu datang;
sesungguhnya, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia dan
mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya.
YANG PERTAMA: “BUKALAH JALAN RAYA, SINGKIRKANLAH BATU-BATU”
Menyingkirkan batu-batu, artinya; membebaskan kawanan
domba dari hukum Taurat.
Hukum Taurat, berarti; tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi = kejahatan dibalas
dengan kejahatan, sehingga setiap orang yang bersalah tidak luput dari hukuman.
Kerugian ketika berada di bawah hukum Taurat, yang terjadi adalah;
a.
Matius 13: 5-6, 20-21
(13:5) Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang
tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
(13:6) Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan
menjadi kering karena tidak berakar.
(13:20) Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu
ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.
(13:21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja.
Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun
segera murtad.
Mereka yang
berada di bawah hukum taurat, persis seperti tanah yang berbatu-batu, sehingga
benih yang ditaburkan tidak bertumbuh; bertumbuh hanya sebentar tetapi tidak
berakar.
Kerugian
bertumbuh tetapi tidak berakar: tidak sanggup menghadapi ujian, aniaya karena
firman.
Matahari à kasih Allah, tetapi sifatnya
aniaya karena firman.
Ini adalah
kerugian jika berada di bawah hukum Taurat; tidak tahan terhadap ujian, sengsara
salib.
Tanah yang
berbatu-batu à hati yang keras = kekerasan hati, sedangkan kekerasan hati = penyembahan
berhala.
Berhala artinya
segala sesuatu yang melebih dari Tuhan, oleh karena keras hati, benih firman
yang ditaburkan tidak tumbuh.
Inilah tugas dari
gunung Sion, melayani Tuhan membawa kabar baik, membebaskan dari hukum Taurat.
Kalau hidup di
bawah hukum Taurat, terjadi banyak berhala-berhala, kekerasan
hati juga merupakan berhala.
b.
Yohanes 8: 2-5
(8:2) Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan
seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka.
(8:3) Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.
(8:4) Mereka menempatkan
perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi,
perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang
berbuat zinah.
(8:5) Musa dalam hukum
Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian.
Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?"
Kalau berada di
bawah hukum Taurat; orang yang kedapatan berzinah harus dirajami, dilempar
dengan batu sampai mati, kejahatan dibalas dengan kejahatan.
Sama seperti
ahli taurat dan orang Farisi; ketika seorang perempuan yang kedapatan berzinah di pagi hari, mereka langsung membawa dia ke hadapan Yesus, lalu
menunjukkan hukum Taurat, dengan mengatakan: “Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari
perempuan-perempuan yang demikian” .
Kalau hukum yang
seperti ini diterapkan, maka sudah dipastikan, tidak seorang pun manusia memperoleh
keselamatan, tetapi puji Tuhan, Tuhan tidak berdiam oleh
karena gunung Sion, Tuhan tidak bisa tenang karena Yerusalem, lalu melepaskan
mereka yang berada di bawah hukum Taurat,
menyingkirkan batu-batu dengan cara; HUKUM KASIH KARUNIA.
Yohanes 8: 6-9
(8:6) Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia,
supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di
tanah.
(8:7) Dan ketika mereka terus-menerus bertanya
kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka:
"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama
melemparkan batu kepada perempuan itu."
(8:8) Lalu Ia membungkuk
pula dan menulis di tanah.
(8:9) Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu,
pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya
tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.
Di sini Tuhan
tidak tinggal tenang, tidak tinggal diam karena Yerusalem dan gunung Sion, Tuhan
menyatakan hukum kasih karunia lewat kematian dan kebangkitan-Nya.
Membungkuk dan
bangkit adalah kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Ketika Yesus membungkuk dan bangkit (mati dan bangkit), pada saat itulah Yesus menulis di tanah sebanyak dua kali, berarti Ia menyatakan kasih.
1.
Tulisan yang pertama: kasih kepada
Tuhan.
2.
Tulisan yang kedua: kasih kepada
sesama.
Inilah tugas
dari gunung Sion.
Yohanes 8: 10-11
(8:10) Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya:
"Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?"
(8:11) Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata
Yesus: "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
Yesus menyatakan
hukum kasih karunia.
Kasih karunia =
kemurahan = yang tidak layak menjadi layak.
Tanda bagi mereka yang mendapatkan kasih
karunia / kemurahan, TIDAK BERBUAT DOSA LAGI
= TIDAK MENGULANGI DOSA YANG SAMA.
Bukankah kita
semua hidup oleh karena kemurahan Tuhan, kita boleh tergembala karena kemurahan
Tuhan?
Kita sudah
memperoleh kemurahan dari Tuhan, oleh sebab itu hargailah kemurahan Tuhan, jangan
berbuat dosa
lagi, jangan mengulangi dosa yang sama, karena Tuhan sendiri tidak menghukum. Kalau saja Tuhan menghukum, maka
tidak akan ada yang selamat.
YANG KEDUA.
Kidung Agung 6: 2-3
(6:2) -- Kekasihku telah turun ke kebunnya, ke bedeng rempah-rempah untuk
menggembalakan domba dalam kebun dan memetik bunga bakung.
(6:3) Aku kepunyaan kekasihku, dan kepunyaanku kekasihku, yang menggembalakan domba di tengah-tengah bunga
bakung.
Mempelai perempuan adalah gunung Sion, sedang
menggembalakan domba di tengah-tengah bunga bakung, artinya; membawa dan mempersiapkan
gereja Tuhan/sidang jemaat/umat Tuhan menjadi mempelai wanita Tuhan.
Matius 6: 28-30
(6:28) Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa
bekerja dan tanpa memintal,
(6:29) namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun
tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
(6:30) Jadi jika demikian Allah mendandani
rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api,
tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
Penggembalaan ini membawa sidang jemaat untuk
dipersiapkan sebagai mempelai wanita Tuhan, dan masa sekarang adalah masa di
mana kita sedang dihiasi, didandani, sampai kita layak menjadi mempelai wanita
Tuhan, itu sebabnya domba digembalakan di tengah-tengah bunga bakung, bukan di
tempat lain.
Jadi inilah bukti kalau gunung Sion tulus hati melayani
Tuhan untuk membawa kabar baik, yaitu: untuk membawa kawanan domba menjadi
mempelai wanita Tuhan,
tentunya setelah melepaskan kawanan domba dari hukum Taurat (menyingkirkan
batu-batu).
Wahyu 21: 1-2
(21:1) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit
yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.
(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari
sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan
untuk suaminya.
Kota yang kudus, Yerusalem baru,
puncak kekudusan, itulah gunung Sion. Yerusalem baru,
yang turun dari sorga, dari Allah, berhias bagaikan pengantin perempuan,
berdandan untuk suaminya.
Jadi saat ini kita sedang dipersiapkan untuk menjadi
mempelai wanita Tuhan. Masa-masa ini adalah masa pertunangan, kita dihiasi dengan perhiasan rohani,
bagaikan Wahyu 12: 1 ...
-
Berselubungkan matahari à kasih Allah
-
Bermahkotakan 12 bintang à Roh Kudus
-
Bulan di bawah kaki à Anak Allah, tabait-Nya; hidup
benar sesuai firman Allah
Perhiasan rohani
yang lain ialah;
-
Kalung
= kasih dan setia
-
Anting-ating emas ditelinga
= dengar-dengaran
Sesungguhnya
arah dari
suatu penggembalaan itu harus jelas, jangan
menyampaikan firman yang ditambahkan dan dikurangkan. Menyampaikan firman yang
ditambahkan dan dikurangkan tidak mengarah kepada pembangunan tubuh Kristus
yang sempurna / pengantin perempuan. Oleh sebab, kawanan domba
harus digembalakan di ladang bunga bakung, jangan menggembalakan
kawanan domba di ladang-ladang yang lain.
Wahyu 19: 6-9
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak,
seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya:
"Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
(19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap
sedia.
(19:8) Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!"
[Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan
yang benar dari orang-orang kudus.]
(19:9) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka
yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku:
"Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."
Yesus hanya mau menjadi Raja, Mempelai Laki-Laki Sorga hanya
kepada mempelai perempuan yang telah disempurnakan.
Kepada mempelai wanita dikaruniakan LENAN HALUS, pakaian
putih, itu adalah pakaian mempelai.
Selain pakaian mempelai,
pakaian putih adalah pakaian dari imam.
Lenan halus (pakaian putih) adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang yang kudus, bangsa
yang kudus, imamat rajani.
Dikaruniakan = dipercayakan 9 karunia dan dipercayakan 5
jabatan.
Kita dipercayakan firman penggembalaan, firman pengajaran
yang rahasianya dibukakan untuk menggembalakan, itu adalah dikaruniakan, itu
adalah lenan halus, untuk mendandani saya dan saudara.
Itu adalah bukti ketulusan dari gunung Sion.
Sekarang kita kembali memperhatikan ...
Yesaya 62: 11-12
(62:11) Sebab inilah yang telah diperdengarkan TUHAN sampai ke ujung bumi!
Katakanlah kepada puteri Sion: Sesungguhnya, keselamatanmu datang;
sesungguhnya, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia dan
mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya.
(62:12) Orang akan menyebutkan mereka "bangsa kudus", "orang-orang tebusan TUHAN", dan
engkau akan disebutkan "yang dicari",
"kota yang tidak ditinggalkan".
Ini yang diperdengarkan oleh Tuhan sampai ke ujung bumi,
oleh sebab itu kita harus siap
untuk menjadi gunung Sion, membawa kabar baik, membawa
pengajaran mempelai sampai ke ujung bumi.
Kita mengusung pengajaran mempelai dalam terangnya
Tabernakel. Pengajaran mempelai disebut karena mengusung Tabernakel / bersama dengan
pengajaran Tabernakel. Kalau pengajaran mempelai
tidak bersama dengan pengajaran Tabernakel, maka tidak akan terwujudnya pembangunan tubuh Kristus yang sempurna / pengantin perempuan, mempelai perempuan
Tuhan.
Biarlah kita terbeban untuk mengusung pengajaran mempelai
dalam
terangnya Tabernakel sampai ke ujung bumi.
Mereka itulah yang menjadi upah jerih payah Tuhan dan
selanjutnya disebut orang-orang tebusan Tuhan, selanjutnya disebut yang dicari,
yaitu kota yang tidak ditinggalkan, itulah gunung Sion, Yerusalem yang baru, pengantin
perempuan.
Yesaya
52:7
(52:7)
Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita,
yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan
berita selamat dan berkata kepada Sion: "Allahmu itu Raja!"
Betapa
indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik, itulah gunung Sion,
mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik yaitu berita keselamatan.
Gunung
Sion berkata ; "Allahmu itu Raja!" inilah kabar baik, kabar damai dan kabar
keselamatan, sebab pada waktu kedatangan Yesus pada kali yang kedua, Dia akan
tampil sebagai raja, yang menunjukkan bahwa Dia adalah mempelai Laki –Laki
Surga, sesuai dengan Wahyu 19:6 – 9;…..“Berbahagialah mereka yang diundang dalam
perjamuan kawin Anak Domba, perkataan ini adalah tepat dan benar, tidak perlu
diragukan….” Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA
MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang: Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment