Salam sejahtera di dalam kasih Yesus Kristus. Sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan, lewat media ini kami membagi - bagikan Firman Tuhan yaitu Firman Pengajaran yang benar yang rahasianya dibukakan.
Semoga menjadi berkat untuk kita semua. Tuhan Yesus Kristus memberkati.
IBADAH
RAYA MINGGU, 10 JANUARI 2021 WAHYU
PASAL 13 (Seri:
7) Subtema:
KEDATANGAN ANTIKRIS Shalom.
Selamat sore, salam sejahtera, salam di dalam kasih TUHAN kita, Yesus Kristus. Oleh
karena kemurahan hati TUHAN, kita dimungkinkan untuk mengusahakan Ibadah Raya
Minggu. Oleh dua tangan TUHAN yang kuat, kita ditarik untuk berada di tengah
perhimpunan Ibadah Raya Minggu sore ini. Kita bersyukur, ibadah ini merupakan
korban dan persembahan kepada TUHAN, sehingga lewat ibadah ini kita bisa
membawa korban dan persembahan kepada TUHAN, baik ucapan syukur, nyanyian
syukur, sampai kepada cara kita duduk mendengar Firman TUHAN, itu semua korban
persembahan untuk menyenangkan hati TUHAN. Dan biarlah kiranya kita datang
menghadap TUHAN dengan segala kerendahan hati kita, sehingga apapun yang kita
persembahkan, semuanya menyenangkan hati TUHAN. Saya
tahu, saat kita datang menghadap TUHAN, terlalu banyak tantangan, terlalu
banyak ujian, cobaan, godaan untuk menghalangi ibadah dan pelayanan kita kepada
TUHAN, tetapi saya secara pribadi tidak surut hati saya untuk terus
memuja-memuji TUHAN selama-lamanya, selama hayat masih tinggal di kandung
badan. Tadi
Saudara Davit Simarmata sudah bersaksi; kemurahan TUHAN berlaku dalam hidupnya
selama tergembala dalam penggembalaan ini, dan teristimewa tiga bulan terakhir
ini, semuanya boleh dilalui bersama dengan TUHAN Yesus dalam segala
kemurahan-Nya, yang sudah memberi pertolongan dalam hidupnya, teristimewa terhadap
Ibu Simarmata, sebagai orang tuanya, yang sudah melewati masa ujian yang begitu
berat. Oleh karena petolongan TUHAN, operasi di kepala bisa berlangsung dengan
baik, operasi di kaki bagian kanan juga bisa berlangsung dengan baik, itulah
kesaksiannya tadi, semua karena kemurahan TUHAN, dan TUHAN sudah mendengarkan
doa-doa kita semua. Namun,
bukan hanya Davit Simarmata yang mengalami ujian, tetapi satu minggu ini kita
betul-betul menghadapi ujian yang begitu berat, bukan? Kita menghadapi ujian
yang begitu berat, di mana tubuh kita ini semacam digocoh karena penyakit,
apalagi dengan perubahan cuaca ini, sehingga membawa virus penyakit batuk,
pilek, dan pegal-pegal, tetapi puji TUHAN, saya percaya, TUHAN tetap memberi
kekuatan, TUHAN memberi jalan keluar bagi kita semua, supaya kita semua tetap
bisa mengusahakan ibadah, memeliharakan ibadah yang TUHAN percayakan ini. Sebagaimana
Adam dan Hawa ditempatkan di taman Eden dengan satu tujuan untuk mengusahakan
dan memelihara taman Eden di hadapan TUHAN; demikianlah kiranya kita
ditempatkan di tengah ibadah dan pelayanan dalam penggembalaan ini untuk
mengusahakan dan memeliharakan ibadah pelayanan ini di hadapan TUHAN. Saya
juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat TUHAN yang sedang mengikuti
pemberitaan firman lewat live streaming video internet Youtube,
Facebook, baik di dalam maupun di luar negeri, di mana pun anda berada, kiranya
TUHAN memberkati kita dan menopang ibadah kita ini sampai nanti TUHAN
betul-betul meneguhkan kita lewat Firman TUHAN seberapa saja yang TUHAN mau
nyatakan di dalam hati kita masing-masing. Segera
saja kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari Wahyu 13. Wahyu
13:3 (13:3) Maka
tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang
membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh.
Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu. Satu
dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi
luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Berarti, terjadi mujizat
kesembuhan. Satu
dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi
luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh. Ini adalah mujizat palsu.
Seharusnya, luka yang membahayakan hidupnya itu dilanjutkan sampai kepada
pengalaman kematian dan hari ketiga akan bangkit, sebagaimana Yesus telah
mengalami sengsara dan derita di atas kayu salib, dengan luka-luka dan lima
luka utama yang dialami oleh Yesus, membawa Dia masuk dalam pengalaman
kematian, lalu dibangkitkan pada hari yang ketiga. Sementara
kita melihat di sini, binatang atau antikris tersebut keluar dari dalam laut.
Laut merupakan bayangan dari pada baptisan, berarti; pengalaman Yesus dalam
tanda kematian dan kebangkitan. Tetapi kenyataannya, luka itu tidak membawa dia
masuk dalam pengalaman kematian, justru sebaliknya, terjadi mujizat kesembuhan,
tetapi ini merupakan mujizat palsu. Tujuan
dari antikris mengadakan mujizat palsu ialah supaya seluruh dunia heran,
lalu mengikut binatang itu, mengikuti antikris. Jadi,
mereka sibuk mengadakan sensasi-sensasi termasuk mujizat kesembuhan, dengan
satu tujuan; supaya seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.
Jikalau seorang hamba TUHAN sibuk hanya mengadakan mujizat, sibuk hanya
mengadakan sensasi supaya semua orang heran, inilah yang disebut mujizat palsu. Pertanyaannya:
SIAPAKAH ORANG-ORANG YANG HERAN DENGAN MUJIZAT YANG DIADAKAN OLEH ANTIKRIS
TERSEBUT? Jawabnya
kita akan lihat dalam Daniel 11. Daniel
11:30 (11:30) karena
akan datang kapal-kapal orang Kitim melawan dia, sehingga hilanglah
keberaniannya. Lalu pulanglah ia dengan hati mendendam terhadap Perjanjian
Kudus dan ia akan bertindak: setelah pulang kembali, ia akan menujukan
perhatiannya kepada mereka yang meninggalkan Perjanjian Kudus. Sasaran
dari antikris sehingga mereka sibuk untuk mengadakan mujizat palsu adalah
orang-orang yang meninggalkan Perjanjian Kudus. Kita
bisa melihat perjanjian yang pertama dalam Ibrani 10, itulah ibadah yang
dijalankan secara Taurat, namun itu merupakan bayangan, bukan hakekat dari
keselamatan, dan itu adalah perjanjian yang pertama. Mari
kita lihat PERJANJIAN YANG PERTAMA sebelum digenapkan. Ibrani
10:1 (10:1) Di dalam
hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan
datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu
dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum
Taurat tidak mungkin menyempurnakan mereka yang datang mengambil bagian di
dalamnya. Hukum
Taurat itu bayangan dari keselamatan yang akan datang, bukan hakekat dari
keselamatan itu sendiri. Perjanjian
yang pertama, itulah ibadah yang dijalankan secara Taurat. Jadi, kalau mereka
berdosa, mereka harus mempersembahkan korban-korban dari binatang untuk menebus
dosa mereka. Tetapi persembahan yang demikian tiadalah mungkin dapat menyucikan
dosa dari orang-orang yang berbuat dosa pada saat itu. Itulah sebabnya hukum
Taurat atau ibadah Taurat, itu merupakan bayangan saja dari keselamatan yang
akan datang, bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Ibrani
10:2-3 (10:2) Sebab
jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab
mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa setelah disucikan
sekali untuk selama-lamanya. (10:3) Tetapi justru oleh korban-korban itu
setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa. Justru
oleh korban-korban itu, setiap tahun orang diperingatkan akan adanya dosa.
Jadi, ibadah yang dijalankan secara Taurat justru merangsang dosa, dengan lain
kata; hukum Taurat justru merangsang dosa. Kita
merindu untuk melakukan sesuatu yang baik kepada TUHAN -- sesuai pengakuan
Paulus kepada jemaat di Roma dan di Korintus --, tetapi justru hukum dosa yang
berkuasa di dalam anggota-anggota tubuhnya. Mengapa demikian? Karena hukum
Taurat itu merangsang dosa. Di
dalam hukum Taurat, itulah 10 (sepuluh) hukum yang tertulis dalam 2 (dua) loh
batu itu terdapat 9 (sembilan) kali kata “jangan.” Justru oleh adanya
kata “jangan”, banyak orang melanggarnya, banyak orang melakukan dosa. Jadi,
jelas, hukum Taurat itu merangsang untuk berbuat dosa. Ibrani
10:4 (10:4) Sebab
tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa. Singkatnya:
Darah binatang tidaklah mungkin berkuasa untuk menyucikan dosa manusia. Ibrani
10:5-9 (10:5) Karena
itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak
Engkau kehendaki -- tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku --. (10:6)
Kepada korban bakaran dan korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. (10:7)
Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis
tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku." (10:8) Di
atas Ia berkata: "Korban dan persembahan, korban bakaran dan korban
penghapus dosa tidak Engkau kehendaki dan Engkau tidak berkenan kepadanya"
-- meskipun dipersembahkan menurut hukum Taurat --.(10:9) Dan kemudian
kata-Nya: "Sungguh, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang
pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua. Sungguh,
Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu." Yang pertama Ia hapuskan, supaya
menegakkan yang kedua. Perjanjian yang pertama dihapuskan,
itulah hukum Taurat, lalu Ia datang untuk menggenapi hukum Taurat, itulah
Perjanjian Kudus, di mana Yesus menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib.
Yang pertama Ia hapuskan supaya menegakkan yang kedua di atas kayu salib,
itulah Perjanjian Kudus yang tidak dihargai oleh banyak anak-anak TUHAN. Yang
pertama Ia hapuskan supaya menegakkan yang kedua, itulah Perjanjian Kudus yang
dikerjakan oleh Yesus di atas kayu salib. Jadi,
sasaran dari pada antikris untuk mengadakan mujizat adalah orang-orang yang
meninggalkan Perjanjian Kudus, tidak menghargai salib Kristus, sementara Yesus
menggenapi hukum Taurat di atas kayu salib, dan itu merupakan Perjanjian Kudus.
Orang yang tidak menghargai Perjanjian Kudus, inilah yang menjadi sasaran dari
antikris. Orang yang tidak menghargai korban Kristus, itulah yang menjadi
sasaran dari antikris. Oleh
sebab itu, kita patut bersyukur; ibadah yang kita kerjakan ini harus
dihubungkan langsung kepada salib Kristus. Memang ibadah yang dikerjakan di
atas muka bumi ini harus dihubungkan dengan salib Kristus. Jangan kita
mengecilkan ibadah yang dihubungkan dengan salib. Jangan kita mengecilkan
Perjanjian Kudus. Bantu
doa, supaya TUHAN tolong kita, karena jujur saja saya sampaikan kepada sidang
jemaat; persiapan saya sangat terganggu. Satu minggu ini saya sakit tipus; oleh
sebab itu, baik Ibadah Kaum Muda, juga Ibadah Pendalaman Alkitab dan Ibadah Doa
Penyembahan, yang diterbitkan adalah siaran ulang, karena satu minggu ini saya
jatuh sakit, tidak bisa apa-apa. Tetapi petang ini, sore ini, kita bisa
beribadah bersama-sama, semua karena kemurahan TUHAN tentunya. Namun tetap
bantu doa supaya TUHAN tolong di dalam hal memberitakan Firman TUHAN. Dalam
segala keterbatasan saya, saya berharap kita semua tetap terberkati, maupun
sidang jemaat yang di Bandung, di Malaysia, maupun sidang jemaat di mana saja
berada yang tidak bisa mengikuti beribadah sore ini, biarlah tetap terberkati;
juga anak TUHAN yang terus memberi diri digembalakan lewat live streaming dalam
maupun luar negeri, tetap terberkati. Bantu doa. Jadi,
kita sudah mengerti Perjanjian Kudus, bukan? Ibadah itu memang sebaiknya
dihubungkan langsung dengan salib, itulah Perjanjian Kudus. Jangan kita
mengecilkan ibadah yang dihubungkan dengan salib. Oleh sebab itu, di
tengah-tengah ibadah pelayanan ini, biarlah kita betul-betul meninggikan korban
Kristus, sebab yang menjadi sasaran dari antikris adalah orang-orang yang
meninggalkan Perjanjian Kudus. Kita
kembali untuk memperhatikan Daniel 11. Daniel
11:31 (11:31)
Tentaranya akan muncul, mereka akan menajiskan tempat kudus, benteng
itu, menghapuskan korban sehari-hari dan menegakkan kekejian yang
membinasakan. Tentaranya
akan muncul,
tentara antikris begitu tangkas, begitu gesit, begitu lihai, sama seperti
gabungan dari 3 (tiga) jenis binatang di dalam 1 (satu) tubuh antikris, itulah;
-Macan tutul yang begitu
cekatan, begitu gesit, begitu cepat. Siapa yang berlambat-lambat, siapa yang
menunda-nunda pekerjaan TUHAN akan dilibas habis oleh macan tutul.
-Singa yang begitu
tangkas dan begitu cekatan. Kita tidak bisa menghadapi antikris dengan kemampuan
kita, dengan kepintaran kita, dengan gelar tinggi yang kita miliki.
-Juga beruang yang memiliki cara
yang begitu kuat untuk mencakar dan mengoyak dada setiap orang. Dan dengan satu
kali pukul, setiap orang pasti rubuh.
Jadi,
kita tidak bisa mengandalkan kekuatan kita untuk menghadapi antikris, di mana
antikris akan memerintah selama 7 (tujuh) masa, yang memuncak selama
pertengahan 7 (tujuh) masa yang kedua, 3.5 (tiga setengah) tahun. Oleh sebab
itu, biarlah kita senantiasa meninggikan korban Kristus. Selanjutnya,
antikris akan menajiskan tempat kudus (benteng itu) dengan cara; a.Menghapuskan korban sehari-hari. b.Menegakkan kekejian yang membinasakan. Sekarang
kita akan melihat dua penjelasan di atas, dimulai dari penjelasan “menghapuskan
korban sehari-hari”. Korban
sehari-hari, jelas menunjuk;
1.Korban sembelihanà Ibadah yang
dihubungkan dengan salib. Coba saudara bayangkan bila ibadah yang dihubungkan
dengan salib ini dihentikan, apa yang bisa dikerjakan pada saat itu? Apa yang
memberi jalan keluar dari setiap masalah yang kita hadapi? Bagaimana nyawa
kita, jiwa kita diselamatkan bila tanpa ibadah yang dihubungkan dengan salib?
Sudah pasti binasa.
2.Korban santapan = Makanan rohani à Pengajaran Firman
Allah. Saudara bisa bayangkan, apa kekuatan kita manakala korban santapan
dihentikan? Selagi masih ada kesempatan bagi kita untuk mengusahakan ibadah
yang dihubungkan dengan salib, biarlah itu kita kerjakan dengan
sungguh-sungguh. Kemudian jika di tengah-tengah ibadah itu kita boleh menikmati
pembukaan firman sebagai korban santapan, biarlah kita hargai dengan
sungguh-sungguh, selagi masih ada kesempatan.
Inilah
korban sehari-hari yang dihapuskan. Kemudian,
penjelasan tentang “menegakkan kekejian”. Soal
kekejian ini, kita akan melihat contoh di dalam Amsal 28. Amsal
28:9 (28:9) Siapa memalingkan
telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah
kekejian. Ini
adalah salah satu contoh kekejian. Banyak nanti kekejian yang akan terjadi saat
antikris berkuasa selama 3.5 (tiga setengah) tahun, tetapi salah satu contoh
dari kekejian adalah siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan
hukum, juga doanya adalah kekejian, atau sama dengan; menaikkan doa,
menaikkan permohonan kepada TUHAN, tetapi ia tidak suka dengar firman, maka doa
semacam ini adalah doa kekejian. Jangan
kita menaikkan doa, sementara kita tidak mau mendengar Firman TUHAN, karena doa
yang dinaikkan orang semacam ini adalah kekejian bagi TUHAN. Kalau kita mau
supaya doa kita didengar, maka kita harus terlebih dahulu mendengarkan suara
TUHAN, firman yang disampaikan. Kalau
hanya bisa menaikkan doa tetapi tidak suka mendengar Firman TUHAN, maka doa
semacam ini disebut doa kekejian bagi TUHAN. Banyak orang Kristen yang merasa,
dia menganggap bahwa dia rohani, ketika dia menaikkan doa, tetapi sebetulnya
itu ada kekeliruan. Dahulu
saya seperti itu; ketika saya berdoa, saya merasa saya sudah agak sedikit
rohani, padahal itu salah. Menaikkan doa tetapi tidak suka dengar firman, itu
adalah kekejian bagi TUHAN. Jadi,
dosa semacam ini nanti akan terjadi pada masa aniaya antikris berlangsung;
mengabaikan hal yang suci, mengabaikan pembukaan firmna, mengabaikan ibadah,
mengabaikan agama, dan lain sebagainya, tetapi menaikkan doa, itu adalah
kekejian. Jadi, perbuatan keji semacam ini nanti terjadi bilamana antikris
berkuasa selama 3.5 (tiga setengah) tahun di atas muka bumi ini. Oleh
sebab itu, kita hubungkan langsung dengan Wahyu 17. Wahyu
17:3-4 (17:3) Dalam roh
aku dibawanya ke padang gurun. Dan aku melihat seorang perempuan duduk di atas
seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat.
Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. (17:4) Dan
perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas,
permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala
kekejian dan kenajisan percabulannya. Binatang
itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk. Jelas, ini
merupakan binatang yang sama dengan Wahyu 13:1, itulah binatang yang
keluar dari dalam laut. Dan
perempuan itu,
Babel besar, ibu dari semua pelacur-pelacur menunggangi binatang yang keluar
dari dalam laut; mempunyai 7 (tujuh) kepala dan 10 (sepuluh) tanduk. Kemudian,
perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas,
permata dan mutiara, singkatnya; perempuan Babel ini tampak mulia saat
menunggangi antikris, tetapi ada sesuatu yang aneh; di tangannya ada suatu
cawan emas, yang isinya adalah kekejian dan kenajisan
percabulannya. Bayangkan,
tampak mulia, tetapi anehnya, di tangannya ada suatu cawan emas yang isinya kekejian
dan kenajisan percabulannya. Jadi,
ternyata, sumber dari kekejian itu adalah perempuan Babel yang menunggangi
antikris. Wahyu
17:5 (17:5) Dan pada
dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari
wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi." Babel
besar adalah
ibu dari wanita-wanita pelacur, orang-orang yang melacurkan dirinya di
hadapan TUHAN, orang-orang yang menduakan hati TUHAN. Jadi,
sekali lagi saya sampaikan: Babel besar adalah ibu dari gereja atau perempuan
atau orang-orang yang menduakan hati TUHAN. Orang yang mendua hati tidak
mendapat apa-apa; -kalau ikut TUHAN, ikutlah TUHAN dengan
sungguh-sungguh, -kalau ikut dunia, ikutlah dunia dengan
sungguh-sungguh. Kembali
saya tandaskan: Orang yang mendua hati tidak mendapat apa-apa. Jadi,
orang yang mendua hati itu adalah anak dari perempuan Babel. Oleh sebab itu,
sungguh-sungguhlah ikut TUHAN. Kalau ikut TUHAN, ikutlah TUHAN. Kalau melayani
TUHAN, layanilah TUHAN. Kalau mendua hati, jelas dia adalah anak-anak dari
perempuan Babel. Kemudian,
Babel besar adalah ibu dari kekejian bumi. Jadi, jelas, yang
menyebabkan antikris menjadi kekejian bumi, jelas itu penyebabnya adalah
perempuan Babel. Menjadi
kekejian bumi, berarti; tidak menghargai TUHAN, tidak menghargai korban
Kristus, tidak menghargai pelayanan, tidak menghargai pembukaan rahasia firman,
tidak menghargai Roh Kekudusan, dan tidak menghargai kasih dan kemurahan TUHAN.
Itu adalah kekejian bumi. Kita
kembali memperhatikan Daniel 11. Daniel
11:32 (11:32) Dan
orang-orang yang berlaku fasik terhadap Perjanjian akan dibujuknya sampai
murtad dengan kata-kata licin; tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap
kuat dan akan bertindak. Orang-orang
yang berlaku fasik terhadap Perjanjian Kudus, tidak menghargai Perjanjian
Kudus, tidak menghargai ibadah yang dihubungkan dengan salib, tidak meninggikan
korban Kristus, akan dibujuknya sampai murtad dengan kata-kata licin. Jadi,
jelas, yang menjadi sasaran dari pada antikris adalah orang yang tidak
menghargai Perjanjian Kudus, tidak menghargai ibadah yang dihubungkan dengan
salib, tidak menghargai kasih dan kemurahan TUHAN, tidak menghargai korban
Kristus. Itu yang menjadi sasaran dari antikris; mereka akan dibujuk sampai
murtad dengan kata-kata licin. Tadi
kita sudah melihat, cawan emas di tangannya, tetapi isinya kekejian dan
kenajisan percabulan. Kalau seorang hamba TUHAN sibuk untuk mengadakan mujizat,
kemudian sibuk hanya bicara soal berkat-berkat tetapi mengabaikan pengajaran
salib = kata-kata licin = perkataan licin. Itulah
yang disodorkan oleh perempuan Babel tadi; tampak mulia, tetapi anehnya, di
tangannya ada cawan emas, namun isinya ada dua:
1.Kekejian; mengabaikan
ibadah, mengabaikan Perjanjian Kudus, mengabaikan korban Kristus, mengabaikan
kasih setia TUHAN, dan lain sebagainya.
2.Kenajisan percabulannya. Kita
sudah melihat contoh, dan hal itu sudah beberapa kali disampaikan: Esau ini
adalah orang yang memiliki nafsu rendah dan cabul. Mengapa demikian? Karena
demi sepiring kacang merah, ia meninggalkan, ia jual hak kesulungannya, itu
adalah nafsu rendah, itu sama dengan kenajisan percabulan.
Daniel
11:32B (11:32) Dan
orang-orang yang berlaku fasik terhadap Perjanjian akan dibujuknya sampai
murtad dengan kata-kata licin; tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap
kuat dan akan bertindak. Tetapi
umat yang mengenal Allahnya, yang senantiasa menghormati, meninggikan
korban Kristus, dan juga menghormati pembukaan rahasia firman sebagai korban
santapan, akan tetap kuat dan akan bertindak. Kembali
saya tandaskan: Orang yang meninggikan korban Kristus, ia kuat dan akan
bertindak. Oleh sebab itu, mulai dari malam ini, mari kita menjadi orang yang
bijaksana, bertindaklah bijaksana, supaya kita kuat. Mari
kita lihat orang yang BERTINDAK BIJAKSANA dan menjadi kuat, tidak goyah oleh
pengaruh apapun, di dalam Injil Matius 7. Matius
7:24 (7:24)
"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama
dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Setiap
orang yang mendengar dan melakukan Firman TUHAN, ia sama dengan orang yang
bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Jadi, orang bijaksana
mendirikan rumahnya di atas batu. Siapa orang bijaksana? Itulah yang mendengar
dan melakukan Firman TUHAN. Bertindak
bijaksana, berarti; mendirikan rumah di atas batu. Batu ini disebut juga batu
pilihan, disebut juga batu penjuru, disebut juga dengan batu yang mahal. Jadi,
korban Kristus disebut juga batu pilihan, batu penjuru dan batu yang mahal. Keuntungan
kalau rumah didirikan (dibangun) di atas batu (korban Kristus). Matius
7:25 (7:25) Kemudian
turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah
itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Sekalipun
menghadapi 3 (tiga) jenis ujian; Yang
Pertama:
Turunlah hujan. Ini adalah ujian yang langsung menuju ke atap, yang datang dari
atas à Roh-roh
jahat di udara dengan segala tipu dayanya. Tetapi rumah itu kuat, karena
dibangun di atas korban Kristus. Yang
Kedua:
Datanglah banjir. Ujian ini langsung menuju kepada dasar bangunan. Banjir à Dosa kenajisan,
yang pada zaman Nuh pernah juga melanda seantero dunia ini dan menghabisi
manusia sampai kepada ternak-ternak. Dan di hari-hari ini juga banjir ini
sedang melanda dunia, bukan hanya di kota, tetapi juga di desa, bukan hanya
melanda orang kaya, tetapi juga melanda orang miskin, bukan hanya melanda orang
yang cakap wajahnya (rupanya), tetapi juga melanda yang wajahnya pas-pasan,
tanpa terkecuali. Tetapi kalau rumah itu dibangun di atas dasar korban Kristus,
maka rumah itu tetap kuat. Yang
Ketiga:
Angin melanda rumah itu à
Angin-angin pengajaran palsu. Tetapi rumah itu kuat, karena dibangun di atas
korban Kristus. Inilah
orang-orang yang bertindak bijaksana; mendirikan rumahnya di atas batu. Siapa
orang yang bertindak dengan bijaksana? Itulah orang yang mau mendengar firman
TUHAN dan melakukannya dengan baik. Jadi,
Firman Allah yang didengar itu difollow-up, ditindaklanjuti, dilakukan, itu
sama dengan; menyimpannya. Sehingga, sekalipun nanti terjadi di mana TUHAN
mengirimkan kelaparan di atas negeri ini, kita ada kekuatan, karena “menyimpannya”.
Saat menghadapi antikris, ada kekuatan, karena kita menyimpan Firman TUHAN. Kita
harus bergumul kuat, sungguh-sungguh dalam bergumul, supaya ibadah ini tetap terlaksana;
Ibadah Doa Penyembahan juga nanti tetap terlaksana, Ibadah Pendalaman Alkitab
juga tetap terlaksana, sebab kalau ibadah ini berhenti, maka banyak yang
menjadi korban, bukan saja sidang jemaat dalam penggembalaan GPT “BETANIA” yang ada dalam penggembalaan ini, tetapi
juga sidang jemaat yang ada di Malaysia, di Bandung, maupun anak-anak TUHAN
yang terus memberi diri digembalakan lewat live streaming, baik di dalam
maupun di luar negeri. Jadi,
kita harus berdoa dengan sungguh-sungguh, berjuang dengan sungguh-sungguh; satu
dengan yang lain saling mendoakan supaya ibadah ini jangan sampai berhenti,
jangan ada yang jatuh sakit, jangan ada yang korban oleh karena penyakit, baik
penyakit karena Virus Corona, dan lain sebagainya. Ibadah ini harus berjalan
dengan baik, karena sangat rugi sekali rasanya kalau kita berhenti beribadah,
tidak ada kekuatan. Saya rasakan sekali; satu minggu ini rasanya
gersang-gersang sekali, sehingga demikianlah keadaan saya saat ini yang
terbatas adanya di dalam hal menyampaikan Firman TUHAN. Saya tidak bisa
pungkiri itu, saya tidak bisa menyampaikan firman, dengan kekuatan saya
sendiri. Jadi, hubungan kita dengan TUHAN harus intens, tidak boleh
berhenti. Namun sekalipun demikian, saya tetap berharap dan berdoa memohon
kepada TUHAN supaya TUHAN tetap memberkati kita sore ini. Terkait
dengan apa yang sudah kita baca di dalam Daniel 11 tadi, kita hubungkan
dengan 2 Tesalonika 2. 2
Tesalonika 2:7 (2:7) Karena
secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang
menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, Karena
secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang
menahan.
Berarti TUHAN masih memberi kesempatan bagi kita untuk;
-Mengusahakan ibadah ini, menjalankan ibadah
yang dihubungkan dengan salib, itulah korban sembelihan.
-Kemudian juga menikmati korban santapan,
pengajaran Firman Allah yang kita terima malam ini.
Ini
adalah kemurahan bagi kita. Kalau
yang menahannya itu telah disingkirkan, berarti antikris
berkuasa selama 7 (tujuh) masa atau 7 (tujuh) tahun yang memuncak pada 3.5
(tiga setengah) tahun yang kedua. 2
Tesalonika 2:8 (2:8) pada
waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus
akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia
datang kembali. Setelah
disingkirkan korban sehari-hari -- itulah korban sembelihan (ibadah yang
dihubungkan dengan salib) dan juga korban santapan (pengajaran Firman Allah
sebagai makanan rohani) --, pada waktu itulah si pendurhaka baru akan
menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya
dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali, pada kali yang kedua. 2
Tesalonika 2:9-10 (2:9)
Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai
rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, (2:10)
dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena
mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat
menyelamatkan mereka. Kedatangan
si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis. Kedatangan dari
pada antikris itu adalah pekerjaan Iblis, di mana kedatangannya akan disertai
dengan rupa-rupa perbuatan ajaib,tanda-tanda dan mujizat-mujizat
palsu ... Hal ini sudah semakin jelas; jadi, sinkron sekali antara Wahyu
13:3 dengan Daniel 11:30-32, dan 2 Tesalonika 2:9-10. Kembali
saya sampaikan: Kedatangan dari pada antikris itu ... -disertai dengan rupa-rupa perbuatan ajaib, -disertai dengan tanda-tanda heran, -disertai dengan mujizat-mujizat palsu, -disertai dengan rupa-rupa tipu daya jahat, terhadap
orang-orang yang harus binasa, itulah orang-orang yang berlaku fasik terhadap
perjanjian kudus, tidak menghargai korban sehari-hari, itulah ibadah yang
dihubungkan dengan salib, itulah korban santapan, Firman Pengajaran Mempelai. Oleh
sebab itu, biarlah mulai dari petang malam ini, mari kita satu dengan yang lain
bertindak dengan bijaksana. Jangan kita datang di tengah ibadah hanya untuk
mencari mujizat, tetapi pemberitaan firman tidak ada; dari awal ibadah hanya
pujian, sampai akhirnya ibadah hanya pujian dan kesaksian, lalu menggunakan
alasan: yang ada di sorga hanyalah pujian dan penyembahan. Mulai
sekarang, mari kita bertindak dengan bijaksana, artinya; kita harus menghargai
korban sehari-hari. Kalau tidak, maka yang menjadi sasaran dari pada mujizat
palsu yang diadakan oleh antikris adalah orang-orang yang harus binasa, karena
mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. Jadi,
yang binasa nanti oleh tipu muslihat dari pada antikris adalah orang-orang yang
tidak menerima kebenaran yang sejati dan orang-orang yang tidak mengasihi
kebenaran yang sejati. Kebenaran yang sejati terletak pada salib, di luar salib
tidak ada kebenaran lagi; oleh sebab itu, mari kita bertindak dengan bijaksana.
Di tengah ibadah dan pelayanan ini kita belajar untuk menghargai korban
Kristus; menerima dan mengasihi kebenaran yang sejati. Jadi,
sudah sangat jelas; yang menjadi sasaran dari pada antikris, target dari pada
antikris adalah orang yang tidak menerima, orang yang tidak mengasihi kebenaran
yang sejati, itulah Perjanjian Kudus. Kita
patut bersyukur, manakala ibadah ini dihubungkan dengan salib; jangan kita
bersungut-sungut sekalipun banyak korban yang harus kita persembahkan, baik
tenaga, pikiran, waktu, uang, materi sekalipun. Justru itu merupakan sarana,
itu yang menjembatani kita dari bumi ke sorga, itu yang menjadi tangga kita
dari bumi ke sorga. Jadi,
setiap korban = anak tangga. Seberapa banyak kita korban, itulah anak-anak
tangga. Setiap korban, itu adalah satu anak tangga. Setiap korban, tambah lagi
satu anak tangga. Setiap korban, satu anak tangga. Jadi, korban-korban, itu
adalah anak-anak tangga dari bumi sampai ke sorga. Kalau
memang salib bukan tangga dari bumi ke sorga, lalu untuk apa Yesus mati di kayu
salib? Oleh sebab itu, bertindaklah dengan bijaksana. 2
Tesalonika 2:11 (2:11) Dan
itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan
mereka percaya akan dusta, Dan
itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka ...
Diizinkan mereka disesatkan oleh antikris; tidak ada perlindungan, tidak ada
pembelaan dari TUHAN kepada orang-orang yang tidak mengasihi kebenaran yang
sejati. Tidak ada pembelaan dari TUHAN bagi mereka, bahkan sekalipun kita
jungkir balik berdoa memohon kepada TUHAN. Mulai sekarang, tetaplah bertindak
bijaksana. Sekali
lagi saya sampaikan dengan tandas: Korban-korban yang kita persembahkan kepada
TUHAN, itu merupakan anak-anak tangga. Jangan kita berpikir dua kali untuk
menjalankan ibadah yang dihubungkan dengan salib, justru kita harus bersyukur. Andaikata
ibadah yang dihubungkan dengan salib, korban sembelihan itu dihentikan nanti,
lalu apa yang terjadi dengan kehidupan kita sementara kita masih jauh dari
kesucian, jauh dari kebenaran. Apa yang terjadi nanti? Itu
sebabnya, kesempatan bagi kita, manakala ibadah ini dihubungkan dengan salib.
Mulai sekarang, bertindaklah dengan bijaksana. Apapun yang terjadi sampai masa
kesesakan, sampai masa 7 (tujuh) tahun kesesakan yang akan terjadi ke depan,
kita kuat, tidak goyah; itulah orang yang bertindak bijaksana, seperti orang
yang mendirikan rumahnya di atas batu (korban Kristus), ia menghargai korban
Kristus. Yang
menyebabkan mereka percaya akan dusta ... Karena tidak
ada pembelaan dari TUHAN, tidak ada pertolongan dari TUHAN, akhirnya mereka
percaya akan dusta, termasuk mujizat palsu yang diadakan oleh antikris tadi.
Sebetulnya, mujizat yang diadakan oleh antikris itu benar-benar mujizat; yang
luka parah menjadi sembuh, itu benar-benar mujizat. Yang sakit menjadi sembuh,
yang lumpuh menjadi berjalan, yang tuli menjadi mendengar, yang buta menjadi
melihat, itu benar (betul) mujizat, tetapi sekalipun itu benar, tetap hal itu
disebut “mujizat palsu”, tergantung dari sudut mana ibadah itu dikerjakan. Kalau
ibadah dihubungkan dengan salib, di situ pun banyak terjadi mujizat, namun itu
bukan mujizat palsu. Tetapi kalau ibadah hanya sibuk dengan mujizat dan salib
diabaikan, pasti sekalipun di situ ada mujizat, namun mujizat itu tetap disebut
mujizat palsu. Sama
halnya dengan Injil Matius 7:15-23, di mana nabi-nabi palsu mengadakan tanda-tanda
heran, mengusir Setan, banyak mujizat terjadi di situ, itu pada ayat 22.
Tetapi pada ayat 23, Allah akan berterus terang kepada mereka dan
berkata: 1.Aku tidak pernah mengenal kamu! 2.Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian
pembuat kejahatan!” Mengapa
demikian? Pada ayat 21, Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku:
Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Menghargai
Perjanjian Kudus, di tengah ibadah menghargai korban Kristus, itu adalah
kehendak Allah. Jadi, bukan karena berseru menyebut “Tuhan”, lalu masuk sorga,
tidak, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Menjalankan
ibadah yang dihubungkan dengan salib, itu adalah kehendak Bapa. Lalu,
pada ayat 22, Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku:
Tuhan, Tuhan, bukankah kami ... 1.bernubuat demi nama-Mu, 2.dan mengusir setan demi nama-Mu, 3.dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu
juga? Tetapi
di ayat 23, TUHAN berterus terang dengan berkata: “Aku tidak pernah mengenal
kamu!”, kemudian TUHAN kembali berkata: “Enyahlah dari pada-Ku, kamu
sekalian pembuat kejahatan!” Jadi, kalau di dalam ibadah sibuk mengadakan
mujizat, tetapi mengabaikan kehendak Allah, mengabaikan Perjanjian Kudus,
berlaku fasik terhadap Perjanjian Kudus, itu adalah perbuatan jahat. Jadi,
sekalipun ada mujizat terjadi di situ, tetap saja disebut mujizat palsu. Saya
ini bukan anti mujizat, saya ini suka dengan mujizat, jangan saudara salah
mengerti dengan saya. Saya senang dengan mujizat. Tetapi kalau orang berlaku
fasik terhadap Perjanjian Kudus atau di tengah ibadah tidak dihubungkan dengan
korban Kristus, sekalipun ada mujizat di dalamnya, tetap disebut mujizat palsu. Jadi,
tergantung ibadah itu. Mujizat yang diadakan di tengah ibadah itu bisa disebut
“palsu” atau “berkenan kepada TUHAN”, itu tergantung ibadah yang dijalankan.
-Kalau ibadahnya dihubungkan langsung
dengan salib, maka mujizat yang ada menyenangkan hati TUHAN.
-Tetapi kalau ibadahnya berlaku fasik
terhadap Perjanjian Kudus, tidak menghargai salib Kristus, tidak menghargai
kehendak Allah Bapa, maka sekalipun ada mujizat di dalamnya, itu adalah mujizat
palsu.
2
Tesalonika 2:11-12 (2:11) Dan
itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan
mereka percaya akan dusta, (2:12) supaya dihukum semua orang yang tidak
percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan. Dan
itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas merek ... Jadi,
ibadah tetapi berlaku fasik terjadap Perjanjian Kudus, terhadap orang semacam
ini, TUHAN tidak bela, TUHAN tidak pelihara. Mulai sekarang, bertindaklah
dengan bijaksana. ...
yang menyebabkan mereka percaya akan dusta. Akhirnya, mereka
disesatkan atas seizin TUHAN. Supaya
dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan. Suka
dengan mujizat palsu, itu adalah “kejahatan”, sampai akhirnya semua dihukum.
Mengapa? Karena mereka tidak percaya kepada kebenaran salib, lalu mereka juga
suka dengan kejahatan. Apa
kejahatan yang dimaksud di sini? Itulah mujizat palsu. Menyukai mujizat palsu,
itu adalah kejahatan. Oleh sebab itu, TUHAN tadi berkata: “Enyahlah dari
pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Jadi,
mujizat di tengah ibadah itu bisa disebut “palsu” atau “berkenan”, itu
tergantung dari ibadahnya. Kalau kita menjalankan ibadah yang dihubungkan
dengan salib, maka mujizat yang terjadi di tengah-tengahnya, itu bukan palsu,
itu berkenan kepada TUHAN. Tetapi jika ibadah tidak dihubungkan dengan salib,
maka mujizat yang terjadi di tengah-tengahnya adalah mujizat palsu. Kalau
seseorang hanya menyukai kejahatan (mujizat palsu), maka TUHAN akan hukum,
diizinkan masuk dalam penghukuman dan kebinasaan. Oleh
sebab itu, kita patut bersyukur kepada TUHAN, karena TUHAN selalu mengajar kita
untuk mengenal Dia lewat salib yang diajarkan kepada kita dalam setiap
pertemuan-pertemuan ibadah kita masing-masing. Saya
berharap kita semua diberkati sekalipun pemberitaan ini sangat sederhana.
Inilah yang saya takutkan kalau saya tidak beribadah, apalagi jatuh sakit,
menyebabkan penyembahan berkurang, itulah yang saya takutkan. Kalau menyembah
kurang, kemampuan saya terbatas. Oleh sebab itu, bantu doa, supaya kita semua
dalam keadaan sehat walafiat, tidak kekurangan sesuatu apapun, sehingga kita
maksimal untuk mengerjakan pekerjaan TUHAN dalam urapan Roh Kudus. Kita
hubungkan langsung dengan Injil Matius 24. Matius
24:22-24 (24:22) Dan
sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan
ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan
dipersingkat. (24:23) Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu:
Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. (24:24)
Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan
mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya
mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. Mesias-mesias
palsu, nabi-nabi palsu akan muncul terlebih dahulu sebelum TUHAN datang. Jadi,
kalau pun ada orang berkata: “Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana”,
jangan kamu percaya, sebab memang mesias-mesias palsu, nabi-nabi palsu
akan muncul terlebih dahulu.Kemudian,
dalam kemunculan mereka itu, mereka sibuk mengadakan tanda-tanda yang dahsyat,
kemudian sibuk untuk mengadakan mujizat-mujizat palsu, dengan satu tujuan;
untuk menyesatkan banyak orang, termasuk orang-orang pilihan juga, itulah
orang-orang yang ditinggikan, orang-orang yang diurapi, itulah hamba-hamba
TUHAN, seperti bintang-bintang di langit. Matius
24:25-26 (24:25)
Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu. (24:26)
Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah
kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya. Sekali
lagi diperjelas: -apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia
ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ -atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik.
Kemudian, kalau ada yang mengatakan: “Mesias ada di dalam bilik”, janganlah
kamu percaya. Tadi,
kedatangan kemunculan mereka memang disertai dengan mujizat, tetapi sekalipun
demikian, sekalipun ada yang mengatakan “Mesias ada di padang gurun” atau
“Mesias ada di dalam bilik”, tidak usah percaya. Mengapa? Matius
24:27 (24:27) Sebab
sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai
ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia. Sama
seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke
barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia. Kedatangan TUHAN
itu ditandai dengan kesatuan tubuh Kristus, dari Timur sampai ke Barat. Jadi,
kalau masih pecah-pecah, lalu ada yang mengatakan: Mesias ada di sana,
Mesias ada di sini, jangan percaya, sebab memang dalam kemunculan mereka,
mereka itu sibuk mengadakan tanda-tanda heran dan mujizat-mujizat palsu, sebab
kedatangan TUHAN itu sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan
melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan
Anak Manusia yang ditandai dengan kesatuan tubuh. Jadi,
tanda kedatangan TUHAN, tanda kedatangan Mesias Yang Diurapi itu adalah
ditandai dengan kesatuan tubuh. Kalau masih berkotak-kotak, masih
terpisah-pisah, apalagi sibuk mengadakan mujizat-mujizat palsu, Mesias palsu
sibuk mengadakan mujizat-mujizat palsu, jangan percaya. Tetapi setelah
terwujudnya kesatuan itu, maka perhatikanlah; di situlah TUHAN datang. Memang,
sudah dijelaskan tadi di dalam 2 Tesalonika, di mana sebelum TUHAN
datang, diawali dengan datangnya antikris, murtad dan perdurhakaan. Kemudian,
dalam kemunculan mereka itu, disertai dengan mujizat. Barulah sesudah itu,
sesudah lewat 7 (tujuh) masa yang memuncak pada 3.5 (tiga setengah) tahun,
barulah TUHAN datang, di mana tanda-tandanya adalah ada kesatuan tubuh, sama
seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai
ke barat. Kalau
dikaitkan dengan pola Tabernakel, dari Timur sampai ke Barat, berarti
dari Pintu Gerbang sampai ke Ruangan Maha Suci, itu berbicara tentang kesatuan tubuh. Matius
24:28 (24:28) Di mana
ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun." Di
mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun. Di mana ada
mayat (kematian), di situlah burung nazar berkerumun. Jadi, pengalaman
kematian sudah menjadi makanan yang kita nikmati, itulah gambaran dari kesatuan
tubuh. Di mana ada bangkai, kematian Yesus, di situ burung nazar
berkerumun; ini adalah kesamaan dari kesatuan tubuh. Biarlah
mulai dari sekarang, kita bertindaklah bijaksana; jangan bersungut-sungut
manakala ibadah ini dihubungkan dengan salib, jangan bersungut-sungut manakala
di tengah ibadah banyak korban. Ingat: Korban-korban itu adalah anak tangga. Oleh
sebab itu bertindaklah dengan bijaksana, jangan menyukai kejahatan. Apa
kejahatan yang disukai? Itulah mujizat palsu. Ayo,
nikmatilah bangkai, nikmatilah pengalaman kematian, sebab itulah yang
mempersekutukan kita masing-masing. Matius
24:15-18 (24:15)
"Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut
firman yang disampaikan oleh nabi Daniel -- para pembaca hendaklah
memperhatikannya -- (24:16) maka orang-orang yang di Yudea haruslah
melarikan diri ke pegunungan.(24:17) Orang
yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil
barang-barang dari rumahnya, (24:18) dan orang yang sedang di ladang
janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya. Praktek
bertindak bijaksana:
1.Orang-orang yang di Yudea haruslah
melarikan diri ke pegunungan. Kerohanian yang masih kanak-kanak harus
terus meningkat di atas gunung TUHAN.
2.Orang yang sedang di peranginan di atas
rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya. Orang
yang sudah melayani TUHAN, jangan sibuk mengurusi perkara-perkara di bawah,
perkara lahiriah.
3.Orang yang sedang di ladang janganlah ia
kembali untuk mengambil pakaiannya. Orang yang sudah melayani
pekerjaan TUHAN, jangan kembali mengulangi kesalahan yang sama, jangan kembali
ke tabiat yang lama.
Ini
adalah praktek bertindak bijaksana. Tetapi, ada juga orang-orang yang celaka
pada saat itu, pada ayat 19. Matius
24:19 (24:19) Celakalah
ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu. Oleh
sebab itu, kita harus bertindak dengan bijaksana, dengan prakteknya apabila
nanti Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, yaitu:
1.Orang-orang yang di Yudea haruslah
melarikan diri ke pegunungan. Kerohanian harus meningkat, teramat
lebih kerohanian yang masih kanak-kanak harus terus meningkat, lebih dewasa.
2.Orang yang sedang di peranginan di atas
rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya. Orang
yang sudah hidup di dalam Roh TUHAN, jangan lagi memikirkan perkara-perkara di
bawah, perkara lahiriah.
3.Orang yang sedang di ladang janganlah ia
kembali untuk mengambil pakaiannya. Orang yang sudah melayani
pekerjaan TUHAN, jangan kembali untuk mengulangi kesalahan yang sama, atau
kembali kepada tabiat yang lama.
Dan
yang celaka pada saat itu nanti adalah ... -Ibu-ibu yang sedang hamil à Hamba-hamba TUHAN
yang belum bertobat. -Ibu-ibu yang menyusukan bayià Hamba-hamba TUHAN
yang masih kanak-kanak. Oleh
sebab itu, pada ayat 20 ... Matius
24:20 (24:20)
Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin
dan jangan pada hari Sabat. Yang
kita doakan pada saat ini adalah supaya waktu kita melarikan diri itu ...
-Jangan jatuh pada musim dingin, di mana
kasih Allah sudah tidak ada lagi di situ, di mana kemurahan-kemurahan tidak ada
lagi di situ.
-Jangan pada hari Sabatà Hari
perhentian.
Tentang
“hari Sabat”, kalau kita perhatikan Peta Zaman ... -2.000 (dua ribu) tahun yang pertama adalah
zaman Allah Bapa. -2.000 (dua ribu) tahun yang kedua adalah
zaman Allah Anak. -2.000 (dua ribu) tahun yang ketiga adalah
zaman Allah Roh Kudus. Seluruhnya
ada 6.000 (enam ribu) tahun. Sabatnya
TUHAN, itulah hari ketujuh, hari perhentian kekal, kerajaan seribu tahun damai. Jadi,
tidak ada artinya kalau melarikan diri pada hari Sabat. Jadi, jangan
melarikan diri pada hari Sabat TUHAN. Sabat
ada dua jenis; -Sabatnya Yahudi, itu adalah hari Sabtu. -Sabatnya TUHAN, itu adalah hari ketujuh,
hari perhentian kekal. Tetapi
sampai hari ini masih ada yang mempertahankan sabatnya Yahudi. Seharusnya, yang
kita perhatikan adalah sabatnya TUHAN Yesus.
Jadi; -Jangan pada musim dingin, di mana
kemurahan sudah terangkat. -Jangan pada hari Sabat, sebab itu adalah hari
ketujuh/perhentian kekal. Itu
adalah keadaan yang sudah terlambat. Kita
bersyukur kepada TUHAN Yesus Kristus, karena kasih-Nya sampai hari ini masih
kita rasakan lewat Firman Allah yang walaupun pemberitaan yang sifatnya
sederhana, tetapi saya berharap, kita semua terberkati. Demikianlah pemberitaan
Firman TUHAN malam ini. TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI Pemberita
Firman Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment