IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 28 DESEMBER 2023 KITAB MALEAKHI PASAL 2 Subtema: MEMBELA KEHORMATAN TUHAN.
Pertama-tama saya panjatkan rasa syukur saya kepada TUHAN yang sudah membawa kita berada di atas gunung TUHAN yang kudus. Kita sekarang berada di tengah-tengah rumah TUHAN untuk beribadah lewat Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci. Biarlah kiranya damai sejahtera dari Sorga memerintah, dan kasih Yesus menjadi bagian kita dalam menikmati sabda Allah.
Dan selanjutnya saya tidak lupa menyapa anak TUHAN (umat TUHAN) yang sedang bergabung dengan penggembalaan GPT “BETANIA” untuk mengikuti seri demi seri pemberitaan firman TUHAN dari firman penggembalaan untuk ibadah pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Secepatnya kita sambut firman penggembalaan untuk ibadah pendalaman Alkitab dari study Maleakhi. Namun kita tetap berdoa dalam roh kita mohon supaya firman TUHAN yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita, meneguhkan setiap hidup kita pribadi lepas pribadi.
Kita kembali untuk membaca Maleakhi 2:5. Namun izinkanlah saya untuk kembali membaca dan menjelaskan sedikit dari Maleakhi 2:4.
Maleakhi 2:4. Perikop: “Murka TUHAN terhadap para imam”
(2:4) Maka kamu akan sadar, bahwa Kukirimkan perintah ini kepadamu, supaya perjanjian-Ku dengan Lewi tetap dipegang, firman TUHAN semesta alam.
Perintah Tuhan kepada para imam supaya perjanjian Tuhan dengan Lewi tetap dipegang oleh para imam.
Mari kita lihat sejenak perjanjian TUHAN dengan Lewi dalam Bilangan 3:11-13.
Bilangan 3:11-13
(3:11) TUHAN berfirman kepada Musa: (3:12) "Sesungguhnya, Aku mengambil orang Lewi dari antara orang Israel ganti semua anak sulung mereka, yang terdahulu lahir dari kandungan, supaya orang Lewi menjadi kepunyaan-Ku, (3:13) sebab Akulah yang punya semua anak sulung. Pada waktu Aku membunuh semua anak sulung di tanah Mesir, maka Aku menguduskan bagi-Ku semua anak sulung yang ada pada orang Israel, baik dari manusia maupun dari hewan; semuanya itu kepunyaan-Ku; Akulah TUHAN."
Tuhan mengambil suku Lewi dari antara orang Israel, ganti semua anak sulung dari orang Israel.
Lebih rinci dalam Bilangan 8:18-19.
Bilangan 8:18-19
(8:18) Maka Aku mengambil orang Lewi ganti semua anak sulung yang ada pada orang Israel, (8:19) dan Aku menyerahkan orang Lewi dari tengah-tengah orang Israel sebagai pemberian kepada Harun dan anak-anaknya untuk melakukan segala pekerjaan jabatan bagi orang Israel di Kemah Pertemuan, dan untuk mengadakan pendamaian bagi orang Israel, supaya orang Israel jangan kena tulah apabila mereka mendekat ke tempat kudus."
Lebih rinci dalam Bilangan 8:19 suku Lewi diangkat menjadi anak sulung (milik kepunyaan Tuhan), untuk:
Melayani Tuhan dan pekerjaan Tuhan sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus.
Untuk mengadakan pendamaian bagi orang Israel, sehingga umat Israel jangan kena tulah (hukuman), karena dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran yang memang diperbuat bangsa Israel.
Karena manusia sudah jatuh ke dalam dosa, maka harus ada yang tampil melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN sesuai karunia jabatan, harus ada yang tampil untuk mengadakan pendamaian dosa, supaya jangan sampai umat Israel kena hukum karena dosa yang mereka perbuat. Jadi harus ada yang memiliki hati hamba. Sebab itu kita semua harus memiliki hati hamba, berarti kita peduli dengan sesama, kita peduli dengan pekerjaan TUHAN, kita peduli dengan orang-orang yang disekitar kita. Itu berarti sebagai anak sulung (milik kepunyaan TUHAN) suku Lewi harus memiliki kerelaan untuk merendahkan diri, bahkan rela menjadi korban pendamaian.
Lukas 2:22-24
(2:22) Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan. (2:23) seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", (2:24) dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
Semua anak laki-laki, terlebih anak yang sulung, harus diserahkan kepada Tuhan (harus dikuduskan bagi Allah), supaya mereka menjadi milik kepunyaan TUHAN. Tugas milik kepunyaan TUHAN adalah untuk mempersembahkan korban, dalam hal ini: mempersembahkan sepasang burung tekukur, yakni:
Melayani Tuhan dan pekerjaan Tuhan sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus.
Menjadi korban pendamaian.
Itu arti sepasang. Kalau melayani tapi untuk kepentingan sendiri, namun tidak menjadi pendamaian, itu baru satu burung. Tapi yang TUHAN mau supaya imam-imam (anak laki-laki; anak sulung yang teristimewa; milik kepunyaan TUHAN) mempersembahkan korban, secara khusus sepasang burung tekukur.
Inilah perintah TUHAN yang harus dipegang para imam (orang yang melayani TUHAN, dan melayani pekerjaan TUHAN) tidak boleh diabaikan.
Jadi para imam tidak boleh malas, para imam tidak boleh tidak rendah hati.
Selanjutnya perjanjian TUHAN dengan Lewi ada pada Maleakhi 2:5.
Maleakhi 2:5
(2:5) Perjanjian-Ku dengan dia pada satu pihak ialah kehidupan dan sejahtera dan itu Kuberikan kepadanya -- pada pihak lain ketakutan -- dan ia takut kepada-Ku dan gentar terhadap nama-Ku.
Perjanjian Tuhan dengan Lewi:
Pada satu pihak yaitu pihak dari TUHAN (pihak pertama), ialah: KEHIDUPAN DAN SEJAHTERA.
Kepada pihak lain (pihak kedua/pihak dari suku Lewi) adalah: KETAKUTAN, itu berarti suku Lewi harus dikuasai roh takut akan Tuhan dan hanya gentar terhadap nama Tuhan, berarti tidak takut kepada nama-nama lain, yaitu: berhala, tidak gentar kepada musuh, tidak gentar tidak makan, tidak gentar tidak minum, tidak gentar tidak punya uang, tidak gentar tidak punya pekerjaan, kita hanya gentar terhadap nama TUHAN saja, supaya jangan ada berhala-berhala di dalam diri ini.
Jangan sampai imam-imam berada di tengah ibadah dan pelayanan tetapi gentar terhadap nama yang ada di dunia ini, gentar terhadap uang, gentar terhadap kedudukan, gentar terhadap jabatan yang tinggi, gentar terhadap perkara-perkara lahiriyah, tetapi tidak gentar terhadap nama TUHAN, itu namanya orang yang melayani untuk kepentingan sendiri. Jadi kita harus jujur, harus gentar hanya kepada nama TUHAN.
Yang pasti apabila para imam (pelayan TUHAN) dengan sungguh-sungguh berpegang pada perjanjian TUHAN dengan Lewi maka dari pihak TUHAN berjanji memberi hidup dan sejahtera, sementara dari pihak imam adalah membuktikan dirinya dalam keadaan takut akan TUHAN.
UNTUK MEMBUKTIKAN JANJI TUHAN KEPADA ORANG LEWI dapat kita lihat dari satu kisah menarik dalam Bilangan 25:10-11 Perikop: “Israel menyembah Baal Peor”
Bilangan 25:10-11.
(25:10) TUHAN berfirman kepada Musa: (25:11) "Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, telah menyurutkan murka-Ku dari pada orang Israel, oleh karena ia begitu giat membela kehormatan-Ku di tengah-tengah mereka, sehingga tidaklah Kuhabisi orang Israel dalam cemburu-Ku.
Semula Tuhan akan menghabisi (membunuh) orang Israel di Sitim, sebab mereka telah membuat Tuhan dalam cemburu yang amat sangat besar.
Ulangan 5:6-9
(5:6) Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. (5:7) Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. (5:8) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. (5:9) Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan.
Selama manusia ada di dunia ini pasti banyak perbudakan. Jadi TUHAN yang benar yang dapat membebaskan kita dari perbudakan dunia ini. Karena TUHAN yang membebaskan kita dari perbudakan dosa, maka wajarlah TUHAN berkata Jangan ada padamu:
Jangan ada allah lain dihadapanKu (ayat 7)
Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. (ayat 8)
Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan. (ayat 9)
Dalam keadaan cemburu yang sangat besar TUHAN mau habisi (membunuh) bangsa Israel, karena mereka telah menyembah Baal-Peor di Sitim, mereka telah melanggar tiga kali kata jangan (Ulangan 5:9), itu rencana TUHAN dari semula. Akan tetapi, Pinehas tampil untuk menyurutkan (menghentikan) niat Tuhan untuk membunuh umat Israel.
Sekali lagi saya sampaikan; apabila para imam (pelayan TUHAN) sungguh-sungguh berpegang pada perjanjian TUHAN dengan Lewi, maka dari pihak TUHAN (pihak pertama) akan memberi hidup dan sejahtera dan dari pihak Lewi (pihak yang kedua) harus mempunyai Roh takut akan TUHAN dan gentar terhadap nama TUHAN. Itu sebabnya Pinehas tampil untuk menyurutkan murka TUHAN, karena TUHAN dari sejak semula berikhtiar untuk menghabisi (membunuh) umat Israel terkait dengan penyembahan umat Israel di Sitim. Pinehas begitu giat membela kehormatan TUHAN.
Bilangan 25:1
(25:1) Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab.
Jadi disini kita melihat Israel betul-betul memang berzinah dengan perempuan Moab di Sitim.
Berzinah = berhubungan dengan yang bukan pasangannya.
Soal perzinahan ini sudah disampaikan dua minggu yang lalu (1 Korintus 6:12).
DAMPAK NEGATIF PERZINAHAN
Bilangan 25:2-3
(25:2) Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu. (25:3) Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel;
"Dampak negatif berzinah: Bangsa Israel berpasangan dengan Baal-Peor (berhala orang Moab).
2 Korintus 6:11-14
(6:11) Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu. (6:12) Dan bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu. (6:13) Maka sekarang, supaya timbal balik -- aku berkata seperti kepada anak-anakku --: Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!
Hubungan kita dengan Tuhan seharusnya dalam hubungan timbal balik, maksudnya adalah;
Jikalau Tuhan mau menerima kita apa adanya, maka sebaliknya kita juga harus menerima Tuhan dengan seutuhnya.
Kalau hati TUHAN terbuka lebar-lebar bagi kehidupan kita yang hina ini, sebaliknya kita juga harus membuka hati dan menerima TUHAN dengan hati yang terbuka lebar-lebar pemberitaan Firman TUHAN.
Hubungan kita dengan Tuhan seharusnya dalam hubungan timbal balik, supaya tidak bertepuk sebelah tangan, supaya kita jangan menjadi pasangan dari kekafiran. Singkat kata 2 Korintus 6:14-17 tidak tergenapi dalam diri kita.
Kalau kita membangun hubungan timbal balik dengan TUHAN, maka kita tidak akan pernah menjadi pasangan dari berhala apa saja. Jadi kita harus membangun hubungan dengan TUHAN dalam hubungan timbal balik. TUHAN terima kita sebagai manusia hina, maka kita harus terima TUHAN, sebab Dia adalah TUHAN yang mulia.
TUHAN membuka hati lebar-lebar bagi kita, maka kita juga harus membuka hati lebar-lebar bagi TUHAN dan firmaNya, supaya kita tidak menjadi pasangan yang tidak seimbang (jangan berpasangan dengan Baal-Peor/noda kekafiran).
CIRI-CIRI APABILA SUDAH MENJADI PASANGAN BAAL PEOR.
Bilangan 25:2
(25:2) Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu.
Bangsa Israel berada dalam 2 hal:
1. Turut makan dari korban yang dipersembahkan kepada Baal-Peor.
Kalau kita datang menghadap TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah, maka disitu kita akan turut makan satu perjamuan dengan TUHAN, sebagaimana malam ini kita boleh duduk diam mendengarkan firman TUHAN. Tetapi karena Israel sudah menjadi pasangan dari Baal-Peor, akhirnya Israel makan dari persembahan yang dipersembahkan kepada Baal-Peor, berarti kebenarannya berasal dari Baal-Peor, kebenarannya berasal dari berhala, dengan lain kata hidup tetapi dengan aturan-aturan yang datang dari berhala itu sendiri, itu saja yang dinikmati, itu yang menjadi makannya.
2. Bangsa Israel menyembah Baal-Peor.
Penyembahan merupakan tingkat ibadah yang tertinggi (puncak ibadah).
Kalau kita melihat penyembahan dari Setan Tritunggal (Matius 4:8-9, Lukas 4:5): Ketika setan/iblis membawa Yesus ke atas gunung yang tinggi, dari situlah iblis memperlihatkan kerajaan dunia, kemuliaan (keindahan-keindahan) dan kemegahan-kemegahan dunia.
Jadi singkat kata; perkara lahiriyah, perkara duniawi, perkara di bawah itulah puncak ibadah dari iblis (setan) dan Inilah yang menyebabkan akhirnya Israel menyembah Baal-Peor.
Penyembahan tertinggi dari Setan Tritunggal adalah perkara lahirnya, Inilah ciri-ciri apabila seseorang sudah menjadi pasangan Baal Peor.
Tidak berhenti sampai disitu…
Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka.
Korban sembelihan menurut Mazmur 51:19.
Mazmur 51:19
(51:19) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Di tengah ibadah dan pelayanan kita harus membawa korban dan persembahan, tidak mungkin dengan tangan kosong. Oleh karena korban persembahan yang begitu banyak atau berat secara daging, akhirnya demi menyenangkan hati TUHAN jiwa menjadi hancur, hati ini patah dan remuk, istilah lain sampai habis raga ini, sampai habis hati ini, itulah korban sembelihan kepada TUHAN. Tetapi bangsa Israel mereka mempersembahkan korban sembelihan kepada Baal-Peor, bukan kepada TUHAN. Mereka rela bersusah-susah hati, rela menderita sengsara demi Baal-Peor, bukan demi TUHAN yang rela berkorban, bahkan mati di kayu salib untuk menyelamatkan jiwa kita, akhirnya menjadi keliru. Inilah akibat dari perzinahan; berpasangan dengan perempuan Moab, menjadi salah kaprah, pemikiran menjadi salah kaprah, semua tindakan, sikap dan perbuatan menjadi salah. Kalau sebuah fakta kebenaran diputarbalikkan sangat menyakitkan bukan?.Jadi kita harus belajar mengerti rencana TUHAN, jangan sampai kita berkorban hanya untuk berhala (allah yang tidak benar).
Seharusnya di tengah-tengah ibadah dan pelayanan, kita membawa korban dan mempersembahkan di atas mezbah TUHAN sampai raga ini habis, sampai hati ini habis (Mazmur 73:26)
Inilah ciri-ciri apabila sudah menjadi pasangan Baal-Peor, berkorban bukan untuk TUHAN tetapi untuk allah yang tidak benar.
BIlangan 25:3-5
(25:3) Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel; (25:4) lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Tangkaplah semua orang yang mengepalai bangsa itu dan gantunglah mereka di hadapan TUHAN di tempat terang, supaya murka TUHAN yang bernyala-nyala itu surut dari pada Israel." (25:5) Lalu berkatalah Musa kepada hakim-hakim Israel: "Baiklah masing-masing kamu membunuh orang-orangnya yang telah berpasangan dengan Baal-Peor."
Demi kesucian Ilahi, Allah berfirman kepada Musa untuk Menghukum gantung orang yang berzinah dengan perempuan Moab. Kemudian Musa memerintahkan Hakim-hakim Israel untuk membunuh orang-orang yang berpasangan (berzinah) dengan Baal-Peor.
Singkat kata, Allah mengutus Musa, lalu Musa mengutus hakim-hakim.
Dari sini kita dapat melihat 3 (tiga) pribadi yang disebut pemimpin:
Allah (tidak menghukum).
Musa (tidak menghukum).
Hakim-hakim, mereka inilah yang menghukum gantung orang yang berpasangan dengan Baal-Peor dan yang berzinah dengan perempuan Moab.
Hakim-hakim menurut kitab Hakim-hakim adalah gambaran dari Roh El-Kudus dan aktivitasnya.
Yang mengeksekusi adalah Hakim-hakim, arti rohaninya bagi kita sekarang adalah: Roh Kudus tidak akan berhenti bekerja untuk terus menyucikan, sebelum gereja TUHAN berada dalam keadaan suci, bahkan cemerlang. Itu sebabnya kita tetap berada dalam kegiatan Roh. Selama kita ada dalam kegiatan Roh, maka Roh dalam kegiatannya akan terus membawa kita dalam keadaan suci dan cemerlang (Efesus 5:26-27)
Bilangan 25:6
(25:6) Kebetulan datanglah salah seorang Israel membawa seorang perempuan Midian kepada sanak saudaranya dengan dilihat Musa dan segenap umat Israel yang sedang bertangis-tangisan di depan pintu Kemah Pertemuan.
Orang-orang Israel benar-benar sudah berzinah dengan perempuan Moab dan perempuan Midian. Dalam Bilangan 25:6 nampak dengan jelas salah seorang laki-laki dari umat Israel sudah berzinah dengan seorang perempuan Moab. Kemudian laki-laki dari umat Israel ini membawa perempuan zinanya itu kepada sanak saudaranya, dan itu dilihat oleh Musa dan segenap orang Israel yang sedang bertangis-tangisan.
Jadi di hari terakhir-akhir ini orang tidak segan-segan lagi jatuh kedalam dosa kenajisan percabulan, tidak malu lagi berzinah, tidak malu lagi berpasangan dengan Baal-Peor, sekalipun sudah tahu Firman TUHAN.
Disini yang jatuh dalam dosa perzinahan dengan perempuan Moab (yang menjadi pasangan Baal-Peor) adalah imam-imam.
Bilangan 25:7-9
(25:7) Ketika hal itu dilihat oleh Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, bangunlah ia dari tengah-tengah umat itu dan mengambil sebuah tombak di tangannya, (25:8) mengejar orang Israel itu sampai ke ruang tengah, dan menikam mereka berdua, yakni orang Israel dan perempuan itu, pada perutnya. Maka berhentilah tulah itu menimpa orang Israel. (25:9) Orang yang mati karena tulah itu ada dua puluh empat ribu orang banyaknya.
Di sini kita melihat, PINEHAS bangkit (bangun) dari antara orang Israel. Jadi yang bangkit dari antara umat Israel hanya satu yaitu Pinehas untuk menombak perut daripada perut dari laki-laki dan perempuan yang berzinah.
Jadi, sudah jelas bahwa PINEHAS giat membela kehormatan Tuhan. Pinehas bangkit dan tampil untuk menyurutkan hati TUHAN, karena semula TUHAN hendak membunuh (menghabisi) umat Israel dalam cemburu yang amat besar.
Adakah Roh Pinehas ini menguasai kehidupan kita. Orang lain tidak mau bangkit, tapi kita harus bangkit. Hanya satu saja dari umat itu yang mau bangkit membela kehormatan TUHAN, mungkinkah saya, mungkinkah saudara, mungkinkah itu kita semua?
Tapi doa saya, biarlah Roh Pinehas itu ada di dalam diri kita. Kita bangkit dan tampil untuk membela kehormatan TUHAN, kenapa? karena kita peduli dengan orang lain. Jangan sampai tulah penghukuman itu sebagai murka TUHAN menghampiri umat-umat yang TUHAN sudah tebus.
Supaya pengorbanan (penebusan pendamaian) yang sudah dikerjakan di atas kayu salib tidak sia-sia, maka kita harus memiliki Roh Pinehas. Kitalah yang bangkit dari antara umat ini untuk tampil membela kehormatan TUHAN. Tidak ada yang maju, kita yang maju. Tidak ada yang bangkit, kita yang bangkit. Ini pekerjaan TUHAN, bukan pekerjaan satu orang. Tampilah dengan serius, jangan setengah hati. Semakin TUHAN percayakan tugas-tugas yang mulia, disitu TUHAN melihat jati diri kita.
Jangan sampai makin besar kepercayan TUHAN, semakin suka ngomel, kemudian berkata: Enak di TUHAN, tidak enak di saya, seperti hamba yang ketiga mengubur talentanya.
Ini pekerjaan TUHAN, jadi kita yang harus tampil, kita yang menghimbau, jangan tunggu orang yang bertanya kepada kita. Yang benar kita yang harus tampil. Jangan sampai berkata orang itu yang tidak mau bertanya. Kalau kita bertanggung jawab, kita turunkan tanggung jawab itu kepada orang lain, supaya dalam kebodohannya dia mengerti. Itu sebabnya ikuti firman penggembalaan supaya jangan ada penyesalan di kemudian hari. Kalau ikuti suara lain engkau nanti celaka di tengah jalan, karena roh itu terus melingkupi dirimu.
Jadi kalau tidak ada yang tampil, kita yang tampil. Bangkitlah menjadi pemenang, karena kita tampil membela kehormatan TUHAN.
Disini kita melihat Pinehas menombak perut dari pada orang yang berzinah.
Memang berzinah ini adalah satu dari dua kelemahan bangsa Kafir (Midian, Moab dan Amon).
Yohanes 19:31-34
(19:31) Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib -- sebab Sabat itu adalah hari yang besar -- maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. (19:32) Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; (19:33) tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, (19:34) tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
Sebenarnya dengan empat luka (dua luka di tangan dan dua luka di kaki) Yesus sudah mati di atas kayu salib. Namun itu adalah penebusan untuk bangsa Israel. Sedangkan luka yang terakhir luka yang kelima, yaitu satu tusukan pada lambung Yesus, itu berbicara soal penebusan untuk bangsa kafir.
Kenapa TUHAN begitu hebat memperhatikan bangsa Kafir? TUHAN itu tidak memandang bulu, TUHAN itu tidak memandang muka. TUHAN mati di atas kayu salib bukan untuk bangsa Israel saja.
Tadi sudah saya katakan dengan empat luka saja Yesus sudah mati di atas kayu salib, itu merupakan penebusan bagi bangsa Israel. Tetapi bagaimana nasib dari pada bangsa kafir (Non Yahudi)?. Maka satu tusukan, tombak menusuk lambung Yesus, segeralah keluar darah dan air, ini berbicara kelahiran baru dari bangsa Kafir. Kita dilahirkan kembali, tanda kelahiran apa bagi seorang anak? air ketuban dan darah.
Bangsa Israel tidak perlu dilahirkan kembali sebab dalam (Keluaran 19:5) jelas dikatakan bahwa bangsa Israel adalah umat pilihan TUHAN, mereka sudah dijadikan milik kepunyaan TUHAN. Sedangkan bangsa Kafir tidak dikatakan bangsa pilihan TUHAN, oleh sebab itu harus dilahirkan kembali oleh darah dan air. Sementara kelemahan bangsa Kafir ada dua: Kenajisan percabulan dan penyembahan berhala (1 Korintus 12:1-2)
1 Korintus 12:1-2
(12:1) Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya. (12:2) Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.
Jadi bangsa Kafir (non Yahudi) sebelum mengenal TUHAN begitu lemah (tidak berdaya) mudah sekali ditarik kepada berhala dan kenajisan percabulan.
Berhala dan kenajisan itu sejoli sebab,
Kalau secara rohani penyembahan dan hubungan intim dengan TUHAN itu sejoli (nikah suci dan penyembahan itu sejoli).
Di luar TUHAN yang menjadi pengikut setan, itulah yang tidak mengenal TUHAN, mereka mudah sekali ditarik kepada penyembahan berhala dan kenajisan percabulan (pasangan sejoli).
Kejadian 12:3
(12:3) Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.
Jadi dari sini kita melihat Roh El-Kudus tidak akan berdiam sebelum gereja Tuhan mengalami penyucian sampai cemerlang. Inilah aktivitas (kegiatan) dari pada Roh el-Kudus itu sendiri.
Jadi kalau kita tekun di dalam kegiatan Roh akan menempatkan Kristus kepala atas tubuh. Dan Roh Kudus itu tidak pernah berkata “Terkutuklah Yesus” sebab itu Yesus menerima luka utama yang terakhir. Satu tusukan di lambungNya (perutNya) ditombak oleh tentara Romawi, karena Dia sangat memperhatikan bangsa Kafir dalam kelemahanya (berhala dan kenajisannya).
Sebelum Gereja TUHAN disempurnakan, Roh Kudus tidak akan pernah berhenti. Maka yang menghukum orang yang berzinah itu adalah hakim-hakim.
Tidak ada satupun yang bangkit untuk menghukum orang yang berzina, tetapi Pinehas bangkit untuk membunuh orang yang berzina itu.
Bilangan 25:11-13
(25:11) "Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, telah menyurutkan murka-Ku dari pada orang Israel, oleh karena ia begitu giat membela kehormatan-Ku di tengah-tengah mereka, sehingga tidaklah Kuhabisi orang Israel dalam cemburu-Ku. (25:12) Sebab itu katakanlah: Sesungguhnya Aku berikan kepadanya perjanjian keselamatan yang dari pada-Ku (25:13) untuk menjadi perjanjian mengenai keimaman selama-lamanya bagi dia dan bagi keturunannya, karena ia telah begitu giat membela Allahnya dan telah mengadakan pendamaian bagi orang Israel."
Pinehas adalah seorang imam. Sebagai seorang imam ia tahu tugasnya, yaitu:
1. Melayani Tuhan sesuai dengan karunia jabatan.
2. Menjadi korban pendamaian.
Pinehas bangkit dan tampil, sebab ia menyadari dirinya sebagai anak laki-laki dan sebagai anak yang sulung (Bilangan 8:19-19)
Persamaan dari Bilangan 8:18-19 itu juga ada pada Lukas 2:24. Pinehas tau siapa dirinya, Pinehas tau kalau dia sudah dijadikan anak laki-laki dan anak yang sulung. Sebab anak laki-laki yang sulung harus diserahkan kepada TUHAN untuk dikuduskan menjadi milik kepunyaan TUHAN, tugasnya melayani TUHAN sesuai karunia jabatan, tugasnya menjadi pendamaian supaya tulah murka berhenti. Jadi jangan kita melayani hanya untuk kepentingan sendiri.
Jadi walaupun habis raga, habis hati ini jangan ngomel, lalu berkata enak di TUHAN, tidak enak di saya, itu bukan sifat imam.
Bilangan 25:7
(25:7) Ketika hal itu dilihat oleh Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, bangunlah ia dari tengah-tengah umat itu dan mengambil sebuah tombak di tangannya.
Dari ayat tujuh kita menemukan tiga perkara:
1. Tombak di tangan Pinehas → Firman Allah dengan kuasa penyucian-Nya.
2. Hakim-hakim → Roh Kudus dengan segala aktivitasnya.
3. Imam →Tuhan Yesus Kristus, sebab Dia adalah Imam Besar Agung (Yohanes 2:1-2), tugasnya:
Melayani.
Berdoa.
Memperdamaikan dosa manusia.
Tuhan Yesus menjadi pengantara, rela berkorban untuk memperdamaikan dosa manusia, itulah Pinehas, satu dari umat Israel yang tampil bangkit, dia rela menjadi pengantara untuk memperdamaikan dosa dunia kepada Allah.
1 Timotius 2:5-6
(2:5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus. (2:6) yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.
Yang menjadi pengantara antara Allah dengan manusia adalah TUHAN Yesus, tidak ada yang lain. Kita tidak bisa memperdamaikan dosa hanya dengan kemampuan kita dengan segala yang kita miliki, yakni; harta kekayaan, kedudukan, jabatan pangkat dan kebenaran diri sendiri, tidak bisa.
Jadi satu-satunya yang jadi pengantara antara manusia dengan Allah hanya manusia Yesus Kristus, tidak ada yang lain. Dia sudah mengerjakan pekerjaan penebusan dan pendamaian di atas kayu salib 2000 tahun yang lalu. Dia tampil sebagai pendamaian, sebab itu Dia kerjakan pekerjaan penebusan itu seperti Pinehas satu-satunya tampil di antara umat Israel. Dan Yesus sudah menggenapi nubuatan itu di atas kayu salib sesuai dengan 1 Timotius 2:6.
Juga yang diambil dari umat Israel hanya satu suku, itulah suku Lewi menjadi milik kepunyaan TUHAN. Jaid Pinehas tau dia milik kepunyaan TUHAN, sebab itu dia tau apa yang harus dikerjakan.
Kalau kita tau kita milik kepunyaan TUHAN, kita tau apa yang harus kita kerjakan. Tidak pernah berkata enak di TUHAN, tidak enak di saya. Jadilah pendamaian bagi dosa dunia, supaya dunia jangan kena tulah lagi, dimulai dari kandang penggembalaan ini.
Bilangan 25:12-13
(25:12) Sebab itu katakanlah: Sesungguhnya Aku berikan kepadanya perjanjian keselamatan yang dari pada-Ku (25:13) untuk menjadi perjanjian mengenai keimaman selama-lamanya bagi dia dan bagi keturunannya, karena ia telah begitu giat membela Allahnya dan telah mengadakan pendamaian bagi orang Israel."
Dalam bilangan 25:12-13 TUHAN menggenapi janjinya pada Pinehas yaitu: Hidup damai sejahtera, itulah keadaan di kerajaan Sorga untuk selama-lamanya. Inilah kehidupan keselamatan yang TUHAN (pihak pertama) janjikan: Kehidupan dan damai sejahtera selama-lamanya di dalam kerajaan Sorga.
Jadi tidak perlu ragu untuk menjadi milik kepunyaan TUHAN, karena kita tau janji TUHAN kepada milik kepunyaan TUHAN kalau betul-betul berpegang pada perjanjian TUHAN dengan Lewi adalah kehidupan dan damai sejahtera, yaitu keselamatan kekal di dalam kerajaan Sorga. Disitu kita bahagia damai sejahtera selama-lamanya, Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment