IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 12 MARET 2024
SURAT YUDAS
(Seri: 01 )
Subtema: KUASA DIDIKAN SALIB
Salam sejahtera dan bahagia di dalam menikmati sabda Allah. Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN yang sedang bergabung dengan penggembalaan GPT “BETANIA” lewat live streaming Youtube, Facebook, dimanapun berada; baik di dalam negeri, maupun di luar negeri.
Selanjutnya, mari kita berdoa dalam roh untuk memohon supaya firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita masing-masing.
Mari kita sambut surat Yudas sebagai firman penggembalaan untuk ibadah Doa penyembahan.
Oleh karena kemurahan TUHAN, TUHAN sudah menyatakan kasihNya dari Yudas 1:1-2, kalau tidak salah pemberitaan firman ini mulai dari 02 Januari. Dan sekarang kita akan membaca ayat yang baru, berarti berkat yang baru; Yudas 1:3.
Yudas 1:3 perikop: “Hukuman atas guru-guru palsu”
(1:3) Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.
Surat Yudas ini ditujukan kepada orang-orang yang terpanggil di dalam Kristus Yesus. Kemudian di dalam hal menulis surat tersebut:
Yudas bersungguh-sungguh berusaha menulis tentang keselamatan kita.
Yudas merasa terdorong menulis surat dalam bentuk nasehat.
Jadi singkat kata; demi keselamatan orang-orang yang terpanggil dalam Kristus Yesus, Yudas terdorong menulis surat dalam bentuk nasehat.
Jadi surat Yudas ini ternyata adalah nasehat kepada orang-orang yang terpanggil terkait dengan keselamatan kekal itulah di dalam kerajaan Sorga.
Kita hubungkan dengan Amsal 19:20a.
Amsal 19:20a
(19:20) Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan.
Kita datang menghadap TUHAN lewat ibadah Doa penyembahan, itu berarti sebentar kita akan tersungkur di ujung kaki salib TUHAN, sujud menyembah kepada Dia – memang TUHAN sangat mengharapkan penyembahan dari kita, tapi ingat, setan juga mengharapkan penyembahan manusia kepada setan –
Nanti kita akan menyembah TUHAN tentu setelah kita mendengarkan nasehat dan mendengarkan didikan salib. Jangan sampai penyembahan terjadi tanpa ada nasehat firman, tanpa ada didikan salib, ini penyembahan apa? sebab itu anak-anak TUHAN harus menyembah dalam Roh dan kebenaran.
Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan.
Ini ayat yang sering kita baca, tetapi sekalipun demikian kita harus baca berulang-ulang karena kitab Ulangan itu merupakan jembatan untuk mengalami pembukaan rahasia firman.
Ibrani 12:5-6
(12:4) Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah. (12:5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya;
(12:6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
Janganlah kita anggap enteng didikan Tuhan dan janganlah putus asa dengan peringatan Tuhan.
Terkait dengan anggap enteng didikan salib; biasanya kalau Jemaat mengentengkan gembalanya, tidak peduli dengan gembalanya, dia hanya peduli dengan; hati, pikiran manusia dagingnya, rencananya dalam hidupnya biasanya anggap enteng dengan didikan salib, walaupun ia ada di tengah-tengah ibadah-ibadah biasanya begitu. Maka TUHAN lanjutkan; janganlah putus asa dengan peringatan TUHAN.
Domba yang tergembala selalu ada cambukan; diingatkan supaya dalam perjuangan iman ini kita jangan keluar dari koridor TUHAN. Jadi dari sini kita harus sudah tau bersikap lebih dewasa kedepan
Janganlah kita anggap enteng didikan Tuhan dan janganlah putus asa dengan peringatan Tuhan.
Kenapa ada dua pernyataan di atas?
- Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya.
- Karena Tuhan menyesah orang yang diakui sebagai anak.
Jadi kalau kita dihajar atau disesah dengan didikan salib itu tanda kalau:
Kita dikasihi TUHAN.
Diakui sebagai anak.
Jadi nasehat dan didikan salib itu khusus ditujukan kepada orang yang dikasihi TUHAN dan khusus ditujukan kepada orang yang diakui sebagai anak Allah.
Apa arti hidup tanpa nasehat firman, apa arti hidup tanpa didikan salib, tidak ada artinya. Jadi selagi ada teguran tidak perlu cemberut, muka keriting, jadi tetap terima nasehat firman dan didikan salib, karena saudara sedang diakui sebagai anak.
Terkait dengan nasehat firman dan didikan salib kita akan lebih rinci dalam Kisah Para Rasul 20:1-2.
Kisah Para Rasul 20:1-2 dengan perikop: "Dari Makedonia ke Troas"
(20:1) Setelah reda keributan itu, Paulus memanggil murid-murid dan menguatkan hati mereka. Dan sesudah minta diri, ia berangkat ke Makedonia. (20:2) Ia menjelajah daerah itu dan dengan banyak nasihat menguatkan hati saudara-saudara di situ. Lalu tibalah ia di tanah Yunani. (20:3) Sesudah tiga bulan lamanya tinggal di situ ia hendak berlayar ke Siria. Tetapi pada waktu itu orang-orang Yahudi bermaksud membunuh dia. Karena itu ia memutuskan untuk kembali melalui Makedonia.
Tujuan dari nasihat Firman Allah dan didikan salib ialah: Untuk menguatkan hati murid-murid dan orang-orang di Makedonia. Setelah dikuatkan, barulah Rasul Paulus berangkat ke Yunani.
Jadi Tuhan tidak akan meninggalkan kita seorang diri, tetapi Ia akan menguatkan kita oleh nasehat firman Allah dan didikan salib yang terus kita terima.
Kalau ada peringatan, teguran, hajaran, menanggung penderitaan yang tidak harus ditanggung itu didikan salib, itu artinya TUHAN menyertai kita karena tujuan dari nasehat firman dan didikan salib adalah supaya kita senantiasa kuat di didalam TUHAN.
Jadi orang-orang Makedonia dikuatkan oleh nasehat firman dan didikan salib. Benarkah mereka sudah kuat, atau belum?
MarikKita lihat riwayat atau kisah dari pada jemaat di Makedonia di dalam 2 Korintus 8:1-2.
2 Korintus 8:1-2 perikop: "Pelayanan kasih"
(8:1) Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. (8:2) Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan.
Kasih dan kemurahan telah dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia, sebab, mereka bukan hanya menerima nasihat Firman, tetapi juga menerima didikan salib. Apa bentuk didikan salib ? yaitu; dicobai dengan berat, dengan banyaknya penderitaan. Jadi penderitaan yang banyak itu terjadi seijin TUHAN dan itu merupakan didikan salib.
Dalam setiap ibadah kita senantiasa mendengar nasihat Firman, dan setelah mendengar nasehat firman biasanya di follow up dengan didikan salib. Kalau hanya dengan nasehat firman, tanpa ditindaklanjuti dengan didikan salib nanti orang hanya seperti ahli Taurat (tahu Firman tetapi tidak menjadi pelaku). Itu sebabnya setelah menerima nasehat firman dilanjutkan dengan menerima didikan salib, dimana jemaat-jemaat di Makedonia dicobai dengan berat; mengalami pencobaan yang begitu berat dan begitu banyaknya penderitaan; ini didikan salib.
Biasanya orang yang tidak memahami didikan salib akan ngomel dan bersungut-sungut. Tetapi kalau kita baca nanti riwayat jemaat-jemaat di Makedonia di dalam pengikutannya kepada TUHAN mereka tidak akan bersungut-sungut.
Jadi setelah menerima nasehat firman, dilanjutkan menerima didikan salib yakni dicobai dengan begitu berat karena banyaknya penderitaan. Jadi penderitaan yang banyak itu merupakan ujian dan pencobaan yang disebut sebagai didikan yang datang dari salib.
MANFAAT NASEHAT FIRMAN DAN DIDIKAN SALIB.
Kita kembali untuk membaca Amsal 19:20b:
Amsal 19:20
(19:20) Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan.
Manfaat nasihat Firman Allah dan didikan salib: Menjadikan kita bijak di masa depan; hal ini sama juga dengan Amsal 12:15b: Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak.
Jadi sekali lagi saya sampaikan; nasehat firman Allah dan didikan salib ialah untuk menjadikan kita bijak di masa depan. Jadi yang punya masa depan hanya orang yang bijak, orang bodoh tidak punya masa depan, orang yang menganggap diri pandai tidak punya masa depan, karena orang yang menganggap diri pandai menolak teguran; menolak nasehat firman dan didikan salib. Satu kali orang bodoh akan binasa oleh karena kebodohannya. Sebab itu kalau kita merasa bodoh sabar-sabar dengar firman, banyak belajar terhadap firman TUHAN.
Jadi manfaat nasehat firman dan didikan salib menjadikan kita bijak di masa depan. Maka menghadapi masa depan harus dengan hikmat akal budi dan kebijaksanaan. Dalam kitab Wahyu yang mengerti meterai dari antikris hanya orang bijak dan berhikmat dalam Wahyu 17:9: Yang penting di sini ialah akal yang mengandung hikmat: ketujuh kepala itu adalah tujuh gunung, yang di atasnya perempuan itu duduk,
Sebagai tambahan sedikit; Akal menyatu dengan hikmat dari Sorga (pengertian yang datang dari pembukaan rahasia firman) itu hikmat. Kalau hikmat yang dari sorga menyatu dengan akal itu yang menjadikan seseorang bijaksana, dan orang bijaksana tau tentang ketujuh kepala itu adalah ketujuh gunung yang diatasnya perempuan itu duduk; tau ibadah-ibadah yang telah ditunggangi oleh roh antikris. Kalau kita tau, tidak mungkin kita bertahan disitu, hanya orang bodoh yang bertahan disitu.
Adalagi kebijaksanaan dalam Wahyu 13:18; Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.
Orang yang berhikmat (kehidupan yang bijaksana) – hikmat sorgawi menyatu dengan akalnya – tau menghitung bilangan binatang itu, bilangan binatang itu adalah bilangan manusia, yaitu 666
6 pertama tubuh dikuasai daging.
6 kedua jiwa dikuasai daging.
6 ketiga roh dikuasai daging.
Yang memahami bilangan binatang adalah orang yang bijaksana. Jadi jelas yang mempunyai masa depan itu hanya orang yang bijaksana. Dari dua ayat ini; Wahyu 17:9, Wahyu 13:18 sudah sah; dua tiga saksi dalam satu perkara sah.
Itulah manfaat dari nasehat firman Allah dan didikan salib menjadikan kita bijaksana di masa depan, dengan lain kata yang mempunyai masa depan hanyalah orang yang bijaksana.
Lanjut kita lihat sisi kehidupan rohani jemaat-jemaat di Makedonia
2 Korintus 8:2-5
(8:2) Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. (8:3) Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. (8:4) Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. (8:5) Mereka memberikan lebih banyak dari pada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami.
Jemaat di Makedonia menjadi bijak oleh karena nasihat Firman dan didikan salib, alasannya:
Mereka menderita banyak, tetapi sukacita mereka meluap.
Orang bodoh dalam keadaan menderita bersungut-sungut mempersalahkan Tuhan, itu namanya amarah yang meluap (mencak-mencak). Doa saya dimulai dari saya, dalam nikah saya, sampai seluruh kehidupan kita dan hidup nikah rumah tangga kita, sekalipun kita menderita banyak kiranya sukacita kita meluap di hadapan TUHAN.
Memang mereka sangat miskin, namun kaya dalam kemurahan.
Jadi jemaat di Makedonia ini betul-betul bijak. Roh TUHAN tolong kita menjadi kehidupan yang bijaksana, karena orang bijaksana mempunyai masa depan, tidak binasa, hidup kekal, masa depan kita di sorga.
Memang mereka sangat miskin, namun kaya dalam kemurahan, prakteknya:
Memberi dengan rela bahkan memberi diluar kemampuan.
Bahkan mereka memohon supaya mendapat kesempatan mengambil bagian dalam pelayanan orang-orang kudus.
Saya kira kita tidak terlalu sulit untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus. Kalau ada hamba TUHAN datang bersekutu, tidak terlalu sulit mengambil bagian dalam pelayanan, salamkan saja sedikit banyaknya sesuai kemampuan, tidak perlu diluar kemampuan, kan TUHAN melihat. Saudara sudah melakukan itu ketika kunjungan kami ke Sumatera Utara, Tapanuli Tengah, Manduamas.
Jemaat di Makedonia memohon supaya mendapat kesempatan mengambil bagian dalam pelayanan untuk orang-orang kudus. Saya senang sekali jikalau jemaat berkata; mohon bapak gembala berikan kesempatan, saya mau bawa korban persembahan, terlebih TUHAN pasti senang sekali. Bayangkan, jemaat di Makedonia miskin, tetapi mereka memohon supaya mereka mendapat kesempatan untuk mengambil bagian.
Mereka memberi lebih banyak dari yang diharapkan.
Yang diharapkan dari orang miskin pasti sesuai dengan kemiskinannya, tetapi jemaat di Makedonia justru memberi lebih banyak dari yang diharapkan, mereka betul-betul mengerti pekerjaan TUHAN
Bahkan memberi hidup mereka seutuhnya, pertama-tama untuk Tuhan, kemudian mengabdi kepada hamba-hamba Tuhan.
Kalau sudah menyerahkan diri seutuhnya pertama-tama kepada TUHAN, lalu selanjutnya kepada hamba-hamba TUHAN = menyerahkan hidup mereka dalam tahbisan Lewi, itu yang TUHAN tuntut.
Kita lihat tahbisan Lewi, persis seperti yang dikerjakan jemaat di Makedonia.
Bilangan 8:18
(8:18) Maka Aku mengambil orang Lewi ganti semua anak sulung yang ada pada orang Israel, (8:19) dan Aku menyerahkan orang Lewi dari tengah-tengah orang Israel sebagai pemberian kepada Harun dan anak-anaknya untuk melakukan segala pekerjaan jabatan bagi orang Israel di Kemah Pertemuan, dan untuk mengadakan pendamaian bagi orang Israel, supaya orang Israel jangan kena tulah apabila mereka mendekat ke tempat kudus."
Tuhan mengambil orang Lewi ganti semua anak sulung, itu berarti; Tuhan mengangkat suku Lewi menjadi anak sulung dengan demikian menjadi milik kepunyaan Tuhan. Oleh karena kehendak Allah, suku Lewi diserahkan kepada Harun dan anak-anaknya:
Untuk melayani Tuhan dan pekerjaan Tuhan.
Untuk menjadi pendamaian, berarti menjadi pengantara antara Allah dengan manusia.
Inilah TAHBISAN LEWI.
Jadi, apa yang sudah dikerjakan oleh jemaat-jemaat di Makedonia; menyerahkan diri mereka seutuhnya pertama-tama kepada TUHAN, lalu kemudian oleh karena kehendak Allah mereka menyerahkan hidup mereka seutuhnya kepada orang-orang kudus, ini tahbisan Lewi.
Jadi TUHAN menuntut supaya para imam; orang-orang yang melayani TUHAN dan melayani pekerjaan TUHAN kiranya berada dalam keadaan tahbisan Lewi.
Jadi apa yang dikerjakan oleh jemaat-jemaat di Makedonia ini adalah pekerjaan yang sangat luar biasa dan mulia.
Berawal tadi mendengar nasehat firman dan didikan salib, akhirnya mereka dikuatkan oleh kasih karunia TUHAN, sampai pada akhirnya mereka melayani TUHAN dalam tahbisan Lewi; menyerahkan diri kepada TUHAN, lalu menyerahkan diri kepada hamba TUHAN oleh kehendak Allah, itu tahbisan Lewi.
Saya berdoa supaya kita dalam melayani TUHAN benar-benar dalam tahbisan Lewi, tidak usa gengsi. Kalau orang tidak mengerti tahbisan Lewi suka mengajari gembalanya, karena dia orang kaya, karena dia punya kedudukan, jabatan, pangkat; sampai gembalanya dikantongi. Kemudian gembalanya juga tidak mengerti tahbisan Lewi, akhirnya gembala nurut sama orang kaya, tetapi kita didik dengan baik supaya kita jangan keliru.
Andaikata seorang imam (pelayan TUHAN), melayani tetap dalam tahbisan Lewi; pertama-tama serahkan diri seutuhnya kepada TUHAN, yang kedua; serahkan diri kepada orang-orang kudus; mengabdi di tengah-tengah ibadah pelayanan dalam sebuah penggembalaan, tetapi harus sesuai kehendak Allah, inilah tahbisan Lewi.
Saya berharap pengertian soal tahbisan Lewi sudah mantap dalam kehidupan kita, teristimewa para imam-imam yang melayani TUHAN, jangan melayani tetapi tidak perduli dengan tahbisan Lewi. Pergi ke pesta tidak permisi, kemudian tidak ibadah, sesuka hati namanya itu, itu bukan tahbisan Lewi. Tahbisan Lewi menyerahkan seluruh kehidupannya pertama-tama kepada TUHAN, lalu kepada orang kudus di tengah ibadah dan pelayanan, tapi harus sesuai kehendak TUHAN supaya orang kudus (pemimpin sidang jemaat) jangan semena-semena juga.
Kemudian oleh karena kehendak Allah suku Lewi diserahkan kepada Harun dan anak-anaknya:
Pertama-tama untuk melayani TUHAN dan melayani mengerjakan pekerjaan TUHAN.
Menjadi pendamaian.
Namanya pendamaian berarti menjadi pengantara antara TUHAN dengan Allah. Kenapa harus menjadi pendamaian?, karena ada yang terhilang karena dosa karena kejahatan dan lain sebagainya, maka pengantara yang harus bertanggung jawab, pengantara yang harus kembali menghubungkan antara Allah dengan manusia; itu yang disebut korban pendamaian, inilah tahbisan Lewi.
Sebab itu kalau datang beribadah dalam tahbisan Lewi jangan cari teman ya, cari TUHAN. Kalau cari teman itu perpecahan, tapi kalau cari TUHAN menjadi pendamaian = rela berkorban. Sebab itu yang berpihak kepada penggembalaan jangan dimusuhi, supaya jangan berhadapan dengan TUHAN. Justru orang yang mudah dihasut dengan keinginan daging kita, lalu dia menjadi partner kita, ini orang yang ga benar, busuk orang itu. Jadi jangan bangga dengan orang yang mudah dicari menjadi teman daging, itu orang busuk.
Jadi saudara juga jangan mudah dipengaruhi oleh daging, supaya jangan sama-sama busuk. Akhirnya karena kebusukan itu banyak kesalahan. Tapi kalau pernah terjadi kesalahan kembali kepada Allah, karena Yesus sudah menjadi pendamaian atas dosa.
Sekarang kita lihat Bilangan 3:7-8
Bilangan 3:7-8
(3:7) Mereka harus mengerjakan tugas-tugas bagi Harun dan bagi segenap umat Israel di depan Kemah Pertemuan dan dengan demikian melakukan pekerjaan jabatannya pada Kemah Suci. (3:8) Mereka harus memelihara segala perabotan Kemah Pertemuan, dan mengerjakan tugas-tugas bagi orang Israel dan dengan demikian melakukan pekerjaan jabatannya pada Kemah Suci.
Mengerjakan pekerjaan Tuhan serta memelihara perabotan di kemah pertemuan, itulah tugas dari suku Lewi. Bila dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada RUANGAN SUCI, dimana di dalamnya terdapat tiga perabotan:
1. MEJA ROTI SAJIAN → ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab = DOMBA DIBERI MAKAN.
2. PELITA EMAS → ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu = DOMBA DIBERI MINUM.
3. MEZBAH DUPA → ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan = DOMBA DIBERI NAFAS HIDUP.
Jadi makan dan minum tetapi ibadah tidak memuncak sampai doa penyembahan maka akan mati, sebab Doa penyembahan itu nafas hidup. Inilah yang sedang kita kerjakan sekarang dan kita bawa dalam persekutuan-persekutuan, supaya sekiranya mungkin, semua hamba-hamba TUHAN (pemimpin jemaat) menerapkan Pengajaran Tabernakel dalam Terangnya Mempelai, atau Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.
Kalau kita bermasa bodoh bagaimana akhir hidup dari orang yang hanya makan dan minum, tidak ada nafas untuk kelanjutan hidup. Sebab itu kalau kita diajar oleh nasehat firman dan didikan salib untuk mengambil bagian dalam pekerjaan TUHAN, mengambil bagian pelayanan orang kudus jangan tutup mata, supaya orang juga mengerti nafas hidup. Orang hanya tau makan dan minum tetapi nafas hidupnya tidak sampai ke dalam kerajaan sorga, sia-sia ibadah semacam itu. Ibadah Raya Minggu bukan puncak ibadah, banyak gereja tidak paham itu.
Kembali kita lihat sisi hidup rohani dan pelayanan dari jemaat-jemaat di Makedonia.
2 Korintus 8:6-9
(8:6) Sebab itu kami mendesak kepada Titus, supaya ia mengunjungi kamu dan menyelesaikan pelayanan kasih itu sebagaimana ia telah memulainya. (8:7) Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, -- dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami -- demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini. (8:8) Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasih kamu.
Di bawah pengawasan Titus, semua persembahan-persembahan kasih terkumpul untuk membantu pekerjaan Tuhan di Yerusalem, dan jemaat di Makedonia melakukannya dengan tulus ikhlas.
Nanti paska PPT (Pengajaran Pembangun Tabernakel) di tanah Karo jika TUHAN kehendaki, maka dari itu dari sekarang kita sudah membawa korban persembahan untuk pekerjaan TUHAN di Yerusalem, itulah di tanah Karo.
Tapi Rasul Paulus berkata: Aku mengatakan hal itu bukan sebagai perintah, melainkan, dengan menunjukkan usaha orang-orang lain untuk membantu, aku mau menguji keikhlasan kasih kamu.
Tidak diperintah, tidak dipaksa, tapi harus kita kerjakan ini dengan segala ketulusan, dengan segala keikhlasan, karena itu semua ujian. Kita diajar, masuk ujian atau tidak.
Jadi soal membawa korban dan persembahan bukan sebagai perintah dan tidak dipaksa. Kita hanya membawa korban dan persembahan dengan ketulusan dan keikhlasan karena TUHAN melihat. Begitu hebatnya nasehat firman dan didikan salib untuk:
Mendewasakan kita
Untuk menjadikan orang miskin menjadi kaya.
Dengan demikian jemaat-jemaat di Makedonia yang memang notabene jemaat miskin, tetapi pada akhirnya jemaat-jemaat di Makedonia:
Kaya dalam segala sesuatu.
Kaya dalam iman.
Kaya dalam perkataan.
Berkata-kata sesuai dengan firman Allah yang kita terima dan kita dimampukan untuk mengutarakannya dengan baik, itu merupakan kekayaan, sehingga orang yang kaya dalam perkataan dipakai TUHAN untuk membangun sesamanya, umpama dalam kesaksian Raya Minggu dipakai TUHAN, dalam kesaksian tutup tahun, buka tahun dipakai TUHAN. Jangan sampai dari tahun ketahun tidak kaya dalam perkataan (miskin dalam perkataan) tidak bisa bersaksi, tidak bisa membangun orang lain, dari situ kelihatan nanti jejak digital pengikutannya kepada TUHAN.
Saya melihat dulu diantara kita begitu miskin dalam perkataan, tetapi setelah kita menerima nasehat firman dan didikan salib menjadi kaya dalam perkataan.
Dulu tidak mengerti melayani, akhirnya dipakai dalam pelayanan, baik sebagai seorang pemimpin pujian, baik sebagai seorang singer, baik sebagai seorang pemain musik dan lain sebagainya, jadi kaya, padahal tadinya miskin. Maka ikuti irama firman penggembalaan, jangan ikuti irama hatimu, pikiran manusia daging, supaya kaya, miskin terus.
Kaya dalam pengetahuan.
Dulu tidak mempunyai pengetahuan tentang keselamatan kekal yaitu kerajaan Sorga = miskin, tetapi oleh nasihat Firman dan didikan salib, sekarang kita mempunyai pengetahuan tentang keselamatan, kita mempunyai pengetahuan tentang kerajaan kekal yang akan datang.
Kaya dalam kesungguhan.
Dahulu tidak sungguh-sungguh mengikut Tuhan; tidak peduli dengan ibadah dan pelayanan, tetapi oleh nasihat Firman dan didikan salib, jemaat di Makedonia menjadi kaya dalam kesungguhan, menjadi sungguh-sungguh melayani TUHAN, sungguh-sungguh melayani pekerjaan TUHAN, sungguh-sungguh menyerahkan hidupnya, sungguh-sungguh menyerahkan ibadah, sungguh-sungguh menyerahkan nikah kepada TUHAN, sungguh-sungguh membawa korban dan persembahan, sungguh-sungguh memperhatikan antara satu dengan yang lain; itukan orang kaya namanya.
Kaya dalam kasih terhadap orang kudus = suka memberi atau berbagi kepada orang kudus.
Dulu saya ingat Febe, mamanya seorang janda, pekerjaan orang tuanya serabutan,. Dia masaklah ayam ungkep. Saya tau ia membawa itu dalam keadaan susah, tetapi dia kaya. Di datang, waktu itu rumah kami masih di perumahan BMW.
Tapi banyak juga diantara kita menjadi kaya dalam kasih terhadap orang kudus, namun yang belum kaya terkait dengan ini, belajar untuk kaya.
Dahulu ada seorang pemuda, seharusnya dapat pekerjaan dengan muda dari sekolahan yang sudah dipilih, tapi anggap enteng, dia lebih suka mendengar orang tuanya terkait dengan pekerjaan.
Padahal sudah saya katakan; terima, engkau harus bekerja disitu.
Lalu dia berkata; Tidak om karena kata mamaku jadi budak.
Akhirnya saya katakan; sudahlah kalau kamu memang tidak mau terima.
Ini resiko kalau tidak mau dengar-dengaran; akhirnya nganggurlah beberapa bulan; mulailah dia tidak tahan, mulailah dia menyampaikan unek-unek orang tuanya kepada saya.
Dia berkata: om papa saya sudah bilang; yang menganggur di rumah ini, silahkan keluar dari rumah ini.
Lalu saya berkata; masa orang tua berkata seperti itu.
Lalu katanyanya; ia om.
Satu kali ketika ibadah di Cilegon, waktu itu gubuk-gubuk derita betul, disitu beribadah. Setelah ibadah, seperti biasa saya aktifkan handphone saya –sampai hari ini saya tetap menggunakan handphone jadul –, setelah aktif, saya baca, ada pernyataan dari seorang anak TUHAN; om adakah jemaat om yang lulusan listrik arus lemah dan kuat, sekarang langsung bawa lamaran nya om, itu isi dari pada SMS yang datang.
Sementara saya membaca itu belum selesai tuntas, pemuda itu sudah ada di hadapan saya, duduk lalu bercerita dengan keluh kesah, dia berkata; om saya menyerah kepada om saja, terserah om mau dimana saja saya bekerja.
Lalu saya berkata; Hari ini juga kamu bekerja. Dia kaget setengah mati, ya karena kamu sudah menyerah dengar dengaran, hari ini kamu kerja.
Lalu dia berkata; kok bisa,
“ya bisa karena kamu sudah menyerah, semua dimudahkan kalau sudah menyerah, asal jangan pakai logika pikiranmu. Akhirnya malam itu diusahakan buat lamaran, besok diantar, tidak lama dia diterima, masuk posko sebagai IT arus lemah. Hanya saja anak ini tidak tau bersyukur dan berterimakasih, itu saja.
Jadi yang sudah bekerja belajar mengerti mengucap syukur, kalau tidak, dia tinggalkanlah kemurahan yang ada; dia tinggalkan penggembalaan ini. Sekarang pemuda itu sudah di Arab, hanya karena gaji 40 juta dia harus tinggalkan penggembalaan ini. Untuk apa 40 juta kalau harus binasa, saudara garansikan nyawa hanya untuk 40 juta.
Berkali-kali saya sampaikan jangankan satu perusahan yang menghasilkan triliunan tiap bulan, satu dunia ini dikasih ke saya kalau syaratnya tinggalkan pelayanan, dengan tegas saya berkata; tidak akan pernah. Jaminan saya darah salib, bukan harta didunia ini. Sudah di tempat tinggi tapi turun jatuhkan diri ke bawah ringankan hak kesulungan untuk apa. Sebab itu belajar bersyukur, berterima kasih karena berkat itu datang dari TUHAN, bukan hasil usahamu, bukan hasil usahaku, dari TUHAN kembali kepada TUHAN.
Jadi kalau kaya dalam kasih terhadap orang-orang kudus memang itu semestinya menurut firman TUHAN, menurut orang yang suda menerima nasehat firman dan didikan salib. Sebab itu satu kali saya katakan kepada seorang pemuda; sampai kiamat dunia, sampai datang TUHAN engkau tidak bisa membalas kebaikan TUHAN, karena saya tahu apa yang saya ucapkan.
Kita dipelihara dalam ketekunan tiga macam ibadah pokok, diberikan kesehatan, umur panjang, pekerjaan, bagaimana kita membalas ini semua? sementara semuanya ini diberikan adalah bagian dari rencana TUHAN untuk menyelamatkan kita semua.
Saya juga bersyukur kepada keluarga pak Harun mengerti pekerjaan TUHAN.
Dulu jemaat di Makedonia miskin, tetapi sekarang jadi kaya. Jadi yang miskin bisa menjadi kaya, asal nasehat firman diterima dan didikan salib di hargai. Jangan hanya diri ini saja yang diperhatikan, akhirnya dari tahun ke tahun miskin, tidak kaya dalam pengetahuan, tidak kaya dalam kesungguhan, tidak kaya dalam kasih terhadap orang kudus, tidak kaya dalam kesaksian, tidak bisa ngomong, tapi lihatlah jemaat di Makedonia luar biasa. Kiranya mata rohani kita tercelik, mindset dirubah, pola pikir diubah.
Kaya dalam pelayanan kasih
Dalam pelayanan kasihpun harus kaya; murah hati, menjadi penurut. Jangan melayani tidak dalam kasih, kita
harus kaya dalam pelayanan kasih, berarti murah hati, menjadi penurut,
2 Korintus 8:9
(8:9) Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.
Jemaat-jemaat di Makedonia, telah mengenal kasih karunia. Apa kasih karunia itu? kasih karunia adalah Dia yang kaya rela menjadi miskin, supaya kita yang miskin menjadi kaya, inilah orang yang mengenal kasih karunia.
Saya berharap roh TUHAN terus bekerja untuk kita mengerjakan firman Allah yang hidup ini.
2 Korintus 8:10-11
(8:10) Inilah pendapatku tentang hal itu, yang mungkin berfaedah bagimu. Memang sudah sejak tahun yang lalu kamu mulai melaksanakannya dan mengambil keputusan untuk menyelesaikannya juga. (8:11) Maka sekarang, selesaikan jugalah pelaksanaannya itu! Hendaklah pelaksanaannya sepadan dengan kerelaanmu, dan lakukanlah itu dengan apa yang ada padamu.
Di sini kita melihat; jemaat-jemaat di Makedonia telah mengerjakan pekerjaan mereka terkait dengan korban persembahan yang harus dipersembahkan, dan itu telah dikerjakan selama satu tahun untuk pekerjaan TUHAN di Yerusalem (pusat kerajaan damai sejahtera) dan pekerjaan ini harus dikerjakan dengan:
1. Tulus ikhlas.
2. Sesuai dengan kemampuan yang ada dalam diri mereka. Tidak perlu menjual rumah, jual mobil, jual ladang, kalung emas dan lain sebagainya; dari yang ada padamu saja.
Dari miskin menjadi kaya oleh karena kasih karunia TUHAN, jelas karena jemaat di Makedonia telah mengenal kasih karunia bermula dari mendengar nasehat firman dan menerima didikan salib.
2 Korintus 8:12
(8:12) Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.
TUHAN tidak akan terima pemberian dengan tidak sukarela, tetapi memberi harus dengan kerelaan, itu persembahan yang diterima oleh TUHAN. Kalau terpaksa atau supaya dilihat orang, kemudian memberi dengan sungut-sungut, ini walaupun dipersembahkan tetapi tidak berkenan dihadapan TUHAN.
kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.
Kita membawa korban dan persembahan sesuai dengan apa yang ada saja, tidak dipaksa, tidak harus menjual rumah, kendaraan, ladang, apapun yang kita punya tidak perlu di gadai, sesuai yang ada saja. Ada sedikit, beri. Kalau memang mampu memberi banyak, ya beri saja, tidak perlu jual kalung emas.
2 Korintus 8:13
(8:13) Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan.
Jadi kalau kita terbeban dengan pekerjaan Tuhan dalam penggembalaan GPT “BETANIA”, baik untuk biaya operasional, sewa Gedung gereja, biaya operasional ketekunan tiga macam ibadah pokok, biaya operasional (mobil travelo) untuk antar jemput jemaat, biaya untuk maintenencenya , termasuk mengerti pekerjaan TUHAN untuk kunjung-kunjungan bukan untuk memberatkan kita, tetapi supaya ada KESEIMBANGAN.
TUHAN itu adil, kita diajar pikul salib bukan untuk supaya kita berat orang lain ringan, tetapi supaya ada keseimbanagan.
2 Korintus 8:14
(8:14) Maka hendaklah sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan.
Kita terbeban dengan pekerjaan TUHAN supaya ada keseimbangan. Keseimbangan berarti; saling melengkapi satu dengan yang lain.
Kita mampu memberi dalam bentuk uang, tetapi disisi yang lain orang lain mampu memberi waktu, tenaga, hati, pikiran, dan perasaan untuk pekerjaan TUHAN di Yerusalem, inilah yang disebut keseimbangan saling melengkapi. Sesudah saling melengkapi maka terjadilah keseimbangan.
Jadi kita terbeban dengan pekerjaan TUHAN bukan untuk memberatkan kita; maksudnya kita berat, orang lain ringan, tidak, tetapi supaya ada keseimbanag. Di dalam keseimbanag disitu tercipta saling melengkapi; yang satu mampu mempersembahkan hartanya, yang lain mampu mempersembahkan tenaga pikiran, waktunya, perasaanya, tenaganya, jadi saling melengkapi. Yang tidak kita punya; orang lain tutupi, yang orang lain tidak punya; kita tutupi jadi saling melengkapi, nanti disitu terjadi keseimbangan. Tidak usah berpikir; dia kasih banyak atau sedikit, saya kasih banyak, dia ko sedikit ya.
Mai kita lihat takaran soal banyak dan sedikit ini, tidak usah kita bersungut-sungut.
2 Korintus 8:15
(8:15) Seperti ada tertulis: "Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan."
Keseimbangan = mengumpulkan banyak tidak kelebihan, mengumpulkan sedikit tidak kekurangan.
Pelajaran ini diperoleh Rasul Paulus dari pengalaman perjalan bangsa Israel dipadang gurun selama 40 tahun, lalu di ajarkanlah itu kepada jemaat di Korintus. Rasul Paulus ini adalah seorang hamba TUHAN yang luar biasa, dia belajar dari pengalaman bangsa Israel dalam perjalanan di padang gurun dalam Keluaran 16:16-36.
Keluaran 16:16-36 Perikop: “Manna Sabat”
(16:16) Beginilah perintah TUHAN: Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa." (16:17) Demikianlah diperbuat orang Israel; mereka mengumpulkan, ada yang banyak, ada yang sedikit. (16:18) Ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan. Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya.
Jadi saudara jangan katir, artinya; kalau kita saling melengkapi, terjadi keseimbanagn TUHAN pasti pelihara hidup kita seperti TUHAN memelihara perjalan rohani dari pada bangsa Israel di padang gurun sampai tapal batas perjalanan TUHAN. Di dalam kemah mungkin ada yang mengumpulkan banyak, ada yang mengumpulkan sedikit, tetapi yang pasti setiap orang satu gomer.
Disini kita melihat mereka yang mengumpulkan banyak tidak kelebihan, yang mengumpulkan sedikit juga tidak kekurangan, berarti jelas kalau kita saling melengkapi karena kita terbeban dengan pekerjaan TUHAN; pasti dipelihara oleh TUHAN, titik, tidak usah lagi diolah dengan pikiran, nanti miskin terus, miskin kesaksian, miskin pengetahuan, disuruh maju tidak bisa ngomong.
Kan enak pengertian ini untuk dihidupi; supaya yang miskin menjadi kaya; yang pasti dipelihara TUHAN. Kalau kita saling melengkapi ada keseimbangan, tidak usah ragu saling melengkapi, sebab kita akan dipelihara oleh TUHAN seperti bangsa Israel di padang gurun dipelihara oleh TUHAN lewat manna. TUHAN Yesus memelihara kita dari sekarang sampai Maranata, amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment