IBADAH PENDALAMAN ALKITAB, 2 MEI 2024
KITAB MALEAKHI PASAL 2
Maleakhi 2:8
(Seri 1)
Subtema: ORANG BUTA TIDAK TAHU APA-APA
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, oleh karena rahmat-Nya kita dimungkinkan untuk berada di dalam rumah TUHAN lewat Ibadah Pendalaman Alkitab yang disertai dengan perjamuan suci.
Saya tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang juga bergabung dalam GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia, lewat online (live streaming), video internet; Youtube, Facebook atau media sosial apa saja, dimanapun berada. Kiranya TUHAN ada di tengah-tengah kita memberi damai sejahtera, sehingga kita boleh menikmati sabda Allah dalam suasana Sorga dan kita boleh merasakan lawatan TUHAN atas kita pribadi lepas pribadi.
Secepatnya kita sambut Firman Penggembalaan untuk Ibadah Pendalaman Alkitab dari STUDY MALEAKHI. Sekarang kita masuk dalam…
Maleakhi 2:8-9 dengan perikop: "Murka TUHAN terhadap imam"
(2:8) Tetapi kamu ini menyimpang dari jalan; kamu membuat banyak orang tergelincir dengan pengajaranmu; kamu merusakkan perjanjian dengan Lewi, firman TUHAN semesta alam. (2:9) Maka Aku pun akan membuat kamu hina dan rendah bagi seluruh umat ini, oleh karena kamu tidak mengikuti jalan yang Kutunjukkan, tetapi memandang bulu dalam pengajaranmu.
Di sini kita melihat: para imam menyimpang dari jalan, karena mereka tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan. Sebaiknya, kita mengikuti kemana TUHAN melangkah dan jangan kita menyimpang dari langkah-langkah TUHAN, supaya jangan sesat dan terhilang dan jika tidak ada pertolongan, ujung-ujungnya binasa seperti Elimelekh.
Yeremia 2:7-8 dengan perikop: "Israel murtad kepada TUHAN"
(2:7) Aku telah membawa kamu ke tanah yang subur untuk menikmati buahnya dan segala yang baik dari padanya. Tetapi segera setelah kamu masuk, kamu menajiskan tanah-Ku; tanah milik-Ku telah kamu buat menjadi kekejian. (2:8) Para imam tidak lagi bertanya: Di manakah TUHAN? Orang-orang yang melaksanakan hukum tidak mengenal Aku lagi, dan para gembala mendurhaka terhadap Aku. Para nabi bernubuat demi Baal, mereka mengikuti apa yang tidak berguna.
Israel murtad kepada TUHAN. Penyebabnya; karena para imam mengikuti apa yang tidak berguna.
Berarti; tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan kepada mereka, sehingga kalau kita perhatikan di sini..
Para imam tidak lagi bertanya; Di manakah TUHAN?
Orang-orang yang melaksanakan hukum tidak mengenal Aku lagi
Dan para gembala mendurhaka terhadap TUHAN
Para nabi bernubuat demi Baal
Itulah tanda bahwa para imam tidak lagi mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan kepada mereka. Akhirnya, yang menjadi korban adalah bangsa Israel.
Sebab itu, sidang jemaat, jangan berhenti untuk mendoakan saya sebagai gembala sidang (pemimpin sidang jemaat) untuk terus senantiasa dalam persekutuan yang indah dengan TUHAN.
Jadi, keselamatan domba-domba juga ditentukan oleh seorang pemimpin (para imam). Kalau imamnya buta, berarti; berada di dalam kubangan (lobang) yang sama (Lukas 6:39).
Lebih rinci lagi ….
Yesaya 56:9 dengan perikop: " Pemimpin-pemimpin yang fasik"
(56:9) Hai segala binatang di padang, hai segala binatang di hutan, datanglah untuk makan!
Satu kali hal ini akan terjadi, tepatnya pada saat antikris menjadi raja atas seantero dunia.
Antikris memerintah dunia ini selama tujuh tahun, yang memuncak pada pertengahan yang kedua berarti 3½ yang kedua. Itu terjadi atas seizin TUHAN, sebagaimana dalam ayat ini; Hai segala binatang di padang, hai segala binatang di hutan, datanglah untuk makan!
Kita patut bersyukur kepada TUHAN, karena Dia adalah Imam Besar Agung menurut peraturan Melkisedekh, berarti; imamat-Nya tidak pernah berubah dan bila ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci-Nya, maka bumi akan penuh dengan kemuliaan Allah. Tetapi lihatlah, para imam berlaku fasik dihadapan TUHAN, mereka menyimpang dari jalan TUHAN, mereka tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan. Ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Yesaya 56:10-11
(56:10) Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja; (56:11) anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.
Para imam (pemimpin yang fasik) mengambil jalannya sendiri.
Itu berarti; para imam tidak mengikuti jalan yang TUHAN tunjukkan kepada mereka.
Pemimpin yang fasik disebut:
Orang-orang buta, berarti; tidak tahu apa-apa.
Anjing-anjing bisu, artinya; tidak tahu menyalak
Berbaring melamun dan suka tidur saja
Anjing-anjing pelahap tidak tahu kenyang
Kita akan mengikuti penjelasan-penjelasan dari empat hal di atas.
Keterangan: ORANG-ORANG BUTA TIDAK TAHU APA-APA.
Matius 23:16-19 dengan perikop: "Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi"
(23:16) Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. (23:17) Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? (23:18) Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. (23:19) Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi melayani tetapi terikat dengan perkara lahiriah, sehingga mereka disebut sebagai pemimpin buta.
Kita harus saling mendoakan dan berjuang supaya kita jangan terikat dengan perkara lahiriah di tengah-tengah ibadah dan pelayanan.
Pemimpin buta melayani tetapi terikat dengan perkara lahiriah, yakni;
Terikat dengan emas di Bait Suci.
Terikat dengan persembahan yang ada di atas Mezbah.
Sampai pada akhirnya TUHAN menyebut mereka sebagai orang-orang bodoh itu berarti; tidak tahu apa-apa. Sebab sesungguhnya, hidup manusia dikuduskan oleh TUHAN bukan oleh karena perkara-perkara lahiriah (harta kekayaan).
Biarpun seseorang memiliki banyak emas batangan, kalung emas begitu besar di leher atau di jari, itu tidak akan mungkin menguduskan kehidupan manusia. Termasuk persembahan, baik itu persembahan persepuluh, persembahan khusus, atau persembahan kolekte yang diterima oleh seorang hamba TUHAN lewat pelayanannya, sekalipun persembahan itu berlimpah-limpah dari sidang jemaat yang kaya, itu tidak menguduskan hamba TUHAN tersebut.
Perhatikan ini dengan sungguh-sungguh, mengingat ini adalah hari-hari terakhir, kedatangan TUHAN sudah diambang pintu, sudah dalam proses perjalanan-Nya. Proses perjalanan ini adalah 2 x 7 tahun;
Tujuh tahun pertama adalah tujuh tahun kelimpahan yang dimulai dari tahun 2020 sampai 2027.
Tujuh tahun kedua itu masa resesi; kekeringan yang dahsyat, yang mengurus keringkan dunia ini, tepatnya pada saat antikris memerintah yang memuncak pada 3½ tahun yang kedua.
Jadi, kembali saya sampaikan; saudara jangan keliru, bukan berarti dengan memiliki batangan emas yang banyak saudara merasa dapat dikuduskan oleh batangan emas itu. Atau juga seorang hamba TUHAN menerima persembahan-persembahan lewat pelayanannya, baik itu kolekte, persepuluh, persembahan khusus, ucapan syukur dan persembahan-persembahan yang lain dari jemaat yang kaya-kaya, itu tidak akan bisa menguduskan kehidupan dari seorang hamba TUHAN itu. Tetapi, ada aja yang silau dengan harta kekayaan dari hamba TUHAN tersebut. Tetapi saya rasa kita semua tidak silau bukan? Karena perkara lahiriah tidak mungkin dapat menguduskan kita.
Hidup manusia dikuduskan hanya oleh TUHAN saja lewat 2 (dua) hal, yaitu:
YANG PERTAMA: Dikuduskan oleh Mezbah.
Perlu untuk diketahui, pada Tabernakel terdapat Mezbah itulah MEZBAH KORBAN BAKARAN.
Keluaran 27:1 dengan perikop: “Mengenai Mezbah Korban Bakaran”
(27:1) "Haruslah engkau membuat mezbah dari kayu penaga, lima hasta panjangnya dan lima hasta lebarnya, sehingga mezbah itu empat persegi, tetapi tiga hasta tingginya.
Ukurannya dari Mezbah Korban Bakaran:
Panjang 5 hasta.
Lebar 5 hasta.
Tinggi 3 hasta.
Arti rohani dari Mezbah Korban Bakaran adalah bayangan atau gambaran dari salib Kristus, dimana Kristus yang menjadi korbannya.
Wahyu 1:5B
(1:5) dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya --
Yang melepaskan kita dari dosa kita adalah darah Yesus (darah salib).
Jadi, jangan kita keliru, sekalipun seseorang memiliki batangan emas yang banyak, itu tidak akan sanggup menyucikan kehidupannya. Sekalipun seorang hamba TUHAN menerima banyak persembahan, baik itu kolekte, sepersepuluh, khusus, ucapan syukur dan lain sebagainya, tidak akan cukup menguduskan hidup seorang hamba TUHAN. Kita semua tanpa terkecuali; dikuduskan oleh darah salib Kristus.
Ayat referensi…
Efesus 1:7
(1:7) Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya,
Oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa.
Kehidupan yang sudah ditebus adalah kehidupan yang sudah diampuni dosanya.
Roma 3:25
(3:25) Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
Dahulu kita jauh dari TUHAN, terhilang karena dosa, tetapi oleh darah salib kita diperdamaikan kepada Allah Bapa.
Roma 5:9
(5:9) Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.
Dibenarkan oleh darah salib. Daerah HALAMAN adalah daerah pembenaran.
Ibrani 13:12
(13:12) Itu jugalah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri.
Umat TUHAN dikuduskan oleh darah salib. Itu adalah daerah RUANGAN SUCI.
1 Petrus 1:2
(1:2) yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.
Kita semua menerima percikan darah Yesus. Percikan darah adalah sengsara tanpa dosa; tidak berdosa tetapi sengsara. Kalau kita kaitkan dengan pola Tabernakel..
Terjadi tujuh kali percikan darah di atas tutupan pendamaian itu adalah sengsara yang dialami oleh Yesus untuk menebus dan menyelamatkan sidang mempelai-Nya.
Kemudian, tujuh percikan darah di depan Tabut Perjanjian, ini berbicara soal sengsara yang dialami oleh gereja TUHAN supaya sampai sempurna, inilah penyucian yang terakhir
Jadi, Mezbah Korban Bakaran adalah objek (benda) pertama atau alat yang pertama yang kita temukan jika kita memasuki daerah HALAMAN. Demikian juga salib adalah yang terutama dalam rangka penyelamatan kita, maksudnya; kehidupan yang diselamatkan, maka pertama kali ia harus mengenal salib Kristus. Tidak mungkin kita akan selamat kalau kita tidak mengenal salib.
Singkat kata, salib Kristus sangat berhubungan erat dengan Takhta Allah; benda atau alat yang paling indah dan yang paling terutama di dalam Ruangan Maha Suci, yaitu; Tabut Perjanjian.
Ibrani 10:19-22 dengan perikop: "Ketekunan"
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, (10:21) dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. (10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.
Oleh karean kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, kita semua dibawa masuk ke dalam Ruangan Maha Suci.
Jadi, darah salib itu berkaitan erat dengan takhta Allah (Ruangan Maha Suci). Kita tidak mungkin diselamatkan dalam kerajaan Sorga, bila kita tidak mengenal alat yang pertama itulah Mezbah Korban Bakaran.
Sebagai tambahan….
Keluaran 27:2
(27:2) Haruslah engkau membuat tanduk-tanduknya pada keempat sudutnya; tanduk-tanduknya itu haruslah seiras dengan mezbah itu dan haruslah engkau menyalutnya dengan tembaga.
Dari salib Kristus akan keluar kuasa dari Sorga dan kuasa ini yang menyelamatkan kita, sehingga, bilamana kita berbuat dosa yang tidak disengaja, lalu kita melarikan diri kepada kuasa yang keluar dari salib, kita akan diselamatkan. Memang TUHANlah yang menjadi tempat perlidungan, TUHANlah yang menjadi tempat pelarian kita semua.
Kita bersyukur memiliki harta yang banyak, tetapi harta yang banyak tidak ada kuasa untuk menyelamatkan saya dan saudara. Pahamilah itu dengan sungguh-sungguh.
Jadi, dari salib Kristus akan keluar tanduk, itulah kekuatan dan kuasa dari Allah dari tempat yang maha tinggi. Sehingga, bilamana kita berbuat dosa yang tidak disengaja, secepatnya kita melarikan diri kepada TUHAN, berpegang kepada kuasa dari tempat yang maha tinggi; TUHAN akan ampuni.
Tetapi, kalau dengan sengaja berbuat dosa, berarti; tidak menghargai ketekunan tiga macam ibadah pokok atau dikuasai dosa kenajisan percabulan (menjadi satu daging dengan perempuan cabul), maka, dia akan berdosa terhadap dirinya sendiri: darah Yesus tidak berlaku atas dia (TUHAN tidak ampuni).
Kiranya pengertian ini menyatu dengan akal kita semua. Jangan sampai kita menista Firman TUHAN.
Keluaran 27:3
(27:3) Juga harus engkau membuat kuali-kualinya tempat menaruh abunya, dan sodok-sodoknya dan bokor-bokor penyiramannya, garpu-garpunya dan perbaraan-perbaraannya; semua perkakasnya itu harus kaubuat dari tembaga.
Di sini kita melihat lima perkara:
Kuali-kualinya
Sodok-sodoknya
Bokor-bokornya
Garpu-garpunya
Perbaraan-perbaraannya
Sudara, lima perkara tersebut, sangat mendukung proses Yesus menderita sengsara bahkan mati di atas kayu salib.
Lima hal ini menyangkut dengan lima luka utama Yesus;
Dua di tangan
Dua di kaki
Satu tusukan di lambung
Kita betul-betul limpah kasih karunia, kalau saudara memahami rencana TUHAN.
Hidup manusia dikuduskan hanya oleh TUHAN saja lewat 2 (dua) hal, yaitu:
YANG KEDUA: Dikuduskan oleh Bait Suci.
1 Korintus 3:16
(3:16) Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?
Kita semua adalah Bait Suci Allah (rumah TUHAN) dan Roh Allah diam di dalam Bait Allah (hidup kita masing-masing). Dari sini kita mendapat suatu gambaran dan bayangan, bahwa Bait Allah tidak pasif, tidak stak, tidak diam, sebab di dalam Bait Allah ada Roh Allah, dengan kata lain; Bait Allah (kita) adalah tempat dari aktivitas Roh Allah itu sendiri.
Kalau Roh Allah beraktivitas di dalam Bait-Nya, itu akan terlihat dari aktivitas kita dihadapan TUHAN.
Jadi, andaikata seseorang menunjukkan dirinya seperti sudah diurapi dan dipenuhkan dengan Roh Kudus dengan gayanya yang lemah lembut, logatnya yang berbahasa-bahasa yang dipelajari, tetapi suka tidur (malas), tidak mungkin Roh Allah beraktivitas di dalam dirinya.
Jadi, jangan suka tidur, jangan suka cari zona kenyamanan kalau ada dalam kegiatan Roh (ibadah dan pelayanan), kita adalah Bait Allah tempat Roh Allah beraktivitas.
1 Korintus 6:19-20
(6:19) Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? (6:20) Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
Jadi, sudah selayaknya setiap insani memuliakan TUHAN dengan tubuh-Nya, karena kita sudah ditebus oleh darah salib dan Roh Allah diam di dalam diri kita masing-masing.
Bait Suci Allah bila dikaitkan dengan pola Tabernakel, terkena kepada Ruangan Suci + Ruangan Maha Suci.
Pertama-tama kita akan bedah; RUANGAN SUCI.
Di dalam Ruangan Suci terdapat 3 (tiga) macam alat, yaitu;
Meja Roti Sajian → ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Pelita Emas → ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu disertai dengan kesaksian Roh.
Mezbah dupa → ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Saudara, ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok ini, semuanya dikerjakan oleh Roh Allah yang satu dan yang sama.
1 Korintus 3:17
(3:17) Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.
Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia.
Dari kalimat ini kita bisa menangkap bahwa Bait Allah tidak boleh dibinasakan, dengan lain kata; ketekunan tiga macam ibadah pokok (kegiatan Roh) tidak boleh berhenti, sebab Bait Allah adalah tempat Roh Allah beraktivitas.
Pengertian yang kita peroleh dari TUHAN adalah tanda bahwa kita disulungkan oleh TUHAN. Kalau gereja TUHAN hanya tahu soal Ibadah Raya Minggu tetapi tidak tahu soal ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, maka tanda kesulungan tidak akan nampak dihadapan TUHAN, baik ibadah maupun pelayanannya.
Mempelai perempuan adalah sidang yang disulungkan oleh TUHAN, maka, jangan berhenti, jangan ada yang membinasakan Bait Allah, jangan ada yang menghentikan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok (aktivitas dari Roh Allah itu sendiri).
Membinasakan Bait Allah = menghentikan tiga macam ibadah pokok = menghujat Roh Kudus (Wahyu 13:16).
Akibat menghujat Roh Kudus; tidak diampuni TUHAN (Matius 12:31-32)
Kita sudah bedah secara singkat mengenai Ruangan Suci dengan tiga alat yang ada di dalamnya.
Sekarang kita akan bedah: RUANGAN MAHA SUCI.
Di dalam Ruangan Maha Suci terdapat satu alat yang terutama dari semua peralatan di dalam Tabernakel, itulah Tabut Perjanjian.
Keluaran 25:10 dengan perikop: “Mengenai Tabut Perjanjian”
(25:10) "Haruslah mereka membuat tabut dari kayu penaga, dua setengah hasta panjangnya, satu setengah hasta lebarnya dan satu setengah hasta tingginya.
TUHAN perintahkan Musa untuk membuat Tabut Perjanjian dari kayu penaga.
Adapun ukurannya;
Panjang 2½ hasta
Lebar 1½ hasta
Tinggi 1½ hasta
Keluaran 25:11
(25:11) Haruslah engkau menyalutnya dengan emas murni; dari dalam dan dari luar engkau harus menyalutnya dan di atasnya harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya.
Tabut perjanjian terbuat dari kayu penaga.
Kayu penaga adalah gambaran dari manusia daging dengan tabiat-tabiatnya yang jahat. Tetapi, kayu penaga ini sudah disalut oleh emas dari dalam dan dari luar, sehingga tidak nampak lagi tabiat daging, sebab sudah ditutupi oleh kemurnian dan kesucian Ilahi. Pendeknya, yang nampak adalah tabiat Ilahi; kesucian dan kemurnian TUHAN.
Kemudian, TUHAN perintahkan; di atas Tabut Perjanjian harus kaubuat bingkai emas sekelilingnya, itu berbicara tentang persekutuan yang indah dengan TUHAN yang datang dari gereja TUHAN (tubuh Kristus).
Keluaran 25:22
(25:22) Dan di sanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, dari antara kedua kerub yang di atas tabut hukum itu, Aku akan berbicara dengan engkau tentang segala sesuatu yang akan Kuperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada orang Israel."
Kemudian dari atas Tabut Perjanjian itu..
Allah bertakhta (berhadirat).
Allah berfirman.
Allah memerintah umat-Nya.
Jadi, Allah tidak memerintah di luar Tabernakel
Itu sebabnya, berkali-kali saya sampaikan, ajaran yang kita terima ini adalah kemurahan TUHAN, karena lewat ajaran ini TUHAN jadikan kita sebagai umat yang disulungkan oleh TUHAN. Jadi, jangan coba-coba kita paksa TUHAN YESUS menjadi Raja dengan cara-cara kita sendiri di tengah-tengah ibadah pelayanan (Yohanes 6:14-15).
TABUT PERJANJIAN terdiri dari 2 (dua) bagian:
Tabut / peti perjanjian → sidang mempelai TUHAN.
Tutupan grafirat dengan dua kerub di atasnya 🡪 Allah Trinitas di dalam nama TUHAN Yesus Kristus sebagai Mempelai Pria Sorgawi, dengan rincian:
Tutupan grafirat → pribadi Yesus Anak Allah.
Kerub pertama → pribadi Allah Bapa.
Kerub kedua → pribadi Allah Roh Kudus.
Tabut Perjanjian berbicara tentang 2 (dua) hal, yaitu;
Takhta Allah.
Hubungan nikah, antara Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga dengan sidang jemaat sebagai mempelai wanita-Nya berdasarkan kasih.
Ibrani 9:1-4 dengan perikop: "Tempat kudus di bumi dan di Sorga"
(9:1) Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia. (9:2) Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus. (9:3) Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. (9:4) Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian,
Pada Ruangan Maha Suci ternyata tidak hanya terdapat Tabut Perjanjian yang disalut dengan emas. Kenyataannya, di dalam Ruangan Maha Suci terdapat Mezbah Pembakaran Ukupan dari emas, berbicara tentang doa penyembahan.
Doa penyembahan adalah puncak ibadah yang tertinggi.
Kita bersyukur kepada TUHAN, jelas kita dikuduskan oleh Mezbah dan Bait Suci Allah, yang terdiri dari Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci.
Kita masih lanjut dengan apa yang ada di dalam Ruangan Suci…
Wahyu 14:1-3
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya
144000 yang berdiri di atas bukit Sion → inti dari mempelai TUHAN.
Bukti mereka mempelai TUHAN: di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. Itulah gunung Sion.
Wujud gunung Sion…
Wahyu 14:2-3
(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. (14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
Ayat 2 berbicara tentang doa penyembahan.
Ayat 3 berbicara soal bahasa lidah (nyanyian baru) yang tidak dapat dipelajari oleh siapapun.
Jangan bahasa Roh dibuat-buat, karena tidak dapat dipelajari.
Singkat kata, Wahyu 14:1-3: gunung Sion wujudnya adalah doa penyembahan disertai dengan bahasa Roh (nyanyian baru) yang tidak dapat dipelajari.
Jadi, sudah sangat jelas, pada Ruangan Maha Suci terdapat dua hal, bukan saja Tabut Perjanjian tetapi juga wujud dari Tabut Perjanjian; doa penyembahan.
Kita bersyukur, kita harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok, karena, tidak mungkin kita menjadi mempelai TUHAN, kalau kita tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Tidak mungkin kita berada dalam puncak ibadah (doa penyembahan), kalau kita tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Jadi, jelas bahwa gereja TUHAN disucikan oleh Bait Suci Allah. Tidak disucikan oleh batangan emas dan persembahan yang ada di mezbah.
Lukas 17:25-26, 31-35
(17:25) Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini. (17:26) Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: (17:27) mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. (17:31) Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. (17:32) Ingatlah akan isteri Lot! (17:33) Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. (17:34) Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. (17:35) Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan."
Saudaraku, dua peristiwa yang terjadi ini adalah gambaran dua hal yang akan terjadi di hari-hari terakhir ini.
Zaman Nuh, gambaran dari kenajisan percabulan tepatnya pada saat antikris menjadi raja, di situ ada roh jual-beli.
Zaman Lot, dimana TUHAN turunkan hujan api dan belerang dari langit untuk membinasakan mereka di Sodom Gomora. Ini adalah gambaran dimana TUHAN menunggang balikkan kota dari pada setan tritunggal; naga, antikris dan nabi-nabi palsu (Wahyu 16:19).
Lukas 17:31-32
(17:31) Barangsiapa pada hari itu sedang di peranginan di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. (17:32) Ingatlah akan isteri Lot! (17:33) Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.
Yang ada di peranginan jangan turun hanya untuk memikirkan perkara di bawah.
Yang sedang bekerja di ladang TUHAN, jangan kembali kepada tabiat yang lama seperti isteri Lot menoleh kembali, karena dia sangat cinta kepada harta kekayaannya.
Perlu untuk diketahui: Barangsiapa berusaha memelihara (mempertahankan) nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, sebaliknya, barangsiapa rela kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya = hidup selama-lamanya.
Lukas 17:34-36
(17:34) Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas satu tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. (17:35) Ada dua orang perempuan bersama-sama mengilang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan." (17:36) [Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.]
Di sini kita perhatikan…
Ada dua orang di tempat tidur.
Tempat tidur → ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan; satu akan dibawa satu ditinggal.
Ada dua perempuan mengilang.
Mengilang → ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab; satu akan dibawa satu ditinggal.
Ada dua orang di ladang.
Ladang → ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu; satu akan dibawa satu ditinggal.
Jadi jelas, untuk sampai kepada ibadah tertinggi (puncak ibadah) itulah doa penyembahan, harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
Dalam Lukas 17:25; di sana dikatakan Yesus harus menanggung banyak penderitaan; Ia ditolak.
Kemudian pada Lukas 17:33 untuk kita: Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya (tekun dalam tiga macam ibadah pokok), ia akan menyelamatkannya.
Jadi, kita harus tekun dalam tiga macam ibadah pokok, sampai berada pada tingkat ibadah yang tertinggi itulah doa penyembahan, sebab ada yang diangkat, ada yang ditinggal. Tetapi, dasarnya; Yesus telah terlebih menanggung derita dan ditolak (Lukas 17:25). Dan pada Lukas 17:33 itulah bagian kita; sangkal diri dan pikul salib di tengah-tengah ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Lukas 17:37
(17:37) Kata mereka kepada Yesus: "Di mana, Tuhan?" Kata-Nya kepada mereka: "Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung nasar."
Kalau sudah berada pada puncak ibadah itulah doa penyembahan, itu bagaikan menikmati pengalaman kematian (menikmati bangkai) dan kita akan dipercayakan dua sayap burung nasar.
Jadi, sudah sangat jelas, kita dikuduskan oleh TUHAN lewat 2 (dua) perkara itulah;
Mezbah .
Bait Suci Allah (Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci).
Matius 23:20-22
(23:20) Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. (23:21) Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. (23:22) Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.
Biarlah kita terikat dengan 2 (dua) hal, yaitu;
Mezbah, ibadah yang dihubungkan dengan salib.
Bait Suci yaitu tekun dalam tiga macam ibadah pokok, artinya; kesempurnaan / mempelai TUHAN.
Jangan kita melayani tetapi terikat dengan yang lahiriah, demi takhta Allah dimana Allah bersemayam di atasnya.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment