IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 14 SEPTEMBER 2024
STUDY YUSUF
Subtema: DI MULUT TIDAK ADA DUSTA
Salam sejahtera di dalam kasih-Nya TUHAN Yesus Kristus yang telah menghimpunkan kita semua berada di atas gunung kudus TUHAN, beribadah melayani lewat Ibadah Kaum Muda Remaja.
Selanjutnya, saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang turut bergabung dalam penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat online/live steraming/video internet baik itu Youtube, Facebook atau media sosial lainnya di manapun berada, kiranya TUHAN hadir di tengah-tengah kita sebagai Imam Besar Agung melayani, berdoa, memperdamaikan dosa kita dan menopang ibadah ini dari awal sampai dengan berakhirnya. Tetapi jangan lupa, tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap kehidupan kita pribadi lepas pribadi.
Selanjutnya mari kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja…
Kejadian 43:11-13
(43:11) Lalu Israel, ayah mereka, berkata kepadanya: "Jika demikian, perbuatlah begini: Ambillah hasil yang terbaik dari negeri ini dalam tempat gandummu dan bawalah kepada orang itu sebagai persembahan: sedikit balsam dan sedikit madu, damar dan damar ladan, buah kemiri dan buah badam. (43:12) Dan bawalah uang dua kali lipat banyaknya: uang yang telah dikembalikan ke dalam mulut karung-karungmu itu haruslah kamu bawa kembali; mungkin itu suatu kekhilafan. (43:13) Bawalah juga adikmu itu, bersiaplah dan kembalilah pula kepada orang itu.
Setelah diyakinkan oleh Yehuda pada ayat 8-9, akhirnya Yakub (Israel) mengizinkan Yehuda dan anak-anaknya yang lain untuk membawa Benyamin ke Mesir kepada Yusuf.
Kemudian, dalam kunjungan yang kedua ini mereka juga membawa 2 (dua) hal lainnya, antara lain:
YANG PERTAMA: Balsam, madu, damar, damar ladan, buah kemiri dan buah badam.
Dalam ejaan lama: Getah harum, madu, rempah-rempah, kemenyan, buah keras, buah badam.
Tiga diantaranya dijadikan sebagai ukupan wangi-wangian, antara lain…
Balsam itulah getah harum.
Damar itulah rempah-rempah.
Damar ladan itulah kemenyan.
Ukupan wangi-wangian berbicara tentang doa penyembahan.
Penyembahan adalah tingkat ibadah yang tertinggi (puncak ibadah).
Pengertian yang hakiki dari penyembahan adalah penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah saja. Jadi, semata-mata bukan saja pada saat memuji TUHAN atau yang disebut dengan pujian dan penyembahan.
Perlu untuk diketahui: Penyembahan yang disertai dengan bahasa Roh (bahasa lidah) disebutlah itu hubungan intim.
Mari kita simak hubungan intim gereja dengan TUHAN di dalam….
Wahyu 14:1 dengan perikop: Anak Domba dan pengikut-Nya yang ditebus.
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Anak Domba berdiri di bukit Sion bersama-sama dengan 144.000 yang telah ditebus.
144.000 🡪 inti mempelai TUHAN atau puteri Sion.
Buktinya: di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Itu berarti, di dahi (pikiran) mempelai TUHAN tidak ada yang lain kecuali Mempelai Laki-Laki Sorgawi yakni; TUHAN Yesus Kristus, sebab Bapa dan Anak berbicara tentang kesatuan.
Wahyu 14:2-3
(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. (14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
Inti mempelai TUHAN (144.000 orang yang telah ditebus) hidup dalam doa penyembahan disertai dengan bahasa lidah (bahasa Roh).
Bunyi guruh seperti bunyi kecapi 🡪 doa penyembahan.
Nyanyian baru yang tidak dapat dipelajari oleh siapapun 🡪 bahasa lidah (bahasa Roh) yang tidak dapat dipelajari oleh siapapun selain mereka yang melangsungkan hubungan intim itu sendiri dengan TUHAN.
Saudaraku, bahasa Roh itu membangun diri seseorang sampai di bawa kepada pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Jadi, inilah yang disebut hubungan intim dengan TUHAN seperti tubuh (gereja) menyatu dengan Kristus sebagai Kepala.
Ciri-ciri adanya hubungan intim.
Wahyu 14:4-5
(14:4) Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. (14:5) Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
Kehidupan dari 144.000 orang yang ditebus (inti mempelai TUHAN): murni sama seperti perawan = sempurna.
Hal itu dibuktikan dengan 5 hal, yaitu:
Mereka tidak mencemarkan diri dengan perempuan-perempuan.
Perempuan-perempuan di sini menunjuk kepada 2 (dua) perempuan yang terdapat dalam Kitab Wahyu yakni; perempuan Izebel dan perempuan Babel.
Mereka mengikuti Anak Domba itu kemana saja Ia pergi.
Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba
Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta.
Mereka tidak bercela.
Malam ini kita akan membahas hal keempat: DI DALAM MULUT MEREKA TIDAK TERDAPAT DUSTA.
Saudaraku, kalau perkataan seseorang tidak sesuai dengan satu peristiwa (tidak sesuai dengan kenyataan), maka disebutlah itu perkataan dusta. Sebab itu, kalau kita berbicara, berbicaralah dengan yang sebenarnya, yang sesuai dengan apa yang telah terjadi serta yang sesuai dengan apa yang kita alami (sesuai dengan fakta)..
Jadi, jangan kita berkata-kata tetapi tidak sesuai dengan apa yang terjadi, itu namanya dusta. Tetapi, di sini kita melihat, hal yang keempat di dalam diri inti mempelai TUHAN adalah: “di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta” --- di dalam perkataan mereka tidak ada yang salah, tidak ada yang ditambahkan dan tidak ada yang dikurangkan, dengan lain kata “ya” di atas “ya”, “tidak” di atas “tidak” lebih dari pada itu berasal dari si jahat (Matius 5:37). Apapun resikonya, jangan berkata dusta!
Imam-imam tidak perlu menambahkan dan mengurangkan perkataan, apapun resikonya terima saja. Kadang kala, kita berusaha untuk menambahkan dan mengurangkan perkataan supaya kita dilepaskan dari hukuman, itu tidak benar. Mungkin kita lepas dari hukuman di dunia ini, tetapi tidak lepas dari hukuman TUHAN. Setan hanya dapat membunuh tubuh, tetapi tidak dapat membunuh jiwa, tetapi TUHAN dapat membunuh baik tubuh dan jiwa di dalam api neraka.
Yakobus 3:1 dengan perikop: Dosa karena lidah
(3:1) Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.
Sadar atau tidak sadar, kebanyakan orang terlebih suka memilih menjadi guru (pengajar).
Pendeknya, lebih suka menggurui (mengajari), tidak suka memilih untuk menjadi murid atau belajar dari pengalaman hidup.
Saudaraku, hal itu tampak dengan jelas dalam kehidupan sehari-hari, tampak dengan jelas juga di dalam dunia maya baik itu di Youtube, Facebook, Tiktok. Semua orang tampil sebagai guru untuk mengajar, berarti; suka menggurui dan mengajari, tidak suka memilih untuk menjadi murid (belajar dari pengalaman hidup). Mereka tidak segan-segan mengkritik dan mengajari tokoh agama, pemimpin jemaat, bahkan gembalanya sendiri padahal dia hanya seorang “youtuber” yang hanya membuat konten. Di konten yang dia buat itu, dia mengkritik pemimpin jemaat bahkan gembala-gembala sidang, padahal dia adalah seorang jemaat. Itu artinya, bahwa hari-hari ini adalah hari-hari terakhir, orang lebih suka memilih untuk menjadi seorang guru (pengajar), tidak suka memilih sebagai murid (belajar dari pengalaman hidup).
Padahal, Paulus sendiri pernah menegur jemaat di Roma supaya mereka berhati-hati dengan mulutnya sendiri sebagaimana di dalam Roma 14:4 -- Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.
Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri.
Kalau seorang hamba TUHAN salah, entah dalam pendiriannya atau jatuh karena kesalahan-kesalahannya, itu adalah urusan dia dengan TUHAN. Tetapi yang harus kita tahu pasti, hamba TUHAN akan tetap berdiri, karena TUHAN berkuasa menjaga seorang hamba TUHAN, sehingga hamba TUHAN itu tetap terus berdiri.
Jadi, jangan karena membuat konten untuk Facebook, Youtube, Tiktok, lalu dengan gagah berani menggurui dan mengajari seorang tokoh agama, ini sudah tidak benar.
Perlu untuk diketahui: Memilih sebagai guru yang suka mengguri, memilih sebagai pengajar yang suka mengajari gembalanya, ia akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.
Jadi, kalau seseorang lebih suka menjadi guru untuk menggurui siapapun yang di dekatnya, lebih suka menjadi pengajar untuk mengajari siapapun yang ada di dekatnya, sebenarnya, tanpa ia sadari, ia akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. TUHAN kan sudah tentukan siapa yang memiliki karunia guru; jangan dilawan karunia itu, andaikata pun ada yang salah disekitar kita. Jangan kita membuat karunia sendiri (menggurui), karunia itu datangnya dari TUHAN. Ingat, entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi yang pasti seorang hamba TUHAN akan dijaga oleh TUHAN supaya ia tetap dipakai di dalam pelayanan (pemberitaan Firman Allah).
Sekali lagi saya sampaikan, sadar atau tidak sadar, kebanyakan orang lebih suka memilih untuk menjadi guru atau pengajar, berarti lebih suka menggurui dan mengajari dengan lain kata; tidak suka diajari. Padahal menjadi murid itu penting, supaya belajar dari pengalaman hidup, itu yang sebetulnya jauh lebih baik.
Tetapi memilih sebagai murid, senantiasa belajar dari pengalaman, kemudian hukumannya terlalu ringan..
Saudara kaitan dari Yakobus 3:1 ada pada ayat selanjutnya yaitu; Yakobus 3:2.
Yakobus 3:2
(3:2) Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya (tidak ada dusta di dalam mulutnya), ia adalah orang yang sempurna, seperti inti mempelai wanita TUHAN (144.00 orang yang telah ditebus), di dalam mulut mereka tidak ada dusta, itu tanda kalau mereka sempurna.
Jadi, kalau masih ada dusta dalam mulut, ia belum sempurna. Sebaliknya, orang yang belum sempurna, bersalah dalam banyak hal, termasuk bersalah dalam perkataannya. Kehidupan semacam ini tidak pantas menjadi guru dan menggurui, tidak pantas menjadi pengajar dan mengajari, jikalau ia menyadarinya. Hanya saja, banyak orang tidak menyadarinya, bahwa ia telah bersalah dalam banyak hal, bersalah dalam perkataannya. Marilah kita menyadari bahwasanya kita bersalah dalam banyak hal, bersalah dalam perkataan.
Dampak positif di dalam mulut tidak terdapat dusta:
Yakobus 3:2
(3:2) Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.
Berarti, dari ujung kepala sampai ujung kaki dikendalikan oleh Roh TUHAN.
Siapa yang rindu hidupnya dikendalikan TUHAN? Hati-hatilah dalam berkata-kata -- katakan “ya” di atas “ya”, “tidak” di atas “tidak” lebih dari pada itu berasal dari setan.
Galatia 5:22-23
(5:22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, (5:23) kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.
Buah Roh Kudus ada 9 (sembilan) yaitu:
Kasih, kegunannya: menutupi banyak sekali dosa.
Sukacita, berarti; di dalam dirinya tidak ada perkara-perkara yang membuat dia susah hati, baik itu karena pergumulan, kebencian atau orang lain yang mendengki.
Damai sejahtera, berarti; ada di dalam kekuasaan TUHAN, tidak berada di dalam kekuasaan setan.
Kesabaran. Hal ini perlu ditampilkan oleh semua orang termasuk kaum muda remaja. Jangan kita cepat kesusu / keburu mengambil jalan pintas. Sabar saja menanti waktu yang tepat.
Kemurahan. Sesungguhnya kita hidup oleh karena kemurahan hati TUHAN.
Kebaikan. Hal ini perlu ditampilkan dihadapan TUHAN, sehingga, ketika kita berbuat baik, bukan saja kepada orang yang terdekat dengan kita, tetapi orang yang menyakiti pun perlu kita berbuat baik.
Kesetiaan. Kalau kesetiaan ini ada di dalam diri kita, maka kita akan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Imam-imam yang melayani TUHAN dan pekerjaan TUHAN sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh Kudus yang dipercayakan oleh TUHAN; kerjakanlah itu sampai mati di situ, jangan tinggalkan karena satu dan lain hal.
Kelemahlembutan. Kelemahlembutan itu tidak diukur dari perkataan yang lembut, tetapi dari bagaimana dia bertindak dan menunjukkan suatu sikap terhadap sesamanya.
Penguasaan diri.
Pendeknya, buah Roh yang kesembilan adalah penguasaan diri = seluruh hidup dikendalikan oleh TUHAN dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Orang yang beribadah pasti kehidupannya dikendalikan oleh Roh TUHAN. Rambutnya akan ditampilkan sebagai orang yang beribadah; tunduk kepada TUHAN. Pakaiannya (perbuatan) juga ditampilkan sebagai orang yang beribadah yaitu; hidup dalam kebenaran TUHAN. Termasuk sepatu atau kerelaan untuk memberitakan Injil. Semua yang ada di dalam dirinya, memiliki tanda sebagai orang yang beribadah.
Galatia 5:16-18 dengan perikop: Hidup menurut daging atau Roh
(5:16) Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. (5:17) Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. (5:18) Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.
Jikalau hidup kita dikendalikan oleh Roh TUHAN, maka:
Tidak dikendalikan oleh daging dan keinginannya yang jahat.
Tidak hidup di bawah hukum Taurat.
Inilah yang terjadi kalau hidup ini sepenuhnya dikendalikan oleh Roh TUHAN dari ujung rambut sampai ke ujung kaki.
Singkat kata, keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging.
Berlawanan berarti; kontradiksi, istilah lain bertolak belakang atau bertolak-tolakan.
Kejadian 25:22 dengan perikop: Esau dan Yakub
(25:22) Tetapi anak-anaknya bertolak-tolakan di dalam rahimnya dan ia berkata: "Jika demikian halnya, mengapa aku hidup?" Dan ia pergi meminta petunjuk kepada TUHAN.
Di sini kita melihat, memang ada perkataan-perkataan yang menandakan bahwa Ribka putus asa, tetapi Ribka tetap meminta petunjuk kepada TUHAN. Itu berarti, menyerahkan kehendaknya kepada kehendak Allah.
Saudaraku, biasanya, orang yang putus asa tidak lagi meminta petunjuk dari TUHAN, tidak suka tanya TUHAN, tiba-tiba berhenti pelayanan, tiba-tiba benci orang, tiba-tiba tidak suka ini dan itu. Tetapi Ribka masih tetap datang kepada TUHAN untuk meminta petunjuk kepada TUHAN.
Kenapa Ribka datang kepada TUHAN dan meminta petunjuk kepada TUHAN? Karena di dalam rahimnya ada 2 (dua) anak kembar dan kedua-duanya bertolak-tolakan/kontradiksi/bertolak belakang.
Itu berarti, anak kembar dalam rahim Ribka:
Satu anak dikendalikan oleh daging.
Satu anak yang lain dikendalikan oleh Roh TUHAN.
Kita akan telusuri….
Kejadian 25:27-29
(25:27) Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah. (25:28) Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub. (25:29) Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang.
Bertambah besarlah kedua anak kembar (anak laki-laki) yang dilahirkan oleh Ribka itu.
YANG PERTAMA: Esau seorang yang pandai berburu daging.
Itu berarti, hidup Esau dikendalikan oleh daging dan keinginan-keinginan daging yang jahat.
Kita bisa menemukan keinginan daging atau sifat daging dalam…
Galatia 5:19-21
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, (5:20) penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, (5:21) kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Ada 15 tabiat daging yaitu: (1) Percabulan, (2) Kecemaran, (3) Hawa Nafsu, (4) Penyembahan berhala, (5) Sihir, -- orang yang suka sihir; menolak salib di Golgota. Karena sihir bisa merubah sesuatu tanpa proses. Sementara proses keubahan hidup jelas lewat sengsara salib. (6) Perseteruan, (7) Perselisihan, (8) Iri Hati, (9) Amarah, (10) Kepentingan diri sendiri, (11) Percideraan, (12) Roh pemecah, (13) Kedengkian, (14) Kemabukan, (15) Pesta pora dan sebagainya.
Tetapi rasul Paulus mengingatkan: barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Jadi jelas, Esau tidak akan pernah masuk Sorga.
Ciri kehidupan yang dikendalikan oleh daging:
Kejadian 25:29
(25:29) Pada suatu kali Yakub sedang memasak sesuatu, lalu datanglah Esau dengan lelah dari padang.
Singkat kata, datanglah Esau dengan lelah dari padang.
Kata "lelah" 🡪 Esau tidak menghargai hari perhentian (hari ketujuh) itulah ibadah dan pelayanan.
Keluaran 20:8-10
(20:8) Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: (20:9) enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, (20:10) tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
Hukum yang keempat adalah: Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat -- menghargai hari ketujuh (hari perhentian). Sebab TUHAN sudah memberi enam hari untuk bekerja / beraktivitas (mengerjakan segala sesuatu). Tetapi kalau seseorang tidak menghargai hari sabat / hari ketujuh / ibadah dan pelayanan dengan lain kata; tidak masuk hari perhentian, maka, ia menjadi lelah.
Hari ketujuh adalah hari perhentian supaya kita tidak menjadi lelah karena begitu banyak persoalan yang kita hadapi di bumi ini. Nikah rumah tangga, ekonomi, keuangan, makanan, minuman, pakaian dan kebutuhan sehari-hari itu juga bisa menjadi persoalan. Tidak berhenti sampai di situ, di luar rumah, itulah bisnis/usaha/dagang, di tempat bekerja dan lain sebagainya, di situ juga banyak persoalan, itu yang disebut enam hari kita bekerja. Oleh sebab itu, hari ketujuh setiap orang patut menghargai hari Sabat, masuk hari perhentian supaya masalah selesai -- tidak lelah. Tetapi Esau tidak menghargai hari sabat / hari ketujuh / hari perhentian, sehingga datanglah Esau dengan lelah dari padang.
Pendeknya, gereja Esau adalah gereja KTP (Kristen dari sejak lahir), menunjukkan bahwa gereja Esau hidup dibawah hukum Taurat. Hukum Taurat = menjalankan ibadah secara Taurat atau secara lahiriah itulah yang disebut dengan ibadah liturgis, sebagaimana dalam Matius 15:8-9 -- “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." -- Inilah tampilan hidup di bawah hukum Taurat.
Roma 2:15
(2:15) Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.
Ciri hidup di bawah hukum Taurat:
Suka menunjuk dosa dan membenarkan diri.
Tidak dapat mengampuni dosa.
Jadi, Kristen KTP (Kristen hanya secara lahiriah), maka tentu saja ia akan membawa hidupnya untuk hidup di bawah hukum Taurat. Biarpun Esau dipercayakan jubah yang maha indah itulah karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan-jabatan Roh Kudus, tetap saja Esau tetap memilih untuk hidup di bawah hukum Taurat -- melampiaskan dagingnya, hasratnya serta pikiran dan perasaan manusia dagingnya.
Kalau seseorang berada dalam lingkaran semacam ini, maka ia akan menjadi satu kehidupan yang lelah dalam menjalankan roda kehidupannya. Kalau suka menunjuk dosa dan membenarkan diri, kemudian tidak dapat mengampuni, maka ia akan lelah dalam menjalankan kehidupannya. Inilah kelemahan bila seseorang hidup di bawah hukum Taurat.
Orang yang mengampuni, menyelesaikan dosa, menyelesaikan masalah adalah orang yang tidak akan lelah, ia akan menjadi suatu kehidupan yang tenang. Tetapi, kalau ia hidup di bawah hukum Taurat; tidak mengampuni, suka menunjuk dosa dan membenarkan diri, membuat seseorang menjadi lelah. Kalau masalah tidak selesai, pasti lelah.
Biarlah Firman ini kita terima tanpa dalih-dalih, supaya kita tidak lelah seperti Esau.
Itulah secara singkat mengenai satu kehidupan yang dikendalikan oleh daging dan keinginan daging yang jahat seperti Esau. Kita tidak perlu terlalu dalam lagi, karena kita akan fokus kepada kehidupan yang dikendalikan oleh Roh TUHAN “penguasaan diri” dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Kembali kita perhatikan…
Bertambah besarlah kedua anak kembar (anak laki-laki) yang dilahirkan oleh Ribka itu.
YANG KEDUA: Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah.
Yakub adalah seorang yang tenang, menunjukkan bahwa ia menghargai hari sabat / hari ketujuh / hari perhentian.
Tenang dan berada dalam damai sejahtera itulah hari ketujuh / hari sabat / hari perhentian dengan lain kata; menghargai ibadah dan pelayanan, di situlah TUHAN bertakhta dan memberi damai sejahtera. Kalau kita ada dalam hadirat TUHAN; ada dalam damai sejahtera dan hidup kita menjadi tenang seperti Yakub.
Biarlah senantiasa kita membawa hidup kita dalam hadirat TUHAN, menghargai hari ketujuh / hari sabat / hari perhentian, itulah ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan. Mulai dari ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, termasuk Ibadah Kaum Muda Remaja seperti malam ini.
Kita lihat dulu mengenai “hari Sabat”…
Yesaya 58:13-14 dengan perikop: Menghormati hari Sabat
(58:13) Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, (58:14) maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut TUHANlah yang mengatakannya.
Kita harus menghargai hari sabat / hari ketujuh / hari perhentian itulah ibadah dan pelayanan.
Hari sabat disebut juga ...
Hari kenikmatan.
Kita tidak akan dapat menikmati kasih TUHAN, kemurahan TUHAN, pertolongan TUHAN, kalau kita jauh dari hari ketujuh / hari perhentian / ibadah dan pelayanan. Tetapi, kita akan menikmati kemurahan TUHAN, kebaikan TUHAN, kasih sayang dan kasih setia TUHAN bila berada pada hari perhentian (ibadah dan pelayanan).
Hari kudus TUHAN.
Kita akan menjadi suatu kehidupan yang dikuduskan oleh TUHAN, kalau kita senantiasa berada di tengah ibadah dan pelayanan. Tetapi, kita tidak akan pernah menjadi suatu kehidupan yang kudus kalau kita jauh dari hari Sabat / hari perhentian (ibadah dan pelayanan).
Kalau ada orang yang terlihat lemah lembut, baik, penurut, tetapi ia jauh dari ibadah dan pelayanan, itu adalah penurutan yang palsu, lemah lembut yang palsu, kebaikan yang palsu. Tetapi, kebaikan yang sejati datang dari TUHAN, bukan dari hasil usaha manusia.
Hari yang mulia.
Lewat ibadah dan pelayanan ini kita dibawa oleh TUHAN dalam satu kemuliaan kepada kemuliaan yang lain, baik perkataan maupun perbuatan. Dalam segala perkara TUHAN akan membawa kita dalam kemuliaan-Nya dari kemuliaan yang satu kepada kemuliaan yang lain, walaupun kita berasal dari kasta terendah di bumi ini. Jadi, bukan karena ijazah kita tinggi atau karena jabatan dan pangkat kita tinggi, kita dimuliakan TUHAN, tetapi karena kita sudah terlebih dahulu menghargai hari Sabat, hari yang mulia.
Kelebihan menghargai hari Sabat:
Bersenang-senang karena TUHAN.
Jadi, sekalipun gaji kecil (tidak seberapa), tetapi hati kita tetap bersenang-senang, itu namanya kehidupan yang sudah tenang. Tetapi, kalau seseorang belum puas dengan apa yang sudah ia miliki, maka ia tidak akan menjadi kehidupan yang bersenang-senang alias tidak tenang sekalipun gajinya besar dan memiliki ini dan itu, segala kebutuhannya tercukupi. Singkat kata, yang membuat hati kita tenang adalah TUHAN
TUHAN membuat engkau melintasi bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan.
Artinya; sanggup mengatasi segala persoalan karena TUHAN dengan kendaraan kemenangan.
Saya jadi teringat dengan pribadi Elia, kehidupan yang diurapi oleh TUHAN, berarti seluruh hidupnya dari ujung rambut sampai ujung kaki dikendalikan oleh Roh TUHAN. Setelah Elia membunuh 400 nabi-nabi Baal dan menyembelih 450 nabi-nabi Asyera, maka perempuan Izebel tidak terima dan dengan marah yang sangat besar, beriktihar untuk menghabisi (mencabut nyawa) dari Elia (1 Raja-raja 19:2). Tetapi lihatlah, Elia naik ke gunung Horeb, gunung TUHAN (1 Raja-raja 19:8).
Kenapa Elia berada di gunung Horeb / gunung Sinai / gunung kudusnya TUHAN ? Sebab, kita tahu dengan persis bahwa Musa menerima petunjuk dari TUHAN di dalam hal membangun Tabernakel di gunung Horeb / gunung Sinai / gunung TUHAN = kehidupan yang dibangun untuk menjadi rumah TUHAN (Tabernakel) sesuai dengan petunjuk Allah.
Jadi, kalau ada ancaman maut seperti Izebel yang adalah gambaran dari nabi-nabi palsu, mari kita segera berlari ke gunung Horeb / gunung kudusnya TUHAN, di situ kita akan dibangun sesuai dengan petunjuk-petunjuknya TUHAN, sampai akhirnya menjadi gunung Sion, itulah mempelai TUHAN, kehidupan mereka dikendalikn oleh Roh TUHAN, sebab di mulut mereka tidak terdapat dusta.
Demikian juga Elia ketika berhadapan dengan Ahab. Memang pada waktu itu terjadi kekeringan atas seluruh Israel selama tiga tahun, tetapi Elia dengan tegas menjawab kepada Ahab: kamulah yang membuat bangsa ini menderita. Singkat kata, Elia bisa mengatasi segala bukit persoalan di atas muka bumi ini oleh karena TUHAN kendaraan kemenangan.
Kita lihat “kendaraan kemenangan”….
2 Raja-raja 2:11
(2:11) Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.
Elia melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan.
Ibadah dan pelayanan yang TUHAN percayakan ini adalah “kereta api”, “kendaraan kemenangan” yang mengangkat kita dari segala persoalan di atas muka bumi seperti yang dihadapi oleh Elia sebagaimana Amsal 7:4-5 Katakanlah kepada hikmat: "Engkaulah saudaraku" dan sebutkanlah pengertian itu sanakmu, supaya engkau dilindunginya terhadap perempuan jalang, terhadap perempuan asing, yang licin perkataannya itulah Izebel, gambaran dari nabi-nabi palsu.
Itulah kalau kita menghargai dan menghormati hari Sabat / hari ketujuh / hari perhentian itulah ibadah dan pelayanan.
Jadi, ibadah dan pelayanan adalah sarana (kereta api) untuk membawa kita ke Sorga, itulah tanda kemenangan.
Galatia 5:24
(5:24) Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.
Kehidupan yang dikendalikan Roh TUHAN betul-betul menjunjung tinggi korban Kristus, mengalami penyaliban terhadap daging.
Saudara, penyaliban itu di mulai dari taman Getsemani sampai berada di bukit Golgota, betul-betul kehidupan Yesus dikendalikan oleh Roh TUHAN. Di taman Getsemani terjadi kerusuhan oleh karena pengkhianatan dari Yudas. Tetapi Yesus Kristus tetap dikendalikan oleh Roh TUHAN. Kemudian, ketika diadili baik dihadapan imam besar Kayafas maupun dihadapan raja Herodes sampai kepada pengadilan terakhir itulah dihadapan Pilatus (wali negeri), Yesus tetap dikendalikan oleh Roh TUHAN. Di situ banyak sekali saksi-saksi dusta, ada penghasutan-penghasutan, namun Ia tidak menjadi panas hati, tidak marah-marah, tidak uring-uringan dan mempersalahkan ini dan itu, Ia tetap dikendalikan oleh Roh TUHAN. Itulah yang namanya penyaliban.
Galatia 5:25-26
(5:25) Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, (5:26) dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.
Perkataan-perkataan pun jangan lagi ada perkataan-perkataan yang salah. Kalau seseorang sudah saling menantang dan mendengki, pasti perkataannya mengucapkan perkataan-perkataan yang salah.
Itulah orang-orang yang disebut milik Kristus yang dikendalikan oleh Roh TUHAN; tidak saling menantang, mendengki, tidak gila hormat, melainkan tetap di dalam kendali Roh TUHAN. Inilah kehidupan dari mempelai TUHAN, mereka adalah kehidupan yang sempurna dengan tanda: di dalam mulut mereka tidak ada dusta, berarti kehidupan mereka dikendalikan oleh Roh TUHAN.
Malam ini kita sudah mendapat suatu pelajaran yang baik, jangan kita memilih untuk menjadi seorang guru atau pengajar, berarti jangan suka menggurui dan mengajari. Tetapi, biarlah kiranya kita memilih untuk menjadi murid berarti belajar dari pengalaman hidup, supaya keadaan kita menjadi baik.
Kemudian, Yakobus 3:1 ada kaitannya dengan Yakobus 3:2 -- kita semua bersalah dalam banyak hal, kita juga bersalah dalam perkataan, jadi kita tidak pantas untuk menjadi guru untuk mengguri dan pengajar untuk mengajari.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment