KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Friday, September 5, 2025

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 30 AGUSTUS 2025

 

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 30 AGUSTUS 2025

 

STUDY YUSUF

 

Subtema: DIBENARKAN PENGAJARAN MEMPELAI DALAM TERANGNYA TABERNAKEL

 

Mula pertama saya mengucapkan syukur kepada TUHAN yang oleh karena rahmat-Nya kita dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus, kita boleh datang menghadap TUHAN lewat Ibadah Kaum Muda Remaja dan sekarang kita ada di dalam hadirat TUHAN.

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN yang mengikuti secara online dimanapun berada secara khusus Kaum Muda Remaja di dalam dan di luar negeri, di manapun berada. Selanjutnya marilah kita sambut Study Yusuf dari Kejadian 44:4-6

 

Namun tetaplah berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita pribadi lepas pribadi.

 

Kejadian 44:4-6

(44:4) Tetapi baru saja mereka keluar dari kota itu, belum lagi jauh jaraknya, berkatalah Yusuf kepada kepala rumahnya: "Bersiaplah, kejarlah orang-orang itu, dan apabila engkau sampai kepada mereka, katakanlah kepada mereka: Mengapa kamu membalas yang baik dengan yang jahat? (44:5) Bukankah ini piala yang dipakai tuanku untuk minum dan yang biasa dipakainya untuk menelaah? Kamu berbuat jahat dengan melakukan yang demikian." (44:6) Ketika sampai kepada mereka, diberitakannyalah kepada mereka perkataan Yusuf itu.

 

Dalam skenario yang sangat menarik, saudara-saudara Yusuf dituduh mencuri piala perak Yusuf.

 

Kejadian 44:7-8

(44:7) Jawab mereka kepadanya: "Mengapa tuanku mengatakan perkataan yang demikian? Jauhlah dari pada hamba-hambamu ini untuk berbuat begitu! (44:8) Bukankah uang yang kami dapati di dalam mulut karung kami telah kami bawa kembali kepadamu dari tanah Kanaan? Masakan kami mencuri emas atau perak dari rumah tuanmu?

 

Jawaban dari saudara-saudara Yusuf atas tuduhan pegawai Yusuf; “Jauhlah dari pada hamba-hambamu ini untuk berbuat begitu!”

Intinya, mereka menolak dituduh sebagai pencuri, dalam hal ini dibuktikan dengan sebuah pengakuan; uang yang didapati di dalam mulut karung mereka masing-masing telah dikembalikan kepada Yusuf.

 

Kejadian 44:9

(44:9) Pada siapa dari hamba-hambamu ini kedapatan piala itu, biarlah ia mati, juga kami ini akan menjadi budak tuanku."

 

Bukti lain bahwa mereka bukanlah pencuri seperti yang dituduhkan, mereka siap menerima resiko, antara lain:

-    Yang mencuri rela mati.

-    Yang lain menjadi budak Yusuf selamanya.

 

Sebenarnya pembuktian ini adalah jerat ke depan. Semakin mereka berkeras dengan kebenaran diri sendiri, justru semakin memperberat hukuman bagi mereka sebab pengakuan ini justru nanti menjadi jerat bagi diri mereka sendiri.

 

Itu sebabnya pada minggu yang lalu saya sampaikan; kalau kita difitnah / dituduh. Sebagaimana yang tertulis di dalam...

Matius 5:33-37

(5:33) Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. (5:34) Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, (5:35) maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; (5:36) janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. (5:37) Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

 

“Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.”

Berarti orang yang tidak mencuri bisa berpegang kepada sumpahnya di hadapan TUHAN. Tetapi itu kebenaran menurut hukum taurat. Kalau kita bandingkan dengan kebenaran menurut hukum kasih karunia yaitu: jangan bersumpah baik demi:

-            Langit karena langit adalah takhta Allah.

-            Bumi karena bumi adalah tumpuan kaki TUHAN.

-            Yerusalem karena Yerusalem adalah kota Raja Besar.

-            Kepala karena kita tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.

 

Pendeknya, jika “ya” hendaklah kamu katakan “Ya”, jika “tidak” hendaklah kamu katakan “tidak.” Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

 

Jadi semakin mereka ingin membuktikan diri bahwa mereka bukan pencuri dengan siap menerima resiko antara lain; yang mencuri rela mati dan yang lain siap menjadi budak Yusuf untuk selama-lamanya, itu sebetulnya semakin memperberat dan itu merupakan jerat bagi mereka.

 

Oleh sebab itu kita baca lagi di dalam...

Kejadian 44:10

(44:10) Sesudah itu berkatalah ia: "Ya, usulmu itu baik; tetapi pada siapa kedapatan piala itu, hanya dialah yang akan menjadi budakku dan kamu yang lain itu akan bebas dari salah."

 

Tetapi pegawai Yusuf berkata; “Pada siapa kedapatan piala itu, hanya dialah yang akan menjadi budakku dan kamu yang lain itu akan bebas dari salah."

Pendeknya, pegawai Yusuf menerima usul saudara-saudara Yusuf, tetapi mengubah hukuman yang mereka usulkan.

 

Kejadian 44:10-12

(44:11) Lalu segeralah mereka masing-masing menurunkan karungnya ke tanah dan masing-masing membuka karungnya. (44:12) Dan kepala rumah itu memeriksanya dengan teliti; ia mulai dengan yang sulung sampai kepada yang bungsu; maka kedapatanlah piala itu dalam karung Benyamin.

 

Karena merasa yakin bahwa mereka bukan pencuri, lalu dengan cepat mereka menurunkan karung mereka masing-masing dan membukanya. Tetapi pegawai Yusuf memeriksanya dengan teliti, berarti dia yakin bahwa piala perak itu pasti ada di antara mulut karung mereka masing-masing karena memang Yusuf lah yang membuat skenario itu.

Itu sebabnya pegawai Yusuf memeriksanya dengan teliti, diperiksa, digeledah dimulai dari yang sulung sampai kepada yang bungsu, mulai dari Ruben sampai Benyamin. Tetapi benar saja didapatilah piala perak Yusuf itu di dalam karung Benyamin.

 

Kejadian 44:13

(44:13) Lalu mereka mengoyakkan jubahnya dan masing-masing memuati keledainya, dan mereka kembali ke kota.

 

Setelah didapati piala perak itu di dalam karung Benyamin, akhirnya kaka-kaka Yusuf mengoyakkan jubah mereka masing-masing.

Istilah "mengoyakkan jubah" sekarang adalah hancur hati dengan sehancur-hancurnya lebih tepatnya mereka sangat berduka karena tentu saja teringat dengan Yakub ayah mereka.

 

Kejadian 42:37-38

(42:37) Lalu berkatalah Ruben kepada ayahnya: "Kedua anakku laki-laki boleh engkau bunuh, jika ia tidak kubawa kepadamu; serahkanlah dia ke dalam tanganku, maka dia akan kubawa kembali kepadamu." (42:38) Tetapi jawabnya: "Anakku itu tidak akan pergi ke sana bersama-sama dengan kamu, sebab kakaknya telah mati dan hanya dialah yang tinggal; jika dia ditimpa kecelakaan di jalan yang akan kamu tempuh, maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati karena dukacita."

 

Mereka hancur hati dengan sehancur-hancurnya, lebih tepatnya mereka sangat berduka, karena teringat dengan Yakub ayah mereka; sebab Yakub akan berdukacita bila Benyamin tidak dibawa kembali kepada Yakub. Itulah sebabnya mereka mengoyakkan pakaian mereka.

 

Tetapi pada Kejadian 43:3-9, Yehudalah yang menjadi jaminan / rela menanggung hukuman apabila Benyamin adiknya yang bungsu itu tidak dibawa kembali ke Kanaan kepada Yakub.

Kelanjutan dari jaminan ini nampak dengan jelas di dalam Kejadian 44:14a -- Ketika Yehuda dan saudara-saudaranya sampai ke dalam rumah Yusuf --

 

Singkat kata di sini kita melihat Yehuda tampil sebagai anak sulung jadi yang diceritakan bukan Ruben, tetapi Yehudalah yang tampil sebagai anak sulung dalam cinta yang sangat besar.

Jadi anak sulung itu memiliki cinta kasih yang teramat besar, bahkan bila perlu dia hidup di dalam Agape itu sendiri.

 

Kita lihat anak sulung di dalam...

Lukas 2:23-24

(2:23) seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", (2:24) dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.

 

“Anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.”

Maksudnya; untuk mempersembahkan sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.

 

Kita akan lihat sepasang burung tekukur di dalam...

Bilangan 3:12-13

(3:12) "Sesungguhnya, Aku mengambil orang Lewi dari antara orang Israel ganti semua anak sulung mereka, yang terdahulu lahir dari kandungan, supaya orang Lewi menjadi kepunyaan-Ku, (3:13) sebab Akulah yang punya semua anak sulung. Pada waktu Aku membunuh semua anak sulung di tanah Mesir, maka Aku menguduskan bagi-Ku semua anak sulung yang ada pada orang Israel, baik dari manusia maupun dari hewan; semuanya itu kepunyaan-Ku; Akulah TUHAN."

 

Karena generasi pertama dari orang Israel itulah yang lahir dari Mesir, semuanya mati di padang gurun, maka di sini dikatakan TUHAN mengambil orang Lewi dari antara orang Israel ganti semua anak sulung mereka, yang terdahulu lahir dari kandungan, supaya orang Lewi menjadi kepunyaan-Ku.

 

Bilangan 8:18-19

(8:18) Maka Aku mengambil orang Lewi ganti semua anak sulung yang ada pada orang Israel, (8:19) dan Aku menyerahkan orang Lewi dari tengah-tengah orang Israel sebagai pemberian kepada Harun dan anak-anaknya untuk melakukan segala pekerjaan jabatan bagi orang Israel di Kemah Pertemuan, dan untuk mengadakan pendamaian bagi orang Israel, supaya orang Israel jangan kena tulah apabila mereka mendekat ke tempat kudus."

 

Dari dua ayat referensi ini, nampak dengan jelas bahwa suku Lewi ini diangkat Tuhan menjadi anak sulung untuk mempersembahkan sepasang burung tekukur yaitu:

-    Melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan sesuai dengan karunia-karunia dan jabatan-jabatan Roh-El Kudus.

-    Menjadi pendamaian, tujuannya; supaya bangsa Israel jangan kena tulah.

 

Keluaran 12:22-23

(12:22) Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorang pun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi. (12:23) Dan TUHAN akan menjalani Mesir untuk menulahinya; apabila Ia melihat darah pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu itu, maka TUHAN akan melewati pintu itu dan tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi.

 

Menjadi pendamaian berarti sama seperti seikat hisop, sanggup menyerap darah sebanyak-banyaknya. Lalu darah yang yang terserap itu disapukanlah pada:

-            Ambang atas ® tubuh manusia.

-            Kedua tiang pintu ® jiwa dan roh.

 

Jadi singkat kata; apabila ada tanda darah pada tubuh, jiwa, dan roh manusia maka ia bebas dari tulah yaitu kematian anak sulung. Inilah pekerjaan dari anak sulung menjadi pendamaian, sama seperti seikat hisop, ia sanggup menyerap darah sebanyak-banyaknya.

Jadi dari sini kita bisa melihat bahwasanya Yehuda ini tampil sebagai anak sulung rela menjadi jaminan, dan itu kita lihat dalam Kejadian 43:3-9 dan dilanjutkan pada Kejadian 44:14a.

 

Demikian juga imam-imam yang sudah dipercayakan untuk melayani Tuhan, melayani pekerjaan Tuhan harus siap menjadi pendamaian sama seperti seikat hisop menyerap darah sebanyak-banyaknya. Jadi kalau seorang imam menolak untuk menderita sengsara bersama dengan Tuhan, menolak untuk berkorban di tengah ibadah dan pelayanan, maka dia adalah seorang imam secara taurat, tetapi dia bukan seorang imam secara rohani. Dia datang melayani hanya secara lahiriah. Tetapi sesungguhnya secara rohani tidak layak untuk menjadi pendamaian.

 

Jadi orang yang menolak untuk berkorban sama artinya dia tidak layak menjadi pendamaian. Seorang imam semestinya sama seperti seikat hisop. Tidak perlu ngomel pada saat harus mengorbankan dirinya di tengah ibadah dan pelayanan, tidak perlu harus bersungut-sungut. Karena seorang imam harus menjadi seikat hisop dijadikan sebagai pendamaian, itu anak sulung, dikuduskan bagi Allah. Lalu pada saat itu membawa persembahan sepasang burung tekukur.

Jadi imam-imam telah dikuduskan bagi Tuhan, seorang imam di dalam hal berkorban tidak asing lagi bagi dia, memikul salib dalam tanda berdarah-darah.

 

Kita kembali membaca

Kejadian 44:14

(44:14) Ketika Yehuda dan saudara-saudaranya sampai ke dalam rumah Yusuf, Yusuf masih ada di situ, sujudlah mereka sampai ke tanah di depannya.

 

Jadi singkat kata, Yehuda dan saudara-saudaranya yang lain telah dipenuhi dengan cinta kasih, hidup di dalam Agape. Itulah sebabnya mereka tidak membiarkan Benyamin dibawa seorang diri.

Pada ayat 14 ini akhirnya Yehuda dan saudara-saudaranya sampai ke dalam rumah Yusuf, berarti Benyamin tidak dibiarkan dibawa seorang diri kepada Yusuf. Karena sebetulnya di atas tadi, pada ayat 8-9; mereka ingin membuktikan bahwa mereka bukan pencuri dengan menyatakan; orang yang mencuri rela mati, sedangkan yang lainnya siap untuk menjadi budak. Kemudian usul itu diterima, tetapi di perbaharui oleh kepala rumah Yusuf. Dimana yang menjadi budak adalah orang yang mencuri saja nanti yang lainnya bebas kembali ke Kanaan. Tetapi mereka tidak mau kembali ke kanaan, sebab mereka tidak membiarkan Benyamin dibawa seorang diri. Itu artinya Yehuda dan saudara-saudaranya yang lain telah dipenuhi dengan cinta (kasih) itulah kasih Agape. Itulah sebabnya mereka tidak membiarkan Benyamin dibawa seorang diri kepada Yusuf.

 

Itu pula menunjukkan kepada kita bahwa:

1.    Mereka ingin mengetahui bagaimana kesudahan dari jalan cerita itu.

2.    Ingin menanggung dan merasakan apa yang dirasakan oleh Benyamin.

 

Nah, sudah timbul rasa sehati, sepikir, dan sepenanggungan, itu sebabnya saya katakan tadi bahwa Yehuda dan saudara-saudaranya yang lain telah dipenuhi dengan cinta atau kasih Agape, mereka sudah tinggal di dalam Agape.

 

Jadi setelah mereka penuh dengan cinta, dengan kasih yang begitu dalam atau menghidupi Agape itu berarti tabiat mereka tanpa disadari sudah berubah 180 derajat, sebab kalau dahulu mereka:

1.         Penuh kebencian kepada Yusuf. Bahkan

2.         Rela menjual Yusuf kepada orang Ismael saudagar dari Midian.

 

Itu berarti ketika mereka benci dan menjual Yusuf kepada orang Ismael, maka mereka harus berdusta kepada Yakub dan tidak takut berbuat dosa, bahkan tidak takut akan Tuhan, itu dahulu. Tetapi rupanya lewat peristiwa dimana Yusuf telah membuat sebuah skenario, akhirnya tanpa mereka sadari mereka telah hidup dalam cinta yang besar, cinta yang mendalam, mereka telah hidup dalam kasih Agape, bahkan mereka menghidupi Agape itu sendiri.

Kalau dahulu tidaklah demikian, mereka tidak takut Tuhan, mereka tidak takut berdosa, mereka tidak takut berdusta, itu sebabnya mereka berani dengan kebencian yang besar mereka menyakiti dan menjual Yusuf kepada orang Ismael.

 

Tanda dipenuhi cinta yang mendalam (kasih Agape) ...

(44:14) Ketika Yehuda dan saudara-saudaranya sampai ke dalam rumah Yusuf, Yusuf masih ada di situ, sujudlah mereka sampai ke tanah di depannya.

 

Tanda dipenuhi cinta yang mendalam (kasih Agape): sujudlah Yehuda dan saudara-saudaranya sampai ke tanah di hadapan Yusuf.

Jadi intinya, Firman Pengajaran Mempelai telah mengubah hati dari 10 (sepuluh) saudara-saudara Yusuf sebab Yusuf adalah gambaran dari Firman Pengajaran Mempelai.

 

Dan menyadari bahwa:

-    Mereka tidak dapat lagi mengandalkan apa yang ada pada mereka.

-    Tidak dapat membenarkan diri mereka, kecuali dibenarkan oleh kebenaran yang datang dari pribadi Yusuf, itulah Firman Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.

Mereka tidak bisa lagi berdalih, berarti tidak dapat lagi mengandalkan apa yang ada pada mereka kemudian tidak dapat membenarkan diri mereka sendiri, kecuali kebenaran yang datang dari Yusuf, itulah Pengajaran Mempelai dalam Terangnya Tabernakel.

 

Sebetulnya, ketika kita dibenarkan oleh Pengajaran Mempelai terkadang tidak masuk akal. Itu sebabnya dalam kesempatan Ibadah Pendalaman Alkitab di hari kamis, saya sampaikan bahwa ketika Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel disampaikan bagi orang yang mendengar itu tampaknya tidak lazim, sama persis seperti Nuh ketika  membangun bahtera di atas gunung. Setahu saya, galangan kapal selalu dibangun di tepi laut atau di bibir laut, supaya apabila kapal sudah selesai dibangun tinggal menggeser sedikit saja. Tetapi tidaklah dengan Pengajaran Mempelai, tampaknya tidak lazim, kemudian sakit dan pahit bagi daging karena penyuciannya sangat hebat.

 

Pengalaman kaka-kaka Yusuf dalam kunjungan yang pertama dan yang kedua ke Mesir untuk membeli gandum:

1. Dalam kunjungan pertama mereka dituduh sebagai pengintai, tetapi mereka tidak bisa membela diri mereka walaupun mereka telah menceritakan nikah dan rumah tangga, bahkan menceritakan kaum keluarga mereka kepada Yusuf, mereka tetap tidak bisa membela diri mereka.

2. Uang pembelian gandum ditaruh di dalam karung mereka masing-masing.

Artinya; seseorang tidak dapat lagi menyombongkan diri mereka hanya karena uangnya banyak. Kebenaran karena uang banyak tidak bisa, menyombongkan diri karena banyak uang tidak bisa.

3.    Mereka yakin dengan kebenaran diri sendiri, sebab dengan sombongnya mereka ingin membuktikan bahwa mereka bukan pencuri piala perak.

 

Jadi kebenaran yang ada di dalam diri mereka tidak bisa diandalkan lagi, mereka hanya bisa dibenarkan oleh Yusuf -- Pengajaran Mempelai terang Tabernakel -- dan itulah yang akan terjadi di hari-hari terakhir ini.

Maka kita yang sudah memperoleh pengertian yang benar, suci, dan mulia dari Pengajaran Mempelai tetaplah pertahankan, jangan tinggalkan.

 

Itulah sebabnya, betapa banyak di akhir zaman nanti orang Kristen yang  akan berguguran hanya karena mengandalkan kekuatannya, mengandalkan kebenaran diri sendiri. Mereka tidak bisa lagi membuktikan dirinya sebagai orang benar karena mengandalkan kekuatannya, lalu menyombongkan dirinya karena uangnya banyak, dan mencoba menggunakan kebenaran diri sendiri untuk membuktikan bahwa mereka bukan pencuri piala perak, kecuali dibenarkan oleh Yusuf --Pengajaran Mempelai --. Jadi nanti banyak orang Kristen yang akan berguguran di hari terakhir. Kenapa saya katakan itu hari-hari terakhir? Karena kelaparan yang dahsyat menimpa seluruh dunia sudah terjadi selama 2 tahun.

 

Ingat sesudah terjadi 7 tahun kelimpahan akan disusul oleh 7 tahun kelaparan, tinggal 5 tahun lagi. Sama halnya dengan kita sekarang ini tinggal 5 tahun lagi kita ada beribadah di bumi ini dan tinggal 2 tahun lagi menikmati kelimpahan. Kalau saudara percaya Puji Tuhan, kalau tidak percaya juga tidak apa-apa.

Ini harus diperhatikan baik-baik, mereka tidak bisa lagi mengandalkan apa yang ada pada mereka, tidak bisa lagi membenarkan diri karena merasa diri benar dan merasa suci kecuali dibenarkan oleh Yusuf; Firman Pengajaran Mempelai.

 

Dahulu yakin dengan kebenaran diri sendiri bahwa mereka bukan pencuri, tetapi faktanya pencuri.

Jadi saudara, memang tidak terselami jalan-jalan Tuhan dan itu sudah terbukti lewat Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.

 

Kejadian 44:15-17

(44:15) Berkatalah Yusuf kepada mereka: "Perbuatan apakah yang kamu lakukan ini? Tidakkah kamu tahu, bahwa seorang yang seperti aku ini pasti dapat menelaah?" (44:16) Sesudah itu berkatalah Yehuda: "Apakah yang akan kami katakan kepada tuanku, apakah yang akan kami jawab, dan dengan apakah kami akan membenarkan diri kami? Allah telah memperlihatkan kesalahan hamba-hambamu ini. Maka kami ini, budak tuankulah kami, baik kami maupun orang pada siapa kedapatan piala itu." (44:17) Tetapi jawabnya: "Jauhlah dari padaku untuk berbuat demikian! Pada siapa kedapatan piala itu, dialah yang akan menjadi budakku, tetapi kamu ini, pergilah kembali dengan selamat kepada ayahmu."

 

Padahal, di awal secara khusus dalam Kejadian 44:8-9 di hadapan pegawai Yusuf, kaka-kaka Yusuf masih bangga dengan kebenaran yang mereka miliki, mereka bangga dengan perasaan suci yang mereka miliki. Tetapi begitu di hadapan Yusuf, kaka-kaka Yusuf yang diwakilkan Yehuda berkata;

a. Apakah yang akan kami katakan kepada tuanku.

b. Apakah yang akan kami jawab.

c. Dengan apakah kami akan membenarkan diri kami.

 

Tadinya hebat sekali, bangga, sombong dengan kebenaran diri sendiri, bangga dengan kesucian yang mereka miliki, mereka sombongkan di hadapan pegawai Yusuf, tetapi di hadapan Yusuf tidak bisa. Baik perasaan yang suci (Kejadian 44:8-9) tidak ada yang bisa disombongkan lagi. Kini di hadapan Yusuf kesombongan dan kebanggaan terhadap kebenaran diri sendiri dan perasaan suci terhapus atau tersapu habis, kalau saya ibaratkan “laksana kabut dihalaukan taufan” ... (2 Petrus 2:17).

 

Jadi dari peristiwa ini kita bisa memetik satu pelajaran yang manis hendaklah kita insaf dan sadar. Jangan lagi menyombongkan diri dengan kebenaran diri sendiri, dengan merasa suci, dengan kelebihan-kelebihan yang dia miliki, dengan uang yang banyak. Kita harus insaf dan sadar dari hal itu bahwasanya dosa masa lalu apabila belum diakui sampai tuntas maka dosa itu senantiasa mengejar terus.

 

Jadi Yusuf ini tampil untuk mengadakan penyucian -- Firman Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel mengadakan penyucian

 

Kita tidak bisa berdaya dengan kelebihan yang kita punya. Dahulu kita sama seperti saudara-saudara Yusuf sombong, bermegah dengan kebenaran diri sendiri bahkan berani menyombongkan diri mereka masing-masing di hadapan pegawai  Yusuf, tetapi tidak di hadapan Yusuf, itu hebatnya Pengajaran Mempelai.

 

Dari sini kita bisa melihat bahwa tingkatan dari Pengajaran Mempelai melebihi dari kebenaran-kebenaran yang lain.

Jadi kita harus rela menerima Pengajaran Mempelai dalam terang Tabernakel untuk selanjutnya menyucikan kita dan menyempurnakan kita. Sebab kalau kita tidak insaf dan sadar akan hal itu maka dosa itu akan terus mengejar. Sebetulnya kan mereka sudah dikejar dari Kejadian 42 pada kunjungan yang pertama, Kejadian 43 mereka terus dikejar, sampai pada Kejadian 44 mereka terus dikejar karena belum tuntas.

 

Jadi dalam hal inilah kita dapat memetik satu pelajaran hendaklah kita insaf dan sadar bahwa dosa masa lalu apabila belum diakui sampai tuntas, maka dosa itu akan senantiasa terus mengejar.

 

Oleh sebab itu belajar dari pribadi Daud.

Yesus adalah tunas Daud Singa dari suku Yehuda. Tadi kita sudah melihat sikap Yehuda bersikap seperti laki-laki.

 

Mazmur 32:1-2 --- Perikop: "Kebahagiaan orang yang diampuni dosanya"

(32:1) Dari Daud. Nyanyian pengajaran. Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! (32:2) Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!

 

Di sini kita menemukan 2 (dua) kali kata BERBAHAGIA berarti; kebahagiaan yang double. Dan itu berlaku bagi:

a. Orang yang diampuni pelanggarannya ® Timbul kebencian pertama.

b. Orang yang dosanya ditutupi ® Timbul kebencian pertama.

c. Yang kesalahannya tidak diperhitungkan ® Timbul kebencian pertama.

d. Yang tidak berjiwa penipu ® Timbul kebencian kedua.

 

Jadi Yesus adalah tunas Daud Singa dari suku Yehuda. Kita sudah lihat Yehuda dan saudara-saudaranya telah insaf, dan itu bisa dilihat dari perkataannya di dalam Kejadian 44:16.

 

Tidak berdaya lagi, selain hanya mengakui kesalahan. Tetapi pada saat kita datang mengakui kesalahan itu justru di situ ada kebahagiaan yang double. Orang yang tidak mau mengakui dosanya tidak akan pernah bahagia selain dikejar-kejar bayangan, “ketahuan ga ya, bagaimanalah ya.” Hati-hati dengan yang pacar-pacaran, jangan di depan nampak baik di belakang tidak, tidak boleh, kalau mau kawin, kawin saja.

 

Jadi sudah mengenal kebahagiaan yang double?

1. Orang yang diampuni pelanggarannya.

2. Orang yang dosanya ditutupi.

3. Yang kesalahannya tidak diperhitungkan.

4. Yang tidak berjiwa penipu.

 

Mazmur 32:3-5

(32:3) Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; (32:4) sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas. S e l a (32:5) Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. S e l a

 

“Selama aku berdiam diri.” Kalau sudah salah jangan lagi banyak membela diri. Kita harus belajar dari 3 (tiga) pernyataan Yehuda tadi di dalam (Kejadian 44:16).

 

Tidak usah heran dengan kasih ALLAH, ko aku diperlakukan begini? Ditegasin, ditekanin? Tidak usah heran, itu kasih ALLAH.

Saat kita berdiam diri ketika kasih ALLAH dinyatakan:

-       Tulang-tulang ku menjadi lesu.

-       Siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat.

-       Sumsum ku menjadi kering.

Berdiam diri dihadapan Tuhan, kasih Nya akan dinyatakan walaupun memang sangat menderita sekali.

 

Tetapi pada saat kita berdiam diri; “Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku”

Inilah keadaan orang yang berdiam diri; diproses oleh kasih Allah, tetapi pada akhirnya dia mau mengakui dosanya dengan tuntas.

 

Jangan kita sudah salah masih berlagak benar, tetapi ketika kita diproses oleh Tuhan oleh kasih-Nya, hendaklah berdiam diri meski sakit dan berat. Nanti tanpa kita sadari Firman Pengajaran Mempelai sudah membenarkan kita karena kita dengan rela hati disertai kerendahan di hati mau mengakui semua dosa, tidak ada lagi yang ditutup-tutupi, maka pada saat itulah Tuhan ampuni kita dan darah-Nya berkuasa untuk menebus dan memperdamaikan kita dengan ALLAH. Tuhan sembuhkan segala sakit penyakit kita.

 

Amsal 28:13

(28:13) Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.

 

Jadi orang yang mengakui dosa disayangi oleh Tuhan. Tetapi orang yang mempertahankan dosa (tidak diakui), tidak pernah beruntung, tidak akan mendapat kemenangan.

 

Jadi sudah sangat jelas pada akhirnya Yehuda dan kaka-kaka Yusuf lainnya berdiam diri, tidak lagi bisa menyombongkan diri dengan kebenaran diri sendiri dan tidak lagi bermegah karena mereka suci sendiri. Awalnya di hadapan pegawai Yusuf mereka bisa menyombongkan diri karena merasa diri benar, tetapi di hadapan Yusuf tidak berkutik.

Di hadapan manusia kita bisa berlagak, di hadapan Tuhan tidak, di hadapan Pengajaran Mempelai terang Tabernakel tidak. Malam ini kita semua segala dosa kesalahan, kejahatan, kenajisan, kecurangan, penipuan kita yang merasa diri hebat padahal kita bukan siapa-siapa. Jangan lagi kita berlagak-lagak, semakin dewasalah di hadapan Tuhan. Amin.

 

 

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

 

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang