IBADAH RAYA MINGGU, 17 MARET 2019
KITAB WAHYU
(Seri: 87)
Subtema: “MENGIKUTI TUHAN DALAM KEGIATAN ROH”
Shalom saudaraku...
Selamat sore salam sejahtera dan bahagia kiranya memenuhi kehidupan kita, memenuhi tempat perhimpunan Ibadah Raya Minggu sore ini.
Saya juga tidak lupa menyapa umat Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang sedang mengikuti pemberitaan firman Tuhan lewat live streaming, video, internet, youtube, facebook dimanapun anda berada, kiranya Tuhan memberkati.
Selajutnya kita memperhatikan firman penggembalaan untuk Ibadah Raya Minggu dari...
Wahyu 10:3b
(10:3b) Dan sesudah ia berseru, ketujuh guruh itu memperdengarkan suaranya.
“Dan sesudah ia berseru, ketujuh guruh itu memperdengarkan suaranya.”
Kesimpulannya, dalam kitab Wahyu ada 7 kali bunyi guruh menderu terdengar yaitu:
1. Wahyu 4:5
2. Wahyu 8:5
3. Wahyu 10:3
4. Wahyu 11:19
5. Wahyu 14:2
6. Wahyu 16:18
7. Wahyu 19:6
Tentang: bunyi guruh yang ketujuh (seri ketiga)
Wahyu 19:6-7
(19:6) Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. (19:7) Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
"Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
Ini adalah suara dari himpunan besar orang banyak, suara itu seperti deru guruh yang hebat. Demikianlah deru guru yang ketujuh itu terdengar, sebagai deru guruh yang terakhir.
Kemudian, deru guruh yang hebat itu dibagi atas dua bagian, yaitu;
Yang pertama: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.”
Telah saya sampaikan dua minggu yang lalu.
Tuhan adalah Raja, duduk di atas kerub-kerub, sebab Dia bertakhta dan memerintah dalam Tabernakel, selanjutnya berbicara dari hati ke hati kepada umat Israel dari antara keub-kerub. Ibadah pelayanan sore ini adalah takhta Allah, supaya disitu nanti dia memerintah, bertakhta, menjadi Raja sekaligus di tengah-tengah kekuasaan-Nya yang besar itu Dia berbicara kepada kita dari hati ke hati lewat pembukaan rahasia firman Tuhan, itu adalah kasih karunia. Kalau kepada orang lain Tuhan berbicara dalam bentuk perumpamaan tetapi kepada murid-murid Tuhan berbicara dan membukakan rahasia firman-Nya, itu adalah kasih karunia. Jadi kalau Tuhan berbicara di tengah-tengah takhta kebesaran-Nya ini dari hati ke hati itu adalah kasih karunia, menyatakan segala sesuatu, mengungkapkan segala isi hati yang terdalam itu kepada kita itu kasih karunia dan kemurahan Tuhan.
Boleh sejenak kita baca....
Mazmur 99:1
(99:1) TUHAN itu Raja, maka bangsa-bangsa gemetar. Ia duduk di atas kerub-kerub, maka bumi goyang.
Tuhan itu Raja, Dia duduk di atas kerub-kerub, berarti Allah bertakhta di dalam Tabernakel, di luar Tabernakel Allah tidak bertakhta. Tabernakel adalah wilayah dari pemerintahan Allah sendiri, dari kerub-kerub itulah Allah berbicara kepada kita dari hati ke hati, Dia menyatakan kasih-Nya kepada kita dari hati yang paling dalam.
Matius 13:9-11
(13:9) Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" (13:10) Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?" (13:11) Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak.
Kepada orang lain Tuhan berbicara dalam bentuk perumpamaan, tetapi kepada murid-murid Tuhan menyampaikan/berkata-kata dari hati ke hati, dia mengungkapkan dari isi hati yang paling dalam supaya murid-murid juga mengerti rahasia dari kerajaan sorga.
Perlu untuk diketahui: seindah-indahnya sorga tidak akan menjadi berarti jikalau sebuah takhta tidak berdiri di dalamnya. Begitu juga, sehebat-hebatnya manusia, karena kekayaan, harta, kedudukan, jabatan, karena apa saja yang ia miliki, tidak menjadi berarti kalau Allah tidak bertakhta di dalam hatinya.
Maka, Tuhan berbicara kepada murid-murid dari hati ke hati, Dia ingin menyampaikan rahasia kerjaan sorga, tetapi kepada orang lain Yesus berbicara dalam bentuk perumpamaan. Perumpamaan itu fisik, tetapi kepada murid-murid disampaikan arti rohaninya. Kalau hamba Tuhan bicara soal lahiriah termasuk berkat, kedudukan, jabatan dan sibuk hanya diseputar itu, tidak ada artinya, sebab darah daging tidak masuk surga, fisik tidak masuk sorga, yang Tuhan mau arti rohani, batin yang akan mewarisi kerajaan sorga. Dia Raja, Dia duduk di antara kerub-kerub, Dia berkuasa dan bertakhta di dalam Tabernakel, di luar Tabernakel Allah tidak memerintah, sebab itu diluar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa persis seperti ranting menjadi kering dan tidak menghasilkan buah.
Yang kedua:”Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.”
Kita dapat mengambil kesimpulan dari seruan yang kedua ini, bahwa gereja Tuhan atau sidang mempelai Tuhan telah melewati sebuah perjalanan panjang dan yang penuh perjuangan sehingga mereka boleh bersukacita dan bersorak-sorai memuliakan Tuhan.
Pendeknya, gereja Tuhan telah melewati perjalanan yang sangat melelahkan dan jalan yang harus dilalui itu menyita perhatikan khusus, karena tidak boleh keluar dari track / jalur itu / tidak boleh menyimpang ke kiri atau ke kanan. Jadi betul-betul menyita perhatian khusus.
Amsal 30:17
(30:17) Mata yang mengolok-olok ayah, dan enggan mendengarkan ibu akan dipatuk gagak lembah dan dimakan anak rajawali.
Kesimpulan: menolak pengajaran mempelai akan dipatok gagak lembah dan dimakan anak rajawali.
- Dipatok gagak lembah -> Orang yang sibuk dengan perkara lahiriah / perkara di bawah.
- Dimakan anak rajawali -> Orang yang hidup di dalam hawa nafsu dan keinginan daging yang jahat.
Inilah orang-orang yang menolak Pengajaran Mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Berarti, gereja Tuhan harus tetap berada pada jalur khusus itu, tidak boleh menyimpang ke kiri dan ke kanan karena perkara lahiriah dan hawa nafsu keinginan daging yang jahat. Itulah jalur yang Tuhan berikan kepada kita untuk kita lalui sampai nanti tiba pada pesta nikah Anak Domba (perjamuan kawin Anak Domba), di situ ada sorak-sorai, sukacita dan memuliakan Tuhan.
Amsal 30:18
(30:18) Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti:
(30:19) jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.
Ada tiga hal yang mengherankan raja Salomo, bahkan ada empat hal yang tidak dimengerti, antara lain:
1. Jalan rajawali di udara.
2. Jalan ular di atas cadas.
3. Jalan kapal di tengah-tengah laut.
4. Jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.
Jadi sekalipun penuh dengan hikmat, namun raja Salomo tetap saja tidak mengerti tentang empat hal jalan tersebut. Empat hal ini adalah jalan-jalan yang harus kita lalui, ini adalah track / jalur khusus yang Tuhan berikan kepada kita, tidak boleh menyimpang dari sana, baik karena perkara lahiriah, ataupun karena keinginan-keinginan daging dan lain sebagainya, jalan itu adalah jalan khusus, menyita perhatian kita, tidak boleh bermain-main untuk melewati jalan itu, ini jalan tidak bisa dikelola oleh akal dan pikiran manusia, sebab itu raja Salomo jelas-jelas mengatakan tiga hal yang ia tidak pahami bahkan empat hal yang tidak ia mengerti, maka jalan khusus yang Tuhan berikan untuk kita lalui itu tidak bisa dikelola oleh akal pikiran manusia, kekuatan manusia, kepandaian manusia. Ibadah dan pelayan ini tidak bisa dikelola oleh pikiran manusia, selain menyerah saja, biarlah ibadah ini berjalan sesusai dengan tuntunan Kristus sebagai Kepala.
Tidak ada yang melebihi hikmat Salomo sampai detik ini, tetapi Salomo tetap saja dengan rendah hati mengakui tentang empat hal ini sangat sulit untuk dimengerti, selain menyerah saja kepada Tuhan.
Pada kesempatan sore hari ini kita akan memeriksa, hal yang pertama, sebab tadi setelah mereka tiba, barulah mereka bersorak-sorai, mereka telah melewati sebuah perjalanan yang panjang...Wahyu 19:6-7.
Mari kita lihat jalan ini sebagai jalan yang harus kita lalui masing-masing.
Hal pertama: jalan rajawali di udara -> Yesus adalah Raja mulia, raja di atas segala raja. Tetapi oleh karena pengurapan-Nya, Tuhan menjadikan kita raja-raja kecil di bumi. Dalam Alkitab ada tiga golongan yang diurapi yaitu; raja, imam, nabi.
Mari kita lihat...
Wahyu 5:9-10
(5:9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: "Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (5:10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi."
Kehidupan yang telah ditebus oleh darah Yesus selanjutnya menjadi imamat rajani untuk memerintah sebagai raja di bumi berarti terlepas dari perhambaan dosa.
Jadi yang sudah melayani Tuhan, kiranya tetap melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh, tidak boleh bermain-main, tidak boleh bermasa bodo, tidak boleh menunda-nunda pekerjaan Tuhan, kalau sudah tahu jangan pura-pura tidak tahu, kalau sudah melihat jangan pura-pura tidak melihat, supaya Tuhan tidak berbicara kepada kita dalam bentuk perumpamaan-perumpamaan.
Imamat 21:10-12
(21:10) Imam yang terbesar di antara saudara-saudaranya, yang sudah diurapi dengan menuangkan minyak urapan di atas kepalanya dan yang ditahbiskan dengan mengenakan kepadanya segala pakaian kudus, janganlah membiarkan rambutnya terurai dan janganlah ia mencabik pakaiannya.(21:11) Janganlah ia dekat kepada semua mayat, bahkan janganlah ia menajiskan diri dengan mayat ayahnya atau ibunya.(21:12) Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.
Jangan keluar dari tempat kudus Allah, supaya jangan dilanggar tempat kudus Allah-Nya karena minyak urapan Allah yang menandakan bahwa ia dikhususkan untuk Tuhan. Jadi jangan rusak minyak urapan itu hanya karena keinginan-keinginan yaitu;
1. “Janganlah membiarkan rambutnya terurai.”
Rambut ini adalah mahkota sebab rambut yang panjang adalah tanda ketundukan kepada Kristus sebagai Kepala seperti Sara taat kepada Abraham.
Biarlah rambut yang panjang itu menjadi mahkota seorang isteri, itu tanda ketundukannya kepada Kristus sebagai Kepala.
2. “Janganlah ia mencabik pakaiannya.”
Pakaian yang tercabik berarti pakaian yang terkoyak. Jangan sampai perbuatan-perbuatan yang benar itu terkoyak. Perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus itu adalah pakaian kita, itulah lenan halus, jangan tercabik, jangan terkoyak, tetapi biarlah utuh menutupi segala kekurangan, ketelanjangan kita masing-masing.
3. “Janganlah ia dekat dengan semua mayat.”
Mayat menunjuk hidup menuruti hawa nafsu daging. Daging itu mati, Roh yang menghidupkan.
“Jangalan ia menajiskan diri dengan mayat ayahnya atau ibunya.”
Artinya; jangan menuruti hawa nafsu dan keinginan daging, termasuk ayahnya dan ibunya (kedua orang tuanya). Boleh satu rumah tetapi anak tidak boleh menajiskan diri dengan tabiat daging, sekalipun tabiat daging dari kedua orangtuanya. Jangan rusak minyak urapan dengan perkara-perkara itu semua.
4. “Jangan keluar dari tempat kudus.”
Kalau dikaitkan dengan pola Tabernakel terkena kepada RUANGAN SUCI.
Di dalam RUANGAN SUCI terdapat tiga macam alat;
- Meja roti sajian.
- Pelita emas.
- Mezbah dupa.
Ini berbicara tentang ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Meja roti sajian -> tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab disertai perjamuan suci.
Pelita emas -> tekun dalam Ibadah Raya Minggu disertai kesaksian.
Mezbah dupa -> tekun dalam Ibadah Doa Penyembahan.
Jangan rusak minyak urapan yang ada di atas kepala karena minyak urapan itu yang menandakan bahwa kita dikhususkan untuk melayani Tuhan. Yesus Raja di atas segala raja, tetapi puji Tuhan oleh karena pengurapan Tuhan kita menjadi raja-raja kecil di bumi memerintah di bumi terlepas dari perhambaan dosa. Maka supaya terlepas dari perhambaan dosa, perhatikanlah tiga perkara ini.
Kalau sudah ada sebutan imamat rajani, harus tekun tiga macam ibadah pokok, tidak boleh tidak, kecuali sidang jemaat yang belum melayani Tuhan. Kalau belum bisa tekun dalam tiga macam ibadah pokok, kita harus menyembah kepada Tuhan.
Ibrani 10:22-24
(10:22) Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. (10:23) Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. (10:24) Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
Disini ada perkataan; IMAN pada ayat 22, HARAP pada ayat 23, dan KASIH pada ayat 24.
- Iman itu -> ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, terkena pada meja roti sajian.
- Pengharapan -> ketekunan dalam Ibadah Raya Minggu, terkena kepada pelita emas.
- Kasih -> ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, terkena kepada mezbah dupa.
Jadi iman, harap dan kasih ini berbicara tentang ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
Ibarani 10:25
(10:25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
Jangan jauh dari tiga macam ibadah pokok, sebab kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.
Saudara tidak salah menuntut ilmu setinggi langit, tidak salah bekerja, tidak salah beraktivitas positif di hadapan Tuhan, tetapi dahulukan tiga macam ibadah pokok karena kedatangan Tuhan sudah tidak lama lagi.
Lihat tanda-tanda zaman ini, setiap hari terjadi gempa bumi, apa itu kebetulan? tidak, karena dalam injil Matius itu sudah dinyatakan akan terjadi kegemparan sesudah itu perang antar kerajaan antar negara sesudah itu barulah pembinasa keji berdiri di tempat kudus berkuasa selama 3,5 tahun. Tuhan mau datang, harta tidak bisa dibawa masuk ke dalam kerajaan sorga, daging dan darah tidak mewarisi kerajaan sorga. Jangan keluar dari tempat kudus, jangan keluar dari tiga macam ibadah pokok.
Saya tambahkan lagi...
Ibrani 10:26
(10:26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
Kalau dengan sengaja keluar dari tempat kudus (tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok), darah Yesus tidak berlaku atas dia. Mau seperti apapun kita berbuat baik di luar sana, entah menjadi pribadi yang lemah lembut, suka memperhatikan orang lain, kalau tidak tekun dalam tiga macam ibadah pokok darah Yesus tidak berlaku atas dia. Jaminan kita darah Yesus, bukan uang, harta, kedudukan karena semua itu tidak punya darah.
Berhala itu tidak punya darah hanya Tuhan kita yang sudah mencurahkan darah-Nya untuk menyelamatkan kehidupan kita pribadi lepas pribadi. Jadi dapat saya mengambil kesimpulan bahwa ibadah ini seharga dengan setetes darah Yesus. Setetes darah Yesus berkuasa menyelamatkan manusia berdosa, dan cukup satu kali saja tidak perlu berkali-kali.
Orang Kristen hanya tahu Ibadah Raya Minggu saja, padahal puncak ibadah adalah doa penyembahan. MEZBAH DUPA sudah dekat dengan pintu tirai, dan pada akhirnya dupa yang di atas mezbah itu ada di atas tabut perjanjian. Artinya; doa penyembahan yang akan membawa kita masuk ke dalam kerajan sorga bukan ibadah raya minggu, tetapi orang Kristen hanya mengerti itu.
Saya tidak bisa memaksa saudara karena Tuhan sendiri tidak memaksa kita, tetapi apa yang saya kerjakan ibarat menanam dan menyiram, kiranya Tuhan memberi pertumbuhan rohani sampai nanti berbuah, dapat dicicipi dan dinikmati seperti buah anggur. Diluar Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa.
Yesaya 40:29-31
(40:29) Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. (40:30) Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,
(40:31) tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
“Burung rajawali naik terbang tinggi di udara dengan kekuatan sayapnya.”
Sayap adalah kekuatan burung rajawali sehingga ia bisa terbang tinggi di udara.
Sayap -> kuasa dari Roh Kudus.
Saudaraku, Yesus dibangkitkan oleh kuasa Roh Kudus, Ia hidup, naik ke sorga.
Kehidupan yang senantiasa ada dalam kegiatan Roh, tekun menanti-nantikan ke datangan Tuhan, memperoleh kekuatan yang luar biasa, seperti burung rajawli naik tinggi dengan kekuatan sayapnya. Yesus dibangkitkan oleh kuasa Roh Kudus, Dia hidup, Dia naik.
Kerohanian yang belum dewasa seperti teruna-teruna dan anak-anak dara, mereka akan letih lesu dan akhirnya rebah, dan jatuh tersandung, tetapi orang yang menanti-nantikan Tuhan yaitu; orang yang tekun dalam tiga macam ibadah pokok tidak tersandung, mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan sebab saat ini kita ada di dalam kegiatan Roh, yaitu; tekun dalam tiga macam ibadah pokok, dengan demikian Tuhan memberi kekuatan kepada kita, tidak ada kekuatan lain yang bisa kita andalkan dari daging ini kalau bukan karena kekuatan dari Roh Kudus, dalam daging ini hanya ada kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangan yang tentu tidak dapat diandalkan.
Biarlah kiranya kita senantiasa menanti-nantikan kedatangan Tuhan, tekun dalam tiga macam ibadah pokok, disitu kita memperoleh kekuatan yang luar biasa, seperti Yesus yang dibangkitkan oleh kuasa Roh Kudus, hidup, naik. Tidak ada kekuatan yang lain selain kuasa Roh El Kudus.
Biarlah manusia daging berubah menjadi manusia rohani terus berada dalam kegiatan Roh sampai Tuhan datang, sampai maranata. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment