IBADAH DOA PENYEMBAHAN, 24 MEI 2022
KITAB KOLOSE 3
Subtema: UPAH SETIAP PERBUATAN
Salam sejahtera,
bahagia di dalam kita menikmati sabda Allah. Saya tidak lupa menyapa sidang
jemaat TUHAN di Bandung, di Malaysia, bahkan umat ketebusan TUHAN yang
senantiasa setia tekun digembalakan oleh GPT BETANIA Serang dan Cilegon.
Selanjutnya, mari kita
sambut firman penggembalaan untuk ibadah doa penyembahan dari surat yang
dikirim oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Kolose.
Kolose 3:20
(3:20) Hai anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala
hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan.
Intinya; anak-anak
harus taat kepada orang tuanya dalam segala hal, karena itulah yang indah di
dalam TUHAN.
Efesus 6:1
(6:1) Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam
Tuhan, karena haruslah demikian.
Ketaatan seorang anak
kepada orang tua itu adalah suatu keharusan, sebab itu tanda anak-anak hidup
(tinggal) di dalam TUHAN.
1 Petrus 1:14
(1:14) Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan
turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu.
Kalau anak-anak taat
kepada orang tua, maka anak-anak tidak akan hidup di dalam hawa nafsu dan
keinginan-keinginan daging yang jahat, seperti waktu di luar TUHAN, seperti
orang-orang yang tidak mengenal TUHAN.
15 (LIMA BELAS) TABIAT DAGING
Galatia 5:19
(5:19) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan,
kecemaran, hawa nafsu, (19:20)
penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan,
iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan,
roh pemecah,(5:21) kedengkian,
kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu
kuperingatkan kamu – seperti yang telah kubuat dahulu – bahwa barangsiapa
melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan
Allah.
15 (LIMA BELAS) TABIAT
DAGING
1.
percabulan,
2.
kecemaran,
3.
hawa
nafsu,
4.
penyembahan
berhala,
5.
sihir,
6.
perseteruan,
7.
perselisihan,
8.
iri
hati,
9.
amarah,
10. kepentingan diri
sendiri,
11. percideraan,
12. roh pemecah,
13. kedengkian,
14. kemabukan,
15. pesta pora
-
Hal 1-5 sifatnya; menyakiti
hati TUHAN.
-
Hal 6-13 sifatnya; menyakiti
hati sesama.
-
Hal 14-15 sifatnya; merugikan
diri sendiri dan berujung pada maut.
Roma 13:13-14
(13:13) Marilah kita hidup dengan sopan, seperti
pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan
dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan
dan iri hati. (13:14) Tetapi
kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan
janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.
Pesta pora dan
kemabukan adalah perbuatan malam (perbuatan kegelapan) sudah dekat dengan maut
(berujung pada maut). Sebab itu Rasul Paulus menghimbau sidang jemaat di Roma
untuk hidup dengan sopan sebagai perbuatan anak-anak siang (anak-anak terang)
berarti mempergunakan karunia-karunia dan jabatan-jabatan roh El-Kudus dengan baik.
Kita melihat kembali
penjelasan tentang pesta pora di dalam injil Lukas 16, perikop: Orang kaya dan Lazarus yang miskin.
Lukas 16:19
(16:19) Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah
ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
Ada seorang kaya selalu
berpakaian jubah ungu dan lenan halus. Kain ungu itu berbicara soal kemuliaan.
Lenan halus putih bersih berkilau-kilauan itulah perbuatan-perbuatan benar dari
orang kudus.
Dari pakaian yang
dikenakan orang kaya itu, menunjukkan bahwasanya orang kaya tersebut berada di
tengah-tengah ibadah dan pelayanan. Tetapi yang mengherankan setiap hari ia
bersukaria dalam kemewahan = Hidup dalam pesta pora, dengan lain kata; ada
dalam kegiatan roh (ibadah dan pelayanan), tetapi masih mempertahankan tabiat
daging, yaitu pesta pora dan kemabukan.
1 Petrus 4:3a
(4:3) Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan
untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah
hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan
minum dan penyembahan berhala yang terlarang.
Jadi, telah cukup
banyak waktu kita pergunakan untuk melakukan kehendak dari orang-orang yang
tidak mengenal Allah (orang-orang yang di luar TUHAN).
Kita harus menyadari
mengakui dengan jujur bahwasanya sudah banyak waktu kita pergunakan untuk
melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah (hidup di luar TUHAN).
Seperti orang kaya, ada dalam kegiatan roh (ibadah dan pelayanan), tetapi
setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan, dengan lain kata; hidup dalam pesta
pora.
1 Petrus 4:3
(4:3) Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan
untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup
dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta
pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.
Adapun kehendak dari
orang-orang yang tidak mengenal Allah atau keinginan orang-orang yang hidup di
luar TUHAN, antara lain; pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala
terlarang. Hal ini dibuktikan dalam pemberitaan firman yang disampaikan Rasul
Paulus kepada jemaat di Korintus.
1 Korintus 12:2
(12:2) Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum
mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang
bisu.
Singkat kata:
Orang-orang yang tidak mengenal Allah (hidup di luar TUHAN), tidak memiliki
akal sehat dan tidak berpikir panjang, sehingga dengan mudah sekali ditarik
atau diseret untuk selanjutnya jatuh ke dalam penyembahan berhala yang bisu.
Bisu = tidak bisa berbuat apa-apa.
Kita tidak bisa
berharap kepada berhala-berhala yang bisu, sebab berhala ilah-ilah zaman
(allah-allah orang-orang yang tidak mengenal Allah) itu bisu, tidak bisa
berbuat apa-apa. Tetapi Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, Allah Israel,
Allah yang hidup. Dia Allah yang memiliki mata untuk melihat keberadaan kita,
Dia punya tangan untuk menopang dan menolong kehidupan kita --seperti malam
ini, kita merasakan uluran tangannya lewat ibadah ini--, Dia punya dua kaki
untuk melangkah, menghampiri hidup yang susah, dina, hina, papah. Dia juga
punya hati dan perasaan yang begitu dalam untuk mencintai kita.
1 Korintus 12:3
(12:3) Jawaban. “Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa
tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata:
“Terkutuklah Yesus!” dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku:
“Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus.”
Kalau seseorang
dikuasai (hidup) oleh roh ALLAH, tidak mungkin ia berkata “Terkutuklah Yesus”. Sebaliknya, orang yang hidup di luar TUHAN,
tidak dapat mengaku "Yesus adalah
TUHAN selain oleh roh Allah itu sendiri.
Tanpa roh Allah kita
akan mengakui berhala-berhala bisu menjadi tuhan, perkara-perkara lahiriah
menjadi TUHAN. Tetapi oleh roh TUHAN kita mengaku; hanya YESUS saja Allah
sesembahan kita, YESUS saja TUHAN dan Juruselamat kita.
Kalau seseorang mengaku
dirinya orang kristen, dan mengaku sebagai orang percaya, tetapi kalau ia tidak
penuh dengan roh Allah, maka ia tidak akan pernah mengakui Yesus Allah
sesembahannya. Sebaliknya ia akan menyembah berhala-berhala yang bisu,
menjadikan berhala bisu menjadi tuhannya, Allah sesembahannya, dia akan
menyembah berhala yang bisu.
Jadi, betapa
pentingnya, betapa berharganya roh Allah itu dalam kehidupan kita. Izinkanlah
roh Allah itu berkuasa (manunggal) dalam kehidupan kita masing-masing, supaya
kehidupan kita betul-betul berada dalam pengaruh kuasa roh Allah itu sendiri.
Sehingga secara otomatis kita akan mengaku "Yesus adalah TUHAN dan Juruselamat, Yesus adalah Allah sesembahan yang hidup, tidak ada
yang lain.
AKIBAT PESTA PORA
Lukas 16:20-21
(16:20) Dan ada seorang pengemis bernama
Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya
itu, (16:21) dan ingin menghilangkan
laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu.
Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
Akibat pesta pora;
banyak makanan yang jatuh (tercecer) dari meja orang kaya tersebut.
Makanan
(remah-remah) yang tercecer → firman Allah, yakni; ayat demi ayat, pasal demi
pasal firman TUHAN yang telah disampaikan, namun terbuang (terabaikan) begitu
saja.
Firman Allah yang
tertulis dalam kitab suci terdiri dari; perjanjian lama dan perjanjian baru.
Kitab perjanjian lama
ditulis oleh para nabi. Tugas nabi adalah bernubuat.
1 Korintus 14:13-14
(14:13) Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata
kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur. (14:14) Siapa yang berkata-kata dengan
bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia
membangun Jemaat.
Bernubuat berarti;
membangun, menasehati dan menghibur seluruh sidang jemaat, yang hadir dalam
setiap pertemuan ibadah tersebut.
1 Korintus 14:24
(14:24) Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang
tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan
diselidiki oleh semua; (14:25) segala
rahasia yang terkandung di
dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah
dan mengaku: "Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu."
Ketika seorang nabi
bernubuat, berarti dia sedang menyingkapkan segala rahasia yang
terkandung di dalam hati seseorang, menyingkapkan segala selubung-selubung
yang ada di dalam hati seseorang, berarti dosa dibongkar dengan tuntas, dengan
demikian sidang jemaat dibangun, dihibur, dan dinasehati.
Tugas Rasul; memberitakan Wahyu, yaitu; menunjukkan
hal-hal yang akan terjadi, seperti Yesus menunjukkan hal-hal yang akan terjadi
itu kepada 12 (dua belas) murid dalam Matius 20:25 dan Lukas 20:25.
Hal-hal yang akan terjadi, yang
ditunjukkan TUHAN
-
Pada
Matius 20:25: Apabila nanti antikris menjadi raja atas seantero dunia ini,
mereka akan memerintah dengan tangan besi dan menjalankan kuasanya dengan
keras.
-
Pada
Lukas 22:25: Ketika antikris menjadi raja atas seantero dunia ini, tatanan
sorgawi, aturan-aturan peribadatan akan diputar balik, akan diubah oleh
antikris, sehingga keadaan manusia akan menjadi kacau pada saat itu.
Manakala antikris
menjadi raja, di situ akan mengalami kesesakan yang besar, disebut juga puncak
kesesakan.
Kemudian tugas Rasul; menunjukkan kerajaan Allah dan kemuliaannya.
Tetapi banyak makanan
yang jatuh (tercecer) dari meja orang kaya tersebut. Ayat demi ayat, pasal demi
pasal firman Allah banyak yang tercecer (terabaikan) begitu saja. Baik firman
yang disampaikan Para Nabi, maupun firman yang disampaikan Para Rasul, tercecer
begitu saja.
2 Korintus 4:16-18
(4:16) Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi
meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami
dibaharui dari sehari ke sehari.(4:17)
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan
kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. (4:18) Sebab kami
tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang
kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.
Rasul
Paulus tidak memperhatikan yang kelihatan melainkan yang tidak kelihatan. Sebab
yang kelihatan itu sifatnya sementara, dan yang tidak kelihatan sifatnya kekal
(abadi). Yang kelihatan itu menunjuk perkara-perkara di bawah (perkara
duniawi), itulah hal-hal yang lahiriah. Sedangkan yang tak kelihatan itu
menunjuk; perkara di atas, perkara rohani, kerajaan Allah dan kemuliaannya.
Rasul
Paulus rela menderita untuk sementara waktu demi perkara yang tidak kelihatan.
Dalam penderitaan itu, ia banyak mengalami pembaharuan manusia batiniah. Ketika
manusia batiniah dibaharui dari hari ke hari, maka manusia lahiriahnya,
dagingnya betul-betul merosot.
Jadi,
dari sini kita dapat memetik suatu pengertian bahwa; Rasul Paulus tidak hanya dapat menyampaikan Wahyu,
tidak hanya dapat berkhotbah kepada sidang jemaat di Asia kecil, tetapi ia juga hidup di dalam pemberitaan itu,
itulah pedang bermata dua.
2
Korintus 5:2-3
(5:2) Selama kita di dalam kemah ini, kita
mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi
di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini, (5:3) sebab dengan demikian kita berpakaian dan tidak
kedapatan telanjang.
Selama
kita mendiami kemah tubuh ini, kita pasti mengeluh, oleh karena banyaknya
penderitaan. Tapi kita rela menderita karena satu alasan, tidak alasan, yaitu;
kita rindu mengenakan tempat
kediaman sorgawi (kemah abadi) -- di atas tempat kediaman kita yang sekarang
ini --
Sebab dengan demikian kita berpakaian dan
tidak kedapatan telanjang.
Jadi,
Kerajaan Sorga = berpakaian, tidak
telanjang.
Selama kita di dalam kemah ini, kita
mengeluh, karena kita rindu mengenakan
tempat kediaman sorgawi
Di sini
ada kata "Mengenakan" Jadi, kalau kita rindu kerajaan sorga =
Berpakaian, tidak telanjang.
2
Korintus 5:4-5
(5:4) Sebab selama masih diam di dalam kemah
ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan
pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana
itu ditelan oleh hidup. (5:5) Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan
kita untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita sebagai
jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita.
Pada ayat
5: Allah justru mempersiapkan kita untuk hal itu dengan mengaruniakan roh-Nya,
dengan mengaruniakan roh Allah yang suci itu kepada kita, sebagai jaminan dari
segala sesuatu yang disediakan.
Jadi,
dalam hal ini Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan.
Jadi,
untuk sampai dibawa masuk ke dalam kerajaan sorga untuk memperoleh kehidupan
kekal, TUHAN juga turut bekerja, buktinya TUHAN juga karuniakan roh kudusNya
kepada kita. Roh kudus itu jaminan. Biar kiranya roh kudus itu manunggal dalam
kehidupan kita, dirawat, dijaga dengan baik, karena roh kudus itu sangat
sensitif sekali.
Jadi, apa
yang disampaikan oleh Rasul Paulus tentang apa yang akan terjadi di depan, juga
tentang kerajaan sorga, dan kemuliaan nya, itu juga yang ia lakukan, dia hidup
di dalam pemberitaan firman TUHAN, secara khusus kitab Wahyu. Dia rela
menderita selama tinggal dalam kemah tubuh demi kerajaan kekal, hidup kekal,
kemuliaan kekal.
Kembali
kita untuk memperhatikan Lukas 16.
Lukas
16:22-23.
(16:22)
Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat
ke pangkuan Abraham. (16:23)
Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita
sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya
Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
Akhir
dari episode menjalankan kehidupan di atas muka bumi ini adalah: Orang miskin
juga mati, rohnya dibawa ke pangkuan Abraham. Dan orang kaya itu juga mati,
lalu dikubur, rohnya dibawa ke alam maut, ia menderita sengsara di sana. Dalam
keadaan sengsara ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnyalah Abraham, dan
Lazarus duduk di pangkuan Abraham.
Ini harus
menjadi perhatian kita. Akhir dari sebuah episode dari kehidupan yang
dijalankan oleh Lazarus maupun orang kaya akhirnya sama-sama mati, lalu
dikubur. Roh Lazarus dibawa ke pangkuan Abraham, itu dilihat dengan jelas oleh
orang kaya itu. Sementara roh orang kaya itu ditempatkan di alam maut untuk
sementara waktu. Sambil menantikan penghakiman kekal, orang kaya tersebut
ditempatkan di alam maut. Dari alam maut ia melihat Lazarus di pangkuan
Abraham.
2 Korintus
5:9-10
(5:9) Sebab itu juga kami berusaha, baik kami
diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan
kepada-Nya. (5:10) Sebab kita
semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus , supaya setiap
orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan
yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik maupun jahat.
Pada
akhirnya semua orang; besar, kecil, tua, muda, laki-laki, perempuan, haruslah
menghadap takhta pengadilan Kristus, untuk mempertanggungjawabkan segala
perbuatannya, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai
dengan yang dilakukannya dalam hidupnya -- baik ataupun jahat --
Pada
akhirnya Lazarus dan orang kaya mati. Roh Lazarus dibawa ke pangkuan Abraham,
sementara roh orang kaya itu ditempatkan di alam maut. Jadi, baik Lazarus
maupun orang kaya sama-sama menerima upah, sesuai perbuatan mereka selama
mereka hidup.
Jadi,
kita masing-masing akan memberi pertanggungjawaban di dalam pengadilan Kristus,
untuk memperoleh upah sesuai dengan perbuatan selama hidup di bumi ini. Entah
di luar tubuh, maupun di dalam tubuh, akhirilah episode hidup dengan baik dan
benar, jangan jahat di mata TUHAN, karena setiap orang mendapat upah dari
segala perbuatannya.
Jadi,
jangan kita berpikir pendek, milikilah pandangan nubuatan. Jangan berpikir
sementara saja, hanya memuaskan hidup untuk sementara, tapi akhirnya binasa
seperti orang kaya itu ditempatkan di alam maut. merugikan diri selama-lamanya.
Lukas
16:24
(16:24) Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham,
kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke
dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam
nyala api ini.
Alam maut
itu adalah tempat orang-orang sakit.
Lukas
16:25
(16:25) Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah,
bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus
segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
Alam maut
juga adalah tempat penderitaan.
Jadi,
Alam maut itu tempat orang sakit dan
tempat penderitaan.
Selama
kita mendiami kemah tubuh ini, kita mengeluh karena banyaknya penderitaan.
Kalau toh juga menderita di alam maut, berapa kali rugi kita menjalankan hidup
ini. Biar kita menderita untuk kemuliaan kekal.
Jangan
sudah menderita di bumi, tetapi akhir hidup juga menderita untuk
selama-lamanya, itukan kerugian berkali-kali lipat. TUHAN menghimpunkan kita
menjadi satu kawanan, karena TUHAN sangat mencintai saya dan saudara.
Singkat
kata; pada ayat 24 dan ayat 25; baik Lazarus, maupun orang kaya, sudah
mendapatkan upah sesuai dengan perbuatan mereka selama hidup di bumi. Jadi, setiap orang akan menghadap tahta
(pengadilan) Kristus, karena setiap orang akan mendapat upah sesuai
perbuatannya.
Jadi,
segala sesuatu harus dipertanggungjawabkan di hadapan TUHAN.
Lukas
16:26
(16:26) Selain daripada itu di antara kami dan engkau terbentang
jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini
kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat
menyeberang.
Dari sini kita melihat;
kalau sudah ditempatkan di alam maut, tidak ada lagi kesempatan untuk berpindah
tempat, tidak diberi kesempatan untuk bertobat.
Kesempatan untuk
bertobat adalah kalau masih ada waktu. Waktu yang tersisa ini tinggal sedikit,
jangan disia-siakan dengan hidup berfoya-foya seperti orang kaya ini.
Kalau sudah di alam
maut, tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat, doa-doa dan permohonan pun
tidak akan didengar oleh TUHAN. Tanda kesempatan untuk bertobat tidak ada lagi;
doa-doa tidak diterima dan tidak didengar oleh TUHAN.
Lukas 16:27-28
(16:27) Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu,
bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, (16:28) sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia
memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan
masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
Jadi, setelah mendengar
jawaban yang jelas dari Bapa Abraham bahwasanya kalau setiap orang yang sudah
ada di alam maut tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat, oleh karena itu ia
berkata; aku minta kepadamu, bapa,supaya
engkau menyuruh Lazarus ke rumah ayahku.
Orang kaya meminta
supaya Abraham menyuruh Lazarus pergi ke rumah ayahnya. Dari pernyataan orang
kaya ini jelas menggambarkan sisi kehidupannya yang:
1.
Bodoh, karena dia lupakan
ayat 26, di mana di sana sudah dikatakan ada
terbentang jurang yang tak terseberangi.
2.
Bebal. Sebetulnya
permohonannya sudah tidak diterima, tetapi diulang lagi.
Sampai mati pun ia
masih bodoh dan bebal, di neraka pun masih bodoh dan bebal.
Sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia
memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk
kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
Ini penyesalan yang
sia-sia. Selagi masih ada waktu sebagai kesempatan, pergunakanlah kesempatan
yang ada, jangan menyesal setelah waktunya sudah habis. Memang penyesalan itu
datang terlambat.
Biarlah kita
sungguh-sungguh memperhatikan ini, supaya jangan kita di tempatkan di alam maut.
Lukas 16:29
(16:29) Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka
kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka
mendengarkan kesaksian itu.
Setelah
mendengar pernyataan dari orang kaya di ayat 27 dan ayat 28, pada ayat 29
Abraham berkata; Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah
mereka mendengarkan kesaksian itu. Artinya; Lazarus tidak bisa lagi ke sana
untuk mengadakan penginjilan. Tetapi yang terpenting adalah memperhatikan
kesaksian Musa dan kesaksian para nabi.
Lukas 16:30
(16:30) Jawab orang itu: Tidak,
bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari
antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.
Dari
perkataan orang kaya ini menunjukkan bahwa dia betul-betul orang yang bebal.
Ada lagi
sisi buruk dari orang kaya ini; selain ia bodoh dan bebal, suka ngeyel,
ternyata semasa hidupnya ia hanya mencari mukjizat. Lazarus adalah orang mati
yang hidup kembali. Sudah 4 (empat) hari ia di dalam kubur, lalu dihidupkan
kembali (Yohanes 11:1). Jadi maksud orang kaya itu; oleh mujizat orang bisa
bertobat.
Lukas 16:31
(16:31) Kata Abraham kepadanya: Jika mereka
tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau
diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.
Orang
tidak bisa bertobat karena mujizat. Mujizat kesembuhan; yang sakit sembuh,
pengusiran setan, dan tanda-tanda heran yang lain bukan untuk mengubahkan orang
lain. Tetapi yang mengubahkan kehidupan manusia adalah kesaksian Musa dan para
Nabi. Perhatikan saja firman nubuat, yang berkuasa menyingkapkan segala rahasia
yang terkandung di dalam hati, menyingkapkan segala yang terselubung (dosa
dibongkar dengan tuntas) itu jauh lebih
baik.
Walaupun
sejuta kali mujizat terjadi di depan mata; yang lumpuh berjalan, yang buta
melihat, tidak akan bisa mengubahkan hati seseorang. Yang bisa mengubahkan
seseorang adalah penyucian firman para Nabi; kesaksian Musa.
Jadi
banyak kekeliruan orang kaya ini selama ia hidup, dimulai dari pesta pora tadi.
Padahal dia ada di tengah-tengah ibadah dan pelayanan kalau dilihat dari
pakaiannya. Tetapi tidak cukup dengan pakaian luar, tetapi pakaian luar harus
menjadi pancaran pakaian dalam.
Pakaian
luar = Tabiatnya: Bodoh, bebal, ngeyel, dan mengharapkan mujizat-mujizat
kesembuhan selama ia hidup di atas muka bumi. Tetapi yang terpenting adalah
kesaksian Musa dan kesaksian Nabi.
TUHAN
memerintahkan Musa untuk membangun Tabernakel, sesuai dengan petunjuk TUHAN,
ketika ia naik ke atas gunung Horeb selama 2 x 40 hari, 40 malam. Di situlah ia
mendapat petunjuk-petunjuk untuk membangun Tabernakel. Dia mendapat petunjuk;
baik ukurannya, panjangnya, lebar, dan tinggi dan segala perabotan-perabotan
yang ada di Tabernakel. Semua petunjuk-petunjuk diterima dari TUHAN. Jadi jelas
firman para nabi itu membangun, menghibur, dan menasehati sidang jemaat.
Sebagaimana Musa membangun Tabernakel.
Kalau
terjadi mujizat kesembuhan itu bagus, itu penting, tetapi itu tidak bisa
membangun hidup rohani. Yang membangun hidup rohani itu kesaksian Musa dan para
Nabi. Kesaksian Nabi, itulah segala nubuat-nubuatannya semua pasti tergenapi.
Jadi
sudah sangat jelas orang kaya ini hidup dalam pesta pora, yang dikehendaki
hanyalah mukjizat, sehingga banyak remah-remah yang tercecer. Tapi ingat, akhir
dari kehidupan; setiap orang harus memberi pertanggungjawaban. Semua akan
diadili sesuai dengan perbuatannya, untuk selanjutnya menerima upah sesuai
perbuatannya. Jangan kita berpikir pendek, jangan kita cepat-cepat meluapkan
emosi daging, akhirnya merugikan diri
sendiri. Kita harus memperhatikan kesaksian Musa dan kesaksian para Nabi.
1
Korintus 14:24
(14:24) Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk
orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh
semua dan diselidiki oleh semua. (14:25) segala rahasia yang terkandung di dalam
hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah
dan mengaku: "Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu.
"
Pertama
kali kita datang adalah sebagai orang baru bukan?
Jadi
kesaksian Musa dan kesaksian para nabi; menyingkapkan segala rahasia yang
terkandung di dalam hati, dosa dibongkar dengan tuntas. Setelah dosa dibongkar
dengan tuntas, selanjutnya ia akan sujud menyembah kepada Allah.
Selama
dosa masih dipertahankan, dosa itu masih tersimpan dengan baik dalam
selubung-selubung, maka orang semacam ini tidak akan pernah datang menyembah
TUHAN, orang semacam ini tidak akan pernah menyerahkan dirinya kepada TUHAN.
Tetapi setelah dosa yang terselubung itu tersingkap, akhirnya ia sujud
menyembah Allah. Kemudian ia akan mengaku; "Sungguh,
Allah ada di tengah-tengah kamu. " kita menjadi milik
kepunyaan Allah. Ada pengakuan terhadap
gunung Sion (milik kepunyaan Allah).
Yang
pasti; selain dia menyembah, dia juga akan mengaku tentang gunung Sion (milik
kepunyaan Allah) Inilah kalau mau menerima kesaksian Musa dan kesaksian para
Nabi: Rahasia yang terkandung di dalam hati tersingkap, dosa dibongkar dengan
tuntas, selanjutnya ia akan menyerahkan dirinya kepada TUHAN (doa penyembahan)
dan ada pengakuan kepada gunung Sion (milik kepunyaan Allah).
TUHAN
YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita Firman
Gembala
Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang