KAMI MENANTIKAN KESAKSIAN SAUDARA YANG MENIKMATI FIRMAN TUHAN

Terjemahan

Monday, September 30, 2024

IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 28 SEPTEMBER 2024

 




IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 28 SEPTEMBER 2024

STUDY YUSUF


Subtema:
 DOA & PENYERAHAN

 

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kepada TUHAN, sebab oleh karena kemurahan TUHAN yang besar kita dihimpunkan di atas gunung TUHAN yang kudus beribadah lewat Ibadah Kaum Muda Remaja di malam ini.

 

Saya juga tidak lupa menyapa anak-anak TUHAN, umat ketebusan TUHAN yang sedang bergabung dengan penggembalaan GPT “Betania” Serang & Cilegon, Banten, Indonesia lewat live streaming/online/video internet baik Youtube, Facebook atau media sosial apapun, kiranya TUHAN mengurapi kita sekaliannya dan ibadah ini menyenangkan hati TUHAN.

Namun, sebelum kita lanjut kepada pemberitaan Firman TUHAN, tetaplah kita berdoa dalam Roh, mohon kemurahan TUHAN, supaya Firman yang dibukakan itu meneguhkan setiap hati kita masing-masing.

 

Mari kita sambut STUDY YUSUF sebagai Firman Penggembalaan untuk Ibadah Kaum Muda Remaja dari Kejadian 43.

Dengan berakhirnya pemberitaan Firman TUHAN dari Kejadian 43:11-13, maka malam ini kita akan memasuki ayat yang baru Kejadian 43:14-15.

 

Kejadian 43:14-15

(43:14) Allah Yang Mahakuasa kiranya membuat orang itu menaruh belas kasihan kepadamu, supaya ia membiarkan saudaramu yang lain itu beserta Benyamin kembali. Mengenai aku ini, jika terpaksa aku kehilangan anak-anakku, biarlah juga kehilangan!" (43:15) Lalu orang-orang itu mengambil persembahan itu dan mengambil uang dua kali lipat banyaknya, beserta Benyamin juga; mereka bersiap dan pergi ke Mesir. Kemudian berdirilah mereka di depan Yusuf.

 

Di sini dikatakan; kemudian berdirilah mereka di depan Yusuf.

Itu berarti, Yehuda dan anak-anak Yakub lainnya telah tiba di Mesir sebagai kunjungan yang kedua kalinya, di dalam rangka membeli gandum di Mesir.

 

Kemudian, dalam kunjungan yang kedua ini mereka membawa Benyamin kepada Yusuf untuk menepati janji mereka bahwasanya mereka datang ke Mesir bukan sebagai pengintai. Sebab pada Kejadian 42:9-16; kedatangan mereka yang pertama ke Mesir, mereka dituduh oleh Yusuf sebagai pengintai.

 

Saudara, kalau kita mengakui diri sebagai anak-anak TUHAN, maka kita juga harus membuktikan diri kepada TUHAN bukan saja dengan perkataan, tetapi juga dibuktikan dengan sikap dan perbuata kita kepada TUHAN, demikian juga anak-anak Yakub kepada Yusuf di Mesir.

 

Selain membawa Benyamin, anak-anak Yakub juga membawa 2 (dua) hal lainnya:

YANG PERTAMA: Balsam, madu, damar, damar ladan, buah kemiri dan buah badam.

Dalam ejaan lama: Getah harum, madu, rempah-rempah, kemenyan, buah keras, buah badam.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tiga diantaranya dijadikan sebagai ukupan wangi-wangian, antara lain…

1.       Balsam itulah getah harum.

2.       Damar itulah rempah-rempah.

3.       Damar ladan itulah kemenyan.

 

Ukupan wangi-wangian atau dupa harum à  doa penyembahan sebagai tingkat ibadah yang tertinggi disebut juga sebagai puncak ibadah. Kemudian, pengertian yang hakiki dari penyembahan adalah penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah saja

 

Perlu untuk diketahui:

Penyembahan yang disertai dengan bahasa Roh disebut  hubungan intim dengan TUHAN.

Singkat kata, hubungan antara gereja TUHAN (tubuh) dengan Kristus (Kepala) = hubungan suami isteri disebut juga hubungan nikah suci, dasarnya adalah kasih sebagaimana dalam Efesus 5:22-24 -- Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.

Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.

Sebagaimana juga dengan perikopnya: “Kasih Kristus adalah dasar hidup suami istri.”

 

Selanjutnya, dari persembahan itu, mereka juga membawa madu untuk dipersembahkan kepada Yusuf di Mesir.

Madu rasanya manis, sehingga madu itu memberi kekuatan.

Wahyu 10:9-10

(10:9) Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: "Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu." (10:10) Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.

 

Apabila Firman Allah bekerja di dalam hidup kita, rasanya pahit, tetapi hasilnya terasa manis di mulut.

Saudara, bila yang pahit berubah menjadi manis, jelas itu berbicara tentang kekuatan, sedangkan kekuatan sumbernya dari Firman Allah. Jadi, seperti apapun pergumulan-pergumulan yang memahitkan, kalau kita bertahan, hasilnya akan menjadi manis.

Sebaliknya, seseorang tidak akan memiliki kekuatan bila Firman Allah itu tidak membentuk kehidupannya (Firman Allah itu diabaikan).

 

Selanjutnya, membawa BUAH BADAM untuk dipersembahkan kepada Yusuf di Mesir.

-          Keluaran 25:33 dengan perikop: “Mengenai kandil”

(25:33) Tiga kelopak yang berupa bunga badam pada cabang yang satu -- dengan tombol dan kembangnya -- dan tiga kelopak yang serupa pada cabang yang lain -- dengan tombol dan kembangnya --; demikianlah juga kaubuat keenam cabang yang timbul dari kandil itu.

 

Buah badam bila dikaitkan dengan Kandil/Pelita Emas, artinya; kehidupan yang diurapi oleh Roh Kudus menjadi terang yang bercahaya serta menjadi kesaksian (contoh teladan).

 

-          Bilangan 17:8 dengan perikop: “ Tongkat Harun yang berbunga”

(17:8) Ketika Musa keesokan harinya masuk ke dalam kemah hukum itu, maka tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam.

 

Buah badam bila dikaitkan dengan tongkat Harun yang bertunas artinya; kehidupan yang diurapi oleh Roh Kudus dapat menghentikan sungut-sungut bangsa Israel. Sungut-sungut adalah suara daging.

Jadi, Roh Kudus itu berkuasa penuh untuk menghentikan suara daging.

 

Inilah yang harus dipersembahkan kepada TUHAN.

 

Pendeknya, anak-anak TUHAN harus…..

-          Hidup di dalam doa penyembahan sebagai puncak ibadah = berjaga-jaga. Sementara, penyembahan disertai dengan bahasa Roh disebutlah itu sebagai hubungan intim atau hubungan suami isteri, dasarnya adalah kasih.

-          Penuh dengan Roh Kudus sehingga nanti menjadi kesaksian yang besar dan menjadi terang yang bercahaya.

Lalu kalau Roh yang sama berkuasa memenuhi kehidupan anak-anak TUHAN, maka akan menghentikan sungut-sungut dari suara daging.

-          Penuh dengan Firman Allah, itu berarti rela dibentuk oleh Firman Allah, sehingga menjadi suatu kehidupan yang kuat di dalam hal menjalankan roda kehidupan ini.

 

Singkat kata, penuh dengan kasih Allah, Roh Allah dan Firman Allah, sebab ketiga hal tersebut memang harus dipersembahkan kepada TUHAN, sebagaimana dalam Kejadian 43:15  --“Lalu orang-orang itu mengambil persembahan ....”

Persembahan yang dimaksud ada dalam Kejadian 43:11, yaitu; “.... sedikit balsam dan sedikit madu, damar dan damar ladan, buah kemiri dan buah badam” -- Dimana persembahan ini dibagi menjadi 3 (tiga bagian):

1.       Balsam (getah mur), damar (rempah-rempah) dan damar ladan (kemenyan) à penuh dengan kasih Allah.

Ketika mempersembahkan tiga hal teserbut sebagai doa penyembahan dan bila disertai dengan bahasa Roh itulah yang disebut dengan hubungan intim (hubungan suami isteri), dasarnya adalah kasih.

2.       Madu à penuh Firman Allah yang memberi kekuaatan.

3.       Buah badam à penuh dengan Roh Kudus.

 

Selain membawa Benyamin, anak-anak Yakub juga membawa dua hal lainnya:

YANG KEDUA: Mengambil uang dua kali lipat banyaknya.

A.      Kelipatan yang pertama à uang yang ditemukan dalam mulut karung-karung mereka setelah membawa gandum dari Mesir ke Kanaan dalam kunjungan yang pertama.

Alasannya: mungkin itu suatu kekhilafan. Kisah tersebut di tulis dalam Kejadian 43:12.

 

Saudara, dalam hal ini kita melihat bahwa Yakub (gambaran dari Roh Kudus), tidak menghendaki orang lain mengalami suatu kerugian. Demikian juga kita, kalau kita penuh dengan Roh Kudus, tidak menghendaki orang lain mengalami kerugian. Jangan kita memperoleh keuntungan, tetapi di sisi yang lain; orang lain mengalami kerugian.

Inilah soal kelipatan yang pertama.

 

B.      Kelipatan yang kedua à uang untuk pembelian gandum dalam kunjungan kedua ke Mesir, disebut bayar harga.

Kita sudah memperoleh gandum dari Sorga itulah Firman Allah dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah kita, termasuk dalam Ibadah Kaum Muda Remaja. Oleh sebab itu, kita juga harus berani bayar harga setiap kali kita ada dalam ibadah dan pelayanan. Karena, kalau kita tidak bayar harga, berarti kita hanya menginginkan yang baiknya saja, menginginkan keuntungan semata dengan lain kata; memperoleh laba yang besar, tetapi tidak mau mengalami kerugian yang sedikit (ibadah hanya mau yang enaknya saja).

 

Saudara, kenapa harus membawa kelipatan yang kedua sebagai pembelian gandum di Mesir atau disebut juga bayar harga untuk memperolah kebenaran Firman? Karena kita sudah diberkati lewat pembukaan rahasia Firman.

Dari sekian banyak berkat yang kita terima dari TUHAN lewat pembukaan rahasia Firman Allah, satu hal yang tidak boleh saudara lupakan, secara khusus untuk keluarga GPT “Betania” Serang & Cilegon yaitu: TUHAN memberitahukan segala sesuatunya termasuk “jus racikan”. Kalau pada akhirnya saudara tidak mengkonsumi “jus racikan”, itu adalah kemurahan TUHAN lewat pembukaan rahasia Firman. Itu baru satu contoh.

 

Jadi, dari kemurahan ini kita harus belajar untuk bayar harga, itulah kelipatan yang kedua. Kalau kita tidak bayar harga untuk pembukaan rahasaia Firman, berarti maunya yang enak-enak tetapi tidak mau bayar harga, itu namanya egois -- mau diberkati tetapi tidak mau bayar harga, itu tidak benar. Tetapi di dalam TUHAN harus ada kelipatan yang kedua yaitu; uang untuk biaya pembelian gandum di Mesir = bayar harga.

 

Saudara, untuk kunjungan kedua ini, Yakub juga menunjukkan 2 (dua) hal:

1.       Kejadian 43:14A -- Allah Yang Mahakuasa kiranya membuat orang itu menaruh belas kasihan kepadamu, supaya ia membiarkan saudaramu yang lain itu beserta Benyamin kembali.

Yakub berdoa kepada TUHAN untuk anak-anaknya supaya Allah yang Mahakuasa memberi belas kasihan, supaya nanti Yusuf melepaskan Simeon dari kurungan maupun mengembalikan Benyamin ke Kanaan.

 

2.       Kejadian 43:14B -- Mengenai aku ini, jika terpaksa aku kehilangan anak-anakku, biarlah juga kehilangan!

Yakub rela kehilangan anak-anaknya = kepasrahannya kepada TUHAN = penyerahan diri sepenuhnya kepada TUHAN.

Pendeknya ada doa dan penyembahan (kepasrahan/penyerahan diri) kepada TUHAN.

 

Jadi, ada dua hal yang dibawa oleh anak-anaknya kepada Yusuf di Mesir pada kunjungan yang kedua, tetapi jangan salah, Yakub juga menunjukkan dua hal terkait dengan kunjungan yang kedua dari anak-anaknya itu.

 

Saudaraku, dua hal yang ditunjukkan oleh Yakub ini adalah suatu nubuatan dan sudah digenapi oleh TUHAN Yesus di atas kayu salib 2000 tahun yang lalu.

 

Mari kita buktikan itu dalam....

Matius 27:45 dengan perikop: “Yesus mati”

(27:45) Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga.

 

-          Proses penyaliban dimulai dari jam 9 sampai jam 12.

-          Setelah Yesus disalibkan, kegelapan meliputi Golgota dari jam 12 siang sampai jam 3 sore.

 

Pendeknya, di sini kita melihat ada 2 kali 3 jam (3 jam x 2), yaitu:

-          3 jam yang pertama: dari jam 9 sampai jam 12.

-          3 jam yang kedua: dari jam 12 sampai jam 3 sore.

 

Kita baca terlebih dahulu…

Amsal 4:18

(4:18) Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari

-          Jalan orang benar seperti cahaya fajar à waktu pagi (jam 9).

-          Yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari à jam 12 siang.

Inilah proses penyaliban.

 

Jadi saudara, orang yang mengalami penyaliban, dengan lain kata; senantiasa menjunjung tinggi korban Kristus adalah orang benar, dan kebenaran itu akan sama seperti rembang tengah hari itulah jam 12 siang.

 

Tetapi sebaliknya…

Amsal 4:19

(4:19) Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.

Jalan orang fasik seperti kegelapan.

Jadi kegelapan itu satu kali akan terjadi dan kegelapan itu memuncak pada saat antikris menjadi raja atas seantero dunia.

 

Kita lihat hal itu dalam…

Daniel 9:27

(9:27) Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."

 

Antikris menjadi raja dan berkuasa atas seluruh bumi selama 7 masa (7 tahun).

Namun pada pertengahan 7 masa itulah 3½ tahun yang kedua, antikris menghentikan korban sehari-hari itulah korban sembelihan dan korban santapan. Inilah yang disebut puncak kegelapan / puncak kesesakan / puncak sengsara derita -- seperti jam 12 sampai jam 3 sore.

 

Saya sudah berkali-kali menyampaikan soal kelaparan yang dahsyat yang terjadi di Mesir selama 7 tahun. Sesudah terjadi kelimpahan selama 7 tahun, menyusullah 7 tahun kelaparan yang dahsyat. Tetapi kelaparan yang dahsyat ini dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu:

-          3½ yang pertama ibadah masih boleh berjalan walaupun harga dari Firman Allah sudah sangat mahal sebagaimana dalam Wahyu 6:6 -- “…. Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar.” Tetapi pada ayat itu juga dikatakan: janganlah rusakkan minyak dan anggur itu.” ­­

Ibadah dan pelayanan adalah minyak, anggur adalah kasih Allah, artinya; di situ sudah ada suatu derita, dengan lain kata; anak-anak TUHAN sudah mengalami suatu penderitaan, namun ibadah masih berjalan.

-          3½ yang kedua itulah puncak gelap malam (puncak kesesakan), sebab pada saat itu antikris menghentikan korban sehari-hari, itulah korban sembelihan dan korban santapan.

Saudara, kita semua harus memahami hal ini, jangan sampai kita tidak perduli dengan peristiwa yang akan terjadi, itu namanya membabi buta = bunuh diri.

 

Sebagai pembuktiannya, kita dapat temukan dalam…

Matius 20:25

(20:25) Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.

 

Antikris menjadi raja atas dunia ini:

-          Mereka memerintah dengan tangan besir

-          Mereka menjalankan kuasanya dengan kekerasan.

 

Kemudian dalam…

Lukas 22:25

(22:25) Yesus berkata kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.

 

Di sini kita melihat, antikris menyatakan dirinya sebagai “allah” yang harus disembah.

 

Singkat kata,,,

-          Matius 20:25 adalah “misi” dari antikris.

-          Lukas 22:25 adalah “visi” dari antikris.

Penggenapannya ada dalam 2 Tesalonika 2:4 -- yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.

Supaya hal ini terjadi, maka mau tidak mau harus ada sistem “kudeta” yaitu; mengambil alih kerajaan dengan cara kekerasan.

 

Saudaraku, sesungguhnya Yesus adalah Tuan di atas segala tuan, Raja di atas segala raja, namun, karena antikris ingin menjadi raja atas dunia, atas orang-orang yang diam di dunia ini, maka dia harus menjalankan suatu “kudeta” (mengambil alih kerajaan dengan cara kekerasan), nanti korbannya adalah anak-anak TUHAN yang tidak sungguh-sungguh.

Pokoknya, kalau ada pengambilan suatu pemerintahan dengan bentuk “kudeta” korbannya adalah rakyat, itulah orang-orang yang diam di bumi.

 

Jadi jelas sekali, pada saat itu akan ada aniaya/siksaan yang besar, itulah yang disebut dengan puncak gelap malam.

Hal itu juga dituliskan juga dalam Matius 24:15, 21 --- “Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel, para pembaca hendaklah memperhatikannya -- Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi.

 

Itulah sebabnya, pada waktu anak-anak Yakub itu pergi ke Mesir untuk membeli gandum dalam kunjungan yang kedua, Yakub juga harus menunjukkan sikapnya kepada TUHAN yaitu:

1.       Berdoa.

2.       Kepasrahannya = penyerahan dirinya.

Karena nanti akan terjadi dimana antikris menjadi raja selama 7 tahun.

Jadi, sikap dari Yakub ini sungguh luar biasa ketika memperhatikan anak-anaknya dalam kunjungan yang kedua itu di Mesir.

 

Jalan keluar

Matius 27:45-46

(27:45) Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. (27:46) Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?

 

Inilah yang terjadi ketika Yesus menanggung penderitaan (kesesakan) yang begitu hebat di atas kayu salib, yaitu ada seruan dengan suara nyaring. Sebetulnya itu berbicara tentang doa dan kepasrahan-Nya kepada Bapa.

 

Sekarang kita lihat…

Matius 27:47-49

(27:47) Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: "Ia memanggil Elia." (27:48) Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum. (27:49) Tetapi orang-orang lain berkata: "Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia."

 

Sikap dari orang-orang Yahudi terhadap doa dan kepasrahan Yesus sebagai Anak kepada Allah Bapa di Sorga:

a.       Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: "Ia memanggil Elia.

Ini adalah pendengaran yang salah dengan lain kata; tidak mempunyai pendengaran yang baik

b.       Ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum

Ini adalah tindakan (perbuatan) yang salah dengan lain kata; tidak mempunyai tindakan (perbuatan) yang baik.

c.        Baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia."

Ini adalah penglihatan yang salah dengan lain kata; tidak mempunyai penglihatan yang baik.

 

Saudaraku, jangan sampai pendengaran, tindakan (perbuatan) dan penglihatan (pandangan) kita tidak baik, karena TUHAN mau supaya kita sama seperti Yakub yaitu; memiliki doa sampai kepada penyerahan (kepasrahan) diri.

Jadi sekali lagi saya tandaskan, kita harus memiliki pendengaran yang baik, tindakan (perbuatan) yang baik dan penglihatan (pandangan) yang baik, sampai kita hidup dalam doa dan penyerahan kepada Bapa, inilah jalan keluarnya.

 

Matius 27:50

(27:50) Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.

 

Ayat ini dibagi menjadi 2 (dua) bagian:

1.       Yesus berseru pula dengan suara nyaring à doa Yesus kepada Bapa.

2.       Menyerahkan nyawa-Nya à kepasrahan-Nya kepada Bapa di Sorga.

Singkat kata, doa penyembahan adalah penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah saja -- ini adalah penyembahan yang hakiki dihadapan TUHAN.

 

Jadi, doa penyembahan itu bukan dilihat pada saat orang nyanyi sambil menangis, kemudian disertai dengan pujian dan penyembahan. Banyak orang Kristen nampaknya menyembah, menaikkan puji-pujian, bahkan meneteskan air mata, tetapi dalam menjalankan roda kehidupan sehari-hari tidak nampak penyerahan diri sepenuhnya untuk taat kepada kehendak Allah, itu bukanlah penyembahan.

 

Inilah dua perkara yang ditunjukkan oleh Yakub dihadapan Allah dan sudah digenapi oleh Yesus di atas kayu salib.

Lihatlah betapa bijaksananya Yakub dalam hal menunjukkan sikapnya dihadapan TUHAN.

Biarlah kiranya ibadah kita sampai kepada doa penyembahan, itulah yang dimaksud puncak ibadah. Jadi, puncak ibadah itu bukan keubahan, tetapi penyerahan diri sepenuhnya untuk taat hanya kepada kehendak Allah (penyembahan).

 

Hasil dari doa penyembahan

Matius 26:40

(26:40) Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?

 

Di hari-hari terakhir ini jangan sampai kerohanian kita tertidur, dengan lain kata, jangan sampai:

-          Pendengaran kita salah, dengan lain kata; TUHAN mau supaya kita dengar-dengaran

-          Perbuatan/tindakan/kelakuan kita salah, dengan lain kata; TUHAN mau supaya kita hidup sesuai dengan kebenaran Firman TUHAN.

-          Penglihatan (pandangan) kita salah, dengan lain kata; TUHAN mau kita memiliki penglihatan (pandangan) yang jauh ke depan, supaya kita memiliki masa depan yang indah.

Oleh sebab itu, TUHAN inginkan kita supaya berjaga-jaga selama satu jam dengan TUHAN. Apa maksudnya?

 

Matius 26:41

(26:41) Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

 

Berjaga-jaga selama satu jam dengan TUHAN à doa penyembahan itulah tingkat ibadah tertinggi (puncak ibadah).

Jadi, kalau gereja TUHAN sudah berada pada puncak ibadah itulah doa penyembahan = berjaga-jaga, sehingga tidak jatuh dalam pencobaan, sedangkan puncak pencobaan adalah saat antikris menjadi raja atas seantero dunia.

Inilah hasil dari doa dan penyerahan diri = berjaga-jaga yaitu: tidak jatuh dalam pencobaan, puncaknya saat antikris menjadi raja.

 

Jadi saudara, kita datang kepada TUHAN dalam setiap pertemuan-pertemuan ibadah adalah untuk membeli gandum dan kita harus membayar harganya. Dan ternyata, ketika kita datang menghadap TUHAN untuk membeli gandum serta membayar harganya, di situ TUHAN sudah menjamin anak-anak TUHAN dengan doa dan kepasrahan-Nya dengan lain kata; keselamatan jiwa kita sudah terjamin.

 

Jadi, kalau kita tekun dalam tiga macam ibadah pokok; sudah terjamin keselamatan jiwa kita, karena Yesus dalam doa dan kepasrahan (penyerahan diri-Nya) itu yang menjadi jaminan kita, seperti kunjungan anak-anak Yakub ke Mesir untuk membeli gandum. Jadi, jangan lagi kita berpikir yang aneh-aneh, apalagi untuk tinggalkan ketekunana dalam tiga macam ibadah pokok di hari-hari terakhir ini.

 

Sesungguhnya, kita banyak diuntungkan oleh Firman Allah yang kita terima, masakan kita tidak mau bayar harga. Jangan sampai hanya karena mencari keuntungan, harga tidak mau dibayar, sementara kita sudah memperoleh keuntungan banyak dari pembukaan rahasia Firman. Apakah saudara masih mau berhitung-hitung juga dalam membawa korban dan persembahan? Apalagi yang sudah punya gaji tiap bulan, tetapi untuk kolekte Rp 2.000 atau Rp 5.000, itukan keterlaluan, bayarlah harganya. Saya menyatakan ini bukan karena saya mata duitan, tetapi kita semua harus belajar bayar harga untuk pembukaan rahasia Firman, sebab untuk beli bakso, mie ayam dan kopi dengan harga mahal saja kita mampu kok, masa untuk pembukaan rahasia Firman persembahannya Rp 2.000 atau Rp 5.000.

 

Mulai sekarang, belajar semakin dewasa, pahami rencana TUHAN. Asal dengan hati yang sungguh-sungguh kita datang menghadap TUHAN, keselamatan itu sudah terjamin. Amin.

 

TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI

 

Pemberita Firman:

Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang