“Silahkan mengikuti kitab Maleakhi, dari pasal 1 sampai pasal 4, sampai selesai, ayat demi ayat”
Shalom...!
Selamat malam, salam sejahtera dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus, oleh karena kasih Nya yang besar kita dapat beribadah pada malam hari ini
Minggu lalu kita sudah diberkati pada Maleakhi 1: 7, yaitu imam-imam menghinakan mezbah Tuhan dengan membawa roti cemar. Membawa roti cemar berarti mempunyai kebenaran tetapi disertai dengan ragi kejahatan, seperti orang-orang Farisi yang berpegang pada salah satu kebenaran dari hukum taurat, yaitu berpegang kepada hari Sabat, tetapi mereka melarang murid-murid Yesus memakan bulir gandum dan membunuh orang-orang yang tidak bersalah/inilah kebenaran yang disertai dengan kejahatan.
Maleakhi 1: 8
(1:8) Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik? firman TUHAN semesta alam.
Selain membawa roti cemar, imam-imam yang melayani di rumah Tuhan, membawa binatang yang timpang, buta dan sakit , sebagai korban persembahan kepada Tuhan, sehingga Allah berkata “Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat?”
Jadi, apa yang dikerjakan oleh imam-imam tidak berkenan di hadapan Tuhan karena korban persembahan mereka jahat, sehingga Tuhan memberi perumpamaan “Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik?”.
Sebab itu, kita sebagi imam, yang sudah mengambil bagian dalam ibadah pelayanan, biarlah kita melayani dengan sikap yang baik, yaitu melayani dengan sehati dan sepikir, bukan dengan sikap yang jahat, agar ibadah pelayan kita berkenan di hadapan Tuhan.
Ulangan 17: 1
(17:1) Janganlah engkau mempersembahkan bagi TUHAN, Allahmu, lembu atau domba, yang ada cacatnya, atau sesuatu yang buruk; sebab yang demikian adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu."
Mempersembahkan binatang yang cacat di hadapan Tuhan, persembahan seperti itu merupakan kekejian di hadapan Tuhan.
Semakin diperjelas sekali jika membawa seekor binatang yang cacat, bukan hanya jahat tetapi sudah menjadi kekejian di hadapan Tuhan.
Imamat 22: 19-22
(22:19) maka supaya TUHAN berkenan akan kamu, haruslah persembahan itu tidak bercela dari lembu jantan, domba atau kambing.
(22:20) Segala yang bercacat badannya janganlah kamu persembahkan, karena dengan itu TUHAN tidak berkenan akan kamu.
(22:21) Juga apabila seseorang mempersembahkan kepada TUHAN korban keselamatan sebagai pembayar nazar khusus atau sebagai korban sukarela dari lembu atau kambing domba, maka korban itu haruslah yang tidak bercela, supaya TUHAN berkenan akan dia, janganlah badannya bercacat sedikit pun.
(22:22) Binatang yang buta atau yang patah tulang, yang luka atau yang berbisul, yang berkedal atau yang berkurap, semuanya itu janganlah kamu persembahkan kepada TUHAN dan binatang yang demikian janganlah kamu taruh sebagai korban api-apian bagi TUHAN ke atas mezbah.
Ketika mempersembahkan korban bakaran juga korban keselamatan, dari lembu, kambing domba jantan, biarlah membawa seekor binatang yang tidak bercela sebagai korban api-apian yang menyenangkan hati Tuhan.
Tetapi jika membawa korban yang cacat, yaitu: buta, timpang, dan sakit, itu tidak akan membuat Tuhan berkenan kepada saya dan saudara, berkenan kepada ibadah pelayanan saya dan saudara.
Dikaitkan dengan hari raya orang Israel.
Ada 7 hari raya orang Israel. Setiap kali merayakan hari raya, mulai dari hari raya pertama sampai ketujuh, harus membawa seekor binatang yang tidak bercela untuk dipersembahkan kepada Tuhan, sebagai korban api-apian yang berkenan di hadapan Tuhan.
Mari kita lihat hari raya orang Israel.
‘HARI RAYA PERTAMA’
Imamat 23: 4-5
(23:4) Inilah hari-hari raya yang ditetapkan TUHAN, hari-hari pertemuan kudus, yang harus kamu maklumkan masing-masing pada waktunya yang tetap.
(23:5) Dalam bulan yang pertama, pada tanggal empat belas bulan itu, pada waktu senja, ada Paskah bagi TUHAN.
Jadi hari raya yang pertama bagi orang Israel adalah HARI RAYA PASKAH, dirayakan pada bulan yang pertama pada tanggal empat belas.
Mari kita lihat lebih rinci tentang hari raya Paskah, sebab di dalam Imamat 23: 4-5, tidak dijelaskan mengenai korban api-apian yang baunya menyenangkan hati Tuhan, dimana harus membawa seekor binatang yang tidak bercacat dan bercela, baik itu dari kambing ataupun domba jantan.
Mari kita lihat hari raya Paskah
Keluaran 12: 1-3, 5-6
(12:1) Berfirmanlah TUHAN kepada Musa dan Harun di tanah Mesir:
(12:2) "Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun.
(12:3) Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga.
(12:5) Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing.
(12:6) Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja.
Hari raya Paskah sebagai korban api-apian kepada Tuhan, membawa seekor binatang yang tidak bercela, baik domba atau kambing jantan yang berumur satu tahun, sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi Tuhan .
Imamat 16: 15-16
(16:15) Lalu ia harus menyembelih domba jantan yang akan menjadi korban penghapus dosa bagi bangsa itu dan membawa darahnya masuk ke belakang tabir, kemudian haruslah diperbuatnya dengan darah itu seperti yang diperbuatnya dengan darah lembu jantan, yakni ia harus memercikkannya ke atas tutup pendamaian dan ke depan tutup pendamaian itu.
(16:16) Dengan demikian ia mengadakan pendamaian bagi tempat kudus itu karena segala kenajisan orang Israel dan karena segala pelanggaran mereka, apa pun juga dosa mereka. Demikianlah harus diperbuatnya dengan Kemah Pertemuan yang tetap diam di antara mereka di tengah-tengah segala kenajisan mereka.
Anak domba jantan yang tidak tidak bercela, darahnya akan dibawa imam besar Harun sampai ke belakang tabir, lalu dipercikkan di atas tutup pendamaian dan di depan tutup pendamaian, maka dengan demikian terjadi pendamaian dengan Allah, atas dosa kejahatan maupun dosa kenajisan yang diperbuat bangsa Isarel dan imam besar Harun kepada Allah.
Tetapi kita memiliki Imam Besar yang jauh lebih besar, yang memperdamaikan dosa kita, bukan dengan darah kambing/domba jantan yang tidak bercela, melainkan dengan darah Yesus Kristus
Ibrani 9: 11-14
(9:11) Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -- artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --
(9:12) dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.
(9:13) Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,
(9:14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Yesus Kristus, sebagai Imam Besar, sebagai perantara antara manusia dan Allah, telah memperdamaikan dosa kita kepada Allah Bapa, lewat darah Nya yang tercurah di atas kayu salib, sehingga kita disucikan dari hati nurani yang jahat dan terlepas dari perbuatan yang sia-sia, sehingga dapat melayani dan beribadah kepada Allah.
Abu lembu muda hanya menguduskan hal yang lahiriah, tetapi darah Yesus bukan hanya tubuh yang lahiriah tetapi juga menyucikan hati nurani yang jahat dan perbuatan yang sia-sia sehingga layak untuk beribadah melayani Tuhan. Terlalu banyak perbuatan kita yang sia-sia selama kita melayani Tuhan namun seringkali kita sombong di hadapan Tuhan, tidak menyadari bahwa kita melakukan kejahatan di hadapan Tuhan, tetapi karena darah Yesus, apa yang kita persembahkan dalam ibadah pelayanan, semuanya berkenan di hadapan Tuhan.
Kalau kita melihat peristiwa ini, sungguh luar biasa. Kalau kita renungkan, kita dapat beribadah betul-betul karena darah Yesus bukan karena siapa-siapa dan bukan karena manusia. Oleh sebab itu biarlah kita membawa korban persembahan yang tidak bercacat di hadapan Tuhan, termasuk saat hari raya Paskah.
1 Korintus 5: 6-7
(5:6) Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?
(5:7) Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus.
Anak Domba Paskah sudah tersembelih, yaitu Yesus Kristus, lewat darah Nya yang tercurah di atas kayu salib, yang melepaskan kita dari ragi yang mengkhamiri seluruh adonan, yaitu hidup kita.
Syarat mempersembahkan korban Paskah:
Keluaran 12: 2-3
(12:2) "Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu; itu akan menjadi bulan pertama bagimu tiap-tiap tahun.
(12:3) Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga.
Syaratnya: terlebih dahulu mengambil seekor kambing / domba jantan yang tidak bercacat dan yang berumur satu tahun, diambil pada tanggal 10 pada bulan yang pertama.
Berbicara angka 10 -> 10 hukum yang tertulis di dalam 2 loh batu, itulah hukum taurat.
Mari kita lihat hukum taurat
Roma 2: 17-24
(2:17) Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan bersandar kepada hukum Taurat, bermegah dalam Allah,
(2:18) dan tahu akan kehendak-Nya, dan oleh karena diajar dalam hukum Taurat, dapat tahu mana yang baik dan mana yang tidak,
(2:19) dan yakin, bahwa engkau adalah penuntun orang buta dan terang bagi mereka yang di dalam kegelapan,
(2:20) pendidik orang bodoh, dan pengajar orang yang belum dewasa, karena dalam hukum Taurat engkau memiliki kegenapan segala kepandaian dan kebenaran.
(2:21) Jadi, bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar: "Jangan mencuri," mengapa engkau sendiri mencuri?
(2:22) Engkau yang berkata: "Jangan berzinah," mengapa engkau sendiri berzinah? Engkau yang jijik akan segala berhala, mengapa engkau sendiri merampok rumah berhala?
(2:23) Engkau bermegah atas hukum Taurat, mengapa engkau sendiri menghina Allah dengan melanggar hukum Taurat itu?
(2:24) Seperti ada tertulis: "Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsa-bangsa lain."
Mereka yang mengaku sebagai orang Yahudi bersandar pada hukum taurat tetapi bermegah dalam Allah,dan mereka hidup di bawah hukum taurat tetapi justru mereka melanggar hukum taurat.
Intinya: Kalau hidup di bawah hukum taurat, tidak ada yang dibenarkan.
Sekalipun kita mengaku orang Kristen tetapi jika hidup dalam hukum taurat, semuanya tidak ada yang benar di hadapan Tuhan.
Ciri-ciri hidup di bawah hukum taurat:
Matius 5: 30, 38
(5:30) Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.
(5:38) Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
Cirinya:
Tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi
Artinya: kejahatan dibalas dengan kejahatan = orang yang berbuat salah tidak luput dari penghukuman
Mari kita lihat persamaannya:
Matisu 5: 43
(5:43) Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
Inilah persamaan kejahatan dibalas kejahatan, yaitu mengasihi sesama tetapi membenci musuh.
Berarti hidup di bawah hukum taurat, tidak ada keadilan dan kebenaran.
Praktek sikap sehari-hari:
Roma 2: 15
(2:15) Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.
Inilah praktek sehari-hari yaitu saling menuduh dan saling membela.
· Menuduh = mempersalahkan orang yang salah dan mempersalahkan orang yang benar
· Membela = merasa diri lebih baik, lebih benar, lebih suci, dan lebih dari pada orang lain dalam segala sesuatu
Praktek ibadahnya:
Roma 2: 25-28
(2:25) Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada lagi gunanya.
(2:26) Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat?
(2:27) Jika demikian, maka orang yang tak bersunat, tetapi yang melakukan hukum Taurat, akan menghakimi kamu yang mempunyai hukum tertulis dan sunat, tetapi yang melanggar hukum Taurat.
(2:28) Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah.
Praktek ibadahnya adalah lahiriah, karena mereka melakukan sunat tetapi mereka yang disunat melanggar hukum taurat, sehingga sunat itu menjadi sia-sia, sebab itu ibadah mereka adalah ibadah yang lahiriah.
Kalau ibadah lahiriah berarti apa yang dilakukan dalam ibadah pelayanan hanya menjadi ibadah yang rutinitas, sehingga ibadah pelayanan menjadi tidak berkuasa dan tidak mengandung janji.
Di dalam Tuhan yang dibutuhkan adalah kerendahan hati, sehingga semuanya lancar karena ketika kita rendah hati, Roh Tuhan akan memulikan kita di tempat yang tinggi.
Kita sudah lama beribadah kepada Tuhan, tetapi jika kita mempersembahkan korban persembahan yang cacat, bercela, timpang, sakit, itu semua hanya akan menjadi perbuatan yang sia-sia dan tidak berkenan di hadapan Tuhan, sehingga setiap ibadah yang dilakukan hanyalah ibadah lahiriah/liturgis.
Tetapi Tuhan berkemurahan kepada kita malam hari ini, sehingga kita diberikan jalan keluar oleh Tuhan, agar tidak lagi mempersembahkan seekor binatang yang cacat, yaitu buta, timpang, dan sakit, sebagai korban persembahan kepada Tuhan.
Jalan keluarnya:
Roma 3: 21-26
(3:21) Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi,
(3:22) yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
(3:23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
(3:24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
(3:25) Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan PENDAMAIAN KARENA IMAN, DALAM DARAH-NYA. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
(3:26) Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.
Kita dibenarkan bukan karena berpegang pada hukum taurat tetapi dibenarkan dengan IMAN PERCAYA KEPADA YESUS yang menyelamatkan kita, Dialah Imam Besar yang lebih besar, dari imam besar Harun, yang memperdamaikan dosa kita kepada Allah lewat darah Nya sendiri di atas kayu salib.
Iman dalam Yesus Kristus, berarti percaya atas pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus Kristus, lewat pengorbanan Nya di atas kayu salib, darah Nya tercurah sebagai darah penebusan atas kita dengan cuma-cuma , ini = KASIH KARUNIA
Oleh sebab itu, biarlah kita menaruh iman percaya kepada darah pengorbanan Yesus Kristus, jangan menaruh iman percaya kepada pengorbanan manusia, jangan menaruh percaya kepada pengetahuan, kepada kemampuan diri sendiri, kepada mamon/harta benda, dan sekaligus atas segala apa yang kita sudah perbuat dalam ibadah pelayanan, sebab itu tidak menolong, membebaskan kita dari dosa dan menyelamatkan kita, tetapi yang menolong kita, dan membebaskan kita dari dosa sampai menyelamatkan kita, itu karena iman percaya kita kepada darah pengorbanan Yesus Kristus .
Roma 3: 27
(3:27) Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!
Biarlah kita bermegah dalam iman kepada Kristus yang dikorbankan, inilah dasar yang benar di hadapan Tuhan.
Iman timbul sampai kita mantap percaya kepada Yesus kalau kita mau mendengar firman Kristus, yaitu firman yang diurapi , yang juga disebut firman iman, bukan firman yang disertai dongeng-dongeng nenek tua, cerita-cerita isapan jempol yang tidak menimbulkan iman.
Sebab itu, jangan terlalu suka terhadap pemberitaan firman yang sifatnya melucu dari awal sampai akhir, dan firman Tuhan yang dikuatkan oleh dongeng-dongeng nenek tua, cerita-cerita isapan jempol, tetapi biarlah telinga saya dan saudara, kita buka atas firman / injil, tentang salib Kristus , yaitu firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, ayat yang satu menguatkan ayat yang lain, dengan kata lain, ayat firman Tuhan tidak dikuatkan oleh cerita-cerita isapan jempol / dongeng-dongeng nenek tua .
Roma 8: 1-4
(8:1) Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.
(8:2) Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.
(8:3) Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
(8:4) supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
Oleh kasih karunia Allah, Dia mengaruniakan Anak Nya yang tunggal sebagai manusia daging supaya manusia daging yang berdosa karena dosa ditimpakan atas daging Yesus sehingga kita hidup menurut Roh, bukan menurut daging
Sebab hukum taurat tidak dapat membebaskan manusia dari dosa, karena hukum taurat tidak berdaya terhadap daging dan keinginan dan hawa nafsunya.
Oleh sebab itu, biarlah kita mempersembahkan korban persembahan yang tidak bercacat di hadapan Tuhan, dalam ibadah pelayanan semuanya berkenan di hadapan Tuhan, bagaikan korban api-apian yang baunya menyenangkan hati Tuhan.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI