YA ABBA, YA BAPA (seri 11)
Shalom...!
Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan, oleh karena kemurahan Tuhan kita boleh beribadah saat malam hari ini, dalam ibadah Doa Penyembahan.
Mari kita kembali melihat “Ya Abba, Ya Bapa”
Roma 8: 14-15
(8:14) Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
(8:15) Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Yang membuat seseorang menjadi takut, itu karena dosa, sabab itu biarlah kita terbebas dari rasa takut dengan syarat terlepas dari perbudakan dosa, dan memberi diri dipimpin Roh Kudus, oleh Roh itu kita dapat berseru, “Ya Abba, Ya Bapa”.
“Ya Abba, Ya Bapa” adalah seruan dari anak-anak Tuhan kepada Allah sebagai Bapa yang baik.
Abba artinya: Bapa yang baik, yang memelihara anak-anak Nya.
Banyak sekali bapa di muka bumi ini tetapi hanya satu Bapa yang baik , Dialah Allah yang hidup, Allah yang berkuasa, Allah yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya.
Abba artinya: Bapa yang baik, yang memelihara anak-anak Nya.
Banyak sekali bapa di muka bumi ini tetapi hanya satu Bapa yang baik , Dialah Allah yang hidup, Allah yang berkuasa, Allah yang menciptakan langit dan bumi dan segala isinya.
“Ya Abba, ya Bapa” adalah seruan dari anak-anak Tuhan, yang berarti meninggikan, memuliakan, mengagungkan Allah Bapa.
Berarti, seruan “Ya Abba, ya Bapa” adalah seruan penyembahan kepada Tuhan/anak-anak Tuhan yang senatiasa hidup dalam doa penyembahan.
Menyembah artinya menyerahkan hidup sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan/tidak setengah-setengah.
Terlebih kita, yang sudah dipercaya melayani Tuhan, biarlah kita sepenuhnya menyerahkan hidup ke dalam tangan Tuhan, jangan setengah-setengah, supaya apa yang kita persembahkan bukan untuk dilihat orang lain, tetapi sepenuhnya hanya untuk Tuhan, sekecil apa pun yang kita lakukan hanya untuk mendatangkan hormat bagi Allah Bapa.
Mari kita lihat seruan dari Yesus sebagai anak kepada Allah Bapa, sebagai tanda penyerahan hidup kepada Allah Bapa
Lukas 23: 44-49
(23:44) Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga,
(23:45) sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua.
(23:46) Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.
(23:47) Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"
(23:48) Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri.
(23:49) Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea, berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu.
Yesus berseru dengan suara nyaring “Ya Bapa ke dalam tangan Mu ku serahkan nyawa Ku”
Seruan Yesus ini adalah seruan penyembahan
Yesus menyerahkan nyawa Nya kepada Bapa = doa penyembahan.
Memang sepatutnya hidup mati kita di serahkan kepada Tuhan, terutama bagi anak-anak Tuhan yang sudah dipercayakan ibadah pelayanan, mati untuk Tuhan , hidup juga untuk Tuhan.
Ketika kita hidup di dalam doa penyembahan, ada 2 hal yang terjadi:
I. Tabir Bait Suci terbelah dua
Artinya: Terjadi perobekan daging dari atas, yaitu kepala, sampai bawah, yaitu ujung kaki = terjadi pemisahan terhadap dosa-dosa, baik dosa yang ditimbulkan dari atas, seperti pemikiran yang tidak lurus, mata yang tidak lurus, sampai ujung kaki yang tidak baik, terpisahkan dari dosa.
Itulah yang terjadi kalau kita betul-betul hidup dalam doa penyembahan, tetapi kalau kita menyembah tetapi tidak menyerahkan hidup sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan, tidak akan terjadi perobekan daging, dari atas sampai ke bawah.
Ibrani 10: 19-20
(10:19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
(10:20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,
Dengan terbelahnya tabir Bait Suci/ada perobekan daging, maka terbuka jalan baru bagi kita untuk kita memasuki tempat yang kudus
Tempat kudus à Ruangan Maha Suci
Ruangan Maha Suci bentuknya empat persegi, panjang dan lebar sama, itulah Yerusalem yang baru.
Wahyu 21: 10
(21:10) Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.
(21:16) Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama.
Yerusalem itulah kota yang kudus, kota yang turun dari sorga
Berarti kalau kita berada di tempat yang kudus, berada di Yerusalem yang baru.
Wahyu 21: 1-2
(21:1) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.
(21:2) Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Tidak ada lagi hidup yang lama, langit yang pertama, bumi yang pertama, laut pun tidak ada lagi, jika kita terpisah dari dosa, yang lama sudah berlalu, dan kini kita berada di tempat yang baru, tempat yang kudus/hidup kudus.
Inilah yang terjadi kalau kita betul-betul hidup dalam doa penyembahan, sehingga tidak nampak lagi langit dan bumi yang lama/hidup yang lama, tetapi hanya ada langit dan bumi yang baru/hidup yang baru.
II. Terjadi kegelapan yang meliputi seluruh daerah itu
Kegelapan bisa terjadi kalau dosa semakin bertambah-tambah. Dunia ini juga sedang berada dalam kegelapan karena dosa sudah semakin bertambah-tambah.
Selain itu, kasih pun sudah semakin dingin = matahari tidak terbit, sehingga terjadi kegelapan. Kalau matahari terbit, kita dapat merasakan kehangatan , itulah kasih Allah Bapa.
Tetapi sekalipun dunia ini sedang berada dalam kegelapan karena memuncaknya dosa, biarlah kehidupan kita tetap menjadi terang di tengah dunia ini, kalau kita hidup dalam doa penyembahan.
Lukas 23: 44-45
(23:44) Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga,
(23:45) sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua.
Ø Tuhan mengijinkan matahari tidak bersinar sehingga terjadi kegelapan selama 3 jam, dari jam 12 siang sampai jam 3, tetapi bukan berarti Tuhan tidak mengasihi kita, melainkan supaya kita melihat kemuliaan Allah dinyatakan, yaitu saat Yesus berseru kepada Allah Bapa, itulah penyerahan hidup sepenuhnya/hidup di dalam doa penyembahan yang benar. Kalau kita hidup di dalam doa penyembahan yang benar, kita dapat menjadi terang di tengah-tengah dunia yang gelap karena dosa.
Banyak hamba Tuhan yang salah mengerti hal ini, mengenai kegelapan tersebut, sehingga ada seorang hamba Tuhan yang memiliki ribuan jemaat berkata “Terangnya Yesus mengalahkan sinar matahari”.
Tetapi karena kasih karunia kita dapat mengerti bahwa matahari tidak bersinar, itu karena supaya kita menjadi terang di tengah dunia yang gelap karena dosa, lewat doa penyembahan, itulah seruan dimana Yesus Kristus menyerahkan nyawa Nya kepada Allah Bapa.
Matius 5: 14-16
(5:14) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
(5:15) Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
(5:16) Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Ø Kalau kita menjadi terang, orang bisa melihat perbuatan baik dan mereka pun turut memuliakan Bapa di sorga dan turut berseru “ya Abba, ya Bapa”.
Ciri-ciri terang dunia:
Ø Tidak menyembunyikan dosa kejahatan di dalam hati sekecil apapun, baik di hadapan Allah dan di hadapan sesama, suami terhadap istri, istri terhadap suami, anak terhadap orang tua, orang tua terhadap anak tidak menyembunyikan dosa, seperti kota yang terletak di atas gunung. Karena kalau kota terletak di atas gunung, pasti kelihatan tidak mungkin tersembunyi.
Bagaimana kita bisa menjadi terang di tengah dunia yang gelap karena dosa, kalau kita tidak hidup di dalam doa penyembahan atau kita tidak menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan, dan bagaimana kita bisa menjadi terang kalau kita masih menyembunyikan dosa?
Kuasa penyembahan, berkaitan dengan Matius pasal 5 ayat 16:
- Lukas 23: 46-47
(23:46) Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.
(23:47) Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"
Ø Kuasa yang pertama adalah kepala pasukan itu memuliakan Allah.
Kalau hidup dalam doa penyembahan, kita menjadi terang dan orang melihat perbuatan baik kita, maka orang lain turut memuliakan Allah, seperti kepala pasukan memuliakan Allah setelah Yesus menyerahkan nyawa Nya kepada Allah Bapa.
Kalau tidak hidup dalam penyembahan yang benar, maka tidak dapat memuliakan Tuhan tetapi justru memilukan hati Tuhan dan mempermalukan nama Tuhan.
Marilah mulai dari sekarang, kita hidup dalam penyembahan yang benar, menyerahkan hidup sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan, agar orang lain dapat turut memuliakan Allah.
Prakteknya:
Lukas 23: 47
(23:47) Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!"
Ø Prakteknya: ketika kepala pasukan memuliakan Allah, dia berkata, “sungguh orang ini adalah orang benar”
Artinya: kepala pasukan telah menerima kebenaran dari Allah, sampai dibenarkan oleh Allah
Kalau mengatakan “sungguh orang ini adalah orang benar”, berarti mengakui kebenaran Allah dan menerima kebenaran Allah, sampai akhirnya dibenarkan oleh Allah.
Oleh sebab itu, biarlah kita hidup dalam doa penyembahan sepenuhnya, agar kita menjadi terang dan orang lain turut memuliakan Allah, sehingga kita dan orang lain pun dapat menerima kebenaran Allah, bahkan sampai kita dibenarkan.
Jangan malas untuk menyembah, tetapi biarlah kita sungguh-sungguh dalam doa penyembahan selama satu jam, sehingga kerohanian kita menjadi dewasa.
Firman Mu adalah kebenaran (Yohanes 17: 17), berarti kalau kita mendengar dan menerima Firman Allah, maka kebenaran Allah akan nyata dalam kehidupan kita.
- Lukas 23: 48
(23:48) Dan sesudah seluruh orang banyak, yang datang berkerumun di situ untuk tontonan itu, melihat apa yang terjadi itu, pulanglah mereka sambil memukul-mukul diri.
Ø Saat orang banyak berkerumun melihat Yesus berseru menyerahkan hidup Nya kepada Allah Bapa, orang banyak yang berkerumun pulang sambil memukul-mukul diri.
Memukul-mukul diri, artinya: menyadari diri di hadapan Tuhan sebagai orang yang berdosa
Apakah dosa mereka? Dosa mereka adalah mereka menjadi Kristen penonton = tidak melakukan Firman Tuhan.
Raja Ahab saja bisa membuat mezbah untuk patung, mengapa kita tidak bisa membangun mezbah untuk Tuhan? Mengapa kita tidak menyerahkan hidup sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan, lewat doa penyembahan ? Apakah kita masih menjadi Kristen penonton? Mulai malam ini, biarlah kita menyadari kekurangan-kekurangan kita di hadapan Tuhan, bahwasanya kita masih Kristen penonton, diumpamakan dengan: orang yang mendengar Firman tetapi tidak menjadi pelaku/mendengar untuk melupakan Firman Tuhan.
- Lukas 23: 49
(23:49) Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea, berdiri jauh-jauh dan melihat semuanya itu.
Ø Yang ketiga adalah semua orang yang mengenal Yesus dari dekat, termasuk perempuan-perempuan yang mengikuti Dia dari Galilea melihat semuanya itu, yaitu melihat proses penyaliban Yesus Kristus sejak dari Galilea.
Artinya: menyaksikan perbuatan Allah yang ajaib = menjadi kesaksian, karena kita mengenal pribadi Yesus secara dekat/pribadi, bukan dengan katanya/bukan karena Kristen ikut-ikutan.
Biarlah di hari-hari terakhir ini kita selalu berseru “ya Abba, ya Bapa”, meninggikan, memuliakan Tuhan di mana saja kita berada, baik di rumah, di sekolah, di kampus, di tempat kerja, di mana saja komunitas kita, kita hidup di dalam doa penyembahan, lewat perkataan, sikap, tingkah laku, cara berfikir, sudut pandang, sampai gerak gerik kita, semuanya memuliakan Tuhan, sehingga orang lain turut memuliakan Allah.
TUHAN YESUS KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
No comments:
Post a Comment