IBADAH DOA
PENYEMBAHAN, 08 NOVEMBER 2011
Tema: RUMAH DOA
(Seri 9)
Shalom
Selamat malam, Salam sejahtera, salam dalam kasih
Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena kasih Nya besar kita boleh beribadah pada
malam hari ini.
Kembali kita
memperhatikan Matius 21
Matius 21: 12-13
(21:12) Lalu Yesus masuk ke Bait Allah
dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia
membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati (21:13) dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan
disebut rumah doa. Tetapi kamu
menjadikannya sarang penyamun."
Setelah Yesus sampai ke Yerusalem, lalu
Yesus masuk ke Bait Allah, kemudian melihat suasana yang ada, Bait Allah sudah
tidak lagi sesuai fungsinya, sebab Bait Allah sudah menjadi sarang penyamun; itu sebabnya Yesus berkata kepada orang-orang yang berada dalam Bait Allah: “rumah Ku akan
disebut rumah doa bagi segala bangsa, tetapi kamu menjadikannya sarang
penyamun”.
Sarang penyamun = tempat
berkumpulnya semua dosa
Kita memeriksa kisah yang sama dengan Matius
21: 12-14 di dalam Yohanes 2.
Yohanes 2: 16, 19-20
(2:16) Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata:
"Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku
menjadi tempat berjualan." (2:19) Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah
ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." (2:20) Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya:
"Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau
dapat membangunnya dalam tiga hari?"
Dalam kisah ini, kita bisa melihat bahwa penyebab rumah Tuhan menjadi
sarang penyamun adalah di
mana Bait Allah dibangun selama 46 tahun, sesuai
dengan pernyataan orang-orang Yahudi yang ada di dalam Bait Allah itu sendiri.
46 tahun memiliki 2 angka, yaitu angka 4 dan angka 6
Dalam Keluaran 20: 2-17 tertulis 10 hukum taurat
-
Hukum 1-4, ditulis dalam loh batu yang pertama = angka 4, sebab di dalamnya ada
4 hukum
-
Hukum 5-10, tertulis dalam loh batu yang kedua = angka 6, sebab di dalamnya
terdapat 6 hukum
Bila kedua angka disatukan = 46
Kesimpulannya: Bait Allah dibangun sesuai dengan (menurut) hukum Taurat. Inilah penyebab
Bait Allah menjadi sarang penyamun.
Kita lihat CIRI-CIRI HUKUM TAURAT.
Matius 5: 30, 38
(5:30) Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan
engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu
dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. (5:38) Kamu telah mendengar firman: Mata
ganti mata dan gigi ganti gigi.
Cirinya adalah tangan ganti tangan, mata ganti mata, gigi ganti gigi, artinya: kejahatan dibalas dengan
kejahatan = orang yang bersalah tidak luput dari hukuman.
Inilah ciri-ciri dari hukum taurat, yang bertolak belakang dengan hukum
kasih karunia
KELEMAHAN MENERAPKAN HUKUM TAURAT.
Roma 2: 15
(2:15) Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi
hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut
bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.
Kelemahannya adalah
a.
Saling menuduh
b.
Saling membela
Jika 2 hal ini terjadi, maka tidak ada penyelesaian satu dengan yang lain. Oleh sebab itu, saya berjuang untuk melepaskan diri dari hukum taurat,
supaya ibadah pelayanan ini berarti di mata Tuhan, sebab apa artinya kita
beribadah melayani tetapi masih hidup di bawah hukum taurat. Saya tekankan: HUKUM TAURAT ITU TIDAK KUDUS.
PRAKTEK IBADAH SEHARI-HARI
Roma 2: 25-29
(2:25) Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati
hukum Taurat; tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu tidak ada
lagi gunanya. (2:26) Jadi
jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan hukum Taurat,
tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat? (2:27) Jika demikian, maka orang yang
tak bersunat, tetapi yang melakukan hukum Taurat, akan menghakimi kamu yang
mempunyai hukum tertulis dan sunat, tetapi yang melanggar hukum Taurat.
(2:28) Sebab yang disebut Yahudi bukanlah orang yang
lahiriah Yahudi, dan yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan
secara lahiriah.
(2:29) Tetapi
orang Yahudi sejati ialah dia yang tidak nampak keyahudiannya dan sunat ialah sunat
di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah. Maka pujian baginya
datang bukan dari manusia, melainkan dari Allah.
Parktek ibadahnya adalah ibadahnya
lahiriah, seperti melangsungkan sunat secara lahiriah.
Sunat secara lahiriah adalah penanggalan bagian anggota tubuh, tetapi jika
melanggar hukum taurat = ibadah lahiriah.
Seharusnya yang
terjadi adalah sunat rohani / sunat dalam hati, yaitu penganggalan tubuh yang
berdosa.
Mari kita lihat PERSAMAAN DARI IBADAH LAHIRIAH
Matius 15: 7-9
(15:7) Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat
Yesaya tentang kamu:
(15:8) Bangsa
ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. (15:9) Percuma mereka beribadah
kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."
Jadi, ibadah yang lahiriah adalah seperti
ibadah yang dilakukan orang-orang
munafik, yaitu bibir memuliakan
Tuhan, tetapi hatinya jauh.
Kelihatannya
memuji Tuhan, berdoa kepada Tuhan tetapi hatinya jauh sekali dari Tuhan, itu adalah ibadah lahiriah.
Matius 15: 10-11
(15:10) Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata
kepada mereka: (15:11)
"Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan
orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang."
Apa yang masuk ke dalam mulut tidak najis, tetapi kalau bibir memuliakan
Tuhan namun hatinya jauh dari Tuhan, inilah yang
menajiskan seseorang.
Perhatikanlah baik-baik firman Tuhan, supaya ibadah ini tidak lahiriah. Sebetulnya untuk melepaskan kenajisan
mudah sekali, yaitu hanya dengan memperhatikan firman
Tuhan.
Ulangan 17: 1
(17:1) Janganlah engkau mempersembahkan bagi TUHAN,
Allahmu, lembu atau domba, yang ada cacatnya, atau sesuatu yang buruk;
sebab yang demikian adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu."
Hidup di bawah hukum taurat = mempersembahkan binatang yang cacat,
dan itu merupakan kekejian bagi Tuhan.
Roma 3: 20
(3:20) Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan
di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh
hukum Taurat orang mengenal dosa.
Kalau hidup di bawah hukum taurat, justru semakin mengenal dosa dan terus
hidup di bawah dosa. Jadi, tidak ada yang benar kalau orang melakukan
hukum taurat.
Matius 5: 20
(5:20) Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup
keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga.
Kalau ibadah pelayanan kita tidak
lebih dari ahli taurat dan orang Farisi, maka tidak akan masuk kerajaan sorga.
-
Ahli taurat = mengerti
firman Tuhan tetapi tidak melakukan firman,
tidak menjadi
pelaku dalam kehidupan sehari-hari
= mendengar hanya untuk melupakan.
-
Orang farisi = hidup
di dalam kemunafikan = di luar dan di
dalam tidak sama.
Itu sebabnya saya katakan tadi:
Apalah arti
ibadah pelayanan ini, kalau tidak lebih dari ahli taurat dan orang-orang
Farisi.
AKIBAT HIDUP DI BAWAH HUKUM TAURAT.
Matius 23: 37-39
(23:37) "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang
membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu!
Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam
mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. (23:38) Lihatlah rumahmu ini akan
ditinggalkan dan menjadi sunyi. (23:39) Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu
tidak akan melihat Aku lagi, hingga kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang
dalam nama Tuhan!"
Akibatnya: Yesus mengeluh terhadap
Yerusalem.
Yerusalem adalah ibadah pelayanan
yang berada di rumah Tuhan,
tetapi jika ibadah yang dijalankan adalah lahiriah, maka rohaninya
sunyi sebab pribadi
Tuhan Yesus
Kristus tidak hidup di dalamnya, karena hidupnya masih di bawah hukum taurat. Inilah penyebabnya mengapa Yesus mengeluh.
JALAN KELUAR
Yohanes 2: 19-21
(2:19) Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait
Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." (2:20) Lalu kata orang Yahudi
kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan
Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" (2:21) Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah
ialah tubuh-Nya sendiri.
Di sini kita melihat: Bait Allah
dibangun menurut hukum taurat, bukan menurut hukum kasih karunia. Oleh sebab itu, supaya tidak mengalami sunyi sepi dan
supaya jangan binasa, maka jalan keluarnya adalah Bait Allah harus dirombak. Jangan biarkan
Bait Allah dibangun menurut hukum taurat.
Perombakkan YANG PERTAMA
Matius 24: 1-2
(24:1) Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi.
Maka datanglah murid-murid-Nya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait
Allah. (24:2) Ia berkata kepada mereka:
"Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak
satu batu pun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain;
semuanya akan diruntuhkan."
Merombak Bait Allah berarti membangun Bait Allah itu di atas dasar batu
penjuru, bukan di atas dasar batu yang lain. Jangan dibangun di atas
dasar batu yang lain.
Mari kita lihat BATU PENJURU.
Efesus 2: 20-22
(2:20) yang dibangun di atas dasar para rasul dan para
nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. (2:21) Di dalam Dia tumbuh seluruh
bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. (2:22) Di dalam Dia kamu juga turut
dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.
Kita adalah bangunan secara rohani.
1.
Kalau dibangun di atas dasar batu penjuru, itulah Yesus
Kristus, maka di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan
yang rapi tersusun.
Rapi tersusun
berarti cara berbicara rapi tersusun, cara berjalan rapi tersusun, melakukan
pekerjaan Tuhan rapi tersusun, duduk mendengar firman Tuhan rapi tersusun, semua harus rapi tersusun, bagaikan domba-domba yang mengikuti gembala dari
belakang. Akan tetapi kalau dibangun di atas
dasar yang lain, dibangun di atas dasar keinginan
daging, maka tidak
akan rapi tersusun.
2.
Kalau dibangun di atas dasar batu penjuru, itulah Yesus
Kristus, maka menjadi Bait
Allah yang kudus = hidup suci.
3.
Kalau dibangun di atas dasar batu penjuru, itulah Yesus
Kristus, maka menjadi tempat
kediaman Allah di dalam Roh.
Perombakan YANG KEDUA
Yohanes 2: 19
(2:19) Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait
Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."
(2:21) Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait
Allah ialah tubuh-Nya sendiri.
(2:22) Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara
orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah
dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan
yang telah diucapkan Yesus.
Merombak Bait Allah dan mendirikan Bait Allah dengan 3 hari. Yang dimaksud Bait Allah adalah diri
Nya sendiri, lewat KEMATIAN dan
KEBANGKITAN Nya.
Roma 6: 3-5
(6:3) Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang
telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? (6:4) Dengan demikian kita telah
dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya,
sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh
kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. (6:5) Sebab jika kita telah menjadi satu
dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu
dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
Kalau kita satu dalam kematian Yesus,
juga satu dengan kebangkitan Kristus.
-
Kuasa kematian Yesus: mengubur hidup yang lama,
yang lama sudah dikubur, yang lama sudah berlalu
-
Kuasa kebangkitan Kristus: hidup dalam hidup yang baru
Biarlah kita merombak Bait Allah dengan
3 hari saja, lewat kematian dan kebangkitan Kristus.
Roma 6: 6
(6:6) Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah
turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan
kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
Kalau yang lama sudah berlalu, bagaikan 2 tangan 2 kaki yang terpaku di atas kayu salib, tidak berbuat
dosa lagi, tidak mengulangi dosa yang sama, sampai tubuh dosa ini hilang kuasanya.
Mari kita rombak Bait Allah yang dibangun 46 tahun supaya tidak menjadi
sarang penyamun, supaya tidak menjadi tempat
berkumpulnya dosa.
TUHAN YESUS
KRISTUS KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita
Firman:
Gembala Sidang;
Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment