IBADAH PENDALAMAN
ALKITAB, 22 MARET 2013
“DARI KITAB
MALEAKHI”
Subtema: TANDA “T” DI DAHI ADALAH METERAI KESELAMATAN
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Kita patut bersyukur tentunya, karena kita boleh berada dalam
rumah Tuhan untuk beribadah melayani Tuhan, lewat Ibadah Pendalaman Alkitab,
berarti kita menikmati dua gomer.
Kembali kita memeriksa Maleakhi 2: 6, biarlah kiranya
Tuhan memberkati kita dan hadir di tengah-tengah ibadah ini sebagai Imam Besar,
melayani kita dan juga mengambil aib, sehingga kita menjadi kaki dian / menjadi
terang.
Maleakhi 2: 6
(2:6) Pengajaran
yang benar ada dalam mulutnya dan kecurangan tidak terdapat
pada bibirnya. Dalam damai sejahtera dan kejujuran ia mengikuti Aku dan
banyak orang dibuatnya berbalik dari pada kesalahan.
Allah menyatakan tiga hal yang menjadi kelebihan dari
orang-orang Lewi kepada imam-imam yang melayani di Tabernakel, yaitu;
I.
Pengajaran yang benar ada dalam mulutnya.
II.
Kecurangan tidak
terdapat pada bibirnya.
III.
Dalam
damai sejahtera dan kejujuran, orang-orang Lewi mengikuti
Tuhan.
Tiba saatnya bagi kita untuk memperhatikan kelebihan yang
kedua dari orang-orang Lewi di tengah-tengah pelayanan mereka di hadapan Tuhan.
Keterangan:
II. KECURANGAN TIDAK TERDAPAT PADA BIBIRNYA.
Zefanya 3: 9
(3:9)
"Tetapi sesudah itu Aku akan memberikan bibir lain kepada bangsa-bangsa,
yakni bibir yang bersih, supaya sekaliannya mereka memanggil nama TUHAN,
beribadah kepada-Nya dengan bahu-membahu.
Tuhan-lah yang
memberi “bibir lain” kepada setiap
bangsa, yaitu “bibir yang bersih”,
berarti tidak terdapat kecurangan pada bibir.
Zefanya 3: 13b
(3:13) yakni sisa Israel itu. Mereka tidak akan
melakukan kelaliman atau berbicara bohong; dalam mulut mereka tidak
akan terdapat lidah penipu; ya, mereka akan seperti domba yang makan rumput
dan berbaring dengan tidak ada yang mengganggunya."
Bila bibir
bersih (tidak terdapat kecurangan) SELAIN TIDAK MELAKUKAN KELALIMAN, yang pasti
adalah;
-
Tidak bohong kalau
berbicara.
-
Di dalam mulut
tidak terdapat lidah penipu.
Mari kita
lihat; ORANG YANG DEMIKIAN (BIBIR YANG BERSIH).
Wahyu 14: 1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri
di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu
orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Anak Domba
berdiri di bukit Sion, bersama-sama dengan Dia 144000 orang.
Bukit Sion =
gunung Tuhan = rumah Allah Yakub.
Wahyu 14: 5
(14:5) Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta;
mereka tidak bercela.
Di dalam mulut 144000
orang yang telah ditebus oleh Anak Domba Allah, tidak terdapat dusta / tidak
terdapat bibir yang curang, sehingga tidak terdapat cela.
Jikalau bibir
ini tidak terdapat kecurangan, pasti ia tidak hidup dalam kelaliman dan tidak
bercela di hadapan Tuhan, itu sudah pasti.
Ciri-ciri bila bibir bersih (tidak terdapat
kecurangan).
Wahyu 14: 1
(14:1) Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri
di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang
dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Di dahi mereka
tertulis nama-Nya (Anak Domba Allah) dan nama Bapa-Nya (Allah Bapa).
Artinya; hanya menginginkan
dan memikirkan kasih Allah, tidak memikirkan yang lain-lain, berarti tidak
menginginkan yang lain-lain, selain kasih Allah.
Sejenak kita
kembali memperhatikan ...
Zefanya 3: 9
(3:9) "Tetapi sesudah itu Aku akan memberikan bibir
lain kepada bangsa-bangsa, yakni bibir yang bersih, supaya sekaliannya mereka memanggil
nama TUHAN, beribadah kepada-Nya dengan bahu-membahu.
Pada bibir
orang yang bersih, hanya mengingat kasih Allah, itu sebabnya dua hal yang
dilakukan oleh mereka yang bibirnya bersih;
YANG PERTAMA: MEMANGGIL NAMA TUHAN, TIDAK MEMANGGIL NAMA
YANG LAIN.
Artinya; tidak
hidup di dalam penyembahan berhala
Sekalipun dalam
kesesakan, sekalipun dalam kesusahan, sekalipun dalam beban berat, sekalipun
dalam pergumulan yang silih berganti, biarlah hanya memanggil nama Tuhan saja,
tidak ada nama yang lain, sebab ketika kita memanggil nama yang lain, justru
menambah masalah.
Zefanya 3: 12
(3:12) Di antaramu akan Kubiarkan hidup suatu umat yang
rendah hati dan lemah, dan mereka akan mencari perlindungan pada nama TUHAN,
Mencari nama
Tuhan, berarti; mencari perlindungan pada nama Tuhan saja.
Pada bibir
orang yang bersih, hanya mengingat kasih Allah, itu sebabnya dua hal yang
dilakukan oleh mereka yang bibirnya bersih;
YANG KEDUA: MENGINGAT IBADAH DAN PELAYANAN YANG TUHAN
PERCAYAKAN.
Apapun yang
berkaitan dengan ibadah pelayanan, biarlah itu saja yang diingat, itu saja yang
dinomorsatukan, tidak yang lain.
Kemudian
saudaraku, ketika beribadah melayani Tuhan; mereka BAHU MEMBAHU.
Artinya; ibadah
pelayanan itu ditandai dengan pengorbanan, seperti salib di atas bahu.
Bahu membahu di
sini berarti; antara sidang jemaat dan gembala sidang ditandai pengorbanan
ketika beribadah melayani Tuhan.
Dasar kita
datang kepada Tuhan bukan untuk mencari hikmat dan bukan untuk mencari
tanda-tanda mujizat, tetapi ibadah pelayanan itu harus ditandai dengan
pengorbanan = bahu-membahu = pemberitaan firman tentang salib Kristus.
Beribadah
melayani ditandai dengan tanda pengorbanan = tanda darah.
Yehezkiel 9: 4
(9:4) Firman TUHAN kepadanya: "Berjalanlah dari
tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi
orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang
dilakukan di sana."
Ibadah pelayanan
yang ditandai dengan pegorbanan / tanda darah, di dahi mereka dituliskan huruf T.
T -> salib Kristus = korban Kristus.
Kembali kita
memperhatikan ...
Zefanya 3:
10-12
(3:10) Dari seberang sungai-sungai negeri Etiopia
orang-orang yang memuja Aku, yang terserak-serak, akan membawa persembahan
kepada-Ku.
(3:11) Pada hari itu engkau tidak akan mendapat malu
karena segala perbuatan durhaka yang kaulakukan terhadap Aku, sebab pada waktu
itu Aku akan menyingkirkan dari padamu orang-orangmu yang ria congkak, dan
engkau tidak akan lagi meninggikan dirimu di gunung-Ku yang kudus.
(3:12) Di antaramu akan Kubiarkan hidup suatu umat
yang rendah hati dan lemah, dan mereka akan mencari perlindungan
pada nama TUHAN,
Ibadah yang
ditandai dengan pengorbanan; ia tidak congkak dan tidak meninggikan diri,
sehingga disebut umat yang rendah hati dan lemah lembut.
Kuasa dari ibadah yang ditandai dengan
pengorbanan (huruf T).
Zefanya 3: 11
(3:11) Pada hari itu engkau tidak akan mendapat malu
karena segala perbuatan durhaka yang kaulakukan terhadap Aku, sebab pada waktu
itu Aku akan menyingkirkan dari padamu orang-orangmu yang ria congkak, dan
engkau tidak akan lagi meninggikan dirimu di gunung-Ku yang kudus.
Kalau kita
beribadah melayani dengan tanda pengorbanan, suatu saat nanti Tuhan tidak akan
membiarkan kita untuk dipermalukan = TIDAK MENDAPAT MALU.
Ketika kita
sungguh-sungguh berjuang di tengah-tengah ibadah pelayanan yang ditandai
pengorbanan, memang bagi orang dunia adalah suatu kebodohan, tetapi suatu saat
nanti Tuhan tidak akan membiarkan kita untuk dipermalukan, asal saja kita tidak
segera kecewa dan putus asa.
Yehezkiel 9: 6
(9:6) Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara,
anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua
orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari
tempat kudus-Ku!" Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan
Bait Suci.
Semua yang
ditandai dengan huruf T; dibela, dipelihara, dilindungi oleh Tuhan, sedangkan
yang tidak ada huruf / tanda T di dahi, mulai dari orang tua, muda/i sampai
kepada anak-anak kecil, juga termasuk perempuan-perempuan dibunuh dan
dimusnahkan, tetapi yang ada huruf T di dahi, tidak dipermalukan oleh Tuhan.
Ini adalah janji firman Tuhan kepada kita.
Biarlah kita
pelihara bibir ini supaya tidak terdapat kecurangan, hanya Tuhan yang memberi
bibir lain, yakni bibir yang bersih kepada setiap bangsa, kepada setiap orang,
kepada saya dan seluruh sidang jemaat.
Kita tidak bisa
menjadikan bibir kita menjadi bersih, hanya Tuhan-lah yang dapat membuat bibir
kita bersih.
Oleh sebab itu,
biarlah di hari-hari ini kita semakin bertambah-tambah di dalam penyerahan,
semakin sungguh-sungguh menguduskan diri, sepenuh hati beribadah melayani
kepada Tuhan, sehingga Tuhan memberikan bibir yang lain, bibir yang bersih
tanpa kecurangan. Percayalah, hanya Tuhan yang bisa memberikan bibir yang lain,
tidak ada yang lain, sepintar sepandai apapun seseorang, ia tidak mampu
membersihkan bibirnya sendiri.
Wahyu 7: 3
(7:3) katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau
laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada
dahi mereka!"
Saudaraku tanda
T di dahi adalah meterai keselamatan yang berasal dari Tuhan, oleh sebab itu, jangan
berkeluh kesah di saat menghadapi ujian / cobaan, jangan segera putus asa dan
kecewa.
Wahyu 7: 4
(7:4) Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan
itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari
semua suku keturunan Israel.
Jumlah mereka
144000 orang, itulah mereka yang berdiri bersama-sama dengan Anak Domba Allah
di bukit Sion (di gunung Tuhan / rumah Allah Yakub), untuk beribadah melayani
Tuhan.
Ingat kasih-Nya, berarti; INGAT TUHAN, ingat kasih-Nya, berarti;
INGAT IBADAH PELAYANAN, kemudian ibadah pelayanan itu harus BAHU MEMBAHU.
Bandingkan dengan mereka yang tidak memiliki tanda T.
Wahyu 9: 4
(9:4) Dan kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan
merusakkan rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon,
melainkan hanya manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya.
Rumput-rumput,
tumbuh-tumbuhan atau pun pohon-pohonan yang tumbuh di bumi tidak akan dirusak,
hanya manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya (huruf T) akan
mengalami penyiksaan / dirusak.
Jadi saudaraku
jangan berkeluh kesah, jangan bersungut-sungut di tengah-tengah ibadah
pelayanan yang Tuhan percayakan, sebab justru Tuhan sedang menuliskan huruf T
pada dahi saya dan saudara, ketika ditandai dengan pengorbanan, sedangkan huruf
T itu adalah meterai keselamatan dari Allah.
Sebelum huruf T
dituliskan pada dahi orang-orang yang dimateraikan oleh Allah, tumbuh-tumbuhan
tidak boleh dimusnahkan, selain mereka yang tidak memaki meterai Allah di
dahinya (huruf T).
Kalau gereja
Tuhan bersungut-sungut di tengah-tengah ibadah pelayanan, berarti ia sedang
menolak meterai dari Allah. Oleh sebab itu, jangan merasa paling banyak
berkorban, supaya huruf T tidak sukar ditulis pada dahi.
Wahyu 9: 5
(9:5) Dan mereka diperkenankan bukan untuk membunuh manusia,
melainkan hanya untuk menyiksa mereka lima bulan lamanya, dan
siksaan itu seperti siksaan kalajengking, apabila ia menyengat manusia.
Tuhan
memperkenankan bukan untuk membunuh manusia, melainkan hanya untuk menyiksa
manusia selama lima bulan lamanya, kemudian siksaan itu seperti siksaan
kalajengking.
Saudaraku,
siksaan kalajengking itu hanya berupa sengatan saja, sehingga kalau kita
perhatikan pada ayat 6 ...
Wahyu 9: 6
(9:6) Dan pada masa itu orang-orang akan mencari maut,
tetapi mereka tidak akan menemukannya, dan mereka akan ingin mati,
tetapi maut lari dari mereka.
Mereka yang
disiksa itu mencari maut, ingin bunuh diri karena beratnya penderitaan itu,
tetapi tidak bisa, karena maut lari dari pada mereka.
Berbeda dengan
mereka yang memiliki tanda T di dahi, tidak dipermalukan oleh Tuhan, oleh sebab
itu dalam nas yang lain dikatakan; tidak selamanya orang-orang yang menderita
itu mendapat malu.
Dalam kitab
Wahyu, ada beberapa kali terdapat TUJUH kali, dimulai dari;
-
Tujuh sidang
jemaat
-
Tujuh meterai
-
Tujuh
sangkakala
Sengatan
kalajengking selama 5 bulan itu terjadi pada sangkakala yang kelima, artinya
sebelum aniaya antikris selama 3,5 tahun (Wahyu 9: 1).
Jadi saya
simpulkan; siksaan lima bulan ini tidak lama lagi, oleh sebab itu, tidak boleh
bermain-main dengan waktu, sebagai kesempatan yang Tuhan berikan, sedangkan kesempatan
yang Tuhan berikan adalah tanda kemurahan Tuhan bagi kita. Oleh sebab itu,
biarlah kita saling bahu membahu di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan
percayakan, sampai huruf T itu terukir (termaterai) di dahi.
Kegiatan-kegiatan mereka yang tidak
terdapat kecurangan dalam bibir.
Wahyu 14: 2-3
(14:2) Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan
desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu
seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
(14:3) Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di
hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang
pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh
empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
Kegiatan
mereka; SENANTIASA MENYANYIKAN SUATU NYANYIAN BARU.
Kemudian,
nyanyian itu tidak seorang pun dapat mempelajarinya, selain 144000 orang
tersebut yang telah ditebus dari antara manusia.
Oleh sebab itu,
kalau bernyanyi, bernyanyilah dengan sungguh-sungguh di setiap ibadah-ibadah,
naikkanlah puji-pujian kepada Tuhan, sebab Dialah yang layak menerima
puji-pujian, jangan malas dan jangan malu-malu untuk menaikkan nyanyian /
puji-pujian dan jangan menggunakan alasan karena suaranya jelek, sebab kita
beribadah hanya untuk memuliakan Tuhan, oleh sebab itu, naikkan nyanyian kepada
Tuhan.
NYANYIAN BARU
DARI 144000 ORANG YANG TELAH DITEBUS, MENUNJUKKAN HUBUNGAN YANG INTIM DENGAN
TUHAN.
Hubungan intim
dengan Tuhan = hubungan suami isteri.
Ketika hubungan
itu berlangsung dengan intim, di situ akan terjadi ungkapan-ungkapan yang baru
/ pernyataan-pernyataan yang baru kepada pasangannya, tidak ada lagi ungkapan
yang lama (yaitu menuduh, mempersalahkan dan menghakimi). Namun, tidak mungkin
ada ungkapan yang baru dari suami atau isteri, kalau tidak terjadi hubungan
yang intim.
Dan tidak ada
orang yang mengetahui ungkapan-ungkapan yang baru, selain mereka yang sedang
melangsungkan hubungan yang intim itu.
Kita ingin
merasakan suasana sorga tetapi tidak menaikkan nyanyian kepada Tuhan, itu
tidaklah mungkin.
Hubungan yang
intim / hubungan suami isteri, berarti; penyatuan tubuh dengan kepala =
persekutuan antara tubuh dengan kepala.
Dampak positif bila terjadi persekutuan /
hubungan intim dengan kepala.
Mari kita lihat
dua persekutuan, yaitu;
1.
DIKAITKAN DENGAN POKOK ANGGUR.
Yohanes 15: 4-5
(15:4) Tinggallah di
dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari
dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu
tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
(15:5) Akulah pokok
anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku
dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak
dapat berbuat apa-apa.
Persekutuan antara tubuh dengan kepala digambarkan seperti ranting yang
melekat pada pokok anggur.
Apabila ranting melekat pada pokok anggur, maka ranting itu akan
menghasilkan buah yang manis, yang dapat dicicipi oleh Tuhan dan sesama di
tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan percayakan, sedangkan ranting itu
sendiri tidak dapat menikmati buahnya.
Sama seperti; ketika Yesus mengorbankan diri-Nya di atas kayu salib, yang
mencicipi buah yang manis adalah saya dan saudara, demikian juga ketika ada
hubungan intim / persekutuan antara tubuh dan kepala, di situlah kita dapat menghasilkan
buah yang manis, yang dapat dicicipi oleh Tuhan dan sesama di manapun kita
berada, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut
pandang, gerak-gerik.
2.
DIKAITKAN DENGAN PELITA EMAS.
Keluaran 25: 31-32
(25:31) "Haruslah
engkau membuat kandil dari emas murni; dari emas tempaan harus kandil itu
dibuat, baik kakinya baik batangnya; kelopaknya -- dengan tombolnya dan
kembangnya -- haruslah seiras dengan kandil itu.
(25:32) Enam cabang
harus timbul dari sisinya: tiga cabang kandil itu dari sisi yang satu
dan tiga cabang dari sisi yang lain.
Persekutuan yang kedua dikaitkan dengan pola Tabernakel, terkena pada PELITA
EMAS.
Pada pelita emas terdapat enam cabang; tiga cabang sebelah kanan, dan tiga
cabang di sebelah kiri.
-
6 cabang ->
gereja Tuhan,
-
sedangkan
batang yang di tengah -> pribadi Yesus Kristus.
Ketika terjadi persekutuan / penyatuan antara tubuh dan kepala, kita akan
menjadi pelita emas, menjadi TERANG, menjadi kesaksian di tengah-tengah dunia
ini, di manapun kita berada, terlebih di tengah-tengah ibadah pelayanan yang Tuhan
percayakan, tetapi tentunya dimulai dari hati yang telah disucikan, sehingga tidak
terdapat kecurangan pada bibir, sebab apa yang terucap dari bibir itu berasal
dari dalam hati.
Matius 5: 14
(5:14) Kamu adalah terang
dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Terang dunia digambarkan seperti kota yang terletak di atas gunung, tidak
mungkin tersembunyi.
Kalau kota terletak di atas gunung, berarti terlihat jelas dari segala
arah, sehingga tidak ada yang tersembunyi.
Tidak ada yang tersembunyi, artinya; tidak ada dosa yang disembunyikan di
dalam hati, mulai dosa kecil maupun dosa besar (tidak ada yang terselubung).
Matius 5: 15-16
(5:15) Lagipula orang
tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di
atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
(5:16) Demikianlah
hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Sehingga dengan demikian, terang itu bercahaya di depan semua orang, mulai
dari di dalam rumah sampai di luar rumah menjadi terang dunia.
Kemudian, kalau kita perhatikan di sini; ketika orang lain melihat terang
itu (perbuatan baik), pada akhirnya orang lain turut memuliakan Bapa yang di
sorga.
Kesimpulannya; terang dunia = menjadi kesaksian.
Hasilnya.
Wahyu 7: 14
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan
mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah
orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci
jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Hasilnya; tanda
darah itu juga sekaligus untuk mencuci jubah sampai putih bersih, sebab barangsiapa
telah menderita penderitaan badani, ia berhenti berbuat dosa (1 Petrus 4: 1).
Penderitaan =
tanda darah = pengorbanan.
Wahyu 7: 15
(7:15) Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta
Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang
duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.
Dan oleh karena
tanda darah, 144000 orang berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia
siang malam di Bait Suci-Nya.
Anak Domba yang
duduk di takhta-Nya akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka, artinya; Allah
bertabernakel untuk melindungi / menudungi mereka yang melayani siang dan malam
di hadapan takhta Allah dan takhta Anak Domba itu = menghadap takhta kasih
karunia.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment