IBADAH
RAYA MINGGU
(DADAP-TANGERANG), 17 MARET 2013
Tema: JEMAAT
EFESUS
(Seri
02)
Subtema: JANGAN MENINGGALKAN KASIH YANG SEMULA
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan
Yesus Kristus.
Kita bersyukur sebab Tuhan memungkinkan kita pada malam hari
ini, untuk beribadah melayani kepada Tuhan, sekaligus mempersembahkan korban =
menikmati dua gomer.
Kita kembali menikmati firman penggembalaan dalam Ibadah
Raya Minggu (Dadap-Tangerang), dari Wahyu 2: 1-7, namun terlebih dahulu kita
memperhatikan ayat 1.
Wahyu 2: 1
(2:1) "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus:
Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan
kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.
Yesus tampil
sebagai firman Allah yang tajam untuk mengoreksi sidang jemaat di Efesus.
Gereja Tuhan
memang sangat membutuhkan firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, firman
Allah yang keras, yang sifatnya memeriksa, mengoreksi dan menyucikan dosa, sehingga
segala sesuatu yang terselubung akan tersingkap.
Sebagaimana
Yesus mengoreksi sidang jemaat di Efesus, malam hari ini Yesus tampil sebagai
firman Allah yang tajam juga mengoreksi saya dan saudara.
Ada dua hal yang harus diperhatikan, ketika
Yesus tampil sebagai firman Allah yang tajam untuk mengoreksi keadaan sidang
jemaat di Efesus:
1.
YESUS MEMEGANG TUJUH BINTANG DI TANGAN KANAN-NYA.
Tujuh bintang -> tujuh malaikat sidang jemaat yang ada di Asia Kecil.
Berarti, tujuh sidang jemaat ini, masing-masing memiliki satu malaikat
sidang jemaat / gembala sidang, untuk menggembalakan tujuh sidang jemaat yang
ada di Asia kecil.
Malaikat sidang jemaat -> gembala sidang.
2.
YESUS KRISTUS BERJALAN DI ANTARA KETUJUH KAKI DIAN EMAS.
Kaki dian emas -> ketujuh sidang jemaat di Asia kecil.
Setelah aib mereka diambil, mereka menjadi tujuh kaki dian emas.
Dalam Wahyu 1: 12 dikatakan; ketika Rasul Yohanes berpaling kepada suara
itu, maka tampaklah ketujuh kaki dian emas, artinya adalah Tuhan sudah
meneguhkan bahwa ketujuh sidang jemaat yang di Asia kecil menjadi kaki dian
emas, menjadi kesaksian, menjadi terang di tengah-tengah dunia ini, setelah
Tuhan mengambil aib-aib dari ketujuh sidang jemaat .
Pada minggu
yang lalu, saya telah menyampaikannya dengan jelas, semoga firman yang telah
kita terima pada minggu yang lalu, meneguhkan kita sekaliannya, sehingga kita
semakin mantap di dalam Tuhan, karena tergembala dengan baik di dalam satu
kandang, satu gembala, sampai akhirnya kita menjadi terang / menjadi kesaksian
di tengah-tengah dunia ini, karena Tuhan telah mengambil segala aib kita.
SEKARANG, TIBA
SAATNYA BAGI KITA UNTUK MEMPERHATIKAN AYAT 2 - 3.
Wahyu 2: 2-3
(2:2) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu
maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap
orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya
rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati
mereka pendusta.
(2:3) Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh
karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
Setelah
dikoreksi lewat firman Allah yang tajam, maka nyatalah keadaan sidang jemaat di
Efesus, yaitu memiliki KELEBIHAN-KELEBIHAN di hadapan Tuhan.
Adapun kelebihan-kelebihan
sidang jemaat di Efesus, antara lain;
1.
PENUH DENGAN
JERIH PAYAH DI TENGAH-TENGAH IBADAH PELAYANAN.
Jerih payah = kerja keras = usaha yang dilakukan dengan susah payah.
2.
PENUH DENGAN
KETEKUNAN / BERTEKUN DI HADAPAN TUHAN.
Tekun = kuat hati dan sungguh-sungguh / rajin.
3.
SABAR DI
HADAPAN TUHAN.
Sabar = tahan menghadapi cobaan / ujian, tidak lekas mengambil suatu keputusan
yang negatif.
4.
MEDERITA OLEH
KARENA NAMA TUHAN
= menderita oleh karena firman = aniaya firman = sengsara salib =
menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
5.
TIDAK MENGENAL
LELAH
= tidak mudah mengeluh, tidak mudah menyerah dalam keadaan / situasi apapun.
Kalau kita perhatikan di sini, kita patut angkat jempol
untuk apa yang dilakukan oleh sidang jemaat Efesus di hadapan Tuhan, sebab lima
perkara ini adalah perkara yang luar biasa.
Setelah kita memperhatikan ayat 2-3, sekarang kita
memperhatikan ayat yang ke-4.
Wahyu 2: 4
(2:4)
Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan
kasihmu yang semula.
Namun Tuhan Yesus Kristus tetap MENCELA sidang jemaat di
Efesus.
Kalau Yesus Kristus mencela sidang jemaat di Efesus,
berarti masih terdapat cacat cela pada sidang jemaat di Efesus.
Cacat cela yang dimaksud di sini adalah, bahwa; SIDANG
JEMAAT DI EFESUS MENINGGALKAN KASIH YANG SEMULA.
APA YANG
DIMAKSUD DENGAN KASIH YANG SEMULA?
Kita terlebih
dahulu melihat ...
Efesus 1: 4
(1:4) Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita
sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Saudaraku, perlu
kita ketahui, bahwa; Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan (sebelum
langit bumi dan segala isinya dijadikan).
Sebelum ada
nyawa dari setiap pribadi, Tuhan sudah memilih saya dan saudara, dan Tuhan tahu
siapa yang harus dipilih.
Efesus 1: 5
(1:5) Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula
oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan
kehendak-Nya,
DALAM KASIH, Yesus
Kristus telah menentukan kita DARI SEMULA untuk menjadi anak-anak-Nya.
Kita ditentukan
oleh Yesus Kristus dari semula dalam kasih, bukan dalam hal yang lain-lain,
bukan dalam hal keinginan daging.
Saya dipercaya
melayani saudara, sebagai gembala sidang, itu sudah ditentukan oleh Yesus
Kristus DARI SEMULA, DALAM KASIH. Saudara dipercaya dalam melayani Tuhan, itu
sudah ditentukan oleh Yesus Kristus DARI SEMULA, DALAM KASIH, bukan dalam yang
lain-lain.
Lebih jauh kita
perhatikan ...
2 Yohanes 1: 5-6
(1:5) Dan sekarang aku minta kepadamu, Ibu -- bukan
seolah-olah aku menuliskan perintah baru bagimu, tetapi menurut perintah yang
sudah ada pada kita dari mulanya -- supaya kita saling mengasihi.
(1:6) Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup
menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di
dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya.
Tadi, saya
sudah katakan; Tuhan menentukan kita untuk menjadi anak-anak Kristus dari mulanya
dalam kasih, bukan dalam yang lain.
Rasul Yohanes
kembali menuliskan kitabnya / menuliskan perintah, itu bukan karena suatu
perintah yang baru, tetapi perintah itu sudah ada, sebab DARI SEMULA TUHAN
INGINKAN KITA SALING MENGASIHI SATU DENGAN YANG LAIN.
Dari mulanya,
bahwa manusia itu harus saling mengasihi, sebab dari semula kita juga
ditentukan untuk menjadi anak-anak Kristus dalam kasih, bukan dalam yang lain.
1 Yohanes 3: 11
(3:11) Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari
mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;
Kembali
dikatakan: dari mulanya, firman itu sudah disampaikan / diperdengarkan supaya
saling mengasihi satu dengan yang lain (mengasihi sesama), berarti tidak saling
menyakiti hati, pikiran, perasaan sesama.
DARI PEMBACAAN TIGA
AYAT DI ATAS, KITA TELAH DITEGUHKAN, SEHINGGA KITA DAPAT MENARIK SUATU KESIMPULAN,
BAHWA:
Meninggalkan
kasih yang semula, arti rohaninya adalah TIDAK MENGASIHI SESAMA.
Begitu luar
biasanya pengorbanan dari sidang jemaat di Efesus di tengah-tengah ibadah
pelayanan, tetapi terdapat cacat cela dalam diri mereka, yaitu meninggalkan
kasih yang semua, itu sebabnya Yesus Kristus mencela mereka.
Bukankah, dari
semula Tuhan menyampaikan perintah-Nya untuk hendak saling mengasihi satu
dengan yang lain, dan kita sendiri dari semula telah ditentukan menjadi anak-anak
Kristus dalam kasih, bukan dalam yang lain?
Sekalipun melakukan
hal yang luar biasa, sekalipun pengorbanan sidang jemaat di tengah-tengah
ibadah pelayanan begitu luar biasa, tetapi kalau meninggalkan kasih yang
semula, semua itu tidak berarti di hadapan Tuhan.
Alangkah
malangnya sidang jemaat di Efesus ini, betapa banyak pengorbanan yang mereka lakukan,
tetapi Tuhan tetap mencela mereka, namun banyak juga gereja Tuhan yang tidak
menyadari hal semacam ini.
Sekarang kita
melihat; PRIBADI YANG TELAH KEHILANGAN KASIH SEMULA
1 Yohanes 3: 12
(3:12) bukan seperti Kain, yang berasal dari si
jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab
segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.
Pribadi yang
telah meninggalkan kasih yang semula, itu adalah pribadi Kain, ia telah
membunuh Habel, adiknya, ia telah berlaku jahat di mata Tuhan.
Kain tidak
mengasihi Habel, sebab kalau Kain mengasihi adiknya (Habel), ia tidak akan berlaku
jahat terhadap sesama, termasuk kepada adiknya.
Mari kita
perhatikan; KETIKA KAIN MENINGGALKAN KASIH YANG SEMULA.
1 Yohanes 3: 15
(3:15) Setiap orang yang membenci saudaranya,
adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang
pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
Setiap orang
yang membenci sesamanya = pembunuh, seperti Kain.
Apabila
seseorang telah kehilangan kasih yang semula, ia tidak memiliki hidup yang
kekal di dalam dirinya.
Bukankah kita
mencari hidup yang kekal, yaitu Kerajaan Sorga? Tetapi kalau seseorang
kehilangan kasih yang semula, maka ia tidak memiliki hidup yang kekal.
1 Yohanes 3: 14
(3:14) Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam
maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa
tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.
Saudara harus
menyadari hal ini; bukan karena pengorbanan, bukan karena kekayaan, bukan
karena berada di dalam gereja yang mewah, seseorang masuk ke dalam Kerajaan
Sorga!
Kalau
meninggalkan kasih yang semula, selain tidak memperoleh hidup yang kekal dalam
dirinya, juga IA TETAP DI DALAM MAUT.
Wahyu 2: 5
(2:5) Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah
jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika
tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu
dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
Meninggalkan kasih yang semula adalah kejatuhan yang amat
sangat dalam.
Itu sebabnya, apabila seseorang telah meninggalkan kasih
yang semula, maka ia tidak memperoleh hidup yang kekal dalam dirinya = tetap
berada di dalam maut.
Hal ini tidak boleh dianggap main-main, jangan dianggap
enteng.
Sepintas kita
melihat, sidang jemaat Efesus ini melakukan hal / perbuatan yang luar biasa,
tetapi hati-hati saudaraku, kalau seseorang meninggalkan kasih yang semula,
tidak ada hal yang luar biasa di dalam dirinya.
Ternyata rumah
yang tersapu bersih dan rapi tersusun, bisa saja dipenuhi roh jahat; banyak
pengorbanan di tengah-tengah ibadah pelayanan, ternyata juga bisa mengalami
kejatuhan yang amat dalam. Oleh sebab itu, biarlah kita menikmati firman ini,
jangan mengabaikan firman Tuhan begitu saja.
Ciri-ciri bila seseorang meninggalkan kasih
yang semula.
1 Yohanes 3: 12
(3:12) bukan seperti Kain, yang berasal dari si
jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab
segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.
Semua yang
diperbuat Kain adalah jahat.
Walaupun di
mata manusia terlihat baik, tetapi di mata Tuhan, semua yang diperbuatnya jahat.
Oleh sebab itu,
bukan yang dilihat manusia, yang dilihat Allah, manusia melihat dari luar,
tetapi Tuhan melihat sampai ke dalaman hati, Tuhan menguji setiap batin.
Ingat
saudaraku; kalau seseorang meninggalkan kasih yang semula, apa saja yang
diperbuatnya, pasti tujuannya jahat, tidak ada tujuan yang baik dan mulia.
Saya tidak
merasa paling jujur, tetapi saya selalu tekankan; biarlah saya dan saudara tampil
apa adanya, mulai dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut
pandang, gerak-gerik, sekecil apapun biarlah kita tampil apa adanya, kalau
tidak, maka semua yang dilakukan arahnya jahat.
Kita buktikan;
KEJAHATAN KAIN.
Kejadian 4: 2
(4:2) Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel
menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani.
Habel menjadi
gembala kambing domba, sedangkan Kain menjadi seorang petani.
Kemudian ...
Kejadian 4: 3
(4:3) Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain
mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban
persembahan;
Setelah tanah
itu menghasilkan, Kain mempersembahkan SEBAGIAN dari hasil tanah itu kepada
Tuhan, sebagai korban persembahan.
Sebagian,
artinya; tidak sepenuh hati mengasihi Tuhan, ini adalah kejahatan, sebab
hatinya hanya sebagian mengasihi Tuhan = separuh hati mengasihi Tuhan, separuh
hati lagi tidak mengasihi Tuhan.
Tanah ->
hati.
Kita bandingkan
SEBAGIAN dengan 10 HUKUM ALLAH, dalam Keluaran 20: 1-17 / Ulangan 5.
Sepuluh hukum
Allah dibagi menjadi dua bagian;
-
Hukum yang
pertama sampai hukum yang keempat, tertulis pada loh batu yang pertama.
Artinya; kasih kepada Tuhan, karena seluruh hukum itu hanya berkaitan
kepada Tuhan.
-
Hukum yang kelima
sampai hukum yang kesepuluh, tertulis pada loh batu yang kedua.
Artinya; mengasihi sesama, karena hukum yang kelima sampai hukum kesepuluh
berkaitan dengan sesama.
Kesimpulannya:
-
Loh batu yang
pertama = KASIH KEPADA TUHAN.
-
Loh batu yang
kedua = KASIH KEPADA SESAMA.
Kalau sebagian,
berarti; hanya kasih kepada Tuhan saja / yang berlaku hanya loh batu yang
pertama, dan apabila meninggalkan kasih yang semula, berarti; loh batu yang
kedua tidak berlaku, karena tidak mengasihi sesama, ini adalah kejahatan.
Itulah
kejahatan Kain; dia hanya mengasihi Tuhan, seperti jemaat Efesus, tetapi dia
meninggalkan kasih yang semula, karena ia tidak mengasihi sesama (membunuh
Habel) = mempersembahkan sebagian dari hasil tanah (tidak mengasihi Tuhan
sepenuhnya).
Matius 23: 23
(23:23) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari
selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum
Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.
Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
Mengembalikan
sepersepuluh adalah bukti bahwa seseorang mengasihi Tuhan, tetap tidak cukup
hanya mengasihi Tuhan, melainkan harus mengasihi sesama, buktinya apa; penuh
dengan KEADILAN, penuh dengan BELAS KASIH, penuh dengan KESETIAAN.
Memang, jikalau
anak-anak Tuhan tergembala dengan baik di dalam satu kandang, satu gembala, terlebih
para imam, harus mengembalikan sepersepuluh sebagai miliknya Tuhan, namun tidak
cukup hanya mengasihi Tuhan, tetapi juga harus mengasihi sesama = yang satu
dilakukan yang lain tidak boleh diabaikan.
Akibat meninggalkan kasih yang semula.
Kejadian 4: 5
(4:5) tetapi Kain dan korban persembahannya tidak
diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
Akibatnya; TUHAN
TIDAK MENGINDAHKAN KAIN DAN KORBAN PERSEMBAHANNYA.
Apa saja yang
dipersembahkan Kain, tidak diindahkan oleh Tuhan; mulai dari pelayanannya,
pengorbanannya, termasuk doa-doanya, pendeknya segala sesuatunya tidak diindahkan
oleh Tuhan.
Coba saudara
perhatikan; begitu banyak hal yang kita perjuangkan dan korbankan dalam ibadah
pelayanan, tetapi jika Tuhan tidak mengindahkan saya dan saudara (apa yang
sudah kita kerjakan, jerih lelah, ketekunan tidak dikenan oleh Tuhan), maka
alangkah malangnya hidup ini.
Perhatikan
saudaraku; yang beribadah saja tidak dikenan oleh Tuhan, apalagi kalau saudara
malas-malas beribadah. Bagaimana sidang jemaat memiliki kasih yang semula kalau
sidang jemaat malas-malas beribadah, dari manakah sidang jemaat akan memperoleh
kasih itu?
Ibrani 10: 5, 7
(10:5) Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata:
"Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki -- tetapi Engkau
telah menyediakan tubuh bagiku --.
(10:7) Lalu Aku berkata: Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada
tertulis tentang Aku untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku."
Seberapa banyak
korban dan persembahan yang saudara berikan / lakukan, tetapi kalau saudara
meninggalkan kasih yang semula, itu semua tidak ada artinya, sebab Tuhan tidak
menghendaki korban dan persembahan, yang Tuhan mau adalah supaya MELAKUKAN
KEHENDAK ALLAH.
Matius 26: 39,
42
(26:39) Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa,
kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini
lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti
yang Engkau kehendaki."
(26:42) Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa,
kata-Nya: "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali
apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!"
Yesus harus
meminum cawan Allah, artinya; Yesus harus menanggung penderitaan di atas kayu
salib, itulah kehendak Allah.
Cawan Allah
-> sengsara salib.
Saudaraku,
untuk melakukan kehendak Allah memang tidak mudah (berat), oleh sebab itu,
Yesus memohon dan berkata: “Ya Bapa-Ku,
jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan
seperti yang Engkau kehendaki”.
Kemudian, untuk
yang kedua kalinya Yesus berkata: “Ya
Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya,
jadilah kehendak-Mu!”, dan begitu juga dengan doa yang ketiga.
Saudaraku, ketika
Yesus disalibkan, di situlah kasih itu mula-mula ditampilkan / pertama kali
ditampilkan di atas muka bumi, karena kasih-Nya kepada manusia.
Itu sebabnya
dalam nas firman Tuhan berkata: “Karena
begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3: 16)
Jadi, bukan persembahan yang banyak itu yang berkenan di
hadapan Tuhan, melainkan apabila kita melakukan kehendak Allah, satu dengan
pengorbanan Yesus Kristus, itulah yang berkenan di hadapan Tuhan. Oleh sebab
itu itu, biarlah kita melakukan kehendak Allah Bapa / minum cawan Allah, itulah
sengsara salib.
Filipi 2: 8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia
telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di
kayu salib.
Sebagai
manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati di atas kayu salib.
Yesus mengasihi
manusia / mengasihi sesama-Nya, dengan bukti; sebagai manusia, Ia telah mengorbankan
diri-Nya di atas kayu salib, untuk menanggung dosa manusia.
Hal yang tidak
boleh dilupakan saat mengasihi sesama, yaitu; merendahkan diri satu dengan yang
lain, seperti Yesus Kristus, sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya.
Keadaan setelah Kain meninggalkan kasih
yang semula.
Kejadian 4: 5
(4:5) tetapi Kain dan korban persembahannya tidak
diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya
muram.
Ketika Tuhan
tidak mengindahkan Kain dan korban persembahannya, HATI KAIN MULAI PANAS dan MUKANYA
MURAM.
Kalau hati
panas, pasti mudah disulut dengan satu perkara yang kecil saja. Itu sebabnya,
orang yang hatinya panas, pasti mukanya muram, seperti cabe keriting. Tidak ada
orang yang hatinya panas, namun mukanya penuh dengan sukacita, atau muka yang
penuh dengan kemuliaan Allah.
Adalah suatu
kerugian yang besar kalau seseorang meninggalkan kasih yang semula;
hari-harinya hatinya selalu panas = dibakar api neraka kecil, sebelum dibakar
oleh api neraka yang besar (api neraka yang kekal).
Oleh sebab itu,
biarlah saya dan saudara kembali kepada kasih yang semula itu, jangan sebagian
hati mengasihi Tuhan, tetapi kita harus; penuh dengan keadilan, penuh dengan
belas kasih, penuh dengan kesetiaan, sebagai bukti bahwa kita telah kembali
kepada kasih yang semula itu. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment