IBADAH RAYA MINGGU (DADAP-TANGERANG), 10 MARET 2013
Tema: JEMAAT
EFESUS
(Seri 1)
Subtema: TUJUH BINTANG
DAN TUJUH KAKI DIAN EMAS
Shalom.
Salam
sejahtera, salam dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena
kasih-Nya besar, kita boleh mengadakan ibadah perdana pada pagi hari ini, semua
karena kemurahan Tuhan.
Segera kita
menikmati firman penggembalaan dari kitab Wahyu, mengenai TUJUH SIDANG JEMAAT.
Kita awali dari
Wahyu 2: 1-7, namun pada kesempatan pagi hari ini, kita hanya memperhatikan
ayat 1.
Wahyu 2: 1
(2:1) "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus:
Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan
kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.
Yesus tampil
sebagai firman Allah yang tajam untuk mengoreksi sidang jemaat di Efesus.
Firman Allah
yang tajam bermanfaat untuk mengoreksi keadaan sidang jemaat, sehingga dengan
firman Allah yang tajam ini, keadaan sidang jemaat terkoreksi, tidak ada yang
tertutupi di hadapan Tuhan.
Ketika Yesus tampil sebagai firman Allah
yang tajam, ada dua hal yang harus kita perhatikan.
YANG PERTAMA: YESUS MEMEGANG KETUJUH BINTANG DI TANGAN
KANANNYA.
Wahyu 1: 20
(1:20) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat
pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu
ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh
jemaat."
Ketujuh bintang
yang di tangan kanan Yesus Kristus adalah ketujuh malaikat sidang jemaat.
Berarti, tujuh
sidang jemaat yang ada di Asia Kecil (yang sekarang disebut Turki),
masing-masing memiliki satu malaikat sidang jemaat.
Malaikat sidang
jemaat = gembala sidang.
Berarti, satu
kandang penggembalaan harus digembalakan oleh satu gembala sidang, tidak boleh
dua gembala = tidak boleh lebih dari
satu malaikat sidang jemaat dalam satu kandang penggembalaan.
Kalau gembala
konsekuen menggembalakan satu kandang penggembalaan, maka sebaliknya sidang
jemaat juga harus konsekuan, artinya; sidang jemaat juga harus tergembala dalam
satu kandang satu gembala, tidak boleh dua kandang, dua gembala, sama seperti tujuh
sidang jemaat yang ada di Asia kecil, masing-masing memiliki satu malaikat
sidang jemaat / gembala sidang.
Hanya satu Gembala
Agung, tidak dua. Kalau ada dua, itu adalah pekerjaan Lucifer, yang mendirikan
takhtanya di sebelah utara, itulah dosa kesombongan.
Biarlah sidang
jemaat memiliki sikap yang sesuai dengan tatanan yang Tuhan tentukan, mulai
dari perkataan, sikap, tingkah laku, cara berpikir, sudut pandang, gerak-gerik,
jangan selalu ingin mengajar, lebih baik dengar-dengaran, itu adalah kriteria
untuk menjadi domba-domba yang tergembala di hadapan Tuhan.
Dalam kitab Yakobus
dikatakan: jangan ingin menjadi guru, sebab seorang guru akan dihakimi menurut
perkataannya (ajarannya).
Saya beri
contoh; sidang jemaat si A pintar, si B pintar, si C pintar, masing-masing
berlomba-lomba menunjukkan kemampuannya, tetapi ketika sidang jemaat
berlomba-lomba menunjukkan kemampuannya, justru di situlah letak kegagalannya
dan ia tidak akan pernah berhasil, sebab yang Tuhan inginkan domba-domba harus
dengar-dengaran, sekalipun gembalanya terlihat bodoh secara lahiriah.
Saya sampaikan
hal ini, supaya kita semua menjadi pribadi yang berhasil, sebab segala sesuatu
bisa Tuhan ubahkan, asal kita dengar-dengaran saja.
Kalau
dengar-dengaran, berarti; ada keinginan untuk menyebarkan pengajaran dari timur
sampai ke barat, tetapi kalau mengambil jalannya masing-masing, itu menunjukkan
bahwa tidak ada keinginan untuk menyebar luaskan pengajaran dari timur sampai
ke barat.
Ada dua macam keberhasilan;
-
KEBERHASILAN
YANG DATANG DARI TUHAN.
Berarti; jadilah pribadi yang dengar-dengaran, namun terlebih dahulu
melepaskan harga diri untuk menjadi domba-domba yang dengar-dengaran, maka
firman pengajaran itu akan membawa / menggiring kawanan domba ke jalan yang
benar.
-
KEBERHASILAN YANG
DATANG DARI USAHA MANUSIA.
Saudara bisa saja berhasil dengan mengandalkan kekuatan, kepintaran,
kemampuan saudara sendiri (manusia), tetapi itu akan membuat seseorang jauh
dari Tuhan, hal ini sangat mengandung resiko tentunya.
Kita lihat; KETIKA
DOMBA-DOMBA DIGEMBALAKAN.
Mazmur 23: 1
(23:1) Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan
kekurangan aku.
Kalau
domba-domba tergembala dengan baik dalam satu kandang satu gembala, maka domba-domba
TIDAK MENGALAMI KEKURANGAN, sama seperti pengalaman dari raja Daud.
-
Secara jasmani;
segala sesuatu dicukupkan.
-
Secara rohani; segala
aib / cacat cela Tuhan ambil, Tuhan hapus.
Sebab cacat cela = kelemahan, kekurangan.
Biarlah
pengalaman raja Daud ini, juga menjadi pengalaman kita masing-masing, tidak kekurangan
karena tergembala dengan baik.
Selanjutnya ...
Mazmur 23: 2-3
(23:2) Ia membaringkan aku di padang yang berumput
hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
(23:3) Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku
di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Di sini kita
melihat; ada 4 kali perkataan “Ia”.
Ia -> Gembala
yang baik, melakukan sesuatu yang baik kepada kawanan domba.
Ada 4 kali perkataan “IA”.
YANG PERTAMA: IA
MEMBARINGKAN AKU DI PADANG YANG BERUMPUT HIJAU.
Artinya;
gembala yang baik memberi makan domba-dombanya.
Rumput yang
hijau adalah makanan domba-domba, sedangkan makanan rohani kita adalah firman
Allah, sebagai kebenaran yang menguduskan saya dan saudara.
Keadaan
domba-domba bila diberi makan: DIBARINGKAN.
Arti rohaninya;
tidak pusing dengan segala perkara-perkara dunia / lahiriah, tidak memusingkan
diri dengan segala perkara yang ada di atas muka bumi ini, sama seperti orang
yang sedang berbaring / tertidur, tidak mengerti apa-apa, dan tidak menyadari
apapun yang terjadi.
Ada 4 kali perkataan “IA”.
YANG KEDUA: IA
MEMBIMBING AKU KE AIR YANG TENANG.
Berarti,
gembala yang baik memberi air minum kepada domba-dombanya.
Setelah domba-domba
diberi makan, selanjutnya kawanan domba itu diberi air minum, kalau tidak
diberi air minuman maka domba-domba itu akan cegukan.
Istilah cegukan
di sini adalah; saling menuduh, saling menghakimi, saling mempersalahkan satu
dengan yang lain.
Oleh sebab itu,
supaya tidak cegukan, domba-domba harus diberi minum, artinya; MEMBERI DIRI DIPIMPIN
OLEH ROH-EL KUDUS, sebab air -> Roh-El Kudus.
Keadaan
domba-domba diberi air minum: DOMBA-DOMBA MENJADI TENANG.
Mari kita
lihat; kelebihan-kelebihan orang yang
tenang.
-
Yesaya 30: 15b
(30:15) Sebab
beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan
bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang
dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,
Dengan tenang dan percaya kepada Tuhan, di situlah letak kekuatan kita,
saya dan saudara, sebagai kawanan domba.
Oleh sebab itu, tenang saja, tidak perlu gelisah dalam segala perkara,
sebab yang terpenting adalah terlebih dahulu memberi diri dipimpin oleh Roh
Kudus.
Kuat, berarti; tidak goyah oleh pengaruh yang tidak suci = tidak mudah
terpikat dengan roh jahat dan roh najis.
-
1 Petrus 4: 7
(4:7) Kesudahan segala
sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang,
supaya kamu dapat berdoa.
Menguasi diri dan jadilah tenang, supaya dapat berdoa.
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat, tanda-tanda kedatangan Tuhan untuk
yang kedua kalinya sudah nyata, oleh sebab itu, harus menguasai diri dan jadilah
tenang, sehingga dengan demikian kita dapat melangsungkan doa-doa kepada Tuhan,
mulai dari doa permohonan, doa ucapan syukur, doa syafaat, dan doa penyembahan.
Ada 4 kali perkataan “IA”.
YANG KETIGA: IA
MENYEGARKAN JIWAKU.
Jiwa = batin
manusia yang terdiri dari pikiran, perasaan dan angan-angan manusia.
Berarti, kalau
jiwa disegarkan = jiwa yang sehat. Tetapi kalau stress, depresi, itu adalah
jiwa yang tidak segar, tidak sehat = sedang sakit jiwa.
Kita lihat;
JIWA YANG DISEGARKAN.
Bilangan 14:
23-24
(14:23) pastilah tidak akan melihat negeri yang
Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka! Semua yang menista Aku
ini tidak akan melihatnya.
(14:24) Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa
yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk
ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya.
Tuhan
memberikan tanah yang dijanjikan kepada Kaleb dan keturunannya, karena lain
jiwa yang ada padanya.
Lain jiwanya
-> jiwanya disegarkan, sehingga Tuhan pun memberikan tanah Kanaan, tanah
yang dijanjikan sebagai milik pusaka, maka Kaleb dan keturunannya menjadi ahli
waris.
Bilangan 13: 30
(13:30) Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati
bangsa itu di hadapan Musa, katanya: "Tidak! Kita akan maju dan
menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!"
Jiwa Kaleb lain
/ berbeda dengan jiwa 10 pengintai yang lain.
Kaleb memiliki
jiwa yang disegarkan, sehingga kabar yang dia bawa adalah berita yang
menyegarkan jiwa bangsa Israel. Mengapa dia mampu menyegarkan jiwa bangsa
Israel? Karena jiwanya terlebih dahulu disegarkan. Kalau jiwa seseorang tidak
segar, maka tidak mampu menyegarkan jiwa orang lain.
Bilangan 13:
31-32
(13:31) Tetapi orang-orang yang pergi ke sana
bersama-sama dengan dia berkata: "Kita tidak dapat maju menyerang
bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita."
(13:32) Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar
busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: "Negeri
yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan
penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang
tinggi-tinggi perawakannya.
Berbeda dengan sepuluh
pengintai yang lain, sebab mereka membawa kabar busuk karena jiwa mereka busuk.
Kalau jiwanya
busuk, tidak mungkin dapat membawa kabar yang menyegarkan jiwa, melainkan
membawa kabar / berita yang busuk.
Kalau membawa
kabar busuk, berarti seseorang memiliki jiwa yang busuk, tidak bisa menyegarkan
jiwa orang lain. Jangan membawa berita yang membesar-besarkan masalah, di
manapun kita berada, tetapi biarlah kita membawa berita yang menyegarkan jiwa orang
lain.
Ada 4 kali perkataan “IA”.
YANG KEEMPAT: IA
MENUNTUN AKU DI JALAN YANG BENAR
Jalan yang
benar = jalan yang lurus, jalan yang tidak menyesatkan.
Oleh sebab itu,
tergembalalah dengan baik, supaya kita, sebagai kawanan domba Allah, dituntun
di jalan yang benar.
Yesus adalah
Gembala yang baik; kalau Ia berjalan di jalan yang benar untuk menuntun kita di
jalan yang benar, maka kita pasti berada di jalur yang benar.
Tetapi kalau
kita tidak mengikuti jalan yang benar, maka kita sama seperti satu dari seratus
domba yang terhilang karena tersesat di padang gurun. Seandainya satu domba ini
mengikuti gembala yang menuntun domba-domba di jalan yang benar, dia pasti
tidak terhilang, tetapi karena dia membawa jalan sendiri, akhirnya tersesat dan
terhilang di padang gurun.
Meskipun
demikian, Gembala yang baik, Gembala Agung menghampiri satu domba yang
terhilang untuk dibawa kembali ke dalam kandang penggembalaan, dengan cara;
Gembala Agung menaruh / meletakkan satu domba itu di atas pundak-Nya, artinya;
memikul segala kekurangan-kekurangan sampai nanti akhirnya berada dalam kandang
penggembalaan.
Mazmur 23: 4
(23:4) Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,
aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu,
itulah yang menghibur aku.
Karena
domba-domba tergembala dengan baik, ia tidak memiliki rasa takut, sekalipun
berjalan di lembah kekelaman.
Orang yang
penakut tidak setia, tidak sempurna dalam kasih, sedangkan orang yang tidak
sempurna dalam kasih sedang mengandung hukuman.
Mazmur 23: 6
(23:6) Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti
aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Kalau domba-domba
tergembala dengan baik dalam satu kandang satu gembala, maka; KEBAJIKAN (segala
kebaikan dari Tuhan) dan KEMURAHAN AKAN SELALU MENGIKUTI.
Bukan kita yang
mengikuti kebajikan dan kemurahan, tetapi kebajikan dan kemurahan yang
mengikuti kita. Oleh sebab itu, tidak perlu mencari orang yang berpangkat atau
yang berkedudukan, tetapi carilah dahulu kerajaan sorga, maka semuanya akan
ditambahkan sebagai kemurahan = kebajikan dan kemurahan selalu mengikuti.
Saudaraku,
jangan pakai logika, jangan pakai kekuatan, jangan pakai kepintaran dan lain
sebagainya, sebab semua itu sifatnya terbatas.
Selain
kebajikan dan kemurahan mengikuti ...
Mazmur 23: 6
(23:6) Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku,
seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Selanjutnya, DIAM
DI DALAM RUMAH TUHAN / KEMAH ALLAH SEPANJANG MASA, dari masa ke masa, dari
tahun ke tahun.
-
Yosua berkata
saya dan seisi rumahku akan beribadah kepada Tuhan.
-
Yakub adalah
seorang yang tenang dan suka tinggal dalam kemah.
Kembali kita
perhatikan; Yesus memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya.
Mari kita
lihat; TANGAN KANAN TUHAN.
Mazmur 139: 10
(139:10) juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku,
dan tangan kanan-Mu memegang aku
Tangan kanan
Tuhan sifatnya menuntun, sifatnya memegang = menopang, menolong dan memberi
kekuatan.
Lebih jauh kita
perhatikan ...
Wahyu 1: 17
(1:17) Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan
kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya
di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang
Akhir,
Yesus
meletakkan tangan kanan-Nya atas Yohanes, sehingga Yohanes kembali memiliki
kekuatan, Dialah Alpha dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir, kasih-Nya tidak
berakhir, tidak berkesudahan.
Ketika Yesus tampil sebagai firman Allah
yang tajam, ada dua hal yang harus kita perhatikan.
YANG KEDUA: YESUS BERJALAN DI ANTARA KETUJUH KAKI DIAN
EMAS.
Mari kita
lihat; KETUJUH KAKI DIAN EMAS.
Wahyu 1: 20
(1:20) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat
pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah
malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."
Tujuh kaki dian
emas -> tujuh sidang jemaat yang ada di Asia kecil (yang sekarang disebut
Turki).
Adapun tujuh
sidang jemaat di Asia kecil itu antara lain ...
Wahyu 1: 11
(1:11) katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah
di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus,
ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia
dan ke Laodikia."
Inilah ketujuh
sidang jemaat;
1.
Efesus 5. Sardis
2.
Smirna 6. Filadelfia
3.
Pergamus 7. Laodikia
4.
Tiatira
Wahyu 1: 12
(1:12) Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang
berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki
dian dari emas.
Ketika Rasul Yohanes
berpaling kepada suara itu, maka tampaklah ketujuh kaki dian emas.
Artinya; Tuhan
sudah meneguhkan bahwa ketujuh sidang jemaat menjadi kaki dian emas, menjadi
kesaksian, menjadi terang di tengah-tengah dunia ini, setelah Tuhan mengambil
aib-aib dari ketujuh sidang jemaat .
Biarlah kiranya
kita tetap tergembala dan memberi diri dikoreksi sampai akhirnya kita menjadi
kaki dian emas, menjadi pelita, menjadi kesaksian, menjadi terang, di tengah-tengah
dunia ini, dimulai dari nikah rumah tangga.
Dalam Wahyu 2:
1, terdapat pernyataan: “berjalan di
antara ketujuh kaki dian emas itu.”
Mari kita lihat;
PERSAMAAN YESUS BERJALAN DI ANTARA KETUJUH KAKI DIAN EMAS
Wahyu 1: 13
(1:13) Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang
serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan
dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
Anak Manusia
ada di antara kaki dian emas, kemudian berpakaian jubah yang panjang.
Arti rohaninya;
Yesus tampil sebagai Imam Besar untuk melayani tujuh sidang jemaat di Asia
kecil, yang adalah tujuh kaki dian emas.
Sebab jubah
adalah pakaian dari Imam Besar, sedangkan imam = pelayan.
Ibrani 5: 6-10
(5:6) sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain:
"Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan
Melkisedek."
(5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah
mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia,
yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah
didengarkan.
(5:8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar
menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
(5:9) dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia
menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
(5:10) dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh
Allah, menurut peraturan Melkisedek.
Menurut
peraturan Melkisedek, Yesus adalah Imam Besar, melayani tujuh sidang jemaat, memperdamaikan
dosa tujuh sidang jemaat di atas kayu salib.
Pada saat itu,
Yesus mempersembahkan tubuh-Nya dengan menaikkan doa dan ratap tangis, disertai
dengan keluhan yang amat sangat kepada Allah Bapa, sehingga oleh karena
kesalehan-Nya, Allah Bapa mendengarkan doa-Nya, dan tujuh sidang jemaat
diperdamaikan kepada Allah Bapa.
Biarlah kiranya
di tengah-tengah ibadah ini, Yesus selalu tampil menjadi Imam Besar, melayani
ibadah kita seterusnya sampai Tuhan datang pada kali yang kedua, untuk
memperdamaikan dosa kita di atas kayu salib, disertai dengan doa-doa dan
keluhan-keluhan dan ratap tangis yang amat sangat kepada Allah Bapa, sehingga
doa-Nya didengar.
Salah satu
contoh; seandainya saja Yesus tidak menaikkan doa kepada Simon Petrus, maka
iman dari Simon Petrus akan gugur.
Itu sebabnya
kita membutuhkan doa Imam Besar dalam setiap ibadah yang Tuhan percayakan,
supaya iman kita tidak gugur, tetapi terlebih dahulu memberi diri diperdamaikan
kepada Allah Bapa, jangan sampai ada ganjalan satu dengan yang lain. Amin.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman:
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment