IBADAH KAUM MUDA REMAJA, 12 OKTOBER 2013
Tema: STUDY YUSUF (Kejadian 37: 1-36)
(seri 65)
Subtema: MENERIMA KUASA DAN KESELAMATAN SETELAH MENCUCI JUBAH YANG
DIAWALI DENGAN KESETIAAN
Shalom!
Selamat
malam, salam sejahtera, salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
Oleh karena kasih-Nya, kita boleh berada di dalam rumah
Tuhan, beribadah melayani Tuhan.
Biarlah kiranya malam ini kita kembali diberkati lewat
firman Tuhan dari Kejadian 37: 31.
Kejadian 37: 31
(37:31) Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih
seekor kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya.
Jubah Yusuf, jubah yang maha indah itu dicelupkan dalam
darah.
Jubah adalah pakaian dari seorang imam besar, disebut
juga pakaian kudus.
Jubah à kelakuan sehari-hari di dalam kekudusan dan kesucian
Yesus Kristus, sebagai Imam Besar untuk menjadi teladan bagi gereja Tuhan.
Lebih jauh kita melihat; JUBAH YANG DICELUPKAN DALAM
DARAH.
Wahyu 19: 13
(19:13)
Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."
Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam
darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah”
Mari kita lihat; FIRMAN ALLAH.
Yohanes 1: 1
(1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama
dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Pada mulanya
adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah
Allah sendiri.
Yohanes 1: 14
(1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di
antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh
kasih karunia dan kebenaran.
Firman Allah
itu telah menjadi manusia, itulah pribadi Yesus Kristus; PENUH KASIH KARUNIA dan
KEBENARAN.
Berarti, kalau
Firman itu mendarah daging dalam kehidupan seseorang, maka ia akan penuh kasih
karunia dan kebenaran.
Mari kita
lihat; KASIH KARUNIA dan KEBENARAN.
1 Petrus 2: 19-20
(2:19) Sebab adalah kasih
karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.
(2:20) Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita
pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu
kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.
Menanggung
penderitaan yang tidak harus ia tangguang, itu adalah kasih karunia pada Allah.
Kasih karunia adalah
kebenaran yang sejati, sebab kebenaran yang sejati; menanggung penderitaan yang
tidak harus ia tanggung. Tidak seorangpun dapat meyangkal kebenaran yang sejati,
itulah salib Kristus.
Sesungguhnya,
penderitaan itu adalah suatu kesempatan bagi kita untuk mencelupkan jubah ke
dalam darah, supaya dengan demikian, jubah yang kotor itu menjadi putih bersih berkilau-kilauan.
SEBAGAI CONTOH;
Wahyu 7: 9
(7:9) Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya,
suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari
segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di
hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan
memegang daun-daun palem di tangan mereka.
Himpunan besar
orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya dari segala bangsa, suku,
kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba.
Kemudian, kalau
kita perhatikan di sini; mereka semua memakai jubah putih.
Wahyu 7: 14
(7:14) Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan
mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar;
dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya
putih di dalam darah Anak Domba.
Himpunan orang
banyak mencuci jubah mereka di dalam darah Anak Domba dan membuatnya putih di
dalam darah Anak Domba, lewat kesusahan yang besar, yang mereka alami.
Kesusahan yang
besar, itu adalah penderitaan yang tidak harus ia tanggung, itu adalah aniaya
karena firman = sengsara salib = penuh kasih karunia dan kebenaran yang sejati.
Ketika
menanggung penderitaan / kesusahan yang besar adalah kesempatan yang besar bagi
kita untuk mencelupkan jubah sampai pakaian putih bersih berkilau-berkilauan.
Pakaian putih
bersih berkilau-berkilauan adalah pakaian mempelai.
Kemudian, kalau
kita perhatian ayat 9: “suatu kumpulan
besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan
suku dan kaum dan bahasa, ... MEMEGANG DAUN-DAUN PALEM DI TANGAN MEREKA”
Memegang daun-daun
palem di tangan mereka à hari raya pondok daun, hari raya perhentian yang kekal.
Sekarang kita
melihat ...
Proses
supaya jubah itu dicelup dalam darah.
Wahyu 19: 11
(19:11) Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada
seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang
Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
Ada seekor kuda
putih, dan Ia yang menungganginya bernama: “Yang
Setia dan Yang Benar”
Malam ini, saya
tidak menyampaikan mengenai “seekor kuda putih”, tetapi saya fokus
menyampaikan: Ia yang menungganginya bernama: “Yang Setia dan Yang Benar”
Jadi proses
supaya pakaian itu dicelup dalam darah, dimulai dari “Yang Setia dan Yang Benar”, kalau disingkat; SETIA dan BENAR.
Keterangan: “SETIA”
Filipi 2: 8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
Yesus taat
sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib, ini menunjukkan kesetiaan
Yesus kepada Allah Bapa, selama Ia melayani di atas muka bumi ini
Jadi, pelayanan
Yesus tidak berhenti hanya sebatas mengadakan mujizat-mujizat, mengadakan
tanda-tanda heran, atau menyembuhkan orang yang sakit, tetapi pelayanan Yesus
itu sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib, itu menunjukkan
kesetiaan Yesus kepada Allah Bapa.
Filipi 2: 5-6
(2:5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh
pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
(2:6) yang walaupun dalam
rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang
harus dipertahankan,
Kesetiaan itu
diawali dari; tidak mempertahankan miliknya sebagai hak yang harus
dipertahankan.
Filipi 2: 7-8
(2:7) melainkan telah mengosongkan
diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai
mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Setelah
Ia melepaskan segala sesuatu yang Dia punya, langkah selanjutnya adalah;
-
Langkah pertama: MENGOSONGKAN DIRINYA SENDIRI
Kosong, berarti tidak berisi, artinya; tidak merasa diri bisa, tidak merasa
diri mampu, tidak merasa diri sanggup, pendeknya; tidak bermegah atas dirinya
sendiri.
2 Korintus 12: 4
(12:4) ia tiba-tiba
diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata
yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.
Paulus menerima penglihatan dan penyataan Allah yang luar biasa, di mana ia
diangkat ke tingkat tiga, itulah Firdaus, sekaligus ia mendengarkan kata-kata
yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.
Saudaraku, penglihatan dan penyataan yang diterima oleh Rasul Paulus dari
Tuhan sangat luar biasa, sehingga menambahkan gairah untuk terus melayani Tuhan.
2 Korintus 12: 5
(12:5) Atas orang itu
aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain
atas kelemahan-kelemahanku.
Namun Rasul Paulus tidak bermegah atas dirinya sendiri, sekalipun ia
menerima penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang luar biasa dari
Allah, justru ia bermegah atas kelemahan-kelemahan yang dialaminya.
2 Korintus 12: 9-10
(12:9) Tetapi jawab
Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam
kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun
menaungi aku.
(12:10) Karena itu aku
senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di
dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
Bermegah atas kelemahan-kelemahan, berarti terlebih suka di dalam
kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, penganiayaan dan kesesakan, itu
sebabnya Rasul Paulus berkata: “... terlebih
suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku”,
sehingga ketika ia lemah, maka Rasul Paulus pun kuat.
Setelah
Ia melepaskan segala sesuatu yang Dia punya, langkah selanjutnya adalah;
-
Langkah kedua: MENGAMBIL RUPA SEORANG HAMBA.
Kalau mengambil rupa seorang hamba, berarti; bukan mengambil rupa seorang
tuan.
Hamba = pelayan yang bekerja untuk tuannya.
Pendeknya; hamba = seorang pelayan.
Mari kita lihat; PELAYANAN YANG BENAR DI HADAPAN TUHAN.
Lukas 22: 25
(22:25) Yesus berkata
kepada mereka: "Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan
orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung.
Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka, kemudian orang-orang yang
menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung, berarti; yang berkuasa
adalah seorang pemimpin.
Demikianlah pelayanan menurut / cara-cara duniawi.
Lukas 22: 26-27
(22:26) Tetapi kamu
tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi
sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
(22:27) Sebab siapakah
yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk
makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.
Yesus berada di antara dua belas murid, sebagai pelayan, berarti; Yesus
melayani dua belas murid.
Ada satu pertanyaan Yesus kepada dua belas murid; “siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani?”
Sesungguhnya Yesus adalah seorang pemimpin besar, pemimpin yang luar biasa
di sepanjang zaman, Dia Raja di atas segala raja, tetapi Ia berada di antara
dua belas murid, sebagai pelayan.
Berarti, betul sekali bahwa Yesus mengambil rupa seorang hamba.
Untuk mengambil rupa seorang hamba, ini adalah pengalaman yang sangat
menarik, sebab untuk mengambil rupa seorang hamba tidaklah mudah, sebab seorang
hamba harus mengerjakan pekerjaan sesuai dengan aturan, sesuai dengan kehendak
tuannya.
Kalau hamba bekerja sesuai dengan kehendaknya, itu bukanlah hamba,
melainkan tuan.
Saya tidak menyangka kalau pada akhirnya saya dipanggil oleh Tuhan untuk
melayani Tuhan karena dari sejak semula saya tidak pernah bercita-cita untuk
menjadi seorang hamba Tuhan, tidak bercita-cita untuk menjadi seorang pelayan.
Tetapi kenyataannya Tuhan memanggil saya, Tuhan memakai saya sebagai alat
kemuliaan-Nya, pendeknya; menjadi hamba Tuhan.
Saya dipanggil untuk menghambakan diri kepada Dia, tetapi bukan berarti
karena kelebihan saya, bukan karena kecakapan saya, bukan karena saya bisa,
tetapi oleh karena kasih karunia saja.
Suatu hari saya diminta untuk masuk sekolah alkitab, tetapi saya tolak
sampai tiga tahun lamanya, dengan satu alasan; saya tidak bisa mengambil rupa
seorang hamba, saya tidak akan bisa melayani Tuhan dengan baik, karena
keinginan daging, hawa nafsu dan sebagainya, dan saya sadar betul bahwa sikap
saya tidak layak untuk menjadi seorang hamba Tuhan, tetapi Tuhan tahu segala
sesuatunya.
Setelah lulus sekolah Alkitab, saya memulai pelayanan sebagai seorang
pengerja di Jawa Timur. Di situ pengalaman sebagai seorang hamba bertolak
belakang dengan kehidupan saya sebelum mengambil rupa sebagai seorang hamba;
saya banyak menangis dalam kesendirian saya, bahkan saya berupaya meninggalkan
pelayanan, pendeknya; saya berupaya meninggalkan panggilan Tuhan untuk saya,
karena banyaknya pergumulan-pergumulan yang saya alami pada waktu itu.
Tetapi puji Tuhan, oleh karena kemurahan Tuhan, saya bertahan melayani
Tuhan sampai pada saat ini.
Banyak hal-hal yang sudah saya lalui, yang tidak bisa saya ceritakan satu
per satu, dan itu semua menjadi pengalaman bagi saya, dan saya bersyukur,
sampai hari ini saya bertahan melayani Tuhan.
Kalau dipikir-pikir secara manusia daging, mengambil rupa sebagai seorang
hamba itu tidaklah mudah, karena menyangkut harga diri dan perasaan.
Praktek mengambil rupa seorang hamba.
Lukas 22: 26
(22:26) Tetapi kamu
tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di
antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan.
·
Yang terbesar hendaklah menjadi sebagai yang paling muda.
Kalau kita berbicara sebagai yang paling muda, berarti; mau diajar dan mau
belajar.
Orang yang mau diajar adalah orang yang mau belajar. Orang yang mau belajar
belum tentu mau diajar, tetapi orang yang mau diajar adalah orang yang mau
belajar.
Orang yang paling muda à minim
pengalaman, minim pengetahuan, singkatnya; belum banyak makan asam garam. Orang
minim pengalaman, minim pengetahuan adalah orang yang mau diajar dan tentu mau
belajar.
Orang yang mau diajar dan mau belajar, sejatinya adalah yang terbesar
·
Pemimpin sebagai pelayan.
Pelayan = pekerja bagi seorang tuan. Berarti, pelayan cukup melayani tuannya.
Kalau seorang pelayan melayani sesuai dengan kehendak tuannya, sejatinya ia
adalah seorang pemimpin besar.
Saya teringat dengan Yusuf; ketika ia melayani di rumah tuannya, Potifar,
ia melayani dengan baik sampai menyukakan hati tuannya, berarti ia melayani
sesuai dengan kehendak tuannya.
Kejadian 39: 6
(39:6) Segala miliknya
diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah
lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri. Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok parasnya.
Yusuf melayani tuannya, Potifar, dengan baik sampai akhirnya ia berkuasa
atas rumah Potifar, dengan bukti; Potifar memberi kuasa seluruhnya atas Yusuf
untuk mengatur segala sesuatu di dalam rumah Potifar.
Kesimpulannya; seorang pelayan yang baik sejatinya ia adalah pemimpin
besar, sehingga dengan demikian Tuhan memberkati Potifar, Tuhan memberkati segala
milik Potifar, baik yang di dalam rumah maupun yang di ladang (di luar rumah),
berarti; diberkati waktu di dalam, diberkati waktu di luar oleh karena Yusuf,
dengan demikian menjadi kesaksian, baik di dalam maupun di luar.
Kemudian kalau kita perhatikan ayat 6, ada pernyataan yang menarik: “Adapun Yusuf itu manis sikapnya dan elok
parasnya”
Paras yang elok bersumber dari sikap yang manis. Kalau sikap tidak manis,
tentu paras tidak elok.
Mungkin saja wajah cantik, tampan, menawan dan rupawan, tetapi kalau
sikapnya tidak manis, maka parasnya tidak elok untuk dipandang.
Saat Ia
melepaskan segala sesuatu yang Dia punya, langkah selanjutnya adalah;
-
Langkah ketiga: SEBAGAI MANUSIA, IA TELAH MERENDAHKAN
DIRINYA.
1 Petrus 5: 6
(5:6) Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang
kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
Biarlah kita merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat supaya
ditinggikan-Nya pada waktunya.
Kita mengetahui, segala sesuatu yang di atas muka bumi ini ada waktunya,
ada masanya. Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa, selanjutnya ada
waktu untuk merendahkan diri, dan ada waktunya untuk ditinggikan bila tiba
waktu Tuhan.
Ketika kita merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat, dibutuhkan
kerelaan, sebab kalau seseorang tidak merendahkan diri di bawah tangan Tuhan
yang kuat maka akan terjadi gejolak besar.
Saya umpamakan, sebuah pipa air dengan daya yang tinggi, kalau pipa itu
ditutup, maka akan terjadi gejolak yang besar sekali, demikian halnya kalau
tidak merendahkan diri di bawah tangan Tuhan, maka akan terus terjadi gejolak.
Saya kira, kita jauh lebih baik merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang
kuat, dan dengan segala kerendahan hati kita merendahkan diri di bawah tangan
Tuhan yang kuat, sehingga damai sejahtera Tuhan menjadi bagian kita semua.
Saya tidak mengatakan bahwa saya adalah orang yang rendah hati, tetapi
setiap kali saya berada di tengah-tengah pertemuan-pertemuan hamba-hamba Tuhan,
saya berusaha untuk selalu merendahkan diri baik dalam perkataan dan sebagainya.
Memang, ketika kita menempatkan diri di bawah mulai dari perkataan dan
sikap, kita selalu digurui, seolah-olah kita tidak mengetahui apa yang
diucapkannya itu. Tetapi kalau kita tidak menempatkan diri dengan segala kerendahan
hati, di manapun kita berada akan selalu terjadi gejolak.
Saudaraku, mari kita belajar untuk merendahkan diri di bawah tangan Tuhan
yang kuat, mulai dari sejak muda.
Kerendahan hati itu menunjukkan kelamahlembutan seseorang, dan kelemahlembutan
seseorang menunjukkan bahwa Kerajaan Sorga dekat dengannya.
Filipi 2: 8
(2:8) Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib.
Yesus telah
melewati tiga langkah tersebut, dan akhirnya Yesus pun taat sampai mati bahkan
sampai mati di atas kayu salib.
Bandingkan dengan; KESETIAAN YUSUF.
-
Kejadian 37: 27
(37:27) Marilah kita
jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena
ia saudara kita, darah daging kita." Dan saudara-saudaranya mendengarkan
perkataannya itu.
(37:28) Ketika ada
saudagar-saudagar Midian lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu,
kemudian dijual kepada orang Ismael itu
dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu
Yusuf dibawa mereka ke Mesir.
Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya kepada orang Ismael, saudagar-saudagar
Midian, seharga dua puluh syikal perak
Adapun alasan Yusuf dijual adalah ...
Kejadian 37: 10-11
(37:10) Setelah hal
ini diceritakannya kepada ayah dan saudara-saudaranya, maka ia ditegor oleh
ayahnya: "Mimpi apa mimpimu itu? Masakan aku dan ibumu serta
saudara-saudaramu sujud menyembah kepadamu sampai ke tanah?"
(37:11) Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya,
tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya.
Saudara-saudara Yusuf IRI HATI karena mimpi Yusuf.
Artinya; saudara-saudara Yusuf iri hati dan membenci Yusuf karena firman
nubuatan / firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, berarti; Yusuf
teraniaya karena Firman nubuatan / firman para nabi.
Saudaraku, saya tandaskan pada malam hari ini; lebih baik kita ditolak oleh dunia ini karena firman nubuatan, dari
pada diterima oleh dunia ini dengan segala tipu dayanya dan segala
kelicikannya, tetapi akhirnya melepaskan firman nubuatan, firman pengajaran
yang rahasianya dibukakan (kebenaran yang sejati).
Saudaraku, perhatikan firman ini dengan baik. berpegang teguhlah pada
pengajaran mempelai, karena pengajaran mempelai membawa kita menjadi tubuh
Kristus yang sempurna, menjadi mempelai perempuan Tuhan.
-
Kemudian, tidak
berhenti sampai di situ; setelah tiba di Mesir, di rumah Potifar ...
Kejadian 39: 10
(39:10) Walaupun dari
hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf
tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh
dengan dia.
Yusuf tidak bersetubuh dengan isteri Potifar sekalipun dari hari ke hari ia
dibujuk dengan rayaun oleh isteri Potifar, artinya; Yusuf tetap mempertahankan
kesuciannya di hadapan Tuhan.
Kejadian 39: 19-20
(39:19) Baru saja
didengar oleh tuannya perkataan yang diceritakan isterinya kepadanya: begini begitulah aku diperlakukan oleh hambamu itu,
maka bangkitlah amarahnya.
(39:20) Lalu Yusuf
ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan
raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan
di sana.
Akhirnya, Yusuf dipenjarakan oleh Potifar karena difitnah oleh isteri
Potifar sendiri, berarti; dipenjarakan karena mempertahankan kesucian,
teraniaya karena kesucian.
Namun kalau
kita lihat ayat 21-22...
Kejadian 39:
21-22
(39:21) Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan
membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
(39:22) Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua
tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus
dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya.
Yusuf tetap setia mempertahankan firman para nabi, mempertahankan
kesuciannya di hadapan Tuhan, ia tidak putus asa dan kecewa, sehingga oleh
karena kesetiaan Yusuf ini, Tuhan melimpahkan kasih setianya kepada Yusuf.
Kalau kita
setia dalam segala perkara, maka Tuhan akan melimpahkan kasih setia-Nya dan kesetiaan
kita akan semakin berlimpah-limpah di hadapan Tuhan.
Penderitaan
yang dialami oleh Yusuf diawali karena mimpinya, itulah firman nubuatan / firman
pengajaran yang rahasianya dibukakan (pengajaran mempelai dalam terangnya
Tabernakel).
Kemudian, penderitaan
yang berikutnya; karena difitnah oleh isteri Potifar, namun Yusuf tetap setia
di hadapan Allah, sehingga ia pun limpah kasih setia Allah.
Bukti
Tuhan melimpahkan kasih setia-Nya kepada orang yang setia.
Kejadian 39: 21
(39:21) Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan
kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara
itu.
Buktinya; Tuhan menyertai Yusuf (Tuhan membuat
berhasil segala sesuatu) dan Tuhan
membuat Yusuf menjadi kesayangan bagi kepala penjara.
Saya kira ini
adalah bukti otentik atas kelimpahan kasih setia Tuhan kepada Yusuf, dan
biarlah ini terjadi dalam kehidupan saya, juga kehidupan muda remaja, kehidupan
kita semua, tidak terkecuali.
Kejadian 41: 24-25
(41:24) Bulir yang kurus itu memakan ketujuh bulir yang
baik tadi. Telah kuceritakan hal ini kepada semua ahli, tetapi seorang pun
tidak ada yang dapat menerangkannya kepadaku."
(41:25) Lalu kata Yusuf kepada Firaun: "Kedua mimpi tuanku Firaun itu sama. Allah
telah memberitahukan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-Nya.
Yusuf dapat
memberi arti dari mimpi Firaun yang tidak dapat diartikan oleh orang lain oleh
karena limpah kasih setia Tuhan kepada Yusuf.
Yusuf yang dari
sejak semula setia kepada Tuhan, sekalipun ia harus menderita karena mimpi,
namun pada akhirnya ia tertolong karena mimpi, ini menunjukkan kesetiaan Yusuf
kepada Tuhan.
Mimpi à firman para nabi, firman nubuatan = firman pengajaran
yang rahasianya dibukakan / pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel.
Kejadian 41: 34
(41:34) Baiklah juga tuanku Firaun berbuat begini, yakni
menempatkan penilik-penilik atas negeri ini dan dalam ketujuh tahun kelimpahan
itu memungut seperlima dari hasil tanah Mesir.
Yusuf
memberitahukan supaya di tahun kelimpahan, semua orang memungut / mengumpulkan seperlima dari hasil tanah Mesir pada
tujuh tahun kelimpahan.
Kalau kita
berbicara 1/5 (seperlima) = 2/10.
Kejadian 41: 36
(41:36) Demikianlah segala bahan makanan itu menjadi
persediaan untuk negeri ini dalam ketujuh tahun kelaparan yang akan terjadi di
tanah Mesir, supaya negeri ini jangan binasa
karena kelaparan itu."
Dengan
mengumpulkan seperlima dari hasil tanah, maka terlepas dari kebinasaan oleh
karena masa kelaparan yang hebat selama tujuh tahun.
Kesimpulannya; firman nubuatan mampu menyelamatkan Mesir,
gambaran dari dunia.
Saya juga
menghimbau; biarlah di masa kelimpahan ini, kita mengumpulkan seperlima dari
firman Tuhan yang kita terima di hari-hari terakhir ini, untuk melepaskan kita
pada masa kelaparan yang hebat, yang tidak bisa dihindari.
MENERIMA FIRMAN
NUBUATAN, FIRMAN PENGAJARAN YANG RAHASIANYA DIBUKAKAN / PENGAJARAN MEMPELAI
DALAM TERANGNYA TABERNAKEL = MENGUMPULKAN SEPERLIMA (1/5)
UNTUK MENYELAMATKAN DIRI DARI KEBINASAAN, MENYELAMATKAN DIRI DARI MASA
KEPALARAN YANG HEBAT, SEBAB SUATU SAAT NANTI KELAPARAN YANG HEBAT ITU AKAN
TERJADI. PERCAYALAH!
Semoga saudara-saudara
kita yang berada di luar kandang penggembalaan di dalam negeri dan di luar
negeri, kiranya dapat menangkap misi Tuhan melalui firman pengajaran yang
rahasianya dibukakan (pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel), berarti;
tidak puas dengan ibadah pelayanan yang hanya mengutamakan mujizat-mujizat dan
tanda-tanda heran semata, serta tidak hanya mengutamakan teori-teori kemakmuran.
Teori
kemakmuran, artinya; orang Kristen tidak boleh miskin.
Kejadian 41: 37-39
(41:37) Usul itu dipandang baik oleh Firaun dan oleh
semua pegawainya.
(41:38) Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya:
"Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh
Allah?"
(41:39) Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah
telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian
berakal budi dan bijaksana seperti engkau.
Mimpi Firaun
yang diartikan oleh Yusuf dipandang baik oleh Firaun dan oleh semua pegawainya.
Kalau Tuhan
memberi arti rohani lewat firman pengajaran yang rahasianya dibukakakan, yang
telah kita terima pada malam hari ini, yang telah kita terima pada waktu-waktu
yang lalu, yang akan kita terima di waktu-waktu yang akan datang, biarlah kita
hargai, kita pandang baik karena Tuhan mau menyelamatkan kita dari kebinasaan,
dari masa kelaparan yang akan datang nanti, sesuai dengan Amos 8: 11, “"Sesungguhnya, waktu akan datang,"
demikianlah firman Tuhan ALLAH, "Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri
ini, bukan kelaparan akan makanan dan bukan kehausan akan air, melainkan akan
mendengarkan firman TUHAN.”
Setialah pada firman
nubuatan, setialah pada pengajaran mempelai dalam terangnya Tabernakel, setialah
pada firman pengajaran yang rahasianya dibukakan, sebab kalau terjadi pembukaan
rahasia firman Tuhan, maka segala sesuatu yang terselubung akan tersingkap =
hati nurani yang jahat disucikan oleh air yang murni.
Kejadian 41: 44-45
(41:44) Berkatalah Firaun kepada Yusuf: "Akulah
Firaun, tetapi dengan tidak setahumu, seorang pun tidak boleh bergerak di
seluruh tanah Mesir."
(41:45) Lalu Firaun menamai Yusuf: Zafnat-Paaneah, serta
memberikan Asnat, anak Potifera, imam di On, kepadanya menjadi isterinya.
Demikianlah Yusuf muncul sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
Yusuf menjadi
mangkubumi (perdana menteri) atas Mesir, ini menunjukkan bahwa Yusuf berkuasa
penuh atas seluruh Mesir dan akhirnya ia memiliki seluruh Mesir.
Kesetiaan kita
kepada Tuhan akan diakhiri dengan kuasa yang akan kita terima, tetapi kesetiaan
itu harus kita buktikan di hadapan Tuhan;
-
tetaplah
mempertahankan pengajaran mempelai,
-
tetaplah
mempertahankan kesucian di hadapan Tuhan sekalipun difitnah sebagai aniaya,
seperti Yusuf;
ia dijual karena FIRMAN NUBUATAN (MIMPI) dan dipenjarakan oleh Potifar karena
mempertahankan KESUCIAN, sehingga akhirnya Tuhan membuat kita berhasil dan
disukai oleh orang lain, itulah kasih setia Tuhan kepada kita.
TUHAN YESUS KRISTUS
KEPALA GEREJA, MEMPELAI PRIA SORGA MEMBERKATI
Pemberita firman;
Gembala Sidang; Pdt. Daniel U. Sitohang
No comments:
Post a Comment